ELEKTRONIKA
ELEKTRONIKA
lurus
dengan
kemiringan
(1/RL).
Titik potong antara karakteristik dengan garis beban memberikan harga tegangan dioda
VD(q) dan arus dioda ID(q). Dengan mengubah harga VDD maka akan mendapatkan garisgaris beban sejajar seperti pada gambar diatas. Bila VDD < 0 dan |VDD| < VPIV maka arus
dioda yang mengalir adalah kecil sekali, yaitu arus saturasi IS. Arus ini mempunyai harga
kira-kira
untuk
dioda
silikon.
arus
saja.D a l a m r a n g k a i a n p e n ye a r a h t e r d a p a t k a p a s i t o r, d i m a n a k a p a s i t o r d a l
a m p e n ye a r a h berfungsi untuk menyimpan tenaga listrik dalam waktu tertentu
(sementara) tanpa disertaireaksi kimia. Percobaan ini dibagi menjadi dua, yaitu penyearah setengah gelombang
dan penyearah satu gelombang.Percobaan Dioda sebagai penyearah arus ini dimulai dengan
mengukur teganganrangkaian AC. Tegangan dari rangkaian AC yang diperoleh sebesar 11,8
V.
Selanjutnyam e n c a r i t e g a n g a n D C . P a d a p e r c o b a a n p e n ye a r a h s e t e n g a h g e l
o m b a n g , d i b e d a k a n m e n j a d i d u a b a g a i a n ya i t u m e n g g u n a k a n v o l t m e t e r d
a n o s i l o s k o p . P a d a p e r c o b a a n penyearah setengah gelombang menggunakan voltme
ter, dibagi menjadi dua yaitumenggunakan perata dan tidak menggunakan perata. Pada percobaan penyearah
setengahg e l o m b a n g t a n p a p e r a t a , p e n ye a r a h s e t e n g a h g e l o m b a n g t a n p a p e r a
teganganyang diperoleh
dengan menggunakan voltmeter adalah 5,2 V. Kemudian percobaan penyearah setengah gel
ombang dengan menggunakan osiloskop.
rangkaian
penyearah
setengah
gelombang
dihubungkan,
tegangan
diukur
menggunakano s i l o s k o p . Tin g g i p u n c a k ( s i m p a n g a n t e r t i n g g i ) d a n l e m b a
h gelombang (simpangan
terendah)
dicatat
bentuknya.
Percobaan
menggunakan
dengan
osiloksop
dibagimenjadid u a ya i t u d e n g a n m e n g g u n a k a n p e r a t a d a n t a n p a p e r a t a . Te
g a n g a n p e n ye a r a h a r u s setengah gelombang tanpa perata dengan menggunakan osiloskop diperoleh
sebesar 14 V.Sedangkan tegangan yang diperoleh dengan menggunakan perata sebesar 7 V.Percobaan kedua
yaitu penyearah arus satu gelombang. Sama seperti percobaan penyearah setengah
gelombang, percobaan penyearah satu gelombang dibedakan menjadidua yaitu
menggunakan
voltmeter
dan
menggunakan
osiloskop.
Dengan
menggunakanv o l t m e t e r d i b a g i m e n j a d i d u a ya i t u m e n g g u n a k a n p e r a t a d a
n t a n p a p e r a t a . Teg a n g a n penyearah satu gelombang yang
diperoleh tanpa perata dengan menggunakan voltmeter sebesar
4,78
V,
sedangkan
menggunakan
osiloskop.
Tegangan
yang
d i p e r o l e h d e n g a n t a n p a p e r a t a s e b e s a r 6 , 5 V, s e d a n g k a n t
e g a n g a n y a n g d i p e r o l e h menggunakan perata sebesar 13 V.Setelah dilakukan
percobaan
penyearah
arus
baik
setengah
gelombang
maupuns a t u g e l o m b a n g d e n g a n m e n g g u n a ka n v o l t m e t e r a t
a u p u n m e n g g u n a ka n o s i l o s ko p , s e l a n j u t n y a
dilakuk
an
menent
perhitungan.
ukan
Perhitungan
t e g a n g a n , menggunakan rumus
untuk
Vd=Vp
dimana Vp adalah tegangan rangakaian AC yaitu 11,8 V.Berdasarkan perhitungan yang ada
tegangan
penyearah
arus
setengah
gelombang
satu gelombang
menggunakan
voltmeter
tanpa
penyearah
s a t u g e l o m b a n g t a n p a p e r a t a ya n g d i u k u r m e n g g u n a k a n o s i l o s k o
p s e b e s a r 5 , 0 9 5 V,sedangkan
menggunakan
tegangan
perata
penyearah
satu
diperoleh
gelombang
sebesar 4,140
kecil
daripada
tidak
menggunakan
perata.B e r d a s a r k a n l i t e r a t u r ya n g a d a , t e g a n g a n ya n g d i u k u r d e n g a
n m e n g g u n a k a n voltmeter dan osilokop memiliki nilai yang sama besar.
Namun
dalam
pelaksanaannya,t e g a n g a n d e n g a n m e n g g u n a k a n v o l t m e t e r b e r b e d a d
e n g a n m e n g g u n a k a n o s i l o s k o p . Demikian pula tegangan yang diperoleh berdasarkan
praktikum
berbeda
dengan
teganganyang
diperoleh
berdasarkan
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
Tabel 1. Alat dan Bahan
No Nama
1
2
3
4
5
6
Spesifikasi
-
Jumlah
buah
buah
buah
buah
buah
buah
a.
Variabel manipulasi
: tegangan input
b.
Variabel kontrol
c.
Variabel respon
D. Langkah Percobaan
1.
Merangakai diode, resistor, dan catu daya sesuai dengan gambar rancangan
percobaan 1a
2.
3.
4.
5.
Mengulangi langkah yang sama untuk besarnya input yang berbeda dengan
memutar potensiometer
6.
HASIL
B.
ANALISIS
Pada percobaan ini menggunakan 2 rangkaian, dimana rangkaian ini
dirancang terbias maju dan terbias mundur. Dalam percobaan ini hanya
menggunakan 1 dioda dan 1 resisitor dimana besar sumber tegangan dimanipulasi
sebesar 3 volt, 6 volt, 9volt, dan 12 volt. Percobaan ini dilakukan dengan tujuan
megukur besar arus yang mengalir dan tegangan pada saat rangkaian dirancang
secara terbias maju dan terbias mundur.
Pada rangkaian terbias maju diperoleh data besar arus dengan manipulasi
sumber tegangan (3volt, 6volt, 9volt, dan 12volt) masing-masing sebesar 0,6mA;
1,2mA; 2,0mA; dan 2,4mA. Sedangkan data besar tegangan masing-masing
sebesar 0,8volt; 1,4volt; 2,0volt; dan 2,6volt. Semua data ini diperoleh dengan
pengukuran menggunakan alat multimeter. Untuk hasil perhitungan kuat arus dan
tegangan menggunakan skala terbesar dan skala pada multimeter dihasilkan kuat
arus yang mengalir pada rangkaian terbias maju sebesar 1,5mA; 3,0mA; 5,0mA;
dan 6,0mA. Untuk besar tegangannya sebesar 4,0volt; 7,0volt; 10,0volt; dan
13,0volt.
Sedangkan pada rangkaian terbias mundur dengan manipulasi sumber
tegangan (3volt, 6volt, 9volt, dan 12volt) tidak ada arus yang mengalir pada
rangkaian ini. Sedangkan data besar tegangan masing-masing sebesar 0,8volt;
1,4volt; 2,0volt; dan 2,6volt. Semua data ini diperoleh dengan pengukuran
menggunakan alat multimeter. Untuk hasil perhitungan kuat arus dan tegangan
menggunakan skala terbesar dan skala pada multimeter dihasilkan kuat arus yang
mengalir pada rangkaian tetap 0 (tidak ada arus yang mengalir). Untuk besar
tegangannya sebesar 4,0volt; 7,0volt; 10,0volt; dan 13,0volt.
C.
DISKUSI
Dioda merupakan bahan semikonduktor tipe N dan tipe P yang
disambungkan, proses penyambungan yang dilakukan adalah seperti proses
penyambungan dua batang besi dengan bantuan temperatur yang tinggi, maka
akan terbentuk daerah antara yang disebut sambungan (junction). Pada saat kedua
bagian disambungkan maka akan terjadi perpindahan muatan elektron dari
semikonduktor N melalui sambungan menuju semikonduktor tipe P dan mengisi
hole. Dimana tipe P disebut bagian anoda dan tipe N disebut bagian katoda.
Pada rangkaian terbias maju, dari data yang didapat dalam praktikum
terdapat arus yang mengalir dan adanya tegangan. Dimana semakin besar sumber
tegangan maka semakin besar arus yang mengalir dan tegangan yang terukur
dalam rangkaian. Didalam rangkaian ini, elektroda anoda (tipe P) dihubungkan
dengan kutub positif dari sumber tegangan V dan elektroda katoda (tipe N)
terhubung dengan kutub negatif, maka medan listrik V akan menyebabkan
kekurangan ion negatif pada anoda dan ion positif pada katoda. Akibatnya lebar
daerah pergeseran menjadi lebih sempit, sehingga elektron dan hole mampu
menembus sambungan (junction) sehingga dengan kemampuan dari elektron dan
hole menembus sambungan, maka arus listrik dari sumber tegangan V akan
mengalir didalam dioda dengan arah dari anoda menuju katoda. Secara otomatis,
ketika arus dapat mengalir maka didalam rangkaian ini juga terdapat tegangan
yang ada pada dioda.
Pada rangkaian terbias mundur, dari data yang didapat pada praktikum
tidak ada arus yang mengalir tetapi besar tegangan pada dioda tetap terdeteksi.
Didalam rangkaian ini, anoda dihubungkan dengan kutub negatif dari sumber
tegangan V dan bagian katoda terhubung dengan kutub positif maka medan listrik
V ini akan menyebabkan bertambahnya ion negatif pada anoda dan ion positif
pada katoda. Akibat bertambahnya ion-ion tersebut maka lebar daerah pergeseran
menjadi lebih luas, sehingga elektron dan hole tidak mempunyai energi untuk
menembus sambungan (junction). Dalam keadaan ini arus listrik dari sumber
tegangan V tidak dapat mengalir didalam dioda. Tetapi pada sambungan ini juga
akan timbul daerah pergeseran akibat ionisasi atom pada daerah sambungan. Pada
daerah sambungan ini akan terlihat seolah-olah mempunyai nilai tegangan. Nilai
tegangan ini disebut sebagai tegangan sambungan junction voltage (Vj).
Adapun grafik yang dihasilkan dari praktikum ini adalah :
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa
diode bias maju atau Forward Bias yakni suatu kondisi di mana kutub positif
sumber potensial eksternal dihubungkan ke sisi P dioda dan kutub negatif sumer
potensial eksternal dihubungkan ke sisi N dioda, kondisi ini menghasilkan suatu
nilai resistansi persambungan P N yang sangat rendah sehingga memungkinkan
arus yang sangat besar mengalir walaupun hanya dengan potensial sumber yang
relatif kecil. Sedangkan diode bias mundur atau reverse yakni suatu kondisi
dimana bias positif sumber potensial eksternal dihubungkan ke sisi N dioda dan
kutub negatif sumer potensial eksternal dihubungkan ke sisi P diode,kondisi ini
menghasilkan suatu nilai resistansi yang tinggi antar persambungan dan praktis
tidak menghasilkan aliran arus pembawa muatan mayoritas dengan meningkatnya
potensial sumber. Namun, berdasarkan teori sejumlah arus kebocoran yang sangat
kecil akan melewati persambungan yang dapat diukur dalam orde mikroampere
(mA) dan pada percobaan ini tidak ada arus yang dihasilkan pada bias
mundur. untuk diode bias maju data yang dihasilkan sudah sesuai dengan teori
yang ada yaitu hubunganya linear antara tegangan masuk dan arus yakni semakin
besar tegangan masuk diode semakin cepat pula arus mengalir secara
eksponensial. Sedangkan pada bias mundur tidak memiliki arus akan tetapi
tegangan yang dihasilkan sama yakni semakin besar berbanding lurus dengan
tegangan masuk, grafik V-I yang dihasilkan pada bias maju pun sudah sesuai
dengan teori grafik eksponensial dimana arusnya akan semakin besar jika
tegangannya diperbesar, sedangkan pada bias mundur diketahui tidak memiliki
arus sehingga tegangan luaran sama dengan tegangan yang masuk.
B.
Saran
Pada saat praktikum, hendaknya praktikan lebih teliti lagi dalam mengukur
tegangan dan menghitung skala menggunakan multitester serta lebih teliti lagi
dalam memilih dan melihat skala, karena hal ini akan mempengaruhi data yang
diperoleh pada hasil pengamatan. praktikan hendaknya tahu dengan jelas apa yang
harus dilakukan dalam praktikum ini. Dalam melakukan percobaan sebaiknya
dilakukan secara berulang-ulang, karena jika hanya dilakukan satu kali, tingkat
ketetapan akan berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2012. Karakteristik
dasar.web.id/teori
Dioda.
[Online],
(http://elektronika-
Mei 2015.
Fadjar, Purwanto. 1993. Materi Pokok Elektronika. Jakarta: Universitas Terbuka,
Depdikbud.
Fahmi, 2010. Makalah Elektronika Dasar 1.(Online)
http://fahmieinsteinpefsi.blogspot.com/2010/11/makalah-elektronika-dasar-1.html.
diaskes