PENDAHULUAN
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk
menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Infeksi ini dapat
mengenai laki-laki maupun perempuan dari semua umur pada anak,
remaja,dewasa, ataupun umur lanjut.1
Penyakit infeksi ini merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering
ditemukan di praktik umum, walaupun bermacam-macam antibiotika yang sudah
tersedialuas di pasaran. Data penelitian epidemiologi klinik melaporkan hampir
25-35%dari semua pria dewasa pernah mengalami ISK selama hidupnya.2
Infeksi saluran kemih merupakan infeksi urutan kedua paling sering setelah
infeksi saluran napas. Mikroorganisme paling sering menyebabkan ISK adalah
jenis bakteri aerob. Saluran kemih normal tidak dihuni oleh bakteri atau mikroba
lain, karena itu urin dalam ginjal dan buli-buli biasanya steril. Walaupun demikian
uretra bagian bawah terutama pada wanita dapat dihuni oleh bakteri yang
jumlahnya makin kurang pada bagian yang mendekati kandung kemih.1,3
Secara epidemiologi, ISK dibagi menjadi infeksi yang berkaitan dengan
kateter (nosocomial) dan infeksi yang tidak berkaitan dengan kateter (communityacquired). Di Amerika dan Eropa ISK nosokomial menempati urutan pertama dan
95% disebabkan karena penggunaan kateter.4
Pada neonatus, 1-2%, laki-laki lebih dibanding perempuan. Pada anak dan
remaja usia 5-18 tahun didapatkan prevalensi ISK 1-2% pada perempuan dan
0,03% pada laki-laki. Prevalensi meningkat pada perempuan sejalan dengan
bertambahnya usia dan mencapai 10% pada usia lanjut. Aktivitas seks dan
kehamilan meningkatkan risiko ISK pada perempuan. Diatas usia 60 tahun
dijumpai lebih banyak pada laki-laki, terutama jika disertai kelainan struktur
maupun fungsi.5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Infeksi Saluran kemih (ISK) adalah keradangan bakterial saluran
kemih mulai dari korteks renalis sampai meatus uretra disertai adanya
kolonisasi mikroba di urin.5
Bakteriuria bermakna menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme
murni lebih dari 105colony forming units (cfu/ml) pada biakan urin yang
diambil dari urin midstream. Pada pengambilan sampel melalui aspirasi
suprapubik atau melalui kateter, bakteri sebanyak 10 2-104 cfu/ml sudah
menandakan adanya ISK. Jika jumlah koloni bakteri > 10 5 cfu/ml pada urin
midstream perlu dicurigai adanya kontaminasi pada spesimen.4 Bakteriuria
bermakna mungkin tanpa disertai presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria
asimtomatik (covert bacteriuria).Sebaliknya bakteriuria bermakna disertai
presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria bermakna simtomatik.Pada
beberapa keadaan pasien dengan presentasi klinis ISK tanpa bakteriuria
bermakna. Banyak faktor yang menyebabkan negatif palsu pada pasien
dengan presentasi klinis ISK, yaitu:2
1. Pasien telah mendapat terapi antimikroba
2. Terapi diuretika
3. Minum banyak
4. Waktu pengambilan sampel tidak tepat
5. Peranan bakteriofag
Infeksi saluran kemih akut dapat dibagi menjadi dua kategori umum
berdasarkan lokasi anatomi: infeksi saluran bagian bawah (uretritis, sistitis,
dan prostatitis) dan infeksi bagian saluran atas (pielonefritis akut, abses
intrarenal, dan abses perinefrik). Infeksi pada berbagai lokasi ini dapat terjadi
bersama atau sendiri dan dapat asimtomatik atau dengan gejala klinis. Infeksi
uretra dan kandung kemih sering dianggap infeksi superfisial (atau mukosa),
sedangkan prostatitis, pielonefritis, dan supurasi ginjal menandakan adanya
invasi ke dalam jaringan.4
Presentasi klinis ISK tergantung gender:2
1. Perempuan
a. Sistitis: presentasi klinis infeksi kandung kemih disertai bakteriuria
bermakana.
2
B. ETIOLOGI
Banyak macam organisme yang dapat menginfeksi saluran kemih,
tetapi sejauh ini agen yang paling umum adalah basil gram negatif Escherchia
coli menyebabkan kira-kira 80% infeksi akut pada pasien tanpa kateter,
kelainan saluran kemih, atau batu. Kokus gram positif memainkan peranan
yang lebih kecil pada infeksi saluran kemih.4
Pada perempuan dengan kegiatan seksual aktif serng dijumpai kuman
jenis Staphylococcus saprophyticus. Pasien dengan ISK berulang atau rawat
inap, frekuensi E. Coli berkurang menjadi 45% dan infeksi campuran
meningkat. Infeksi di rumah sakit atau pada pasien yang imunokompromis
lebih sering ditemukan kuman gram negatif.5
C. PATOGENESIS5
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kencing dapat melalui:
1. Penyebaran endogen
2. Hematogen
3. Limfogen
4. Eksogen
Terjadinya ISK dipengaruhi oleh 3 faktor:
1. Kemampuan koloni kuman membentuk adhesi dengan sel saluran kemih
2. Afinitas tinggi saluran kemih
3. Translokasi koloni kuman dalam saluran kemih
D. PRESENTASI KLINIS ISK2
1. PNA: demam tinggi (39.5oC-40.5oC) disertai menggigil dan sakit
pinggang. Presentasi klinis PNA ini sering didahului gejala ISK bawah.
2. ISK bawah (sistitis): nyeri suprapubik, polakisuria, nokturia, dan
stranguria.
3. SUA: sulit dibedakan dengan sistitis, sering dijumpai pada perempuan usia
20-50 tahun.
1.
E. DIAGNOSIS
Anamnesis: 6
a. ISK bawah: frekuensi, disuria terminal, polakisuria, nyeri suprapubik.
b. ISK atas: nyeri pinggang, demam, menggigil, mual dan muntah,
hematuria.
2. Pemeriksaan fisis: febris, nyeri tekan suprapubik, nyeri ketok sudut
kostovertebra
3. Laboratorium: lekositosis, lekosituria, kultur urin (+): bakteriuria >105/ml
urin.
Analisis urin rutin, pemeriksaan mikroskop urin segar tanpa putar,
kultur urin, dan jumlah kuman/ml urin merupakan protokol standar untuk
pendekatan diagnosis ISK.2
F. TERAPI
Tujuan dari pengobatan ISK adalah: 5
1. Menghilangkan kuman dan koloni kuman (membuat urin steril)
2. Menghilangkan gejala
3. Mencegah dan mengobati sepsis
4. Mencegah gejala sisa
Terapi nonfarmakologis:6
1. Banyak minum bila fungsi ginjal masih baik
2. Menjaga higiene genitalia eksterna
Terapi farmakologis:
1. Antimikroba berdasarkan pola kuman yang ada. Bila hasil tes resistensi
kuman sudah ada, pemberian antimikroba disesuaikan.
2. Simtomatik
Lama Pengobatan
3 hari
sulfametoksazole
Trimetoprim
Siprofloksasin
Levofloksasin
Sefiksim
Sefpodoksim proksetil
Nitrofurantoin-makrokristal
Nitrofurantoin monohidrat
2x100 mg q 12 jam
2x100-250 mg q 12 jam
2x250 mg q 12 jam
1x400 mg q 24 jam
2x100 mg q 12 jam
4x50 mg q 6 jam
2x100 mg q 12 jam
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
7 hari
7 hari
makrokristal
Amoksisilin/klavulanat
2x500 mg q 12 jam
Obat Antibiotik pada ISK Atas Akut Berkomplikasi5
Antibiotik, Dosis
Sefepim, 1 gram
Sprofloksasin, 500 mg
Levofloksasin, 500 mg
Ofloksasin, 400 mg
Gentamisin, 3-5 mg/kgBb (+Ampisilin)
Gentamisin, 1 mg/kgBb (+Ampisilin)
Ampisilin, 1-2 gram (+gentamisin)
Tikarsilin-klavulanat, 3.2 gram
Piperasilin-tazobaktam, 3.375 gram
Imipenem-silastatin, 250-500 mg
Cefotaksim, 1 gram
7 hari
Interval
q 12 jam
q 12 jam
q 24 jam
q 12 jam
q 24 jam
q 8 jam
q 6 jam
q 8 jam
q 2-8 jam
q 6-8 jam
Q 8 jam
BAB III
ILUSTRASI KASUS
A. ANAMNESIS
Identitas Penderita
Nama
: Ny. X
Umur
: 27 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Karyawan Swasta
Alamat
: Jebres, Surakarta
No. CM
: 01 45 87 56
Keluhan Utama:
Nyeri saat buang air kecil (BAK)
Riwayat Penyakit Sekarang :
Kurang lebih sejak 5 hari yang lalu pasien mengeluh BAK
terasa nyeri. Nyeri disertai rasa panas saat BAK. Rasa penuh pada
bagian bawah perut (+). Pasien juga mengeluh sering anyanganyangan (tidak lampias) sehingga pasien sering ke kamar mandi
untuk BAK lagi. Sering menahan kencing (+), rasa pegal di pinggang
(-), rasa gatal pada saluran kencing (-), rasa gatal pada alat kelamin
(-). Air kencing berwarna kuning jernih, pasir (-), darah (-), nanah (-).
Sebelumnya pasien belum pernah meminum obat apapun untuk
mengatasi keluhannya tersebut.
Riwayat Penyakit Dahulu :
a. Riwayat serupa
: disangkal
b. Riwayat keputihan
: disangkal
c. Riwayat asma
: disangkal
6
d. Riwayat hipertensi
: disangkal
: disangkal
f. Riwayat alergi
: disangkal
g. Riwayat mondok
: disangkal
: disangkal
Riwayat Kebiasaan
a.Riwayat merokok
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat serupa
Riwayat asma
Riwayat hipertensi
Riwayat alergi
Riwayat diabetes melitus
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
4. Hidung : tersumbat (-), keluar darah (-), keluar lendir atau air berlebihan
(-), gatal (-).
5. Telinga : pendengaran berkurang (-), keluar cairan atau darah (-),
mendengar bunyi mengiang (-),
6. Mulut : bibir kering (-), sariawan (-), gigi mudah goyah (-).
7. Tenggorokan : rasa kering dan gatal (-), nyeri untuk menelan (-), sakit
tenggorokan (-), kemerahan pada tenggorokan (-), suara serak (-)
8. Sistem respirasi : sesak nafas (-), batuk (-), dahak (-), darah (-), nyeri
dada (-), mengi (-).
9. Sistem kardiovaskuler : nyeri dada (-), terasa ada yang menekan (-),
sering pingsan (-), berdebar-debar (-), keringat dingin (-), ulu hati terasa
panas (-), denyut jantung meningkat (-), bangun malam karena sesak
nafas (-).
10. Sistem gastrointestinal : mual (-), muntah (-), sebah (-), panas (-), cepat
kenyang (-), rasa perut penuh (-), nafsu makan berkurang (-) sejak 6
bulan yang lalu, sulit menelan (-), nyeri perut (-) seluruh lapang perut,
perut mbeseseg (-) terutama setelah makan, diare (-).
11. Sistem musculoskeletal : lemas (-), seluruh badan terasa keju-kemeng
(-), kaku sendi (-), nyeri sendi (-), bengkak sendi (-), nyeri otot (-), kaku
otot (-).
12. Sistem genitouterina : nyeri saat BAK (+), panas saat BAK (+), air
kencing warna kemerahan (-), nanah (-), BAK berkali-kali karena
tidak lampias/ anyang-anyangan (+), sering menahan kencing (+),
rasa pegal di pinggang (-), rasa gatal pada saluran kencing (-), rasa gatal
pada alat kelamin (-).
13. Ekstremitas : bengkak (-),luka (-), lemah (-), kaku (-), gemetar (-),
terasa dingin (-), nyeri (-), kemerahan (-), bercak merah kebiruan di
bawah kulit seperti bekas memar (-).
14. Sistem neuropsikiatri : kesemutan (-), kejang (-), gelisah (-), menggigil
(-) .
C. PEMERIKSAAN FISIK
1.
Keadaan Umum
Tanda Vital
Tensi
: 120/80mmHg
Nadi
Suhu
: 35,50C
BB = 50 kg
TB = 160 cm
2.
Kulit
3.
Kepala
4.
Mata
Telinga
6.
Hidung
7.
Mulut
penghidu baik
Sianosis (-), gusi berdarah (-), gigi tanggal
5.
(+), bibir
kering (-), pucat (-), lidah tifoid (-), papil lidah atrofi (-),
8.
Leher
9.
Thorax
Jantung :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pulmo :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
10
Punggung
.
11
Abdomen :
.
Inspeksi
Auscultasi
Perkusi
10
Palpasi
12
Genitourinaria
13
Ekstremitas
Akral dingin
_ _
_ _
Odem
_ _
_ _
D. RESUME
Pasien datang dengan keluhan BAK nyeri kurang lebih sejak 5 hari
yang lalu. Nyeri disertai rasa panas saat BAK. Rasa penuh pada bagian bawah
perut (+). Pasien juga mengeluh sering anyang-anyangan (tidak lampias)
sehingga pasien sering ke kamar mandi untuk BAK lagi. Sering menahan
kencing (+), rasa pegal di pinggang (-), rasa gatal pada saluran kencing (-),
rasa gatal pada alat kelamin (-). Air kencing berwarna kuning jernih, pasir (-),
darah (-), nanah (-). Sebelumnya pasien belum pernah meminum obat apapun
untuk mengatasi keluhannya tersebut.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan: IMT= 19,53; RR= 24x /menit,
TD= 120/80, N = 80 x/menit, dan nyeri tekan pada suprapubik.
E. DIAGNOSIS
Klinis Infeksi Saluran Kemih
F. PENATALAKSANAAN
RESEP
R/ Bactrim tab No.XX
S 2 dd tab II
R/ Paracetamol tab mg 500 no X
S prn (1-3) dd tab I
Pro: Ny. X (27 tahun)
11
G. PROGNOSIS
Ad vitam
: bonam
Ad sanam
: bonam
Ad fungsionam : bonam
12
BAB IV
PEMBAHASAN OBAT
A. TUJUAN PENGOBATAN
1.
2.
3.
4.
5.
B. PENGOBATAN
1. Antibiotik
Pengobatan infeksi saluran kemih menggunakan antibiotika
didasarkan pada beratnya gejala penyakit, lokasi infeksi, serta
timbulnya komplikasi. Pertimbangan pemilihan antibiotika yang lain
termasuk efek samping, harga, serta perbandingan dengan terapi lain.
Tetapi, idealnya pemilihan antibiotika berdasarkan toleransi dan
terabsorbsi dengan baik, perolehan konsentrasi yang tinggi dalam urin,
serta spektrum yang spesifik terhadap mikroba patogen.
Antibiotik oral hanya direkomendasikan untuk ISK tak
berkomplikasi dengan lama pemberian 7-10 hari pada perempuan dan
10-14 hari pada laki-laki.
Jika belum tahu jenis bakterinya gunakan Bactrim. Bactrim
adalah nama paten yang merupakan kombinasi sulfametosazol dan
trimetroprim (kotrimoksazol) yang merupakan plihan pertama pada
ISK tanpa komplikasi.
a.
Kotrimoksasol
(Trimetoprim-
Sulfametoksazol)
Kandungan:
Kombinasi sulfametosazole (400mg) dan trimetoprim (80mg).
Nama paten:
13
Forte
(160
mg
Trimethoprim
800
mg
40
mg
Sulfamethoxazole )
3) Sirup
suspensi
(Tiap
ml
mengandung
6th-12th : 5-10ml
Mekanisme Kerja:
Menghambat reaksi enzimatik obligat pada 2 tahap berurutan
pada mikroba, sehingga kombinasi sulfametoksazol dan
trimetoprim
memberikan
efek
energi.
Sulfonamid
Asam dihidrofolat
Dihidrofolat reduktase
Trimetoprim
Asam tetrahidrofolat
Farmakokinetik
:
1) Absorbsi melalui saluran cerna cepat dan lengkap
2) Kadar puncak plasma dicapai dalam waktu 2 jam untuk
Purin
sulfametoksazol
4) Distribusi cepat ke seluruh jaringan, termasuk SSP, saliva,
dan empedu yang kadarnya cukup tinggi
5) Ekskresi terutama melalui urin, dan perlu perhatian
kerusakan ginjal.
Efek samping:
15
demam
setelah
imunisasi,
mengatasi
nyeri.
sebagai
penghambat
prostaglandin
perifer.
16
ginjal,
sebagian
kecil
sebagai
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
17
6.
PAPDI.
2008.
Panduan
Pelayanan
OLEH :
ALDILA DESY K.
G99122012
18
19