Anda di halaman 1dari 3

Pemeriksaan Lanjutan yang Mungkin Dibutuhkan

Gambaran radiologis foto thoraks x-ray pada pneumoni memiliki penampakan yang
mirip dengan penyakit Tuberculosis, efusi pleura, dan tumor. Oleh karena itu
diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk mendapatkan diagnostic penyakit yang
lebih akurat.
1. Foto Thorax Lateral
Foto toraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk
menegakkan diagnosis. Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai
konsolidasi dengan " air broncogram", penyebab bronkogenik dan interstisial serta
gambaran kaviti. Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab
pneumonia, hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi, misalnya
gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Steptococcus
pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral
atau gambaran bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering
menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun
dapat mengenai beberapa lobus. 1
Pada pemeriksaan foto toraks PA/lateral akan dapat dilihat bila
masa
tumor dengan ukuran tumor lebih dari 1 cm. Tanda yang
mendukung
keganasan adalah tepi yang ireguler, disertai identasi pleura,
tumor satelit
tumor, dll. Pada foto tumor juga dapat ditemukan telah invasi ke
dinding dada, efusi pleura, efusi perikar dan metastasis intrapulmoner. 1
2. CT scan dada
CT scan dengan jelas menggambarkan paru-paru dan cairan dan bisa
menunjukkan adanya pneumonia, abses paru, atau tumor. Pada pneumonia, CT
scan dada dapat dilakukan untuk melihat detail yang lebih baik dalam paru-paru
dan mendeteksi pneumonia yang mungkin lebih sulit untuk dilihat pada x-ray polos.
CT scan juga menunjukkan jalan napas (trakea dan bronkus) secara rinci dan dapat
membantu menentukan apakah pneumonia mungkin terkait dengan masalah dalam
jalan napas. CT scan juga dapat menunjukkan komplikasi dari pneumonia, abses
atau efusi pleura dan pembesaran kelenjar getah bening. (pneumonia) Pada
pneumoni didapatkan gambaran konsolidoasi dengan adanya air-space opacity
dengan air broncogram.2

Pada tumor keterlibatan pembesarankelenjar getah bening untuk menentukan


keganasan agak sulit ditentukan dengan foto toraks saja. dapat menentukan
kelainan di paru secara lebih baik daripada foto toraks. CT-scan dapat mendeteksi
tumor dengan ukuran lebih kecil dari 1 cm secara lebih tepat. Demikian juga tandatanda proses keganasan juga tergambar secara lebih baik, bahkan bila terdapat
penekanan terhadap bronkus, tumor intra bronkial, atelektasis, efusi pleura yang
tidak masif dan telah terjadi invasi ke mediastinum dan dinding dada meski tanpa
gejala.3
Pada TB anak, dapat ditemukan bercak berawan di lapangan paru atas tetapi
juga dapat ditemukan penampakan paru normal. Pembesaran kelenjar getah bening
di dada, dengan atau tanpa ditemukannya kelainan paru-paru sering terjadi pada
infeksi TB masa kanak-kanak, terlihat pada 92% kasus. Fokus utama dari infeksi di
paru-paru mungkin terlalu kecil untuk terlihat pada x-ray dada tetapi umumnya
kepadatan linear. Kavitasi atau kalsifikasi dapat dilihat dalam paru-paru dan dapat
berkembang menjadi kerusakan paru-paru yang luas. TB dapat mencapai lapisan
paru-paru dan jantung dan dapat menyebabkan akumulasi penumpukan cairan
yang abnormal tebal yang dapat membahayakan baik paru-paru dan fungsi jantung.
Meskipun koleksi cairan besar dapat dilihat pada dada x-ray, perlu dilakukan
pemeriksaan dan pengukuran yang lebih akurat dari cairan dengan CT-SCAN. 4
3. Mantoux test
Untuk menyingkirkan diagnosis TB perlu dibuktikan apakah anak telah tertular oleh
kuman TB dengan melakukan uji tuberkulin/mantoux test. Tuberkulin yang tersedia di
Indonesia saat ini adalah PPD RT-23 2 TU. Uji tuberkulin yang positif menandakan adanya
reaksi hipersensitifitas terhadap antigen (tuberkuloprotein) yang diberikan. Hal ini secara
tidak langsung menandakan bahwa pernah ada kuman yang masuk ke dalam tubuh anak
atau anak sudah tertular.5
Pembacaan uji tuberkulin dilakukan dalam waktu 48-72 jam, tetapi dianjurkan untuk 72 jam. Hasil
yang dilaporkan adalah indurasi lokal (bukan kemerahan) dengan palpasi, diameter transversal dan
dicatat dalam millimeter. Interpretasi ukuran diameter uji tuberculin positif > 10 mm. 6

Daftar pustaka
1.
2.

3.
4.
5.

6.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. Pneumonia Komuniti Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan di Indonesia.
Jessica K, Terry LL, Bokyung KH, Benjamin HT, Samuel W. 2009. Comparison of Ultrasound and CT in
the Evaluation of Pneumonia Complicated by Parapneumonic Effusion in Children. American Rontgen
ray Society.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. Kanker Paru Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di
Indonesia.
Arthurs O, Fred EA, Alex MB, dkk. 2015. The Gentle Way, Art of Paediatric Imaging. European Society
of Radiology.
Kemenkes RI. 2014. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberculosis Nasional. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta
Kenyorini, Suradi, Eddy S. 2010. Uji Tuberkulin. Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK
UNS.RSUD Dr. Moewardi Surakarta Jurnal tuberculosis Indonesia

Anda mungkin juga menyukai