PENDAHULUAN
Faring merupakan sebuah bangunan berbentuk pipa yang menghubungkan
bagian belakang hidung dan rongga mulut dengan pintu masuk laring dan
introitus-esofagus. Faring dibagi menjadi tiga bagian yaitu nasofaring, orofaring,
dan hipofaring. Bagian bawah faring berfungsi sebagai saluran udara dan
makanan. Faring memegang peranan penting dalam proses menelan makanan
Berbagai jenis gangguan bisa saja terjadi pada tenggorokan/faring.
Gangguan yang terjadi pada tenggorokan pada umumnya berupa peradangan
tenggorokan (faringitis).
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh virus (40-60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma dan toksin. Virus dan bakteri
melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi inflamasi lokal. Infeksi
bakteri grup A Streptococcus hemolitikus banyak menyerang anak usia sekolah
dan orang dewasa. Faringitis dapat menular melalui droplet infection dari orang
yang menderita faringitis. Faktor resiko penyebab faringitis yaitu udara yang
dingin, turunnya daya tahan tubuh, konsumsi makanan yang kurang gizi,
konsumsi alkohol yang berlebihan.
Setiap tahunnya 40juta orang mengunjungi pusat pelayanan kesehatan
karena faringitis. Banyak anak-anak dan orang dewasa mengalami 3-5 kali infeksi
virus pada saluran pernafasan atas termasuk faringitis. Insidensi puncak faringitis
adalah pada usia sekolah antara umur 4-7 tahun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit
peradangan yang menyerang tenggorok atau faring. Kadang juga disebut
sebagai radang tenggorok. Faringitis adalah keadaan inflamasi pada struktur
mukosa, submukosa tenggorokan. Jaringan yang mungkin terlibat antara lain
orofaring, nasofaring, hipofaring, tonsil dan adenoid.1
Radang ini bisa disebabkan oleh virus atau kuman. Paling sering
disebabkan oleh infeksi virus (misal EBV) atau bakteri Streptococcus beta
hemolitikus, Mycoplasma pneumoniae. Biasanya dipermudah dengan daya
tahan yang lemah. Selain itu, faringitis juga dapat terjadi karena menghirup
bahan-bahan kimia yang secara langsung menyebabkan iritasi pada
tenggorokan. Radang tenggorokan/faringitis banyak dialami oleh orang yang
tinggal atau bekerja di tempat yang berdebu, atau lingkungan yang sangat
kering, penggunaan suara yang berlebihan, makanan yang dapat mengiritasi
tenggorokan misal mengonsumsi alkohol, atau batuk yang menetap, atau
alergi.2
B. PATOFISIOLOGI
Pada faringitis yang disebabkan infeksi, bakteri ataupun virus dapat
secara langsung menginvasi mukosa faring menyebabkan respon inflamasi
lokal. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bila epitel terkikis maka
jaringan limfoid superfisial bereaksi, terjadi pembendungan radang dengan
infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemi,
kemudian edema dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi
menjadi menebal dan kemudian cendrung menjadi kering dan dapat melekat
pada dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh darah dinding faring menjadi
lebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih atau abu-abu terdapat
dalam folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan bercak2
bercak pada dinding faring posterior, atau terletak lebih ke lateral, menjadi
meradang dan membengkak. Virus-virus seperti Rhinovirus dan Coronavirus
dapat menyebabkan iritasi sekunder pada mukosa faring akibat sekresi nasal.3,4
Infeksi streptococcal memiliki karakteristik khusus yaitu invasi lokal
dan pelepasan extracellular toxins dan protease yang dapat menyebabkan
kerusakan jaringan yang hebat karena fragmen M protein dari Group A
streptococcus memiliki struktur yang sama dengan sarkolema pada myocard
dan dihubungkan dengan demam rheumatic dan kerusakan katub jantung.
Selain itu juga dapat menyebabkan akut glomerulonefritis karena fungsi
glomerulus terganggu akibat terbentuknya kompleks antigen-antibodi.3,5
C. GAMBARAN KLINIS
Penderita faringitis biasanya menunjukan gejala-gajala sebagai berikut 4:
Sakit dan terasa sukar saat menelan, menelan ludah biasanya lebih sakit
daripada menelan makanan.
Demam, sakit kepala, sakit pada otot dan sendi, dan keluar ingus.
Sebagai akibat dari faringitis dapat pula muncul gejala-gejala seperti
D. DIAGNOSIS
Diagnosis biasanya dibuat tanpa kesulitan, terutama bila terdapat tanda
dan gejala yang mengarah ke faringitis. Biakan tenggorokan membantu dalam
menentukan organisme penyebab faringitis, dan untuk membedakan faringitis
karena bakteri atau virus1.
Sangatlah penting untuk mengetahui onset, durasi, progresifitas dan
tingkat keparahan dari gejala yang menyertai seperti demam, batuk, kesukaran
bernafas, pembengkakan limfonodi; paparan infeksi, dan adanya penyakit
sistemik lainnya seperti diabetes dan lain-lain. Faring harus diperiksa apakah
terdapat tanda-tanda eritem, hipertrofi, adanya benda asing, eksudat, massa,
petechie dan adenopati. Juga penting untuk menanyakan gejala yang dialami
pasien seperti demam, timbulnya ruam kulit (rash), adenopati servikalis dan
coryza. Jika dicurigai faringitis yang disebabkan oleh Sterptococcus, seorang
dokter harus mendengar adanya suara murmur pada jantung dan mengevaliasi
apakah pada pasien terdapat pembesaran lien dan hepar.6
Apabila terdapat tonsil eksudat, pembengkakan kelenjar limfe leher, tidak
disertai batuk dan suhu badan meningkat sampai 380 C maka dicurigai adanya
faringitis karena infeksi GABHS. 4
Pemeriksaan Laboratorium
Kultur tenggorok : merupakan suatu metode yang dilakukan untuk
menegaskan suatu diagnosis dari faringitis yang disebabkan oleh bakteri
GABHS. Untuk mencapai hasil yang akurat, pangambilan swab dilakukan pada
daerah tonsil dan dinding faring posterior. Spesimen diinokulasi pada agar
darah dan ditanami disk antibiotik. Kriteria standar untuk penegakan diagnosis
infeksi GABHS adalah persentase sensitifitas mencapai 90-99 %. Kultur
tenggorok sangat penting bagi penderita yang lebih dari 10 hari. 4
GABHS rapid antigen detection test
F. KOMPLIKASI
Adapun komplikasi dari faringitis yaitu sinusitis, otitis media,
epiglositis, mastoiditis, pneumonia, abses peritonsilar, abses retrofaringeal.
Selain itu juga dapat terjadi komplikasi lain berupa septikemia, meningitis,
glomerulonefritis,
demam
rematik
akut.
Hal
ini
terjadi
G. PENGOBATAN
Apabila penyebabnya diduga infeksi virus, pasien cukup diberikan
analgetik dan tablet isap saja. Antibiotika diberikan untuk faringitis yang
disebabkan oleh bakteri Gram positif disamping analgetika dan kumur dengan
air hangat. Penisilin dapat diberikan untuk penyebab bakteri GABHS, karena
penisilin lebih kemanjurannya telah terbukti, spektrum sempit,aman dan murah
harganya. Dapat diberikan secara sistemik dengan dosis 250 mg, 2 atau 3 kali
5
sehari untuk anak-anak, dan 250 mg 4 kali sehari atau 500 mg 2 kali sehari
selama 10 hari. Apabila pasien alergi dengan penisilin, dapat diganti dengan
eritromisin4.
E. PROGNOSIS
Sebagian besar faringitis dapat sembuh spontan dalam 10 hari, namun
sangat penting untuk mewaspadai terjadinya komplikasi pada faringitis 3.
BAB III
ILUSTRASI KASUS
A. ANAMNESA
1. Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Pekerjaan
Alamat
No. RM
Masuk RS
Pemeriksaan
:
:
:
:
:
:
:
:
:
An. X
10 tahun
Perempuan
Islam
Pelajar
Mojosongo
01 42 67 90
10 Oktober 2013
10 Oktober 2013
2. Keluhan Utama
Nyeri tenggorokan
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Penderita datang bersama orang tua dengan keluhan nyeri tenggorok
sejak 3 hari terakhir. Nyeri dirasakan terus menerus terutama saat menelan
makanannya. Tenggorokan pasien terasa gatal dan kering sehingga pasien
mengeluh susah menelan makanannya. Pasien juga mengeluhkan badan
terasa demam dan lemas sejak 2 hari terakhir serta adanya nyeri kepala.
Batuk (-), pilek (-), hidung tersumbat (-), terasa lendir mengalir di
tenggorokan (-), mual (-), muntah (-).
4. Riwayat Penyakit Dahulu
R. Sesak Nafas : disangkal
R. Asma
: disangkal
R. Alergi
: disangkal
R. Mondok
: disangkal
R. Sakit Serupa : disangkal
5. Riwayat Penyakit keluarga
R. Sakit jantung
: disangkal
R. Penyakit Paru
: disangkal
R. Asma
: disangkal
R. DM, Hipertensi : disangkal
6. Riwayat Status Gizi
Penderita biasa makan tiga sampai empat kali dalam sehari dengan
nasi, lauk pauk, tahu, tempe dan daging ayam.
7. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah pelajar.
B. ANAMNESIS SISTEM
Keluhan utama
: Tenggorokan terasa nyeri
Kepala
: nyeri kepala (+)
Mata
: pandangan kabur (-),
mata
kuning
(-),
Hidung
Telinga
Mulut
berdenging ( - )
: mulut terasa kering (+), bibir biru (-),
Tenggorokan
Respirasi
Cardiovaskuler
Gastrointestinal
Genitourinaria
Muskuloskeletal
Extremitas
Kulit
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : apatis , sakit sedang, gizi kesan cukup
Tanda vital:
a. Tekanan darah
: 100/60 mmHg
b. Nadi
: 80 x / menit, reguler, isi cukup, elastisitas cukup.
c. Heart rate
: 80 x / menit, reguler
d. Respirasi
: 34 x / menit
e. Suhu
: 38,3 0 C (per axiller)
f. Berat badan
: 40 kg
g. Tinggi badan
: 130 cm
Kulit
Kepala
Mata
mudah dicabut
: cekung (-/-), conjungtica pucat (-/-), sklera ikterik (-/-),
reflek cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm), oedem
Telinga:
palpebra (-/-)
sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), MT intak, LT
Hidung
lapang
: napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-), chonca
Mulut
ditengah
: simetris, trachea di tengah , JVP tidak meningkat (R+2),
KGB servikal
Thorax
Jantung
tekan (-)
: normochest, simetris, retraksi supraternal (-), spider nevi (-),
pernapasan tipe thoraco-abdominal
: Inspeksi
: Ictus cordis tak tampak
Palpasi
: Ictus cordis tak kuat angkat,
Ictus cordis teraba di SIC V linea
midclavicula sinistra.
Perkusi
: Batas jantung
Batas jantung kanan atas
: SIC II linea parasternalis
dextra
9
dextra
: SIC II linea parasternalis
sinistra
: SIC V
lateral
linea
midclavicula sinistra
: Batas jantung normal
Kesan
Auskultasi
:
HR : 80 kali/menit, reguler
BJ I tunggal, BJ II tunggal, intensitas normal, reguler,
Paru
Abdomen
Extremitas
tidak teraba.
: pitting edem (-/-), akral dingin (-/-), luka
(-/-), clubbing finger (-/-), spoon nail (-/-)
: pitting oedem (-/-), akral dingin (-/-), luka
(-/-), clubbing finger (-/-), spoon nail (-/-)
D. RESUME
Penderita datang bersama orang tua dengan keluhan nyeri tenggorok
sejak 3 hari terakhir. Nyeri dirasakan terus menerus terutama saat menelan
makanannya. Tenggorokan pasien terasa gatal dan kering sehingga pasien
mengeluh susah menelan makanannya. Pasien juga mengeluhkan badan terasa
demam dan lemas sejak 2 hari terakhir serta adanya nyeri kepala. Batuk (-),
10
pilek (-), hidung tersumbat (-), terasa lendir mengalir di tenggorokan (-), mual
(-), muntah (-).
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah= 100/60 mmHg,
nadi= 80x/ menit, RR= 34 x/ menit, suhu= 38,3 0 C dan dinding posterior
faring hiperemis.
E. DIAGNOSIS
Faringitis
F. PENATALAKSANAAN
RESEP
R/ Amoxicilin
Paracetamol
tab mg 250
tab mg 250
: bonam
Ad sanam
: bonam
Ad fungsionam : bonam
BAB 1V
PEMBAHASAN OBAT
A. TUJUAN PENGGUNAAN OBAT
1. Untuk menghilangkan penyebab utama
2. Untuk menghilangkan gejala simptomatis yang dirasa mengganggu
11
Bakteri + MF +
Monosit
IL 1
B
IL 6
IFN
TNF
IFN
PARACETAMO
ANTIBIOTI
K
Endogen
pirogen
Prostagland
in
L
Hipothalam
us
RADAN
G
NYERI
DEMAM
MERA
H
PANAS
BENJOLAN
FUNCTIO
LESA
C. PENGOBATAN
1. Antibiotik
Dalam kasus diatas kita dapat menggunakan antibiotik untuk
membunuh kuman. Penegakan diagnosis infeksi kuman dapat dilihat dari
adanya demam dan tidak ada nyeri sendi. Bakteri tersering yang
menyebabkan infeksi faring ialah streptococcus B hemolitikus , yaitu
bakteri gram positif. Kita dapat menggunakan antibiotik amoxicilin.
12
a.
13
Paracetamol (Acetaminophen)
Nama paten :
Pamol, deconal, pyrex, parasetamol, praxium
Bentuk sediaan:
Oral dropp, sirup 120mg/5ml, tablet 500 mg, rectal tube
Indikasi:
Menurunkan panas, mengurangi rasa sakit kepala, sakit gigi,
menurunkan
demam
setelah
imunisasi,
mengatasi
nyeri.
aktivitasnya
sebagai
penghambat
prostaglandin
perifer.
ginjal,
sebagian
kecil
sebagai
DAFTAR PUSTAKA
1.
Hilger
PA.
Penyakit-Penyakit
Nasofaring
dan
Orofaring. Dalam: Boeis Buku Ajar Penyakit THT ed.6. Jakarta: EGC.1994.
2.
3.
Kazzi,A.,Antoine,
http://www.emedicine.com/med/topic735
Oktober 2013.
15
Wills,J.
htm.2006.
Pharyngitis.
diakses
pada
24
4.
Alan,L.,Bisno.
Acute
Pharyngitis.
http://www.nejm.org.vol 344;3;205-210
5.
http://www.a.f.p.org.2004;69:1469-
www.emedicine.com/med/topic735
diakses pada 24 Oktober 2013.
FARINGITIS
16
htm.2006.
OLEH :
ALDILA DESY K.
G99122012
17