Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

Agorafobia (F40.0)

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn.AA

Jenis kelamin

: Laki-laki

Tanggal lahir

: 26 Februari 1993 (23 tahun)

Status perkawinan

: Belum menikah

Agama

: Islam

Warga Negara

: Indonesia

Pekerjaan / sekolah

: Koki / SMK

Alamat

: Makassar

No Status / No. Reg

: 00-14-55-72

Masuk RS Tanggal

: 20 Juli 2016

LAPORAN PSIKIATRIK
Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis dan alloanamnesis dari :
Nama
: Tn. AA
Umur
: 23 tahun
Jenis kelamin
: Laki - laki
Agama
: Islam
Pendidikan Terakhir
: SMK
Pekerjaan
: Koki
Alamat
: Makassar

I.

RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan Utama
Cemas dan gelisah
B. Riwayat Gangguan sekarang

a. Keluhan dan Gejala


Pasien masuk dengan keluhan cemas, dan gelisah ketika berbicara
dengan banyak orang dan berada di tempat ramai. Pasien juga merasakan
keringat dingin, jantung berdebar, susah tidur dan peningkatan asam
lambung. Keluhan dirasakan sejak akhir tahun 2015. Awalnya mata
sebelah kiri pasien terkena api ketika memasak sehingga pasien harus
melakukan operasi

mata. Namun, setelah pasien melakukan operasi

sebanyak dua kali, mata sebelah kiri pasien tetap tidak dapat melihat.
Sejak saat itu pasien selalu merasa cemas, gelisah, sesak napas, jantung
berdebar, dan keringat dingin ketika pasien berada di tempat ramai dan
mengendarai kendaraan umum.

Pada awal bulan pertama dan kedua

pasien merasakan keluhan muncul ketika keluar rumah dan merasa


nyaman jika tinggal di rumah.
b. Hendaya/disfungsi
Hendaya sosial (+)
Hendaya pekerjaan (-)
Hendaya waktu senggang (-)
c. Faktor Stressor Psikososial
Tempat Ramai

d. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat fisik sebelumnya


Trauma (-)
Infeksi (-)
Kejang (-)

Alkohol (-)
NAPZA, merokok (-)
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat penyakit fisik :ulkus sentral kornea kiri
2. Riwayat penggunaan NAPZA: tidak ada
3. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya : tidak ada
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
a. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir tanggal 26 Februari 1993 di rumah sakit dengan normal,
dibantu oleh dokter, pasien mendapat ASI. Berat badan lahir tidak
diketahui. Selama hamil ibu pasien dalam keadaan sehat dan tidak
mengkonsumsi obat-obatan. Pada saat bayi pasien tidak pernah panas
tinggi ataupun kejang.
b. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)
Perkembangan masa kanak-kanak awal pasien seperti berjalan,
berbicara baik, perkembangan bahasa dan perkembangan motorik
berlangsung baik. Pasien sering bermain dengan teman seusianya.
Kebiasaan makan pasien baik. Pola tidur baik. Hubungan antar saudara
baik.

c. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-11 tahun)


Pada usia 6 tahun pasien masuk SD. Perkembangan si sekolah baik.
Pasien tinggal bersama orangtua dan melanjutkan pendidikannya ke
tingkat SMP dan tamat SMP.
d. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (Usia 12-18 tahun)

Pasien melanjutkan pendidikannya hingga tingkat SMA. Pergaulannya


dengan temannya baik.
e. Riwayat Masa Dewasa
- Riwayat Pekerjaan : Sekarang pasien bekerja sebagai Koki
- Riwayat Pernikahan : Pasien belum menikah
- Riwayat Agama
: Pasien beragama islam, dan menjalankan
-

ibadah agama dengan cukup baik.


Aktivitas Sosial
: Pasien dikenal sebagai seseorang yang
ramah dan memiliki cukup banyak teman.

E. Riwayat Kehidupan Keluarga

Pasien merupakan anak ke 4 dari 6 bersaudara (,,,,,)

Hubungan dengan anggota keluarga baik

Pasien tinggal bersama orang tua dan saudaranya

Tidak ada riwayat keluhan yang sama dalam keluarga pasien

F. Situasi Sekarang
Saat ini pasien tinggal bersama orang tua dan saudaranya. Hubungan
dengan keluarga saat ini baik.

G. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya


Pasien merasa dirinya sakit dan membutuhkan pengobatan.
II.

STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
a) Penampilan: Tampak seorang laki-laki memakai kaos lengan pendek dan
jaket biru, celana panjang jeans, perawakan sesuai umur, perawatan diri
baik.
b) Kesadaran: Baik

c) Perilaku dan aktivitas psikomotor: tenang


d) Pembicaraan: Spontan, lancar, intonasi biasa.
e) Sikap terhadap pemeriksa: Kooperatif
B. Keadaan Afektif (Mood), Perasaan, Empati dan Perhatian
a) Mood: Cemas
b) Afek: Cemas
c) Empati: Dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual (Kognitif)
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan: Sesuai dengan
tingkat pendidikan.
2. Daya konsentrasi: Baik
3. Orientasi
-

Waktu
Tempat
Orang

: Baik
: Baik
: Baik

4. Daya ingat:
- Jangka Panjang
: Baik
- Jangka Sedang
: Baik
- Jangka Pendek
: Baik
- Jangka Segera
: Baik
5. Pikiran abstrak
: Baik
6. Bakat kreatif
: Memasak
7. Kemampuan menolong diri sendiri: Baik
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi

: Tidak ada

2. Ilusi

: Tidak ada

3. Depersonalisasi

: Tidak ada

4. Derealisasi

: Tidak ada

E. Proses Berpikir
1. Arus pikiran
a. Produktivitas

: Cukup

b. Kontinuitas

: Relevan,Koheren

c. Hendaya berbahasa

: Tidak ada

2. Isi pikiran
a. Pre-okupasi

: Tidak ada

b. Gangguan isi pikiran

: Tidak ada

F. Pengendalian Impuls
Baik
G. Daya Nilai
-

Norma sosial

: Baik

Uji daya nilai

: Baik

Penilaian realitas

: Baik

H. Tilikan (Insight)
Derajat VI: pasien merasa dirinya sakit dan butuh pengobatan
I. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya

III.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


1. Status Internus

Kesadaran komposmentis, tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 88x/M,


Pernapasan 22 x/m, suhu 36,5 C. Konjungtiva tidak anemis, skelera tidak

ikterus, jantung paru abdomen dalam batas normal, ekstermitas atas bawah
tidak ada kelainan.
2. Status Neurologis
GCS : E4M6V5, Gejala rangsang selaput otak: tidak dilakukan, pupil bulat
isokor 2,5 mm / 2,5 mm, refleks cahaya (+/+), fungsi motorik dan sensorik
keempat ekstremitas dalam batas normal. Tidak ditemukan refleks patologis.
Tanda ekstrapiramidal : tremor tangan tidak ada, cara berjalan normal,
keseimbngan baik. Kesan : normal.
IV.
V.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien masuk dengan keluhan cemas, dan gelisah ketika berbicara dengan
banyak orang dan berada di tempat ramai. Pasien juga merasakan keringat
dingin, sesak napas, jantung berdebar, susah tidur dan peningkatan asam
lambung. Keluhan dirasakan sejak akhir tahun 2015. Awalnya mata sebelah
kiri pasien terkena api ketika memasak sehingga pasien harus melakukan
operasi mata. Namun, setelah pasien melakukan operasi sebanyak dua kali,
mata sebelah kiri pasien tetap tidak dapat melihat. Sejak saat itu pasien selalu
merasa cemas, gelisah, sesak napas, jantung berdebar, dan keringat dingin
ketika pasien berada di tempat ramai dan mengendarai kendaraan umum. Pada
awal bulan pertama dan kedua pasien merasakan keluhan muncul ketika
keluar rumah dan merasa nyaman jika tinggal di rumah.
Pasien sendiri mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab rasa
cemas tersebut muncul. Pasien mengaku tidak memiliki masalah dengan
keluarga. Pasien tidak mempunyai riwayat keluarga yang mempunyai gejala
yang sama dengan pasien.

Dari pemeriksaan status mental tampak seorang laki-laki memakai kaos


lengan pendek dan jaket berwarna biru, celana panjang jeans, perawakan
sesuai umur, perawatan diri baik. Kesadaran baik dan aktifitas motorik agak
gelisah .Pembicaraan spontan, lancar, intonasi biasa dan sikap terhadap
pemeriksa kooperatif. Mood cemas, afek cemas, empati dapat dirabarasakan.
Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan sesuai dengan tingkat
pendidikan. Daya konsentrasi, orientasi, daya ingat, pikiran abstrak baik serta
kemampuan menolong diri baik. Tidak didapatkan gangguan persepsi berupa,
halusinasi, ilusi, depersonalisasi, derealisasi.Arus pikiran produktivitas
cukup, kontinuitas relevan dan koheren, hendaya berbahasa tidak ada.Isi
pikiran pre-okupasi Tidak ada, ganggun isi pikir, pengendalian impuls tidak
terganggu. Norma sosial, uji daya nilai,penilaian realitas tidak terganggu.
Tilikan derajat VI, pasien merasa dirinya sakit dan butuh pengobatan.Taraf
dapat dipercaya.
VI.

EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis, alloanamnesis dan pemeriksaan status mental,
ditemukan adanya gejala klinis yang bermakna berupa rasa cemas, gelisah,
sesak napas, berdebar, keringat dingin dan susah tidur. Keadaan ini
menimbulkan penderitaan (distress) pada dirinya. dan keluarga serta terdapat
hendaya (dissability) pada fungsi sosial sehingga dapat disimpulkan bahwa
pasien menderita Gangguan jiwa. Karena tidak didapatkan hendaya berat
dalam menilai realita, sehingga pasien digolongkan dengan Gangguan Jiwa
Non Psikotik. Berdasarkan hasil pemeriksaan status internus dan

pemeriksaan

neurologis

tidak

ditemukan

adanya

kelainan

yang

mengindikasikan gangguan medis umum yang dapat menimbulkan gangguan


otak, sehingga penyebab organik dapat disingkirkan sehingga dapat
dikategorikan Gangguan Jiwa Non Psikotik Non Organik.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis didapatkan, pasien
merasakan gelisah dan cemas apabila berada di tengah keramaian dan merasa
nyaman apabila ditemani oleh keluarga dan berada di dalam rumah terdapat
disabilitas dalam fungsinya di keluarga, pekerjaan, dan social sehingga dapat
digolongkan sebagai Agorafobia (F40.0)
Axis II
Dari informasi didapatkan pasien merupakan orang yang aktif dan mudah
bergaul, kepribadian pasien tidak tergolong kepribadian khas pada PPDGJ III
Axis III
Ulkus sentral kornea kiri
Axis IV
Masalah psikososial dan lingkungan lain
Axis V
GAF Scale 80-71 (Berupa gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas
ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll.)
VII.

DAFTAR PROBLEM

Organobiologik
Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna, tapi terdapat
ketidakseimbangan neurotransmitter, maka pasien memerlukan farmakoterapi

Psikologik

Ditemukan adanya perasaan cemas sehingga pasien memerlukan psikoterapi

Sosial
Ditemukan adanya hendaya ringan dalam sosial maka membutuhkan psikotif
suportif.

VIII.

RENCANA TERAPI
-

Psikofarmakoterapi :
R/ Fluoxetin 20 mg 1-0-0
R/ Alprazolam 1 mg 0-0-1
Psikoterapi Supportif :
Ventilasi : memberikan

kesempatan

kepada

pasien

untuk

mengungkapkan perasaan dan keluhannya sehingga pasien merasa

lega.
Konseling : memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien
sehingga dapat membantu pasien dalam memahami penyakitnya dan
bagaimana cara menghadapinya dan menganjurkan untuk berobat

teratur.
Sugestif : Menanam kepercayaan dan meyakinkan bahwa gejalanya

akan hilang dengan meningkatkan motivasi diri pasien.


Sosioterapi : memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien
dan orang-orang disekitarnya sehingga mereka dapat memberikan
dukungan moral dan menciptakan lingkungan yang kondusif agar
dapat membantu proses penyembuhan.

IX.

PROGNOSIS
Dubia ad bonam

Faktor pendukung:
-

Pasien datang sendiri untuk berobat dan ingin sembuh

Dukungan dari keluarga yang baik untuk kesembuhan pasien


10

- Tidak ada riwayat penyakit yang sama dalam keluarga


- Tidak ada kelainan organik
- Stressor jelas
Faktor penghambat:
Tidak ada faktor penghambat

X.

FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya, menilai
efektivitas terapi serta kemungkinan terjadinya efek samping yang tidak di
inginkan.

XI.

DISKUSI
Anxietas dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas ( dari
luar individu itu sendiri ), yang sebenarnya pada saat kejadian ini tidak
membahayakan. Sebagai akibatnya, objek atau situasi tersebut dihindari atau
dihadapi dengan rasa terancam.
Secara subjektif, fisiologis dan tampilan prilaku, anxietas fobik tidak
berbeda dari anxietas yang lain dan dapat dalam bentuk yang ringan sampai
berat (panic attack).
Pasien dengan agorafobia menghindari situasi di saat sulit mendapat
bantuan. Lebih suka ditemani kawan atau anggota keluarga di tempat
tertentu, seperti jalan yang ramai, toko yang padat, ruang tertutup (seperti
terowongan, jembatan, lift), kendaraan tertutup (seperti kereta bawah tanah,
bus, dan pesawat terbang). Mereka menghendaki ditemani setiap kali harus
keluar rumah. Perilaku tersebut sering menyebabkan konflik perkawinan dan
keliru didiagnosis sebagai masalah primer. Pada keadaan parah mereka
menolak keluar rumah dan mungkin ketakutan akan menjadi gila.
11

Diagnosis agorafobia berdasarkan gejala ansietas dan fobia yang


tampak jelas. Menurut Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa
Edisi ke III(PPDGJ-III), diagnosis pasti agorafobia harus memenuhi semua
kriteria dengan adanya gejala ansietas yang terbatas pada kondisi yang
spesifik yang harus dihindari oleh penderita.
Kriteria Diagnostik Untuk Agorafobia
Semua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti :
(a) Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan
manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain
seperti misalnya waham atau pikiran obsesif;
(b) Anxietas yang timbul harus terbatas pada (terutama terjadi dalam hubungan
dengan) setidaknya dua dari situasi berikut: banyak orang/keramaian, tempat
umum, bepergian keluar rumah, dan bepergian sendiri; dan
(c) Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang menonjol
(penderita menjadi house-bound).
Selain itu, DSM-IV menetapkan kriteria diagnostik untuk agorafobia
Kriteria untuk Agorafobia
Catatan: Agorafobia bukan merupakan gangguan yang dapat dituliskan. Tuliskan
diagnosis spesifik di mana agorafobia panik terjadi (misalnya, gangguan panik
dengan agorafobia atau agorafobia tanpa riwayat gangguan panik).
A. Kecemasan berada di dalam suatu tempat atau situasi dari mana kemungkinan
sulit meloloskan diri (atau merasa malu) atau di mana mungkin tidak terdapat
pertolongan jika mendapatkan serangan panik atau gejala mirip panik yang tidak
diharapkan atau disebabkan oleh situasi. Rasa takut agorafobik biasanya mengenai
kumpulan situasi karakteristik seperti di luar rumah sendirian; berada di tempat
ramai atau berdiri di sebuah barisan; berada di atas jembatan; atau bepergian
dengan bis, kereta, atau mobil.

12

Catatan: Pertimbangkan diagnosis fobia spesifik jika penghindaran adalah terbatas


pada satu atau hanya beberapa situasi spesifik, atau fobia sosial jika penghindaran
terbatas pada situasi sosial.
B. Situasi dihindari (misalnya, jarang bepergian) atau jika dilakukan adalah
dilakukan dengan penderitaan yang jelas atau dengan kecemasan akan
mendapatkan serangan panik atau gejala mirip panik, atau perlu didampingi
teman.
C. Kecemasan atau penghindaran fobik tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan
mental lain, seperti fobia sosial (misalnya, penghindaran terbatas pada situasi
sosial karena rasa takut terhadap situasi tertentu seperti di elevator), gangguan
obsesif-kompulsif (misalnya, menghindari kotoran pada seseorang dengan obsesi
tentang kontaminasi), gangguan stres pascatraumatik (misalnya, menghindari
stimuli yang berhubungan dengan stressor yang berat), atau gangguan cemas
perpisahan (misalnya, menghindari meninggalkan rumah atau sanak saudara).

Tujuan dari farmakoterapi adalah untuk mengobati gangguan panik


karena agorafobia pada umumnya disebabkan oleh gangguan panik.
Diharapkan dengan perbaikan gangguan panik maka agorafobia juga akan
semakin membaik. Semua obat golongan Selective Serotonin Reuptake
Inhibitors (SSRI) telah membuktikan untuk mereduksi dan mencegah relaps
dari segala jenis bentuk kecemasan termasuk agarophobia efektif untuk
gangguan panik.
Obat lain yang biasa digunakan adalah dari golongan Benzodiazepin
karena memiliki awitan kerja untuk panik yang paling cepat, sering dalam
minggu pertama, dan dapat digunakan untuk periode waktu yang lama tanpa
timbul toleransi terhadap antipanik. Alprazolam (Xanax) dan Lorazepam
(Ativan) adalah beenzodiazepin yang paling banyak diresepkan. Adapaun

13

efek samping yang bisa didapatkan seperti : kebingungan, mengantuk,


kehilangan keseimbangan,ckehilangan memori, dan pusing.

AUTOANAMNESIS
Keterangan :
C : Pemeriksa (Dokter muda)
P : Penderita
C : Selamat pagi pak
P : Pagi dok.
C : Saya dokter muda ika, boleh tanya-tanya tentang keluhan ta?
P : Boleh dok, silahkan.
C : Boleh tahu namanya siapa?
P : Tn.AA
C : Umur bapak berapa sekarang?
P : 23 tahun.
C : Bapak tinggal dimana sekarang?
P : di Makassar dok
C : Tinggal dengan siapa disana?
P : Saya tinggal dengan orang tua dan saudara dok

14

C : Apa Pendidikan terakhirnya pak?


P : SMA dok
C :Apa pekerjaan ta pak?
P : Saya koki dok.
C : oh iye pak , Jadi Apa keluhan ta, sampai bapak datang ke poli jiwa?
P : Begini dok, saya rasa cemas, gelisah, dan rasanya susah bernapas kalau
ditempat yang ramai
C : Sejak kapan bapak alami?
P : Sekitar akhir tahun 2015 dok
C : Kira-kira menurut bapak, apa pemicu nya sampai bapak cemas dan gelisah?
P : Jadi dok begini, saya kan bekerja sebagai koki. Saat saya memasak, mata
kiri saya terkena api. Setelah itu mata kiri saya tidak bisa melihat. Akhirnya
saya operasi dua kali, saya kan harapnya mata kiri saya bisa melihat dok
setelah operasi. Tapi ternyata tetap tidak bisa. Semenjak saat itu kalau saya di
tempat ramai saya merasa seperti sesak napas dok, cemas, dan gelisah
C : Di tempat ramai yang bagaimana pak kita merasa seperti itu?
P : Di pasar dok, di mall, pada saat sholat jumat juga dok. Pernah saya coba
naik kendaraan umum dok, ternyata muncul juga. Waktu bulan bulan awal
dok, biar keluar rumah ndag bisa ka juga. Kalau di dalam rumah enak sekali
saya rasa.
C : Ini Keluhanta, ganggu pekerjaanta?
P : Ndag ji dok, Kalau memasakka tidak munculji. Cuma kalau banyak mi
orang di dapur, langsung tiba tiba muncul. Jadi kalau munculmi, langsungka
keluar.

15

C : Kalau lihat api pak, apa muncul juga?


P : Itu yang saya herankan dok, kalau lihat api atau memasakka baik baik ji.
C : Ada keluhan lain pak selain cemas, gelisah, dan sesak napas kalau saat di
keramaian?
P : Ia dok, biasa juga saya merasa keringat dingin, berdebar debar, sama naik
asam lambungku. Saya juga tidak bisa tidur dok
C : Tidak bisa tidur yang bagaimana maksudta pak ?
P : Kalau malam dok, seringka terbangun bangun. Baru ndag nyenyak tidurku.
Kayak tidak tidur
C : Kalau siang bisa jki tertidur ?
P : Tidak bisa juga dok.
C : Berapa lama biasanya kalau muncul keluhanta pak?
P : Biasanya 5 menit ji. Tapi kalau muncul keluhanku, saya tutup mata dan tarik
nafas dalam dalam. Biasanya agak mendingan ji.
C : Pak selama ini pernah ki berobat?
P : Selain disini, tidak pernah dok
C : Maaf sebelumnya yah pak, Ada masalah dengan keluarga ta pak?
P : Tidak ada dok, sejauh ini hubungan saya dengan keluarga baik-baik saja
dok.
C : Oh, iye pak, Hanya itu saja pak?
P : Iyaa dok, hanya itu saja
A : ohh iya pak, Terima kasih atas waktunya.
P : oh iyaa dok, sama sama

16

17

Anda mungkin juga menyukai