Anda di halaman 1dari 11

PEMERIKSAAN FISIK

KEADAAN UMUM
Keadaan Sakit
: Tidak tampak sakit/sedang sakit ringan/sedang/berat
Kesadaran
:
Compos mentis : Sadar & berorientasi
Apatis
: Acuh tak acuh
Letargi
: Lesu dan mengantuk
Somnolen
: Tertidur bangun dengan rangsangan nyeri dan tertidur lagi
Sopor
: reflex pupil utuh, rangsang nyeri (+)
Coma
Anemia
:
Sianosis
:
Dyspnoe/Orthopnoe
: Orthopnoe
Oedema Umum
: pitting edema ? Edema pretibial ?
Dehidrasi
: Kembali cepat/sedang/lambat
Keadaan Gizi
: IMT = BB (Kg)/ TB (m2)

BB Kurang
< 18,5

BB normal
: 18,5 22,9

BB lebih
> 23,0

Dengan risiko
23,0 24,9

Obes I
25,0 29,9

Obes II
> 30
Bentuk badan/habitus
:
Akromegali : bentuk tubuh akibat hiperfungsi kelenjar pituitary anterior setelah
tertutupnya epifisi. Kepala tampak lebih besar dari biasanya
Malformation
Kelainan bentuk tulang belakang :
Kifosis
: tl. Belakang kearah belakang yg abnormal ( TB tulang, paget disease)
Lordosis
: tl. Belakang kearah depan yg abnormal ( TB tulang pinggul)
Skoliosis
: lengkung tulang belakang kea rah lateral yg abnormal (Poliomielitis)
Habitus
o Astenikus : kurus
o Atletikus
o Piknikus : Bulat gemuk
Kebersihan
:
Cara Berjalan
:
Cara berbaring/morbiditas
: Berbaring aktif : bias memiringkan badan tanpa kesulitan
Berbaring pasif : vice versa
Umur menurut dugaan pemeriksa :
Nadi/pulse rate
:
- Frekuensi
: 60 100
- Tegangan
:
Sclerosis dan menebal keras dan kaku
- Irama
: Reguler / Irreguler
Kemungkinan
o Sinus Aritmia
: Nadi inspirasi > cepat dr nadi ekspirasi
o Ekstrasistolik
: Nadi sekali2 datang lebicepat (premature) & disusul dengan

suatu istirahat yg panjang


o Fibrilasi atrial
: Tidak teratur
o Blok atrioventikular : biasanya bradikardia
- Gelombang :
- Isi
: Pulsus parvus : kecil
Pulsus tardus : besar
Ekual : biar tetap sama
unekual = tdak sama
- Kualitas
: Tergantung tekanan
o Pulsus celar : selisih tekanan sistolik dan diastolik cukup besar, pengisian dan
o pengosoongan denyut nadi teraba mendadak
o Pulsus dartus : vice versa
Keadaan lain :
Pulsus paradoksus
: inspirasi nadi melemah, ekspirasi keras (pericarditis adhesive)
Pulsus alternans
: silih berganti ada denyut nadi lemah dan denyut nadi kuat ( CHF,
penyakit arteri koronaria, HT, & takikardia proksimal)
Pulsus bigeminus
: Terdapat dua denyut berturut-turut setelah itu pause (intoksikasi
digitalis)
Pernafasan
- Frekuensi
:
- Irama
:
- Tipe
:
Berat badan
:
kg
Tinggi badan
:
cm
0
Tempratur
:
C
Tekanan darah
:
mmHg

Kulit
Warna
Lesi primer
Lesi sekunder
o
o
o
o
o

: Anemia, Ikterus, Hiperpigmentasi, Vitiligo, Sianosis


Makula : Perubahan warna pada kulit yang jelas batasnya tanpa ada penonjolan
Papula : tonjolan kecil batas jelas, cairan
Vesikula : papul dengan cairan serosa
Pustula : papul dengan cairan pus
Bula
: Vesikula dengan ukuran lebih besar ( pada luka bakar)
Nodul : tonjolan padat berbatas tegas, lebih besar dari papula
Tumor

Skuama eksfolisasi epidermis/mengelupasnya epidermis


Ekskoriasi
: Lapisan epidermis yang lecet karena trauma mekanik, karena digaruk
Fisura
: Celah memanjang ke dalam epidermiskadang sampai di korium
Krusta
Timbul serum, pus atau darah yang mongering
Skiatriks
: Pembentukan jaringan ikat baru, sebagai pengganti kerusakan jaringan
korium
o Ulkus
: Luka yang menembus epidermis koruum biasanya disertai nekrosis
Perubahan Lokal
o Angioma
o Nevi
o Sider Nevi

o Striae
Efloresensi
Pigmentasi
Jaringan Parut
Turgor
Keringat
- Umum
:
- Setempat
:
Pertumbuhan rambut
Lapisan Lemak
Ikterus
Lembab/kering

:
:
:
:

Kelenjar Getah Bening


Submandibula
Leher
Subclavicula
Axilla
Anal
Inguinal

:
:
:

Lain-lain :

:
:
:
:
:
:

PEMERIKSAAN ORGAN
1. Kepala
Bentuk
:
Deformasi
:
Ekspresi
: wajar, sedih cemas, takut, tenang, gelisah
Perdarahan Temporal :
Simetri muka : Asimetris ( paresis N. VII)
Nyeri tekan
:
Rambut
:
Rambut rontok Pada penyakit infeksi berat ( demam tifoid) atau penyakit endokrin (DM<
miksidemia )
o Muka pada miksedema biasanya membengkak ( tidak melekuk ke dalam pada tekanan
jari pemeriksa), bibir dan lidah tampak menebal dengan kesadaran yang somnolen
2. Mata

Exopthalmus
: tiroktoksikosis, thrombosis sinus kavernosus
Enopthalmus
: Dehidrasi, sindrom Horner
Xeroftalmia
: keadaan lanut akibat avitaminosis A, kornea kering, kesannya menjadi lunak
Arkus
Ulkus
Kelopak
: Ptosis, Xantelasma ( peninggian kadar lemak), Blefaritis, Edema, Perdarahan
Pupil
: Isokor, miosis, midriasis, Refleks cahaya
Conjunctiva
:
Pinguekula : Bercak putih kekuningan, terdiri atas jaringan ikat, berjalan pada kedua sisi
kornea
( pada hiperlipidemia
Flikten ( Nodul kecil, banyak satu atau lebih, warna abu2 agak jkuning
Becak bitot : beercak segitiga pada kedua sisi kornea, warna pucat keabuabuan , berisi epitel
kasar dan kering, kadang2 karen mikrorganisme , pada avitaminosis A
Radang
Anemia
Visus
:
Palbebra
:
Gerakan
: Strabismus konvorgen : cenderung kea rah lateral, Divergen : vice versa
Bulbi
:
Lap. Pandang :
3. Telinga
Lubang
Selaput
Pendengaran

:
:
:

Tophi
:
Nyeri tekan :
Promastoideus :

4. Hidung
Bagian luar
Septum
Selaput Lendir

:
:
:

Ingus
:
Penyumbatan :
Perdarahan
:

5. Mulut
Bibir
: Pucat, sianosis, fisura, Keilitis ( tanda radang pada bibir), Herpes
Selaput lendir
: Stomatitis
Afte : lesi kecil- ecil 1 10 mm pada selaput lender, mula2 sebagai vesikel kemudian
timbul infeksi sekunder, membentuk ulkus dangkal
Leukoplakia : bercak keputihan akibat epitel yang menebal
Gigi-Geligi
: Jumlah, macam karise dan abses alveoli
Pharynx
:
Gusi
:
Tonsil
:
Lidah
: Berselaput ( demam tifoid), tremor, basah atau kering ( dehidrasi) papil jelas
atrofi
Bau pernafasan : Aseton ( DM ketoasidosis)
Amoniak : koma uremikum, Gangren ; abses apru, Faetor hepatic : koma hepatik
6. Leher
Kel. Getah bening
:
Tekanan vena
: Pulsasi vena
Kel. Gondok
:
Besarnya, bentuk ( normal, difusa nodular), konsistensi ( kenyal, keras, kista) bising?
Kaku kuduk
:

Trachea
7. Dada
Bentuk
Buah dada
Nyeri ketok

: Simetris
: simetris ,
:
:

Tumor

Pembuluh darah
Nyeri tekan :
Krepitasi

:
:

8. Paru-paru
Sesak nafas
Takipnea : nafas cepat
Hiperpnea : nafas dalam
Ortopnea : sesak pada posisi tidur
Platipnea : sesak pada posisi tegak
Trepopnea : sesak pada posisi berbaring ke kiri/kanan
Gangguan system pernapasan
Penyakit sal. Napas
: asma bronkial, POK, penyumbatan sal. Napas
Peny. Parenkim paru
: pneumonia, Acute respiratory distress syndrome, peny.
Interstitial paru
Peny. Vascular paru
: emboli paru
Peny. Pleura
: pneumotoraks, efusi pleura

Gang. S. CV
Meningkatnya tekanan vena pulmonalis : gagal jantung kiri
Penurunan curah jantung
Anemmia berat
Anksietas/psikosomatik
Gang. Pada s. neuromuskuloskeletal : polimiositis, miastenia grais, s. Guillian Baarre,
kifoskoliosis
Batuk
Reseptor iritasi : terletak di laring, trakea dan bronkus besar
Penyakit yang msbbkn
Iritasi jalan napas : terisap : asap
Aspirasi : cairan lambung, sekren
Post nasal drip
Peny, jalan napas :
ISPA, bronchitis akut/kronik , bronkiektasi, neoplasma, kompresi eksternal (oleh KGB,
tumor) asma bronkial
P. parenkim paru : penumnoia , abses paru, peny. Intertisial paru
CHF
Drug induced : penghambat ACE
Hemoptisis
P. jal. Napas : bronchitis akut/kronik, bronkiektasis, karsionoma bronkus
P. parenkim paru : TB, abses paru, pneumonia, misetoma
P. vascular : emboi paru, HT pulmonal
Lain-lain : gang. Koagulasi, endometriosis paru

Nyeri dada
Nyeri pleuro parietal dan nyeri diafragma dan nyeri diafragma lebih terasa pada waktu
inspiras
Nyeri diafragma penjalarannya sampai ke daerah bahu
Nyeri dada karena radang pleura banyak terdapat pada p. pneumonia, emboli paru
Keluhan

DEPAN
Kanan
Inspeksi :
Bentuk dada
1. Normal
2. Dada paralitikum
Dada kecil, diameter sagittal pendek
ICS semppit, iga lebih miring
Angulus cosate <90

Kiri

Terdapat pada pasien malnutrisi tuberculosis


3. Dada emfisema (Barrel shape )
Dada mengembung, diameter sagittal besar
Tulang punggung melengkung (kifosis)
Angulus cosatae > 90
4. Pectus excavatum : dada dengan tl. Sternum yang mencekung ke dalam
5. Pectus carinatum (pigeon chest atau dada burung) dada dengan tl. Sternum menonjo ke depan
6. Pectus excavatum dan pectus carinatum terlihat pada pemeriksaan depan

Kelainan lain : kulit : Warna, bitnik-bintik , spider nervi, tonjolan tumor, bekas2 jar. Parut,
luka operasi,
Bendungan vena
Emfisema subkutis
Ginekomastia
Penyempitan / pelebaran ICS

Sifat pernapasan
Torakal
Abdominal
Kombinasi

:
: pada pasien PPOK lanjut
: Torako-abdominal : toraks lebih dominan .
abdomino torakal : vice versa
Pursed lips
: Pernapasan seperti menghembus sesuatu melalui mulut
Pernapasan cuping hidung : pasien pneumonia

Irama :
Cheyne Stokes : apnea dan hiperepnea ( pernapasan mula2 kecil amplitudonya kemudian
cepat memebesar kemudaian kecil lagi. Pada hipoksia kronik
Biot
: tidak teratur mengenai cepat dan dalamnya

Clubbing
: peny. Paru supuratif dan ca. paru
Sianosis perifer : pada kuku jari tangan : hipoksemia
Karat nikotin
: pada perokok berat
Otot 2 tangan dan lengan yg mengecil krena penekanan n. torakik I oleh tumor paru di
apeks paru

Sputum yg purulen dan jumlah yang banyak terdapat pada bronkiektasis.


Sputum warna merah muda berbusa (pink frothy) pada edema paru ( gagal jantung)
Sputum berdarah (hemoptisis) pada peny. Tb paru, kanker paru, bronkiektasis

Palpasi
Pembesaran KGB : terdapatny pros. Di daerah paru : ca. paru
Stem fremitus
: normal, melemah, mengeras
Keadaan melemah : empyema, hidrotoraks, atelectasis
Mengeras
: penyakit infiltrate (pneumonia, TB paru aktif, kavitas

Perkusi
Bunyi ketokan yang didapat
Sonor (resonant) : Normal
Pekak
: Pada jaringan tanpa udara : tumor paru (tumor paru, penebalan pleura)
Redup
: Bagian padat jaringan lebih banyak dari udara didalamnya ( infiltrate,
konsolidasi, cairan di rongga pleura
Hipersonor bila udara lebih banyak dari pada jar. Padat ( pada emfisema paru, kavitas
besar yang letaknya di tepi pneumotoraks, bula yang besar
Timpani terdengar pada perkusi lambung

Batas paru hati

: bunyi sonor dari paru selanjutnya menjadi redup pada garis


midklavikula dir paru pada ICS 6. Peranjakan antara ekspirasi dan
inspirasi yg normal : 2 jari
Batas paru lambung : perubahan sonor ke timpani pada garis aksilaris anterior : pada ICS 8
Batas paru belakang bawah pada garis skapila : setinggi v. torakalis 10 untuk paru kirai
dan
1 jari lebih tinggi dari paru kanan

Auskultasi :
Menurunnya suara napas pada peny. Emfisema paru, pneumotoraks, penebalan pleura dan
penebalan otot2 dada/ lemak pada obesitas

Ves
Bronkial : Alveoli terisi eksudat konsolidasi tapi lumen bronkus atau bronkial masih
terbuka. Inspirasi = ekspiras( terdapat bagian atas daerah efusi pleura)
Bronkovesikular : Bunyi yang terdengar antara vesicular dan bronkial dimana ekspirasi
lebih memanjang lebih keras, lebih tinggi nadanya dan lebih
memanjang hingga menyamai inspirasi (pada BP, TB paru)
Amforik
: Pada aktivitas besar : letaknya perifer dan berhub, dengan bronkus,
terdengar seperti tiupan dalam boto kosong
Ronki kering
: terjadi karena getaran dalam lumen sal napas akibat penyempitan.
Terdapat pada mukosa atau adanya secret kental atau lengket.
Ronki basah (rales) : aliran udara melewati cairan
Halus, sedang/ kasar tergantung besarnua bronkus
Kreputasi
: Pada fibrosis paru, emfisema
Basah nyaring (infiltrate) atau tidak nyaring , pada edema paru

Jantung
Inspeksi :
Simetris, abnormal pada voussure cardiaque ( pectus carinatum : penonjolan setempat
yang lebar didaerah pericardium , antara sternum dan apeks kordis . kadang
memperlihatkan pulsasi jantung
Pulsasi :
iktus kordis ( ICS 5, medial garis midklavikularis sinistra) bila pada saat sistolik retraksi
kedalam dan bila saat diastolik retraksi keluar ( Iktus kordis negative) terjadi pada
pericarditis adhesive

Broadbent sign (retraksis sistol pada sela iga terbawah s/d ICS II + retraksis sistolik dari
ujung sternum terjadi pada pericarditis adhesive atau hipertrofi jantung

Palpasi :
Iktus kordis
Thrill
Perkusi

: Kelainan katup aliran turbulen kasar dalam jantung / PD besar


Tentukan thrill saat sistol / diastole

Batas jantung dextra


Batas paru hati
: midklavikula line dextra + 2 jari ke sternum. Sonor redup
Batas jantung sisnistra : garis aksilaris anterior sinistra + 2 jari diatasnya ke sternum
sonor redup
Normalnya
: medial dari garis midklavikula kiri + 2 jari diatas paru hati
Pinggang jantung
Arah atas ke bawah . parasternum kiri. Normalnya ICS 3 kiri, ke atas
Redup pekak ( pekak absolut jantung). Redup mulai pada garis sternum kanan. ICS 5 kiri batas
luar apeks ordis. Redup 7 9 cm garis midsternim
Auskultasi
:
Posisi kepala sudut 30 derajat
Bell
: suara rendah,
BJ
Lokalisasi :
Katup mitral
Katup pulmonal
Katup aorta
Katup tricuspid
o
o
o
o

diapraghm : suara keras

: Iktus kordis
: ICS 2 tepi kiri sternum
: ICS 2 tepi kanan sternum
: ICS 4 dan 5 tepi kanan dan kiri sternum pada bagian ujung sternum

S1 sistolik : katup mitral & K. tricuspid tertutup. K. aorta & pulmonal terbuka
S2 diastol : vice versa
BJIII
: derap kuda, gallop rhytm
BJ IV (atrial gallop). BJIV kontraksi atrium atrium lebih kuat

Aritmia kordis : irama jantung tidak teratur


Bising jantung terjadi karena getaran-getaran dalam jantung atau dalam pembuluh-pembuluh
darah besar dekat jantung akibat aliran darah yang melalui suatu penyempitan atau akibat aliran
darah balik yang abnormal (regurgitasi)
Harus diperhatikan :
Fase dimana bising itu terhadi dan saat bising tersebut
Intensitas dan nada bising
Bentuk (tipe bising) serta lama dan saatnya bising
Lokasi bising dengan punctum maximumnya serta rah penjalaran bising adalah tempat dimana
bising itu terdengar paling keras

Apakah bising terdengar berubah-ubah menurut posisi badan atau pernapasan

Bising sistol
- Tipe ejeksi : karena aliran darah yang dipompakan melalui bagian yang menyempit dan
mengisi sebagian fase sistolik (pada stenosis aorta di mana bising mempunyai punctum
maximum di daerah aorta dan menjalar ke apeks kordis
- Tipe pansistolik timbul akibat aliran balik yang melalui bagian jantung yang masih
terbuka (seharusnya dalamm keadaan tertutup pada kontraksi jantung) dan mengisi
seluruh fase sistol ( pada insufisiensi mitral terdengar dengan punctum maximum di
apeks dan menjalar ke lateral bawah
Bising Diastolik
- Mid diastolik : terdengar kurang lebih pada pertengahan fase diastilik. Bila terdengar
dengan punctum maximum di apeks L stenosis mitral
- Early diastolic : terdengar segera sesudah BJ II. Terdengar di daerah basal jantung,
disebabkan insufisiensi aorta . Timbul akibat aliran balik pada katup aorta
- Pre systolic terdengar pada akhir fase diastolik, tepat sebelum BJ I. Terdapat pada
stenosis mitral dengan puntum maximumnya di apeks kordis
Derajat nya
o bising sangat pelan
o Cukup pelan
o Agak keras
o Cukup keras
o Sangat keras
o Sekeras-kerasnya
Lokasi :
Pembuluh Darah
a. Temporalis
:
a. Carotis
:
a. Brachialis
:
a. Radialis
:

a. Femoralis
a. Poplitea
a. Tibialis posterior
a. Dorsalis pedis

:
:
:
:

9. Perut
Titik Mc. Burney : titik pada dinding perut kuadran Kanaan bawah yang terletak pada 1/3
lateral dari garis yang menghubungkan SIAS dengan umbilicus.
Garis schuffner : garis yang menghubungkan titik pada arkus kosta kiri dengan umbilicus
(dibagi 4) dan garis ini diteruskan sampai SIAS kanan yang merupakan
titik VIII. (untuk pembesaran limpa
Inspeksi
: Simetris, pergerakan dinding perut,
Bila terlihat adanya gerakann peristaltic dan dilatasi sebagai akibat obstruksi lumen usus baik oleh
tumor, perlengketan, strangulasi maupun hiperperistalti sementara akibat skibala
Bentuk dan ukuran
Starvasi : skopoid (cekung dan tipis)
Buncit : dapat disebabkan ileus paralitik, meteorismus, asites, kistoma ovarii, graviditas
Palpasi
Perkusi

Normal

: Nyeri tekan
:
: timpani, kecuali di daerah hati pekak

Shifting dullness : pekak berpindah


Asites
: puddle sign, knee chest position

Auskultasi
Hati

: BU ningkat pada ileus obstruktif, tinggi dan metal


Lemah, jarang ileus paralitik
: normal ICS 6
Hepatomegaly ? lebar jari tangan bawah lengkung iga,
keadaan tepi hati (tajam : hepatitis akut, tumpul : tumor hati ),
konsistensi , kenyal, keras (tumor hati),
permukaannya (tumor hati, berbenjol) nyeri tekan ?

Limfa
:
S1 s/d S-VIII.
Konsistensi ? kenyal (splenomegaly karena hipertensi portal , keras (malaria
Ginjal
:
Ballotement : teraba : tumor dan hidronephrosis

Anda mungkin juga menyukai