SILABUS
Mata Kuliah : Askeb IV (Patologi Kebidanan)
Semester
: IV (Empat)
Beban Studi : 2 SKS
Perguruan Tinggi : STIKes RSHM
Peremuan
I
II
Tujuan
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
Pada akhir perkuliahan
1.1.Prinsip deteksi dini terhadap kelainan, komplikasi
mahasiswa dapat:
dan penyakit yang lazim terjasi pada ibu masa
Menjelaskan prinsip deteksi kehamilan, persalinan dan masa nifas
dini ibu dengan
1.1.1. Pemeriksaan kehamilan dini (early ANC detection)
kehamilan,komplikasi,peny
1.1.2. Kontak dini kehamilan trimester I
akit yang lazim terjadi 1.1.3. Pelayanan ANC berdasarkan kebutuhan individu
dalam kehamilan,persalinan
1.1.4. Skrining untuk deteksi dini
dan masa nifas
1.2.Deteksi dini penyulit persalinan
1.2.1. Pemanfaatan patografi pada setiap persalinan kala I
aktif
1.3.Deteksi dini komplikasi masa nifas
1.3.1. 2 jam masa nifas
1.3.2. 6 jam masa nifas
1.3.3. 6 hari masa nifas
1.3.4. 6 minggu masa nifas
Pada akhir perkuliahan
2.1. Penyakit yang menyertai kehamilan dan
mahasiswa dapat:
persalinan
Metode
Ceramah
Tanya
jawab
Waktu
60 menit
Media Evaluasi
LCD, Quesioner
papan
tulis,
spidol
,
Ceramah
Tanya
60 menit
LCD,
papan
Quesioner
Menjelaskan penyakit
menyertai pada ibu dalam
masa kehamilan, persalinan
dan nifas
III
2.1.1. TB Paru
2.1.2. Ginjal
2.1.3. Jantung
2.1.4. DM
2.1.5. Asma
2.2. Infeksi yang menyertai kehamilan dan
persalinan
2.2.1. Sypilis
2.2.2. CMV (cytomegalo virus)
2.2.3. Rubbela
2.2.4. Herves
2.2.5. Varicella
2.2.6. Toxoplasmosis
2.2.7. Infeksi Traktus Urinarius
2.2.8. Hepatitis
2.2.9. HIV/AIDS
2.2.10. Typus Abdominalis
3.1. Deteksi dini kehamilan, komplikasi, dan
penyakit masa kehamilan, persalinan dan masa
nifas
3.1.1. Masa Kehamilan
- Trimester I
- Trimester II
- Trimester III
3.1.2. Masa Persalinan
- Kala I
- Kala II
- Kala III
3.1.3. Masa Nifas
- Kala IV
- 6 jam
jawab
Ceramah
Tanya
jawab
tulis,
spidol
60 menit
LCD,
papan
tulis,
spidol
Quesioner
IV
- 6 hari
- 6 minggu
4.1. Komplikasi dan penyakit kehamilan trimester I
dan II
4.1.1. Anemia kehamilan
4.1.2. Hyperemesis gravidarum
4.1.3. Abortus
4.1.4. KET
4.1.5. Molahidatidosa
Ceramah
tanya
jawab
60 menit
LCD,
papan
tuis,
spidol
Quesioner
Ceramah
Tanya
jawab
60 menit
LCD,
papan
tulis,
spidol
Quesioner
kehamilan
VI
- Oligohidramnion
5.1.3. Kelainan letak
- Letak sungsang
- Letak lintang
5.1.4. Kehamilan disertai penyakit
- DM
- Jantung
- Sistem pernafasan
- Sistem pencernaan
- Sistem hematology
- Sistem perkemihan
5.1.5. Kehamilan dengan infeksi
- Rubella
- Hepatitis
5.1.6. Kehamilan dengan PMS
- Gonore/sypilis
- HIV/AIDS
5.1.7. Kehamilan dengan penyakit gangguan
jiwa
- Depresi
- Psikosa
- Psikoneorosa
Pada akhir perkuliahan
6.1. Konsep dasar penyulit kala I dan II
mahasiswa dapat:
6.1.1. Konsep dasar kelainan presentasi dan posisi
Melaksanakan Asuhan
- Puncak kepala
Kebidanan pada masa ibu
- Dahi
dengan komplikasi kelainan,
- Muka
penyakit dalam persalinan
- Persisten oksipito posterior
6.1.2. Konsep dasar distosia
- Distosia kelainan tenaga/his
~ His hipotonik
~ His hipertonik
~ His yang tidak terkoordinasi
Ceramah
Tanya
jawab
60 menit
LCD,
papan
tulis,
spidol
Quesioner
VII
Ceramah
Tanya
jawab
60 menit
LCD,
papan
tulis,
spidol
Quesioner
- Luka perineum
7.1.2. Perdarahan post partum dan penanganannya
- Tahapan: primer dan skunder
- Penyebab: atonia uteri, retensio plasenta,
robekan jalan lahir
7.1.3. Gangguan psikologis masa nifas
- Depresi post partum
- Post partum blus
- post partum psikosa
VIII
UJIAN TENGAH
SEMESTER
Pada akhir perkuliahan
mahasiswa dapat:
Melakukan Asuhan
Kebidanan pada ibu dengan
gangguan sistem reproduksi
IX
8.1. Pengertian
8.2. Tujuan
8.3. Jenis, penyebab, patofisiologis dan gambaran
klinis pada ibu
8.3.1. Mastitis
8.3.2. Fibrio adenoma
8.3.3. Kista sarcoma filodes
8.3.4. Sarcoma
8.3.5. Kanker payudara
8.3.6. Tumor jinak dan ganas pada vulva, vagina,
tuba, uterus, duarium,
8.4. Prosedur pemeriksaan
8.5. Deteksi dini
9.1. Pengertian infertilitas
9.2. Pemeriksaan infertilitas
9.3. Masalah yang timbul pada infertilitas
9.4. Faktor yang mempengaruhi infertilitas
9.5. Manajemen kebidanan pada infertilitas
10.1. Pengertian klimakterium
10.2. Pengertian menopause
10.3. Tanda-tanda awal dari klimakterium dan
Ceramah
Tanya
jawab
60 menit
LCD,
papan
tulis,
spidol
Quesioner
Ceramah
Tanya
jawab
60 menit
LCD,
papan
tulis,
spidol
Quesioner
Ceramah
Tanya
jawab
60 menit
LCD,
papan
tulis,
Quesioner
XII
XIII
XIV
menopause
10.4. Gangguan klimakterium dan menopause
10.5. Manajemen kebidanan klimakterium dan
Menopause
11.1. Pengertian
11.2. Tanda, gejala dan penanganan
11.2.1. Polip
11.2.2. Ero, portio
11.2.3. Uleus portio
11.2.4. Trauma
11.2.5. Polips endometrium
12.1. Tanda, gejala dan penanganan
12.1.1. Cerviksitis
12.1.2. Endomentritis
12.1.3 Myometritis
12.1.4. Parametritis
12.1.5. Adnexitis
12.1.6. Peritonitis
12.1.7. Pelviksitis
12.1.8. Kelainan pada ovarium
12.1.9. Salpingitis
13.1. Praktek dokumentasi kebidanan patologi
13.1.1. Pengkajian data
13.1.2. Rumusan diagnosa/masalah
13.1.3. Perencanaan asuhan
13.1.4. Pelaksanaan asuhan
13.1.5. Evaluasi asuhan.
14.1. Sistem rujukan
spidol
Ceramah
Tanya
jawab
60 menit
LCD,
papan
tulis,
spidol
Quesioner
Ceramah
Tanya
jawab
60 menit
LCD,
papan
tulis,
spidol
Quesioner
Ceramah
Tanya
jawab
60 menit
LCD,
papan
tulis,
spidol
Quesioner
Ceramah
Tanya
jawab
60 menit
LCD,
papan
tulis,
spidol
Quesioner
SEMESTER
II.
INFERTILITAS
a. Pengertian Infertilitas
Ketidaksuburan atau infertilitas atau kemandulan adalah suatu kondisi di mana pasangan suami-istri belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan
hubungan seksual sebanyak 2-3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun, tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun. Frekuensi berhubungan
seksual bisa juga dalam arti sesering mungkin. Frekuensi 2-3 kali seminggu bertujuan agar ada waktu untuk beristirahat dan memulihkan tenaga sehingga
kualitas tubuh lebih baik.
c.
Faktor-faktor Yang mempengaruhi Infertilitas
1.
Suami memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan dan menyalurkan sel kelamin pria (Spermatozoa) ke dalam organ
reproduksi istri
2.
Istri memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan sel kelamin wanita (sel telur atau ovum) yang dapat dibuahi oleh
spermatozoa dan memiliki rahim yang dapat menjadi tempat perkembangan janin, embrio, hingga bayi berusia cukup bulan dan dilahirkan. Jangan sampai Anda
terkena
d.
Masalah yang timbul pada infertilitas
1.
Masalah air mani pada laki laki
Air mani ditampung dengan jalan masturbasi langsung ke dalam tabung gelas bersih yang bermulut lebar ( atau gelas minum ), setelah abstinensi 3 5 hari.
Sebaiknya penampungan air mani itu dilakukan di rumah pasien sendiri, kemudian dibawa ke laboratorium dalam 2 jam setelah dikeluarkan. Air mani yang
dimasukkan ke dalam kondom dahulu, yang biasanya mengandung zat spermatisid, akan mengelirukan penilaian motilitas spermatozoa.
Karakteristik air mani :
a) Koagulasi dan likuefaksi.
b) Viskositas.
c) Rupa dan bau.
d) Volume.
e) PH.
f)
Fruktosa.
2.
Masalah Serviks pada Perempuan
Walaupun serviks merupakan sebagian dari uterus, namun artinya dalam reproduksi manusia harus diakui pada abad kesembilan belas. Sims pada tahun 1868
adalah orang pertama yang menghubungkan serviks dengan infertilitas, melakukan pemeriksaan lendir serviks pascasenggama, dan melakukan inseminasi
buatan. Baru beberapa lama kemudian Huhrer memperkenalkan uji pasca senggama yang dilakukan pada pertengahan siklus haid.
Serviks biasanya mengarah ke bawah belakang, sehingga berhadapan langsung dengan dinding belakang vagina. Kedudukannya yang demikian itu
memungkinkannya tergenang dalam air mani yang disampaikan pada forniks posterior.
Kanalis servikaslis yang dilapisi lekukan lekukan seperti kelenjar yang mengeluarkan lendir, sebagian dari sel sel epitelnya mempunyai silia yang
mengalirkan lendir serviks ke vagina. Bentuk servikalis seperti itu memungkinkan ditimbun dan dipeliharanya spermatozoa motil dari kemungkinan fagositosis,
dan juga erjaminnya penyampaian spermatozoa ke dalam kanalis servikalis secara terus menerus dalam jangka waktu lama.
Penyebab Infertilasi
Penyebab infertilitas pada pria, antara lain:
Kegagalan menghasilkan sperma berkualitas akibat cacat bawaan sejak lahir (genetik), kegagalan testis (buah zakar) untuk turun ke
kantung buah pelir (scrotum) selama pubertas, infeksi berulang, atau penyakit pada masa pertumbuhan anak.
Gangguan pada pengeluaran sperma akibat adanya gangguan seksual seperti ejakulasi dini atau painful intercouse (dyspareunia);
gangguan kesehatan seperti retograde ejaculation; penyakit genetik tertentu seperti cystic fibrosis; atau gangguan struktural seperti penyumbatan
pada saluran sperma (epididymis).
Faktor gaya hidup dan lingkungan seperti pola makan, obesitas, polusi udara (paparan zat beracun), kebiasaan minum alkohol dan
merokok, mengkonsumsi obat-obatan tertentu, pekerjaan yang mengharuskan duduk berjam-jam dan bersinggungan dengan radiasi tinggi, serta
kebiasaan memangku laptop.
Gangguan yang terkait dengan kanker dan pengobatannya seperti radiasi dan kemoterapi.
Faktor usia, pria berusia 40 tahun kurang subur dibandingkan dengan pria yang lebih muda.
Kerusakan atau penyumbatan tuba falopi biasanya akibat adanya inflamasi di tuba falopi (salpingitis) yang penyebab utamanya yaitu
Endometriosis terjadi ketika jaringan rahim tertanam dan tumbuh di luar rahim, sehingga bisa mempengaruhi fungsi sperma, sel telur dan
Gangguan ovulasi akibat cedera, tumor, aktivitas yang berlebihan, berat badan kurang, atau pemakaian obat-obatan tertentu.
Polycystic ovary syndrome (PCOS) merupakan suatu kondisi di mana tubuh menghasilkan terlalu banyak hormon androgen, dan dikaitkan
Menoupase dini yaitu suatu kondisi berhentinya menstruasi dan penipisan folikel ovarium dini sebelum usia 40 tahun. Meski penyebanya
sering tidak diketahui, namun kondisi tertentu berhubungan dengan menopause dini, sepertti penyakit sistem imun, pengobatan radiasi dan
kemoterapi, dan merokok.
Penyebab lainnya: pemakaian obat-obatan tertentu, gangguan tiroid (hipertiroid, hipotiroid), kanker dan pengobatannya, atau gangguan
kesehatan lainnya yang terkait dengan keterlambatan pubertas atau amenorrhea seperti Cushings disease, sickle cell disease, penyakit ginjal dan
diabetes.
Selain itu beberapa faktor risiko bisa meningkatkan infertilitas pada pria dan wanita, seperti: usia, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol,
kelebihan atau kekurangan berat badan, dan aktivitas yang berlebihan.
e.
Manajemen Kehidupan pada Infertilitas
Untuk mencegah infertilitas beberapa hal yang dapat dilakukan oleh kuda pasangan adalah sebagai berikut:
Untuk pria:
Jangan terlalu sering berendam air panas atau bersauna (suhu tinggi bisa mempengaruhi produksi dan gerakan sperma, meski bersifat
sementara)
Untuk wanita:
Jaga berat badan (kelebihan atau kekurangan berat badan bisa mempengaruhi produksi hormon reproduksi)
Untuk pasangan: berhubungan intim 2-3 kali seminggu bisa meningkatkan fertilitas.