Anda di halaman 1dari 6

SEJARAH INJIL

Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Akhir Semester


Agama Katolik

TANIA KRISTI
15/379812/SA/17908
PRODI SASTRA JAWA
DEPARTEMEN SASTRA DAN BAHASA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2016

SEJARAH INJIL
Alkitab sebagaimana kitab suci lain merupakan buah karya sastra dalam
hal ini mengenai ajaran agama dan moral. Kitab suci ditulis dalam rangka
penyebaran ajaran dan dogma agama serta dipercaya sebagai pedoman hidup yang
sekiranya ditaati dan menjadi dasar iman para pemeluknya. Sebagian besar
pemeluk agama menganggap Kitab Suci adalah kitab yang kelewat suci sehingga
terkadang apapun yang ada di dalamnya benar terjadi dan harus dituruti. Itu
sebabnya menjadi umat beragama harus mengenal kitab suci tidak sebatas pada
isinya namun latar belakang dan cikal bakalnya. Dalam Alkitab perjanjian baru,
terdapat 4 injil. Keempat injil ini berisi kisah, riwayat dan ajaran Yesus Kristus.
Namun bagaimanakah keempat injil itu dapat terbentuk? Apa sejarah dibalik
penulisannya? Berikut analisisnya.
Injil Markus dikenal sebagai injil tersingkat, yakni 16 bab. Hampir seluruh
bahan yang ada di injil Markus dikemukakan juga di injil Matius dan Lukas. Dari
sudut pandang bahan, injil ini tidak memiliki keistimewaan. Pada waktu itu,
Markus dianggap sebagai orang paling lugu dibanding penulis injil lainnya. Dia
digambarkan sebagai seorang remaja dan menjadi juru bicara Petrus pada masa
itu. Dapat disimpulkan bahwa Markus tidak pernah bertemu Yesus secara
langsung. Sampai abad ke-19, injil Markus baru dipandang berbeda karena
sebelumnya injil ini hamper tidak pernah dikutip.
Pada abad kedua, injil ini dikenal dengan sebutan Injil menurut Markus.
Menurut kesaksian Papias (120 M), Markus adalah juru bicara Petrus yang
menuliskan hal-hal yang dikerjakan oleh Tuhan menurut ingatan dan ajaran
Petrus. Namun tulisan yang dibuat Markus tidak teratur dan terkesan berantakan
sebab penulisannya menyesuaikan pengajaran menurut kebutuhan tanpa ada
maksud memberikan penerangan secara teratur mengenai sabda-sabda Tuhan.
Markus yang berada di roma bersama dengan Petrus dan Paulus ini biasanya
disamakan juga dengan Yohanes Markus yaitu anak dari seorang bernama Maria
yang menyediakan rumahnya untuk tempat berkumpul orang Kristen di
Yerusalem.

Ada yang mengatakan bahwa Injil Markus ditulis di Roma dan ditujukan
kepada Jemaah di kota tersebut (injil ini diperkirakan ditulis pada tahun 65-70
Masehi yaitu sampai penghancuran Yerusalem). Jemaah Roma adalah orang-orang
yang datang dari lingkungan berlatar belakang budaya non-Yahudi dan bahkan
anti Yahudi. Selain itu, jemaah Markus adalah orang-orang yang akan, sedang dan
atau sudah mengalami penganiayaan. Pada waktu itu, ada dua peristiwa yang
membuat semua orang tertekan, yaitu bekas-bekas penganiayaan kaisar Nero dan
pemberontakan di Palestina. Itu sebabnya banyak ayat Markus yang menceritakan
tentang penganiayaan dan penderitaan. Jemaah Markus ketika itu masih ingin
mengetahui bagaimana cara menjadi pengikut Yesus yang sejati sebab pada saat
itu mereka menganggap bahwa kejadian yang mereka alami merupakan
penggambaran tentang tanda-tanda kedatangan Yesus yang kedua. Adapun
gambaran tentang Yesus menurut Markus yaitu Yesus adalah anak tukang kayu,
Yesus memiliki sifat kemanusiaan (amarah, sedih, heran, sayang), Yesus Putra
Allah, Yesus sengsara.
Markus disebut sebagai orang pertama yang menjabarkan kabar gembira
ke dalam bentuk sastra injil, suatu jenis sastra yang baru. Ciri khas sastra ini
adalah sebagai riwayat hidup Yesus. Dalam penulisannya, injil Markus jarang
menuliskan peristiwa Yesus dalam bentuk lampau. Ia berusaha mempertahankan
gagasan bahwa Yesus tetap hidup di tengah umat. Sabda dan kisah yang ditulis
Markus bersumber dari bahan (lisan dan tulisan) yang diperkirakan telah
dikumpulkan sebelumnya. Injil ini memiliki pesan inti untuk umat yang
membacanya agar selalu tegar dan kuat menghadapi peristiwa dan percaya pada
Tuhan, hal ini ditarik dari keadaan saat penulisan tadi.
Injil Matius adalah Injil terpanjang dan menyediakan informasi yang
relative lebih lengkap dibanding injil lainnya. Injil ini diperkirakan ditulis pada
tahun 80-85 Masehi pada masa setelah Yerusalem hancur. Dilihat dari tulisan
aslinya, injil Matius berbahasa Yunani. Para ahli kitab suci menarik kesimpulan
bahwa Matius adalah seorang Kristen Yahudi berbahasa Yunani, berpandangan
universal dan berpendidikan Yahudi. Sebab, secara narasi Injil Matius adalah yang
paling Yahudi sifatnya dibandingkan dengan Injil-Injil yang lain. Injil ini sangat

memperhatikan penggenapan kitab-kitab suci, termasuk penggenapan taurat. Di


samping itu, jemaah Matius adalah orang-orang Kristen Yahudi dan Yahudi yang
tinggal di masyarakat campuran keduanya.
Kurang lebih injil Matius memiliki 50% persamaan dengan Markus dan
20% persamaan dengan Lukas. Sisanya adalah bentuk kekhasan injil Matius
sendiri. Adapun beberapa hal yang dihilangkan Matius berdasarkan sumber dari
injil Markus yaitu, penghilangan hal-hal yang berkesan kurang rasa hormat
terhadap saudara dan murid Yesus, penyebutan Yesus sebagai tukang kayu diganti
menjadi anak tukang kayu, menghilangkan keterbatasan diri Yesus dan
menghindari kesan takhayul. Struktur kitab ini juga tersusun rapi. Perikop dan bab
yang membahas tentang kisah dan kotbah Yesus dipisahkan dan disusun selangseling. Selain itu, pesan-pesan dalam injil Matius dapat dibagi menjadi dua yaitu
hal Kedatangan Kerajaan Allah dalam bentuk pemberitaan, ajaran serta mukjizat
yang dilakukan Yesus dan Identitas Diri Yesus sebagai Putra Allah dan Juru
Selamat. Di saat yang sama, secara keseluruhan Matius menyuarakan bahwa Injil
ini ditulis pada suatu waktu di mana komunitas Kristen Yahudi harus
mendefinisikan dirinya melawan sinagoge dan sedang memperjuangkan dri
karena tidak lagi bernaung di bawah lindungan payung agama Yudaisme yang
merupakan agama yang dihormati di Kekaisaran Roma. Pertimbangan ini pula
yang menunjukkan kepada kita bahwa penulisan Injil ini dilakukan di suatu waktu
di sekitar tahun 70-an Masehi.
Injil Lukas ditulis sekitar tahun 80-90 Masehi. Adapun Lukas menulis dua
buku yaitu injil dan Kisah Para Rasul. Kedua buku iniberisi kisah panjang
tentang hidup dan karya Yesus sekaligus misi para rasul mulai dari Yerusalem
sampai ke Romadipersembahkan kepada Teofilus.
Lukas memulai injilnya dengan sebuah pendahuluan. Beberapa ahli
berpendapat hal ini dilakukan agar tulisannya dapat diterima oleh orang di luar
tradisi

Yahudi.

Sebagian

berpendapat

bahwa

tulisan

ini

sebagaimana

dipersembahkan kepada Teofilus adalah bentuk permohonan Lukas yang pada


waktu itu sedang membutuhkan uang. Ada banyak sekali pendapat tentang
Teofilus ini dan mengapa dia sangat dihormati Lukas pun masih menjadi tanda

tanya. Kemudian, jemaah Lukas adalah orang-orang Kristen non-Yahudi yang


hidup dalam lingkungan Yahudi. Dalam tulisannya, Lukas tidak memulai silsilah
Yesus dari Abraham melainkan dari Adam. Lukas ingin menegaskan bahwa
Yudaisme dan Kristen berkesinambungan sehingga para jemaatnya dapat
meyakini iman mereka kepada Yesus Kristus.
Sumber yang dipakai Lukas antara lain adalah injil Markus (dengan 30%
persamaan), Quelle/kitab sabda-sabda Yesus (20%) dan kurang lebih 50% sisanya
didapat dari sumber lain. Adapun penulisannya pada 80-90 Masehi jauh setelah
penghancuran Yerusalem. Lukas juga menghilangkan atau mengganti beberapa
poin penting yang ia temukan di sumber-sumbernya, yaitu hal-hal yang kurang
berarti bagi orang Kristen non-Yahudi, hal-hal yang mengandung kekerasan,
menghindari gambaran buruk tentang keluarga Yesus, dll.
Injil keempat menurut Yohanes adalah injil yang sangat berbeda dari
ketiga injil lain. Bukan tanpa persamaan, injil ini mamiliki gaya berceritanya
sendiri dan menggunakan bahasa yang lebih puitis, dramatis dan rumit. Ada
perbedaan yang sangat signifikan antara injil keempat dan ketiga injil lainnya. Hal
ini dapat dilihat dari system penulisan ketiga injil pertama yang menampilkan
pribadi Yesus dan riwayatnya secara sederhana dan jernih sementara dalam
Yohanes, pribadi Yesus digambarkan sebagai sosok yang misterius. Selain itu dari
penyusunan naskah ketiga injil yang cukup runtut, injil Yohanes mengemukakan
riwayat yang berbeda dan dikisahkan secara berbeda dari sudut urutan dan
kesinambungannya. Ada lagi kecenderungan tulisan ini dimana Yesus lebih
banyak membicarakan tentang diri-Nya. Ada pendapat bahwa injil keempat
merupakan hasil refleksi gereja mengenai ajaran Yesus. Ditinjau dari sumbernya,
injil tersebut tidak mengambil sumber dari ketiga injil lainnya. Kemungkinan
sumbernya adalah berdasarkan koleksi cerita mukjizat Yesus, kisah sengsara dan
sabda-sabda yang didapat oleh penulis.
Tanpa kita ketahui, ada pendapat bahwa sebenarnya di luar keempat injil
ini ada injil-injil lain. Ada sekitar 30 injil lain yang pada akhirnya tidak dipakai
oleh gereja oleh karena beberapa hal misalnya, isinya tidak relevan, tidak lengkap,
sudah tercakup di injil lain, dsb. Keempat injil yang dipakai sampai hari ini pun

sudah tidak lagi orisinil. Seiring berkembangnya waktu, setelah banyak dilakukan
penyalinan dan pengalih bahasaan,

pasti injil-injil tersebut telah banyak

mengalami perubahan, pengurangan, penambahan dan bahkan penyelewengan.


Hal ini banyak dilakukan baik secara sengaja maupun tidak. Andaikan memang
tidak ada perubahan isi, penerjemahan dari satu bahasa ke bahasa lain juga
menjadi kendala lantaran setiap bahasa memiliki karakteristik yang berbeda.
Sehingga makna pun dapat berubah jauh.
Kini alkitab masih tetap digunakan, dipercaya dan dijadikan pedoman.
Harapannya adalah agar kitab suci tidak digunakan sebagai senjata dan tidak
disalahgunakan oleh umat demi kepentingan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai