Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Uang merupakan alat yang sah sebagai pembayaran dalam


melakukan transaksi jual beli dan setiap negara pasti memiliki mata
uang sendiri yang nilainya tidak sama antara mata uang satu negara
dengan negara yang lain. Untuk itulah adanya kurs tukar atau nilai
tukar yang disepakati antar dua negara yang tukar- menukar mata
uang masing- masing negara tersebut. Saat ini, Indonesia sedang
diguncang oleh terus melemahnya kurs rupiah Indonesia terhadap
dolar Amerika Serikat. Kurs tukar rupiah yang terus melemah
terhadap dolar sangat berdampak pada perekonomian Indonesia, baik
itu berdampak positif maupun berdampak negatif. Dolar Amerika
Serikat yang merupakan patokan mata uang di seluruh dunia. Keadaan
rupiah pada tanggal 3/10/2016 di angka 13.014 per dolar AS1, namun
pada tanggal 4/10/2016, nilai tukar rupiah kembali menguat di angka
12.987.2 Sifat pasar yang gemar menaikkan harga- harga ketika dolar
naik dan tidak pernah menurunkan harga- harga ketika dolar turun
membuat sebagian masyarakat Indonesia merasa kehidupannya
terancam. Hal ini dikarenakan ketika harga- harga kebutuhan naik
tidak diimbangi pula dengan naikknya pendapatan.

http://bisnis.liputan6.com/read/2616689/sempat-tertekan-rupiah-kembali-menguat-ke-13014per-dolar-as
2
http://bisnis.liputan6.com/read/2617616/rupiah-kembali-ke-level-12900-per-dolar-as

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja faktor- faktor yang mempengaruhi melemahnya nilai tukar
rupiah Indonesia?
2. Apa saja dampak positif melemahnya nilai tukar rupiah Indonesia
bagi perekonomian Indonesia?
3. Apa saja dampak negatif melemahnya nilai tukar rupiah Indonesia
bagi perekonomian Indonesia?
4. Bagaimana upaya pemerintah dalam mengendalikan melemahnya
laju nilai tukar rupiah Indonesia?

C. TUJUAN
1. Mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi melemahnya nilai
tukar rupiah Indonesia.
2. Mengetahui dampak positif melemahnya nilai tukar rupiah Indonesia
bagi perekonomian Indonesia.
3. Mengetahui dampak negatif melemahnya nilai tukar rupiah Indonesia
bagi perekonomian Indonesia.
4. Mengetahui upaya pemerintah dalam mengendalikan melemahnya
laju nilai tukar rupiah Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENYEBAB MELEMAHNYA NILAI TUKAR RUPIAH.


Dalam perdagangan internasional, kurs mata uang dapat diartikan
sebagai perbandingan nilai antar mata uang di setiap negara dengan
negara lain. Nilai tukar atau nilai kurs merupakan sebuah perjanjian
yang dikenal sebagai nilai tukar uang terhadap pembayaran saat ini
atau di kemudian hari, antara mata uang masing-masing negara. Setiap
negara selalu menginginkan nilai mata uangnya stabil terhadap mata
uang di negara lain, namun untuk mencapai hal tersebut tidaklah
mudah. Menguat atau melemahnya nilai tukar mata uang tidak hanya
ditentukan oleh kondisi dan kebijakan ekonomi dalam negeri, akan
tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian negara lain yang
menjadi mitra dalam perdagangan internasionalnya serta kondisi nonekonomi seperti keamanan dan kondisi politik.
Berikut

merupakan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

melemahnya nilai tukar rupiah Indonesia terhadap dolar Amerika


Serikat :
Perekonomian Indonesia yang kurang mapan
Rupiah termasuk soft currency, yaitu mata uang yang mudah
terdepresiasi (depresiasi; melemahnya nilai mata uang suatu negara
terhadap mata uang negara lain yang dtentukan oleh mekanisme
pasar) karena pereknomian di negara asalnya kurang mapan. Mata
uang negara- negara berkembang umumnya adalah mata uang tipe ini,
sedangkan mata uang negara maju seperti Amerika Serikat
3

disebut hard currency, karena kemampuannya untuk mempengaruhi


nilai mata uang yang lebih lemah. Selain itu sebagai salah satu negara
berkembang, Indonesia berbagi sentimen dengan negara berkembang
lainnya. Artinya, ketika sentimen terhadap negara-negara berkembang
secara umum baik, maka nilai rupiah akan cenderung menguat.
Sebaliknya, ketika negara-negara berkembang yang lain banyak
terjadi kerusuhan, bencana, dan lain sebagainya, maka rupiah akan
melemah.
Pelarian modal (Capital Flight)
Modal yang beredar di Indonesia, terutama di pasar finansial,
sebagian besar adalah modal asing. Ini membuat nilai rupiah sedikit
banyak tergantung pada kepercayaan investor asing terhadap prospek
bisnis di Indonesia. Semakin baik iklim bisnis Indonesia maka akan
semakin banyak investasi asing di Indonesia dan dengan demikian
rupiah

akan

semakin

menguat.

Sebaliknya,

semakin

negatif

pandangan investor terhadap Indonesia, rupiah akan kian melemah.


Mari ambil contoh pemotongan stimulus yang dilakukan oleh Bank
Central Amerika Serikat, The Fed, baru-baru ini. Kebijakan uang
ketat (tight money policy) tersebut membuat investor memindahkan
investasinya dari Indonesia kembali ke barat sehingga kemudian
diikuti oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Ketidakstabilan Politik-Ekonomi di Indonesia
Faktor yang paling mempengaruhi Rupiah adalah kondisi politikekonomi. Performa data ekonomi Indonesia, seperti pertumbuhan
PDB (Produk Domestik Bruto/Gross Domestic Product), inflasi, dan
neraca perdagangan, juga cukup mempengaruhi rupiah. Pertumbuhan

yang bagus akan menyokong nilai rupiah, sebaliknya defisit neraca


perdagangan yang bertambah akan membuat rupiah terdepresiasi. Dua
sisi dalam neraca perdagangan, impor dan ekspor, sangat penting
disini. Inilah sebabnya kenapa sangat penting bagi Indonesia untuk
menggenjot ekspor dan mengurangi ketergantungan pada produk
impor, defisit neraca perdagangan Indonesia dan tingginya inflasi
yang menyebabkan kebutuhan akan dolar meningkat tajam karena
impor lebih besar daripada ekspor.
Kultur bangsa yang cenderung konsumtif dan boros
Kultur bangsa yang cenderung konsumtif dan boros serta public
policy terkait utang. Pemerintah akan kesulitan berutang di dalam
negeri, maka kekurangan akan ditutupi dengan berutang ke luar
negeri. Maka karena utang harus dibayar dengan mata uang dolar,
nilai tukar rupiah terhadap dolar dipastikan melemah.

B. DAMPAK POSITIF MELEMAHNYA NILAI TUKAR RUPIAH


INDONESIA BAGI PEREKONOMIAN INDONESIA
Nilai gaji dalam Dolar AS akan meningkat
Kurs Rupiah melemah membuat nilai gaji dalam bentuk Dolar
AS atau mata uang asing lainnya jadi meningkat saat ditukarkan
dengan Rupiah. Kiriman bulanan TKI sebesar 500 USD ke
keluarganya di Indonesia, misalnya. Saat kurs Rupiah Rp 12.000,00
per Dolar AS maka jumlah itu hanya akan setara dengan sekitar Rp
6.000.000,00 ; tetapi bila kurs Rupiah melemah hingga Rp 13.000,00
per Dolar AS maka nilainya akan meningkat jadi sekitar Rp

6.500.000,00. Hal ini dengan sendirinya akan meningkatkan


pendapatan dan kesejahteraan keluarga Indonesia yang kebetulan
kerabatnya bekerja di luar negeri.
Meningkatkan daya saing produk Made in Indonesia di luar negeri
Jika kurs rupiah melemah, harga produk Indonesia akan makin
murah bagi konsumen yang berdomisili di luar negeri. Secara teoritis,
hal ini bisa meningkatkan pangsa pasar bagi produk-produk Made In
Indonesia. Selain itu, perusahaan berorientasi ekspor menerima
pembayaran dari luar negeri dalam bentuk Dolar AS yang nilainya
semakin tinggi seiring melemahnya Rupiah. Dengan sendirinya,
kondisi ini bisa meningkatkan ekspor Indonesia. Meningkatnya daya
saing produk Made In Indonesia di luar negeri ini berpotensi memicu
ekspor

Indonesia

dan

menguntungkan

perusahaan-perusahaan

berorientasi ekspor jika biaya produksi barang-barang ekspor itu


sendiri bisa dijaga dalam kisaran normal dan produk Indonesia disukai
di luar negeri.
Selisih nilai tukar kurs lebih bagi pengekspor di Indonesia
Saat pengekspor telah mengekspor produknya ke luar negeri
secara kredit sebesar USD $ 6,000.00 umpamakan kurs rupiah pada
saat pelunasan Rp 12.000,00 berarti pengekspor akan menerima
pelunasan sebesar Rp 72.000.000,00 ( dalam rupiah ). Akan tetapi jika
kurs rupiah menjadi Rp 13.000,00 maka pengekspor akan menerima
pelunasan sebesar Rp 78.000.000,00 ( dalam rupiah jika ditukarkan
saat itu. Ini berarti ada selisih lebih piutang sebesar Rp 6.000.000,00.
Harga barang konsumsi impor akan naik

Bagi barang-barang impor dari jenis barang konsumsi, mungkin


bagus. Jika harga buah-buahan impor naik misalnya, maka orang
mungkin akan tertarik untuk membeli buah-buahan lokal yang lebih
murah dan segar. Jika masyarakat lebih suka buah lokal, maka impor
buah pun akan turun. Pendapatan importir buah ikut anjlok, tetapi di
saat yang bersamaan akan menggeser rejeki bagi petani dan pedagang
buah lokal. Hal ini memungkinkan pendapatan petani lokal akan
bertambah.
Menumbuhkan Perilaku Hemat Pada Masyarakat
Kita semua sadar jika masyarakat Indonesia memiliki sifat
konsumtif yang sangat tinggi. Sedikit-sedikit ingin membeli barang
yang katanya lebih bagus, lebih hebat, dan lebih-lebih lainnya. Kita
gampang sekali termakan iklan hingga akhirnya tabungan harus rela
diusik ketenangannya. Saat dolar naik tak terbendung lagi seperti
sekarang, dengan sangat terpaksa kita harus hemat dalam membeli
barang-barang. Terutama yang berasal dari luar negeri.
Jika kita terus saja boros, kebutuhan selama sebulan tidak akan
mencukupi, bahkan bisa jadi minus. Untuk itu, saat dolar sedang naik
daun seperti sekarang, anggap saja kita sedang puasa. Menahan diri
untuk tidak membeli ini itu. Tabung saja uangnya dan belanjakan satu
atau dua bulan lagi saat nilai tukar rupiah terus menguat terhadap
dolar. Hemat tidak akan membuat kita mati, kok. Apa lagi sampai jadi
orang yang pelit dan terlalu perhitungan.
Menjadikan Kreativitas Indonesia Melejit Tanpa Batas
Salah satu faktor penguat dolar di pasar valuta asing adalah
imbas dari devaluasi mata uang China, yuan. Akibat devaluasi ini,

nilai yuan jadi menurun di pasaran global. Produk-produk China pun


mau tidak mau mengalami penurunan harga. Hal ini mengakibatkan
tingkat invasi produk China ke negara-negara seluruh dunia
meningkat, salah satunya di Indonesia. Benda-benda yang berasal dari
China saat ini telah menguasai Indonesia. Sekarang bayangkan jika
invasi itu meningkat hingga berkali-kali akibat ulah si dolar.
Produk indonesia harus bisa bersaing dengan produk China yang
melimpah. Kita semua dituntut untuk lebih kreatif lagi membuat suatu
inovasi baru. Jika tidak, pasar lokal Indonesia akan kebanjiran produk
China yang murah meriah dan jumlahnya sangat banyak. Momen
berkuasanya dolar ini harusnya digunakan oleh pelaku kreatif untuk
lebih mengasah kemampuannya. Dengan begitu, kita semua tak akan
khawatir jika benda berlabel made in China itu menyesaki pasar
indonesia.
Bijak Dalam Melakukan Kredit
Indonesia dikenal sebagai negara yang gemar sekali utang
kepada lembaga asing atau mungkin negara lain yang telah maju.
Utang ini katanya digunakan untuk menutupi kebutuhan negara
yang kian meningkat. Mau tidak mau pemerintah harus utang meski
sebelumnya dimaki-maki oleh rakyatnya. Momen kenaikan dolar yang
super ini harusnya digunakan oleh pemimpin ini untuk bijak dalam
melakukan utang kepada lembaga luar negeri. Karena semakin banyak
utang, semakin besar pula tanggungan yang harus dilunasi.
Terlebih utang ini dalam bentuk dolar. Jika rupiah makin lemah
seperti ini, utang kita nilainya akan semakin fantastis. Bisa-bisa
negara ini mengalami krisis moneter yang membuat seluruh warganya

menderita. Pemerintah mau tidak mau harus mengurangi perilaku


utang ke luar negeri. Dolar tak terbendung lagi saat ini, jika mau
semuanya terkontrol harus belajar hemat.
Sektor Pariwisata Akan Mengalami Peningkatan
Sektor pariwisata ternyata juga mendapatkan imbas yang cukup
besar dari naiknya nilai tukar dolar terhadap rupiah. Akan banyak
sekali turis yang datang atau berbelanja di Indonesia karena
murahnya biaya hidup di sini. Jika sebelumnya 100 dolar sama
dengan 1,2 juta rupiah, saat ini 100 dolar menjadi 1,4 juta rupiah.
Selisih yang cukup signifikan ini akan menguntungkan mereka yang
menggunakan dolar untuk berwisata.
Meski demikian, efek untuk sektor pariwisata biasanya musiman.
Dolar tak akan selamanya berada di puncak kemenangannya, bisa jadi
beberapa bulan kemudian akan terjun. Itulah mengapa saat dolar naik,
orang-orang dari sektor pariwisata akan gencar melakukan promosi.
Semakin banyak turis yang datang artinya geliat pariwisata di
Indonesia akan semakin bagus. Dampaknya, keuntungan besar bisa
diterima Indonesia dari sektor yang mulai berkembang ini.

C. DAMPAK NEGATIF MELEMAHNYA NILAI TUKAR RUPIAH


INDONESIA BAGI PEREKONOMIAN INDONESIA.
Beban Hutang Negara Dan Swasta Makin Berat
Pemerintah

seringkali

perlu

berutang

guna

menjalankan

pembangunan, baik secara langsung ke lembaga atau negara tertentu,

maupun dengan menerbitkan obligasi (surat utang). Perusahaanperusahaan swasta pun seringkali perlu berutang dulu untuk
mengembangkan usahanya. Jika utang- utang ini dilakukan dalam
bentuk Dolar AS, maka pengembaliannya pun harus dilakukan dengan
mata uang yang sama, walaupun kurs Rupiah saat pengembalian utang
berbeda dengan saat pemberian hutang. Namun selama beberapa
tahun terakhir ini, Pemerintah lebih banyak berhutang dalam Rupiah,
sehingga risiko krisis jadi lebih kecil. Walaupun demikian, sebagian
hutang Pemerintah Indonesia masih ada yang berdenominasi Dolar
AS, begitu pula banyak sekali utang- utang perusahaan swasta dalam
mata uang tersebut, sehingga ketika kurs Rupiah melemah akan tetap
terasa efeknya.
Harga bahan baku impor akan naik
Kenaikan harga barang impor ini akan buruk sekali bagi industri
yang berbahan baku impor, misalnya industri tempe dan tahu.
Kebutuhan kedelai Indonesia sebagian besar dipenuhi dari impor,
sehingga bila kurs Rupiah melemah terus menerus, maka harga
kedelai akan makin menjulang tinggi dan dampaknya harga tempe dan
tahu naik, serta industrinya terancam gulung tikar. Semakin banyak
industri berbahan baku impor di Indonesia, maka dampak kurs rupiah
melemah terhadap perekonomian akan semakin berat. Selain karena
perusahaan-perusahaan

di

industri

itu

terancam

tutup,

para

pegawainya bisa di-PHK dan pertumbuhan ekonomi juga terancam


melambat. Padahal jumlah industri berbahan baku impor ini banyak
terdapat di Indonesia.

10

D. UPAYA
PEMERINTAH
DALAM
MENGENDALIKAN
MELEMAHNYA LAJU NILAI TUKAR RUPIAH INDONESIA.
Menerapkan kembali UU No 7/ 2011.
Salah satu upaya nyata yang dilakukan pemerintah untuk
menanggulangi pelemahan rupiah adalah menegakkan kembali UU
No 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. UU tersebut dengan tegas
menetapkan bahwa setiap transaksi harus dilakukan dengan mata uang
rupiah. Bila berhasil dilaksanakan sepenuhnya, tentu rupiah akan
terjaga dari tekanan fluktuasi. Jadi, di dalam negeri akan dilarang
bertransaksi dengan dolar.
Mendongkrak ekspor
Ekspor industri, terutama industri manufaktur, menjadi fokus
pemerintah karena sektor tersebut dapat memberikan nilai tambah
pada kegiatan ekspor. Upaya untuk meningkatkan ekspor industri
manufaktur ini sangat menjadi perhatian pemerintah, mengingat sektor
industri manufaktur merupakan sektor yang memberikan nilai tambah
tinggi bagi kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan ekspor. Untuk
mendukungnya, pemerintah telah melakukan revisi terhadap berbagai
peraturan yang terkait dengan ekspor. Terutama di sektor produksi
tekstil, sepatu, serta kertas. Pemerintah juga mempertimbangkan
pemberian fasilitas untuk barang-barang modal yang masuk ke dalam
negeri, agar dapat membantu dunia usaha mempertahankan daya saing
produk-produknya, terutama produk ekspor. Peningkatan ekspor
sangat penting untuk memperkuat nilai tukar rupiah, karena sangat
sulit untuk menekan atau menghentikan aktivitas impor di era
perdagangan bebas saat ini. Salah satu langkah yang bisa dilakukan
pemerintah untuk mengatasi persoalan tersebut adalah dengan

11

menyiapkan seluruh struktur ekonomi nasional untuk mampu berasing


di era perdagangan bebas.3
Perkuat modal industri berbahan baku domestik untuk
mengoptimalkan ekspor
Menjaga kestabilan harga makanan pokok agar kualitas hidup
masyarakat terjaga
Meningkatkan produktivitas pertanian dan perkebunan domestik
sebagai bahan konsumsi nasional
Meningkatkan iklan wisata untuk menarik wisatawan
mancanegara.
Mengalihkan subsidi Bahan Bakar Minyak dari non- produktif
kearah produktif
Kebijakan Bank Indonesia Tahan Penguatan Rupiah4
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak
menguat tipis pada perdagangan Senin pekan ini. Sejauh ini belum ada
sentimen yang cukup besar yang bisa menggerakkan rupiah.
Mengutip Bloomberg, Senin (10/10/2016), rupiah dibuka di
angka 12.980 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan
penutupan pada pekan lalu yang ada di angka 12.989 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran
12.954 per dolar AS hingga 12.987 per dolar AS. Jika dihitung sejak
awal tahun, rupiah mampu menguat 5,94 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot
Dollar Rate (JIsdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka
12.969 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan
pekan lalu yang ada di angka 13.002 per dolar AS.

3
4

http://www.goldbank.co.id/channel/laput/sub-jasa-keuangan/dua-cara.html
http://bisnis.liputan6.com/read/2622282/kebijakan-bank-indonesia-tahan-penguatan-rupiah

12

Dana tenaga kerja AS yang tidak seperti diperkirakan membuat


kenaikan dolar AS tertekan. Dolar AS pada pekan lalu menguat cukup
tinggi karena adanya sentimen kenaikan suku bunga Bank Sentral AS
yang cukup tinggi.
"Saat ini sulit untuk menentukan gerak dolar AS karena sentimen
terombang-ambing antara rencana kenaikan suku bunga dengan
pemilu," jelas Analis Valuta Asing Deutsche Bank Alan Ruskin.
Sedangkan Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta
menjelaskan, cadangan devisa yang naik tajam menunjukkan BI tidak
ingin pasokan dolar AS terlalu berlimpah di pasar sehingga bisa
mendorong rupiah terlalu kuat.
Keputusan untuk memperpanjang bilateral swap arrangement
dengan Jepang menunjukkan BI yang masih waspada terhadap
ketidakpastian di depan. Dengan beberapa sentimen tersebut, rupiah
berpeluang untuk melemah pada hari ini. (Gdn/Ndw)

13

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi


melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dibagi menjadi dua,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor- faktor internal terdiri
dari perekonomian Indonesia yang kerang mapan, pelarian modal
kembali ke luar negeri (Capital Flight), ketidakstabilan politikekonomi di Indonesia, dan kultur bangsa yang cenderung konsumtif
dan boros
Walaupun sebenarnya melemahnya rupiah berdampak buruk bagi
ketahanan ekonomi nasional, melemahnya rupiah memiliki dampak
positif seperti nilai gaji dalam Dolar AS akan meningkat,
meningkatkan daya saing produk Made in Indonesia di luar negeri,
selisih nilai tukar kurs lebih bagi pengekspor di Indonesia, harga
barang konsumsi impor akan naik,
Dampak negatifnya berupa beban utang negara dan swasta makin
berat, bahan baku impor akan naik, meningkatnya beban anggaran
negara karena berdasarkan data .
Jika dibiarkan terus melemah, maka ketahanan ekonomi
Indonesia akan buruk. Jadi pemerintah mengupayakan usaha seperti
menerapkan kembali UU No 7/ 2011 tentang mata uang,
mendongkrak ekspor, perkuat modal industri berbahan baku domestik
untuk mengoptimalkan ekspor, menjaga kestabilan harga makanan

14

pokok agar kualitas hidup masyarakat terjaga, meningkatkan


produktivitas pertanian dan perkebunan domestik sebagai bahan
konsumsi nasional, meningkatkan iklan wisata untuk menarik
wisatawan mancanegara, mengalihkan subsidi Bahan Bakar Minyak
dari non- produktif kearah produktif.

15

DAFTAR PUSTAKA

http://bisnis.liputan6.com/read/2616689/sempat-tertekan-rupiahkembali-menguat-ke-13014-per-dolar-as
http://bisnis.liputan6.com/read/2617616/rupiah-kembali-ke-level12900-per-dolar-as
http://www.goldbank.co.id/channel/laput/sub-jasa-keuangan/duacara.html
http://bisnis.liputan6.com/read/2622282/kebijakan-bank-indonesiatahan-penguatan-rupiah

16

Anda mungkin juga menyukai