BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
data
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan interview
58
2.1.1
Interview (Wawancara)
Wawancara merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data,
dimana teknik ini digunakan oleh peniliti bila ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan pokok permasalahan yang harus diteliti selain
itu juga digunakan oleh peneliti untuk mengetahui hal-hal dari responden
yang lebih mendalam dan dalam jumlah responden yang sedikit/kecil.
Prof. Dr. Sugiyono (2004, p 130) mengemukakan bahwa anggapan
yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan
juga kuisioner (angket) adalah sebagai berikut:
1. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
sendiri.
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peniliti adala benar dan
dapat dipercaya.
3. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh
peneliti.
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti atau pengumpul data dapat di
bagi dalam 2 (dua) cara yaitu :
1. Wawancara terstruktur .
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data
oleh peneliti atau pengumpul data bila mereka mengetahui dengan pasti
tentang apa yang akan diperoleh. Sehingga dalam melakukan wawancara,
59
melakukan
wawancara,
selain
harus
mempersiapkan
Dalam
penelitian
pendahuluan,
peneliti
menggunakan
60
61
dapat dinyatakan data tersebut subyektif dan tidak akurat. Kebiasan data
dipengaruhi oleh pewawancara, yang di wawancarai (responden) dan
situasi dan kondisi pada saat wawancara.
Kelebihan dari teknik pengumpulan data dengan menggunakan
interview atau wawancara:
1. Pewawancara dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan
situasi yang dihadapi pada saat itu.
2. Pewawancara dapat mengobservasi perilaku nonverbal, misalnya
perasaan suka, tidak suka atau perilaku lainnya pada saat pertanyaan
diajukan dan dijawab oleh responden.
3. Pertanyaan dapat diajukan secara berurutan sehingga responden dapat
memahami maksud penelitian secara baik sehingga responden dapat
menjawab pertanyaan dengan baik
4. Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi dibuat langsung oleh
responden yang ditetapkan
5. Melalui wawancara dapat ditanyakan hal-hal rumit dan mendetail.
6. Pewawancara dapat memperoleh jawaban atas seluruh pertanyaan yang
diajukan.
Kekurangan dari teknik pengumpulan data dengan menggunakan
interview atau wawancara:
1. Memerlukan waktu yang banyak untuk mengadakan wawancara dengan
individu satu persatu.
62
2.1.2
Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan salah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan memberikan sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpalan data
yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu
apa yang bisa diharapkan dari koresponden. Kuesioner sangat cocok
digunakan untuk responden dalam jumlah cukup besar dan tersebar diwilayah
yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau
63
bentuk
pengukuran
atau
bukan.
Kalau
berbentu
64
65
66
2. Prinsip pengukuran
Kuesioner yang diberikan kepada responden adalah instrument penelitian,
yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena
itu instrument kuesioner tersebut harus dapat digunakan untuk
mendapatkan data yang valid dan reliable tentang variabel yang akan
diukur. Supaya diperoleh data penelitian yang valid dan reliable, maka
perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Instrumen yang
tidak valid dan reliable bila digunakan untuk mengumpulkan data, akan
menghasilkan data yang tidak valid dan reliable pula.
67
68
4. Sulit bagi peneliti untuk mengetahui maksud dari jawaban yang diberikan
responden.
5. Ada kemungkinan respons yang berikan oleh salah satu responden salah.
2.1.3
Observasi
Observasi
merupakan
salah
teknik
pengumpulan
data
yang
mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain,
yaitu wawancara dan kuesioner. Dalam wawancara dan kuesioner, selalu
berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi
juga obyek-obyek alam yang lain.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar. Dari segi proses pelaksanaan
pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi:
1. Participant observation
Dalam observasi ini peneliti terlibat langsund dengan kegiatan sehari-hari
orang yang sedang diamati atau yang akan digunakan sebagai sumber data
penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa
yang sedang dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan perasaan
suka dukanya. Dengan observasi ini, data yang diperoleh akan lebih
lengkap, jelas, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari
setiap perilaku yang tampak pada orang yang diobservasi.
69
2. Nonparticipant observation
Dalam observasi ini peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orangorang yang sedang diamati maka dalam observasi ini peneliti tidak terlibat
dan hanya sebagai pengamat independen. Pengumpulan data dengan
observasi ini tidak akan mendapatkan data yang mendalam, dan tidak
sampai pada tingkat makna, dimana makna adalah nilai-nilai dibalik
perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis.
3. Observasi terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara
sistematis tentang apa yang akan diamati, dimana tempatnya. Jadi
observasi ini dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang
variabel yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti
menggunakan instrument penelitian yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya. Pedoman wawancara terstruktur atau kuesioner tertutup
juga dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasi ini.
70
71
2.2
Statistika Deskriptif
Metode statistika adalah prosedur-prosedur atau langkah-langkah yang
digunakan dalam mengumpulkan, menyajikan, menganalisa dan menafsirkan
data. Secara umum metode statistika yang digunakan untuk analisis data
dalam penelitian dapat dikelompokan menjadi 2 (dua) macam, yaitu statistika
deskriptif dan statistika inferensial. Statistika inferensial meliputi statistika
parametris dan statistika nonparametris.
Statistika
deskriptif
adalah
statistika
yang
digunakan
untuk
72
2.3
Diagram Pareto
Menurut Gaspersz (1998, p53), Diagram pareto adalah grafik batang
yang menunjukan masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Masalah
yang paling banyak terjadi ditunjukan oleh grafik barang pertama yang
tertinggi serta ditempatkan pada sisi paling kiri, dan seterusnya sampai
masalah yang paling sedikit terjadi ditunjukkan oleh grafik batang yang
terakhir yang terendah serta ditempatkan pada sisi paling kanan.
Diagram pareto merupakan suatu prioritas dimana membutuhkan data
yang disesuaikan dengan jenis, kategori atau klasifikasi lainnya. Analisa ini
akan mengidentifikasikan sejumlah kecil permaslahan vital atau jenis
kerusakan dari berbagai macam hal. Selain itu analisa dari diagram pareto
73
juga akan membantu kita dalam menentukan permasalahan dan akibat yang
tepat untuk dipelajari.
Prinsip diagram pareto juga dikenal sebagai aturan 80/20 dimana yang
berarti 80% dari permasalahan kita berasal dari 20% dari semua hal yang
harus kita hadapi. Pada dasarnya diagram Pareto dapat dipergunakan sebagai
alat interprestasi untuk :
Menentukan frekuensi relatif dan urutan pentingnya masalah-masalah atau
penyebab-penyebab dari masalah yang ada.
Memfokuskan perhatian pada isu-isu kritis dan pentign melalui pembuatan
ranking terhadap masalah-masalah atau penyebab-penyebab dari masalah
itu dalam bentuk yang signifikan.
Menurut Turner, dkk (2000, p286), Diagram Pareto adalah grafik
batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian.
Pada dasarnya diagram Pareto digunakan untuk :
Menentukan frekuensi relatif dan urutan pentingnya masalah dan penyebab
masalah yang ada.
Memfokuskan perhatian pada isu isu penting melalui pembuatan
rangking terhadap masalah atau penyebab dari masalah tersebut.
Menurut Gaspersz (1998, p58), Pada dasarnya diagram Pareto terdiri
dari dua jenis, yaitu:
Diagram Pareto Mengenai Fenomena.
74
Diagram ini berkaitan dengan hasil-hasil berikut yang tidak diinginkan dan
digunakan untuk mengetahui apa masalah utama yang ada. Contoh
fenomena, antara lain:
a) Kualitas kerusakan, kegagalan, keluhan, item-item yang dikembalikan,
perbaikan (reparasi), dll.
b) Biaya: jumlah kerugian, ongkos pengeluaran, dll.
c) Penyerahan
(delivery):
penundaan
penyerahan,
keterlambatan
75
- Langkah 1
Menentukan masalah apa yang akan diteliti, mengidentifikasikan kategorikategori atau penyebab-penyebab dari masalah yang akan diperbandingkan.
Setelah itu merencanakan dan melaksanakan pengumpulan data.
- Langkah 2
Membuat suatu ringkasan daftar atau table yang mencatat frekuensi
kejadian dari masalah yang telah diteliti dengan menggunakan formulir
pengumpulan data atau lembar periksa.
- Langkah 3
Membuat daftar masalah secara berurut berdasarkan frekuensi kejadian dari
yang tertinggi sampai terendah, serta hitunglah frekuensi kumulatif,
presentase dari total kejadian, dan presentase dari total kejadian secara
kumulatif.
- Langkah 4
Menggambar dua buah garis vertical dan sebuah garis horizontal.
1. Garis vertikal:
a) Garis vertikal sebelah kiri: buatkan pada garis ini, skala dari nol
sampai total keseluruhan dari kerusakan.
b) Garis vertikal sebelah kanan: buatkan pada garis ini, skala dari 0%
sampai 100%
2. Garis Horizontal:
76
77
2.4
Histogram
Menurut Gapersz (1998, p69), Histogram merupakan suatu potret dari
proses yang menunjukan:
1) Distribusi dari pengukuran.
2) Frekuensi dari setiap pengukuran itu.
Histogram menampilkan sekilas dari sekumpulan data. Histogram ini
sangat berguna jika digunakan untuk melihat bentuk, pemusatan dan
penyebaran sekumpulan data dari beberapa proses. Selain itu histogram dapat
dipergunakan juga sebagai suatu alat untuk:
78
79
batas-batas
spesifikasi telah
ditetapkan berdasarkan
2.5
80
atau dikenal juga dengan nama Diagram Ishikawa yang dikarena pertama
kali diperkenalkan oleh Prof. Kaouru Ishikawa dari Universitas Tokyo pada
tahun 1953. Menurut Gaspersz (1998,p61), Diagram sebab-akibat adalah
suatu diagram yang menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Diagram
ini digunakan untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan
karakteristik kualitas (akibat).
Diagram ini digunakan untuk meringkaskan pengetahuan mengenai
kemungkinan sebab-sebab terjadinya variasi dan permasalahan lainnya.
Diagram ini menyusun sebab-sebab variasi atau sebab-sebab permaslahan
kualitas kedalam kategori-kategori yang logis. Hal ini membantu kita dalam
menentukan fokus yang akan diambil dan merupakan alat yang sangat
membantu dalam penyusunan usaha-usaha pengembangan proses. Diagram
sebab-akibat juga digunakan untuk keperluan-keperluan lainnya sebagai
berikut :
sebab-akibat adalah:
1. Mulai dengan pernyataan masalah-masalah utama yang penting dan
mendesak untuk diselesaikan.
81
atau
kategori-kategori
dapat
dikembangkan
melalui
brainstroming.
4. Tuliskan penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi penyebabpenyebab utama (tulang-tulang besar), serta penyebab-penyebab sekunder
itu dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran sedang.
5. Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebabpenyebab sekunder (tulang-tulang berukuran sedang), serta penyebabpenyebab itu dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran kecil
6. Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan tandailah faktorfaktor penting tertentu yang kelihatannya memiliki pengaruh nyata
terhadap karakteristik kualitas.
82
83
2.6
ini
memungkinkan
perusahaan
untuk
mengestimasi
biaya,
84
2.7
Gemba Kaizen
2.7.1
85
haruslah mengalami perbaikan secara terus menerus. Hal yang membuat kita
menggunakan kaizen adalah:
1. Cepat dan mudah pelaksanaannya.
2. Langsung ke permasalahan.
3. Hasilnya bisa langsung dirasakan.
4. Menggnakan SDM yang ada.
4. Berfokus pada major issue.
5. Teamwork, dapat dilihat dengan kacamata berbeda.
6. Melewati semua batas birokrasi
7. Bisa dipakai untuk referensi Kaizen berikutnya.
Hal-hal yang menyebakan penerapan konsep kaizen gagal adalah:
1. Fokus di area tertentu bukan pada perubahan budaya.
2. Tidak melibatkan smua bagian.
3. Ketakutan akan gagal dan ragu pada hal baru.
4. Ketidakmampuan untuk melihat proses secar keseluruhan.
5. Salah prioritas utama (produksi, design, bisnis).
6. Ketidakmampuan membaca peluang ke depan.
7. Gagal menerapkan ADOPT, ADAPT dan CREATIVITY.
Dalam bahasa Jepang, Gemba berarti real place atau tempat dimana
suatu tindakan dilakukan atau terjadi. Dimana dalam manajemen, gemba
adalah temapat dimana suatu aktifitas yang bernilai untuk dapat memuaskan
konsumen. Didalam manufaktur biasanya digunakan untuk tempat kerja
86
87
merupakan pendekatan dengan resiko yang rendah. Hal ini berbeda dengan
perubahan yang dihasilkan oleh western manajemen yang biasanya dramatis
dimana kaizen bersifat tidak dramtis tetapi sedikit dan bertahap.
Kaizen is a never-ending journey towards waste elimination, quality
improvement and effective utilisation. Traditional manufacturing systems
have limited goal acceptance, for example, the production of some defective
products and Work in Progress (WIP). Kaizen sets its sights of perfection: no
defects, inventory and wastes. (International Journal Product Development,
Vol. 10 Nos. 1/2/3, p 88).
88
89
itu act berkaitan pula dengan standarisasi prosedur baru guna menghidari
terjadinya
90
91
Standar merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari gemba kaizen
dan merupakan dasar dari perbaikan sehari-hari. Dimana kualitas dapat
meningkat bila kaizen diterapkan secara benar selain kualitas, dapat pula
menurunkan biaya dan memenuhi waktu delivery kepada konsumen.
Standarisasi mudah dipahamai dan diterapkan serta tidak membutuhkan
pengetahuan maupun teknologi canggih. Bagian yang sulit adalah
membangun disiplin pribadi pada masing-masing individu
yang
92
93
94
95
yang belum tersedia atau gangguan pada mesin yang sedang digunakan.
Operator yang menunggu benda kerja berikutnya atau menunggu mesin
menyelesaikan proses kerjanya, pada saat itu juga operator hanya
mengawasi mesin tanpa memberikan nilai tambah apapun.
g. Pemborosan pada transportasi
Di lapangan atau tempat kerja, kita dapat menemukan berbagai sarana
transportasi seperti truk, kereta, forklift, dan konveyor. Tranpor adalah
kegiatan yang sangat penting dalam operasi di lapangan atau tempat
kerja tapi seringkali memindahkan material maupun benda kerja tidak
memberikan nilai tambah pada barang tersebut. Dan lebih ekstrimnya,
kerusakan material atau benda kerja dapat terjadi dalam transport. Untuk
menghilangkan pemborosan ini, proses-proses yang saling terpisah
harus dibuat sejalur atau satu line produksi, ini pun bila memungkinkan
untuk dilakukan.