Teknik Analisis Ekonomi
Teknik Analisis Ekonomi
Keterangan :
PDRB I = PDRB sektor i
t = tahun t
i = 1,....,9 (sektor lapangan usaha)
3. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi, dapat didekati dengan menghitung pertumbuhan PDRB atas dasar harga
konstan.
Keterangan :
5. Tingkat Kemiskinan
Kemiskinan dengan menggunakan pendekatan konsep kemiskinan yang dikaitkan kebutuhan hidup
minimal yang layak (basic needs) untuk seseorang/rumah tangga. Kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun non pangan yang bersifat mendasar
yaitu pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya.
Berdasarkan pendekatan dasar kebutuhan. maka dapat dihitung garis kemiskinan konsumsi dan
selanjutnya dapat dihitung persentase penduduk miskin (head count indeks) yaitu persentase
penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan konsumsi. Garis kemiskinan konsumsi dihitung
berdasarkan rata-rata pengeluaran makanan dan bukan makanan perkapita pada kelompok
penduduk referensi, yaitu penduduk kelas marjinal yang hidupnya berada sedikit diatas garis
kemiskinan konsumsi (BPS, Pemerataan Pendapatan dan Pola Konsumsi Penduduk Jawa Tengah).
Garis kemiskinan konsumsi terdiri dari garis kemiskinan makanan (batas kecukupan konsumsi
makanan) dan garis kemiskinan non makanan (batas kecukupan konsumsi non makanan).
Batas kecukupan konsumsi makanan dihitung dari besarnya rupiah yang dikeluarkan untuk
makanan yang memenuhi kebutuhan minimum energy 2100 kalori per kapita per hari.
6. Garis Kemiskinan
Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK) adalah :
GK = GKM + GKNM
Keterangan:
GK : Garis Kemiskinan
GKM : Garis Kemiskinan Makanan
GKNM : Garis Kemiskinan Non-Makanan
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan
yang disetarakan dengan 2100 kilokalori per kapita perhari. Garis Kemiskinan Non-Makanan
(GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan (BPS,
Data dan Informasi kemiskinan).
D ij = N ij + M ij + C ij
Keterangan :
I = Sektor-sektor ekonomi yang diteliti
j = Variabel wilayah yang diteliti Provinsi
n = Variabel wilayah Indonesia
D ij = Perubahan sektor i di daerah j (Provinsi)
N ij = Pertumbuhan nasional sektor i di daerah j (Provinsi)
M ij = Bauran industri sektor i di daerah j (Provinsi)
C ij = Keunggulan kompetitif sektor i di daerah j (Provinsi)
Dalam teknik analisis ekonomi wilayah tersebut, variabel yang digunakan adalah Tenaga
kerja dan PDRB yang dinotasikan sebagai (y). maka :
D ij = y* ij y ij
N ij = y ij . r n
M ij = y ij ( r i n r n)
C ij = y ij (r ij r i n)
Keterangan :
y ij = Tenaga Kerja/PDRB sektor i di daerah j (Provinsi)
y*ij = Tenaga Kerja/PDRB sektor i di daerah j akhir tahun analisis (Provinsi)
r ij = Laju pertumbuhan sektor i di daerah j (Provinsi)
r in = Laju pertumbuhan sektor i di daerah n (indonesia)
r n = Rata-rata Laju pertumbuhan Tenaga Kerja/GNP di daerah n (indonesia)
Untuk suatu daerah, pertumbuhan nasional / regional, bauran industri dan keunggulan kompetitif
dapat dijumlahkan untuk semua sektor sebagai keseluruhan daerah, sehingga persamaan shift
share untuk sektor I di wilayah j adalah:
D ij = y ij . r n + y ij (r i n r n ) + y ij (r ij r
in )
Keterangan:
Keterangan :
A = Indeks Williamson.
fi = Jumlah penduduk masing-masing Kabupaten/Kota di Propinsi
n = Jumlah penduduk di Propinsi
yi = Pendapatan per kapita masing-masing Kabupaten/Kota
Y = Rata-rata pendapatan per kapita di Propinsi
Hasil pengukuran dari nilai Indeks Williamson ditunjukkan oleh angka 0 sampai angka 1 atau 0 < A <
1. Jika indeks Williamson semakin mendekati angka 0 maka semakin kecil ketimpangan
pembangunan ekomoni dan jika indeks Wlliamson semakin mendekati angka 1 maka semakin
melebar ketimpangan pembangunan ekonomi.
di mana:
IG = Indeks Gini
Yi* = proporsi secara kumulatif dari jumlah pendapatan rumah tangga sampai kelas i
fi = proporsi jumlah rumah tangga dalam kelas i
kc = jumlah kelas
menunjukkan eratnya hubungan antara wilayah 1 dengan wilayah 2 sebagai konsekuensi interaksi
kota-desa dalam teori pusat pertumbuhan.
Adapun rumus untuk menghitung interaksi dalam hubungan desa-kota adalah:
Keterangan :
I1,2 : Interaksi dalam wilayah 1 dan 2
W1 : pendapatan perkapita wilayah 1
W2 : pendapatan perkapita wilayah 2
P1 : Jumlah penduduk wilayah 1
P2 : Jumlah penduduk wilayah 2
J1,2 : jarak antara wilayah 1 dan 2 (dalam meter)
a : konstanta yang nilainya 1
b : konstanta yang nilainya 2.