Anda di halaman 1dari 28

1

A. Judul

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing


(Guided Inquiry) Menggunakan Handout untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses siswa Kelas X1
SMAN 4 Pekanbaru Tahun Ajaran 2015/2016 .

B. Peneliti/ NPM
C. Pendahuluan
1. Latar Belakang

:
:

Monalysa/ 1405110535

Pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan individual dalam


meningkatkan kualitas pembelajaran. Namun pada kenyataannya, salah satu
masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses
pembelajaran, kurangnya motivasi, serta hasil belajar yang menurun. Dalam
proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan
berfikir. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak
untuk menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun
berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu
untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari (Sanjaya, 2010; 1).
Belajar merupakan proses internal yang kompleks, yang terlibat dalam
proses internal tersebut adalah keseluruhan mental yang meliputi ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik (Dimyati dan Mudjiono, 2013:18). Selain itu banyak
pandangan para tokoh pendidikan yang berkaitan dengan makna belajar. Skiner
misalnya, memandang prilaku belajar dari segi prilaku teramati. Oleh karena itu,
ia mengemukakan pentingnya program pembelajaran. Gagne memandang kondisi
internal belajar dan eksternal belajar yang bersifat interaktif. Oleh karena itu guru
seyogyanya mengatur acara pembelajaran yang sesuai dengan fase-fase belajar
dan hasil belajar yang dikehendaki (Dimyati dan Mudjiono, 2013: 38).
Guru merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran, artinya guru
mempunyai peran penting dalam proses belajar mengajar. James W. Brown
mengemukakan bahwa tugas dan peran guru antara lain menguasai dan
mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran
sehari hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa (Sardiman, 2011:144)

Dalam melaksanakan tugas dan menjalankan peranannya, hendaknya guru


perlu memiliki pemahaman tentang strategi dan metode dalam penyampaian
materi. Selain itu pula, guru perlu memahami secara detail isi materi pelajaran
yang harus dikuasai siswa, sebab peran guru dan tugas guru adalah sebagai
sumber belajar (Sanjaya, 2010; 60). Selain itu siswa juga harus ikut berperan
dalam proses pembelajaran, seperti aktif dan kreatif sehingga proses pembelajaran
berjalan dengan baik. Namun rendahnya minat, keaktifan, dan kreatifitas siswa
membuat materi pelajaran tidak tersampaikan dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Guru mata pelajaran
Biologi kelas X1 SMAN 4 Pekanbaru Pada tanggal 3 Juni 2015 serta berdasarkan
hasil observasi terhadap siswa, terdapat beberapa gejala yang mengakibatkan
kurang optimalnya kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut (khususnya pada
kelas X1), gejala tersebut diantaranya: Pertama, Keterbatasan media yang
digunakan guru dalam KBM. Kedua, metode yang digunakan oleh Guru pada saat
proses KBM masih konvensional yaitu dengan metode ceramah yang
menyebabkan siswa kurang aktif dalam belajar. Ketiga 57,89% siswa memiliki
hasil belajar dibawah KKM yang ditetapkan sekolah ( 80).
Jelas terlihat diatas bahwa terdapat permasalahan yang dihadapi siswa
dalam proses pembelajaran. Guru sebagai fasilitator dan motivator harus
mengoptimalkan proses belajar siswa dan memilih model pembelajaran yang
dapat

meningkatkan

keterampilan

proses.

Untuk

menciptakan

kondisi

pembelajaran yang dinamis maka peneliti menggunakan pembelajaran Inkuiri


Terbimbing (Guided Inquiry.) Dalam model pembelajaran ini, pertama Inkuiri
Terbimbing menempatkan siswa sebagai subjek dan objek belajar yang
mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan
kemampuan

yang

dimilikinya,

siswa

lebih

banyak

belajar

sendiri

mengembangkan kreatifitas dalam pemecahan masalah.Tujuan utama dari model


Inkuiri Terbimbing adalah mengembangkan keterampilan intelektual, berpikir
kritis, dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah (Dimyati dan Mudjiono,
2013:173).

Dalam membantu siswa dalam pembelajaran inkuiri terbimbing, maka dapat


digunakan alat bantu pembelajaran berupa bahan ajar. Bahan ajar adalah segala
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar (Amri dan Ahmad, 2010: 158). Salah
satu contoh bahan ajar cetak adalah handout. Artinya dengan adanya alat bantu
seperti handout ini akan memudahkan siswa untuk dapat memahami pelajaran
sehingga pembelajaran bermakna tercapai.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul : Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing (Guided Inquiry) Menggunakan Handout untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses siswa Kelas X1 SMAN 4 Pekanbaru Tahun Ajaran
2015/2016
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

masalah

diatas,

maka

masalah

yang

teridentifikasi adalah sebagai berikut:


1) Siswa cenderung menghafal konsep konsep biologi seperti apa yang
tertuang dalam buku paket mereka, kurang termotivasi dan sulit untuk
bekerja sama salam kelompok, sehingga siswa kurang aktif dalam proses
belajar.
2) Guru sering menggunakan metode ceramah.
3) Guru jarang menggunakan media ajar dalam proses pembelajaran.
4) Pencapaian hasil belajar siswa secara klasikal 57,89% berada dibawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, agar pelaksanaan penelitian ini
cukup jelas, terarah dan terfokus, maka penelitian ini menerapkan model
pembelajaran Inkuiri Terbimbing ini dalam pelaksanaan penelitiannya dilakukan
dalam 2 siklus dengan batasan masalah pada Standar Kompetensi 3: Memahami

Manfaat Keanekaragaman hayati. Yang terdiri atas: Kompetensi Dasar 3.3:


Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi
kelangsungan hidup di Bumi. 3.4: Mendeskripsikan cirri-ciri filum Dunia Hewan
dan peranannhya bagi kehidupan. Dan penilaian pencapaian hasil belajar diukur
melalui Ulangan Blok, Latihan/ Post Test (tanya jawab setelah KBM terlaksana),
LKPD dan praktikum.
4. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah hasil belajar
biologi siswa kelas X1 SMA Negeri 4 Pekanbaru tahun Ajaran 2015/2016 setelah
penerapan pembelajaran Inkuiry Terbimbing?
5. Tujuan dan Manfaat Penelitian
5.1.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui hasil belajar biologi siswa
yakni Keterampilan Proses kelas X1 SMA Negeri 4 Pekanbaru Tahun Ajaran
2014/2015 melalui penerapan pembelajaran Inkuri Terbimbing (Guided Inquiry).
5.2 Manfaat Penelitian.
Manfaat penelitain ini diharapkan dapat memeberikan manfaat bagi:
1) Siswa, diharapkan penerapan pemebelajaran Inkuiri Terbimbing dipadu
Teams Games Tournamen bisa meningkatkan keterampilan proses.
2) Guru, semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam inovasi
pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
3) Sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memperbaiki
proses mengajar biologi siswa sehingga tujuan permbelajaran dapat tercapai
secara maksimal.
4) Peneliti, sebagai bahan masukan dan dapat juga sebagai bahan kajian
peneliti yang lebih lanjut dalam cakupan yang lebih luas dan memahami
pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry).
6. Definisi Istilah Judul
Untuk menghindari kesalahan pemahaman judul, maka definisi istilah judul
penelitian ini sebagai berikut:

Strategi Pembelajaran Inkuiry dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif.


Menurut aliran ini belajar pada hakikatnya adalah proses mental dan proses
berpikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap individu secara
optimal. Belajar lebih dari sekedar proses menghafal dan menumpuk ilmu
pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan yang diperolehnya bermakna untuk
siswa melalui keterampilan berpikir (Sanjaya, 2011:195). Strategi pembelajaran
Iknuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban
dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2011: 196).
Media Handout merupakan bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru
untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Handout biasanya diambil dari
beberapa literatur yang memiliki relefensi dengan materi yang diajukan atau
kopetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Handout
dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan cara mendownload dari
internet atau menyadur dari sebuah buku (Majid, 2012:175)
Pendekatan Keterampilan Proses dapat diartikan sebagai wawasan atau
anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik
yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya
telah ada didalam diri siswa (Depdikbud, 1986 b:7). Dari batasan Keterampilan
Proses tersebut, kita memperoleh suatu gambaran bahwa kemampuan proses
bukanlah tindakan instruksional yang berada diluar kemampuan siswa, justru
Pendekatan Kemampuan Proses (PKP) dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2013:
138)
D. TINJAUAN TEORI dan HIPOTESIS TINDAKAN
1. Tinjauan Teori
1.1 Paradigma Pembelajaran Biologi
Dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah disebutkan
bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja,
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Karena itulah Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara
sistematis. (BSNP, 2006).
Selanjutnya dalam setandar isi disebutkan pula bahwa Biologi sebagai salah
satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami
konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan
mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan
benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja,
mengajukan

pertanyaan,

menggolongkan

dan

menafsirkan

data

serta

mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan


memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau
memecahkan masalah sehari-hari. Mata pelajaran biologi dikembangkan melalui
berfikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan peristiwa alam sekitar (BSNP, 2006).
1.2 Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Inkuiri terbimbing adalah inkuiri tingkat pertama dimana masalah
dikemukakan oleh guru atau bersumber dari buku teks kemudian siswa bekerja
untuk menemukan jawaban masalah tersebut dibawah bimbingan intensif guru,
Amri dan Ahmad (2010: 89). Inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah metode
pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan
atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa sebagian besar perencanaannya
dibuat oleh guru termasuk kegiatan perumusan masalah. Siswa melakukan
kegiatan percobaan untuk menemukan konsep atau prinsip yang telah ditetapkan
oleh guru. Dalam metode pembelajaran inkuiri berikut ini, guru harus
memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatankegiatan. Inkuiri jenis ini cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran mengenai
konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasar dalam bidang ilmu tertentu
(Kaniawati, 2010:7).
Ada beberapa karakteristik inkuiri terbimbing yang perlu diperhatikan yaitu:
1) Mengambangkan kemampuan berpikir siswa melalui observasi spesifik
sehingga mampu membuat inferensi atau generalisasi

2) Sasarannya adalah mempelajari proses pengamatan kejadian atau objek dan


menyusun generalisasi yang sesuai
3) Guru mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran, misalnya kejadia, data,
materi, dan berperan sebagai pemimpin kelas
4) Tiap-tiap siswa berusaha membangun pola yang bermakna berdasarkan hasil
observasi didalam kelas
5) Kelas diharapkan berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran
6) Biasanya sejumlah generalisai diperoleh dari sejumlah siswa
7) Guru memotivasi semua siswa untuk mengkomunikasikan generalisasinya
sehingga dapat dimanfaatkan seluruh siswa didalam kelas.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat dibagi menjadi lima macam
yaitu:
1) Inkuiri terbimbing (Guided Inquiry)
2) Modifikasi Inkuiry (Modified Inquiry)
3) Inkuiri Bebas (Free Inquiry)
4) Inkuiry Pendekatan Peranan (Inquiry Role Approach)
5) Mengundang ke Inkuiry (Invitation To Inquiry)
(Kaniawati, 2010: 7)
Menurut Wena (2013: 76) secara umum prinsipstrategi inkuiry adalah
sebagai berikut:
1) Siswa akan bertanya (inguri) jika mereka dihadapkan pada masalah yang
membingungkan atau kurang jelas
2) Siswa dapat menyadari dan belajar menaganalisis strategi berfikir mereka
3) Strategi berpikir baru dapat diajarkan secara langsung dan ditambah pada
apa yang telah mereka miliki
4) Inkuiry dan kelompok dapat memperkaya khanazah pikiran dan membantu
siswa belajar mengenai sifat pengetahuan yang sementara dan menghargai
pendapat orang lain
Model inkuiri tercipta melalui kontrontasi intelektual, dimana siswa
dihadapkan pada situasi yang aneh dan mereka mulai bertanya tanya tentang hal
tersebut. Dikarenakan, tujuan akhir model ini adalah pembentukan pengetahuan

baru, maka siswa dihadapkan pada situasi yang memungkinkan untuk diselidiki
lebeih cermat. Setelah situasi tersebut disajikan pada siswa, pertama-tama mereka
perlu mengupas beberapa aspek dari situasi ini, misalnya sifat dan identitas objek
serta kejadian yang berhubungan dengan situasi tersebut. Wena (2013: 80)
mengungkapkan secara operasional kegiatan guru dan siswa selama proses
pembelajaran inkuiri dapat dijabarkan dalam tabel 1 berikut:

Tabel 1: Sintak Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing


No

Tahap
Pembelajaran
1. Penyajian

Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

Menyajikan Permasalahan

Memahami dan

Masalah

2. Pengumpulan

mencermati permasalahan
Menjelaskan prosedur/

dari berbagai aspek


Memahami prosedur /

langkah-langkah inkuiri
Membimbing siswa untuk

langkah-langkah inkuiri
Melakukan pengumpulan

data verifikasi

3. Pengumpulan
data eksperimen

mengumpulkan informasi
Membimbing cara-cara

informasi/data
Melakukan pengumpula

mencari informasi/

data

mengumpulkan data
Membimbing siswa

Melakukan eksperimen

melakukan eksperimen
Melakukan eksperimen

Melakukan pengaturan
data/ pengontrolan
variable yang selanjutkan
dilakukan eksperimen/ uji

Membimbing siswa

coba
Mencatat dan

mengamati perubahan

menganalisis hasil

yang terjadi
Menumbuhkan dan

ekperimen
Berinteraksi dan bekerja

meningkatkan interaksi

sama sesama anggota

antar siswa

kelompok dalam
menyelesaikan tugas-tugas

4. Organisasi data
dan informasi

No

Tahap

Pembelajaran
5. Kesimpulan

6.

Mengorganisasi siswa

pembelajaran
Melakukan penataan/

melakukan penataan data/

interpretasi terhadap hasil

hasil eksperimen

eksperimen/ uji coba

Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

Membimbing siswa untuk

Siswa membuat suatu

membuat suatu

kesimpulan dari hasil

Analisis Proses

kesimpulan
Membimbing siswa

ekpermen/ uji coba


Memahami/

Inkuiri

menganalissi tahap-tahap

memperhatikan pola-pola

inkuiri yang telah

penemuan/eksperimen

dilakukan
Membimbing siswa

yang telah dilakukan


Menganalisis tahap-tahap

menganalisis tahap-tahap

inkuiri yang telah

inkuiri yang telah

dilakukan

10

dilakukan
Membimbing siswa

Menganalisis kelemahan/

melihat kelemahan-

kesalahan yang munngkin

kelemahan/ kesalahan

terjadi dalam proses

yang mungkin terjadi


Sumber: Wena (2013:80)

eksperimen

Inkuiry terbimbing memiliki beberapa keunggulan diantaranya:


1) Membantu siswa dalam mengembangkan atau memperbanyak persedian dan
penguasaan ketermapilan dan proses kognitif siswa
2) Membangkitkan gairah belajar siswa
3) Memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai kemampuan
4) Membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan
kepada diri sendiri melalui proses-proses penemuan
5) Siswa terlibat secara langsung dalam pembelajaran sehingga termotivasi
untuk belajar
6) Berpusat kepada anak, guru menjadi teman belajr terutama dalam situasi
penemuan yang dijawabnya belum diketahui.
1.3 Keterampilan Proses
1.3.1 Pengertian Keterampilan Proses
Keterampilan Proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan
pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang
bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah
ada dalam diri siswa (Depdikbud, 1986 b:7) dalam (Dimyati dan Mudjiono, 2013:
138) dari batasan tersebut, kita memperoleh suatu gambaran bahwa keterampilan
proses bukanlah tindakan instruktisional yang berada diluar kemampuan siswa.
Penerapan Keterampilan Proses dalam pembelajaran bukan merupakan hal
yang mengada-ada, akan tetapi merupakan hal yang wajar dan harus dilaksanakan
oleh setiap guru dalam pembelajaran. Untuk dapat menerapkan Keterampilan
Proses dalam pembelajaran, kita perlu mempertimbangkan dan memperhatikan
karakteristik siswa dan karakteristik mata pelajaran/bidang studi. Selain itu, kita
perlu menyadari bahwa dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat terjadi

11

pengembangan lebih dari satu macam keterampilan proses (Dimyati dan


Mudjiono, 2013:151)
1.3.2 Jenis jeni Keterampilan Proses
Ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses, keterampilan
keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan keterampilan dasar (Basic Skill)
dan keterampilan keterampilan terintegrasi (Integrated Skill), (Dimyati,2013:140).
Namun keterampilan proses yang dua ini akan dibahas lebih dalam tentang
keterampilan proses dasar (Basic Skill)

yang terdiri dari enam keterampilan

(Dimyatti,2013:141) yakni:
1) Mengamati
Mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam proses dan
memperoleh

ilmu

pengetahuan

serta

merupakan

terpenting

untuk

mengembangkan keterampilan keterampilan lainnya.


2) Mengklasifikasikan
Mengklasifikasikan merupakan keterampilan untuk memilah berbagai objek
peristiwa berdasarkan sifat-sifati khusnya.
3) Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan merupakan keterampilan untuk menyampaikan dan
memperolah fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk
suara, visual, atau suara visual.
4) Mengukur
Mengukur merupakan keterampilan untuk membina observasi kuantitatif,
mengklasifikasikan, dan membandingkan segala sesuatu.
5) Memprediksi
Memprediksi merupakan keterampilan untuk membuat ramalan tentang
sesuatu berdasarkan perkiraan pada pola atau ada hubungan antara fakta,
konsep dan prinsip dalam ilmu pengetahuan
6) Menyimpulkan
Menyimpulkan merupakan suatu ketermapilan untuk memutuskan keadaan
suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang
diketahui.
1.4 Handout
Handout merupakan bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik. Handout biasanya diambil dari beberapa
literatur yang memiliki relefensi dengan materi yang diajukan atau kopetensi

12

dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Handout dapat
diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan cara mendownload dari
internet atau menyadur dari sebuah buku (Majid, 2012:175)
Nurtain dan Chairil (2010: 76), menyatakn bentuk handout ada tiga, yaitu:
1) Bentuk catatan; handout ini menyajikan konsep-konsep, prinsip, gagasan,
poko tentnag suatu topik yang akan dibahas
2) Bentuk diagram; handout ini merupakan suatu bagan, sketsa atau gambar,
baik yang dilukis secara lengkap maupun yang belum lengkap
3) Bentuk catatan dan diagram; handout ini merupakan bagian dari bentuk
pertama dan kedua
Beberapa keuntungan menggunakan handout dalam proses belajar mengajar
antara lain:
1)
2)
3)
4)
5)

Dapat menghemat waktu


Dapat menggantikan catatan siswa
Memlihara kekosistenan penyampaian materi dikelas oleh guru
Siswa dapat mengikuti struktur pelajaran dengan baik
Siswa akan mengetahui pokok yang diberikan guru
(Chairil, 2010: 126)

1.5 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing


Menggunakan Handout untuk Meningkatkan Keterampilan Proses.
Pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) ini memberikan
pengaruh terhadap pembelajaran siswa disetiap tahapan pelaksanaannya.
Trianto,2010:85)

menjelaskan

bahwa

inkuiri

terbimbing

tidak

hanya

mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada,


termasuk pengembangan emosional, karena tujuan akhir dari inkuiri adalah
pembentukan pengetahuan baru bagi siswa.
Pada prinsipnya, keseluruhan proses pembelajaran membantu siswa menjadi
mandiri, percaya diri dan yakin pada kemampuan intelektualnya sendiri untuk
terlibat secara aktif. Peran guru bukan hanya membagikan pengetahuan dan
kebenaran, namun juga berperan sebagai penuntun dan pemandu.

13

2. Penelitian yang Relevan


Penelitian yang relevan adalah penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
oleh para peneliti dan disini terbukti penelitian yang dilakukan berhasil untuk
meningkatkan hasil belajar biologi siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Diana Hesti Pramitasari (2014),
keterampilan proses, motivasi belajar, dan hasil belajar kognitif siswa mengalami
peningkatan. Keterampilan proses siswa meng-alami peningkatan dari 86% pada
siklus I menjadi 97% pada siklus II. Motivasi siswa berdasarkan angket
meningkat dari 74% sebelum tindakan menjadi 77% setelah

tindakan.

Berdasarkan hasil lembar observasi motivasi siswa mengalami peningkatan dari


79,4% pada siklus I menjadi 85,3% pada siklus II. Hasil belajar kognitifi siswa
mengalami peningkatan sebesar 16%. Ketuntasan klasikal siswa pada siklus I
sebesar 78%, sedangkan pada siklus II sebesar 94%. Berdasarkan data hasil
penelitian terse-but, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
inkuiri terbimbing di-padu Teams Games Tournament dapat me-ningkatkan keterampilan proses, motivasi belajar, dan hasil belajar kognitif siswa kelas X MIA 3
SMAN 3 Malang.
Hariyono (2010) Penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing untuk
pencapaian kompetensi dasar 3.6 pada materi sistem indera sehubungan dengan
keterampilan proses siswa kelas XI IPA SMA Negeri 11 Malang mengalami
peningkatan dari 54.62% pada siklus I menjadi 71.43% pada siklus II, penerapan
pembelajaran inkuiri terbimbing untuk pencapaian kompetensi dasar 3.6 pada
materi sistem indera sehubungan dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 11 Malang mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 73 pada siklus I
menjadi 89 pada siklus II, Penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing pada pokok
bahasan sistem indera dapat digunakan untuk meningkatan keterampilan proses
dan prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 11 Malang.
Tri suci (2014) judul pengaruh metode pembelajaran inquiry terhadap hasil
belajar biologi, kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses sains siswa di
SMAN 3 perbaungan dapat diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis siswa
yang dibelajarkan dengan metode guided inquiry 78,84 4,803 secara signifikan

14

lebih tinggi dibandingkan kemampuan berpikir kritis modified free inquiry 71,21
2,839 maupun kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan
metode pembelajaran tradisional 68,25 4,845 dan (3) ada pengaruh yang
signifikan antara penggunaan metode guided inquiry, modified free inquiry dan
tradisional terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi ekosistem di
SMAN 3 perbaungan. Keterampilan proses sains yang dibelajarkan dengan
guided inquiry 72,05 8,220 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan
kelas yang dibelajarkan dengan modified free inquiry 68,72 7,967 dan kelas
yang dibelajarkan dengan tradisional 65,05 47,897.
Euis Yuniastuti (2013) judul Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses
Dan Hasil Belajar Biologi Dengan Pendekatan Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar
Pada Siswa Kelas Vii Smp Kartika V-1 Balikpapan. Penelitian ini dirancang
sebagai tindakan kelas dengan tiga siklus penelitian proses pembelajaran yang
berlangsung di SMP Kartika V-1 Balikpapan dan tujuan dari proses peningkatan
skillsand hasil dalam subjek Biologi siswa kelas tujuh melalui pendekatan
eksplorasi lingkungan belajar. Sepanjang penelitian, peneliti memiliki peran
sebagai guru, sementara kenalan peneliti menangani kegiatan observasi. Semua
data penelitian didapatkannya dilakukan dengan melengkapi formulir observasi,
wawancara siswa, mengatur catatan lapangan, mengambil dokumentasi, dan
melakukan tes. Analisis kualitatif dilakukan untuk menjelaskan 'motivasi belajar
dan keterampilan proses profil, sementara analisis kuantitatif juga dilakukan untuk
menjelaskan peningkatan siswa siswa hasil belajar. Hasil menunjukkan
peningkatan yang signifikan dalam keterampilan proses siswa (59.38% rata
prestasi pada siklus I, 72,50% pada siklus II, dan 83,75% pada siklus III) dan hasil
belajar (42,22% prestasi belajar rata pada siklus I, 56,67% pada siklus II, dan
83,33% pada siklus III) pada setiap siklus. Berdasarkan analisis penelitian, dapat
disimpulkan bahwa penerapan inkuiri terbimbing adalah strategi yang layak untuk
meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar siswa, yang berturut-turut
berdampak pada peningkatan prestasi siswa belajar.
Kartikasari (2012) judul Hasil Perbandingan pembelajaran Teams Games
Tournamen (TGT) dengan menggunakan Handout pada pembelajaran IPA

15

menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas X, di SMAN


Kabakkramat tahun Ajaran 2012/2013. Hal ini dapat dilihat dari presentase ratarata hasil belajar siswa sebelum diberikan perlakuan pada kelas X7 dan kelas X8
adalah hampir sama sekitar 39,39%, sedangkan setelah diberikan penerapan
STAD pada kelas X7 pada menjadi 74,89 % dan kelas x8 yang diberi perlakuan
TGT mengalami perubahan menjadi 77,39% dengan tarap signifikan (p)
0,0007<0,05.
3. Hipotesis Penelitian
Jika diterapkan pembelajaran Inkuiri Terbimbing Menggunakan Handout
maka meningkatkan Keterampilan Proses siswa kelas X1 SMAN 4 Pekanbaru
Tahun ajaran 2015/2016.

E. METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Pengumpulan Data
Pengambilan data pada penelitian ini akan dilaksanakan pada kelas X1 SMA
Negeri 4 Pekanbaru Tahun ajaran 2015/2016. Pengambilan data penelitian dimulai
bulan Januari sampai Februari.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X1 SMA Negeri 4 Pekanbaru Tahun
ajaran 2015/2016 yang berjumlah 39 orang yang terdiri dari 27 siswa perempuan
dan 12 siswa laki-laki dengan karekteristik siswa berkemampuan heterogen yaitu
siswa yang dikategorikan tinggi, menengah, dan rendah. Kelas ini dipilih karena
memiliki kemampuan akademik yang kurang dibandingkan dari kelas lainnya.
3. Metode dan Desain Penelitian
3.1 Metode Penelitian
Penelitian yang saya lakukan merupakan penelitian tindakan kelas (PTK).
Menurut Aqib (2010; 3) penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. Dalam

16

menerapkan penilitian PTK saya menggunakan model pembelajaran Inkuiri


Terbimbing dengan paramater tentang Keterampilan Proses Dasar.

Karakteristik PTK adalah sebagai berikut:


1. An inquiry of practice from within (penelitian berawal dari kerisauan guru
akan kinerjanya).
2. Self-reflective inquiry (metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak
longgar, tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian).
3. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran.
4. Tujuannya memperbaiki pembelajaran.
Selanjutnya dalam Aqib (2010; 7) disebutkan langkah-langkah dalam PTK
merupakan satu daur atau siklus yang terdiri dari:
merencanakan perbaikan;
a. melaksanakan tindakan;
b. mengamati; dan
c. melakukan refleksi.

17

3.2 Desain Penelitian

Pembelajaran Biologi

Penerapan pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) dengan Menggunakan Handout untuk men
Keterampilan Proses
1. Metode yang digunakan guru masih metode konvensional (cramah).
Alternatif Pemecahan
Pelaksanaan Tindakan I
2. Keterbatasan media pada saat KBM.

(Rencana Tindakan I)

3. PHBS 57,89% dibawah KKM.

Siklus I

Observasi (Monitoring)

Refleksi

Analisis Data

Siklus II

Terselesaikan

Alternatif (Rencana tindakan II) Pelaksanaan


Permasalahan Belum Terselesaikan
Tindakan II

Refleksi

Analisis data

Observasi
(Monitoring)

Permasalahan Belum TerselesaikanSIKLUS SELANJUTNYA


Terselesaikan

Peningkatan Hasil Belajar Siswa

18

Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas (dimodifikasi berdasarkan Elfis


2010a)
4. Prosedur Penelitian
4.1 Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini peneliti melaksanakan beberapa langkah antara lain
sebagai berikut:
a

Membuat jadwal penelitian

Menetapkan kelas penelitian yaitu kelas X1 SMAN 4 Pekanbaru

Mengadakan sosialisasi.

Menetapkan skor dasar individu, skor dasar berdasarkan dari tes


kemampuan individu pada pertemuan awal.

Membagi siswa menjadi beberapa kelompok-kelompok kecil, masingmasing kelompok terdiri dari 4 orang. Kelompok yang dibentuk bersifat
heterogen secara akademik yang terdiri dari siswa yang pandai, sedang dan
kurang.

Menjelaskan pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) kepada


siswa.

Mempersiapkan perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, Materi Ajar, LKPD


dan alat evaluasi)

19

4.1 Tahap Pelaksanaan


Tahapan pelaksanaan pada penelitian pembelajaran inkuiri terbimbing
(guided inquiry) terhadap keterampilan proses biologi siswa kelas X1 SMAN 4
Pekanbaru dapat dijabarkan dalam Tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Biologi
Kelas X1 SMAN 4 Pekanbaru
No
.
1.

Kegiatan
Guru

Peserta Didik

Kegiatan Awal 10 menit


Menyapa
dan
memeriksa

kehadiran peserta didik


Apersepsi

Motivasi

Mempersiapkan

guru.
Peserta

Menyampaikan kompetensi

yang
didik

pertanyaan

untuk

mengikuti proses KBM.


Peserta
didik
menjawab
pertanyaan

diri

dilontarkan
menjawab

yang

dilontarkan

guru sesuai dengan pengetahuan

dasar, indikator serta tujuan

pembelajaran

mereka.
Menulis

kompetensi

yang

disampaikan guru.
2.

Kegiatan Inti 60 menit


Memastikan peserta didik telah
duduk

dalam

kelompoknya

masing-masing.
Menjelaskan materi

secara

singkat.
Penyajian Masalah
Menyajikan masalah dengan
cara

bertanya

atau

Peserta

didik

duduk

dalam

kelompoknya masing-masing.
Menyimak
informasi
yang
diberikan guru.
Memahami dan mencermati
permasalahan yang ada pada
LKPD.

20

mengatakan

suatu

permasalahan yang ada pada


Lembar

Kegiatan

Peserta

Didik

(LKPD)

untuk

memancing rasa ingin tahu


siswa. LKPD telah diberikan

kepada peserta didik pada

Mengajukan suatu hipotesa

pertemuan sebelumnya.
Pengumpulan dan
Data

berdasarkan pertanyaan yang

Verifikasi
Membimbing siswa membuat

diajukan pada guru ataupun


berdasarkan

wacana

pada

LKPD.
Melakukan pengumpulan

suatu hipotesa yang


dilaksanakan di luar KBM.
Membimbing peserta didik

data/informasi dengan cara


mengajukan

pertanyaan

untuk mengumpulkan data

kepada

guru

yang

mengenai rumusan masalah

dilaksanakan di luar KBM.

yang terdapat pada LKPD


(bimbingan

tahap

pengumpulan

data

dilaksanakan di luar kegiatan


belajar mengajar).
Eksperimen
Membimbing

data/informasi di luar KBM.


siswa

mengatur data/informasi dari


rumusan

masalah

yang

terdapat

pada

LKPD (bimbingan tahap


eksperimen dilaksanakan di
luar

kegiatan

mengajar).

Melakukan pengaturan

belajar

21

No
.
2.

Kegiatan
Guru

Peserta Didik

Kegiatan Inti 60 menit


Mengorganisasi
Data

dan

Merumuskan Penjelasan.
Menunjuk salah satu

Perwakilan kelompok

kelompok untuk

mempresentasikan

mempresentasikan hasil
diskusi

kelompok

dan

membimbing

diskusi

dibantu

melaksanakan diskusi kelas.

dengan

media gambar yang ada di


papan

peserta didik untuk

hasil

tulis

dan

melaksanakan diskusi kelas.

Guru menjadi fasilitator dan


moderator saat peserta didik
melaksanakan diskusi kelas.
Menanggapi hasil diskusi
serta memberikan penguatan
dengan menyampaikan

Mencatat

penguatan

yang

diberikan guru.

jawaban yang benar.

Analisis proses inkuiri


Membimbing peserta didik
untuk memahami pola-pola
penemuan baru

yang telah

dilakukan/ditemukan
(merangkum konsep-konsep

Memahami
pola-pola

dan

mencatat

penemuan

yang

baru
telah

dilakukan/ditemukan.

penting berdasarkan rumusan


masalah dan hasil diskusi
kelas).
3.

Kegiatan Akhir 10 menit


Meminta peserta didik untuk
mengumpulkan

LKPD

dan

Mengumpulkan

LKPD

laporan hasil diskusi.

dan

22

laporan hasil diskusi kelompok.


Guru melakukan post test
kepada

peserta

didik

untuk

Mengerjakan post test dengan


teliti.

mengetahui daya serap materi


yang dipelajari peserta didik,
dengan mengajukan lembaran

post test.
Guru memberikan tugas kepada

Menerima

Lembar

Tugas

Peserta

peserta didik berupa Lembar

Didik (LTPD) yang diberikan

Tugas

guru dan mengerjakannya.

Peserta Didik (LTPD) dan


mengumpulkannya

pada

pertemuan berikutnya.

5. Teknik Pengumpulan Data


5.1 Perangkat Pembelajaran Guru
Adapun perangkat pembelajaran guru dalam penelitian ini adalah:
1) Standar Isi
Standar isi terdiri dari standar kompetensi dasar, satu standar kompetensi
dasar terdiri dari beberapa kompetensi dasar. Standar isi yang digunakan
adalah standar isi untuk pendidikan dasar dan menengah.
2) Silabus
Silabus adalah suatu pedoman yang disusun secara sistematik oleh
peneliti yang merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi
dasar kedalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian.
3) RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah suatu pedoman yang
disusun secara sistematis oleh peneliti berisikan langkah-langkah
penyampaian materi pembelajaran sesuai rincian waktu yang telah
ditentukan.

23

4) Catatan tentang kegiatan-kegiatan dalam proses pembelajaran (Anecdot


Record).
5) LKPD/ Lembar Kerja Peserta Didik
LKPD adalah pembelaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan baik
secara individu maupun kelompok.
6) Handout bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk
mmeperkaya pengetahuan peserta didik
7) Soal Kuis dan Soal Ujian Blok beserta jawabannya yang digunakan
sebagai

alat evaluasi untuk mengukur kemampuan pemaham siswa

terhadap materi pelajaran.


5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen
menggunakan

pengumpulan
rubrik

data

penilaian

dalam

untuk

penelitian

setiap

dilakukan

keterampilan

dengan

proses

yang

dilaksanakan melalui penilaian tes untuk melihat peningkatan hasil belajar pada
ranah kognitif siswa, yang akan digunakan sebagai sumber penilaian kognitif,
psikomotorik, dan afektif. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam
penilaian ini adalah Teknik tes, dalam bentuk tes hasil belajar siswa setelah
pelajaran biologi selesai, dan ujian pada tiap blok pada tiap KD.
4. Tabel. Rubrik (Standar Penilaian) Umum Keterampilan Proses
Skor
Kriteria

Tujuan
percobaan

(sangat baik)
Mengidentifikasi

(baik)

(cukup)

tujuan dan cirri

Mengidentifikasi Mengidentifikasi
tujuan

sebagian tujuan

Alat dan

khusus
Melist semua alat Melist semua

Bahan
Hypotesis

dan bahan
Memprediksi

bahan
Memprediksi

bahan
Memprediksi

dengan benar

dengan benar

dengan beberapa

fakta dan

fakta

fakta

1
(kurang)
Salah
mengidentifikasi

tujuan
Melist beberapa Salah melist
bahan
Menebak-nebak

24

membuat
hipotesis
Melist semua
Prosedur

tahap dan detaildetail khusus


Data direkam,

Hasil

diorganisir, dan
digrafiskan
Tampak
memahami
konsep dan

Simpulan

membuat
hipotesis baru
untuk aplikasi

Melist semua

Melist beberapa Salah melist

tahap

tahap

Data direkam,
diorganisir

Tampak
memahami
konsep yang
telah dipelajari

Data direkam

Tampak
memahami
beberapa konsep

tahap
Hasil salah atau
tidak betul

Tidak ada
kesimpulan atau
tampak
miskonsepsi

pada situasi lain.


(Dimodifikasi berdasarkan Emillianur,2010)

6. Teknik Analisis Data


6.1 Teknik Pengolahan Data Keterampilan Proses Sains
Adapun teknik pengolahan data Keterampilan Proses Sains dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Menurut Purwanto (2010:102), data keterampilan proses sains diolah
dengan rumus berikut:
R
100
NP = SM

Keterangan :
NP

: nilai persen yang dicari

: skor mentah siswa

25

SM

: skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan

100

: bilangan tetap

Hasil perhitungan persentase akan digolongkan ke dalam masing-masing


katagori sesuai tabel dibawah ini :
Tabel 6. Interval dan Kategori Data Keterampilan Proses Sains
Interval (%)
81 100
61 - 80
41- 60
21 40
0 20
Sumber: Arikunto (2010:271-272)

Kategori
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang

6.2 Ketuntasan Belajar Siswa


1) Ketuntasan Individu Siswa
Berdasarkan kurikulum dan penilaian di SMAN 4 Pekanbar, seorang siswa
dikatakan tuntas dalam belajar apabila memperoleh nilai

dari KKM yang

ditetapkan oleh sekolah yaitu 80. Ketuntasan belajar secara individual dihitung
dengan rumus:
KI ( )=

SI
100
SMS

Keterangan
KI

: Persentase ketuntasan individu

SI

: Skor individu

SMS

: Skor maksirnal soal

(Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas dalam Elfis, 2010)


2) Ketuntasan Klasikal
Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas dalam Elfis (2010)
ketuntasan belajar secara klasikal tercapai bila sekurang-kurangnya 85% dari
siswa telah tuntas belajar.

26

Ketuntasan belajar secara klasikal dapat dihitung dengan menggunakan


rumus:
KK ( )=

JST
100
JS

Keterangan
KK

: Persentase ketuntasan klasikal

JST

: Jumlah siswa tuntas dalam kelas perlakuan (tolak ukur KKM)

JS

: Jumlah seluruh siswa dalam kelas perlakuan

DAFTAR PUSTAKA
Amri,S dan Ahmad, KI. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam
Kelas. Pustaka Raya: Jakarta.
Arikunto, S. 2010. Manajemen Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Chairil.2010. Media Handout. http//chai-chairill.blogspot.com. Diakses: 29 Juni
2015
Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta.
Elfis.

2010a. Pradigma Pembelajaran IPA/ Biologi.


http://elfisuir.blogspot.com/. Diakses: 19 Desember 2014.

Available

at:

Elfis.

2010b. Desain Penelitian Tindakan Kelas.


http://elfisuir.blogspot.com/. Diakses 19 Desember 2014.

Availlable

at:

27

Elfis. 2010c. Teknik Analisis Data. Available at: http://elfisuir.blogspot.com/.


Diakses pada 2 9 Desember 2014.
Emillianur,
2010.
Tes
Keterampilan
Proses.
Avalaible
at:
http://www.academia.edu/6725819/Tes_Keterampilan_Proses. Diakses pada
07 Januari 2015.
Hariyono (2010) Penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing untuk pencapaian
kompetensi dasar 3.6 pada materi sistem indera sehubungan dengan
keterampilan proses siswa kelas XI IPA SMA Negeri 11 Malang.Vol IV No.
3: 20-28. Availlable at: (http://biologi.fkip.um.ac.id/jurnal/files/pdf/.
Diakses pada tanggal 27 Desember 2014)
Kaniawati. 2010. Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Leson Study.
Jatinagor:
FMIPA
UPI.
http://cissl.scils.rutgers.edu/guided
inquiry/introduction.html (Diakses tanggal 29 Juni 2015)
Kartikasari. 2012. Hasil Perbandingan pembelajaran
dengan menggunakan
Handout pada pembelajaran IPA terhadap hasil belajar siswa kelas X, di
SMAN Kabakkramat tahun Ajaran 2012/2013. Volume III No.12: 2-25.
Availlable at: (http://biologi.fkip.um.ac.id/jurnal/files/pdf/. Diakses pada
tanggal 20 April 2015)
Majid, A. 2012. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Pramitasari, Diana Hesti. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Dipadu Teams Games Tournament melalui Lesson Study untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses, Motivasi, dan Hasil Belajar Siswa
Kelas X MIA3 SMAN 3 Malang. Skripsi, Program Studi Pendidikan
Biologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas
Negeri
Malang.
Vol
V
No.17:13-16.
http://biologi.fkip.um.ac.id/jurnal/files/pdf/. diakses pada tanggal 26
November 2014)
S. Sadiman, Arief. 20011. Media Pendidikan. Rajawali Pers: Jakarta.
Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan.Kencana: Jakarta.

28

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers: Jakarta
Slavin, E. Robert. 2011. Cooperatif Learning (Teori, Riset dan Praktik). Bandung:
Nusa Media.
Suci Tri. 2014. Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry Terhadap Hasil Belajar
Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis Dan Keterampilan Proses Sains
Siswa Di SMAN 3 Perbaungan. Vol VII No.31: 27-30.
(http://biologi.fkip.um.ac.id/jurnal/files/pdf/. Diakses pada tanggal 27
Desember 2014).
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana:
Jakarta.
Utari, S. 2011. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
Terhadap Hasil Belajar Siswa Biologi Kelas XI IPA3 SMAN 5 Pekanbaru
Tahun Ajaran 2010/2011.Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau. Pekanbaru.
Wena.M.2013. Model Pemebelajaran Inovatif Kontenporer. Jakarta: Bumi Askara
Yuniastuti Euis. Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Dan Hasil Belajar
Biologi Dengan Pendekatan Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar Pada
Siswa Kelas VII Smp Kartika V-1 Balikpapan. Vol V No.1 : 1.
http://biologi.fkip.uniba-bpnc.id/jurnal/files/pdf/. diakses pada tanggal 13
April 2015)

Anda mungkin juga menyukai