Anda di halaman 1dari 5

Gejala klinis

Orang dengan alzheimer disease mengalami gangguan progresif daya ingat dan fungsi kognitif
lainnya. Ganggua mula-mula mungkin samar dan mudah disalah-sangka sebagai depresi, penyakit
penting lainnya pada usia lanjut. Gangguan kognitif berlanjut terus, biasanya dalam waktu 5 hingga
15 Tahun, yang menyebabkan disorientasi total dan hilangnya fungsi bahasa dan fungsi luhur korteks
lainya. Pada sebagian kecil pasien, dapat muncul kelainan gerakan khas parinsonisme, biasanya
berkaitan dengan adanya pembentukan badan lewy.1

Bagian yang dipengaruhi


Sistem limbik

Peran atau fungsi yang berubah


Daya ingat, emosi kontrol

kebutuhan dasar

Kesulitan

menemukan

objek dan keberadaan


tempat

Hipocampus

Mudah tersinggung

Depresi

Temapat proses ingatan verbal

Curiga
Lupa jangka pendek

dan visual

Lupa ingatan masa lalu

Hidup hanya pada saat


itu saja

Lobus temporal

Kontrol

pelajaran baru dan

memori jangka pendek

Kehilan gan kosa kata

Tidak

dapat

membedakan

wajah

seseorang benda atau


tempat

Lobus parietal

Sequence activities pemahaman

Kehilan gan kosa kata

Penggunaan kata tidak

informasi ruang

tepat
-

Sulit

mengerti

perkataan
-

Bicara terus menerus

Tidak

mampu

mengeksperisikan

ide

dalam tlisan yang jelas

Lobus frontal

Inisiasi

aktivitas

perencanaan

dan

Mudah tersesat

Sulit memakai pakaian

Sulit berjalan dengan

seimbang
tidak punya kepedulian

mengatur

atau ketertarikan

kebiasaan sosial

menghentikan hobi

cepat bosan

kemunduran

dalam

bersosialisasi
Kontrol

penglihatan,

mengkombinasikakn

warna,

mengulang-ngulang

aktivitas
Kesulitan persepsi

pandang,

tidak mampu melhat gerakan

bentuk dan sudut

Manifestasi klinis demensia Alzheimer berdasarkan stadiumnya: 2


1. Stadium awal (1-3 Tahun)
Pada demensia alzheimer stadium awal, kehilangan memori mungkin tidak disadari
atau dianggap sebagai pikun biasa. Ketika gangguan kognitif terlihat lebih jelas dan
menurun hingga 1,5 standar deviasi di bawah normal pada tes kognitif standar, maka
dapat disebut sebagai mild cognitive impairement/MCI. Sekitar 50% dari penderita
dengan MCI (sekitar 12% per tahun) akan menjadi demensia alzheimer lebih dari 4
tahun. Perlahan masalah kognitif mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti
mengatur keuangan, mengemudi, berbelanja, dan mengatur rumah tangga. Beberapa
penderita tidak menyadari defisit neurologis ini (anosognosia), sementara yang lain
berusaha menyesuaikan diri dengan penurunan tersebut. Perubahan lingkungan
(seperti liburan atau tinggal di rumah sakit) dapat menyebabkan kebingungan, dan
penderita mungkin tersesat saat berjalan-jalan atau saat mengemudi. Sering
mengulang kata-kata, salah menempatkan benda, kesulitan menyebutkan nama untuk
benda-benda yang sudah dikenal sebelumnya, perubahan perilaku, ansietas,
kehilangan minat pada hal-hal yang sebelumnya disukai, dan kesulitan mempelajari
informasi baru juga dapat muncul pada stadium ini. Apraxia juga muncul dan
penderita mengalami kesulitan motorik dalam melakukan hal yang biasanya mudah
dilakukan. Motor system : normal, EEG : normal , CT/MRI : norma. 2

2. Stadium sedang (lama penyakit 3-10 tahun)


Pada demensia alzheimer stadium sedang, gejala semakin jelas. Penderita masih dapat
melakukan pekerjaannya sendiri namun memerlukan bantuan untuk melakukan
aktivitas yang lebih sulit, mudah tersesat, bingung, dan membutuhkan pengawasan
sehari-hari. Defisit visuospatial mulai mengganggu dalam hal berpakaian, makan, atau
bahkan berjalan, dan penderita gagal untuk memecahkan teka-teki sederhana atau
menyalin angka geometris. Perhitungan sederhana dan membaca jam juga menjadi
sulit. Penderita juga lupa akan peristiwa dalam kehidupannya, tidak mengenali diri
sendiri, halusinasi, argumentasi, perilaku agitasi, agresi, apatis, dan waham. Delusi
biasa terjadi dan biasanya berkisar antara pencurian, perselingkuhan, atau kesalahan
identifikasi. Sekitar 10% dari penderita demensia alzheimer lama-kelamaan akan
mempunyai sindrom Capgras, yaitu percaya bahwa pengasuh telah digantikan oleh
seorang penipu. Pola tidur yang terganggu, dan bangun pada malam hari juga dapat
terjadi pada demensia alzheimer. sistem motorik: gelisah, mondar-mandir, EEG: slow
ritme background dan CT / MRI: normal atau ventrikel dan enlargeent sulcal. 2
3. Stadium akhir (lama penyait 8-12 Tahun)
Pada tahap akhir penyakit, penderita tidak dapat melakukan kegiatan tanpa bantuan
orang lain. Hilangnya penilaian dan penalaran tidak bisa dihindari. Beberapa
penderita lama kelamaan dapat mempunyai shuffling gait dengan kekakuan otot
menyeluruh yang berhubungan dengan lambatnya dan kecanggungan gerakan. Pada
tahap akhir demensia alzheimer, penderita dapat menjadi kaku, bisu, mengompol, dan
terbaring di tempat tidur. Bantuan dibutuhkan untuk makan, berpakaian, dan
keperluan toilet. Refleks tendon hiperaktif dan myoclonic jerks (kontraksi tiba-tiba
yang singkat dari berbagai otot atau seluruh tubuh) dapat terjadi secara spontan atau
sebagai respons terhadap rangsangan fisik atau pendengaran. Kejang yang
menyeluruh juga dapat terjadi. sistem motorik: ekstremitas kekakuan dan postur
fleksi, kontrol sfingter: tidak dapat mengontrol kencing dan tinja, EEG: difus lambat,
CT / MRI: ventrikel dan enlargeent sulcal. 2

Daftar pustaka
1. Bird TD, Miller BL. Alzheimer's Disease and Other Dementias. Harrisons Principles
of Internal Medicine. New York: McGraw-Hill Medical Publishing Division; 2005. p.
1-22.

2. Solomon PR, Murphy CA. Early diagnosis and treatment of Alzheimers


disease.Expert reviews. 2008:1-12
3. Japardi I. Penyakit Alzheimer. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara. 2002.
pp.1-11
Pencegahan
Ilmuan percaya pencegahab penyakit alzaimer yaitu menghindar dari faktor-faktor
penyebabnya dengan gaya hidup yang sehat akan memperlambat prosesnya. Faktor penyebab
sering kali adalah kurangnya konsentrasi bisa disebabkan oleh gaya hidup dan pola makan
dengan makanan cepat saji yang bisa mengakibatkan pembuluh darah kaku dan menebal
sehingga aliran darah keotak berkurang.3
1. Melakukan tindakan yang dapat merangsang aktivtas sel otak dan mempertahankan
kesehatan otak itu sendiri. 3
2. Konsumsi zat yang bermanfaat dan merangsang kinerja orak sangatla perlu agar otak
dapat ternutrisi dan berimbas pada kinerja otak yang baik dengan konsumsi asam
lemak omega 3. Sejenis asam lemak omega-3 yang disebut decosahexaenoic acid
(DHA) dapatmembantu memperlambat perkembangan 2 jenis lesi otak yang berkaitan
dengan penyakit

alzheimer. Menurut

para

periset,

diet kaya

DHA

yang

ditemukan ikan, telur, micro algae, makanan yang yang difortifikasi dan suplemen
dapat membantu mencegah pengembangan penyakit alzheimer di saat usia menua.
DHA dapat memperlambat penimbunan tau, sejenis protein yangmenyebabkan
pengembangan kekacauan neurofibrillary, salah satu dari dua pertandalesi otak
alzheimer dan menurunkan kadar protein beta amylloidyang dapat menggumpal di
otak dan membentuk plak, lesi jenis lain. DHA bekerja dengan menurunkan kadar
presenillin, sejenis enzim yang memisahkan beta amyloid dari orang tuanya, protein
prekursoramyloid.Tanpa presenillin tak akan terbentuk amyloid. Para ahli menduga, ji
ka ditambah dengan stimulasi mental, olahraga, asupan makanan yang lain,
menghidari stres dan merokok, kita dapat mencegah penyakit ini secara bermakna. 3
3. peningkatan asam folat menjaga pembuluh darah yang mengalirkandarah ke otak
tetap sehat dan bersih, dan membantu membangun dan memperbaiki bahan-bahan
genetik otak. sam folat bisa didapatkan di dalam sayuran daunhijau , lentil, navy bean,
alpukat, kacang-kacangan, dan padi-padian utuh. 3
4. Vitamin E dari makanan Vitamin E mencegah radikal-radikal bebas merusak sel-sel
otak. 3

5. Vitamin B diperlukan tubuh, antara lain untuk mengubah makanan menjadienergi otak
dan memperbaiki jaringan otak. Dengan demikian, ketajaman berpikirdapat
dipertahankan. Vitamin ini bisa diperoleh dari beras gandum kentang pisang juga
daging. 3
6. Lakukan aktivitas lainnya seperti Kesehatan kardiovaskular,
olahraga,

dan

menjaga tekanan

darah

menurunkan berat badan,


dan

kolesterol.

latihan fisik yang teratur untuk memulihkan kelancaran aliran darah ke otak. 3
7. Pola tidur yang teratur. kurang tidur atau jam tidur yang tidak beraturan dapat berakibat
pada sistrem biological-clocnyan menjadi terganggu. 3

Anda mungkin juga menyukai