Anda di halaman 1dari 10

TUGAS TERSTRUKTUR INDIVIDU

AGROKLIMATOLOGI
PENGELOLAAN IKLIM PADA TANAMAN STRAWBERI

Oleh :
Ajitama Ciko Maulidan
A1D115062

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2016

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tanaman strawberi merupakan salah satu tanaman buah yang bernilai


ekonomi tinggi. Daya pikatnya terletak pada warna buah yang merah mencolok
dan rasanya manis segar ataupun kecut. Beberapa petani di Indonesia, khususnya
di daerah dataran tinggi telah melakukan budidaya strawberi secara komersial.
Prospek usaha strawberi sangat menjanjikan. Produksi buah sampai sekarang
belum memenuhi permintaan pasar ini memiliki harga jual yang cukup tinggi.
Dapat dikatakan bahwa budidaya strawberi belum banyak dikenal dan
diminati. Karena memerlukan temperatur rendah, budidaya di Indonesia harus
dilakukan di dataran tinggi. Lembang dan Cianjur (Jawa Barat) adalah daerah
sentra pertanian dimana petani sudah mulai banyak membudidayakan strawberi.
Untuk saat ini, kedua wilayah tersebut adalah sentra penanaman strawberi di
Indonesia.
Cuaca/iklim merupakan komponen yang penting dalam ekosistem alam
yang mempengaruhi kehidupan yang ada di bumi. Unsur iklim/cuaca antara lain
adalah radiasi, suhu/temperatur, kelembaban udara, tekanan udara, angin, dan
penguapan. Unsur iklim/cuaca tersebut, selain ada dalam suatu wilayah yang luas,
juga terjadi dalam suatu lingkup ruang atau daerah yang kecil.
B. Tujuan
1. Mengetahui tentang pengelolaan iklim atau cuaca pada tanaman strawberi.

II.

PENGELOLAAN CUACA

Faktor cuaca atau iklim sangat menentukan pertumbuhan dan produksi


tanaman.

Apabila

tanaman

ditanam

di

luar

daerah

iklimnya,

maka

produktivitasnya sering kali tidak sesuai dengan yang diharapkan. Menurut


Manan (2000) Studi tentang perilaku kejadian tiap organisme atau tumbuhan
dalam hubungannya dengan perubahan-perubahan iklim disebut dengan fenologi.
Untuk faktor iklim yang dipergunakan dalam penelitian fenologi pada umumnya
adalah curah hujan hal ini adalah karena curah hujan secara langsung atau tidak
langsung penting untuk pengaturan waktu dan ruang dalam pembentukan bunga
dan buah pada tumbuhan tropis. Contohnya pada pengelolaan cuaca atau iklim
pada tanaman strawberi sebagai berikut:
A. Penyesuaian
Penyesuaian iklim terhadap tanaman strawberi yaitu sebagai berikut:
a. Tanaman strawberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan hujan 600700
mm/tahun.
b. Lama penyinaran matahari yang dibutuhkan dalam pertumbuhan adalah 8-10
jam tiap harinya.
c. Strawberi adalah tanaman subtropik yang dapat beradaptasi dengan baik di
dataran tinggi tropis yang memilki temperatur 17-20 C.
d. Kelembapan udara yang baik untuk tanaman strawberi antara 80-90%.
e. Ketinggian tempat yang memenuhi syarat iklim tersebut adalah 1000-1500
meter dpl pada ketinggian tesebut (Hasan, 2003).
B. Peramalan
Strawberi menyukai suhu udara relatif dingin dengan sinar matahari tidak
terlalu kuat, tanaman dari daerah beriklim subtropis ini akan tumbuh baik di
daerah yang memilki suhu sekitar 22-28C. Kelembaban udara yang baik untuk
pertumbuhan tanaman strawberi antara 80-90%. Ketinggian tempat yang
memenuhi syarat iklim tersebut adalah 1.000-1.500 meter dpl. Tanaman strawberi
dapat tumbuh baik di daerah dengan curah hujan 600-700 mm/tahun sehingga

tanaman strawberi dapat tumbuh dengan subur pada peramalan suhu tersebut
(Waryono, 1997).
C. Pengubahsuaian
1. Pengaruh Suhu dan Radiasi Matahari
Pengaruh iklim terhadap tanaman diawali oleh pengaruh langsung cuaca
terutama radiasi dan suhu terhadap fotosintesis, respirasi, transpirasi dan prosesproses metabolisme di dalam sel organ tanaman. Fotosintesis hanya berlangsung
siang hari. Adapun intensitas respirasi daun sepenuhnya dipengaruhi oleh suhu
udara dan berlangsung secara terus-menerus sepanjang umur tanaman.
Maka semakin rendah suhu udara harian akan semakin rendah penggunaan
karbohidrat untuk respirasi. Produksi gugus karbohidrat netto harian pada
tanaman merupakan produk bruto fotosintesis siang hari dikurangi pemanfaatan
untuk respirasi selama 24 jam. Maka pada kisaran toleransi, semakin tinggi
intensitas radiasi PAR yang berlangsung semakin lama, disertai suhu udara yang
rendah akan menghasilkan produk fotosintesis netto yang semakin tinggi.
Fotosintesis : 6H2O + 6CO2 + Energi PAR C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Respirasi : C6H12O6 + O2 6O2 + 6H2O + Energi
Proses fotosintesis dan respirasi tergantung pada pengaruh radiasi surya,
gas CO2 dan O2 di atmosfer, kadar air di daerah perakaran (tanah), pengaruh suhu
udara dan suhu tanah. Sedangkan seluruh unsur khususnya iklim mikro di
sekeliling tumbuhan saling berinteraksi. Dapat disimpulkan fotosintesis dan
respirasi dipengaruhi langsung oleh unsur cuaca/iklim utama yaitu radiasi surya
dan suhu sebagai faktor utama (main factors) dan unsur-unsur lainnya sebagai
pendukung (cofactors).

Radiasi surya (matahari) terdiri atas :

intensitas radiasi (kal/cm2/menit , W/m2)Radiasi surya, suhu udara dan


suhu

tanah

akan

mempengaruhi

kecepatan

pertumbuhan

dan

perkembangan, kuantitas produksi dan mutu hasil panen.

intensitas cahaya/PAR (foot candle, lux, lumen) adalah ketersediaan


cahaya sebagai sumber energi untuk pembuatan karbohidrat.

lama penyinaran (jam/hari, %)

panjang hari (jam/hari).

Pengaruh suhu terhadap tanaman terutama pada proses fisiologi tanaman seperti :
bukaan stomata (mulut daun), laju transpirasi, laju penyerapan nutrisi dan air,
fotosintesa dan respirasi. Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh
proses diatas. Jika melewati titik optimum maka proses tersebut mulai dihambat
baik secara fisik maupun kimia, dan menurunnya aktivitas enzim).
2. Pengaruh Angin dan Kecepatan Angin
Angin merupakan salah satu unsur cuaca yang dapat berpengaruh terhadap
lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara luas angin akan
mempengaruhi unsur cuaca yang lain seperti suhu, kelembaban udara maupun
pergerakan awan. Arah datangnya angin akan berpengaruh terhadap kandungan
uap air yang dibawanya. Ketika angin banyak mengandung air maka akan
terbentuk awan. Hal ini terjadi pada saat awal musim hujan. Selain itu, angin yang
banyak mengandung uap air akan meningkatkan kelembaban udara dan dapat pula
menurunkan suhu udara.
Angin dalam budidaya pertanian dapat berpengaruh langsung seperti
merobohkan tanaman. Namun pengaruh angin secara tidak langsung sangat

komplek baik yang menguntungkan maupun merugikan bagi tanaman. Dengan


adanya angin maka akan membantu dalam penyerbukan tanaman dan
pembenihan alamiah. Namun kelemahannya juga akan terjadi penyerbukan
silang dan penyebaran benih gulma yang tidak dikehendaki. Selain itu angin
merupakan salah satu penyebar hama dan patogen yang dapat mempertinggi
serangan hama san penyakit yang akan sangat merugikan.
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
yang bertekanan rendah. Dalam mengukur kecepatan angin terdapat istilah
kecepatan angin rata-rata. Kecepatan angin rata-rata adalah jumlah seluruh
kecepatan angin pada saat pengamatan di bagi dengan jumlah pengamatan tanpa
memperhatikan arah angin. Alat untuk mengukur kecepatan angin disebut
anemometer. Kecepatan angin dapat diukur dalam satuan meter per detik,
kilometer per jam, atau knot (1 knot sekitar 0,5 m/s). Arah angin diukur dalam
satuan derajat yaitu utara 360, selatan 180, timur 90, barat 270, dan
seterusnya. Beberapa contoh angin yang diberi nama sesuai dengan arah
datangnya angin yaitu angin darat adalah angin yang datang dari darat menuju
lautan dan angin laut, yaitu angin yang menuju darat dari lautan.
3. Pengaruh Curah Hujan
Curah hujan (mm) mempengaruhi tanaman melalui proses evaporasi
(proses kesediaan air pada pori-pori tanah yang menguap karena peningkatan
suhu dan radiasi surya). Jika curah hujan tinggi maka cadangan air yang ada di
permukaan tanah (pori-pori tanah) lebih besar dibandingkan dengan penguapan air
akibat proses evaporasi. Fungsi air bagi tanaman :

Penyusun tubuh tanaman sekitar 70% - 90 %

Sebagai pelarut dan media reaksi biokimia pada tanaman

Medium (perantara) pembawa senyawa (molekul) nutrisi/hara (seperti ;


nitrogen/kalium/kalsium/fosfor,dll) bagi tanaman.

Berperan pada proses pembelahan sel pada tanaman

Sebagai bahan baku foto sintesa

Menjaga suhu tanaman agar tetap konstan

4. Pengaruh Kelembaban udara


Perkembangan hama dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim baik langsung
maupun tidak langsung. Yaitu oleh temperatur, kelembaban udara dan
fotoperiodisitas (perbedaan lamanya siang dan malam) berpengaruh langsung
terhadap siklus hidup, lama hidup, serta kemampuan diapause (masa hibernasi
atau aestivasi ) serangga.
Hibernasi ; masa istirahat hewan/ binatang di musim dingin/ hujan.
Aestivasi : masa istirahat hewan/ binatang di musim panas/ kemarau.
Catatan : Pengaruh kejadian iklim ekstrim sering kali menstimulasi ledakan
(outbreak) beberapa hama dan penyakit utama tanaman padi, seperti tikus,
penggerek batang, wereng coklat dan tungro.
5. Pengaruh Tekanan Udara
Pengaruh tekanan udara terhadap tanaman mungkin tidak bersifat
langsung. Tekanan udara mempengaruhi terhadap proses penyediaan lengas tanah
(cadangan air pada permukaan atas tanah) melalui proses pengembunan uap air
diudara. Jika tanah mempunyai lengas tanah yang tinggi, maka akan membantu
proses perkecambahan benih tanaman yang ditanam di atas permukaan tanah.
Penurunan cadangan lengas tanah bisa dihindari dengan memasang mulsa, dan

tanaman peneduh agar suhu udara dan suhu tanah tidak meningkat yang dapat
memacu peningkatan penguapan air pada permukaan tanah (evaporasi) (Nesya,
2006).

D. Penyulihan
Kondisi ini sangat ideal karena strawberi peka terhadap kelembaban
tinggi.
Strawberi memang membutuhkan cukup banyak air di masa pertumbuhannya.
Namun, lahan yang selalu basah air dimasa pertumbuhannya. Namun, lahan yang
selalu basah juga tidak baik karena bisa mengundang kehadiran jamur. Lama
penyinaran matahari yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya adalah 8-10
jam/hari (Nasri, 2001).

III.

KESIMPULAN

1. Pengelolaan Iklim adalah suatau proses perencanaan dan implementasi


kegiatan yang bersifat manipulasi unsur iklim untuk memperoleh manfaat.
(tanpa menyebabkan kerusakan sumberdaya atmosfer).
2. Penyesuaian merupakan pengelolaan iklim (suatu usaha pertanian) yang
dilaksanakan sesuai dengan iklim suatu wilayah Pada batas tertentu, tidak
semua unsur cuaca dicocokan, untuk menetapkan tanaman yang sesuai.
3. Peramalan merupakan pengelolaan suatu usaha pertanian dengan menduga
cuaca (iklim) yang akan terjadi di suatu wilayah Peramalan dilakukan untuk
mengurangi resiko terjadinya keadaan yang ekstrim atau yang menyimpang.
4. Pengubahsesuaian pengelolaan suatu usaha pertanian dengan mengubah
cuaca /iklim (mikro) supaya mendekati kebutuhan
tanaman.

cuaca (iklim) suatu

Pengubah sesuaian dilakukan terhadap unsur cuaca yang tidak

cocok atau tingkat kecocokkannya ditingkatkan.


5. Penyulihan (subtitusi) merupakan pengelolaan suatu usaha pertanian dengan
mengganti/menambah unsur cuaca (iklim) yang terbatas atau yang tidak ada
Direncanakan dan diimplementasikan terhadap unsur cuaca yang tidak ada.

DAFTAR PUSTAKA

Hasan, U. M. 2003.Dasar-dasar Meteorologi Pertanian. Soeroenga. Jakarta.


Manan. 2000. Klimatologi. Penerbit: Erlangga. Semarang.
Nasri. 2001. Klimatologi : Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman.
Bumi Aksara. Jakarta.
Nesya, dkk. 2006. Memahami Lingkungan Atmosfer Kita. Institut Teknologi
Bandung. Bandung.
Prawiroardoyo, S. 1996. Meteorologi. Univeritas Brawijaya. Malang.
Waryono, dkk. 1997. Pengantar meteorologi dan Klimatologi. PT. Binna.
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai