Anda di halaman 1dari 14

Diskusi kasus

KONJUNGTIVITIS

oleh :
Martinus Nuherwan Desyardi G99122115

KEPANITERAAN KLINIK UPF / LABORATORIUM FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2013

BAB I
ILUSTRASI KASUS
I. IDENTITAS
Nama

: Tn. A

Umur

: 30 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Swasta

Alamat

: Manahan

Tgl pemeriksaan

: 22 Oktober 2013

II. ANAMNESIS
A. Keluhan utama

: mata blobokan

B. Riwayat Penyakit Sekarang :


Lebih kurang semenjak 2 atau 3 hari yang lalu, penderita
mengeluhkan mata kiri blobokan terutama pagi hari. Mata nyrocos (-),
mata merah (+), gatal (+), mata ngganjel (+). Kira-kira satu hari yang lalu
pasien mata sebelah kanan menjadi merah dan blobokan juga, sehingga
mengganggu aktivitas sehingga pasien memeriksakan ke RSDM.

C. Riwayat Penyakit Dahulu


-

Riwayat hipertensi
: disangkal

Riwayat kencing manis

: disangkal

Riwayat trauma

: disangkal

Riwayat alergi obat dan makanan

: disangkal

Riwayat memakai kacamata

: tidak memakai kaca mata

D. Riwayat Penyakit Keluarga


-

Riwayat hipertensi

: disangkal

Riwayat kencing manis

: disangkal

Riwayat sakit serupa

: (+), istrinya 1 minggu yang lalu

E. Kesimpulan Anamnesis
OD

OS

Proses

Sekunder

Sekunder

Lokalisasi

Suspek media refrakta

Suspek media refrakta

Sebab

Diabetes mellitus

Diabetes mellitus

Perjalanan

Kronis

Kronis

Komplikasi

Belum ditemukan

Belum ditemukan

III. PEMERIKSAAN FISIK


A; Kesan umum
Keadaan umum baik, compos mentis, gizi kesan cukup
T = 120/100 mmHg

N = 80x/1menit Rr = 20x/1menit

S = afebril

B; Pemeriksaan subyektif

OD

OS

Visus sentralis jauh

1/60

1/60

Pinhole

tidak ada perbaikan

tidak ada perbaikan

Koreksi

tidak dilakukan

tidak dilakukan

Refraksi

non refraksi

non refraksi

medan penglihatan

medan penglihatan

pasien sama dengan

pasien sama dengan

pemeriksa

pemeriksa

tidak dilakukan

pasien dapat

Visus Perifer
Konfrontasi test

Proyeksi sinar

membedakan arah
datangnya sinar
Persepsi warna

pasien dapat

pasien dapat

membedakan warna membedakan warna

C;
1.

2.

Pemeriksaan Obyektif
Sekitar mata
Tanda radang

tidak ada

tidak ada

Luka

tidak ada

tidak ada

Parut

tidak ada

tidak ada

Kelainan warna

tidak ada

tidak ada

Kelainan bentuk

tidak ada

tidak ada

Warna

hitam

hitam

Tumbuhnya

normal

normal

Kulit

sawo matang

sawo matang

Geraknya

dalam batas normal

dalam batas normal

Supercilium

3.

4.

Pasangan Bola Mata dalam Orbita


Heteroforia

tidak ada

tidak ada

Strabismus

tidak ada

tidak ada

Pseudostrabismus

tidak ada

tidak ada

Exophthalmus

tidak ada

tidak ada

Enophthalmus

tidak ada

tidak ada

Anophthalmus

tidak ada

tidak ada

Mikrophthalmus

tidak ada

tidak ada

Makrophthalmus

tidak ada

tidak ada

Ptisis bulbi

tidak ada

tidak ada

Ukuran bola mata

5.

6.

Atrofi bulbi

tidak ada

tidak ada

Bufthalmus

tidak ada

tidak ada

Megalokornea

tidak ada

tidak ada

Temporal superior

normal

normal

Temporal inferior

normal

normal

Temporal

normal

normal

Nasal

normal

normal

Nasal superior

normal

normal

Nasal inferior

normal

normal

Gerakannya

dalam batas normal

dalam batas normal

Lebar rima

10 mm

10 mm

Blefarokalasis

tidak ada

Gerakan Bola Mata

Kelopak Mata

tidak ada

Tepi kelopak mata


Oedem

ada

Margo intermarginalis

tidak ada

Hiperemis

9.

10.

tidak ada
ada

Entropion

tidak ada

tidak ada

Ekstropion

tidak ada

tidak ada

7.

8.

ada

ada

Sekitar saccus lakrimalis


Oedem

tidak ada

tidak ada

Hiperemis

tidak ada

tidak ada

Oedem

tidak ada

tidak ada

Hiperemis

tidak ada

tidak ada

Palpasi

kesan normal

kesan normal

Tonometer Schiotz

tidak dilakukan

tidak dilakukan

Sekitar Glandula lakrimalis

Tekanan Intra Okuler

Konjungtiva

Konjungtiva palpebra
Oedem
Hiperemis
Sikatrik

tidak ada
ada

tidak ada
ada

tidak ada

tidak ada

Oedem

tidak ada

tidak ada

Hiperemis

tidak ada

tidak ada

Sikatrik

tidak ada

tidak ada

Pterygium

tidak ada

tidak ada

Oedem

tidak ada

tidak ada

Konjungtiva Fornix

Konjungtiva Bulbi

Hiperemis

ada

ada

Sikatrik

tidak ada

tidak ada

Injeksi siliar

tidak ada

tidak ada

Injeksi konjunctiva

ada

ada

Caruncula dan Plica Semilunaris

11.

12.

Oedem

tidak ada

tidak ada

Hiperemis

tidak ada

tidak ada

Sikatrik

tidak ada

tidak ada

Warna

putih

putih

Penonjolan

tidak ada

tidak ada

Sklera

Kornea
Ukuran

12 mm

12 mm

Limbus

jernih

jernih

Permukaan

rata, mengkilap

rata, mengkilap

Sensibilitas

normal

normal

Medium

dalam batas normal

dalam batas normal

Belakang

dalam batas normal

dalam batas normal

Keratoskop (Placido)

reguler

reguler

Fluoresin Test

tidak dilakukan

tidak dilakukan

Arcus senilis
13.

14.

15.

(-)

Kamera Okuli Anterior


Isi

jernih

jernih

Kedalaman

dalam

dalam

Warna

coklat

coklat

Gambaran

spongious

spongious

Bentuk

bulat

bulat

Sinekia Anterior

tidak ada

tidak ada

Sinekia Posterior

tidak ada

tidak ada

Iris

Pupil
Ukuran

3 mm

Bentuk
Tempat

16.

17.

(-)

3 mm

bulat
sentral

bulat
sentral

Reflek direct

(+)

(+)

Reflek indirect

(+)

(+)

Reflek konvergensi

(+)

(+)

Lensa
Ada/tidak

ada

ada

Kejernihan

jernih,

jernih,

Letak

sentral

sentral

Shadow test

(-)

(-)

tidak dilakukan

tidak dilakukan

Corpus vitreum
Kejernihan

IV. KESIMPULAN PEMERIKSAAN


OD
Visus sentralis jauh

1/60

OS
1/60

Pinhole

tidak ada perbaikan

tidak ada perbaikan

Koreksi

tidak dilakukan

tidak dilakukan

Refraksi

non refraksi

non refraksi

Visus sentralis dekat

tidak dilakukan

tidak dilakukan

Sekitar mata

dalam batas normal

dalam batas normal

Supercilium

dalam batas normal

dalam batas normal

Pasangan bola mata

dalam batas normal

dalam batas normal

dalam orbita
Ukuran bola mata

dalam batas normal

Gerakan bola mata

dalam batas normal

Kelopak mata

dalam batas normal


dalam batas normal

bengkak

bengkak

Sekitar saccus lakrimalis

dalam batas normal

dalam batas normal

Sekitar glandula lakrimalis

dalam batas normal

dalam batas normal

Tekanan Intra Okuler

dalam batas normal

dalam batas normal

Konjunctiva bulbi

hiperemis,

hiperemis

injeksi konjungtiva

injeksi konjungtiva

Sklera

dalam batas normal

dalam batas normal

Kornea

dalam batas normal

dalam batas normal

Camera oculi anterior

dalam batas normal

dalam batas normal

Iris

dalam batas normal

dalam batas normal

Pupil

dalam batas normal

dalam batas normal

Lensa
Kejernihan

jernih

jernih

Letak

sentral

sentral

Shadow test
Corpus vitreum

(-)
tidak dilakukan

(-)
tidak dilakukan

V. DIAGNOSIS BANDING

Konjuntivitis bakteri purulen dan non purulen

Konjungtivitis virus

Konjungtivitis jamur

Konjungtivitis alergi

VI. DIAGNOSIS
-

Konjungtivitis bakteri purulen e/c DD : - gonokokkus


- staphilokokkus
- streptokkkus

VII. TERAPI
R/ Gentamisin 0,3 % guttae ophtalmic fl no I
S 6 dd gtt I-II OD et OS
Pro. Tn A (30 th)
VIII. PROGNOSIS

OD

Ad vitam

OS
baik

baik

Ad sanam

baik

baik

Ad fungsionam

baik

baik

Ad kosmetikum

baik

baik

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A; DEFINISI
Konjungtiva merupakan bagian mata yang mudah berhubungan dengan
dunia luar. Peradangan konjungtiva diakibatkan infeksi bakteri atau virus.
Konjungtivitis dapat pula terjadi akibat asap, angin, sinar kuat, alergi, demam,
campak, dan masih banyak penyakit lain.
B; ETIOLOGI
Pembagian konjungtivitis berdasarkan penyebabnya :
1; Konjungtivitis Akut.
a; Konjungtivits akut bakterial : konjungtivitis blenore, konjungtivitis
gonorea, konjungtivitis difteria, konjungtivitis folikulair, konjungtivitis
angular, konjungtivitis mukokataral, blefarokonjungtivitis.

b; Konjungtivitis akut viral : konjungtivitis epidemik, demam faringo


konjungtiva, keratokonjungtivitis herpetik, keratokonjungtivitis New
Castle, konjungtivitis hemoragik akut.
c; Konjungtivitis akut jamur
d; Konjungtivitis akut alergik : konjungtivitis vernal konjungtivitis flikten
2; Konjungtivitis kronis (Trakoma)
C; GAMBARAN KLINIS
Pada konjungtivitis ditemukan mata merah, bengkak, sakit, panas, gatal,
dan seperti kelilipan. Bila disebabkabkan infeksi ada 2 macam :
a; Infeksi bakteri : akan didapatkan rasa lengket dan ada sekret mukopurulen.
b; Infeksi virus : akan mudah menular pada mata sebelahnya.
Sekret yang keluar bermacam-macam jenisnya dan sangat bergantung
penyebab peradangannya. Sekret dapat banyak sehingga kelopak sukar dibuka
terutama sewaktu bangun pagi.
Gejala umum pada konjungtivitis adalah mata merah, sekret atau mata
kotor, dan pedes seperti kelilipan. Konjungtivitis biasanya akan mengenai kedua
mata akibat mengenai mata sebelahnya. Bila terdapat hanya pada satu mata maka
ini diakibatkan alergi atau moluskum kontangiosum
Pada konjungtivitis akut akan ditemukan :
a; Tertimbunnya eksudat pada sakus konjungtiva yang kadang kadang
bergumpal

pada

permukaan

konjungtiva,

dam

membentuk

pseudomembran.
b; Bentuk pseudo membran dapat ditemukan pada radang akibat infeksi
difteria, infeksi staphylococcus, konjungtivitis epidemik, luka bakar kimia
dan sindroma Steven Johnson.
c; Eksudat purulen terdapat pada konjungtivitis akibat bakteri.
d; Eksudat serous biasanya merupakan gambaran infeksi virus.
e; Sekret yang mukous merupakan manifestasi reaksi alergi.
Gambaran klinis yang dapat dilihat pada konjungtiva ialah :

Reaksi folikulair atau adanya folikel (nodul avaskular) merupakan


proliferasi limfosit dam membentuk folikel limfoid dengan sel germinatif
di bagian sentralsubkonjungtiva. Besar folikel kira kira 0,2 mm dan
terlihat pada infeksi Chlamydia (trakoma), virus (adenovirus), akibat alergi
kimia (atropin dan eserin).

Terbentuknya papil yang merupakan akibat penimbunan eksudat disertai


serbukan leukosit, dan pelebaran pembuluh darah sehingga mendorong
permukaan konjungtiva anatara dua bagian yang tertahan oleh fibrin
seperti yang terlihat pada konjungtivitis vernal, konjungtivitis akut
bakterial dan konjungtivitis alergi.

Membran dan pseudomembran terlihat pada konjungtivitis epidemik akut,


infeksi streptococ, dan difteria. Pseudomembran berbentuk seperti
membran kan tetapi tidak melekat pada stroma konjungtiva sehingga bila
diangkat tidak berdarah.

Sikatriks atau jaringan parut dapat terjadi pada konjungtiva tarsal dan
bulbi. Sikatriks dapat terlihat pada trakoma dan penyakit alergi lainnya.

D; PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan kultur dan sitologik sekret konjungtiva merupakan cara untuk
mengetahui penyebab infeksi, seperti :
;

Sel eosinofil kebanyakan merupakan akibat atopi atau terutama akibat


konjungtivitis vernal.

Sel limfosit merupakan gambaran karakteristik infeksi akibat virus atau


infeksi kronis.

Sel epitel dengan milti nukleus dengan atau tanpa badan inklusi
intraseluler merupakan gambaran yang dapat ditemukan pada infeksi
virus.

E; PENATALAKSANAAN
Pengobatan konjungtivitis pada umumnya adalah dengan mengobati
kausalnya dan tidak dibebat. Bila dibebat maka kuman akan berkembang biak

dengan cepat karena suhu mata yang biasanya lebih dingin akibat penguapan akan
sama dengan suhu tubuh.
Pengobatan konjuntivitis secara umum adalah :
1; Konjungtivitis bakterial diobati dengan tetes mata antibiotika (polymyxin,
bacitracin, garamycin) beberapa kali untuk 2-3 hari.
2; Pemakaian lensa kontak harus melepas lensa kontaknya
3; Konjungtivitis alergi diobati dengan antihistamin
4; Kompres hangat dipergunakan tidak lebih dari 20 menit
F; DIAGNOSIS BANDING

Sekret

Sedikit

Bakteri
Purulen Non Purulen
Penuh
Sedikit

Air mata

Banyak

Sedang

Sedang

Sedikit

Sedikit

Gatal

Sedikit

Sedikit

Tak ada

Tak ada

Berat

Merah

Merata

Merata

Terbatas

Terbatas

Merata

Kelnjar aurikular

Membesar

Jarang

Membesar

Membesar

Normal

Monosit

Bakteri

Bakteri

Eosinofil

Limfosit

PMN

PMN

granula

granula

Jarang

Visus

Pulasan
Sakit tenggorokan

Kadang kadang

Jamur

Bakteri

Sedikit

Sedikit

Anda mungkin juga menyukai