Tahun 2015-2019
a. bahwa dalam rangka penentuan arah kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
di bidang Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung diperlukan target dan
keluaran guna menciptakan sinergitas perencanaan pembangunan bidang yang holistik,
dinamis, dan terintegrasi;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu disusun
Rencana Strategis Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Tahun 2015-2019;
c. bahwa Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan
Lindung Tahun 2015-2019 diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal.
Mengingat
1. Undang-Undang Nomor
41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi UndangUndang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
2. Peraturan...
Pasal 1
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Tahun 2015-2019
adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan ini.
Pasal 2.....
Pasal 2
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung ini menjadi acuan
dalam :
a. Penyusunan Rencana Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bidang Pengendalian Daerah Aliran
Sungai dan Hutan Lindung;
b. Penyusunan rencana/ kegiatan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran
Sungai dan Hutan Lindung;
c. Koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi pusat dan daerah serta antar daerah;
d. Pengendalian pembangunan bidang Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung.
Pasal 3
Unit kerja Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Lingkup Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai
dan Hutan Lindung agar menyusun Rencana Strategis 20152019 dengan mengacu pada Rencana Strategis Direktorat
Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung ini.
Pasal 4
Sasaran kegiatan dan lokasi dalam rencana strategis ini merupakan target minimal hingga Tahun 2019.
Pasal 5
Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung ini berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal : 12 Oktober 2015
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
DR. HILMAN NUGROHO
NIP. 19590615 198603 1 004
Rencana Strategis
KATA PENGANTAR
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung Tahun tahun 2015-2019 ini merupakan
perencanaan pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan Bidang Pengendalian DAS dan Hutan Lindung yang disusun
sebagaimana diamanatkan pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Rencana Strategis ini merupakan perencanaan jangka menengah yang
menjadi acuan
Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung baik di pusat maupun daerah yang memuat program pada Direktorat
Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung, sasaran, kegiatan pokok dan indikator kinerja pembangunan Kehutanan Bidang
Pengendalian DAS dan Hutan Lindung untuk jangka waktu tahun 2015-2019.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi serta memberikan petunjuk bagi seluruh jajaran Direktorat Jenderal Pengendalian
DAS dan Hutan Lindung dalam melaksanakan pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan bidang Pengendalian DAS dan
Hutan Lindung
dan dapat menyelesaikan seluruh sasaran dan indikator yang ditetapkan di dalam Renstra Direktorat Jenderal
RINGKASAN EKSEKUTIF
Perencanaan pembangunan jangka menengah Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung
(Ditjen PDASHL) yang dituangkan dalam Rencana Strategis Tahun 2015-2019 ini merupakan penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2015-2019,
yang memuat capaian kinerja selama periode renstra sebelumnya serta target pada periode tahun 2015-2019.
Berbeda dengan Renstra tahun 2010-2014 dimana Direktorat Jenderal memiliki visi dan misi sendiri, maka pada Rencana
Strategis 2015-2019 visi dan misi pembangunan ditetapkan secara nasional dan dituangkan pada RPJMN, sedangkan untuk tingkat
Kementerian/ Lembaga dan Direktorat Jenderal menjabarkan visi dan misi pembangunan nasional dengan kebijakan-kebijakan
stretegis masing-masing bidang.
Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 16 tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terjadi
penggabungan 2 (dua) kementerian yaitu Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup. Penggabungan ini
berdampak pada tugas dan fungsi dari organisasi tidak hanya pada tingkat kementerian tetapi juga pada tingkat dibawahnya. Tugas
dan fungsi Ditjen PDASHL yaitu (1) merumuskan kebijakan; (2) melaksanakan kebijakan; (3) menyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria; (4) melakukan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan; (5) melaksanakan bimbingan teknis dan
supervisi; (6) melaksanakan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pengelolaan daerah aliran sungai, pembinaan kesatuan
pengelolaan hutan lindung, perbenihan tanaman hutan, penanaman dan pemeliharaan tanaman hutan, pemulihan kerusakan
ekosistem perairan darat, rehabilitasi hutan dan lahan, serta konservasi tanah dan air.
Program yang terkait dengan pembangunan kehutanan di bidang PDASHL yaitu Program Pengendalian DAS dan Hutan
Lindung. Program ini bertujuan untuk meningkatkan fungsi DAS dan daya dukung DAS pada kawasan hutan lindung dan luar
kawasan hutan melalui pengelolaan DAS secara lebih efisien, optimal, adil dan berkelanjutan untuk dapat mengelola sumber daya
hutan dan lahan dengan tetap memenuhi kaidah sustainable forest management (SFM). Hasil (outcome) yang diharapkan adalah
berkurangnya lahan kritis pada DAS Prioritas dan Hutan Lindung sehingga dapat mengurangi resiko bencana alam, dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam usaha komoditas kehutanan. Sasaran dan indikator Program Pengendalian DAS dan
Hutan Lindung sebagai berikut :
iii
No
Sasaran Program
1
Meningkatnya tutupan hutan di hutan lindung dan lahan
2
Meningkatnya kesehatan DAS prioritas
Dalam pencapaian kinerja Program Pengendalian DAS dan Hutan Lindung didukung oleh 10 (sepuluh) kegiatan yang
dilaksanakan oleh unit kerja di pusat sebanyak 6 kegiatan dan unit kerja UPT sebanyak 4 kegiatan, yaitu :
No
Nama Kegiatan
Unit Kerja
Pusat
Pembinaan Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, Rehabilitasi Lahan serta Konservasi Tanah dan Air
Pusat
Pusat
Pusat
Pusat
Pusat
Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, Rehabilitasi Lahan, Perencanaan DAS, serta Pengendalian
Kerusakan Perairan darat
UPT
UPT
UPT
10
UPT
iv
DAFTAR ISI
Hal.
Halaman Judul ........................................................................................................................................................................ i
Kata Pengantar ....................................................................................................................................................................... ii
Ringkasan Eksekutif ............................................................................................................................................................... iii
Daftar Isi ............................................................................................................................................................................... v
Daftar Tabel .......................................................................................................................................................................... vi
Daftar Lampiran ..................................................................................................................................................................... vii
I.
II.
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................................................
A. Kondisi Umum ...........................................................................................................................................................................
B. Hasil Pembangunan hingga Tahun 2014 ......................................................................................................................................
C. Potensi dan Permasalahan .........................................................................................................................................................
1
1
2
5
III.
13
13
19
24
IV.
V.
PENUTUP ..................................................................................................................................................................................... 41
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 1. Luas Lahan Kritis yang Menjadi Prioritas RHL .............................................................................................................. 2
Tabel 2. Realisasi Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Tahun 2010-2014 ............................................................................... 3
Tabel 3. Realisasi Kegiatan Perbenihan Tanaman Hutan ............................................................................................................ 4
Tabel 4. Jumlah Kelompok KBR dan PPMPBK ........................................................................................................................... 4
Tabel 5. Realisasi Kegiatan HKm, HD dan HR Kemitraan.......................................................................................................... 5
Tabel 6. Sasaran dan Indikator Program Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung ............................................ 13
Tabel 7. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan pada Sasaran Strategis 1 ................................................................................. 14
Tabel 8. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan pada Sasaran Strategis 1 ................................................................................. 16
Tabel 9. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan pada Sasaran Strategis 2 ................................................................................ 17
Tabel 10. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan pada Sasaran Strategi 3 ................................................................................. 18
Tabel 11. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan pada Sasaran Strategis 3 ............................................................................... 19
Tabel 12. Nomenklatur Kegiatan lingkup Ditjen PDASHL .......................................................................................................... 20
Tabel 13. Target Fisik Tahunan Berdasarkan Indikator Kinerja Kegiatan dan Indikatif Anggaran ................................................. 21
Tabel 14. Sasaran Unit Kegiatan pada Sasaran Program 1 (S1 P2.1) ......................................................................................... 24
Tabel 15. Sasaran Unit Kegiatan pada Sasaran Program 2 (S1.P2.2) ......................................................................................... 29
Tabel 16. Sasaran Unit Kegiatan pada Sasaran Program 3 (S3.P2) ........................................................................................... 33
Tabel 17. Sasaran Unit Kegiatan pada Sasaran Program 3 (S3.P2) ............................................................................................ 34
Tabel 18. Alokasi Anggaran Indikatif Pelaksanaan Program PDASHL Tahun 2015-2019 ............................................................... 39
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
vii
I.
PENDAHULUAN
A. Kondisi Umum
Dalam kurun lima tahun terakhir bencana alam sering melanda wilayah Indonesia. Pada waktu musim hujan terjadi banjir
dan tanah longsor sedangkan pada musim kemarau terjadi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan. Kerugian akibat bencana
alam ini sangat besar, bukan hanya dari hitungan materi tapi juga menyebabkan korban jiwa manusia. Kondisi ini mencerminkan
adanya penurunan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) di hampir seluruh Indonesia.
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia terbagi habis menjadi sekitar 17.000 DAS, mulai dari DAS-DAS besar dengan
luas diatas 7 juta hektar seperti DAS Kapuas, DAS Memberamo, DAS Mahakam, DAS Musi hingga DAS-DAS kecil yang belum
memiliki nama. Beberapa DAS telah mengalami degradasi sehingga daya dukungnya dalam mendukung kesejahteraan manusia
kurang optimal.
Pada tahun 2010 2014, terdapat 108 DAS prioritas yang harus dipulihkan daya dukungnya melalui kegiatan rehabilitasi
hutan dan lahan (RHL) dengan melibatkan masyarakat. Pada Tahun 2010 2013 telah dilakukan penanaman pohon yang
semakin meningkat yakni pada tahun 2010 sebanyak sebanyak 1.398.552.467 batang, tahun 2011 sebanyak 1.516.592.331
batang, tahun 2012 sebanyak 1.604.247.952 batang dan tahun 2013 sebanyak 1.815.180.535 batang.
Kegiatan penanaman pohon tersebut diyakini memberi pengaruh positif terhadap peningkatan perbaikan daya dukung
DAS, hal ini terlihat dari tren data lahan kritis yang ada. Luas lahan kritis dengan kriteria sangat kritis dan kritis pada tahun 2006
seluas 30,20 juta hektar, tahun 2011 seluas 27,29 juta hektar, dan tahun 2013 seluas 24,30 juta hektar. Berdasarkan fungsi
kawasan, lahan kritis didalam kawasan hutan tahun 2016 seluas 19,51 juta hektar, tahun 2011 seluas 14,84 juta hektar dan
tahun 2013 seluas 13,19 juta hektar, sedangkan diluar kawasan hutan tahun 2016 seluas 8,59 juta hektar, tahun 2011 seluas
10,60 juta hektar, dan tahun 2013 seluas 6,37 juta hektar.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Direktorat
Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (Ditjen PDASHL) mengemban tugas menyelenggarakan
1
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan daya dukung daerah aliran sungai dan hutan lindung. Sedangkan
sesuai dengan sasaran strategis KLHK serta arah kebijakan dan strategi nasional, Ditjen PDASHL menjadi Penanggungjawab
Program Pengendalian DAS dan Hutan Lindung. Sebagaimana mandat dalam RPJMN 2015-2019 dan Renstra Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2015-2019, penanganan pemulihan DAS akan diprioritaskan pada 15 DAS yaitu DAS
Citarum, DAS Ciliwung, DAS Serayu, DAS Solo, DAS Brantas, DAS Cisadane, DAS Kapuas, DAS Siak, DAS Musi, DAS Asahan Toba,
DAS Jeneberang, DAS Saddang, DAS Moyo, DAS Way Sekampung, dan DAS Limboto.
Untuk memberikan kepastian dan kejelasan arah kebijakan strategis yang efektif dan efisien dalam rangka penyusunan
program dan kegiatan bidang PDASHL untuk jangka waktu 5 tahun ke depan maka diperlukan Rencana Strategis (Renstra)
Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) Tahun 2015 2019.
B. Hasil Pembangunan hingga Tahun 2014
1. Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian DAS
a. Rencana Pengelolaan DAS Terpadu Pada 108 DAS Prioritas
Penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu (RPDAST) sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
SK.328/Menhut-II/2009 tentang Penetapan DAS Prioritas dalam rangka RPJM 2010-2014 telah ditetapkan 108 DAS
Prioritas. Dari 108 DAS Prioritas tersebut, hingga tahun 2014 seluruhnya telah tersusun Rencana Pengelolaan DAS
Terpadu. Daftar 108 DAS yang telah tersusun RPDAST nya dapat dilihat pada lampiran.
b. Forum dan Peraturan Daerah Pengelolaan DAS
Forum DAS merupakan lembaga independen dan mitra dari lembaga atau instansi teknis dibidang pengelolaan
DAS. Sampai saat ini telah terbentuk 1 Forum Koordinasi Pengelolaan DAS Tingkat Nasional, 3 Forum DAS lintas
provinsi, 40 Forum DAS dengan pengesahan gubernur, 51 Forum DAS dengan pengesahan bupati/ walikota dan 14
Forum DAS dengan inisiasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Dalam rangka mendukung pengelolaan DAS di daerah, telah terbit 15 Peraturan Daerah tentang Pengelolaan
DAS (13 Perda Pengelolaan DAS Provinsi dan 2 Perda Pengelolaan DAS Kabupaten/Kota).
2006
2011
6.890.566
23.306.233
30.196.799
2013
5.269.259
22.025.580
27.294.839
4.738.383
19.564.910
24.303.294
Kegiatan
Rehabilitasi Hutan Konservasi/ Lindung
Hutan Kota
Rehabilitasi Hutan Mangrove/Pantai
Rehabilitasi Lahan Kritis
Jumlah
2010
(Ha)
100.737
1.175
101.912
2011
(Ha)
100.743
1.395
10.401
400.608
513.147
2012
(Ha)
100.986
1.032
8.871
398.629
509.518
2013
2014
Jumlah
(Ha)
(Ha)
(Ha)
105.656 26.162
434.284
1.036
484
5.136
12.403
31.675
557.517 460.212 1.858.076
676.612 486.858 2.288.047
3
Indikator
2010
2011
2012
2013
2014
Jumlah
4.840
8.024
100
50
Upaya pemberdayaan masyarakat juga dilaksanakan melalui pembuatan bibit oleh kelompok masyarakat
dilaksanakan kegiatan pembangunan Kebun Bibit Rakyat (KBR) dan Pengembangan Perhutanan Masyarakat Pedesaan
Berbasis Konservasi (PPMPBK) dengan jumlah kelompok masyarakat yang sebagai berikut :
Tahun
1
2
3
4
5
2010
2011
2012
2013
2014
Jumlah
8.016
10.270
10.053
10.051
4.076
42.466
1.984
1.980
3.995
997
8.956
Untuk mendukung produksi benih yang berkualitas, Menteri Kehutanan melalui Keputusan Menteri Kehutanan nomor
SK 707/Menhut-II/2013 tentang Penetapan Jenis Tanaman Hutan Yang Benihnya Wajib Diambil Dari Sumber Benih
Bersertifikat, telah menetapkan 5 (lima) jenis tanaman hutan yang digunakan dari umber benih bersertifikat yaitu: Jati
(Tectona grandis); Mahoni (Swietenia mahagony); Sengon (Paraserianthes falcataria); Gmelina (Gmelina arborea); dan
Jabon (Anthocephalus cadamba).
4. Perhutanan Sosial
Kegiatan utama dalam pelaksanaan kegiatan perhutanan sosial yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat
adalah Hutan Kemasyarakatan (HKm) Hutan desa (HD) dan Hutan Rakyat Kemitraan (HR Kemitraan). Data yang terhimpun
dari tahun 2010 2014 sebagai berikut :
Tabel 5. Realisasi Kegiatan HKm, HD dan HR Kemitraan
No
1
2
3
4
5
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
Jumlah
Penetapan Areal
Kerja HD (ha)
704
63.450
12.731
187.016
262.130
526.031
Realisaasi HR Kemitraan
(ha)
51.521
50.651
56.354
54.617
102.603
315.746
a. Adanya perundang-undangan yang mengatur penyelenggaraan PDASHL seperti mandat dalam UU Nomor 41 Tahun 1999,
UU Nomor 2 Tahun 1992, UU Nomor 23 Tahun 2014, UU Nomor 37 Tahun 2014, PP Nomor 44 Tahun 1995, PP Nomor 76
Tahun 2004, PP Nomor 37 Tahun 2012 dan peraturan lainnya.
b. Tersedianya NSPK kegiatan bidang PDASHL (RPDAST, RTk RHL, RP RHL, RPHJP). Instrument NSPK ini telah berjalan di
daerah dan pada beberapa daerah menjadi acuan dalam perencanaan kegiatan penanganan DAS maupun rehabilitasi.
c. Adanya unit organisasi yang menangani PDASHL di pusat dan daerah (UPT). Unit organisasi di pusat terdiri dari enam
eselon II dan di daerah terdapat 45 UPT setingkat eselon III yang tersebar di hampir seluruh provinsi.
d. Berpengalaman melaksanakan kegiatan RHL. Jajaran Ditjen PDASHL telah berpengalaman melaksanakan reboisasi dan
penghijauan sejak tahun 1970-an, sehingga dapat menjadi modal dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan RHL.
e. Berpengalaman melaksanakan kegiatan pro lingkungan dan pro masyarakat. Kegiatan-kegiatan pada bidang PDASHL
senantiasa untuk memperbaiki lingkungan dan bersentuhan dengan pemberdayaan masyarakat langsung.
f. Memiliki SDM yang tersebar di pusat dan daerah. Saat ini tersedia Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Ditjen PDASHL
sekitar 2.373 personil yang tersebar di pusat sebanyak 262 personil dan di UPT sebanyak 2.111 personil.
g. Memiliki sarana dan prasarana di pusat dan daerah. Hampir seluruh UPT telah memiliki kantor dan sarana pendukung
seperti kendaraan roda-2, roda-4, roda-6, laboratorium dan lain-lain.
h. Tersedianya 50 unit Persemaian Permanen. Persemaian permanen menghasilkan minimal 37,5 juta batang bibit tanaman
hutan setiap tahun, untuk memenuhi kebutuhan bibit tanaman oleh masyarakat.
i. Memiliki jaringan yang luas terkait pengelolaan DAS. Kerjasama dengan para stakeholders telah terjalin sejak lama dan
dengan jaringan yang luas.
2. Permasalahan
Direktorat Jenderal PDASHL juga mempunyai permasalahan yang akan menghambat upaya untuk mencapai targettarget pembangunan yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019, antara lain :
a. Jumlah SDM teknis dan administrasi terbatas dan tidak tersebar secara proporsional. Tenaga administrasi keuangan pada
umumnya menjelang masa purna bakti, sedangkan tenaga teknis juga terbatas karena penambahan ASN lebih rendah
dibanding yang pensiun.
b. Teknologi informasi bidang PDASHL belum berjalan secara maksimal. Kecanggihan teknologi saat ini masih sulit
diadaptasi Ditjen PDASHL untuk menginformasikan hasil kinerja kepada publik dengan berbagai alasan teknis. Hal ini
terjadi terutama di UPT di daerah.
c. Kurang pengalaman di bidang pengelolaan kawasan hutan lindung. Kultur pekerjaan di Ditjen PDASHL selama ini
cenderung ke upaya tanam menanam, sedangkan pengalaman dibidang pengelolaan kawasan hutan secara menyeluruh
masih rendah.
d. Data dan informasi belum optimal (update dan akurat). Data dan informasi pembangunan PDASHL belum akurat dan
tidak tersaji dalam kurun waktu yang lebih singkat, sehingga informasi-informasi di tertentu di lapangan terlebih dahulu di
publish oleh media dibanding informasi dari UPT.
e. Standar biaya kegiatan rehabilitasi yang rendah. Tingginya target rehabilitasi belum didukung dengan ketersediaan
anggaran yang memadai sehingga diperlukan penyesuaian standar biaya pembuatan tanaman agar target kinerja dapat
tercapai.
f. Lemahnya pengawasan peredaran benih/ bibit.
karena belum didukung oleh regulasi yang kuat.
g. Produksi bibit berkualitas dari persemaian permanen masih rendah. Tingginya ragam jenis yang dikembangkan pada
persemaian permanen karena menyesuaikan dengan keinginan masayarakat, berdampak pada rendahnya kualitas bibit
karena bukan berasal dari sumber benih yang direkomendasikan.
h. Terbatasnya anggaran. Ketersediaan anggaran untuk mencapai kinerja yang diharapkan masih rendah.
D. ANALISIS SWOT
Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) digunakan untuk memahami kondisi internal (kekuatan dan
kelemahan) dan situasi eksternal (peluang dan hambatan), sehingga dapat diperoleh posisi suatu organisasi atau isu dalam
kontek dan konten yang diemban. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan elemen-elemen yang dimiliki oleh
suatu organisasi baik itu sumberdaya, sumber dana maupun manusianya. Faktor Eksternal adalah faktor yang tidak dimiliki oleh
organisasi atau dengan kata lain merupakan sesuatu yang berujud peluang dan hambatan dari luar, karena berada di luar dan
dimiliki oleh organisasi atau sistem lain. Berdasarkan faktor internal dan eksternal, dapat dilihat matrik SWOT sebagai berikut :
1. Faktor Internal
KEKUATAN (STRENGTH)
1. Adanya perundang-undangan yang mengatur
penyelenggaraan PDASHL
2. Adanya unit organisasi dan SDM yang berpengalaman
menangani PDASHL di pusat dan daerah (UPT)
3. Memiliki sarana dan prasarana di pusat dan daerah
KELEMAHAN (WEAKNESS)
1. SDM teknis dan administrasi tidak terdistribusi secara
proporsional.
2. Teknologi informasi bidang PDASHL belum berjalan
secara maksimal
3. Terbatasnya anggaran
2. Faktor Eksternal
1.
2.
3.
4.
PELUANG (OPPORTUNITIES)
ANCAMAN (THREATS)
II.
A. Visi
Presiden Republik Indonesia telah menetapkan visi dan misi pembangunan Tahun 2015-2019 sebagaimana tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Presiden
Nomor 2 Tahun 2015. Selanjutnya seluruh jajaran kementerian dan lembaga
dalam merancang arah pembangunan
menggunakan Visi dan Misi yang telah ditetapkan oleh Presiden.
Visi Pembangunan Nasional telah ditetapkan oleh Presiden RI. Visi pembangunan nasional Tahun 2015-2019 adalah
Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.
B. Misi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Untuk mewujudkan visi pembangunan nasional maka telah ditetapkan Misi Pembangunan Nasional sebagai berikut :
Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan
mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara hukum;
Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai Negara maritim;
Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera;
Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;
Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; dan,
Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Dalam rangka mewujudkan tema tersebut, didukung beberapa sub tema yang menjadi pilar dalam rangka pencapaian
tema pembangunan bidang PDASHL, yaitu :
(1) Memantapkan Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian DAS,
(2) Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Rehabilitasi Hutan dan Lahan,
(3) Memantapkan Pengelolaan Hutan Lindung Tingkat Tapak,
(4) Memantapkan Pencegahan dan Pemulihan Kerusakan Ekosistem Perairan Darat,
(5) Meningkatkan Penyediaan dan Penggunaan Benih Tanaman Hutan yang Berkualitas,
(6) Memantapkan Kelembagaan Penyelenggaraan Tata Kelola Pengendalian DAS dan Hutan Lindung.
D. Kelembagaan
1. Organisasi
Keberadaan Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung tertuang dalam Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18 Tahun 2015, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Direktur Jenderal
PDASHL dibantu oleh 6 (enam) pejabat eselon II, yaitu :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
10
Di bawah ini disajikan struktur organisasi Direktorat Jenderal PDASHL sebagai berikut:
Direktorat Jenderal
Pengendalian DAS dan
Hutan Lindung
Sekretariat
Direktorat
Jenderal
Direktorat Perencanaan
dan Evaluasi
Pengendalian DAS
Direktorat Konservasi
Tanah dan Air
Direktorat
Perbenihan
Tanaman Hutan
Direktorat Kesatuan
Pengelolaan Hutan
Lindung
Direktur Pengendalian
Kerusakan Perairan Darat
UPT
Dalam mengoptimalkan tugas pelayanan pembangunan bidang PDASHL di daerah, Ditjen PDASHL memiliki Unit
Pelaksana Teknis (UPT) yang terdiri dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (36 Unit), Balai Perbenihan Tanaman Hutan
(6 Unit), Balai Persuteraan Alam (1 Unit), dan Balai Pengelolaan Hutan Mangrove (2 Unit).
11
III.
Secara hirarki, sasaran strategis yang menjadi sasaran kementerian diturunkan ke masing-masing unit eselon I dan disebut
sasaran program. Sasaran program diturunkan ke unit eselon II atau UPT dan disebut sasaran kegiatan. Demikian seterusnya
hingga ke personil di setiap unit organisasi. Sasaran dan indikator Program Pengendalian DAS dan Hutan Lindung Tahun
2015-2019 sebagai berikut :
Tabel 6. Sasaran dan Indikator Program Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung
No
1
2
3
4
Sasaran Program
Meningkatnya tutupan hutan di hutan lindung dan lahan
(S1.P2.1)
Meningkatnya kesehatan DAS prioritas
(S1.P2.2)
Meningkatnya sumbangan hutan lindung (dan industri) pada
devisa dan penerimaan negara (S2.P2)
Meningkatnya pengelolaan hutan lindung di tingkat tapak
dan hutan rakyat (S3.P2)
Sasaran Strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Sasaran Program Pengendalian DAS dan Hutan
Lindung Tahun 2015-2019 dipastikan pencapaiannya dengan mengurai langkah-langkah pencapaiannya kegiatan yang relevan,
sebagai sasaran kegiatan, sedemikian rupa sehingga seluruh kegiatan memiliki kontribusi yang relevan terhadap pencapaian
sasaran program dan sasaran strategis.
13
Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan berdasarkan indikator program dan indikator sasaran strategis disajikan pada tabel
7, tabel 8, tabel 9 dan tabel 10.
Tabel 7. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan pada Sasaran Strategis 1
SASARAN STRATEGIS 1 (S1)
INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
PROGRAM
SASARAN
PROGRAM
Meningkatnya
tutupan hutan
di hutan
lindung dan
lahan
(S1.P2.1)
INDIKATOR
PROGRAM
Luas tutupan
hutan lindung
dan lahan
meningkat
setiap tahun
(S1.P2.1.IKP)
Menjaga kualitas lingkungan hidup untuk meningkatkan daya dukung lingkungan, ketahanan air dan kesehatan
masyarakat
Indeks kualitas lingkungan hidup berada pada kisaran 66,5 68,5
Pengendalian DAS dan Hutan Lindung
KEGIATAN
SASARAN KEGIATAN
Pembinaan Pengembangan
Perbenihan Tanaman Hutan (K4)
Penyelenggaraan Rehabilitasi
dan Reklamasi Hutan,
Rehabilitasi Lahan, Perencanaan
DAS serta pengendalian
perusakan Darat (K6)
Penyelenggaraan Perbenihan
Tanaman Hutan (K7)
14
SASARAN
PROGRAM
INDIKATOR
PROGRAM
KEGIATAN
SASARAN KEGIATAN
15
INDIKATOR
PROGRAM
Kualitas DAS
prioritas
meningkat
setiap tahun
(S1.P2.2.IKP)
Menjaga kualitas lingkungan hidup untuk meningkatkan daya dukung lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat (S1)
Indeks kualitas lingkungan hidup berada pada kisaran 66,5 68,5
Pengendalian DAS dan Hutan Lindung
KEGIATAN
SASARAN KEGIATAN
Pembinaan
Penyelenggaraan
Pengelolaan DAS (K3)
Pembinaan Pengendalian
Kerusakan Perairan Darat
(K5)
Pembinaan Rehabilitasi
dan Reklamasi Hutan,
Rehabilitasi Lahan serta
KTA (K1)
Penyelenggaraan
Rehabilitasi dan Reklamasi
Hutan, Rehabilitasi Lahan,
Perencanaan DAS serta
pengendalian perusakan
Darat (K6)
INDIKATOR KEGIATAN
Jumlah DAS Lintas Negara yang memiliki MoU/status sebanyak 19
DAS Lintas Negara (S1.P2.K3.2.IKK.a)
Jumlah DAS prioritas yang memiliki data dan Informasi penurunan
Qmax/Qmin, kadar BOD, dan peningkatan tutupan lahan di 15 DAS
Prioritas selama 5 tahun (S1.P2.2.K3.2.IKK.b)
Jumlah RPDAST yang di internalisasi ke dalam RTRW sebanyak 108
RDAST (S1.P2.K3.2.IKK.c)
Jumlah segmen sungai serta mata air yang terpulihkan fungsi
ekosistemnya pada 15 DAS Prioritas (S1.P2.2.K5.1.IKK.a)
Jumlah danau yang diturunkan laju sedimentasi atau erosinya
(S1.P2.2.K5.2.IKK.a)
Jumlah danau yang ditingkatkan kualitas airnya (S1.P2.2.K5.2.IKK.b)
Jumlah DAS prioritas yang melakukan pembangunan embung, dam
pengendali, dan dam penahan skala kecil dan menengah di daerah
hulu selama 5 tahun di 15 DAS prioritas (S1.P.2.2.K1.b)
Jumlah RPDAST yang di Internalisasi ke dalam RTRW sebanyak 108
RDAST (S1.P2.2.K6.1.IKK.d)
Jumlah DAS Lintas Negara yang memiliki MoU/status sebanyak 19
DAS Lintas Negara (S1.P2.2.K6.1.IKK.e)
Jumlah DAS Prioritas yang dipulihkan kesehatannya melalui
pembangunan embung, dam pengendali, dan dam penahan skala
kecil dan menengah di daerah hulu sebanyak 15 DAS Prioritas
sampai dengan tahun 2019 (S1.P2.2.K6.2.IKK.a)
Jumlah DAS Prioritas yang meningkat jumlah mata airnya melalui
konservasi sumber daya air secara vegetatif, pembangunan
embung, dam pengendali, dam penahan, dan gully plug di daerah
hulu DAS serta sumur resapan sebanyak 15 DAS Prioritas sampai
dengan tahun 2019 (S1.P2.2.K6.2.IKK.b)
Jumlah DAS prioritas yang memiliki Data dan Informasi penurunan
Qmax/Qmin, kadar BOD, dan peningkatan tutupan lahan di 15 DAS
Prioritas selama 5 tahun (S1.P2.K6.2.IKK.c)
16
SASARAN PROGRAM
Meningkatnya
sumbangan hutan
lindung (dan industri)
pada devisa dan
penerimaan negara
(S2.P2)
Memanfaatkan potensi sumberdaya hutan dan lingkungan hidup secara lestari untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat yang berkeadilan (S2)
Peningkatan kontribusi Sumberdaya Hutan dan Lingkungan Hidup terhadap penerimaan devisa dan PNBP sebagai masukan
terhadap PDB Nasional
Pengendalian DAS dan Hutan Lindung
INDIKATOR PROGRAM
Sumbangan hutan
lindung (dan industri)
pada devisa dan
penerimaan negara
meningkat setiap tahun
(S2.P2.IKP)
KEGIATAN
Penyelenggaraan
Pengembangan Persuteraan
Alam (K9)
SASARAN KEGIATAN
Meningkatnya Pengelolaan
Persuteraan Alam (S2.P2.K9)
17
Tabel 10. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan pada Sasaran Strategi 3
SASARAN STRATEGIS 3
INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
PROGRAM
SASARAN
PROGRAM
Meningkatnya
pengelolaan
hutan lindung
di tingkat
tapak dan
hutan rakyat
(S3.P2.2)
INDIKATOR
PROGRAM
Jumlah unit
pengelolaan
hutan lindung
yang
beroperasi
meningkat
setiap tahun
(S3.P2.2.IKP1)
Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta keberadaan sumberdaya alam sebagai sistem penyangga
kehidupan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan (S3)
Derajat keberfungsian ekosistem meningkat setiap tahun
Pengendalian DAS dan Hutan Lindung
KEGIATAN
SASARAN KEGIATAN
18
Tabel 11. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan pada Sasaran Strategis 3
SASARAN STRATEGIS 3
INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
PROGRAM
SASARAN
PROGRAM
Meningkatnya
pengelolaan hutan
lindung di tingkat
tapak dan hutan
rakyat (S3.P2.2)
INDIKATOR
PROGRAM
Persentase pemenuhan
kayu bulat dari hutan
rakyat meningkat
setiap tahun
(S3.P2.2.IKP2)
Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta keberadaan sumberdaya alam sebagai sistem penyangga
kehidupan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan (S3)
Derajat keberfungsian ekosistem meningkat setiap tahun
Pengendalian DAS dan Hutan Lindung
KEGIATAN
Pembinaan Rehabilitasi dan
Reklamasi Hutan, Rehabilitasi
Lahan serta Konservasi Tanah
dan Air (K1)
SASARAN KEGIATAN
Meningkatnya produksi kayu
bulat dari hutan rakyat
(S3.P2.2.K1)
Kegiatan merupakan bagian dari program yang dilaksanakan oleh satuan kerja setingkat eselon 2 (direktorat/ setditjen di
pusat) dan satuan kerja setingkat eselon 3 (UPT Ditjen PDASHL) yang terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumberdaya baik
yang berupa personil (sumberdaya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, dan/atau kombinasi dari
beberapa atau kesemua jenis sumberdaya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk
barang/jasa. Dalam pelaksanaan Program Pengendalian DAS dan Hutan Lindung didukung oleh 10 (sepuluh) kegiatan yang
dilaksanakan oleh satuan kerja setingkat eselon II (direktorat/ setditjen di pusat) sebanyak 6 kegiatan dan satuan kerja setingkat
eselon III (Unit Pelaksanan Teknis Lingkup Ditjen PDASHL di daerah) sebanyak 4 kegiatan. Kegiatan yang dilaksanakan oleh
direktorat/ setditjen bersifat pembinaan dan kegiatan yang dilaksanakan oleh UPT bersifat penyelenggaraan, sebagaimana Tabel 12.
19
Nama Kegiatan
Unit Kerja
Pusat
Pembinaan Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, Rehabilitasi Lahan serta Konservasi Tanah dan Air
Pusat
Pusat
Pusat
Pusat
Pusat
Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, Rehabilitasi Lahan, Perencanaan DAS, serta Pengendalian
Kerusakan Perairan darat
UPT
UPT
UPT
10
UPT
Strategi pencapaian target-target output Lingkup Ditjen PDASHL dilaksanakan dan difasilitasi baik oleh satker pusat maupun
satker UPT Lingkup Ditjen PDASHL. Sesuai tusinya, satker pusat melaksanakan pembinaan teknis terhadap pencapaian output,
penetapan Norma Standar Prosedur Kerja (NSPK), dan pengumpulan data dan penyajian data/ informasi skala nasional, serta
pelaksanaan sasaran output lingkup nasional. Satker UPT lingkup Ditjen PDASHL melaksanakan sasaran output yang sifatnya output
fisik maupun non fisik sesuai tusi masing-masing UPT. Nama kegiatan, sasaran dan indikator pada Program Pengendalian DAS dan
Hutan Lindung adalah sebagai berikut:
20
Tabel 13. Target Fisik Tahunan Berdasarkan Indikator Kinerja Kegiatan dan Indikatif Anggaran
KEGIATAN
1. Pembinaan
Rehabilitasi dan
Reklamasi Hutan,
Rehabilitasi Lahan
serta Konservasi
Tanah dan Air
SASARAN
KEGIATAN
Pulihnya
Kesehatan DAS
kritis
1)
2)
3)
4)
2. Pembinaan
Kesatuan
Pengelolaan Hutan
Lindung
3. Pembinaan
Penyelenggaraan
Pengelolaan DAS
Meningkatnya
pengelolaan hutan
lindung ditingkat
tapak secara lestari
Menurunnya
kekritisan DAS
Prioritas
1)
2)
1)
2)
3)
4. Pembinaan
Pengembangan
Perbenihan
Tanaman Hutan
Meningkatnya
kualitas dan
distribusi
Perbenihan
Tamanan Hutan
1)
2)
3)
TARGET
Anggaran
(Rp. Miliar)
2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah lahan kritis berkurang seluas 5,5 juta 1.250.000 Ha 2.500.000 Ha 3.750.000 Ha 5.000.000 Ha 5.500.000 Ha
75.00
hektar melalui rehabilitasi didalam KPH dan
DAS
Jumlah DAS prioritas yang melakukan
5 DAS
7 DAS
10 DAS
12 DAS
15 DAS
70.00
pembangunan embung, dam pengendali,
dan dampenahan skalakecil dan menengah
didaerah hulu selama 5 tahun di 15 DAS
prioritas
Hutan Kota dan pemeliharaannya seluas
1.000 Ha
2.000 Ha
3.000 Ha
4.000 Ha
5.000 Ha
45.00
5.000 Ha
Jumlah produksi kayu dari hutan rakyat
20 juta M3
20 juta M3
20 juta M3
20 juta M3
20 juta M3
35.00
menjadi 100 juta M3 di tahun 2019
Jumlah KPHL yang beroperasi sebanyak 182
40 KPHL
80 KPHL
120 KPHL
160 KPHL
182 KPHL
100.00
KPHL sampai dengan tahun 2019
Kapasitas pengelola KPHL meningkat setiap
40 KPHL
80 KPHL
120 KPHL
160 KPHL
182 KPHL
75.00
tahun
Jumlah DAS Lintas Negara yang memiliki
3 DAS
7 DAS
11 DAS
15 DAS
19 DAS
25.00
MoU/ status sebanyak 19 DAS Lintas Negara
Jumlah DAS prioritas yang memiliki Data
5 DAS
7 DAS
10 DAS
12 DAS
15 DAS
85.00
dan Informasi penurunan Qmax/ Q min,
kadarBOD, dan peningkatan tutupan lahan
di 15 DAS Prioritas selama 5 tahun
Jumlah RPDAST yang diinternalisasi kedalam 20 RPDAST 40 RPDAST 60 RPDAST 80 RPDAST 108 RPDAST
75.00
RTRW sebanyak 108 RPDAST
Luas sumber benih berkualitas yang
170 Ha
250 Ha
330 Ha
410 Ha
490 Ha
75.00
dibangun melalui kebun benih semai/ kebun
benih klon dan areal Sumber daya genetic
seluas 490 Ha
Jumlah bibit berkualitas yang disediakan dan
37,5 Juta
75 Juta
112,5 Juta
150 Juta
187,5 Juta
75.00
distribusikan dari 50unit persemaian
Bibit
Bibit
Bibit
Bibit
Bibit
permanen dan sumber lainnya sebanyak
187,5 juta bibit secara kumulatif sampai
tahun 2019
Luas areal pengelolaan sumberbenih
10.500 Ha
10.500 Ha
10.500 Ha
10.500 Ha
10.500 Ha
50.00
sepanjang tahun sampai dengan tahun 2019
seluas 10.500 Ha
21
KEGIATAN
5. Pembinaan
Pengendalian
Kerusakan
Perairan Darat
6. Penyelenggaraan
Rehabilitasi dan
Reklamasi Hutan,
Rehabilitasi Lahan,
Perencanaan DAS,
serta Pengendalian
Kerusakan
Perairan darat
SASARAN
KEGIATAN
1. Terpulihkannya
fungsi ekosistem
di segmen
sungai pada 15
DAS Prioritas
2. Meningkatnya
Kualitas
ekosistem danau
di 15 Danau
Prioritas
Rehabilitasi dan
meningkatnya
kualitas DAS
Pulihnya kesehatan
DAS kritis
Anggaran
TARGET
2015
-
2016
3 Sungai
2017
6 Sungai
2018
10 Sungai
2019
15 Sungai
(Rp. Miliar)
50.00
1 danau
5 danau
9 danau
12 danau
15 danau
50.00
1 danau
5 danau
9 danau
12 danau
15 danau
60.00
1,820.00
250.00
38,500.00
717.00
114.00
693.75
2,250.00
1,500.00
375.00
22
KEGIATAN
7. Penyelenggaraan
Perbenihan
Tanaman Hutan
8. Penyelenggaraan
pengelolaan hutan
mangrove
9. Penyelenggaraan
pengembangan
persuteraan alam
10. Dukungan
manajemen dan
pelaksanaan tugas
teknis lainnya
Ditjen PDASHL
SASARAN
KEGIATAN
Meningkatnya
Kualitas dan
Distribusi
Perbenihan
Tamanan Hutan
Meningkatnya
Pengelolaan Hutan
Mangrove
Meningkatnya
Pengelolaan
Persuteraan Alam
Terwujudnya
reformasi tata
kelola
kepemerintahan
yang baik di
lingkungan Ditjen
PDASHL
Anggaran
TARGET
2015
170 Ha
2016
250 Ha
2017
330 Ha
2018
410 Ha
2019
490 Ha
29,25 Juta
Bibit
39,0 Juta
Bibit
48,75 Juta
Bibit
(Rp. Miliar)
490.00
9,75 Juta
Bibit
19,5 Juta
Bibit
243.75
10.500 Ha
10.500 Ha
10.500 Ha
10.500 Ha
10.500 Ha
262.50
2 wilayah
kerja
2 wilayah
kerja
2 wilayah
kerja
2 wilayah
kerja
2 wilayah
kerja
50.00
31 prov
31 prov
31 prov
31 prov
31 prov
50.00
2 wilayah
kerja
2 wilayah
kerja
2 wilayah
kerja
2 wilayah
kerja
2 wilayah
kerja
50.00
3%
6%
9%
12%
15%
75.00
70 Poin
72 Poin
74 Poin
76 Poin
78 Poin
462.00
23
Unit Kegiatan merupakan turunan dari suatu aktivitas yang berada pada level unit eselon III pada unit eselon II (sekretariat maupun
direktorat) atau pada unit eselon IV pada UPT. Pada unit eselon II, unit kegiatan menggambarkan aktivitas pada unit-unit eselon III,
sedangkan unit kegiatan pada unit eselon III UPT menggambarkan aktivitas pada unit-unit eselon IV.
Tabel 14. Sasaran Unit Kegiatan pada Sasaran Program 1 (S1 P2.1)
Sasaran Program
Indikator Sasaran Program
KEGIATAN/
SASARAN
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
UNIT KEGIATAN
SASARAN UNIT
KEGIATAN
Pembinaan Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, Rehabilitasi Lahan serta Konservasi Tanah dan Air (K1)
Pulihnya Kesehatan
DAS kritis
(S1.P2.1.K1)
Pemolaan
Konservasi Tanah
dan Air
Memolakan rehabilitasi
lahan kritis seluas 5,5
juta hektar di KPH dan
DAS
Pembinaan
Pelaksanaan
Reboisasi
Terkendalinya
pelaksanaan reboisasi di
KPH dan Hutan Lindung
24
KEGIATAN/
SASARAN
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
UNIT KEGIATAN
SASARAN UNIT
KEGIATAN
Pembinaan
Pelaksanaan
Reklamasi dan
Rehabilitasi
Penggunaan
Kawasan Hutan
Terkendalinya
pelaksanaan reklamasi
dan rehabilitasi
penggunaan kawasan
hutan
Pembinaan
Pelaksanaan
Penghijauan
Terkendalinya
pelaksanaan
penghijauan hutan
rakyat, hutan kota,
penghijauan lingkungan
Pembinaan
pengembangan
sumber benih dan
sumberdaya genetik
Terkendalinya
pengembangan sumber
benih dan sumberdaya
genetic
Pemolaan
perbenihan
tanaman hutan
Memolakan
Pengembangan
perbenihan dan bibit
tanaman hutan
25
KEGIATAN/
SASARAN
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
3. Luas areal pengelolaan
sumber benih
sepanjang tahun
sampai dengan tahun
2019 seluas 10.500 Ha
(S1.P2.1.K4.1.IKK.c)
UNIT KEGIATAN
Pembinaan
Pengembangan
usaha perbenihan
SASARAN UNIT
KEGIATAN
Terkendalinya
pengembangan usaha
perbenihan tanaman
hutan
26
KEGIATAN/
SASARAN
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
UNIT KEGIATAN
Kelembagaan
pengelolaan DAS
dan Hutan Lindung
Evaluasi
pengelolaan DAS
dan Hutan Lindung
Tata Usaha
3. Produksi dan distribusi
Kelembagaan
bibit sebanyak 135 juta
pengelolaan DAS
bibit berkualitas
dan Hutan Lindung
(S1.P2.K6.1.IKK.f)
Penyelenggaraan Perbenihan Tanaman Hutan (K7)
Meningkatnya
1. Luas sumber benih
Pembangunan dan
Kualitas dan
berkualitas yang
pengelolaan sumber
Distribusi
terbangun melalui
benih
Perbenihan
kebun benih semai/
Tanaman Hutan
kebun benih klon dan
(S1.P2.K7.1.)
areal Sumber daya
genetik seluas 490 Ha
(S1.P2.K7.1.IKK.a)
2. Jumlah bibit berkualitas
Penyediaan
yang disediakan dan
informasi
distribusikan dari 50
perbenihan
unit persemaian
tanaman hutan
permanen dan sumber
lainnya sebanyak 187,5
juta bibit secara
kumulatif sampai tahun
2019
(S1.P2.K7.1.IKK.b)
SASARAN UNIT
KEGIATAN
Meningkatnya data
informasi PTH yang
akurat dan persemaian
terkelola
27
KEGIATAN/
SASARAN
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
3. Luas areal pengelolaan
sumber benih
sepanjang tahun
sampai dengan tahun
2019 seluas 10.500 Ha
(S1.P2. K7.1.IKK.c)
UNIT KEGIATAN
Pengendalian
peredaran
perbenihan
tanaman hutan
Pembangunan dan
pengelolaan sumber
benih
SASARAN UNIT
KEGIATAN
Meningkatnya
pengendalian peredaran
perbenihan tanaman
hutan
Meningkatnya sumber
benih berkualitas
28
KEGIATAN/
INDIKATOR KINERJA
SASARAN
UNIT KEGIATAN
KEGIATAN
KEGIATAN
Pembinaan Penyelenggaraan Pengelolaan DAS (K3)
Menurunnya
1. Jumlah DAS Lintas Negara
Pemolaan pengendalian
Kekritisan DAS
yang memiliki MoU/ status
DAS
Prioritas
sebanyak 19 DAS Lintas
(S3.P2.2.K3.2)
Negara (S3.P2.K3.2.IKK.a)
SASARAN UNIT
KEGIATAN
Memolakan
Perencanaan dan
Pengendalian DAS
Kelembagaan
pengendalian DAS
Meningkatnya
pengembangan
kelembagaan
pengendalian DAS
Evaluasi pengelolaan
DAS
Pengendalian
pengelolaan DAS
Meningkatkan
pengendalian
pengelolaan DAS
Pemolaan pengendalian
DAS
Memolakan
Perencanaan dan
Pengendalian DAS
29
KEGIATAN/
INDIKATOR KINERJA
SASARAN
UNIT KEGIATAN
KEGIATAN
KEGIATAN
Pembinaan Pengendalian Kerusakan Perairan Darat (K5)
1. Terpulihkannya 1. Jumlah segmen sungai serta
Pemolaan pengendalian
fungsi ekosistem
mata air yang terpulihkan
kerusakan perairan darat
di segmen sungai
fungsi ekosistemnya pada 15
pada 15 DAS
DAS Prioritas
Prioritas
(S3.P2.2.K5.1.IKK.a)
(S3.P2.2.K5.1)
2. Meningkatnya
2. Jumlah Danau yang
Kualitas
diturunkan laju sedimentasi
Ekosistem danau
atau erosinya
di 15 danau
(S3.P2.2.K5.2.IKK.a)
prioritas
(S3.P2.2.K5.2.)
SASARAN UNIT
KEGIATAN
Memolakan
pengendalian
kerusakan perairan
darat
Pengendalian kerusakan
sungai
Meningkatkan
pengendalian
kerusakan sungai
Meningkatkan
pengendalian
kerusakan mata air dan
air tanah
Pengendalian kerusakan
danau
Meningkatkan
pengendalian
kerusakan danau
30
KEGIATAN/
SASARAN
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
3. Jumlah Danau yang
ditingkatkan kualitas airnya
(S3.P2.2.K5.2.IKK.b)
UNIT KEGIATAN
Pengendalian kerusakan
danau
SASARAN UNIT
KEGIATAN
Mengendalikan
kerusakan danau
Pembinaan Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, Rehabilitasi Lahan serta Konservasi Tanah dan Air
(K1)
Pulihnya
1) Jumlah DAS prioritas yang
Pembinaan Pelaksanaan
Meningkatkan
Kesehatan DAS
melakukan pembangunan
Pembuatan Bangunan
mengendalian
kritis (S1.P2.2.K1)
embung, dam pengendali,
Konservasi Tanah dan Air
pelaksanaan
dan dam penahan skala kecil
pembuatan bangunan
dan menengah didaerah hulu
konservasi tanah dan
selama 5 tahun di 15 DAS
air
prioritas (S1.P.2.2.K1.b)
Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, Rehabilitasi Lahan, Perencanaan DAS, serta
Pengendalian Kerusakan Perairan darat (K6)
1. Rehabilitasi
1. Jumlah RPDAST yang
Perencanaan
Menyediakan
1. Tersosialisasinya RPDAST dengan para pihak
dan
diinternalisasi kedalam RTRW
pengelolaan DAS dan
perencanaan
2. Terinternalisasinya RPDAST ke dalam RTRW
meningkatnya
sebanyak 108 RPDAST
Hutan Lindung
pengelolaan DAS
kualitas DAS
(S1.P2.2.K6.1.IKK.d)
(S1.P2.K6.1)
2. Jumlah DAS Lintas Negara
Perencanaan
Menyediakan
1. Tersosialisasinya RPDAST dengan para pihak
yang memiliki MoU/status
pengelolaan DAS dan
perencanaan
2. Terinternalisasinya RPDAST ke dalam RTRW
sebanyak 19 DAS Lintas
Hutan Lindung
pengelolaan DAS
Negara (S1.P2.2.K6.1.IKK.e)
Kelembagaan
Berkembangnya
1. Terjalinnya kesepakatan dengan para pihak dalam pengelolaan
pengelolaan DAS dan
kelembagaan
DAS lintas Negara
Hutan Lindung
pengelolaan DAS
2. Tersusunnya dokumen kesepakatan pengelolaan DAS lintas
negara
Evaluasi pengelolaan
Menyediakan data
1. Terlaksananya monitoring pelaksanaan pengelolaan DAS lintas
DAS dan Hutan Lindung
evaluasi hasil
negara
pengelolaan DAS
2. Tersedianya data dan informasi pengelolaan DAS lintas Negara
2. Pulihnya
1. Jumlah DAS Prioritas yang
Perencanaan
Menyediakan
1. Terlaksananya prakondisi masyarakat
kesehatan DAS
dipulihkan kesehatannya
pengelolaan DAS dan
perencanaan
2. Terlaksananya Penyusunan rancangan bangunan KTA
31
KEGIATAN/
SASARAN
KEGIATAN
kritis
(S1.P2.K6.2)
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
melalui pembangunan
embung, dam pengendali,
dan dam penahan skala kecil
dan menengah didaerah hulu
sebanyak 15 DAS Prioritas
sampai dengan tahun 2019
(S1.P2.2.K6.2.IKK.a)
UNIT KEGIATAN
Hutan Lindung
Kelembagaan
pengelolaan DAS dan
Hutan Lindung
Evaluasi pengelolaan
DAS dan Hutan Lindung
Perencanaan
pengelolaan DAS dan
Hutan Lindung
SASARAN UNIT
KEGIATAN
rehabilitasi dan
reklamasi hutan
Berkembangnya
kelembagaan
rehabilitasi dan
reklamasi hutan
Menyediakan Data
evaluasi hasil
rehabilitasi dan
reklamasi hutan yang
akurat dan terkini
Menyediakan
perencanaan
pengendalian
kerusakan perairan
darat
Kelembagaan
pengelolaan DAS dan
Hutan Lindung
Berkembangnya
kelembagaan
pengendalian
kerusakan perairan
darat
Evaluasi pengelolaan
DAS dan Hutan Lindung
Menyediakan data
evaluasi hasil
pengendalian
kerusakan perairan
darat yang akurat dan
terkini
Menyediakan data hasil
kinerja pengelolaan
DAS
Evaluasi pengelolaan
DAS dan Hutan Lindung
Terlaksananya
Terlaksananya
Terlaksananya
Terlaksananya
Terlaksananya
32
KEGIATAN/
INDIKATOR KINERJA
SASARAN
UNIT KEGIATAN
KEGIATAN
KEGIATAN
Penyelenggaraan Pengembangan persuteraan alam (K9)
Meningkatnya
Prosentase produksi HHBK
Pengujian Persuteraan
Pengelolaan
sutera alam dari Hutan Lindung
Alam
Persuteraan
meningkat sampai dengan 15%
Alam (S2.P2.K9)
dari tahun 2019(S2.P2.K9.IKK.a)
Peredaran Persuteraan
Alam
Informasi Persuteraan
Alam
Tata Usaha
SASARAN UNIT
KEGIATAN
Meningkatnya
pengujian persuteraan
alam
Meningkatnya
pengendalian peredaran
persuteraan alam
1.
2.
3.
1.
2.
Terlaksananya
Terlaksananya
Terlaksananya
Terlaksananya
Terlaksananya
alam
1.
2.
33
KEGIATAN/
INDIKATOR KINERJA
SASARAN
UNIT KEGIATAN
KEGIATAN
KEGIATAN
Pembinaan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (K2)
Meningkatnya
1. Jumlah KPHL yang
Pemolaah KPHL
pengelolaan hutan
beroperasi sebanyak 182
lindung di tingkat
Unit KPHL sampai dengan
tapak secara lestari
Tahun 2019
(S3.P2.K2.2)
(S3.P2.K2.IKK.a)
Penataan KPHL
Pemanfaatan HL
Tata Usaha
SASARAN UNIT
KEGIATAN
Memolakan
pengelolaan KPHL
secara efektif
1.
2.
34
KEGIATAN/
SASARAN
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
2.
UNIT KEGIATAN
Bina Kelembagaan
SASARAN UNIT
KEGIATAN
Meningkatnya
pembinaan
kelembagaan KPHL
Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, Rehabilitasi Lahan, Perencanaan DAS, serta
Pengendalian Kerusakan Perairan darat (K6)
Rehabilitasi dan
Jumlah KPHL yang beroperasi
Perencanaan
Menyediakan
meningkatnya
sebanyak 182 KPHL sampai
pengelolaan DAS dan
perencanaan
kualitas DAS
dengan tahun 2019
Hutan Lindung
rehabilitasi dan
(S3.P2.K6.1)
(S3.P2.2.K6.1.IKK.a)
reklamasi hutan,
pengelolaan KPHL
Kelembagaan
Berkembangnya
pengelolaan DAS dan
kelembagaan
Hutan Lindung
rehabilitasi dan
reklamasi hutan,
pengelolaan KPHL
Evaluasi pengelolaan
Menyediakan data
DAS dan Hutan Lindung
evaluasi hasil
rehabilitasi dan
reklamasi hutan,
pengelolaan KPHL
Penyelenggaraan Pengelolaan Hutan Mangrove (K8)
Meningkatnya
1. Jumlah wilayah kerja yang
Program Pengelolaan
pengelolaan hutan
memiliki ketersediaan data
Hutan Mangrove
mangrove
dan informasi pengelolaan
(S3.P2.K8)
hutan mangrove didalam
kawasan hutan sebanyak 2
wilayah kerja sepanjang
Tata Usaha
tahun selama 5 tahun
(S3.P2.K8.IKK.a)
Menyediakan rencana
dan data informasi
pengelolaan hutan
mangrove
Melaksanakan
ketatausahaan balai
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
1.
35
KEGIATAN/
SASARAN
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
UNIT KEGIATAN
SASARAN UNIT
KEGIATAN
1.
2.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
Melaksanakan fasilitasi
hukum dan kerjasama
Ditjen
1.
2.
3.
Menyelenggarakan
urusan umum dan
keuangan Ditjen
1.
2.
3.
36
IV.
A. Kerangka Regulasi
Pelaksanaan Program Pengendalian DAS dan Hutan Lindung melibatkan para pihak yang luas, baik dari instansi pemerintah,
swasta, TNI, Polri, masyarakat, perguruan tinggi, LSM dan lain-lain. Para pihak tersebut dalam berpartisipasi diatur dalam suatu
kerangka regulasi yang mengikat satu dengan lainnya. Masing-masing mempunyai hak dan kewajiban yang harus dijalankan sesuai
perannya masing-masing.
Dengan meningkatnya dinamika sosial dan tuntutan kebutuhan masyarakat yang cenderung meningkat maka untuk
melaksanakan tugas dan fungsi Direktorat PDASHL dari tahun 2015 2019 membutuhkan regulasi dan atau penyempurnaan regulasi
dari tingkat Peraturan Pemerintah sampai dengan Peraturan Direktur Jenderal. Jenis regulasi yang dibutuhkan/ disempurnakan sebagai
berikut :
No.
1
2
Kebutuhan Penyempurnaan
Rekomendasi Penyempurnaan
No.
10
11
Kebutuhan Penyempurnaan
Untuk mengakomodir perubahan
kewenangan bidang kehutanan dan
tindak lanjut PP tentang perbenihan
tanaman hutan
Sebagai tindak lanjut UU Nomor 37
Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah
dan Air, serta Peraturan Pemerintah
tentang konservasi tanah dan air
Untuk mengakomodir perubahan
kewenangan bidang kehutanan
Untuk mengakomodir perubahan
kewenangan bidang kehutanan
Menindaklanjuti operasional peraturan
diatasnya.
Rekomendasi Penyempurnaan
kewenangan di bidang kehutanan
Penyusunan dan perubahan PermenLHK
mengakomodir perubahan kewenangan bidang
kehutanan dan tindak lanjut PP tentang perbenihan
tanaman hutan
Penyusunan Permen LHK sebagai tindak lanjut
lanjut UU Nomor 37 Tahun 2014 serta Peraturan
Pemerintah tentang konservasi tanah dan air
Penyusunan dan perubahan PermenLHK bidang
kesatuan pengelolaan hutan lindung
Penyusunan dan atau perubahan PermenLHK
bidang pengendalian kerusakan perairan darat
Penyusunan dan atau penyempurnaan operasional
bidang pengedalian DAS dan hutan lindung
B. Kerangka Pendanaan
Dalam kerangka pendanaan atau kerangka anggaran, arah kebijakan Ditjen PDASHL dilaksanakan melalui (1) intervensi
anggaran langsung dan (2) intervensi regulasi. Pemerintah pusat akan mengalokasikan anggaran secara langsung melalui APBN
maupun melalui dana transfer dari pusat ke daerah berupa Dana Alokasi Khusus (DAK) dapat menjadi sumber pendanaan pelaksanaan
program pengendalian DAS dan Hutan Lindung, termasuk kerjasama melalui Hibah Luar Negeri dan Hibah Dalam Negeri.
Strategi pencapaian program dan kegiatan melalui pembiayaan APBN akan dilaksanakan dengan berbagai cara yaitu:
penyusunan rencana pengelolaan DAS lintas Negara, internalisasi RPDAST kedalam RTRWP, data dan informasi kinerja DAS,
penyusunan rencana pengelolaan DAS, rehabilitasi lahan kritis pada KPHL/Lindung, pembuatan tanaman kota, rehabilitasi mangrove
pada kawasan hutan, pengembangan agroforestry, kebun bibit rakyat (KBR), kebun bibit KPH (KBKPH), pembuatan bangunan KTA,
pengelolaan persemaian permanen, pengelolaan sumber benih, pembuatan KBS/KBK dan ASDG, pengelolaan KPHL, rehabilitasi pada
38
DTA danau prioritas, pemantauan kualitas danau, rehabilitasi pada DTA mata air, rehabilitasi pada sempadan sungai dan danau, serta
pengembangan data dan informasi lingkup PDASHL.
Sumber dana APBD dapat digunakan untuk rehabilitasi lahan kritis di luar kawasan hutan dan penguatan kelembagaan di daerah
serta pemberdayaan masyarakat. Pengelolaan KPHL yang bertujuan untuk mempertahankan fungsi hutan lindung sebagai penyangga
kehidupan dan pengelolaan DAS yang bertujuan untuk mempertahankan dan memulihkan kondisi DAS, serta memulihkan kerusakan
perairan darat dalam rangka mencapai ketahanan air berkelanjutan dibutuhkan investasi yang tidak sedikit. Untuk itu pemerintah pusat
dan daerah secara bersama akan mengalokasikan anggarannya melalui APBN, DAK dan APBD sebagai sumber pendanaan kegiatan.
Dalam rangka akselerasi pencapaian indikator kinerja program Pengendalian DAS dan Hutan Lindung diperlukan dukungan dari
program-program lain di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, antara lain: Pencapaian Lahan Kritis berkurang melalui
rehabilitasi di dalam KPH dan DAS dari Program Pengelolaan Hutan Produksi Lestari serta Program Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistem; Penyiapan prakondisi KPHL dari Program Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan; Pemberdayaan masyarakat di KPHL dari
Program Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan; Pengendalian kebakaran hutan di KPHL dari Program Pengendalian Perubahan
Iklim; Pemulihan kualitas kesehatan DAS dari Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan; serta dukungan dari
program-program pendukung lingkup Kementerian LHK lainnya.
Intervensi regulasi dilakukan untuk mengoptimalkan pelaksanaan program disamping mengefektifkan penggunaan anggaran
dengan peraturan. Salah satu intervensi regulasi adalah penyempurnaan peraturan penggunaan dana reboisasi yang tertuang dalam PP
35 tahun 2002 perlu disempurnakan sehingga penggunaan dana tidak hanya terbatas pada kegiatan RHL saja, tetapi juga penggunaan
lebih luas yang mendukung upaya memulihkan kekritisan DAS dan pendukungnya. Intervensi regulasi juga dilakukan untuk mendorong
kewajiban melaksanakan reklamasi bekas tambang dan rehabilitasi DAS bagi pemegang IPPKH, mendorong dana korporat (CSR) untuk
menanam dengan mekanisme insentif maupun disinsentif, menggalang gerakan massal untuk menanam pohon (pelajar, mahasiswa,
pengantin), penanaman HTI/HPH/Perkebunan, dan lain-lain.
Untuk pelaksanaan Program Pengendalian DAS dan Hutan Lindung dibutuhkan alokasi anggaran yang cukup besar. Secara
indikatif, kebutuhan anggaran APBN untuk pelaksanaan program ini disajikan pada Tabel 18.
39
Tabel 18. Alokasi Anggaran Indikatif Pelaksanaan Program PDASHL Tahun 2015-2019
No
Program/ Kegiatan
Anggaran
(Rp. Miliar)
48,848.00
225.00
175.00
185.00
200.00
160.00
996.00
150.00
10
46,220.00
75.00
462.00
40
V. PENUTUP
Pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan bidang PDASHL merupakan upaya yang menyangkut berbagai pihak (multi
stakeholders) dan berangkat dari kepentingan yang berbeda-beda, sehingga keberhasilan pembangunan itu sendiri akan sangat
ditentukan oleh pihak-pihak yang berperan sejak tahapan perencanaan hingga monitoring dan evaluasinya. Permasalahan yang
kompleks dan melekat menuntut upaya penanganan yang sistematis, terstruktur, berkelanjutan serta lintas sektor. Oleh karenanya
upaya meningkatkan daya dukung DAS guna mewujudkan DAS sehat bukan hanya tanggung jawab Direktorat Jenderal PDASHL tetapi
harus menjadi tanggung jawab semua pihak. Pengelolaan DAS harus terintegrasi lintas sektor, lintas disiplin ilmu dan lintas daerah mulai
dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan hingga pengendalian dan evaluasinya.
Masyarakat merupakan unsur pelaku utama, sedangkan pemerintah sebagai unsur pemegang otoritas kebijakan (regulator) dan
fasilitator. Institusi lain seperti sectoral institution (sektor terkait dengan lingkungan hidup dan kehutanan) dan supporting institution
(Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian, NGO/LSM, dan lembaga internasional) juga menjadi determinan keberhasilan penyelenggaraan
pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan di bidang PDASHL. Sebagai aparat pemerintah, Ditjen PDASHL dituntut untuk menjadi
fasilitator yang optimal bagi semua multipihak dan multi kepentingan yang berkaitan dalam upaya mencapai keberhasilan pembangunan
bidang Pengendalian DAS dan Hutan Lindung menuju masyarakat yang lebih sejahtera.
Direktur Jenderal,
ttd
Dr. Hilman Nugroho
NIP. 19590615 198603 1 004
41
NO
UNIT KERJA
KEDUDUKAN
Banda Aceh
Medan
Pematang Siantar
Padang
BP DAS Indragiri-Rokan
Pekan Baru
Tanjung Pinang
BP DAS Batanghari
Jambi
BP DAS Musi
Palembang
Pangkal Pinang
10
BP DAS Ketahun
Bengkulu
11
Lampung
12
Bogor
13
Bandung
14
Semarang
15
Yogyakarta
16
BP DAS Solo
Solo
17
BP DAS Brantas
Surabaya
18
BP DAS Sampean
Bondowoso
19
Bali
20
Mataram
21
Kupang
22
BP DAS Kapuas
Pontianak
23
BP DAS Kahayan
Palangkaraya
24
BP DAS Barito
Banjarbaru
25
Samarinda
26
BP DAS Tondano
Manado
27
Gorontalo
28
Palu
29
Mamuju
30
BP DAS Saddang
Makale
31
Makassar
32
BP DAS Sampara
Kendari
33
Ambon
34
Ternate
35
Manokwari
36
BP DAS Memberamo
Jayapura
NO
UNIT KERJA
KEDUDUKAN
BPTH
BPTH
BPTH
BPTH
BPTH
BPTH
Sumatera
Jawa dan Madura
Bali dan Nusa Tenggara
Kalimantan
Sulawesi
Maluku dan Papua
Palembang
Bandung
Denpasar
Banjarbaru
Makassar
Ambon
Bili-Bili
BPHM Wilayah I
BPHM Wilayah II
Denpasar
Medan
NO
BPDAS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Krueng Aceh
Wampu Sei Ular
Asahan Barumun
Agam Kuantan
Indragiri Rokan
Batanghari
Musi
Ketahun
Way Seputih Way
Sekampung
Citarum Ciliwung
Cimanuk Citanduy
Pemali Jratun
Serayu Opak
Progo
Solo
Brantas
Sampean
Kapuas
Kahayan
Barito
Mahakam Berau
Unda Anyar
Dodokan Moyosari
Benain Noelmina
Tondano
Bone Bolango
Palu Poso
Saddang
Jeneberang
Walanae
Sampara
Waehapu Batu
Merah
Memberamo
Jumlah
59.289.236
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
TIDAK
KRITIS
1.166.378
255.010
25.941
563.425
422.684
350.702
1.729.760
20.910
568.128
Jumlah
(Ha)
4.920.149
3.036.803
3.957.758
1.564.175
10.129.941
5.243.966
11.091.726
1.998.300
3.118.977
568.128
2.460.111
1.491.185
701.549
958.003
249.164
78.403
541.881
1.106.163
201.417
118.906
325.112
348.885
147.410
51.261
103.415
137.797
102.779
9.530
10.844
3.118.977
3.160.880
1.749.285
1.682.800
427.273
846.343
570.872
176.648
544.869
727.720
2.585.841
243.996
503.766
21.106
106.872
25.623
5.804.753
249.397
383.244
292.245
581.353
112.143
4.551.440
5.284.973
3.814.485
7.440.426
149.161
594.589
275.454
674.552
405.553
69.088
2.238.892
1.194.940
318.333
460.502
184.063
8.276.684
2.241.123
2.468.860
8.247.907
114.231
547.558
1.171.956
501.563
396.187
206.427
772.625
217.858
145.006
92.038
208.302
1.870.645
1.223.696
1.235.450
976.972
51.639
236.899
2.234.587
253.049
179.016
113.125
65.789
179.021
15.245
10.634
60.136
86.071
1.035.868
221.125
33.648
4.281
68.833
985.224
35.604
55.409
103.322
27.310
303.626
1.198.103
1.990.870
1.135.516
14.961.488
10.330.529
8.467.640
19.284.794
563.309
1.951.645
4.688.328
1.571.640
1.061.788
6.296.715
3.354.013
2.278.689
101.833
2.891.337
760.234
2.441.054
1.523.164
1.239.966
919.982
747.675
365.134
415.294
3.670.346
7.735.326
32.670.168
1.673.558
2.184.785
3.701.022
574.148
40.803.680
47.871.031 47.610.081
23.306.233
6.890.567
184.967.148
Keterangan : Luas lahan kritis tidak termasuk tubuh air dan Kep. Mentawai
NO
BPDAS
1.
2.
3.
Krueng Aceh
Wampu Sei Ular
Asahan
Barumun
Agam Kuantan
Indragiri Rokan
Batanghari
Musi
Ketahun
Way Seputih
Sekampung
Kepulauan Riau
Baturusa
Cerucuk
Citarum
Ciliwung
Cimanuk
Citanduy
Pemali Jratun
Serayu Opak
Progo
Solo
Brantas
Sampean
Kapuas
Kahayan
Barito
Mahakam Berau
Unda Anyar
Dodokan
Moyosari
Benain Noelmina
Tondano
Bone Bolango
Palu Poso
Lariang Mamasa
Saddang
Jeneberang
Walanae
Sampara
Ake Malamo
Waehapu Batu
Merah
Remu Ransiki
Memberamo
Jumlah
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
AGAK
KRITIS
1.576.609
500.649
1.024.088
518.421
289.794
538.924
SANGAT
KRITIS
106.063
44.190
235.672
828.452
585.727
1.022.327
928.996
14.659
562.918
1.072.974
2.316.712
1.728.332
1.839.452
912.948
1.448.631
211.283
6.313.373
1.215.470
1.891.016
547.105
985.340
66.952
1.176.534
223.366
3.629.541
510.195
738.210
3.069
155.661
1.118.116
332.413
13.855
68.958
2.182.730
10.548.007
5.307.611
8.621.418
1.998.763
3.804.057
142.006
190.177
272.120
1.005.724
156.944
361.495
24.519
88.211
230.230
26.623
825.819
1.672.231
550.781
1.380.252
769.774
410.343
72.138
3.183.290
706.798
589.893
370.403
70.436
7.505
1.745.036
1.269.858
316.996
271.966
501.292
117.372
285.359
33.646
109.541
4.752
4.143
1.697.597
1.217.333
700.316
1.051.918
397.463
1.460.701
745.159
407.447
3.060.900
164.085
278.253
563.116
286.792
560.290
4.058.677
4.933.849
3.768.913
8.797.180
236.652
1.217.282
620.317
274.723
366.490
5.687.414
1.439.372
2.667.614
7.631,206
110.731
377.790
76.637
309.504
151.848
2.680.186
3.219.575
1.151.088
313.913
45.111
68.610
3.290
69.186
30.797
300.409
1.128.967
113.590
4.397
2.940
23.248
1.963.678
1.992.124
1.506.890
14.187.388
11.466.923
8.108.653
19.807.597
559.520
1.965.186
156.495
265.070
20.225
1.052.422
155.058
296.549
255.671
1.430.467
492.643
369.735
4.318.637
1.110.311
716.385
642.761
2.020.016
385.171
589.599
727.094
331.793
542.721
940.180
1.006.526
242.170
184.837
266.391
20.369
614.255
279.626
35.163
33.686
72.541
24.332
2.600
98.703
18.868
4.648.667
1.418.740
1.236.937
6.388.875
1.620.132
2.268.613
2.137.106
107.208
131.499
516.533
926.822
1.076.494
1.623.752
1.628.287
1.332.190
1.720.251
646.042
447.669
490.521
265.931
163.438
271.803
3.574.291
3.151.289
4.622.860
4.480.370
1.546.622
413.679
45.769
3.868.842
968.386
59.465.320 51.134.711
22.025.580
79.748
102.229
5.269.259
10.127.772
31.209.414
189.396.237
3.607.353
26.224.188
51.501.367
KRITIS
JUMLAH (HA)
4.939.326
3.126.973
4.563.388
NO
BPDAS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Krueng Aceh
Wampu Sei Ular
Asahan Barumun
Agam Kuantan
Indragiri Rokan
Batanghari
Musi
Ketahun
Way Seputih
Sekampung
Kepulauan Riau
Baturusa
Cerucuk
Citarum Ciliwung
Cimanuk
Citanduy
Pemali Jratun
Serayu Opak
Progo
Solo
Brantas
Sampean
Kapuas
Kahayan
Barito
Mahakam Berau
Unda Anyar
Dodokan
Moyosari
Benain Noelmina
Tondano
Bone Bolango
Palu Poso
Lariang Mamasa
Saddang
Jeneberang
Walanae
Sampara
Ake Malamo
Waehapu Batu
Merah
Remu Ransiki
Memberamo
Jumlah
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
TIDAK
KRITIS
936.202
860.393
1.652.025
336.116
949.256
895.943
4.403.764
17.176
1.889.778
POT.
KRITIS
2.954.772
767.050
961.361
1.605.802
3.940.629
1.031.839
2.449.684
751.765
1.140.113
5.193
41.062
216.529
426.619
265.889
987.733
224.031
155.388
114.177
60.720
825.819
1.671.522
1.186.192
18.204
933.737
114.144
800.175
545.338
234.174
401.547
29.015
665.730
3.183.293
1.744.963
1.222.561
511.325
339.217
371.633
114.037
269.900
19.890
63.610
1.902
864
1.697.606
1.217.332
702.722
1.358.341
441.894
709.946
876.770
465.016
2.652.571
259.334
111.131
551.551
295.143
682.975
9.838.301
3.573.916
3.845.023
7.324.048
141.805
1.275.700
631.754
184.072
281.615
2.779.565
2.379.589
2.563.563
8.731.225
112.352
400.730
76.847
79.356
75.775
752.711
4.309.675
1.053.981
1.023.389
43.087
154.358
805
64.015
25.268
106.864
326.974
181.070
76.359
2.910
23.219
1.963.679
1.980.928
1.507.528
14.187.387
11.466.924
8.108.654
19.807.593
559.488
1.965.139
759.024
46.363
121.889
2.934.523
81.950
323.609
765.069
1.234.509
485.557
406.204
2.047.968
1.012.292
653.111
172.084
1.694.025
589.613
395.651
929.234
186.594
922.201
850.005
942.976
263.125
110.201
416.200
337.649
273.745
11.636
17.878
33.972
202.978
60.738
1.642
95.792
275.834
4.648.413
1.418.629
1.236.924
6.388.663
1.620.128
2.268.458
2.074.629
61.292
93.809
612.775
933.984
1.303.660
1.562.842
1.577.522
1.333.395
1.716.987
728.150
322.948
471.015
273.338
97.153
257.761
3.574.285
3.150.964
4.621.381
775.156
26.406.336
55.484.708
7.642.209
639.477
63.627.253
1.484.968
1.948.693
45.878.468
152.873
1.948.536
19.564.911
51.004 10.106.209
266.057 31.209.098
4.738.383 189.293.723
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
DAS
Luas (ha)*)
Daikain Oepotis
Tafara
Oebase
Besi
Babulu
Meto
Ekad
Talau
Mena
Pm
Jumlah
2.533
1.879
4.339
21.685
17.868
650
14.228
72.648
42.537
5.340
183.707
Ket
Hulu
Hulu
Hulu
Hulu
Hulu
Hulu
Hulu
Hulu
Hulu
Hilir
Hilir
Hilir
Hilir
Hilir
B.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
DAS
Digul
Gunung Rawa
Kohari
Memberamo
Merauke
Samkirake
Sepik
Tami
Fly River
Jumlah
Luas (ha) *)
2.919.776
1.842
4.121
7.782.704
605.536
226.044
345.558
325.379
249.920
12.460.880
Ket
Hulu
Hilir
Hulu
Hulu
Hulu
Hilir
Hulu
Hulu
Hulu
dan Hilir
dan Hilir
dan Hilir
dan Hilir
No
Nama DAS
Provinsi
Citarum
Jabar
Ciliwung
Jabar, DKI
Cisadane
Jabar, Banten
Serayu
Jateng
Solo
Jateng, Jatim
BPDAS Solo
Brantas
Jatim
BPDAS Brantas
Kapuas
Kalbar
BPDAS Kapuas
Siak
Riau
Musi
Sumsel, Bengkulu
BPDAS Musi
10
Asahan Toba
Sumut
BPDAS Asahan
11
Jeneberang
Sulsel
BPDAS Jeneberang
12
Saddang
Sulsel
BPDAS Saddang
13
Moyo
NTB
14
Way Sekampung
Lampung
15
Limboto
Gorontalo
8
9
10
11
12
13
14
15
Ket.
DAS/Sub DAS
Asahan Toba
Siak/
Sub DAS Takuana
Musi/
Sub DAS Rawas
Sekampung
Ciliwung
Citarum/
1. Sub DAS Cihaur
2.Sub DAS Cikapundung
3. Sub DAS Cikeruh
4. Sub DAS Ciminyak
5. Sub DAS Cisarea
6. Sub DAS Cisangkuy
7. Sub DAS Citarik
8. Sub DAS Ciwidey
9. Sub DAS Cibalagung
10. Sub DAS Cikundul
11. Sub DAS Cimeta Cilangkap
12. Sub DAS Cisokan
13. Sub DAS Cibeet
14. Sub DAS Titarum Hilir
15. Sub DAS DTA Jatiluhur
Cisadane/
1. Sub DAS Cianterun
2. Sub DAS Cisadane Hulu
3. Sub DAS Cisadane
Serayu
Solo/
1. Sub DAS Wiroko
2. Sub DAS Samin
3. Sub DAS Kenatan
4. Sub DAS Pronggo
5. Sub - sub DAS Catur
Brantas/
1. Sub DAS Lesti
2. Sub DAS Konto
3. Sub DAS Melamon
4. Sub DAS Ambang
5. Sub DAS Lahar
6. Sub DAS Ngrowo-Ngasinan
7. Sub DAS Widas
8. Sub DAS Brangkal
9. Sub DAS Bluwek
10. Sub DAS Maspo
Moyo
Kapuas/
Sambas
Limboto Bone Bolango/
Sub DAS Biyonga
Saddang
Jeneberang/
1. Sub DAS Pimbola
2. Sub DAS Balimengko
3. Sub DAS Cirekko
4. Sub DAS Kubba
5. Sub DAS Libureng
6. Sub DAS Taring
7. Sub DAS Pappa
*) Penilaian mengacu Permenhut P.61/2014
2,67
Sedang
1,55
2,095
Baik
Agak Baik
3,64
3,76
3,4
3,48
3,88
3,8
2,8
3,48
3,16
3,56
3,76
4,24
3,56
3,68
3,08
Agak Buruk
Agak Buruk
Sedang
Agak Buruk
Agak Buruk
Agak Buruk
Agak Buruk
Agak Buruk
Sedang
Agak Buruk
Agak Buruk
Agak Buruk
Agak Buruk
Agak Buruk
Sedang
2,96
3,02
4,56
1,98
Sedang
Sedang
Buruk
Agak baik
2,77
2,55
2,50
2,64
2,84
Sedang
Agak baik
Agak baik
Sedang
Sedang
3,03
3,31
2,79
3,01
3,4
3,09
2,83
2,57
2,58
2,96
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Agak Baik
Agak Baik
Sedang
2,77
Sedang
118,8
2,93
Buruk*)
Sedang
BPDAS Brantas
114,91
Sedang
1,92
Baik
44,39
Baik
7,88
Baik
292,88
Jelek
3,05
Baik
162,18
Jelek
dan lainnya mengacu Perdirjen RLPS No.4/2009
Nama Danau
Provinsi
Toba
Sumatera Utara
Maninjau
Sumatera Barat
Singkarak
Sumatera Barat
Kerinci
Jambi
BPDAS Batanghari
Rawa Danau
Banten
Rawa Pening
Jawa Tengah
Batur
Bali
Sentarum
Kalimanatan Barat
BPDAS Kapuas
Kaskade Mahakam
Kalimantan Timur
10
Limboto
Gorontalo
11
Tondano
Sulawesi Utara
BPDAS Tondano
12
Poso
Sulawesi Tengah
13
Matano
Selawesi Selatan
BPDAS Saddang
14
Tempe
Sulawesi Selatan
BPDAS Jeneberang W
15
Sentani
Papua
BPDAS Memberamo
NAMA UPT
PROVINSI
KABUPATEN
KECAMATAN
DESA/KEL
Sumut
Deli Serdang
Pancur Batu
Sumut
Tapanuli Utara
Muara
Silando
Sumbar
Agam
Lubuk Basung
Lubuk Basung
Sumbar
Padang
Nanggalu
Riau
Kampar
Siak Hulu
Kel. Kurau
Padang
Kepau Jaya
Riau
Pekan Baru
Tampan
BPDAS Batanghari
Jambi
Kota Jambi
Kota Baru
BPDAS Ketahun
Bengkulu
Kaur
Kaur Selatan
Sinar Pagi
BPDAS Ketahun
Bengkulu
Pondok Kubang
10
Lampung
Bengkulu
Tengah
Tanggamus
11
Lampung
Ketapang
12
Banten
Lampung
Selatan
Kota Serang
Tanjung
Terdana
Kota Agung
Selatan
Karang Sari
Kramat Watu
Kel. Pejaten.
13
Jabar
Bogor
Darmaga
Babakan
14
Jabar
Karawang
Kota Baru
Jomin Utara
15
Jabar
Garut
Karang Pawitan
16
Jabar
Sukabumi
Pelabuhan Ratu
Karang
Pawitan
Desa Citepus
17
Jabar
Depok
Tapos
Cimanggis
18
DIY
Gunung Kidul
Pathuk
Bunder
19
Jateng
Brebes
Ketanggungan
Baros
20
Jateng
Jepara
Bangsri
Bangsri
21
BPDAS Solo
Jateng
Karanganyar
Jumantono
Sukosari
22
BPDAS Sampean
Jatim
Jember
Sukorambi
Karang pring
23
24
BPDAS Brantas
BPDAS Kapuas
Jatim
Kalbar
Mojokerto
Melawi
Kemlagi
Nanga Pinoh
Kemlagi
Klaki
25
BPDAS Kapuas
Kalbar
Kota Pontianak
Pontianak Utara
26
BPDAS Kahayan
Kalteng
Pulau Pisau
Jabiren Raya
27
Kaltim
Samboja
28
BPTH Kalimantan
Kalsel
Angkinang
Tanira Kuba
29
BPTH Kalimantan
Kalsel
Landasan Ulin
30
BPTH Kalimantan
Kalsel
Kutai
Kartanegara
Hulu Sungai
Selatan
Kota Banjar
Baru
Kota Baru
Kel. Siantan
Utara
Tumbang
Nusa
Bukit Merdeka
Sungup
31
NTB
Dompu
Pulau Laut
Tengah
Manggalewa
32
NTB
Lombok Timur
Berangbantun
33
NTT
Sumba Tengah
Pringgabaya
Utara
Umbu Ratunggay
34
NTT
Ngada
Bajawa Utara
Watukapu
35
NTT
Lembata
Nubatukan
Pour
Kota Agung
Kwala Bekala
Kel. Tuah
Karya
Kel. Kenali
Asam Bawah
Tikasire
Wayrasa
NO.
NAMA UPT
PROVINSI
KABUPATEN
36
NTT
Kota Kupang
37
BALI
38
BPDAS Tondano
39
BPDAS Tondano
40
41
42
KECAMATAN
DESA/KEL
Kota Denpasar
Kecamatan
Maulafa
Denpasar Selatan
Kelurahan
Fatukao
Kel. Suwung
Sulut
Kota Manado
Mapanget
Sulut
Dumoga Barat
Toraut
Sulteng
Bolaang
Mangondow
Kota Palu
Palu Timur
Kel. Tondo
(Un-Tand)
Gorontalo
Gorontalo
Pulubala
Toyidito
BPTH Sulawesi
Sulsel
Gowa
Parangloe
Desa Lanna
43
BPTH Sulawesi
Susel
Maros
Simbang
Samangki
44
BPDAS Saddang
Sulsel
Tana Toraja
Mengkedek
Marinding
45
Sulbar
Majene
Ulu Manda
Kabiraan
46
BPDAS Sampara
Sultra
Konawe Selatan
Laeya
Anduna
47
BPTH Sumatera
Sumsel
Banyuasin
Talang Kelapa
Sokomoro
48
BPTH Sumatera
Sumsel
Musi Rawas
Selangit
Selangit
49
Maluku
Buru
Namlea
50
BPDAS Mamberamo
Papua
Kota Jayapura
Jayapura Selatan
Sanleko/
Marloso
Kel. Vim
DAS
(Tahun Penyusunan)
Peusangan (2010)
Krueng Aceh (2011)
Jambu Aye (2011)
Peureulak Tamiang (2012)
Wampu ((2011)
Padang (2010)
Sei Ular (sd 2009)
Besitang (2012)
Lepan (2012)
Deli (2012)
Asahan Toba (2010)
Batang Gadis (2010)
Mujoi (Nias) (2011)
Pasaman (2013)
Antokan (2011)
Tarusan (2012)
Harau (2011)
Gasan Gadang (2012)
Siak (2011)
Kampar (2011)
Rokan (2012)
Indragiri (2013)
Batanghari ( s.d.2009)
Musi (2011)
Manna Padang Guci (2013)
Ketahun (s.d. 2009)
Bengkulu (2011)
Sekampung (s.d. 2009)
Tulang Bawang (s.d. 2009)
Duriangkang (2011)
Sei Jang (2012)
Mancang (2011)
Ajang Mabat (2011)
Citarum (s.d. 2009)
Cisadane (2010)
Ciliwung (s.d. 2009)
Cisadea (2011)
Cimanuk (2010)
Citanduy (segara anakan) (2010)
Serang (2012)
Juwana (2011)
Tuntang (s.d. 2009)
Pemali (2011)
Garang (Babon) (2012)
Bodri (2014)
Cacaban (2013)
Comal (2013)
Babakan (2014)
Gangsa (2014)
Kupang (2013)
Serayu (2010)
Progo (2010)
Luk Ulo (2011)
Bogowonto (2011)
Serang (2012)
Wawar Medono (2012)
Bribin (2013)
Solo (2010)
Brantas (2010)
Sampean (2010)
Bedadung (2010)
Deluang (2010)
Tukad Unda (s.d. 2009)
Blingkang Anyar (s.d. 2009)
Palung (2011)
Moyo (2012)
Mangkung (s.d. 2009)
Provinsi
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Riau
Riau, Sumbar
Riau, Sumut, Sumbar
Riau, Sumbar
Jambi, Sumbar
Sumsel, Bengkulu, Jambi
Bengkulu, Sumsel
Bengkulu
Bengkulu
Lampung
Lampung
Kepri
Kepri
Babel
Babel
Jabar
Jabar, Banten
Jabar, DKI
Jabar
Jabar
Jabar, Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
DIY, Jateng
Jateng
DIY, Jateng
DIY, Jateng
Jateng
DIY, Jateng
Jateng, DIY, Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Bali
Bali
NTB
NTB
NTB
Luas (Ha)
255.780,28
197.852,34
462.062,43
699.510,11
415.617,46
110.339,69
130.929,01
96.494,12
57.407,74
34.501,79
737.185,03
483.528,97
77.947,22
166.110,73
52.982,91
43.449,66
17.467,52
8.866,51
1.117.408,04
2.558.076,36
2.009.768,05
2.267.249,81
4.470.839,54
7.759.888,66
124.873,30
239.109,43
57.936,78
482.316,03
979.818,78
10.419,40
7.910,83
85.592,74
67.993,76
689.998,47
139.204,73
38.664,20
35.240,12
363.489,63
463.585,43
400.891,11
130.069,92
130.100,17
126.972,02
21.329,19
65.081,97
22.396,84
81.855,76
12.542,07
19.840,73
18.207,11
365.661,13
246.119,02
64.356,87
59.725,67
23.940,31
75.322,44
2.743,89
1.594.716,07
1.189.776,12
124.413,65
128.000,18
18.860,62
23.166,92
11.837,46
12.712,14
79.036,95
56.253,04
No
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
DAS
(Tahun Penyusunan)
Benain (2010)
Noelmina (Benueke ) (2011)
Kapuas (2011)
Sambas (2010)
Kapuas (Barito) (2010)
Mentaya (2010)
Kahayan (2010)
Barito (2011)
Batu Licin (2012)
Mahakam (2010)
Dumoga (s.d. 2009)
Tondano (s.d. 2009)
Sangihe (2010)
Limboto Bone Bolango (2013)
Paguyaman (2012)
Palu (2010)
Poso (2011)
Budong Budong (2012)
Mapili (2012)
Mandar (2013)
Saddang (2010)
Rongkong (2011)
Latuppa (2012)
Bila Walanae (Cenranae) (2010)
Jeneberang (2010)
Lasolo (2011)
Konaweha (2010)
Laea Wanggu (2011)
Wae Apu (2011)
Wae Manumbai (2012)
Wae Hatu Merah (2012)
Akelamo (2011)
Kao (2012)
Oba (s.d. 2009)
Remu (2010)
Arui (2011)
Prafi (2012)
Membramo (2013)
Baliem (Eilenden) (2012)
Tami (2011)
Sentani (2011)
Provinsi
NTT
NTT
Kalbar
Kalbar
Kalteng
Kalteng
Kalteng
Kalsel, Kalteng
Kalsel
Kaltim
Sulut
Sulut
Sulut
Gorontalo, Sulut
Gorontalo
Sulteng
Sulteng, Sulsel
Sulbar
Sulbar
Sulbar
Sulsel, Sulbar
Sulsel
Sulsel
Sulsel
Sulsel
Sultra, Sulteng
Sultra
Sultra
Maluku
Maluku
Maluku
Maluku Utara
Maluku Utara
Maluku Utara
Papua Barat
Papua Barat
Papua Barat
Papua
Papua
Papua
Papua
Luas (Ha)
348.489,81
197.254,07
10.063.599,82
744.406,35
1.633.794,30
1.468.064,83
1.539.305,65
6.234.743,45
142.783,37
7.816.327,35
204.602,21
53.965,50
55.162,79
274.699,75
239.967,26
307.022,67
266.385,76
212.447,37
178.995,14
63.662,41
661.932,35
172.795,10
3.143,49
731.581,59
78.883,90
597.228,43
697.947,51
75.407,65
219.528,09
27.746,29
8.758,83
67.003,92
46.759,58
2.497,63
62.185,31
23.235,23
67.557,96
7.782.704,68
3.687.987,51
325.379,18
87.163,56
Provinsi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Aceh
Sumut
Sumut
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Kepri
Bengkulu
Jambi
Sumsel
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Kaltara
Kalbar
Kalteng
Kalsel
Gorontalo
Sulbar
Sulbar
Sulbar
Sulbar
Sulbar
Sulsel
Sultra
Sultra
Bali
Bali
Bali
NTB
NTB
NTB
NTB
NTT
NTT
NTT
Papua Barat
Papua
JUMLAH
Nama KPHL
Unit III
Toba Samosir/Unit XIV
Unit XXII
Sijunjung
Solok / Unit VI
Lima Puluh Kota/Unt II
Bukit Barisan / Unit IV
Karimun/ Unit I
Bukit Balai Rejang
Sungai Beran Hitam
Banyuasin
Batu Tegi
Rajabasa
Kota Agung Utara
Kab.Pesawaran/Unt XII
Tarakan
Kapuas
Gerbang Barito
Kab. Hulu Sungai Selatan
Pohuwato
Malili
Lariang
Mamasa tengah/Unit VIII
Ganda Dewata
Malunda / Unit X
Larona Malili / Unit I
Konawe / Unit XXII
Peropa"ea Gantara
Bali Barat
Bali Tengah
Bali Timur
Rinjani Barat
Rinjani Timur
Ampang
Tastura
Mutis Timau/ Unit XIX
Alor Pantar
Flores Timur
Remu
Biak Numfor
SK Menhut
993/Menhut-II/2013
867/Menhut-II/2013
992/Menhut-II/2013
SK. 331/MenhutII/2010
SK.42/MenhutII/2012
SK.44/MenhutII/2012
866/Menhut-II/2013
SK.442/MenhutII/2012
994/Menhut-II/2013
SK. 787/Menhutll/2009
961/Menhut-II/2013
SK. 650/Menhutll/2010
SK.367/MenhutII/2011
SK.379/MenhutII/2011
SK.438/Menhut-II/2012
SK. 783/Menhutll/2009
SK. 247/MenhutII/2011
974/Menhut-II/2013
SK.750/Menhut-II/2012
SK. 334/MenhutII/2010
SK. 651/Menhutll/2010
SK. 60/MenhutII/2011
SK.340/MenhutII/2011
SK.441/Menhut-II/2012
SK.753/Menhut-II/2012
SK. 722/MenhutII/2011
SK.762/Menhut-II/2012
975/Menhut-II/2013
Sk. 784/Menhutll/2009
SK. 620/MenhutII/2011
SK. 621/MenhutII/2011
SK. 785/Menhutll/2009
SK.225/MenhutII/2012
SK.751/Menhut-II/2012
971/Menhut-II/2013
SK.41/MenhutII/2012
SK.767/Menhut-II/2012
972/Menhut-II/2013
995/Menhut-II/2013
SK. 648/Menhutll/2010
Tanggal
Luas (Ha)
27 Des 2013
05 Des 2013
27 Des 2013
25 Mei 2010
02 Feb 2012
02 Feb 2012
05 Des 2013
09 Agt 2012
27 Des 2013
07 Des 2009
27 Des 2013
22 Nov 2010
07 Jul 2011
18 Jul 2011
09 Agt 2012
07 Des 2009
02 Mei 2011
27 Des 2013
12/26/2012
25 Mei 2010
22 Nov 2010
28 Feb 2011
27 Juni 2011
09/08/2012
26/12/2012
20 Des 2011
12/26/2012
27 Des 2013
07 Des 2009
01 Nov 2011
01 Nov 2011
07 Des 2009
04 Mei 2012
12/26/2012
27 Des 2013
02 Feb 2012
12/26/2012
27 Des 2013
27 Des 2013
22 Nov 2010
682,391
873,247
116,227
150,492
130,346
117,552
86,508
17,607
16,059
15,965
72,723
58,162
5,160
56,020
11,204
4,623
105,372
154,667
32,803
116,275
77,196
57,916
37,962
157,598
52,071
241,992
140,627
17,728
63,350
14,651
11,978
40,963
37,589
38,681
16,153
115,380
104,334
55,408
12,775
206,016
3,537,771
Lampiran 12 :
Jumlah (Ha)
2015
38,636
22,727
45,455
11,364
90,909
22,727
45,455
45,455
15,909
27,273
68,182
2016
38,636
22,727
45,455
11,364
90,909
22,727
45,455
45,455
15,909
27,273
68,182
2017
38,636
22,727
45,455
11,364
90,909
22,727
45,455
45,455
15,909
27,273
68,182
2018
38,636
22,727
45,455
11,364
90,909
22,727
45,455
45,455
15,909
27,273
68,182
2019
15,455
9,091
18,182
4,545
36,364
9,091
18,182
18,182
6,364
10,909
27,273
170,000
100,000
200,000
50,000
400,000
100,000
200,000
200,000
70,000
120,000
300,000
17,045
22,727
11,364
20,455
5,682
11,364
5,682
4,545
11,364
34,091
68,182
113,636
45,455
68,182
12,500
15,909
34,091
22,727
17,045
34,091
56,818
45,455
11,364
22,727
103,409
1,250,000
17,045
22,727
11,364
20,455
5,682
11,364
5,682
4,545
11,364
34,091
68,182
113,636
45,455
68,182
12,500
15,909
34,091
22,727
17,045
34,091
56,818
45,455
11,364
22,727
103,409
1,250,000
17,045
22,727
11,364
20,455
5,682
11,364
5,682
4,545
11,364
34,091
68,182
113,636
45,455
68,182
12,500
15,909
34,091
22,727
17,045
34,091
56,818
45,455
11,364
22,727
103,409
1,250,000
17,045
22,727
11,364
20,455
5,682
11,364
5,682
4,545
11,364
34,091
68,182
113,636
45,455
68,182
12,500
15,909
34,091
22,727
17,045
34,091
56,818
45,455
11,364
22,727
103,409
1,250,000
6,818
9,091
4,545
8,182
2,273
4,545
2,273
1,818
4,545
13,636
27,273
45,455
18,182
27,273
5,000
6,364
13,636
9,091
6,818
13,636
22,727
18,182
4,545
9,091
41,364
500,000
75,000
100,000
50,000
90,000
25,000
50,000
25,000
20,000
50,000
150,000
300,000
500,000
200,000
300,000
55,000
70,000
150,000
100,000
75,000
150,000
250,000
200,000
50,000
100,000
455,000
5,500,000
Lampiran 13 :
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
KRUENG ACEH
WAMPU SEI ULAR
ASAHAN BARUMUN
AGAM KUANTAN
INDRAGIRI ROKAN
KEPRI
BATANGHARI
MUSI
BATURUSA CERUCUK
KETAHUN
WAY SEPUTIH SEKAMPUNG
CITARUM CILIWUNG
CIMANUK CITANDUY
PEMALI JRATUN
SERAYU OPAK PROGO
SOLO
BRANTAS
SAMPEAN
UNDA ANYAR
DODOKAN MOYOSARI
BENAIN NOELMINA
KAPUAS
KAHAYAN
BARITO
MAHAKAM BERAU
TONDANO
BONE BOLANGO
PALU POSO
LARIANG MAMASA
SADDANG
JENEBERANG WALLANAE
SAMPARA
WAEHAPU BATUMERAH
AKE MALAMO
REMU RANSIKI
MEMBERAMO
TOTAL
2016
2
6
1
4
1
4
4
1
7
1
1
2
1
1
5
41
2017
1
1
1
3
1
2
1
1
3
1
2
1
1
1
2
2
1
1
2
2
1
2
7
40
2018
2
2
1
1
2
2
2
1
1
2
1
1
2
2
2
1
1
3
1
1
2
6
39
2019
1
1
1
1
1
1
2
2
2
3
2
6
23
Jumlah
(Unit)
6
4
10
2
8
2
3
10
2
5
10
3
11
13
5
3
4
3
4
4
5
8
5
2
10
5
5
6
25
183
Lampiran 14:
KRUENG ACEH
WAMPU SEI ULAR
ASAHAN BARUMUN
AGAM KUANTAN
INDRAGIRI ROKAN
KEPRI
BATANGHARI
MUSI
BATURUSA CERUCUK
KETAHUN
WAY SEPUTIH SEKAMPUNG
CITARUM CILIWUNG
CIMANUK CITANDUY
PEMALI JRATUN
SERAYU OPAK PROGO
SOLO
BRANTAS
SAMPEAN
UNDA ANYAR
DODOKAN MOYOSARI
BENAIN NOELMINA
KAPUAS
KAHAYAN
BARITO
MAHAKAM BERAU
TONDANO
BONE BOLANGO
PALU POSO
LARIANG MAMASA
SADDANG
JENEBERANG WALLANAE
SAMPARA
WAEHAPU BATUMERAH
AKE MALAMO
REMU RANSIKI
MEMBERAMO
JUMLAH
2016
75
50
50
30
50
50
20
50
25
25
50
25
30
50
50
50
50
50
50
20
50
50
50
1,000
2017
75
50
50
30
50
50
20
50
25
25
50
25
30
50
50
50
50
50
50
20
50
50
50
1,000
2018
75
50
50
30
50
50
20
50
25
25
50
25
30
50
50
50
50
50
50
20
50
50
50
1,000
2019
75
50
50
30
50
50
20
50
25
25
50
25
30
50
50
50
50
50
50
20
50
50
50
1,000
Jumlah
(Ha)
400
250
250
50
150
200
50
50
200
80
200
100
125
200
125
120
250
50
250
250
250
300
200
100
250
250
250
50
5,000
Lampiran 15:
1
2
5
6
BPDAS BATANGHARI
8
9
BPDAS MUSI
BPDAS BATURUSA CERUCUK
DAS Siak
DAS
Duriankang
DAS
Batanghari
DAS Musi
DAS Ajang
Mabat
DAS Ketahun
1
1
DAS Batang
Gadis
DAS Pasaman,
DAS Gasan
Gadang
DAS Rokan
1
-
4
2
1
2
DAS Harau;
DAS Tarusan
1
-
DAS Kampar
DAS Sei Jang
1
1
1
1
1
DAS Mancang
DAS Bengkulu
DAS Tulang
Bawang
DAS Citarum
10
BPDAS KETAHUN
11
12
DAS
Sekampung
DAS Ciliwung
13
DAS Cimanuk
DAS Citanduy
14
DAS Serang
DAS Garang;
DAS Bodri; DAS
Tuntang
15
DAS Serayu
16
BPDAS SOLO
DAS Solo
DAS Cisadane
4
6
DAS Mujoi/
Nias
Jumlah
DAS Indragiri
DAS Manna
Padang Guci
DAS Cisadea
DAS Pemali ;
DAS Juwana;
DAS Gangsa;
DAS Kupang;
DAS Luk Ulo
DAS Cacaban;
DAS Comal;
DAS Wawar
Medono; DAS
Babakan
13
DAS Progo
DAS
Bogowonto;
DAS Serang;
DAS Bribin
NO
17
BPDAS BRANTAS
18
BPDAS SAMPEAN
19
20
DAS
Sampean
DAS Tukad
Unda
DAS Moyo
21
DAS Benain
22
23
BPDAS KAPUAS
BPDAS KAHAYAN
DAS Kapuas
DAS Kahayan
1
1
24
25
BPDAS BARITO
BPDAS MAHAKAM BERAU
1
1
26
BPDAS TONDANO
DAS Barito
DAS
Mahakam
DAS Tondano
27
DAS Limboto
Bone Bolango
28
29
1
1
DAS Palu
DAS Mapili
1
1
30
BPDAS SADDANG
DAS Poso
DAS BudongBudong
DAS Saddang
DAS Latuppa
1 DAS Rongkong
31
1 DAS Jeneberang
32
BPDAS SAMPARA
33
34
35
36
DAS Bila
Wallanae
DAS
Konaweha
DAS Wae
Hatu Merah
DAS Oba
DAS Remu
DAS
Memberamo
TOTAL
1
1
DAS Deluang
DAS Blingkang
Anyar
DAS Mangkung
DAS Noelmina/
Benueke
DAS
Kapuas/Barito
DAS Dumoga
DAS Sambas
DAS Batulicin
1
-
DAS Sangihe
DAS
Paguyaman
1
1
1
DAS Akelamo
DAS Arui
DAS Tami
1
1
1
36
28
DAS Lasolo
1
-
1
-
DAS Kao
DAS Prafi
DAS Baliem/
Eilenden;
1
1
1
23
DAS
Bedadung
DAS Palung
DAS Mentaya
DAS Mandar
DAS Laea
Wanggu
DAS Wae
Manumbai
DAS Sentani
Jumlah
1
2
3
2
1
2
3
3
3
4
21
108
Lampiran 16:
KRUENG ACEH
WAMPU SEI ULAR
ASAHAN BARUMUN
AGAM KUANTAN
INDRAGIRI ROKAN
KEPRI
BATANGHARI
MUSI
BATURUSA CERUCUK
KETAHUN
WAY SEPUTIH SEKAMPUNG
CITARUM CILIWUNG
CIMANUK CITANDUY
PEMALI JRATUN
SERAYU OPAK PROGO
SOLO
BRANTAS
SAMPEAN
UNDA ANYAR
DODOKAN MOYOSARI
BENAIN NOELMINA
KAPUAS
KAHAYAN
BARITO
MAHAKAM BERAU
TONDANO
BONE BOLANGO
PALU POSO
LARIANG MAMASA
SADDANG
JENEBERANG WALLANAE
SAMPARA
WAEHAPU BATUMERAH
AKE MALAMO
REMU RANSIKI
MEMBERAMO
TOTAL
2016
4
4
2017
3
1
4
2018
4
4
2019
4
4
Jumlah
(DAS)
10
9
19
Lampiran 17:
NO
2015
KRUENG ACEH
WAMPU SEI ULAR
ASAHAN BARUMUN
AGAM KUANTAN
INDRAGIRI ROKAN
KEPRI
BATANGHARI
MUSI
BATURUSA CERUCUK
KETAHUN
WAY SEPUTIH SEKAMPUNG
CITARUM CILIWUNG
3
CIMANUK CITANDUY
PEMALI JRATUN
SERAYU OPAK PROGO
1
SOLO
1
BRANTAS
1
SAMPEAN
UNDA ANYAR
DODOKAN MOYOSARI
BENAIN NOELMINA
KAPUAS
KAHAYAN
BARITO
MAHAKAM BERAU
TONDANO
BONE BOLANGO
1
PALU POSO
LARIANG MAMASA
SADDANG
1
JENEBERANG WALLANAE
SAMPARA
WAEHAPU BATUMERAH
AKE MALAMO
REMU RANSIKI
MEMBERAMO
TOTAL
8
Keterangan: Penanganan dilakukan secara berkelanjutan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
2016
1
-
2017
1
1
1
1
4
2018
-
2019
-
1
1
-
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
15
Lampiran 18:
NO
2015
2016
BPDAS KRUENG ACEH
BPDAS WAMPU SEI ULAR
BPDAS ASAHAN BARUMUN
BPDAS AGAM KUANTAN
BPDAS INDRAGIRI ROKAN
BPDAS KEPRI
BPDAS BATANGHARI
BPDAS MUSI
BPDAS BATURUSA CERUCUK
BPDAS KETAHUN
BPDAS WAY SEPUTIH
SEKAMPUNG
12 BPDAS CITARUM CILIWUNG
3
13 BPDAS CIMANUK CITANDUY
14 BPDAS PEMALI JRATUN
15 BPDAS SERAYU OPAK PROGO
1
16 BPDAS SOLO
1
17 BPDAS BRANTAS
1
18 BPDAS SAMPEAN
19 BPDAS UNDA ANYAR
20 BPDAS DODOKAN MOYOSARI
21 BPDAS BENAIN NOELMINA
22 BPDAS KAPUAS
1
23 BPDAS KAHAYAN
24 BPDAS BARITO
25 BPDAS MAHAKAM BERAU
26 BPDAS TONDANO
27 BPDAS BONE BOLANGO
1
28 BPDAS PALU POSO
29 BPDAS LARIANG MAMASA
30 BPDAS SADDANG
1
31 BPDAS JENEBERANG WALLANAE
32 BPDAS SAMPARA
33 BPDAS WAEHAPU BATUMERAH
34 BPDAS AKE MALAMO
35 BPDAS REMU RANSIKI
36 BPDAS MEMBERAMO
TOTAL
8
1
Keterangan: Penanganan dilakukan secara berkelanjutan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
2017
1
1
1
-
2018
-
2019
-
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
15
Lampiran 19:
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
KRUENG ACEH
WAMPU SEI ULAR
ASAHAN BARUMUN
AGAM KUANTAN
INDRAGIRI ROKAN
KEPRI
BATANGHARI
MUSI
BATURUSA CERUCUK
KETAHUN
WAY SEPUTIH SEKAMPUNG
CITARUM CILIWUNG
CIMANUK CITANDUY
PEMALI JRATUN
SERAYU OPAK PROGO
SOLO
BRANTAS
SAMPEAN
UNDA ANYAR
DODOKAN MOYOSARI
BENAIN NOELMINA
KAPUAS
KAHAYAN
BARITO
MAHAKAM BERAU
TONDANO
BONE BOLANGO
PALU POSO
LARIANG MAMASA
SADDANG
JENEBERANG WALLANAE
SAMPARA
WAEHAPU BATUMERAH
AKE MALAMO
REMU RANSIKI
MEMBERAMO
TOTAL
2016
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
15
2017
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
15
2018
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
15
2019
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
15
Lampiran 20:
RENCANA PEMBANGUNAN KEBUN BENIH SEMAI/KEBUN BENIH KLOM DAN AREAL SUMBERDAYA GENETIK TAHUN 2015-2019
NO
BPTH SUMATERA
BPTH KALIMANTAN
BPTH SULAWESI
Luas sumber benih berkualitas yang terbangun melalui kebun benih semai/kebun benih klon dan areal
Sumberdaya genetik seluas 490 Ha
KBS/KBK
ASDG
KBS/KBK
ASDG
KBS/KBK
ASDG
KBS/KBK
ASDG
KBS/KBK
ASDG
KBS/KBK
ASDG
2015
(Unit)
(Ha)
4
20
4
20
4
20
1
5
3
15
3
15
2
10
1
5
4
20
3
15
3
15
2
10
34
170
2016
(Unit)
(Ha)
3
15
3
15
2
10
2
10
1
5
1
5
2
10
2
10
16
80
2017
(Unit)
(Ha)
3
15
3
15
2
10
2
10
1
5
1
5
2
10
2
10
16
80
2018
(Unit)
(Ha)
3
15
3
15
2
10
2
10
1
5
1
5
2
10
2
10
16
80
2019
(Unit)
(Ha)
15
3
15
3
0
0
10
2
10
2
5
1
5
1
5
1
5
1
5
1
5
1
16
80
Jumlah
(Ha)
80
80
20
5
55
55
30
25
55
50
20
15
490
Lampiran 21:
RENCANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BIBIT DARI PERSEMAIAN PERMANEN DAN SUMBER LAINNYA TAHUN 2015-2019
NO
Jumlah bibit berkualitas yang disediakan dan distribusikan dari 50 unit persemaian permanen & sumber lainnya sebanyak 187,5
juta bibit secara kumulatif sampai tahun 2019
Unit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
1
1
2
2
1
2
2
2
2
1
1
1
1
2
4
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
4
1
3
2
1
50
2015
Produksi (Btg)
750,000
500,000
1,500,000
1,250,000
750,000
800,000
3,500,000
800,000
1,500,000
1,500,000
1,000,000
1,500,000
1,000,000
1,500,000
2,100,000
1,000,000
500,000
500,000
1,750,000
750,000
500,000
500,000
500,000
750,000
500,000
1,750,000
3,500,000
1,000,000
2,000,000
1,750,000
300,000
37,500,000
Unit
1
1
2
2
1
2
2
2
2
1
1
1
1
2
4
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
4
1
3
2
1
50
2016
Produksi (Btg)
750,000
500,000
1,500,000
1,250,000
750,000
800,000
3,500,000
800,000
1,500,000
1,500,000
1,000,000
1,500,000
1,000,000
1,500,000
2,100,000
1,000,000
500,000
500,000
1,750,000
750,000
500,000
500,000
500,000
750,000
500,000
1,750,000
3,500,000
1,000,000
2,000,000
1,750,000
300,000
37,500,000
Unit
1
1
2
2
1
2
2
2
2
1
1
1
1
2
4
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
4
1
3
2
1
50
2017
Produksi (Btg)
750,000
500,000
1,500,000
1,250,000
750,000
800,000
3,500,000
800,000
1,500,000
1,500,000
1,000,000
1,500,000
1,000,000
1,500,000
2,100,000
1,000,000
500,000
500,000
1,750,000
750,000
500,000
500,000
500,000
750,000
500,000
1,750,000
3,500,000
1,000,000
2,000,000
1,750,000
300,000
37,500,000
Unit
1
1
2
2
1
2
2
2
2
1
1
1
1
2
4
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
4
1
3
2
1
50
2018
Produksi (Btg)
750,000
500,000
1,500,000
1,250,000
750,000
800,000
3,500,000
800,000
1,500,000
1,500,000
1,000,000
1,500,000
1,000,000
1,500,000
2,100,000
1,000,000
500,000
500,000
1,750,000
750,000
500,000
500,000
500,000
750,000
500,000
1,750,000
3,500,000
1,000,000
2,000,000
1,750,000
300,000
37,500,000
Unit
1
1
2
2
1
2
2
2
2
1
1
1
1
2
4
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
4
1
3
2
1
50
2019
Produksi (Btg)
750,000
500,000
1,500,000
1,250,000
750,000
800,000
3,500,000
800,000
1,500,000
1,500,000
1,000,000
1,500,000
1,000,000
1,500,000
2,100,000
1,000,000
500,000
500,000
1,750,000
750,000
500,000
500,000
500,000
750,000
500,000
1,750,000
3,500,000
1,000,000
2,000,000
1,750,000
300,000
37,500,000
Jumlah
Produksi (Btg)
3,750,000
2,500,000
7,500,000
6,250,000
3,750,000
4,000,000
17,500,000
4,000,000
7,500,000
7,500,000
5,000,000
7,500,000
5,000,000
7,500,000
10,500,000
5,000,000
2,500,000
2,500,000
8,750,000
3,750,000
2,500,000
2,500,000
2,500,000
3,750,000
2,500,000
8,750,000
17,500,000
5,000,000
10,000,000
8,750,000
1,500,000
187,500,000
Lampiran 22:
BPTH SUMATERA
BPTH KALIMANTAN
2016
3,369
2017
3,369
2018
3,369
2019
3,369
4,235
4,235
4,235
4,235
4,235
878
878
878
878
878
3,442
3,442
3,442
3,442
3,442
BPTH SULAWESI
1,883
1,883
1,883
1,883
1,883
1,035
1,035
1,035
1,035
1,035
14,843
14,843
14,843
14,843
14,843
TOTAL
Lampiran 23:
RENCANA PENYUSUNAN DATA DAN INFORMASI PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE TAHUN
2015-2019
NO
1
2
BPHM WILAYAH I
BPHM WILAYAH II
JUMLAH
2016
2017
2018
2019
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Lampiran 24:
NO
1
2
BPHM WILAYAH I
BPHM WILAYAH II
JUMLAH
2016
2017
2018
2019
17
14
17
14
17
14
17
14
17
14
31
31
31
31
31
Lampiran 25:
NO
1
2
BPHM WILAYAH I
BPHM WILAYAH II
JUMLAH
1
1
1
1
1
1
1
1
Lampiran 26:
RENCANA PENGEMBANGAN PRODUKSI HHBK SUTERA ALAM TAHUN 2015-2019
NO
BPA SULAWESI
JUMLAH
12
15
12
15