PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 menentukan bahwa, bumi dan air
dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Selanjutnya,
Pasal
33
ayat
(2)
menentukan,
cabang-cabang
sangat
penting
dan
strategis
dalam
mewujudkan
tenaga
listrik
yang
cukup,
merata,
dan
bermutu.
ketenagalistrikan
bertujuan
untuk
menjamin
dan
harga
yang
wajar
dalarn
rangka
meningkatkan
mewujudkan
pembangunan
yang
berkelanjutan
sesuai
listrik,
sebagai
salah
satu
hasil
pemanfaatan
pencapaian
tujuan
pembangunan
nasional.
I-1
dengan
prinsip
otonomi
daerah,
Pemerintah
atau
antara
penyediaan
tenaga
lain,
mengenai
listrik
yang
pembagian
terintegrasi,
wilayah
penerapan
usaha
tarif
jaringan
telekomunikasi,
tenaga
multimedia,
dan
listrik
untuk
informatika,
kepentingan
serta
mengatur
tentang jual beli tenaga listrik lintas negara yang tidak diatur dalam
Undang-Undang sebelumnya yakni Undang-undang Nomor 15
Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan. Dalam rangka peningkatan
penyediaan tenaga listrik kepada masyarakat diperlukan pula
upaya penegakan hukum di bidang
ketenagalistrikan Dengan
I-2
Selain
membahayakan.
bermanfaat,
Oleh
tenaga
karena
itu,
listrik
untuk
juga
lebih
dapat
menjamin
tenaga
listrik,
instalasi
tenaga
listrik
harus
peralatan
di
bidang
ketenagalistrikan.Sedangkan
tenaga
listrik
tanpa
persetujuan
Pemerintah
atau
pemerintah daerah.
a.
Landasan Filosofi s
Pembentukan/
pembuatan
hukum
atau
peraturan
I-3
dan
tugas
negara
tidak
semata-mata
hanya
tersebut
kesejahteraan
umum
dari
seluruh
lapisan
luas
yakni
mengutamakan
kepentingan
seluruh
warga
I-4
pidana
dan
Ketentuan
penutup.
diharapkan
dengan
dan
harga
yang
wajar
dalam
rangka
meningkatkan
LANDASAN YURIDIS
Landasan
yuridis
adalah
alasan
yang
beraspek
hukum.
I-5
c. ditetapkan
sebagai
norma
hukum
menurut
prosedur
sebagai
norma
hukum
oleh
lembaga
yang
Perda
tentang
Ketenagalistrikan
Kabupaten
Nomor
10
Tahun
1950
tentang
(Berita
Negara
tanggal
Agustus
1950)
I-6
Tahun
1950
Kabupaten
tentang
dalam
Pembentukan
Lingkungan
Daerah-Daerah
Propinsi
Jawa
Tengah
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor 1757);
2. Undang-Undang
Pemerintahan
Nomor
Daerah
32
Tahun
(Lembaran
2004
tentang
Negara
Republik
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik
Nomor
30
Tahun
2009
tentang
2009
Nomor
133,
Tambahan
Lembaran
Urusan
Pemerintahan
antara
Pemerintah,
I-7
Negara
Republik
Indonesia
Tahun
2012
Nomor
28,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor 5530);
c.
LANDASAN SOSIOLOGIS
Landasan sosiologis adalah pertimbangan-pertimbangan yang
bersifat
empiris
sehingga
suatu
undang-undang
benar-benar
Menurut
Jimly
Asshiddiqie,
norma
hukum
yang
hukum
masyarakat.
Setiap
norma
hukum
yang
I-8
dalam konsideran harus dirumuskan dengan baik, pertimbanganpertimbangan yang bersifat empiris sehingga suatu gagasan
normatif yang dituangkan dalam undang-undang benar-benar
dididasarkan
atas
kenyataan
yang
hidup
dalam
kesadaran
Tahun
kriteria
penerimaan
(reception
theory),
dan
kriteria
daya
ikat
serta
kewajibannya
untuk
menundukkan
diri
pengakuan
Undang-Undang
sebagaimana
Dasar
1945
termaktub
dan
Pancasila
dalam
atas
I-9
terhadap
Peraturan
perundangundangan.
Logikanya,
ini
pada
masyarakat
yang
pokoknya
berkenaan
bersangkutan
untuk
dengan
kesadaran
menerima
daya-atur,
dari
Ranperda
ini
serta
muatan
materi
yang
diatur
ketenagalistrikan
dalam
kehidupan
bermasyarakat.
telah
mencatatkan
sejarah
tentang
eksisitensi
berkelanjutan,
ptimalisasi
pemanfaatan
sumber
energi,
daya
ekonomi
mengandalkan
dalam
pada
I-10
Pemalang
tentang
Ketenagalistrikan
kenyataan
1.2
IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat
Sejalan
dengan
perkembangan
ilmu
permasalahan
apakah
yang
dihadapi
oleh
I-11
Republik
Indonesia
Nomor
53
tahun
2011
Tentang
yang
dapat
dipertanggungjawabkan
secara
ilmiah
tentang
Kabupaten
Pemalang
tentang
ketenagalistrikan?
2.
Untuk
menemukan
hal-hal
penting
yang
mendasari
sebagai
dasar
pemecahan
masalah
tersebut.
3. Untuk mengetahui landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis
atas pembentukan Rancangan Peraturan Daerah tentang
Ketenagalistrikan.
4. Untuk merumuskan sasaran yang akan diwujudkan, ruang
lingkup pengaturan, jangkauan, dan arah pengaturan dari
Rancangan Peraturan Daerah tentang Ketenagalistrikan.
Sementara itu, kegunaan dari penyusunan naskah akademik
Rancangan
Peraturan
Daerah
tentang
Ketenagalistrikan
adalah:
1. Sebagai bahan kajian dan dasar perumusan Rancangan
Peraturan Daerah tentang Ketenagalistrikan; dan
I-12
METODE PENELITIAN
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
Ketenagalistrikan,
asas-asas
hukum,
sinkronisasi
Undang-undang
Nomor
12
Tahun
2011
tentang
I-13
PERSIAPAN
Persiapan
Administrasi Untuk
Penyusunan NA
PENGUMPULAN
- Data
- Bahan Hukum
PENGOLAHAN: DAN
ANALISIS
- Data
- Bahan Hukum
- Bahan Lainya
PENYUSUNAN :
- Naskah Akademik
- Draf Raperda
I-14