Anda di halaman 1dari 82

Rencana Strategis

Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung

Tahun 2015-2019

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan


Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL


PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG
NOMOR : P. 10 /PDASHL-SET/2015
TENTANG
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI
DAN HUTAN LINDUNG TAHUN 2015- 2019
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG,
Menimbang

a. bahwa dalam rangka penentuan arah kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
di bidang Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung diperlukan target dan
keluaran guna menciptakan sinergitas perencanaan pembangunan bidang yang holistik,
dinamis, dan terintegrasi;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu disusun
Rencana Strategis Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Tahun 2015-2019;
c. bahwa Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan
Lindung Tahun 2015-2019 diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal.

Mengingat

1. Undang-Undang Nomor
41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi UndangUndang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
2. Peraturan...

2. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 146, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4452);
3. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Tahun 2015-2019;
4. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan;
5. Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Nomor 5 Tahun 2009
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/ Lembaga (Renstra K/L) 2010
2014;
6. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.27/Menhut-II/2006 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Kehutanan 2006 2025;
7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.39 Tahun 2015 tentang Rencana
Strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2015-2019.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN


LINDUNG TENTANG RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH
ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG TAHUN 2015- 2019.

Pasal 1
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Tahun 2015-2019
adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan ini.
Pasal 2.....

Pasal 2
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung ini menjadi acuan
dalam :
a. Penyusunan Rencana Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bidang Pengendalian Daerah Aliran
Sungai dan Hutan Lindung;
b. Penyusunan rencana/ kegiatan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran
Sungai dan Hutan Lindung;
c. Koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi pusat dan daerah serta antar daerah;
d. Pengendalian pembangunan bidang Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung.
Pasal 3
Unit kerja Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Lingkup Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai
dan Hutan Lindung agar menyusun Rencana Strategis 20152019 dengan mengacu pada Rencana Strategis Direktorat
Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung ini.
Pasal 4
Sasaran kegiatan dan lokasi dalam rencana strategis ini merupakan target minimal hingga Tahun 2019.
Pasal 5
Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung ini berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal : 12 Oktober 2015
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
DR. HILMAN NUGROHO
NIP. 19590615 198603 1 004

Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung


Nomor : P.10/PDASHL-SET/2015
Tanggal : 12 Oktober 2015

Rencana Strategis

Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung


Tahun 2015-2019

KATA PENGANTAR
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung Tahun tahun 2015-2019 ini merupakan
perencanaan pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan Bidang Pengendalian DAS dan Hutan Lindung yang disusun
sebagaimana diamanatkan pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Rencana Strategis ini merupakan perencanaan jangka menengah yang

menjadi acuan

semua unit kerja lingkup

Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung baik di pusat maupun daerah yang memuat program pada Direktorat
Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung, sasaran, kegiatan pokok dan indikator kinerja pembangunan Kehutanan Bidang
Pengendalian DAS dan Hutan Lindung untuk jangka waktu tahun 2015-2019.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi serta memberikan petunjuk bagi seluruh jajaran Direktorat Jenderal Pengendalian
DAS dan Hutan Lindung dalam melaksanakan pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan bidang Pengendalian DAS dan
Hutan Lindung

dan dapat menyelesaikan seluruh sasaran dan indikator yang ditetapkan di dalam Renstra Direktorat Jenderal

Pengendalian DAS dan Hutan Lindung 2015-2019 ini.

Jakarta, 12 Oktober 2015


Direktur Jenderal
ttd
Dr. Hilman Nugroho
NIP. 19590615 198603 1 004
ii

RINGKASAN EKSEKUTIF
Perencanaan pembangunan jangka menengah Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung
(Ditjen PDASHL) yang dituangkan dalam Rencana Strategis Tahun 2015-2019 ini merupakan penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2015-2019,
yang memuat capaian kinerja selama periode renstra sebelumnya serta target pada periode tahun 2015-2019.
Berbeda dengan Renstra tahun 2010-2014 dimana Direktorat Jenderal memiliki visi dan misi sendiri, maka pada Rencana
Strategis 2015-2019 visi dan misi pembangunan ditetapkan secara nasional dan dituangkan pada RPJMN, sedangkan untuk tingkat
Kementerian/ Lembaga dan Direktorat Jenderal menjabarkan visi dan misi pembangunan nasional dengan kebijakan-kebijakan
stretegis masing-masing bidang.
Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 16 tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terjadi
penggabungan 2 (dua) kementerian yaitu Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup. Penggabungan ini
berdampak pada tugas dan fungsi dari organisasi tidak hanya pada tingkat kementerian tetapi juga pada tingkat dibawahnya. Tugas
dan fungsi Ditjen PDASHL yaitu (1) merumuskan kebijakan; (2) melaksanakan kebijakan; (3) menyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria; (4) melakukan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan; (5) melaksanakan bimbingan teknis dan
supervisi; (6) melaksanakan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pengelolaan daerah aliran sungai, pembinaan kesatuan
pengelolaan hutan lindung, perbenihan tanaman hutan, penanaman dan pemeliharaan tanaman hutan, pemulihan kerusakan
ekosistem perairan darat, rehabilitasi hutan dan lahan, serta konservasi tanah dan air.
Program yang terkait dengan pembangunan kehutanan di bidang PDASHL yaitu Program Pengendalian DAS dan Hutan
Lindung. Program ini bertujuan untuk meningkatkan fungsi DAS dan daya dukung DAS pada kawasan hutan lindung dan luar
kawasan hutan melalui pengelolaan DAS secara lebih efisien, optimal, adil dan berkelanjutan untuk dapat mengelola sumber daya
hutan dan lahan dengan tetap memenuhi kaidah sustainable forest management (SFM). Hasil (outcome) yang diharapkan adalah
berkurangnya lahan kritis pada DAS Prioritas dan Hutan Lindung sehingga dapat mengurangi resiko bencana alam, dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam usaha komoditas kehutanan. Sasaran dan indikator Program Pengendalian DAS dan
Hutan Lindung sebagai berikut :

iii

No
Sasaran Program
1
Meningkatnya tutupan hutan di hutan lindung dan lahan
2
Meningkatnya kesehatan DAS prioritas

Indikator Kinerja Program (IKP)


Luas tutupan hutan lindung dan lahan meningkat setiap tahun
Kualitas DAS prioritas meningkat setiap tahun

Sumbangan hutan lindung (dan industri) pada devisa dan penerimaan


negara meningkat setiap tahun
Jumlah unit pengelolaan hutan lindung yang beroperasi meningkat
setiap tahun
Persentase pemenuhan kayu bulat dari hutan rakyat meningkat setiap
tahun

Meningkatnya sumbangan hutan lindung (dan industri) pada


devisa dan penerimaan negara
Meningkatnya pengelolaan hutan lindung di tingkat tapak dan
hutan rakyat

Dalam pencapaian kinerja Program Pengendalian DAS dan Hutan Lindung didukung oleh 10 (sepuluh) kegiatan yang
dilaksanakan oleh unit kerja di pusat sebanyak 6 kegiatan dan unit kerja UPT sebanyak 4 kegiatan, yaitu :
No

Nama Kegiatan

Unit Kerja

Pembinaan Penyelenggaraan Pengelolaan DAS

Pusat

Pembinaan Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, Rehabilitasi Lahan serta Konservasi Tanah dan Air

Pusat

Pembinaan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung

Pusat

Pembinaan Perbenihan Tanaman Hutan

Pusat

Pembinaan Pengendalian Kerusakan Perairan Darat

Pusat

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen PDASHL

Pusat

Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, Rehabilitasi Lahan, Perencanaan DAS, serta Pengendalian
Kerusakan Perairan darat

UPT

Penyelenggaraan Perbenihan Tanaman Hutan

UPT

Penyelenggaraan pengelolaan hutan mangrove

UPT

10

Penyelenggaraan Pengembangan persuteraan alam

UPT

iv

DAFTAR ISI
Hal.
Halaman Judul ........................................................................................................................................................................ i
Kata Pengantar ....................................................................................................................................................................... ii
Ringkasan Eksekutif ............................................................................................................................................................... iii
Daftar Isi ............................................................................................................................................................................... v
Daftar Tabel .......................................................................................................................................................................... vi
Daftar Lampiran ..................................................................................................................................................................... vii
I.

II.

PENDAHULUAN ............................................................................................................................................................................
A. Kondisi Umum ...........................................................................................................................................................................
B. Hasil Pembangunan hingga Tahun 2014 ......................................................................................................................................
C. Potensi dan Permasalahan .........................................................................................................................................................

1
1
2
5

VISI, MISI, TEMA DAN KELEMBAGAAN ........................................................................................................................................... 9


A. Visi .......................................................................................................................................................................................... 9
B. Misi .......................................................................................................................................................................................... 9
C. Tema dan sub Tema .................................................................................................................................................................. 9
D.Kelembagaan ............................................................................................................................................................................ 10

III.

SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA ..............................................................................................................................................


A. Sasaran dan Indikator Kinerja Program .......................................................................................................................................
B. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan .......................................................................................................................................
C. Sasaran dan Indikator Kinerja Unit Kegiatan ................................................................................................................................

13
13
19
24

IV.

KERANGKA REGULASI DAN PENDANAAN


A. Kerangka Regulasi ..................................................................................................................................................................... 37
B. Kerangka Pendanaan ................................................................................................................................................................. 40

V.

PENUTUP ..................................................................................................................................................................................... 41

LAMPIRAN
v

DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 1. Luas Lahan Kritis yang Menjadi Prioritas RHL .............................................................................................................. 2
Tabel 2. Realisasi Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Tahun 2010-2014 ............................................................................... 3
Tabel 3. Realisasi Kegiatan Perbenihan Tanaman Hutan ............................................................................................................ 4
Tabel 4. Jumlah Kelompok KBR dan PPMPBK ........................................................................................................................... 4
Tabel 5. Realisasi Kegiatan HKm, HD dan HR Kemitraan.......................................................................................................... 5
Tabel 6. Sasaran dan Indikator Program Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung ............................................ 13
Tabel 7. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan pada Sasaran Strategis 1 ................................................................................. 14
Tabel 8. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan pada Sasaran Strategis 1 ................................................................................. 16
Tabel 9. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan pada Sasaran Strategis 2 ................................................................................ 17
Tabel 10. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan pada Sasaran Strategi 3 ................................................................................. 18
Tabel 11. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan pada Sasaran Strategis 3 ............................................................................... 19
Tabel 12. Nomenklatur Kegiatan lingkup Ditjen PDASHL .......................................................................................................... 20
Tabel 13. Target Fisik Tahunan Berdasarkan Indikator Kinerja Kegiatan dan Indikatif Anggaran ................................................. 21
Tabel 14. Sasaran Unit Kegiatan pada Sasaran Program 1 (S1 P2.1) ......................................................................................... 24
Tabel 15. Sasaran Unit Kegiatan pada Sasaran Program 2 (S1.P2.2) ......................................................................................... 29
Tabel 16. Sasaran Unit Kegiatan pada Sasaran Program 3 (S3.P2) ........................................................................................... 33
Tabel 17. Sasaran Unit Kegiatan pada Sasaran Program 3 (S3.P2) ............................................................................................ 34
Tabel 18. Alokasi Anggaran Indikatif Pelaksanaan Program PDASHL Tahun 2015-2019 ............................................................... 39

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran

1. Daftar Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen PDASHL


2. Klasifikasi Lahan Kritis per BPDAS Tahun 2006
3. Klasifikasi Lahan Kritis per BPDAS Tahun 2011
4. Klasifikasi Lahan Kritis per BPDAS Tahun 2013
5. Daftar DAS Lintas Negara
6. Daftar DAS Prioritas Tahun 2015-2019
7. Data Kinerja DAS Prioritas Hingga Tahun 2014
8. Daftar Danau Prioritas Tahun 2015-2019
9. Daftar Lokasi Persemaian Permanen
10. Daftar 108 Rencana Pengelolaan DAS Terpadu
11. Daftar KPHL Model (2015)
12. Rencana Rehabilitasi Di Kph dan DAS Tahun 2015-2019
13. Rencana Operasionalisasi KPHL Tahun 2015-2019
14. Rencana Pembuatan Tanaman Hutan Kota Tahun 2015-2019
15. Rencana Internalisasi Rpdast Kedalam RTRWP Tahun 2015-2019
16. Rencana Penyusunan Rpdas Lintas Negara Tahun 2015-2019
17. Rencana Pemulihan Das Prioritas 2015-2019
18. Rencana Peningkatan Mata Air DAS Prioritas 2015-2019
19. Rencana Penyusunan Data Dan Informasi DAS Prioritas Tahun 2015-2019
20. Rencana Pembangunan Kebun Benih Semai/Kebun Benih Klom Dan Areal Sumberdaya Genetik Tahun 2015-2019
21. Rencana Produksi Dan Distribusi Bibit Dari Persemaian Permanen Dan Sumber Lainnya Tahun 2015-2019
22. Rencana Pengelolaan Sumber Benih Tahun 2015-2019
23. Rencana Penyusunan Data Dan Informasi Pengelolaan Hutan Mangrove Tahun 2015-2019
24. Rencana Pengembangan Kelompok Kerja Mangrove Daerah Tahun 2015-2019
25. Rencana Pengembangan Model Pengelolaan Hutan Mangrove Tahun 2015-2019
26. Rencana Pengembangan Produksi HBBK Sutera Alam Tahun 2015-2019

vii

I.

PENDAHULUAN

A. Kondisi Umum
Dalam kurun lima tahun terakhir bencana alam sering melanda wilayah Indonesia. Pada waktu musim hujan terjadi banjir
dan tanah longsor sedangkan pada musim kemarau terjadi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan. Kerugian akibat bencana
alam ini sangat besar, bukan hanya dari hitungan materi tapi juga menyebabkan korban jiwa manusia. Kondisi ini mencerminkan
adanya penurunan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) di hampir seluruh Indonesia.
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia terbagi habis menjadi sekitar 17.000 DAS, mulai dari DAS-DAS besar dengan
luas diatas 7 juta hektar seperti DAS Kapuas, DAS Memberamo, DAS Mahakam, DAS Musi hingga DAS-DAS kecil yang belum
memiliki nama. Beberapa DAS telah mengalami degradasi sehingga daya dukungnya dalam mendukung kesejahteraan manusia
kurang optimal.
Pada tahun 2010 2014, terdapat 108 DAS prioritas yang harus dipulihkan daya dukungnya melalui kegiatan rehabilitasi
hutan dan lahan (RHL) dengan melibatkan masyarakat. Pada Tahun 2010 2013 telah dilakukan penanaman pohon yang
semakin meningkat yakni pada tahun 2010 sebanyak sebanyak 1.398.552.467 batang, tahun 2011 sebanyak 1.516.592.331
batang, tahun 2012 sebanyak 1.604.247.952 batang dan tahun 2013 sebanyak 1.815.180.535 batang.
Kegiatan penanaman pohon tersebut diyakini memberi pengaruh positif terhadap peningkatan perbaikan daya dukung
DAS, hal ini terlihat dari tren data lahan kritis yang ada. Luas lahan kritis dengan kriteria sangat kritis dan kritis pada tahun 2006
seluas 30,20 juta hektar, tahun 2011 seluas 27,29 juta hektar, dan tahun 2013 seluas 24,30 juta hektar. Berdasarkan fungsi
kawasan, lahan kritis didalam kawasan hutan tahun 2016 seluas 19,51 juta hektar, tahun 2011 seluas 14,84 juta hektar dan
tahun 2013 seluas 13,19 juta hektar, sedangkan diluar kawasan hutan tahun 2016 seluas 8,59 juta hektar, tahun 2011 seluas
10,60 juta hektar, dan tahun 2013 seluas 6,37 juta hektar.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Direktorat
Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (Ditjen PDASHL) mengemban tugas menyelenggarakan
1

perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan daya dukung daerah aliran sungai dan hutan lindung. Sedangkan
sesuai dengan sasaran strategis KLHK serta arah kebijakan dan strategi nasional, Ditjen PDASHL menjadi Penanggungjawab
Program Pengendalian DAS dan Hutan Lindung. Sebagaimana mandat dalam RPJMN 2015-2019 dan Renstra Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2015-2019, penanganan pemulihan DAS akan diprioritaskan pada 15 DAS yaitu DAS
Citarum, DAS Ciliwung, DAS Serayu, DAS Solo, DAS Brantas, DAS Cisadane, DAS Kapuas, DAS Siak, DAS Musi, DAS Asahan Toba,
DAS Jeneberang, DAS Saddang, DAS Moyo, DAS Way Sekampung, dan DAS Limboto.
Untuk memberikan kepastian dan kejelasan arah kebijakan strategis yang efektif dan efisien dalam rangka penyusunan
program dan kegiatan bidang PDASHL untuk jangka waktu 5 tahun ke depan maka diperlukan Rencana Strategis (Renstra)
Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) Tahun 2015 2019.
B. Hasil Pembangunan hingga Tahun 2014
1. Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian DAS
a. Rencana Pengelolaan DAS Terpadu Pada 108 DAS Prioritas
Penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu (RPDAST) sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
SK.328/Menhut-II/2009 tentang Penetapan DAS Prioritas dalam rangka RPJM 2010-2014 telah ditetapkan 108 DAS
Prioritas. Dari 108 DAS Prioritas tersebut, hingga tahun 2014 seluruhnya telah tersusun Rencana Pengelolaan DAS
Terpadu. Daftar 108 DAS yang telah tersusun RPDAST nya dapat dilihat pada lampiran.
b. Forum dan Peraturan Daerah Pengelolaan DAS
Forum DAS merupakan lembaga independen dan mitra dari lembaga atau instansi teknis dibidang pengelolaan
DAS. Sampai saat ini telah terbentuk 1 Forum Koordinasi Pengelolaan DAS Tingkat Nasional, 3 Forum DAS lintas
provinsi, 40 Forum DAS dengan pengesahan gubernur, 51 Forum DAS dengan pengesahan bupati/ walikota dan 14
Forum DAS dengan inisiasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Dalam rangka mendukung pengelolaan DAS di daerah, telah terbit 15 Peraturan Daerah tentang Pengelolaan
DAS (13 Perda Pengelolaan DAS Provinsi dan 2 Perda Pengelolaan DAS Kabupaten/Kota).

c. Data Lahan Kritis


Hingga tahun 2014, pembaharuan data lahan kritis dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu tahun 2006, 2011 dan
tahun 2013. Lahan kritis dengan kriteria sangat kritis dan kritis yang menjadi prioritas sasaran lokasi kegiatan rehabilitasi
hutan dan lahan sebagaimana tabel 1.
Tabel 1. Luas Lahan Kritis yang Menjadi Prioritas RHL
No
1.
2.

Kriteria Lahan Kritis


Sangat Kritis
Kritis
Jumlah

2006

2011

6.890.566
23.306.233
30.196.799

2013

5.269.259
22.025.580
27.294.839

4.738.383
19.564.910
24.303.294

2. Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL)


Untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan RHL, maka dilakukan penyusunan Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan
dan Lahan Daerah Aliran Sungai (RTkRHL-DAS). Sampai dengan tahun 2014 RTk RHL DAS seluruh wilayah Indonesia telah
disusun dan ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Selain itu juga disusun RTkRHL mangrove di 19 provinsi, yaitu: 1. Banten, 2. DKI Jakarta, 3. Jawa Barat, 4. Jawa
Tengah, 5. DI Yogyakarta, 6. Jawa Timur, 7. Bali, 8. Nusa Tenggara Barat, 9. Nusa Tenggara Timur, 10. Sulawesi Utara,
11. Gorontalo, 12. Sulawesi Tengah, 13. Sulawesi Barat, 14. Sulawesi Selatan, 15. Sulawesi Tenggara, 16. Maluku,
17. Maluku Utara, 18. Papua Barat, dan 19. Papua.
Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan Daerah Aliran Sungai (RTkRHL-DAS) telah diimplementasikan dari
tahun 2010 2014 dengan realisasi hasil kegiatan RHL sebagaimana tabel 2.
Tabel 2. Realisasi Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Tahun 2010-2014
No
1.
2.
3.
4.

Kegiatan
Rehabilitasi Hutan Konservasi/ Lindung
Hutan Kota
Rehabilitasi Hutan Mangrove/Pantai
Rehabilitasi Lahan Kritis
Jumlah

2010
(Ha)
100.737
1.175

101.912

2011
(Ha)
100.743
1.395
10.401
400.608
513.147

2012
(Ha)
100.986
1.032
8.871
398.629
509.518

2013
2014
Jumlah
(Ha)
(Ha)
(Ha)
105.656 26.162
434.284
1.036
484
5.136
12.403
31.675
557.517 460.212 1.858.076
676.612 486.858 2.288.047
3

3. Perbenihan Tanaman Hutan


Penyelenggaraan RHL harus didukung oleh benih dan bibit tanaman yang berkualitas sehingga dapat diperoleh
tegakan yang berkualitas sesuai tujuan RHL. Sampai dengan akhir tahun 2014, telah terealisasi kegiatan Perbenihan
Tanaman Hutan sebagai berikut :
Tabel 3. Realisasi Kegiatan Perbenihan Tanaman Hutan
No
1
2
3
4

Indikator

2010

2011

2012

2013

2014

Jumlah

Pengelolaan areal sumber benih seluas 4.500 ha


4.500 4.008 4.500 4.500 4.810
Pembangunan areal sumber benih seluas 6.000 ha 1.726 1.748 1.467 1.603 1.480
Pembanguan seed for people sebanyak 100 unit
32
5
5
27
31
Terjaminnya produksi bibit pada PP 50 unit
1
25
24
50
50

4.840
8.024
100
50

Upaya pemberdayaan masyarakat juga dilaksanakan melalui pembuatan bibit oleh kelompok masyarakat
dilaksanakan kegiatan pembangunan Kebun Bibit Rakyat (KBR) dan Pengembangan Perhutanan Masyarakat Pedesaan
Berbasis Konservasi (PPMPBK) dengan jumlah kelompok masyarakat yang sebagai berikut :

Tabel 4. Jumlah Kelompok KBR dan PPMPBK


No

Tahun

Jumlah Kelompok KBR

Jumlah Kelompok PPMPBK

1
2
3
4
5

2010
2011
2012
2013
2014
Jumlah

8.016
10.270
10.053
10.051
4.076
42.466

1.984
1.980
3.995
997
8.956

Untuk mendukung produksi benih yang berkualitas, Menteri Kehutanan melalui Keputusan Menteri Kehutanan nomor
SK 707/Menhut-II/2013 tentang Penetapan Jenis Tanaman Hutan Yang Benihnya Wajib Diambil Dari Sumber Benih
Bersertifikat, telah menetapkan 5 (lima) jenis tanaman hutan yang digunakan dari umber benih bersertifikat yaitu: Jati
(Tectona grandis); Mahoni (Swietenia mahagony); Sengon (Paraserianthes falcataria); Gmelina (Gmelina arborea); dan
Jabon (Anthocephalus cadamba).
4. Perhutanan Sosial
Kegiatan utama dalam pelaksanaan kegiatan perhutanan sosial yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat
adalah Hutan Kemasyarakatan (HKm) Hutan desa (HD) dan Hutan Rakyat Kemitraan (HR Kemitraan). Data yang terhimpun
dari tahun 2010 2014 sebagai berikut :
Tabel 5. Realisasi Kegiatan HKm, HD dan HR Kemitraan
No
1
2
3
4
5

Tahun

2010
2011
2012
2013
2014
Jumlah

Penetapan Areal Kerja HKM


(ha)
48.675
97.303
9.447
259.456
314.272
729.153

Penetapan Areal
Kerja HD (ha)
704
63.450
12.731
187.016
262.130
526.031

Realisaasi HR Kemitraan
(ha)
51.521
50.651
56.354
54.617
102.603
315.746

C. Potensi dan Permasalahan


1. Potensi
Direktorat Jenderal PDASHL memiliki sumber daya yang menjadi potensi untuk mencapai target-target pembangunan
yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019, antara lain:

a. Adanya perundang-undangan yang mengatur penyelenggaraan PDASHL seperti mandat dalam UU Nomor 41 Tahun 1999,
UU Nomor 2 Tahun 1992, UU Nomor 23 Tahun 2014, UU Nomor 37 Tahun 2014, PP Nomor 44 Tahun 1995, PP Nomor 76
Tahun 2004, PP Nomor 37 Tahun 2012 dan peraturan lainnya.
b. Tersedianya NSPK kegiatan bidang PDASHL (RPDAST, RTk RHL, RP RHL, RPHJP). Instrument NSPK ini telah berjalan di
daerah dan pada beberapa daerah menjadi acuan dalam perencanaan kegiatan penanganan DAS maupun rehabilitasi.
c. Adanya unit organisasi yang menangani PDASHL di pusat dan daerah (UPT). Unit organisasi di pusat terdiri dari enam
eselon II dan di daerah terdapat 45 UPT setingkat eselon III yang tersebar di hampir seluruh provinsi.
d. Berpengalaman melaksanakan kegiatan RHL. Jajaran Ditjen PDASHL telah berpengalaman melaksanakan reboisasi dan
penghijauan sejak tahun 1970-an, sehingga dapat menjadi modal dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan RHL.
e. Berpengalaman melaksanakan kegiatan pro lingkungan dan pro masyarakat. Kegiatan-kegiatan pada bidang PDASHL
senantiasa untuk memperbaiki lingkungan dan bersentuhan dengan pemberdayaan masyarakat langsung.
f. Memiliki SDM yang tersebar di pusat dan daerah. Saat ini tersedia Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Ditjen PDASHL
sekitar 2.373 personil yang tersebar di pusat sebanyak 262 personil dan di UPT sebanyak 2.111 personil.
g. Memiliki sarana dan prasarana di pusat dan daerah. Hampir seluruh UPT telah memiliki kantor dan sarana pendukung
seperti kendaraan roda-2, roda-4, roda-6, laboratorium dan lain-lain.
h. Tersedianya 50 unit Persemaian Permanen. Persemaian permanen menghasilkan minimal 37,5 juta batang bibit tanaman
hutan setiap tahun, untuk memenuhi kebutuhan bibit tanaman oleh masyarakat.
i. Memiliki jaringan yang luas terkait pengelolaan DAS. Kerjasama dengan para stakeholders telah terjalin sejak lama dan
dengan jaringan yang luas.
2. Permasalahan
Direktorat Jenderal PDASHL juga mempunyai permasalahan yang akan menghambat upaya untuk mencapai targettarget pembangunan yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019, antara lain :

a. Jumlah SDM teknis dan administrasi terbatas dan tidak tersebar secara proporsional. Tenaga administrasi keuangan pada
umumnya menjelang masa purna bakti, sedangkan tenaga teknis juga terbatas karena penambahan ASN lebih rendah
dibanding yang pensiun.
b. Teknologi informasi bidang PDASHL belum berjalan secara maksimal. Kecanggihan teknologi saat ini masih sulit
diadaptasi Ditjen PDASHL untuk menginformasikan hasil kinerja kepada publik dengan berbagai alasan teknis. Hal ini
terjadi terutama di UPT di daerah.
c. Kurang pengalaman di bidang pengelolaan kawasan hutan lindung. Kultur pekerjaan di Ditjen PDASHL selama ini
cenderung ke upaya tanam menanam, sedangkan pengalaman dibidang pengelolaan kawasan hutan secara menyeluruh
masih rendah.
d. Data dan informasi belum optimal (update dan akurat). Data dan informasi pembangunan PDASHL belum akurat dan
tidak tersaji dalam kurun waktu yang lebih singkat, sehingga informasi-informasi di tertentu di lapangan terlebih dahulu di
publish oleh media dibanding informasi dari UPT.
e. Standar biaya kegiatan rehabilitasi yang rendah. Tingginya target rehabilitasi belum didukung dengan ketersediaan
anggaran yang memadai sehingga diperlukan penyesuaian standar biaya pembuatan tanaman agar target kinerja dapat
tercapai.
f. Lemahnya pengawasan peredaran benih/ bibit.
karena belum didukung oleh regulasi yang kuat.

Pengawasan peredaran benih/bibit tanaman kehutanan masih lemah

g. Produksi bibit berkualitas dari persemaian permanen masih rendah. Tingginya ragam jenis yang dikembangkan pada
persemaian permanen karena menyesuaikan dengan keinginan masayarakat, berdampak pada rendahnya kualitas bibit
karena bukan berasal dari sumber benih yang direkomendasikan.
h. Terbatasnya anggaran. Ketersediaan anggaran untuk mencapai kinerja yang diharapkan masih rendah.

D. ANALISIS SWOT
Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) digunakan untuk memahami kondisi internal (kekuatan dan
kelemahan) dan situasi eksternal (peluang dan hambatan), sehingga dapat diperoleh posisi suatu organisasi atau isu dalam
kontek dan konten yang diemban. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan elemen-elemen yang dimiliki oleh
suatu organisasi baik itu sumberdaya, sumber dana maupun manusianya. Faktor Eksternal adalah faktor yang tidak dimiliki oleh
organisasi atau dengan kata lain merupakan sesuatu yang berujud peluang dan hambatan dari luar, karena berada di luar dan
dimiliki oleh organisasi atau sistem lain. Berdasarkan faktor internal dan eksternal, dapat dilihat matrik SWOT sebagai berikut :
1. Faktor Internal
KEKUATAN (STRENGTH)
1. Adanya perundang-undangan yang mengatur
penyelenggaraan PDASHL
2. Adanya unit organisasi dan SDM yang berpengalaman
menangani PDASHL di pusat dan daerah (UPT)
3. Memiliki sarana dan prasarana di pusat dan daerah

KELEMAHAN (WEAKNESS)
1. SDM teknis dan administrasi tidak terdistribusi secara
proporsional.
2. Teknologi informasi bidang PDASHL belum berjalan
secara maksimal
3. Terbatasnya anggaran

2. Faktor Eksternal
1.
2.
3.
4.

PELUANG (OPPORTUNITIES)

ANCAMAN (THREATS)

Memiliki kewenangan rehabilitasi dalam UU 23 Tahun 2014.


Mandat yang kuat pada RPJMN 2015-2019.
Kebijakan pengelolaan hutan berbasis KPHL.
Dukungan para pihak dalam kegiatan PDASHL.

1. Tuntutan penanggulangan bencana banjir/tanah


longsor/ kekeringan dari publik sangat tinggi
2. RPDAS belum menjadi acuan pemerintah daerah
3. Pelaksanaan RHL sangat tergantung musim penghujan

II.

VISI, MISI, TEMA DAN KELEMBAGAAN

A. Visi
Presiden Republik Indonesia telah menetapkan visi dan misi pembangunan Tahun 2015-2019 sebagaimana tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Presiden
Nomor 2 Tahun 2015. Selanjutnya seluruh jajaran kementerian dan lembaga
dalam merancang arah pembangunan
menggunakan Visi dan Misi yang telah ditetapkan oleh Presiden.
Visi Pembangunan Nasional telah ditetapkan oleh Presiden RI. Visi pembangunan nasional Tahun 2015-2019 adalah
Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.
B. Misi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Untuk mewujudkan visi pembangunan nasional maka telah ditetapkan Misi Pembangunan Nasional sebagai berikut :
Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan
mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara hukum;
Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai Negara maritim;
Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera;
Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;
Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; dan,
Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

C. Tema dan sub Tema


Untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional, Direktorat Jenderal PDASHL menetapkan tema sebagai berikut
Daerah Aliran Sungai (DAS) Sehat Untuk Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup.

Dalam rangka mewujudkan tema tersebut, didukung beberapa sub tema yang menjadi pilar dalam rangka pencapaian
tema pembangunan bidang PDASHL, yaitu :
(1) Memantapkan Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian DAS,
(2) Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Rehabilitasi Hutan dan Lahan,
(3) Memantapkan Pengelolaan Hutan Lindung Tingkat Tapak,
(4) Memantapkan Pencegahan dan Pemulihan Kerusakan Ekosistem Perairan Darat,
(5) Meningkatkan Penyediaan dan Penggunaan Benih Tanaman Hutan yang Berkualitas,
(6) Memantapkan Kelembagaan Penyelenggaraan Tata Kelola Pengendalian DAS dan Hutan Lindung.

D. Kelembagaan
1. Organisasi
Keberadaan Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung tertuang dalam Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18 Tahun 2015, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Direktur Jenderal
PDASHL dibantu oleh 6 (enam) pejabat eselon II, yaitu :
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Sekretaris Direktorat Jenderal PDASHL,


Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian DAS,
Direktur Konservasi Tanah dan Air,
Direktur Perbenihan Tanaman Hutan,
Direktur Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung
Direktur Pengendalian Kerusakan Perairan Darat.

10

Di bawah ini disajikan struktur organisasi Direktorat Jenderal PDASHL sebagai berikut:
Direktorat Jenderal
Pengendalian DAS dan
Hutan Lindung

Sekretariat
Direktorat
Jenderal

Direktorat Perencanaan
dan Evaluasi
Pengendalian DAS

Direktorat Konservasi
Tanah dan Air

Direktorat
Perbenihan
Tanaman Hutan

Direktorat Kesatuan
Pengelolaan Hutan
Lindung

Direktur Pengendalian
Kerusakan Perairan Darat

UPT

Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal PDASHL

Dalam mengoptimalkan tugas pelayanan pembangunan bidang PDASHL di daerah, Ditjen PDASHL memiliki Unit
Pelaksana Teknis (UPT) yang terdiri dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (36 Unit), Balai Perbenihan Tanaman Hutan
(6 Unit), Balai Persuteraan Alam (1 Unit), dan Balai Pengelolaan Hutan Mangrove (2 Unit).

11

2. Tugas dan Fungsi


Sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18 Tahun 2015, Direktorat Jenderal
Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang peningkatan daya dukung daerah aliran sungai dan hutan lindung.
Dalam melaksanakan tugas Direktorat Jenderal PDASHL menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan pengelolaan daerah aliran sungai, pembinaan kesatuan pengelolaan
hutan lindung, perbenihan tanaman hutan, penanaman dan pemeliharaan tanaman hutan, pemulihan kerusakan
ekosistem perairandarat, rehabilitasi hutan dan lahan, serta konservasi tanah dan air;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan pengelolaan daerah aliran sungai, pembinaan kesatuan pengelolaan
hutan lindung, perbenihan tanaman hutan, penanaman dan pemeliharaan tanaman hutan, rehabilitasi hutan dan lahan,
serta konservasi tanah dan air;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria dibidang penyelenggaraan pengelolaan daerah aliran sungai,
pembinaan kesatuan pengelolaan hutan lindung, perbenihan tanaman hutan, penanaman dan pemeliharaan tanaman
hutan, pemulihan kerusakan ekosistem perairan darat, rehabilitasi hutan dan lahan, serta konservasi tanah dan air;
d. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pengelolaan daerah aliran sungai, pembinaan
kesatuan pengelolaan hutan lindung, perbenihan tanaman hutan, penanaman dan pemeliharaan tanaman hutan,
pemulihan kerusakan ekosistem perairan darat, rehabilitasi hutan dan lahan, serta konservasi tanah dan air;
e. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan penyelenggaraan pengelolaan daerah aliran sungai,
pembinaan kesatuan pengelolaan hutan lindung, perbenihan tanaman hutan, penanaman dan pemeliharaan tanaman
hutan, pemulihan kerusakan ekosistem perairan darat, rehabilitasi hutan dan lahan, serta konservasi tanah dan air di
daerah;
f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pengelolaan daerah aliran sungai, pembinaan kesatuan
pengelolaan hutan lindung, perbenihan tanaman hutan, penanaman dan pemeliharaan tanaman hutan, pemulihan
kerusakan ekosistem perairan darat, rehabilitasi hutan dan lahan, serta konservasi tanah dan air;
g. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung; dan
h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
12

III.

SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA

A. Sasaran dan Indikator Kinerja Program

Secara hirarki, sasaran strategis yang menjadi sasaran kementerian diturunkan ke masing-masing unit eselon I dan disebut
sasaran program. Sasaran program diturunkan ke unit eselon II atau UPT dan disebut sasaran kegiatan. Demikian seterusnya
hingga ke personil di setiap unit organisasi. Sasaran dan indikator Program Pengendalian DAS dan Hutan Lindung Tahun
2015-2019 sebagai berikut :
Tabel 6. Sasaran dan Indikator Program Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung
No
1
2
3
4

Sasaran Program
Meningkatnya tutupan hutan di hutan lindung dan lahan
(S1.P2.1)
Meningkatnya kesehatan DAS prioritas
(S1.P2.2)
Meningkatnya sumbangan hutan lindung (dan industri) pada
devisa dan penerimaan negara (S2.P2)
Meningkatnya pengelolaan hutan lindung di tingkat tapak
dan hutan rakyat (S3.P2)

Indikator Kinerja Program (IKP)


Luas tutupan hutan lindung dan lahan meningkat setiap tahun
(S1.P2.1.IKP)
Kualitas DAS prioritas meningkat setiap tahun (S1.P2.2.IKP)
Sumbangan hutan lindung (dan industri) pada devisa dan penerimaan
negara meningkat setiap tahun (S2.P2.IKP)
Jumlah unit pengelolaan hutan lindung yang beroperasi meningkat
setiap tahun (S3.P2.IKP1)
Persentase pemenuhan kayu bulat dari hutan rakyat meningkat setiap
tahun (S3.P2.IKP2)

Sasaran Strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Sasaran Program Pengendalian DAS dan Hutan
Lindung Tahun 2015-2019 dipastikan pencapaiannya dengan mengurai langkah-langkah pencapaiannya kegiatan yang relevan,
sebagai sasaran kegiatan, sedemikian rupa sehingga seluruh kegiatan memiliki kontribusi yang relevan terhadap pencapaian
sasaran program dan sasaran strategis.
13

Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan berdasarkan indikator program dan indikator sasaran strategis disajikan pada tabel
7, tabel 8, tabel 9 dan tabel 10.
Tabel 7. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan pada Sasaran Strategis 1
SASARAN STRATEGIS 1 (S1)
INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
PROGRAM
SASARAN
PROGRAM
Meningkatnya
tutupan hutan
di hutan
lindung dan
lahan
(S1.P2.1)

INDIKATOR
PROGRAM
Luas tutupan
hutan lindung
dan lahan
meningkat
setiap tahun
(S1.P2.1.IKP)

Menjaga kualitas lingkungan hidup untuk meningkatkan daya dukung lingkungan, ketahanan air dan kesehatan
masyarakat
Indeks kualitas lingkungan hidup berada pada kisaran 66,5 68,5
Pengendalian DAS dan Hutan Lindung

KEGIATAN

SASARAN KEGIATAN

Pembinaan Rehabilitasi dan


Reklamasi Hutan, Rehabilitasi
Lahan serta Konservasi Tanah
dan Air (K1)

Pulihnya Kesehatan DAS kritis


(S1.P2.1.K1)

Pembinaan Pengembangan
Perbenihan Tanaman Hutan (K4)

Meningkatnya Kualitas dan Distribusi


Perbenihan Tamanan Hutan
(S1.P2.1.K4)

Penyelenggaraan Rehabilitasi
dan Reklamasi Hutan,
Rehabilitasi Lahan, Perencanaan
DAS serta pengendalian
perusakan Darat (K6)

Rehabilitasi dan meningkatnya kualitas


DAS (S1.P2.1.K6.1)

Penyelenggaraan Perbenihan
Tanaman Hutan (K7)

Meningkatnya Kualitas dan Distribusi


Perbenihan Tanaman Hutan
(S1.P2.K7.1)

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN


Luas lahan kritis berkurang seluas 5,5 juta hektar melalui
rehabilitasi di dalam KPH dan DAS (S1.P2.1.K1.IKK.a)
Tanaman Hutan Kota seluas 5.000 Ha (S1.P2.1.K1.IKK.c)
Luas sumber benih berkualitas yang dibangun melalui
kebun benih semai/kebun benih klon dan areal sumber
daya genetik seluas 490 Ha (S1.P2.1.K4.IKK.a)
Jumlah bibit berkualitas yang disediakan dan didistribusikan
dari 50 unit persemaian permanen dan sumber lainnya
sebanyak 187,5 juta bibit secara kumulatif sampai tahun
2019 (S1.P2.1.K4.IKK.b)
Luas areal pengelolaan sumber benih sepanjang tahun
sampai dengan tahun 2019 seluas 10.500 Ha
(S1.P2.1.K4.IKK.c)
Luas Hutan Kota dan pemeliharaannya seluas 5.000 Ha
(S1.P2.K6.1.IKK.b)
Lahan kritis berkurang seluas 5,5 juta hektar melalui
rehabilitasi di dalam KPH dan DAS (S1.P2.K6.1.IKK.c)
Produksi dan distribusi bibit sebanyak 135 juta bibit
berkualitas (S1.P2.K6.1.IKK.f)
Luas sumber benih berkualitas yang terbangun melalui
kebun benih semai/kebun benih klon dan areal sumber daya
genetik seluas 490 Ha (S1.P2.K7.1.IKK.a)
Jumlah bibit berkualitas yang disediakan dan didistribusikan
dari 50 unit persemaian permanen dam sumber lainnya

14

SASARAN
PROGRAM

INDIKATOR
PROGRAM

KEGIATAN

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN


sebanyak 52,5 juta bibit secara kumulatif sampai tahun
2019 (S1.P2.K7.1.IKK.b)
Luas areal pengelolaan sumber benih sepanjang tahun
sampai dengan tahun 2019 seluas 10.500 Ha (S1.P2.
K7.1.IKK.c)

15

Tabel 8. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan pada Sasaran Strategis 1


SASARAN STRATEGIS 1
INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
PROGRAM
SASARAN
PROGRAM
Meningkatnya
kesehatan DAS
Prioritas
(S1.P2.2)

INDIKATOR
PROGRAM
Kualitas DAS
prioritas
meningkat
setiap tahun
(S1.P2.2.IKP)

Menjaga kualitas lingkungan hidup untuk meningkatkan daya dukung lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat (S1)
Indeks kualitas lingkungan hidup berada pada kisaran 66,5 68,5
Pengendalian DAS dan Hutan Lindung
KEGIATAN

SASARAN KEGIATAN

Pembinaan
Penyelenggaraan
Pengelolaan DAS (K3)

Menurunnya Kekritisan DAS Prioritas


(S1.P2.2.K3.2)

Pembinaan Pengendalian
Kerusakan Perairan Darat
(K5)

Terpulihkannya fungsi ekosistem di


segmen sungai pada 15 DAS Prioritas
(S1.P2.2.K5.1)
Meningkatnya kualitas ekosistem danau
di 15 danau prioritas (S3.P2.2.K5.2)

Pembinaan Rehabilitasi
dan Reklamasi Hutan,
Rehabilitasi Lahan serta
KTA (K1)
Penyelenggaraan
Rehabilitasi dan Reklamasi
Hutan, Rehabilitasi Lahan,
Perencanaan DAS serta
pengendalian perusakan
Darat (K6)

Pulihnya Kesehatan DAS kritis


(S1.P2.2.K1)
Rehabilitasi dan meningkatnya kualitas
DAS (S1.P2.K6.1)
Pulihnya Kesehatan DAS kritis
(S1.P2.K6.2)

INDIKATOR KEGIATAN
Jumlah DAS Lintas Negara yang memiliki MoU/status sebanyak 19
DAS Lintas Negara (S1.P2.K3.2.IKK.a)
Jumlah DAS prioritas yang memiliki data dan Informasi penurunan
Qmax/Qmin, kadar BOD, dan peningkatan tutupan lahan di 15 DAS
Prioritas selama 5 tahun (S1.P2.2.K3.2.IKK.b)
Jumlah RPDAST yang di internalisasi ke dalam RTRW sebanyak 108
RDAST (S1.P2.K3.2.IKK.c)
Jumlah segmen sungai serta mata air yang terpulihkan fungsi
ekosistemnya pada 15 DAS Prioritas (S1.P2.2.K5.1.IKK.a)
Jumlah danau yang diturunkan laju sedimentasi atau erosinya
(S1.P2.2.K5.2.IKK.a)
Jumlah danau yang ditingkatkan kualitas airnya (S1.P2.2.K5.2.IKK.b)
Jumlah DAS prioritas yang melakukan pembangunan embung, dam
pengendali, dan dam penahan skala kecil dan menengah di daerah
hulu selama 5 tahun di 15 DAS prioritas (S1.P.2.2.K1.b)
Jumlah RPDAST yang di Internalisasi ke dalam RTRW sebanyak 108
RDAST (S1.P2.2.K6.1.IKK.d)
Jumlah DAS Lintas Negara yang memiliki MoU/status sebanyak 19
DAS Lintas Negara (S1.P2.2.K6.1.IKK.e)
Jumlah DAS Prioritas yang dipulihkan kesehatannya melalui
pembangunan embung, dam pengendali, dan dam penahan skala
kecil dan menengah di daerah hulu sebanyak 15 DAS Prioritas
sampai dengan tahun 2019 (S1.P2.2.K6.2.IKK.a)
Jumlah DAS Prioritas yang meningkat jumlah mata airnya melalui
konservasi sumber daya air secara vegetatif, pembangunan
embung, dam pengendali, dam penahan, dan gully plug di daerah
hulu DAS serta sumur resapan sebanyak 15 DAS Prioritas sampai
dengan tahun 2019 (S1.P2.2.K6.2.IKK.b)
Jumlah DAS prioritas yang memiliki Data dan Informasi penurunan
Qmax/Qmin, kadar BOD, dan peningkatan tutupan lahan di 15 DAS
Prioritas selama 5 tahun (S1.P2.K6.2.IKK.c)

16

Tabel 9. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan pada Sasaran Strategis 2


SASARAN STRATEGIS 2
INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
PROGRAM

SASARAN PROGRAM
Meningkatnya
sumbangan hutan
lindung (dan industri)
pada devisa dan
penerimaan negara
(S2.P2)

Memanfaatkan potensi sumberdaya hutan dan lingkungan hidup secara lestari untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat yang berkeadilan (S2)
Peningkatan kontribusi Sumberdaya Hutan dan Lingkungan Hidup terhadap penerimaan devisa dan PNBP sebagai masukan
terhadap PDB Nasional
Pengendalian DAS dan Hutan Lindung

INDIKATOR PROGRAM
Sumbangan hutan
lindung (dan industri)
pada devisa dan
penerimaan negara
meningkat setiap tahun
(S2.P2.IKP)

KEGIATAN
Penyelenggaraan
Pengembangan Persuteraan
Alam (K9)

SASARAN KEGIATAN
Meningkatnya Pengelolaan
Persuteraan Alam (S2.P2.K9)

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN


Persentase produksi HHBK sutera alam dari Hutan
Lindung meningkat sampai dengan 15% dari tahun
2014 (S2.P2.K9.IKK.a)

17

Tabel 10. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan pada Sasaran Strategi 3
SASARAN STRATEGIS 3
INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
PROGRAM
SASARAN
PROGRAM
Meningkatnya
pengelolaan
hutan lindung
di tingkat
tapak dan
hutan rakyat
(S3.P2.2)

INDIKATOR
PROGRAM
Jumlah unit
pengelolaan
hutan lindung
yang
beroperasi
meningkat
setiap tahun
(S3.P2.2.IKP1)

Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta keberadaan sumberdaya alam sebagai sistem penyangga
kehidupan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan (S3)
Derajat keberfungsian ekosistem meningkat setiap tahun
Pengendalian DAS dan Hutan Lindung
KEGIATAN

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN

Pembinaan Kesatuan Pengelolaan


Hutan Lindung (K2)

Meningkatnya Pengelolaan Hutan


Lindung di tingkat tapak secara lestari
(S3.P2.K2.2)

Jumlah KPHL yang beroperasi sebanyak 182 Unit KPHL sampai


dengan Tahun 2019 (S3.P2.2.K2.IKK.a)

Penyelenggaraan Rehabilitasi dan


Reklamasi Hutan, Rehabilitasi
Lahan, Perencanaan DAS, serta
Pengendalian Kerusakan Perairan
Darat (K6)
Penyelenggaraan Pengelolaan
Hutan Mangrove (K8)

Rehabilitasi dan meningkatnya kualitas


DAS (S3.P2.K6.1)

Dukungan Manajemen dan


Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Sekretariat Ditjen
Pengendalian DAS dan Hutan
Lindung (K10)

Terwujudnya reformasi tata kelola


kepemerintahan yang baik di
lingkungan Direktorat Jenderal
Pengendalian DAS dan Hutan Lindung
(S3.P2.2.K10)

Meningkatnya Pengelolaan Hutan


Mangrove (S3.P2.K8)

Kapasitas pengelola KPHL meningkat setiap tahun


(S3.P2.2.K2.IKK.b)
Jumlah KPHL yang beroperasi sebanyak 182 KPHL sampai
dengan tahun 2019 (S3.P2.2.K6.1.IKK.a)

Jumlah wilayah kerja yang memiliki ketersediaan data dan


informasi pengelolaan hutan mangrove di dalam kawasan
hutan sebanyak 2 wilayah kerja sepanjang tahun selama 5
tahun (S3.P2.K8.IKK.a)
Jumlah Provinsi yang mengaktifkan Kelompok kerja mangrove
daerah sebanyak 31 Provinsi (S3.P2.K8.IKK.b)
Jumlah wilayah kerja yang memiliki model pengelolaan hutan
mangrove di dalam kawasan hutan sebanyak 2 wilayah kerja
sepanjang tahun selama 5 tahun (S3.P2.K8.IKK.c)
Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Ditjen
PKDASHL sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin
kinerja yang optimal: "SAKIP" dengan nilai minimal 78,00 (A)
di tahun 2019 (S3.P2.2.K10.IKK.a)

18

Tabel 11. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan pada Sasaran Strategis 3
SASARAN STRATEGIS 3
INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
PROGRAM
SASARAN
PROGRAM
Meningkatnya
pengelolaan hutan
lindung di tingkat
tapak dan hutan
rakyat (S3.P2.2)

INDIKATOR
PROGRAM
Persentase pemenuhan
kayu bulat dari hutan
rakyat meningkat
setiap tahun
(S3.P2.2.IKP2)

Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta keberadaan sumberdaya alam sebagai sistem penyangga
kehidupan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan (S3)
Derajat keberfungsian ekosistem meningkat setiap tahun
Pengendalian DAS dan Hutan Lindung
KEGIATAN
Pembinaan Rehabilitasi dan
Reklamasi Hutan, Rehabilitasi
Lahan serta Konservasi Tanah
dan Air (K1)

SASARAN KEGIATAN
Meningkatnya produksi kayu
bulat dari hutan rakyat
(S3.P2.2.K1)

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN


Jumlah produksi kayu dari hutan rakyat menjadi 100 juta
M3 di tahun 2019 (S3.P2.3.K1.IKK.d)

B. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan

Kegiatan merupakan bagian dari program yang dilaksanakan oleh satuan kerja setingkat eselon 2 (direktorat/ setditjen di
pusat) dan satuan kerja setingkat eselon 3 (UPT Ditjen PDASHL) yang terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumberdaya baik
yang berupa personil (sumberdaya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, dan/atau kombinasi dari
beberapa atau kesemua jenis sumberdaya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk
barang/jasa. Dalam pelaksanaan Program Pengendalian DAS dan Hutan Lindung didukung oleh 10 (sepuluh) kegiatan yang
dilaksanakan oleh satuan kerja setingkat eselon II (direktorat/ setditjen di pusat) sebanyak 6 kegiatan dan satuan kerja setingkat
eselon III (Unit Pelaksanan Teknis Lingkup Ditjen PDASHL di daerah) sebanyak 4 kegiatan. Kegiatan yang dilaksanakan oleh
direktorat/ setditjen bersifat pembinaan dan kegiatan yang dilaksanakan oleh UPT bersifat penyelenggaraan, sebagaimana Tabel 12.

19

Tabel 12. Nomenklatur Kegiatan lingkup Ditjen PDASHL


No

Nama Kegiatan

Unit Kerja

Pembinaan Penyelenggaraan Pengelolaan DAS

Pusat

Pembinaan Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, Rehabilitasi Lahan serta Konservasi Tanah dan Air

Pusat

Pembinaan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung

Pusat

Pembinaan Perbenihan Tanaman Hutan

Pusat

Pembinaan Pengendalian Kerusakan Perairan Darat

Pusat

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen PDASHL

Pusat

Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, Rehabilitasi Lahan, Perencanaan DAS, serta Pengendalian
Kerusakan Perairan darat

UPT

Penyelenggaraan Perbenihan Tanaman Hutan

UPT

Penyelenggaraan pengelolaan hutan mangrove

UPT

10

Penyelenggaraan Pengembangan persuteraan alam

UPT

Strategi pencapaian target-target output Lingkup Ditjen PDASHL dilaksanakan dan difasilitasi baik oleh satker pusat maupun
satker UPT Lingkup Ditjen PDASHL. Sesuai tusinya, satker pusat melaksanakan pembinaan teknis terhadap pencapaian output,
penetapan Norma Standar Prosedur Kerja (NSPK), dan pengumpulan data dan penyajian data/ informasi skala nasional, serta
pelaksanaan sasaran output lingkup nasional. Satker UPT lingkup Ditjen PDASHL melaksanakan sasaran output yang sifatnya output
fisik maupun non fisik sesuai tusi masing-masing UPT. Nama kegiatan, sasaran dan indikator pada Program Pengendalian DAS dan
Hutan Lindung adalah sebagai berikut:

20

Tabel 13. Target Fisik Tahunan Berdasarkan Indikator Kinerja Kegiatan dan Indikatif Anggaran
KEGIATAN
1. Pembinaan
Rehabilitasi dan
Reklamasi Hutan,
Rehabilitasi Lahan
serta Konservasi
Tanah dan Air

SASARAN
KEGIATAN
Pulihnya
Kesehatan DAS
kritis

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN

1)
2)

3)
4)
2. Pembinaan
Kesatuan
Pengelolaan Hutan
Lindung
3. Pembinaan
Penyelenggaraan
Pengelolaan DAS

Meningkatnya
pengelolaan hutan
lindung ditingkat
tapak secara lestari
Menurunnya
kekritisan DAS
Prioritas

1)
2)
1)
2)

3)
4. Pembinaan
Pengembangan
Perbenihan
Tanaman Hutan

Meningkatnya
kualitas dan
distribusi
Perbenihan
Tamanan Hutan

1)

2)

3)

TARGET

Anggaran

(Rp. Miliar)
2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah lahan kritis berkurang seluas 5,5 juta 1.250.000 Ha 2.500.000 Ha 3.750.000 Ha 5.000.000 Ha 5.500.000 Ha
75.00
hektar melalui rehabilitasi didalam KPH dan
DAS
Jumlah DAS prioritas yang melakukan
5 DAS
7 DAS
10 DAS
12 DAS
15 DAS
70.00
pembangunan embung, dam pengendali,
dan dampenahan skalakecil dan menengah
didaerah hulu selama 5 tahun di 15 DAS
prioritas
Hutan Kota dan pemeliharaannya seluas
1.000 Ha
2.000 Ha
3.000 Ha
4.000 Ha
5.000 Ha
45.00
5.000 Ha
Jumlah produksi kayu dari hutan rakyat
20 juta M3
20 juta M3
20 juta M3
20 juta M3
20 juta M3
35.00
menjadi 100 juta M3 di tahun 2019
Jumlah KPHL yang beroperasi sebanyak 182
40 KPHL
80 KPHL
120 KPHL
160 KPHL
182 KPHL
100.00
KPHL sampai dengan tahun 2019
Kapasitas pengelola KPHL meningkat setiap
40 KPHL
80 KPHL
120 KPHL
160 KPHL
182 KPHL
75.00
tahun
Jumlah DAS Lintas Negara yang memiliki
3 DAS
7 DAS
11 DAS
15 DAS
19 DAS
25.00
MoU/ status sebanyak 19 DAS Lintas Negara
Jumlah DAS prioritas yang memiliki Data
5 DAS
7 DAS
10 DAS
12 DAS
15 DAS
85.00
dan Informasi penurunan Qmax/ Q min,
kadarBOD, dan peningkatan tutupan lahan
di 15 DAS Prioritas selama 5 tahun
Jumlah RPDAST yang diinternalisasi kedalam 20 RPDAST 40 RPDAST 60 RPDAST 80 RPDAST 108 RPDAST
75.00
RTRW sebanyak 108 RPDAST
Luas sumber benih berkualitas yang
170 Ha
250 Ha
330 Ha
410 Ha
490 Ha
75.00
dibangun melalui kebun benih semai/ kebun
benih klon dan areal Sumber daya genetic
seluas 490 Ha
Jumlah bibit berkualitas yang disediakan dan
37,5 Juta
75 Juta
112,5 Juta
150 Juta
187,5 Juta
75.00
distribusikan dari 50unit persemaian
Bibit
Bibit
Bibit
Bibit
Bibit
permanen dan sumber lainnya sebanyak
187,5 juta bibit secara kumulatif sampai
tahun 2019
Luas areal pengelolaan sumberbenih
10.500 Ha
10.500 Ha
10.500 Ha
10.500 Ha
10.500 Ha
50.00
sepanjang tahun sampai dengan tahun 2019
seluas 10.500 Ha

21

KEGIATAN
5. Pembinaan
Pengendalian
Kerusakan
Perairan Darat

6. Penyelenggaraan
Rehabilitasi dan
Reklamasi Hutan,
Rehabilitasi Lahan,
Perencanaan DAS,
serta Pengendalian
Kerusakan
Perairan darat

SASARAN
KEGIATAN
1. Terpulihkannya
fungsi ekosistem
di segmen
sungai pada 15
DAS Prioritas
2. Meningkatnya
Kualitas
ekosistem danau
di 15 Danau
Prioritas
Rehabilitasi dan
meningkatnya
kualitas DAS

Pulihnya kesehatan
DAS kritis

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN


1) Jumlah segmen sungai serta mata air yang
terpulihkan fungsi ekosistemnya pada 15
DAS Prioritas

Anggaran

TARGET
2015
-

2016
3 Sungai

2017
6 Sungai

2018
10 Sungai

2019
15 Sungai

(Rp. Miliar)
50.00

1) Jumlah danau yang diturunkan laju


sedimentasi dan erosinya

1 danau

5 danau

9 danau

12 danau

15 danau

50.00

2) Jumlah danau yang ditingkatkan kualitas


airnya

1 danau

5 danau

9 danau

12 danau

15 danau

60.00

1) Jumlah KPHL yang beroperasi sebanyak 182


40 KPHL
80 KPHL
120 KPHL
160 KPHL
182 KPHL
KPHL sampai dengan tahun 2019
2) Luas Hutan Kota dan pemeliharaannya
1.000 Ha
2.000 Ha
3.000 Ha
4.000 Ha
5.000 Ha
seluas 5.000Ha
3) Lahan kritis berkurang seluas 5,5 juta hektar 1.250.000 Ha 2.500.000 Ha 3.750.000 Ha 5.000.000 Ha 5.500.000 Ha
melalui ehabilitasi didalam KPH dan DAS
4) Jumlah RPDAST yang diinternalisasi kedalam 20 RPDAST 40 RPDAST 60 RPDAST 80 RPDAST 108 RPDAST
RTRW sebanyak 108 RPDAST
5) Jumlah DAS Lintas Negara yang memiliki
3 DAS
7 DAS
11 DAS
15 DAS
19 DAS
MoU/status sebanyak 19 DAS Lintas Negara
6) Produksi dan distribusi bibit sebanyak
27,75 jt btg 55,5 jt btg
83,25 jt btg 111,0 jt btg 138,75 jt btg
138,75 juta bibit berkualitas
7) Jumlah DAS Prioritas yang dipulihkan
5 DAS
7 DAS
10 DAS
12 DAS
15 DAS
kesehatannya melalui pembangunan
embung, dam pengendali, dan dam
penahan skala kecil dan menengah didaerah
hulu sebanyak 15 DAS Prioritas sampai
dengan tahun 2019
8) Jumlah DAS Prioritas yang meningkat
5 DAS
7 DAS
10 DAS
12 DAS
15 DAS
jumlah mataairnya melalui konservasi
sumberdayaair secara vegetatif, pembangunan embung, dam pengendali, dam
penahan, dan gully plug didaerah hulu DAS
serta sumur resapan sebanyak 15 DAS
Prioritas sampai dengan tahun 2019
9) Jumlah DAS prioritas yang memiliki Data
5 DAS
7 DAS
10 DAS
12 DAS
15 DAS
dan Informasi penurunan Q max/Q min,
kadar BOD, dan pening-katan tutupan lahan
di 15 DAS Prioritas selama 5 tahun

1,820.00
250.00
38,500.00
717.00
114.00
693.75
2,250.00

1,500.00

375.00

22

KEGIATAN
7. Penyelenggaraan
Perbenihan
Tanaman Hutan

8. Penyelenggaraan
pengelolaan hutan
mangrove

9. Penyelenggaraan
pengembangan
persuteraan alam
10. Dukungan
manajemen dan
pelaksanaan tugas
teknis lainnya
Ditjen PDASHL

SASARAN
KEGIATAN
Meningkatnya
Kualitas dan
Distribusi
Perbenihan
Tamanan Hutan

Meningkatnya
Pengelolaan Hutan
Mangrove

Meningkatnya
Pengelolaan
Persuteraan Alam
Terwujudnya
reformasi tata
kelola
kepemerintahan
yang baik di
lingkungan Ditjen
PDASHL

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN


1) Luas sumber benih berkualitas yang
terbangun melalui kebun benih semai/kebun
benih klon dan areal Sumberdaya genetik
seluas 490 Ha
2) Jumlah bibit berkualitas yang disediakan dan
distribusikan dari 50 unit persemaian
permanen & sumber lainnya sebanyak 48,75
juta bibit secara kumulatif sampai tahun
2019
3) Luas areal pengelolaan sumber benih
sepanjang tahun sampai dengan tahun 2019
seluas 10.500 Ha
1) Jumlah wilayah kerja yang memiliki
ketersediaan data dan informasi pengelolaan
hutan mangrove didalam kawasan hutan
sebanyak 2 wilayah kerja sepanjang tahun
selama 5 tahun
2) Jumlah Provinsi yang mengaktifkan
kelompok kerja mangrove daerah sebanyak
31 Provinsi
3) Jumlah wilayah kerja yang memiliki model
pengelolaan hutan mangrove didalam
kawasan hutan sebanyak 2 wilayah kerja
sepanjang tahun selama 5 tahun
1) Prosentase produksi HHBK sutera alam dari
Hutan Lindung meningkat sampai dengan
15% dari tahun 2014
1) Tata kelola pemerintahan yang baik di
lingkungan Ditjen PDASHL dalam kerangka
reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja
yang optimal. SAKIP dengan nilai minimal
78,00 (A) di tahun 2019

Anggaran

TARGET
2015
170 Ha

2016
250 Ha

2017
330 Ha

2018
410 Ha

2019
490 Ha

29,25 Juta
Bibit

39,0 Juta
Bibit

48,75 Juta
Bibit

(Rp. Miliar)
490.00

9,75 Juta
Bibit

19,5 Juta
Bibit

243.75

10.500 Ha

10.500 Ha

10.500 Ha

10.500 Ha

10.500 Ha

262.50

2 wilayah
kerja

2 wilayah
kerja

2 wilayah
kerja

2 wilayah
kerja

2 wilayah
kerja

50.00

31 prov

31 prov

31 prov

31 prov

31 prov

50.00

2 wilayah
kerja

2 wilayah
kerja

2 wilayah
kerja

2 wilayah
kerja

2 wilayah
kerja

50.00

3%

6%

9%

12%

15%

75.00

70 Poin

72 Poin

74 Poin

76 Poin

78 Poin

462.00

23

C. Sasaran dan Indikator Unit Kegiatan

Unit Kegiatan merupakan turunan dari suatu aktivitas yang berada pada level unit eselon III pada unit eselon II (sekretariat maupun
direktorat) atau pada unit eselon IV pada UPT. Pada unit eselon II, unit kegiatan menggambarkan aktivitas pada unit-unit eselon III,
sedangkan unit kegiatan pada unit eselon III UPT menggambarkan aktivitas pada unit-unit eselon IV.
Tabel 14. Sasaran Unit Kegiatan pada Sasaran Program 1 (S1 P2.1)
Sasaran Program
Indikator Sasaran Program
KEGIATAN/
SASARAN
KEGIATAN

Meningkatnya tutupan hutan di hutan lindung dan lahan (S1.P2.1)


Luas tutupan hutan lindung dan lahan meningkat setiap tahun (S1.P2.1.IKP)

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN

UNIT KEGIATAN

SASARAN UNIT
KEGIATAN

INDIKATOR UNIT KEGIATAN

Pembinaan Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, Rehabilitasi Lahan serta Konservasi Tanah dan Air (K1)
Pulihnya Kesehatan
DAS kritis
(S1.P2.1.K1)

1. Luas lahan kritis


berkurang seluas 5,5
juta hektar melalui
rehabilitasi didalam
KPH dan DAS
(S1.P2.1.K1.IKK.a)

Pemolaan
Konservasi Tanah
dan Air

Memolakan rehabilitasi
lahan kritis seluas 5,5
juta hektar di KPH dan
DAS

Pembinaan
Pelaksanaan
Reboisasi

Terkendalinya
pelaksanaan reboisasi di
KPH dan Hutan Lindung

1. Tersedianya bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan perencanaan


dan sistem informasi rehabilitasi lahan kritis 5,5 juta hektar di KPH dan
DAS
2. Tersedianya bahan penyusunan NSPK perencanaan dan sistem informasi
rehabilitasi lahan kritis 5,5 juta hektar di KPH dan DAS
3. Terlaksananya bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi
lahan kritis 5,5 juta hektar di KPH dan DAS
4. Terlaksananya supervisi atas pelaksanaan urusan perencanaan dan
sistem informasi rehabilitasi lahan kritis 5,5 juta hektar di KPH dan DAS
di daerah
5. Terlaksananya layanan perkantoran direktorat
1. Tersedianya bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan pembangunan
dan pengembangan reboisasi hutan lindung serta hutan mangrove dan
pantai
2. Tersedianya bahan penyusunan NSPK reboisasi hutan lindung serta
hutan mangrove dan pantai
3. Terlaksananya bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan reboisasi
hutan lindung serta hutan mangrove dan pantai
4. Terlaksananya supervisi atas pelaksanaan urusan pembangunan dan
pengembangan reboisasi hutan lindung serta hutan mangrove dan pantai
di daerah

24

KEGIATAN/
SASARAN
KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN

2. Tanaman Hutan Kota


seluas 5.000 Ha
(S1.P2.1.K1.IKK.c)

UNIT KEGIATAN

SASARAN UNIT
KEGIATAN

Pembinaan
Pelaksanaan
Reklamasi dan
Rehabilitasi
Penggunaan
Kawasan Hutan

Terkendalinya
pelaksanaan reklamasi
dan rehabilitasi
penggunaan kawasan
hutan

Pembinaan
Pelaksanaan
Penghijauan

Terkendalinya
pelaksanaan
penghijauan hutan
rakyat, hutan kota,
penghijauan lingkungan

Pembinaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Hutan (K4)


Meningkatnya
Kualitas dan
Distribusi
Perbenihan
Tanaman Hutan
(S1.P2.1.K4.1)

1. Luas sumber benih


berkualitas yang
dibangun melalui kebun
benih semai/ kebun
benih klon dan areal
Sumber daya genetik
seluas 490 Ha
(S1.P2.1.K4.IKK.a)
2. Jumlah bibit berkualitas
yang disediakan dan
distribusikan dari 50
unit persemaian
permanen dan sumber
lainnya sebanyak 187,5
juta bibit secara
kumulatif sampai tahun
2019
(S1.P2.1.K4.IKK.b)

Pembinaan
pengembangan
sumber benih dan
sumberdaya genetik

Terkendalinya
pengembangan sumber
benih dan sumberdaya
genetic

Pemolaan
perbenihan
tanaman hutan

Memolakan
Pengembangan
perbenihan dan bibit
tanaman hutan

INDIKATOR UNIT KEGIATAN


1. Tersedianya bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan pembangunan
dan pengembangan reklamasi dan rehabilitasi penggunaan kawasan
hutan
2. Tersedianya bahan penyusunan NSPK reklamasi dan rehabilitasi
penggunaan kawasan hutan
3. Terlaksananya bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan reklamasi dan
rehabilitasi penggunaan kawasan hutan
4. Terlaksananya supervisi atas pelaksanaan urusan pembangunan dan
pengembangan reklamasi dan rehabilitasi penggunaan kawasan hutan di
daerah
1. Tersedianya bahan perumusan dan pelaksanaan pembangunan dan
pengembangan hutan kota, penghijauan lingkungan dan hutan rakyat
2. Tersedianya bahan penyusun NSPK pembangunan dan pengembangan
hutan kota, penghijauan lingkungan dan hutan rakyat
3. Terlaksananya bimbingan teknis pembangunan dan pengembangan
hutan kota, penghijauan lingkungan dan hutan rakyat
4. Terlaksananya supervisi pengembangan hutan kota, penghijauan
lingkungan dan hutan rakyat di daerah
1. Tersedianya bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
pengembangan sumber benih dan sumber daya genetik
2. Tersedianya NSPK pengembangan sumber benih dan sumber daya
genetik
3. Terlaksananya bimbingan teknis dan evaluasi pengembangan sumber
benih dan sumber daya genetik
4. Terlaksananya supervisi pengembangan sumber benih dan sumber daya
genetik di daerah
1. Tersedianya bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan perencanaan
serta data dan informasi PTH
2. Tersedianya bahan penyusunan NSPK perencanaan serta data dan
informasi PTH
3. Terlaksananya bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan bimbingan
teknis perencanaan serta data dan informasi PTH
4. Terlaksananya supervisi atas pelaksanaan urusan perencanaan serta data
dan informasi PTH di daerah
5. Terkelolanya Pusat Persemaian dan Sumber Benih Rumpin
6. Terlaksananya layanan perkantoran direktorat

25

KEGIATAN/
SASARAN
KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
3. Luas areal pengelolaan
sumber benih
sepanjang tahun
sampai dengan tahun
2019 seluas 10.500 Ha
(S1.P2.1.K4.1.IKK.c)

UNIT KEGIATAN
Pembinaan
Pengembangan
usaha perbenihan

SASARAN UNIT
KEGIATAN

INDIKATOR UNIT KEGIATAN

Terkendalinya
pengembangan usaha
perbenihan tanaman
hutan

1. Tersedianya bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan usaha


perbenihan, pengembangan jejaring kerja, dan pengembangan
informasi, peningkatan kapasitas pengawas perbenihan, karantina benih
dan SKPD pengawasan peredaran PTH
2. Tersedianya bahan penyusunan NSPK usaha perbenihan, pengembangan
jejaring kerja, dan pengembangan informasi, peningkatan kapasitas
pengawas perbenihan, karantina benih dan SKPD pengawasan peredaran
PTH
3. Terlaksananya bimbingan teknis usaha perbenihan, pengembangan
jejaring kerja, dan pengembangan informasi, peningkatan kapasitas
pengawas perbenihan, karantina benih dan SKPD pengawasan peredaran
PTH
4. Terlaksananya supervisi pengembangan usaha PTH di daerah
Pembinaan
Terkendalian peredaran
1. Tersedianya bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan pengendalian
pengendalian
benih tanaman hutan
peredaran PTH
peredaran benih
2. Tersedianya bahan NSPK pengendalian peredaran perbenihan tanaman
hutan
3. Terlaksananya bimbingan teknis pengendalian peredaran PTH
4. Terlaksananya supervisi pengendalian peredaran PTH di daerah
Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, Rehabilitasi Lahan, Perencanaan DAS, serta
Pengendalian Kerusakan Perairan darat (K6)
Rehabilitasi dan
1. Tanaman hutan kota
Perencanaan
Menyediakan
1. Tersedianya rancangan kegiatan hutan kota, penghijauan lingkungan,
meningkatnya
seluas 5.000 Ha
pengelolaan DAS
perencanaan rehabilitasi
dan hutan rakyat
kualitas DAS
(S1.P2.K6.IKK.c)
dan Hutan Lindung
dan reklamasi hutan
2. Terlaksananya penanaman Hutan Kota seluas 5.000 Ha, penghijauan
(S1.P2.1.K6.1)
lingkungan, dan hutan rakyat
3. Terpeliharanya tanaman hutan kota seluas 5.000 Ha
Kelembagaan
Berkembangnya
1. Terlaksananya bimbingan dan teknis kelembagaan pelaksanaan
pengelolaan DAS
kelembagaan rehabilitasi
penanaman dan pemeliharaan hutan kota, penghijauan lingkungan, dan
dan Hutan Lindung
dan reklamasi hutan
hutan rakyat
Evaluasi
Tersedinya data evaluasi
1. Terlaksananya monitoring dan evaluasi pelaksanaan penanaman dan
pengelolaan DAS
hasil rehabilitasi dan
pemeliharaan hutan kota, penghijauan lingkungan, dan hutan rakyat
dan Hutan Lindung
reklamasi hutan
2. Tersedianya data dan informasi hasil penanaman dan pemeliharaan
hutan kota, penghijauan lingkungan, dan hutan rakyat
2. Lahan kritis berkurang
Perencanaan
Tersedianya
1. Tersedianya rencana rehabilitasi dan reklamasi hutan di KPH / Hutan
seluas 5,5 juta hektar
pengelolaan DAS
perencanaan rehabilitasi
Lindung dan DAS
melalui rehabilitasi
dan Hutan Lindung
dan reklamasi hutan
2. Tersedianya rancangan rehabilitasi dan reklamasi hutan di KPH/Hutan
didalam KPH dan DAS
Lindung dan DAS
(S1.P2.K6.1.IKK.f)
3. Tanaman rehabilitasi dan reklamasi hutan di KPH/Hutan Lindung
4. Terpeliharanya tanaman pada KPHL/Hutan Lindung dan DAS

26

KEGIATAN/
SASARAN
KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN

UNIT KEGIATAN

Kelembagaan
pengelolaan DAS
dan Hutan Lindung
Evaluasi
pengelolaan DAS
dan Hutan Lindung

Tata Usaha
3. Produksi dan distribusi
Kelembagaan
bibit sebanyak 135 juta
pengelolaan DAS
bibit berkualitas
dan Hutan Lindung
(S1.P2.K6.1.IKK.f)
Penyelenggaraan Perbenihan Tanaman Hutan (K7)
Meningkatnya
1. Luas sumber benih
Pembangunan dan
Kualitas dan
berkualitas yang
pengelolaan sumber
Distribusi
terbangun melalui
benih
Perbenihan
kebun benih semai/
Tanaman Hutan
kebun benih klon dan
(S1.P2.K7.1.)
areal Sumber daya
genetik seluas 490 Ha
(S1.P2.K7.1.IKK.a)
2. Jumlah bibit berkualitas
Penyediaan
yang disediakan dan
informasi
distribusikan dari 50
perbenihan
unit persemaian
tanaman hutan
permanen dan sumber
lainnya sebanyak 187,5
juta bibit secara
kumulatif sampai tahun
2019
(S1.P2.K7.1.IKK.b)

SASARAN UNIT
KEGIATAN

INDIKATOR UNIT KEGIATAN

5. Terlaksananya bimbingan teknis pelaksanaan pembuatan tanaman dan


pemeliharaan pada KPHL/Hutan Lindung dan DAS
Pengembangan
1. Terlaksananya bimbingan dan teknis pelaksanaan penanaman dan
kelembagaan rehabilitasi
pemeliharaan hutan kota, penghijauan lingkungan, dan hutan rakyat
dan reklamasi hutan
2. Terlaksananya bimbingan dan teknis kelembagaan pelaksanaan
penanaman dan pemeliharaan hutan kota, penghijauan lingkungan, dan
hutan rakyat
Menyediakan data
1. Terlaksananya monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembuatan
evaluasi hasil rehabilitasi
tanaman dan pemeliharaan 1 dan 2 rehabilitasi hutan pada KPHL/HL
dan reklamasi hutan
2. Terlaksananya monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembuatan
tanaman dan pemeliharaan 1 dan 2 rehabilitasi hutan pada KPHL/HL
3. Terdokumentasinya kegiatan hasil pembuatan tanaman dan
pemeliharaan 1 dan 2 rehabilitasi hutan pada KPHL/HL
Menyelenggarakan
Terselenggaranya layanan perkantoran balai
ketatausahaan balai
Berkembangnya
1. Operasionalisasi 37 unit persemaian permanen
kelembagaan rehabilitasi 2. Produksi bibit dari PP dan sumber lainnya sebanyak 135 juta batang
dan reklamasi hutan
3. Terdistribusinya bibit sebanyak 135 juta bibit
4. Terkelolanya laboratorium kultur jaringan, 4 unit
Meningkatnya sumber
benih berkualitas

1. Terlaksananya pembangunan dan pemeliharaan KBK/KBS dan ASDG, 490


Ha
2. Meningkatnya kapasitas SDM pembangunan KBK/KBS dan ASDG

Meningkatnya data
informasi PTH yang
akurat dan persemaian
terkelola

1. Tersedianya data dan informasi perbenihan tanaman hutan


2. Operasionalisasi persemaian permanen
3. Produksi dan pendistribusian persemaian permanen sebanyak 52,5 juta
batang dari 13 Unit PP
4. Terkelolanya laboratorium kultur jaringan, 6 unit

27

KEGIATAN/
SASARAN
KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
3. Luas areal pengelolaan
sumber benih
sepanjang tahun
sampai dengan tahun
2019 seluas 10.500 Ha
(S1.P2. K7.1.IKK.c)

UNIT KEGIATAN
Pengendalian
peredaran
perbenihan
tanaman hutan
Pembangunan dan
pengelolaan sumber
benih

SASARAN UNIT
KEGIATAN
Meningkatnya
pengendalian peredaran
perbenihan tanaman
hutan
Meningkatnya sumber
benih berkualitas

INDIKATOR UNIT KEGIATAN


1.
2.
3.
4.
1.
2.

Update sumber benih


Terkendalinya peredaran PTH
Termonitornya kegiatan pengelolaan sumber benih
Meningkatnya kapasitas SDM pengelolaan sumber benih di daerah
Terbinanya pengelolaan sumber benih
Meningkatnya kapasitas SDM pengelolaan sumber benih

28

Tabel 15. Sasaran Unit Kegiatan pada Sasaran Program 2 (S1.P2.2)


Sasaran Program
Indikator Sasaran Program

Meningkatnya kesehatan DAS Prioritas (S1.P2.2)


Kualitas DAS prioritas meningkat setiap tahun (S1.P2.2.IKP)

KEGIATAN/
INDIKATOR KINERJA
SASARAN
UNIT KEGIATAN
KEGIATAN
KEGIATAN
Pembinaan Penyelenggaraan Pengelolaan DAS (K3)
Menurunnya
1. Jumlah DAS Lintas Negara
Pemolaan pengendalian
Kekritisan DAS
yang memiliki MoU/ status
DAS
Prioritas
sebanyak 19 DAS Lintas
(S3.P2.2.K3.2)
Negara (S3.P2.K3.2.IKK.a)

SASARAN UNIT
KEGIATAN
Memolakan
Perencanaan dan
Pengendalian DAS

Kelembagaan
pengendalian DAS

Meningkatnya
pengembangan
kelembagaan
pengendalian DAS

2. Jumlah DAS prioritas yang


memiliki Data dan Informasi
penurunan Q max/ Q min,
kadar BOD, dan peningkatan
tutupan lahan di 15 DAS
Prioritas selama 5 tahun
(S3.P2.K3.2.IKK.b)

Evaluasi pengelolaan
DAS

Menyediakan data dan


informasi kinerja DAS
yang akurat

Pengendalian
pengelolaan DAS

Meningkatkan
pengendalian
pengelolaan DAS

3. Jumlah RPDAST yang


diinternalisasi kedalam
RTRW sebanyak 108
RPDAST (S3.P2.K3.2.IKK.c)

Pemolaan pengendalian
DAS

Memolakan
Perencanaan dan
Pengendalian DAS

INDIKATOR UNIT KEGIATAN

1. Tersedianya bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan


2. Tersedianya bahan penyusunan NSPK
3. Terlaksananya bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan
bimbingan teknis
4. Terlaksananya supervisi atas pelaksanaan urusan perencanaan
dan sistem informasi di daerah
1. Tersedianya bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
2. Tersedianya bahan penyusunan NSPK
3. Terlaksananya bimbingan bimbingan teknis dan evaluasi
pelaksanaan bimbingan teknis
4. Terlaksananya supervisi atas urusan identifikasi dan penguatan
kelembagaan PEPDAS di daerah.
1. Tersedianya bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan
2. Tersedianya bahan penyusunan NSPK
3. Terlaksananya bimbingan bimbingan teknis dan evaluasi
pelaksanaan bimbingan teknis
4. Terlaksananya supervisi atas pelaksanaan urusan evaluasi
pengelolaan daerah aliran sungai di daerah.
1. Tersedianya bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan
2. Tersedianya bahan penyusunan NSPK
3. Terlaksananya bimbingan bimbingan teknis dan evaluasi
pelaksanaan bimbingan teknis
4. Terlaksananya supervisi atas pelaksanaan urusan pengendalian
pengelolaan daerah aliran sungai yang dipertahankan dan
daerah aliran sungai yang dipulihkan di daerah
1. Tersedianya bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan;
2. Tersedianya bahan penyusunan NSPK
3. Terlaksananya bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan
bimbingan teknis
4. Terlaksananya supervisi atas pelaksanaan urusan perencanaan
dan sistem informasi di daerah

29

KEGIATAN/
INDIKATOR KINERJA
SASARAN
UNIT KEGIATAN
KEGIATAN
KEGIATAN
Pembinaan Pengendalian Kerusakan Perairan Darat (K5)
1. Terpulihkannya 1. Jumlah segmen sungai serta
Pemolaan pengendalian
fungsi ekosistem
mata air yang terpulihkan
kerusakan perairan darat
di segmen sungai
fungsi ekosistemnya pada 15
pada 15 DAS
DAS Prioritas
Prioritas
(S3.P2.2.K5.1.IKK.a)
(S3.P2.2.K5.1)

2. Meningkatnya
2. Jumlah Danau yang
Kualitas
diturunkan laju sedimentasi
Ekosistem danau
atau erosinya
di 15 danau
(S3.P2.2.K5.2.IKK.a)
prioritas
(S3.P2.2.K5.2.)

SASARAN UNIT
KEGIATAN
Memolakan
pengendalian
kerusakan perairan
darat

Pengendalian kerusakan
sungai

Meningkatkan
pengendalian
kerusakan sungai

Pengendalian mata air


dan air tanah

Meningkatkan
pengendalian
kerusakan mata air dan
air tanah

Pengendalian kerusakan
danau

Meningkatkan
pengendalian
kerusakan danau

INDIKATOR UNIT KEGIATAN

1. Tersedianya bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan dan


koordinasi pelaksanaan.
2. Tersedianya bahan penyusunan NSPK di bidang perencanaan
serta data dan informasi pengendalian kerusakan ekosistem
perairan darat.
3. Terlaksananya pemberian bimbingan teknis dan evaluasi
pelaksanaan bimbingan teknis.
4. Tersedianya bahan supervisi atas pelaksanaan urusan
perencanaan serta data dan informasi pengendalian kerusakan
ekosistem perairan darat.
1. Tersedianya bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan dan
koordinasi pelaksanaan;
2. Tersedianya bahan pelaksanaan kebijakan;
3. Tersedianya bahan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan;
4. Tersedianya bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria;
5. Terlaksananya pemberian bimbingan teknis dan evaluasi
pelaksanaan bimbingan teknis
6. Tersedianya bahan supervisi atas pelaksanaan urusan
pengendalian kerusakan ekosistem sungai di daerah.
1. Tersedianya bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan dan
koordinasi pelaksanaan
2. Tersedianya bahan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan
3. Tersedianya bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria
4. Terlaksananya Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi
pelaksanaan bimbingan teknis
5. Tersedianya bahan supervisi atas pelaksanaan urusan
pengendalian kerusakan mata air dan air tanah di daerah.
1. Tersedianya bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan dan
koordinasi pelaksanaan
2. Tersedianya bahan pelaksanaan kebijakan
3. Tersedianya bahan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan
4. Tersedianya bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria
5. Terlaksananya pemberian bimbingan teknis dan evaluasi
6. Tersedianya penyiapan bahan supervisi atas pelaksanaan urusan
pengendalian kerusakan ekosistem danau di daerah

30

KEGIATAN/
SASARAN
KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
3. Jumlah Danau yang
ditingkatkan kualitas airnya
(S3.P2.2.K5.2.IKK.b)

UNIT KEGIATAN
Pengendalian kerusakan
danau

SASARAN UNIT
KEGIATAN
Mengendalikan
kerusakan danau

Pembinaan Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, Rehabilitasi Lahan serta Konservasi Tanah dan Air
(K1)
Pulihnya
1) Jumlah DAS prioritas yang
Pembinaan Pelaksanaan
Meningkatkan
Kesehatan DAS
melakukan pembangunan
Pembuatan Bangunan
mengendalian
kritis (S1.P2.2.K1)
embung, dam pengendali,
Konservasi Tanah dan Air
pelaksanaan
dan dam penahan skala kecil
pembuatan bangunan
dan menengah didaerah hulu
konservasi tanah dan
selama 5 tahun di 15 DAS
air
prioritas (S1.P.2.2.K1.b)

INDIKATOR UNIT KEGIATAN


1. Tersusunnya NSPK Peningkatan kualitas air pada Danau prioritas
2. Tersedianya data dan nformasi kualitas air pada Danau prioritas
3. Terbinanya dan terkendalinya perencanaan Peningkatan kualitas
air pada Danau prioritas
4. Terbinanya dan terkendalinya pelaksanaan Peningkatan kualitas
air pada Danau prioritas
5. Termonitornya Peningkatan kualitas air pada Danau prioritas

1. Tersedianya bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan


kebijakan dan pengembangan bangunan KTA,
2. Tersedianya bahan penyusunan NSPK pembangunan dan
pengembangan bangunan KTA,
3. Terlaksananya pemberian bimbingan teknis dan evaluasi
pembangunan dan pengembangan bangunan KTA,
4. Terlaksananya supervisi atas pelaksanaan urusan pembangunan
dan pengembangan bangunan konservasi tanah dan air di
daerah.

Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, Rehabilitasi Lahan, Perencanaan DAS, serta
Pengendalian Kerusakan Perairan darat (K6)
1. Rehabilitasi
1. Jumlah RPDAST yang
Perencanaan
Menyediakan
1. Tersosialisasinya RPDAST dengan para pihak
dan
diinternalisasi kedalam RTRW
pengelolaan DAS dan
perencanaan
2. Terinternalisasinya RPDAST ke dalam RTRW
meningkatnya
sebanyak 108 RPDAST
Hutan Lindung
pengelolaan DAS
kualitas DAS
(S1.P2.2.K6.1.IKK.d)
(S1.P2.K6.1)
2. Jumlah DAS Lintas Negara
Perencanaan
Menyediakan
1. Tersosialisasinya RPDAST dengan para pihak
yang memiliki MoU/status
pengelolaan DAS dan
perencanaan
2. Terinternalisasinya RPDAST ke dalam RTRW
sebanyak 19 DAS Lintas
Hutan Lindung
pengelolaan DAS
Negara (S1.P2.2.K6.1.IKK.e)
Kelembagaan
Berkembangnya
1. Terjalinnya kesepakatan dengan para pihak dalam pengelolaan
pengelolaan DAS dan
kelembagaan
DAS lintas Negara
Hutan Lindung
pengelolaan DAS
2. Tersusunnya dokumen kesepakatan pengelolaan DAS lintas
negara
Evaluasi pengelolaan
Menyediakan data
1. Terlaksananya monitoring pelaksanaan pengelolaan DAS lintas
DAS dan Hutan Lindung
evaluasi hasil
negara
pengelolaan DAS
2. Tersedianya data dan informasi pengelolaan DAS lintas Negara
2. Pulihnya
1. Jumlah DAS Prioritas yang
Perencanaan
Menyediakan
1. Terlaksananya prakondisi masyarakat
kesehatan DAS
dipulihkan kesehatannya
pengelolaan DAS dan
perencanaan
2. Terlaksananya Penyusunan rancangan bangunan KTA

31

KEGIATAN/
SASARAN
KEGIATAN
kritis
(S1.P2.K6.2)

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
melalui pembangunan
embung, dam pengendali,
dan dam penahan skala kecil
dan menengah didaerah hulu
sebanyak 15 DAS Prioritas
sampai dengan tahun 2019
(S1.P2.2.K6.2.IKK.a)

2. Jumlah DAS Prioritas yang


meningkat jumlah mata
airnya melalui konservasi
sumberdaya air secara
vegetatif, pembangunan
embung, dam pengendali,
dam penahan, dan gully plug
didaerah hulu DAS serta
sumur resapan sebanyak 15
DAS Prioritas sampai dengan
tahun 2019
(S1.P2.2.K6.2.IKK.b)

3. Jumlah DAS prioritas yang


memiliki Data dan Informasi
penurunan Q max/Q min,
kadar BOD, dan peningkatan
tutupan lahan di 15 DAS
Prioritas selama 5 tahun
(S1.P2.K6.2.IKK.c)

UNIT KEGIATAN
Hutan Lindung
Kelembagaan
pengelolaan DAS dan
Hutan Lindung
Evaluasi pengelolaan
DAS dan Hutan Lindung

Perencanaan
pengelolaan DAS dan
Hutan Lindung

SASARAN UNIT
KEGIATAN
rehabilitasi dan
reklamasi hutan
Berkembangnya
kelembagaan
rehabilitasi dan
reklamasi hutan
Menyediakan Data
evaluasi hasil
rehabilitasi dan
reklamasi hutan yang
akurat dan terkini
Menyediakan
perencanaan
pengendalian
kerusakan perairan
darat

Kelembagaan
pengelolaan DAS dan
Hutan Lindung

Berkembangnya
kelembagaan
pengendalian
kerusakan perairan
darat

Evaluasi pengelolaan
DAS dan Hutan Lindung

Menyediakan data
evaluasi hasil
pengendalian
kerusakan perairan
darat yang akurat dan
terkini
Menyediakan data hasil
kinerja pengelolaan
DAS

Evaluasi pengelolaan
DAS dan Hutan Lindung

INDIKATOR UNIT KEGIATAN


3.
4.
1.
2.
3.

Terlaksananya
Terlaksananya
Terlaksananya
Terlaksananya
Terlaksananya

Pembuatan bangunan KTA


Bimbingan Teknis Pembuatan bangunan KTA
sosialisasinya pembangunan KTA
Pengembangan kelembagaan KTA
Bimbingan Teknis Pembuatan bangunan KTA

1. Terpantaunya hasil pelaksanaan pembuatan buatan KTA


2. Tersedianya data dan informasi bangunan KTA

1. Terlaksananya penyusunan rancangan pengendalian kerusakan


perairan darat
2. Terlaksananya pembuatan pengendalian kerusakan perairan
darat
3. Terlaksananya bimbingan teknis pengendalian kerusakan
perairan darat
1. Terlaksananya sosialisasinya pengendalian kerusakan perairan
darat
2. Terlaksananya Pengembangan kelembagaan pengendalian
kerusakan perairan darat
3. Terlaksananya bimbingan teknis pengendalian kerusakan
perairan darat
1. Terpantaunya hasil pelaksanaan pengendalian kerusakan
perairan darat
2. Tersedianya data dan informasi pengendalian kerusakan
perairan darat
1. Termonitornya hasil SPAS
2. Termonitornya data tutupan lahan
3. Tersedianya data dan informasi kinerja DAS secara series

32

Tabel 16. Sasaran Unit Kegiatan pada Sasaran Program 3 (S3.P2)


Sasaran Program
Indikator Sasaran Program

Meningkatnya Kontribusi PDB dari Hutan Lindung


Meningkatnya Kontribusi PDB dari Pemanfaatan Hutan Lindung Setiap Tahun

KEGIATAN/
INDIKATOR KINERJA
SASARAN
UNIT KEGIATAN
KEGIATAN
KEGIATAN
Penyelenggaraan Pengembangan persuteraan alam (K9)
Meningkatnya
Prosentase produksi HHBK
Pengujian Persuteraan
Pengelolaan
sutera alam dari Hutan Lindung
Alam
Persuteraan
meningkat sampai dengan 15%
Alam (S2.P2.K9)
dari tahun 2019(S2.P2.K9.IKK.a)
Peredaran Persuteraan
Alam
Informasi Persuteraan
Alam
Tata Usaha

SASARAN UNIT
KEGIATAN

INDIKATOR UNIT KEGIATAN

Meningkatnya
pengujian persuteraan
alam
Meningkatnya
pengendalian peredaran
persuteraan alam

1.
2.
3.
1.
2.

Terlaksananya
Terlaksananya
Terlaksananya
Terlaksananya
Terlaksananya
alam

pengujian mutu persuteraan alam


pengembangan budidaya ulat sutera
pengembangan budidaya tanaman murbei
rekomendasi dan sertifikasi
peningkatan kapasitas pengelolaan persuteraan

Menyediakan data dan


informasi persuteraan
alam yang akurat dan
terkini
Menyelenggarakan
ketatausahaan balai

1.
2.

Terlaksananya pemantauan dan evaluasi Persuteraan Alam


Terlaksananya pengelolaan sistem data dan informasi

Terlaksananya urusan rumah tangga balai

33

Tabel 17. Sasaran Unit Kegiatan pada Sasaran Program 3 (S3.P2)


Sasaran Program
Indikator Sasaran Program

Meningkatnya Pengelolaan Hutan Lindung di Tingkat Tapak dan Hutan Rakyat


Jumlah Unit Pengelolaan Hutan Lindung yang Beroperasi meningkat Setiap Tahun (S3.P2.IKP1)

KEGIATAN/
INDIKATOR KINERJA
SASARAN
UNIT KEGIATAN
KEGIATAN
KEGIATAN
Pembinaan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (K2)
Meningkatnya
1. Jumlah KPHL yang
Pemolaah KPHL
pengelolaan hutan
beroperasi sebanyak 182
lindung di tingkat
Unit KPHL sampai dengan
tapak secara lestari
Tahun 2019
(S3.P2.K2.2)
(S3.P2.K2.IKK.a)

Penataan KPHL

Pemanfaatan HL

Tata Usaha

SASARAN UNIT
KEGIATAN
Memolakan
pengelolaan KPHL
secara efektif

INDIKATOR UNIT KEGIATAN

1.
2.

Tersedianya rencana pengelolaan KPHL


Tersedianya bahan pelaksanaan dan kebijakan perencaaan
KPHL
3. Tersedianya bahan penyusunan NSPK
4. Terlaksananya bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan
bimbingan teknis di daerah
5. Tersedianya bahan supervisi pelaksanaan urusan rancang
bangun, pola pengelolaan dan
rencana pengelolaan kesatuan pengelolaan hutan lindung di
daerah
Meningkatnya
1. Tersedianya bahan perumusan kebijakan di bidang penataan
penataan wilayah KPHL
areal kerja, zonasi dan/atau blocking areal kerja, dan
rekonstruksi batas KPHL
2. Tersedianya bahan pelaksanaan kebijakan
3. Tersedianya bahan penyusunan NSPK
4. Bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan penataan areal
kerja, zonasi dan/atau blocking areal kerja, dan rekonstruksi
batas kesatuan pengelolaan hutan lindung; dan
5. Tersedianya bahan supervisi atas pelaksanaan urusan penataan
areal kerja, zonasi dan/atau blocking areal kerja, dan
rekonstruksi batas kesatuan pengelolaan hutan lindung di
daerah
Meningkatkan hasil
1. Tersedianya rumusan kebijakan di bidang pemanfaatan
pemanfaatan HL yang
kawasan hutan lindung
2. Tersedianya kebijakan di bidang pemanfaatan kawasan hutan
optimal
lindung.
3. Terlaksananya bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan
4. Tersedianya bahan supervisi atas pelaksanaan urusan
pemanfaatan kawasan hutan lindung di daerah
Melaksanakan
Terselenggaranya urusan rumah tangga direktorat
ketatausahaan
direktorat

34

KEGIATAN/
SASARAN
KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
2.

Kapasitas Pengelola KPHL


meningkat setiap tahun
(S3.P2.2.K2.IKK.b)

UNIT KEGIATAN
Bina Kelembagaan

SASARAN UNIT
KEGIATAN
Meningkatnya
pembinaan
kelembagaan KPHL

INDIKATOR UNIT KEGIATAN


1.
2.
3.
4.
5.

Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, Rehabilitasi Lahan, Perencanaan DAS, serta
Pengendalian Kerusakan Perairan darat (K6)
Rehabilitasi dan
Jumlah KPHL yang beroperasi
Perencanaan
Menyediakan
meningkatnya
sebanyak 182 KPHL sampai
pengelolaan DAS dan
perencanaan
kualitas DAS
dengan tahun 2019
Hutan Lindung
rehabilitasi dan
(S3.P2.K6.1)
(S3.P2.2.K6.1.IKK.a)
reklamasi hutan,
pengelolaan KPHL
Kelembagaan
Berkembangnya
pengelolaan DAS dan
kelembagaan
Hutan Lindung
rehabilitasi dan
reklamasi hutan,
pengelolaan KPHL
Evaluasi pengelolaan
Menyediakan data
DAS dan Hutan Lindung
evaluasi hasil
rehabilitasi dan
reklamasi hutan,
pengelolaan KPHL
Penyelenggaraan Pengelolaan Hutan Mangrove (K8)
Meningkatnya
1. Jumlah wilayah kerja yang
Program Pengelolaan
pengelolaan hutan
memiliki ketersediaan data
Hutan Mangrove
mangrove
dan informasi pengelolaan
(S3.P2.K8)
hutan mangrove didalam
kawasan hutan sebanyak 2
wilayah kerja sepanjang
Tata Usaha
tahun selama 5 tahun
(S3.P2.K8.IKK.a)

Menyediakan rencana
dan data informasi
pengelolaan hutan
mangrove
Melaksanakan
ketatausahaan balai

1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.

Terfasilitasinya kebutuhan sarana, prasarana, dan personil


kesatuan pengelolaan hutan lindung;
Tersedianya data identifikasi kebutuhan kelembagaan, fasilitasi
pemenuhan kebutuhan sarana, prasarana, dan personil
kesatuan pengelolaan hutan lindung;
Tersedianya NSPK identifikasi kebutuhan kelembagaan,
fasilitasi pemenuhan kebutuhan sarana, prasarana, dan
personil KPHL
Bimbingan teknis dan evaluasi
Terlaksananya supervisi

Terlaksananya tata hutan dan perencanaan KPHL


Terlaksananya perencanaan Pemanfaatan Hutan
Terlaksananya perencanaan rehabilitasi dan reklamasi hutan
Terlaksananya perencanaan perlindungan hutan dan
konservasi alam
Terlaksananya sosialisasi tata hutan dan perencanaan KPHL
Berkembangnya kelembagaan Pemanfaatan Hutan
Berkembangnya kelembagaan rehabilitasi dan reklamasi hutan
Berkembangnya kelembagaan perlindungan hutan dan
konservasi alam
Tersedianya data dan infomrasi operasionalisasi KPHL
Terpantau dan tersedianya data hasil rehabilitasi dan
reklamasi hutan
Tersedianya data informasi pengembangan promosi peluang
investasi
Pemantauan, pengawasan dan pengendalian operasionalisasi
KPHL

1.

Tersedianya rencana dan program pengelolaan hutan


mangrove
2. Tersedianya data informasi potensi dan kerusakan hutan
mangrove
3. Terlaksananya evaluasi pengelolaan hutan mangrove
Terselenggaranya urusan ketatausahaan balai

35

KEGIATAN/
SASARAN
KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN

UNIT KEGIATAN

SASARAN UNIT
KEGIATAN

2. Jumlah Provinsi yang


Kelembagaan
Berkembangnya
mengaktifkan kelompok kerja
Pengelolaan Hutan
kelembagaan
mangrove daerah sebanyak
Mangrove
pengelolaan hutan
31 Provinsi (S3.P2.K8.IKK.b)
mangrove
3. Jumlah wilayah kerja yang
Kelembagaan
Berkembangnya
memiliki model pengelolaan
Pengelolaan Hutan
kelembagaan
hutan mangrove didalam
Mangrove
pengelolaan hutan
kawasan hutan sebanyak 2
mangrove
wilayah kerja sepanjang
tahun selama 5 tahun
(S3.P2.K8.IKK.c)
Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Ditjen PDASHL (K10)
Terwujudnya
Tata kelola pemerintahan yang
Program dan Evaluasi
Melaksanakan
reformasi tata kelola
baik di lingkungan Ditjen
penyusunan rencana
kepemerintahan
PDASHL dalam kerangka
program dan evaluasi
yang baik di
reformasi birokrasi untuk
program Ditjen
lingkungan Ditjen
menjamin kinerja yang
PDASHL
optimal. SAKIP dengan nilai
(S3.P2.2.K13)
minimal 78,00 (A) di tahun
Kepegawaian dan
Melaksanakan urusan
2019 (S3.P2.2.K13.IKK.a)
Organisasi Tatalaksana
kepegawaian dan
organisasi dan
tatalaksana Ditjen

INDIKATOR UNIT KEGIATAN


1.
2.

Inventarisasi dan identifikasi kelembagaan


Terlaksananya penyebaran data dan informasi pengelolaan
hutan mangrove

1.
2.

Inventarisasi dan identifikasi kelembagaan


Terlaksananya penyebaran data dan informasi pengelolaan
hutan mangrove

1.

Tersedianya bahan koordinasi dan penyusunan program dan


anggaran
Tersedianya bahan evaluasi dan pelaporan kinerja rencana,
program dan anggaran
Tersedianya bahan pengelolaan sistem informasi dan
kehumasan.
Terlayaninya urusan administrasi kepegawaian
Terlayaninya urusan pengembangan karier pegawai dan
administrasi jabatan fungsional
Tersedianya bahan penyusunan organisasi dan
ketatalaksanaan.
Tersedianya bahan peraturan perundang-undangan
Tersedianya bahan pertimbangan dan advokasi hukum
Tersedianya bahan administrasi kerja sama teknik dalam
negeri dan luar negeri.
Terkelolanya urusan tata usaha dan rumah tangga, kearsipan,
dan pengelolaan barang milik Negara
Terlayaninya urusan administrasi keuangan
Terlaksananya urusan perlengkapan.

2.
3.
1.
2.
3.

Hukum dan Kerjasama


Teknik

Melaksanakan fasilitasi
hukum dan kerjasama
Ditjen

1.
2.
3.

Umum dan Keuangan

Menyelenggarakan
urusan umum dan
keuangan Ditjen

1.
2.
3.

36

IV.

KERANGKA REGULASI DAN PENDANAAN

A. Kerangka Regulasi
Pelaksanaan Program Pengendalian DAS dan Hutan Lindung melibatkan para pihak yang luas, baik dari instansi pemerintah,
swasta, TNI, Polri, masyarakat, perguruan tinggi, LSM dan lain-lain. Para pihak tersebut dalam berpartisipasi diatur dalam suatu
kerangka regulasi yang mengikat satu dengan lainnya. Masing-masing mempunyai hak dan kewajiban yang harus dijalankan sesuai
perannya masing-masing.
Dengan meningkatnya dinamika sosial dan tuntutan kebutuhan masyarakat yang cenderung meningkat maka untuk
melaksanakan tugas dan fungsi Direktorat PDASHL dari tahun 2015 2019 membutuhkan regulasi dan atau penyempurnaan regulasi
dari tingkat Peraturan Pemerintah sampai dengan Peraturan Direktur Jenderal. Jenis regulasi yang dibutuhkan/ disempurnakan sebagai
berikut :

Jenis Regulasi Yang Dibutuhkan


Untuk Dibuat/Disempurnakan
Peraturan Pemerintahan Tindak lanjut UU
37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah
dan Air
Peraturan Pemerintahan Tindak lanjut UU
23 Tahun 2014
Perubahan PP 6 Tahun 2007

Perubahan PP 35 tentang Dana Reboisasi

Peraturan Pemerintahan tentang


perbenihan tanaman hutan
Penyusunan Kepres dan PermenLHK
bidang Pengelolaan DAS

No.
1
2

Kebutuhan Penyempurnaan

Rekomendasi Penyempurnaan

Untuk menindaklanjuti perintah yang


ada dalam UU 37 Tahun 2014

Pembentukan Peraturan Pemerintah

Untuk mengakomodir perubahan yang


ada dalam UU 23 Tahun 2014
Untuk mengakomodir perubahan
kewenangan bidang kehutanan

Revisi PP 38 Tahun 2007

Untuk mengakomodir perubahan


kewenangan bidang kehutanan
Untuk mengakomodir perubahan
kewenangan bidang kehutanan
Untuk mengakomodir perubahan
kewenangan bidang kehutanan

Revisi ketentuan yang terkait dengan HTHR yang


ada dalam PP 6 Tahun 2007 disesuaikan dengan
perubahan kewenangan di bidang kehutanan
Revisi ketentuan yang terkait dengan perubahan
kewenangan di bidang kehutanan
Pembentukan peraturan pemerintah tentang
perbenihan tanaman hutan
Penyusunan dan perubahan Keppres dan
Peraturan Menteri yang terkait dengan perubahan
37

No.

Jenis Regulasi Yang Dibutuhkan


Untuk Dibuat/Disempurnakan

Penyusunan Permen LHK bidang


perbenihan tanaman hutan

Permen LHK bidang konservasi tanah dan


air

Permen LHK bidang kesatuan


pengelolaan hutan lindung
Permen LHK bidang pengendalian
kerusakan perairan darat
Peraturan Direktur Jenderal bidang
pengendalian DAS dan hutan lindung

10
11

Kebutuhan Penyempurnaan
Untuk mengakomodir perubahan
kewenangan bidang kehutanan dan
tindak lanjut PP tentang perbenihan
tanaman hutan
Sebagai tindak lanjut UU Nomor 37
Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah
dan Air, serta Peraturan Pemerintah
tentang konservasi tanah dan air
Untuk mengakomodir perubahan
kewenangan bidang kehutanan
Untuk mengakomodir perubahan
kewenangan bidang kehutanan
Menindaklanjuti operasional peraturan
diatasnya.

Rekomendasi Penyempurnaan
kewenangan di bidang kehutanan
Penyusunan dan perubahan PermenLHK
mengakomodir perubahan kewenangan bidang
kehutanan dan tindak lanjut PP tentang perbenihan
tanaman hutan
Penyusunan Permen LHK sebagai tindak lanjut
lanjut UU Nomor 37 Tahun 2014 serta Peraturan
Pemerintah tentang konservasi tanah dan air
Penyusunan dan perubahan PermenLHK bidang
kesatuan pengelolaan hutan lindung
Penyusunan dan atau perubahan PermenLHK
bidang pengendalian kerusakan perairan darat
Penyusunan dan atau penyempurnaan operasional
bidang pengedalian DAS dan hutan lindung

B. Kerangka Pendanaan
Dalam kerangka pendanaan atau kerangka anggaran, arah kebijakan Ditjen PDASHL dilaksanakan melalui (1) intervensi
anggaran langsung dan (2) intervensi regulasi. Pemerintah pusat akan mengalokasikan anggaran secara langsung melalui APBN
maupun melalui dana transfer dari pusat ke daerah berupa Dana Alokasi Khusus (DAK) dapat menjadi sumber pendanaan pelaksanaan
program pengendalian DAS dan Hutan Lindung, termasuk kerjasama melalui Hibah Luar Negeri dan Hibah Dalam Negeri.
Strategi pencapaian program dan kegiatan melalui pembiayaan APBN akan dilaksanakan dengan berbagai cara yaitu:
penyusunan rencana pengelolaan DAS lintas Negara, internalisasi RPDAST kedalam RTRWP, data dan informasi kinerja DAS,
penyusunan rencana pengelolaan DAS, rehabilitasi lahan kritis pada KPHL/Lindung, pembuatan tanaman kota, rehabilitasi mangrove
pada kawasan hutan, pengembangan agroforestry, kebun bibit rakyat (KBR), kebun bibit KPH (KBKPH), pembuatan bangunan KTA,
pengelolaan persemaian permanen, pengelolaan sumber benih, pembuatan KBS/KBK dan ASDG, pengelolaan KPHL, rehabilitasi pada

38

DTA danau prioritas, pemantauan kualitas danau, rehabilitasi pada DTA mata air, rehabilitasi pada sempadan sungai dan danau, serta
pengembangan data dan informasi lingkup PDASHL.
Sumber dana APBD dapat digunakan untuk rehabilitasi lahan kritis di luar kawasan hutan dan penguatan kelembagaan di daerah
serta pemberdayaan masyarakat. Pengelolaan KPHL yang bertujuan untuk mempertahankan fungsi hutan lindung sebagai penyangga
kehidupan dan pengelolaan DAS yang bertujuan untuk mempertahankan dan memulihkan kondisi DAS, serta memulihkan kerusakan
perairan darat dalam rangka mencapai ketahanan air berkelanjutan dibutuhkan investasi yang tidak sedikit. Untuk itu pemerintah pusat
dan daerah secara bersama akan mengalokasikan anggarannya melalui APBN, DAK dan APBD sebagai sumber pendanaan kegiatan.
Dalam rangka akselerasi pencapaian indikator kinerja program Pengendalian DAS dan Hutan Lindung diperlukan dukungan dari
program-program lain di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, antara lain: Pencapaian Lahan Kritis berkurang melalui
rehabilitasi di dalam KPH dan DAS dari Program Pengelolaan Hutan Produksi Lestari serta Program Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistem; Penyiapan prakondisi KPHL dari Program Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan; Pemberdayaan masyarakat di KPHL dari
Program Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan; Pengendalian kebakaran hutan di KPHL dari Program Pengendalian Perubahan
Iklim; Pemulihan kualitas kesehatan DAS dari Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan; serta dukungan dari
program-program pendukung lingkup Kementerian LHK lainnya.
Intervensi regulasi dilakukan untuk mengoptimalkan pelaksanaan program disamping mengefektifkan penggunaan anggaran
dengan peraturan. Salah satu intervensi regulasi adalah penyempurnaan peraturan penggunaan dana reboisasi yang tertuang dalam PP
35 tahun 2002 perlu disempurnakan sehingga penggunaan dana tidak hanya terbatas pada kegiatan RHL saja, tetapi juga penggunaan
lebih luas yang mendukung upaya memulihkan kekritisan DAS dan pendukungnya. Intervensi regulasi juga dilakukan untuk mendorong
kewajiban melaksanakan reklamasi bekas tambang dan rehabilitasi DAS bagi pemegang IPPKH, mendorong dana korporat (CSR) untuk
menanam dengan mekanisme insentif maupun disinsentif, menggalang gerakan massal untuk menanam pohon (pelajar, mahasiswa,
pengantin), penanaman HTI/HPH/Perkebunan, dan lain-lain.
Untuk pelaksanaan Program Pengendalian DAS dan Hutan Lindung dibutuhkan alokasi anggaran yang cukup besar. Secara
indikatif, kebutuhan anggaran APBN untuk pelaksanaan program ini disajikan pada Tabel 18.

39

Tabel 18. Alokasi Anggaran Indikatif Pelaksanaan Program PDASHL Tahun 2015-2019
No

Program/ Kegiatan

Program Pengendalian DAS dan Hutan Lindung

Anggaran
(Rp. Miliar)
48,848.00

Pembinaan Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, Rehabilitasi Lahan serta Konservasi


Tanah dan Air

225.00

Pembinaan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung

175.00

Pembinaan Penyelenggaraan Pengelolaan DAS

185.00

Pembinaan Perbenihan Tanaman Hutan

200.00

Pembinaan Pengendalian Kerusakan Perairan Darat

160.00

Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, Rehabilitasi Lahan,


Perencanaan DAS, serta Pengendalian Kerusakan Perairan Darat

Penyelenggaraan Perbenihan Tanaman Hutan

996.00

Penyelenggaraan pengelolaan hutan mangrove

150.00

Penyelenggaraan Pengembangan persuteraan alam

10

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen PDASHL

46,220.00

75.00
462.00

40

V. PENUTUP

Pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan bidang PDASHL merupakan upaya yang menyangkut berbagai pihak (multi
stakeholders) dan berangkat dari kepentingan yang berbeda-beda, sehingga keberhasilan pembangunan itu sendiri akan sangat
ditentukan oleh pihak-pihak yang berperan sejak tahapan perencanaan hingga monitoring dan evaluasinya. Permasalahan yang
kompleks dan melekat menuntut upaya penanganan yang sistematis, terstruktur, berkelanjutan serta lintas sektor. Oleh karenanya
upaya meningkatkan daya dukung DAS guna mewujudkan DAS sehat bukan hanya tanggung jawab Direktorat Jenderal PDASHL tetapi
harus menjadi tanggung jawab semua pihak. Pengelolaan DAS harus terintegrasi lintas sektor, lintas disiplin ilmu dan lintas daerah mulai
dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan hingga pengendalian dan evaluasinya.
Masyarakat merupakan unsur pelaku utama, sedangkan pemerintah sebagai unsur pemegang otoritas kebijakan (regulator) dan
fasilitator. Institusi lain seperti sectoral institution (sektor terkait dengan lingkungan hidup dan kehutanan) dan supporting institution
(Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian, NGO/LSM, dan lembaga internasional) juga menjadi determinan keberhasilan penyelenggaraan
pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan di bidang PDASHL. Sebagai aparat pemerintah, Ditjen PDASHL dituntut untuk menjadi
fasilitator yang optimal bagi semua multipihak dan multi kepentingan yang berkaitan dalam upaya mencapai keberhasilan pembangunan
bidang Pengendalian DAS dan Hutan Lindung menuju masyarakat yang lebih sejahtera.

Direktur Jenderal,
ttd
Dr. Hilman Nugroho
NIP. 19590615 198603 1 004

41

Lampiran 1. Daftar Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen PDASHL

NO

UNIT KERJA

BALAI PENGELOLAAN DAS


1
BP DAS Krueng Aceh

KEDUDUKAN
Banda Aceh

BP DAS Wampu Sei Ular

Medan

BP DAS Asahan Barumun

Pematang Siantar

BP DAS Agam Kuantan

Padang

BP DAS Indragiri-Rokan

Pekan Baru

BP DAS Kepulauan Riau

Tanjung Pinang

BP DAS Batanghari

Jambi

BP DAS Musi

Palembang

BP DAS Baturusa Cerucuk

Pangkal Pinang

10

BP DAS Ketahun

Bengkulu

11

BP DAS Way Seputih-Sekampung

Lampung

12

BP DAS Citarum Ciliwung

Bogor

13

BP DAS Cimanuk Citanduy

Bandung

14

BP DAS Pemali Jratun

Semarang

15

BP DAS Serayu Opak Progo

Yogyakarta

16

BP DAS Solo

Solo

17

BP DAS Brantas

Surabaya

18

BP DAS Sampean

Bondowoso

19

BP DAS Unda Anyar

Bali

20

BP DAS Dodokan Moyosari

Mataram

21

BP DAS Benain Noelmina

Kupang

22

BP DAS Kapuas

Pontianak

23

BP DAS Kahayan

Palangkaraya

24

BP DAS Barito

Banjarbaru

25

BP DAS Mahakam Berau

Samarinda

26

BP DAS Tondano

Manado

27

BP DAS Bone Bolango

Gorontalo

28

BP DAS Palu Poso

Palu

29

BP DAS Lariang Mamasa

Mamuju

30

BP DAS Saddang

Makale

31

BP DAS Jeneberang Walanae

Makassar

32

BP DAS Sampara

Kendari

33

BP DAS Waehapu Batu Merah

Ambon

34

BP DAS Ake Malamo

Ternate

35

BP DAS Remu Ransiki

Manokwari

36

BP DAS Memberamo

Jayapura

NO

UNIT KERJA

KEDUDUKAN

BALAI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN


37
38
39
40
41
42

BPTH
BPTH
BPTH
BPTH
BPTH
BPTH

Sumatera
Jawa dan Madura
Bali dan Nusa Tenggara
Kalimantan
Sulawesi
Maluku dan Papua

Palembang
Bandung
Denpasar
Banjarbaru
Makassar
Ambon

BALAI PERSUTERAAN ALAM


43

BPA Sulawesi Selatan

Bili-Bili

BALAI PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE


44
45

BPHM Wilayah I
BPHM Wilayah II

Denpasar
Medan

Lampiran 2. Klasifikasi Lahan Kritis per BPDAS Tahun 2006

NO

BPDAS

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Krueng Aceh
Wampu Sei Ular
Asahan Barumun
Agam Kuantan
Indragiri Rokan
Batanghari
Musi
Ketahun
Way Seputih Way
Sekampung
Citarum Ciliwung
Cimanuk Citanduy
Pemali Jratun
Serayu Opak
Progo
Solo
Brantas
Sampean
Kapuas
Kahayan
Barito
Mahakam Berau
Unda Anyar
Dodokan Moyosari
Benain Noelmina
Tondano
Bone Bolango
Palu Poso
Saddang
Jeneberang
Walanae
Sampara
Waehapu Batu
Merah
Memberamo
Jumlah

59.289.236

10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.

TIDAK
KRITIS
1.166.378
255.010
25.941
563.425
422.684
350.702
1.729.760
20.910
568.128

KLASIFIKASI LAHAN KRITIS


POT.
AGAK
SANGAT
KRITIS
KRITIS
KRITIS
KRITIS
2.332.189
993.869
364.402
63.311
1.013.656
694.436
840.433
233.268
287.810 2.738.292
705.959
199.756
498.637
331.645
114.244
56.224
1.952.822 5.132.668
2.416.486
205.281
2.463.418 1.804.031
599.067
26.748
3.983.911 1.845.849
2.412.397 1.119.809
569.435
748.614
512.229
147.111
958.003 1.106.163
348.885
137.797

Jumlah
(Ha)
4.920.149
3.036.803
3.957.758
1.564.175
10.129.941
5.243.966
11.091.726
1.998.300
3.118.977

568.128
2.460.111
1.491.185
701.549

958.003
249.164
78.403
541.881

1.106.163
201.417
118.906
325.112

348.885
147.410
51.261
103.415

137.797
102.779
9.530
10.844

3.118.977
3.160.880
1.749.285
1.682.800

427.273
846.343
570.872
176.648
544.869
727.720
2.585.841
243.996
503.766
21.106
106.872
25.623
5.804.753
249.397
383.244

292.245
581.353
112.143
4.551.440
5.284.973
3.814.485
7.440.426
149.161
594.589
275.454
674.552
405.553
69.088
2.238.892
1.194.940

318.333
460.502
184.063
8.276.684
2.241.123
2.468.860
8.247.907
114.231
547.558
1.171.956
501.563
396.187
206.427
772.625
217.858

145.006
92.038
208.302
1.870.645
1.223.696
1.235.450
976.972
51.639
236.899
2.234.587
253.049
179.016
113.125
65.789
179.021

15.245
10.634
60.136
86.071
1.035.868
221.125
33.648
4.281
68.833
985.224
35.604
55.409
103.322
27.310
303.626

1.198.103
1.990.870
1.135.516
14.961.488
10.330.529
8.467.640
19.284.794
563.309
1.951.645
4.688.328
1.571.640
1.061.788
6.296.715
3.354.013
2.278.689

101.833
2.891.337

760.234
2.441.054

1.523.164
1.239.966

919.982
747.675

365.134
415.294

3.670.346
7.735.326

32.670.168

1.673.558

2.184.785

3.701.022

574.148

40.803.680

47.871.031 47.610.081

23.306.233

6.890.567

184.967.148

Keterangan : Luas lahan kritis tidak termasuk tubuh air dan Kep. Mentawai

Lampiran 3. Klasifikasi Lahan Kritis per BPDAS Tahun 2011

NO

BPDAS

1.
2.
3.

Krueng Aceh
Wampu Sei Ular
Asahan
Barumun
Agam Kuantan
Indragiri Rokan
Batanghari
Musi
Ketahun
Way Seputih
Sekampung
Kepulauan Riau
Baturusa
Cerucuk
Citarum
Ciliwung
Cimanuk
Citanduy
Pemali Jratun
Serayu Opak
Progo
Solo
Brantas
Sampean
Kapuas
Kahayan
Barito
Mahakam Berau
Unda Anyar
Dodokan
Moyosari
Benain Noelmina
Tondano
Bone Bolango
Palu Poso
Lariang Mamasa
Saddang
Jeneberang
Walanae
Sampara
Ake Malamo
Waehapu Batu
Merah
Remu Ransiki
Memberamo
Jumlah

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.

KLASIFIKASI LAHAN KRITIS


TIDAK
POT. KRITIS
KRITIS
378.685
2.359.549
1.199.357
1.092.982
1.749.113
1.015.590

AGAK
KRITIS
1.576.609
500.649
1.024.088

518.421
289.794
538.924

SANGAT
KRITIS
106.063
44.190
235.672

828.452
585.727
1.022.327
928.996
14.659
562.918

1.072.974
2.316.712
1.728.332
1.839.452
912.948
1.448.631

211.283
6.313.373
1.215.470
1.891.016
547.105
985.340

66.952
1.176.534
223.366
3.629.541
510.195
738.210

3.069
155.661
1.118.116
332.413
13.855
68.958

2.182.730
10.548.007
5.307.611
8.621.418
1.998.763
3.804.057

142.006
190.177

272.120
1.005.724

156.944
361.495

24.519
88.211

230.230
26.623

825.819
1.672.231

550.781

1.380.252

769.774

410.343

72.138

3.183.290

706.798

589.893

370.403

70.436

7.505

1.745.036

1.269.858
316.996

271.966
501.292

117.372
285.359

33.646
109.541

4.752
4.143

1.697.597
1.217.333

700.316
1.051.918
397.463
1.460.701
745.159
407.447
3.060.900
164.085
278.253

563.116
286.792
560.290
4.058.677
4.933.849
3.768.913
8.797.180
236.652
1.217.282

620.317
274.723
366.490
5.687.414
1.439.372
2.667.614
7.631,206
110.731
377.790

76.637
309.504
151.848
2.680.186
3.219.575
1.151.088
313.913
45.111
68.610

3.290
69.186
30.797
300.409
1.128.967
113.590
4.397
2.940
23.248

1.963.678
1.992.124
1.506.890
14.187.388
11.466.923
8.108.653
19.807.597
559.520
1.965.186

156.495
265.070
20.225
1.052.422
155.058
296.549
255.671

1.430.467
492.643
369.735
4.318.637
1.110.311
716.385
642.761

2.020.016
385.171
589.599
727.094
331.793
542.721
940.180

1.006.526
242.170
184.837
266.391
20.369
614.255
279.626

35.163
33.686
72.541
24.332
2.600
98.703
18.868

4.648.667
1.418.740
1.236.937
6.388.875
1.620.132
2.268.613
2.137.106

107.208
131.499
516.533

926.822
1.076.494
1.623.752

1.628.287
1.332.190
1.720.251

646.042
447.669
490.521

265.931
163.438
271.803

3.574.291
3.151.289
4.622.860

4.480.370
1.546.622
413.679
45.769
3.868.842
968.386
59.465.320 51.134.711
22.025.580

79.748
102.229
5.269.259

10.127.772
31.209.414
189.396.237

3.607.353
26.224.188
51.501.367

KRITIS

JUMLAH (HA)
4.939.326
3.126.973
4.563.388

Lampiran 4. Klasifikasi Lahan Kritis per BPDAS Tahun 2013

NO

BPDAS

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Krueng Aceh
Wampu Sei Ular
Asahan Barumun
Agam Kuantan
Indragiri Rokan
Batanghari
Musi
Ketahun
Way Seputih
Sekampung
Kepulauan Riau
Baturusa
Cerucuk
Citarum Ciliwung
Cimanuk
Citanduy
Pemali Jratun
Serayu Opak
Progo
Solo
Brantas
Sampean
Kapuas
Kahayan
Barito
Mahakam Berau
Unda Anyar
Dodokan
Moyosari
Benain Noelmina
Tondano
Bone Bolango
Palu Poso
Lariang Mamasa
Saddang
Jeneberang
Walanae
Sampara
Ake Malamo
Waehapu Batu
Merah
Remu Ransiki
Memberamo
Jumlah

10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.

KLASIFIKASI LAHAN KRITIS


AGAK
SANGAT
KRITIS
JUMLAH (HA)
KRITIS
KRITIS
676.153
273.922
98.257
4.939.306
1.015.478
332.477
151.573
3.126.971
1.003.381
722.641
220.992
4.560.401
226.221
14.059
533
2.182.732
3.286.374
2.065.884
305.854 10.547.996
2.400.728
534.914
444.186
5.307.610
1.568.309
186.892
12.737
8.621.386
503.068
626.701
99.983
1.998.693
522.329
160.547
90.229
3.802.996

TIDAK
KRITIS
936.202
860.393
1.652.025
336.116
949.256
895.943
4.403.764
17.176
1.889.778

POT.
KRITIS
2.954.772
767.050
961.361
1.605.802
3.940.629
1.031.839
2.449.684
751.765
1.140.113

5.193
41.062

216.529
426.619

265.889
987.733

224.031
155.388

114.177
60.720

825.819
1.671.522

1.186.192
18.204

933.737
114.144

800.175
545.338

234.174
401.547

29.015
665.730

3.183.293
1.744.963

1.222.561
511.325

339.217
371.633

114.037
269.900

19.890
63.610

1.902
864

1.697.606
1.217.332

702.722
1.358.341
441.894
709.946
876.770
465.016
2.652.571
259.334
111.131

551.551
295.143
682.975
9.838.301
3.573.916
3.845.023
7.324.048
141.805
1.275.700

631.754
184.072
281.615
2.779.565
2.379.589
2.563.563
8.731.225
112.352
400.730

76.847
79.356
75.775
752.711
4.309.675
1.053.981
1.023.389
43.087
154.358

805
64.015
25.268
106.864
326.974
181.070
76.359
2.910
23.219

1.963.679
1.980.928
1.507.528
14.187.387
11.466.924
8.108.654
19.807.593
559.488
1.965.139

759.024
46.363
121.889
2.934.523
81.950
323.609
765.069

1.234.509
485.557
406.204
2.047.968
1.012.292
653.111
172.084

1.694.025
589.613
395.651
929.234
186.594
922.201
850.005

942.976
263.125
110.201
416.200
337.649
273.745
11.636

17.878
33.972
202.978
60.738
1.642
95.792
275.834

4.648.413
1.418.629
1.236.924
6.388.663
1.620.128
2.268.458
2.074.629

61.292
93.809
612.775

933.984
1.303.660
1.562.842

1.577.522
1.333.395
1.716.987

728.150
322.948
471.015

273.338
97.153
257.761

3.574.285
3.150.964
4.621.381

775.156
26.406.336
55.484.708

7.642.209
639.477
63.627.253

1.484.968
1.948.693
45.878.468

152.873
1.948.536
19.564.911

51.004 10.106.209
266.057 31.209.098
4.738.383 189.293.723

Lampiran 5. Daftar DAS Lintas Negara


A.

DAS Lintas Negara Indonesia Rep. Timor Leste

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

DAS

Luas (ha)*)

Daikain Oepotis
Tafara
Oebase
Besi
Babulu
Meto
Ekad
Talau
Mena
Pm
Jumlah

2.533
1.879
4.339
21.685
17.868
650
14.228
72.648
42.537
5.340
183.707

Ket
Hulu
Hulu
Hulu
Hulu
Hulu
Hulu
Hulu
Hulu
Hulu

Hilir
Hilir
Hilir
Hilir
Hilir

*) Luas DAS yang berada di wilayah Indonesia (Provinsi NTT)

B.

DAS Lintas Negara Indonesia - Papua Nugini

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

DAS
Digul
Gunung Rawa
Kohari
Memberamo
Merauke
Samkirake
Sepik
Tami
Fly River
Jumlah

Luas (ha) *)
2.919.776
1.842
4.121
7.782.704
605.536
226.044
345.558
325.379
249.920
12.460.880

*) Luas DAS yang berada di wilayah Indonesia (Provinsi Papua)

Ket
Hulu
Hilir
Hulu
Hulu
Hulu
Hilir
Hulu
Hulu
Hulu

dan Hilir
dan Hilir
dan Hilir
dan Hilir

Lampiran 6. Daftar DAS Prioritas Tahun 2015-2019

No

Nama DAS

Provinsi

Wilayah Kerja BPDAS

Citarum

Jabar

BPDAS Citarum Ciliwung

Ciliwung

Jabar, DKI

BPDAS Citarum Ciliwung

Cisadane

Jabar, Banten

BPDAS Citarum Ciliwung

Serayu

Jateng

BPDAS Serayu Opak Progo

Solo

Jateng, Jatim

BPDAS Solo

Brantas

Jatim

BPDAS Brantas

Kapuas

Kalbar

BPDAS Kapuas

Siak

Riau

BPDAS Indragiri Rokan

Musi

Sumsel, Bengkulu

BPDAS Musi

10

Asahan Toba

Sumut

BPDAS Asahan

11

Jeneberang

Sulsel

BPDAS Jeneberang

12

Saddang

Sulsel

BPDAS Saddang

13

Moyo

NTB

BPDAS Dodokan Moyosari

14

Way Sekampung

Lampung

BPDAS Way Seputih Sekampung

15

Limboto

Gorontalo

BPDAS Bone Bolango

Lampiran 7. Data Kinerja DAS Prioritas Hingga Tahun 2014


No.
1
2
3
4
5
6

8
9

10

11
12
13
14
15

Ket.

DAS/Sub DAS

Nilai Klasifikasi Kinerja DAS


Nilai
Kategori
46
Sangat Baik*)

Asahan Toba
Siak/
Sub DAS Takuana
Musi/
Sub DAS Rawas
Sekampung
Ciliwung
Citarum/
1. Sub DAS Cihaur
2.Sub DAS Cikapundung
3. Sub DAS Cikeruh
4. Sub DAS Ciminyak
5. Sub DAS Cisarea
6. Sub DAS Cisangkuy
7. Sub DAS Citarik
8. Sub DAS Ciwidey
9. Sub DAS Cibalagung
10. Sub DAS Cikundul
11. Sub DAS Cimeta Cilangkap
12. Sub DAS Cisokan
13. Sub DAS Cibeet
14. Sub DAS Titarum Hilir
15. Sub DAS DTA Jatiluhur
Cisadane/
1. Sub DAS Cianterun
2. Sub DAS Cisadane Hulu
3. Sub DAS Cisadane
Serayu
Solo/
1. Sub DAS Wiroko
2. Sub DAS Samin
3. Sub DAS Kenatan
4. Sub DAS Pronggo
5. Sub - sub DAS Catur
Brantas/
1. Sub DAS Lesti
2. Sub DAS Konto
3. Sub DAS Melamon
4. Sub DAS Ambang
5. Sub DAS Lahar
6. Sub DAS Ngrowo-Ngasinan
7. Sub DAS Widas
8. Sub DAS Brangkal
9. Sub DAS Bluwek
10. Sub DAS Maspo
Moyo
Kapuas/
Sambas
Limboto Bone Bolango/
Sub DAS Biyonga
Saddang
Jeneberang/
1. Sub DAS Pimbola
2. Sub DAS Balimengko
3. Sub DAS Cirekko
4. Sub DAS Kubba
5. Sub DAS Libureng
6. Sub DAS Taring
7. Sub DAS Pappa
*) Penilaian mengacu Permenhut P.61/2014

2,67

Sedang

1,55
2,095

Baik
Agak Baik

3,64
3,76
3,4
3,48
3,88
3,8
2,8
3,48
3,16
3,56
3,76
4,24
3,56
3,68
3,08

Agak Buruk
Agak Buruk
Sedang
Agak Buruk
Agak Buruk
Agak Buruk
Agak Buruk
Agak Buruk
Sedang
Agak Buruk
Agak Buruk
Agak Buruk
Agak Buruk
Agak Buruk
Sedang

2,96
3,02
4,56
1,98

Sedang
Sedang
Buruk
Agak baik

2,77
2,55
2,50
2,64
2,84

Sedang
Agak baik
Agak baik
Sedang
Sedang

3,03
3,31
2,79
3,01
3,4
3,09
2,83
2,57
2,58
2,96

Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Agak Baik
Agak Baik
Sedang

Wilayah Kerja BPDAS


BPDAS Asahan Barumun
BPDAS Indragiri Rokan
BPDAS Musi
BPDAS Way Seputih WS
BPDAS Citarum Ciliwung
BPDAS Citarum Ciliwung

BPDAS Citarum Ciliwung

2,77

Sedang

118,8
2,93

Buruk*)
Sedang

BPDAS Serayu Opak Progo


BPDAS Solo

BPDAS Brantas

BPDAS Dodokan Moyosari


BPDAS Kapuas
BPDAS Bone Bolango
(Permenhut P.61/2014)
BPDAS Saddang
BPDAS Jeneberang Wallanae

114,91
Sedang
1,92
Baik
44,39
Baik
7,88
Baik
292,88
Jelek
3,05
Baik
162,18
Jelek
dan lainnya mengacu Perdirjen RLPS No.4/2009

Lampiran 8. Daftar Danau Prioritas Tahun 2015-2019


No

Nama Danau

Provinsi

Wilayah Kerja BPDAS

Toba

Sumatera Utara

BPDAS Asahan Barumun

Maninjau

Sumatera Barat

BPDAS Agam Kuantan

Singkarak

Sumatera Barat

BPDAS Indragiri Rokan

Kerinci

Jambi

BPDAS Batanghari

Rawa Danau

Banten

BPDAS Citarum Ciliwung

Rawa Pening

Jawa Tengah

BPDAS Pemali Jratun

Batur

Bali

BPDAS Unda Anyar

Sentarum

Kalimanatan Barat

BPDAS Kapuas

Kaskade Mahakam

Kalimantan Timur

BPDAS Mahakam Berau

10

Limboto

Gorontalo

BPDAS Bone Bolango

11

Tondano

Sulawesi Utara

BPDAS Tondano

12

Poso

Sulawesi Tengah

BPDAS Palu Poso

13

Matano

Selawesi Selatan

BPDAS Saddang

14

Tempe

Sulawesi Selatan

BPDAS Jeneberang W

15

Sentani

Papua

BPDAS Memberamo

Lampiran 9. Daftar Lokasi Persemaian Permanen


NO.

NAMA UPT

PROVINSI

KABUPATEN

KECAMATAN

DESA/KEL

BPDAS Wampu Sei Ular

Sumut

Deli Serdang

Pancur Batu

BPDAS Asahan Barumun

Sumut

Tapanuli Utara

Muara

Silando

BPDAS Agam Kuantan

Sumbar

Agam

Lubuk Basung

Lubuk Basung

BPDAS Agam Kuantan

Sumbar

Padang

Nanggalu

BPDAS Indragiri Rokan

Riau

Kampar

Siak Hulu

Kel. Kurau
Padang
Kepau Jaya

BPDAS Indragiri Rokan

Riau

Pekan Baru

Tampan

BPDAS Batanghari

Jambi

Kota Jambi

Kota Baru

BPDAS Ketahun

Bengkulu

Kaur

Kaur Selatan

Sinar Pagi

BPDAS Ketahun

Bengkulu

Pondok Kubang

10

BPDAS Way Seputih WS

Lampung

Bengkulu
Tengah
Tanggamus

11

BPDAS Way Seputih WS

Lampung

Ketapang

12

BPDAS Citarum Ciliwung

Banten

Lampung
Selatan
Kota Serang

Tanjung
Terdana
Kota Agung
Selatan
Karang Sari

Kramat Watu

Kel. Pejaten.

13

BPDAS Citarum Ciliwung

Jabar

Bogor

Darmaga

Babakan

14

BPTH Jawa Madura

Jabar

Karawang

Kota Baru

Jomin Utara

15

BPTH Jawa Madura

Jabar

Garut

Karang Pawitan

16

BPTH Jawa Madura

Jabar

Sukabumi

Pelabuhan Ratu

Karang
Pawitan
Desa Citepus

17

BPTH Jawa Madura

Jabar

Depok

Tapos

Cimanggis

18

BPDAS Serayu Opak Prog

DIY

Gunung Kidul

Pathuk

Bunder

19

BPDAS Pemali Jratun

Jateng

Brebes

Ketanggungan

Baros

20

BPDAS Pemali Jratun

Jateng

Jepara

Bangsri

Bangsri

21

BPDAS Solo

Jateng

Karanganyar

Jumantono

Sukosari

22

BPDAS Sampean

Jatim

Jember

Sukorambi

Karang pring

23
24

BPDAS Brantas
BPDAS Kapuas

Jatim
Kalbar

Mojokerto
Melawi

Kemlagi
Nanga Pinoh

Kemlagi
Klaki

25

BPDAS Kapuas

Kalbar

Kota Pontianak

Pontianak Utara

26

BPDAS Kahayan

Kalteng

Pulau Pisau

Jabiren Raya

27

BPDAS Mahakam Berau

Kaltim

Samboja

28

BPTH Kalimantan

Kalsel

Angkinang

Tanira Kuba

29

BPTH Kalimantan

Kalsel

Landasan Ulin

Kel. Sei Salak

30

BPTH Kalimantan

Kalsel

Kutai
Kartanegara
Hulu Sungai
Selatan
Kota Banjar
Baru
Kota Baru

Kel. Siantan
Utara
Tumbang
Nusa
Bukit Merdeka

Sungup

31

BPDAS Dodokan Moyosari

NTB

Dompu

Pulau Laut
Tengah
Manggalewa

32

BPDAS Dodokan Moyosari

NTB

Lombok Timur

Berangbantun

33

BPDAS Benain Noelmina

NTT

Sumba Tengah

Pringgabaya
Utara
Umbu Ratunggay

34

BPDAS Benain Noelmina

NTT

Ngada

Bajawa Utara

Watukapu

35

BPDAS Benain Noelmina

NTT

Lembata

Nubatukan

Pour

Kota Agung

Kwala Bekala

Kel. Tuah
Karya
Kel. Kenali
Asam Bawah

Tikasire

Wayrasa

NO.

NAMA UPT

PROVINSI

KABUPATEN

36

BPDAS Benain Noelmina

NTT

Kota Kupang

37

BPTH Bali Nusa Tenggara

BALI

38

BPDAS Tondano

39

BPDAS Tondano

40

BPDAS Palu Poso

41
42

KECAMATAN

DESA/KEL

Kota Denpasar

Kecamatan
Maulafa
Denpasar Selatan

Kelurahan
Fatukao
Kel. Suwung

Sulut

Kota Manado

Mapanget

Kel. Kima Atas

Sulut

Dumoga Barat

Toraut

Sulteng

Bolaang
Mangondow
Kota Palu

Palu Timur

Kel. Tondo
(Un-Tand)

BPDAS Bone Bolango

Gorontalo

Gorontalo

Pulubala

Toyidito

BPTH Sulawesi

Sulsel

Gowa

Parangloe

Desa Lanna

43

BPTH Sulawesi

Susel

Maros

Simbang

Samangki

44

BPDAS Saddang

Sulsel

Tana Toraja

Mengkedek

Marinding

45

BPDAS Lariang Mamasa

Sulbar

Majene

Ulu Manda

Kabiraan

46

BPDAS Sampara

Sultra

Konawe Selatan

Laeya

Anduna

47

BPTH Sumatera

Sumsel

Banyuasin

Talang Kelapa

Sokomoro

48

BPTH Sumatera

Sumsel

Musi Rawas

Selangit

Selangit

49

BPTH Maluku Papua

Maluku

Buru

Namlea

50

BPDAS Mamberamo

Papua

Kota Jayapura

Jayapura Selatan

Sanleko/
Marloso
Kel. Vim

Lampiran 10. Daftar 108 Rencana Pengelolaan DAS Terpadu


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67

DAS
(Tahun Penyusunan)
Peusangan (2010)
Krueng Aceh (2011)
Jambu Aye (2011)
Peureulak Tamiang (2012)
Wampu ((2011)
Padang (2010)
Sei Ular (sd 2009)
Besitang (2012)
Lepan (2012)
Deli (2012)
Asahan Toba (2010)
Batang Gadis (2010)
Mujoi (Nias) (2011)
Pasaman (2013)
Antokan (2011)
Tarusan (2012)
Harau (2011)
Gasan Gadang (2012)
Siak (2011)
Kampar (2011)
Rokan (2012)
Indragiri (2013)
Batanghari ( s.d.2009)
Musi (2011)
Manna Padang Guci (2013)
Ketahun (s.d. 2009)
Bengkulu (2011)
Sekampung (s.d. 2009)
Tulang Bawang (s.d. 2009)
Duriangkang (2011)
Sei Jang (2012)
Mancang (2011)
Ajang Mabat (2011)
Citarum (s.d. 2009)
Cisadane (2010)
Ciliwung (s.d. 2009)
Cisadea (2011)
Cimanuk (2010)
Citanduy (segara anakan) (2010)
Serang (2012)
Juwana (2011)
Tuntang (s.d. 2009)
Pemali (2011)
Garang (Babon) (2012)
Bodri (2014)
Cacaban (2013)
Comal (2013)
Babakan (2014)
Gangsa (2014)
Kupang (2013)
Serayu (2010)
Progo (2010)
Luk Ulo (2011)
Bogowonto (2011)
Serang (2012)
Wawar Medono (2012)
Bribin (2013)
Solo (2010)
Brantas (2010)
Sampean (2010)
Bedadung (2010)
Deluang (2010)
Tukad Unda (s.d. 2009)
Blingkang Anyar (s.d. 2009)
Palung (2011)
Moyo (2012)
Mangkung (s.d. 2009)

Provinsi
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Riau
Riau, Sumbar
Riau, Sumut, Sumbar
Riau, Sumbar
Jambi, Sumbar
Sumsel, Bengkulu, Jambi
Bengkulu, Sumsel
Bengkulu
Bengkulu
Lampung
Lampung
Kepri
Kepri
Babel
Babel
Jabar
Jabar, Banten
Jabar, DKI
Jabar
Jabar
Jabar, Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
Jateng
DIY, Jateng
Jateng
DIY, Jateng
DIY, Jateng
Jateng
DIY, Jateng
Jateng, DIY, Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
Bali
Bali
NTB
NTB
NTB

Luas (Ha)
255.780,28
197.852,34
462.062,43
699.510,11
415.617,46
110.339,69
130.929,01
96.494,12
57.407,74
34.501,79
737.185,03
483.528,97
77.947,22
166.110,73
52.982,91
43.449,66
17.467,52
8.866,51
1.117.408,04
2.558.076,36
2.009.768,05
2.267.249,81
4.470.839,54
7.759.888,66
124.873,30
239.109,43
57.936,78
482.316,03
979.818,78
10.419,40
7.910,83
85.592,74
67.993,76
689.998,47
139.204,73
38.664,20
35.240,12
363.489,63
463.585,43
400.891,11
130.069,92
130.100,17
126.972,02
21.329,19
65.081,97
22.396,84
81.855,76
12.542,07
19.840,73
18.207,11
365.661,13
246.119,02
64.356,87
59.725,67
23.940,31
75.322,44
2.743,89
1.594.716,07
1.189.776,12
124.413,65
128.000,18
18.860,62
23.166,92
11.837,46
12.712,14
79.036,95
56.253,04

Wilayah Kerja BPDAS


Krueng Aceh
Krueng Aceh
Krueng Aceh
Krueng Aceh
Wampu Sei Ular
Wampu Sei Ular
Wampu Sei Ular
Wampu Sei Ular
Wampu Sei Ular
Wampu Sei Ular
Asahan Barumun
Asahan Barumun
Asahan Barumun
Agam Kuantan
Agam Kuantan
Agam Kuantan
Agam Kuantan
Agam Kuantan
Indragiri Rokan
Indragiri Rokan
Indragiri Rokan
Indragiri Rokan
Batanghari
Musi
Ketahun
Ketahun
Ketahun
Way Seputih Sekampung
Way Seputih Sekampung
Kepulauan Riau
Kepulauan Riau
Baturusa Cerucuk
Baturusa Cerucuk
Citarum Ciliwung
Citarum Ciliwung
Citarum Ciliwung
Citarum Ciliwung
Cimanuk Citanduy
Cimanuk Citanduy
Pemali Jratun
Pemali Jratun
Pemali Jratun
Pemali Jratun
Pemali Jratun
Pemali Jratun
Pemali Jratun
Pemali Jratun
Pemali Jratun
Pemali Jratun
Pemali Jratun
Serayu Opak Progo
Serayu Opak Progo
Serayu Opak Progo
Serayu Opak Progo
Serayu Opak Progo
Serayu Opak Progo
Serayu Opak Progo
Solo
Brantas
Sampean
Sampean
Sampean
Unda Anyar
Unda Anyar
Dodokan Moyosari
Dodokan Moyosari
Dodokan Moyosari

No
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108

DAS
(Tahun Penyusunan)
Benain (2010)
Noelmina (Benueke ) (2011)
Kapuas (2011)
Sambas (2010)
Kapuas (Barito) (2010)
Mentaya (2010)
Kahayan (2010)
Barito (2011)
Batu Licin (2012)
Mahakam (2010)
Dumoga (s.d. 2009)
Tondano (s.d. 2009)
Sangihe (2010)
Limboto Bone Bolango (2013)
Paguyaman (2012)
Palu (2010)
Poso (2011)
Budong Budong (2012)
Mapili (2012)
Mandar (2013)
Saddang (2010)
Rongkong (2011)
Latuppa (2012)
Bila Walanae (Cenranae) (2010)
Jeneberang (2010)
Lasolo (2011)
Konaweha (2010)
Laea Wanggu (2011)
Wae Apu (2011)
Wae Manumbai (2012)
Wae Hatu Merah (2012)
Akelamo (2011)
Kao (2012)
Oba (s.d. 2009)
Remu (2010)
Arui (2011)
Prafi (2012)
Membramo (2013)
Baliem (Eilenden) (2012)
Tami (2011)
Sentani (2011)

Provinsi
NTT
NTT
Kalbar
Kalbar
Kalteng
Kalteng
Kalteng
Kalsel, Kalteng
Kalsel
Kaltim
Sulut
Sulut
Sulut
Gorontalo, Sulut
Gorontalo
Sulteng
Sulteng, Sulsel
Sulbar
Sulbar
Sulbar
Sulsel, Sulbar
Sulsel
Sulsel
Sulsel
Sulsel
Sultra, Sulteng
Sultra
Sultra
Maluku
Maluku
Maluku
Maluku Utara
Maluku Utara
Maluku Utara
Papua Barat
Papua Barat
Papua Barat
Papua
Papua
Papua
Papua

Luas (Ha)
348.489,81
197.254,07
10.063.599,82
744.406,35
1.633.794,30
1.468.064,83
1.539.305,65
6.234.743,45
142.783,37
7.816.327,35
204.602,21
53.965,50
55.162,79
274.699,75
239.967,26
307.022,67
266.385,76
212.447,37
178.995,14
63.662,41
661.932,35
172.795,10
3.143,49
731.581,59
78.883,90
597.228,43
697.947,51
75.407,65
219.528,09
27.746,29
8.758,83
67.003,92
46.759,58
2.497,63
62.185,31
23.235,23
67.557,96
7.782.704,68
3.687.987,51
325.379,18
87.163,56

Wilayah Kerja BPDAS


Benain Noelmina
Benain Noelmina
Kapuas
Kapuas
Kahayan
Kahayan
Kahayan
Barito
Barito
Mahakam
Tondano
Tondano
Tondano
Bone Bolango
Bone Bolango
Palu Poso
Palu Poso
Lariang Mamasa
Lariang Mamasa
Lariang Mamasa
Saddang
Saddang
Saddang
Jeneberang Walanae
Jeneberang Walanae
Sampara
Sampara
Sampara
Waehapu Batu Merah
Waehapu Batu Merah
Waehapu Batu Merah
Ake Malamo
Ake Malamo
Ake Malamo
Remu Ransiki
Remu Ransiki
Remu Ransiki
Memberamo
Memberamo
Memberamo
Memberamo

Lampiran 11. Daftar KPHL Model (2015)


No

Provinsi

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

Aceh
Sumut
Sumut
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Kepri
Bengkulu
Jambi
Sumsel
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Kaltara
Kalbar
Kalteng
Kalsel
Gorontalo
Sulbar
Sulbar
Sulbar
Sulbar
Sulbar
Sulsel
Sultra
Sultra
Bali
Bali
Bali
NTB
NTB
NTB
NTB
NTT
NTT
NTT
Papua Barat
Papua
JUMLAH

Nama KPHL
Unit III
Toba Samosir/Unit XIV
Unit XXII
Sijunjung
Solok / Unit VI
Lima Puluh Kota/Unt II
Bukit Barisan / Unit IV
Karimun/ Unit I
Bukit Balai Rejang
Sungai Beran Hitam
Banyuasin
Batu Tegi
Rajabasa
Kota Agung Utara
Kab.Pesawaran/Unt XII
Tarakan
Kapuas
Gerbang Barito
Kab. Hulu Sungai Selatan
Pohuwato
Malili
Lariang
Mamasa tengah/Unit VIII
Ganda Dewata
Malunda / Unit X
Larona Malili / Unit I
Konawe / Unit XXII
Peropa"ea Gantara
Bali Barat
Bali Tengah
Bali Timur
Rinjani Barat
Rinjani Timur
Ampang
Tastura
Mutis Timau/ Unit XIX
Alor Pantar
Flores Timur
Remu
Biak Numfor

SK Menhut
993/Menhut-II/2013
867/Menhut-II/2013
992/Menhut-II/2013
SK. 331/MenhutII/2010
SK.42/MenhutII/2012
SK.44/MenhutII/2012
866/Menhut-II/2013
SK.442/MenhutII/2012
994/Menhut-II/2013
SK. 787/Menhutll/2009
961/Menhut-II/2013
SK. 650/Menhutll/2010
SK.367/MenhutII/2011
SK.379/MenhutII/2011
SK.438/Menhut-II/2012
SK. 783/Menhutll/2009
SK. 247/MenhutII/2011
974/Menhut-II/2013
SK.750/Menhut-II/2012
SK. 334/MenhutII/2010
SK. 651/Menhutll/2010
SK. 60/MenhutII/2011
SK.340/MenhutII/2011
SK.441/Menhut-II/2012
SK.753/Menhut-II/2012
SK. 722/MenhutII/2011
SK.762/Menhut-II/2012
975/Menhut-II/2013
Sk. 784/Menhutll/2009
SK. 620/MenhutII/2011
SK. 621/MenhutII/2011
SK. 785/Menhutll/2009
SK.225/MenhutII/2012
SK.751/Menhut-II/2012
971/Menhut-II/2013
SK.41/MenhutII/2012
SK.767/Menhut-II/2012
972/Menhut-II/2013
995/Menhut-II/2013
SK. 648/Menhutll/2010

Tanggal

Luas (Ha)

27 Des 2013
05 Des 2013
27 Des 2013
25 Mei 2010
02 Feb 2012
02 Feb 2012
05 Des 2013
09 Agt 2012
27 Des 2013
07 Des 2009
27 Des 2013
22 Nov 2010
07 Jul 2011
18 Jul 2011
09 Agt 2012
07 Des 2009
02 Mei 2011
27 Des 2013
12/26/2012
25 Mei 2010
22 Nov 2010
28 Feb 2011
27 Juni 2011
09/08/2012
26/12/2012
20 Des 2011
12/26/2012
27 Des 2013
07 Des 2009
01 Nov 2011
01 Nov 2011
07 Des 2009
04 Mei 2012
12/26/2012
27 Des 2013
02 Feb 2012
12/26/2012
27 Des 2013
27 Des 2013
22 Nov 2010

682,391
873,247
116,227
150,492
130,346
117,552
86,508
17,607
16,059
15,965
72,723
58,162
5,160
56,020
11,204
4,623
105,372
154,667
32,803
116,275
77,196
57,916
37,962
157,598
52,071
241,992
140,627
17,728
63,350
14,651
11,978
40,963
37,589
38,681
16,153
115,380
104,334
55,408
12,775
206,016
3,537,771

Lampiran 12 :

RENCANA REHABILITASI DI KPH DAN DAS TAHUN 2015-2019


NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

UNIT PELAKSANA TEKNIS


BPDAS KRUENG ACEH
BPDAS WAMPU SEI ULAR
BPDAS ASAHAN BARUMUN
BPDAS AGAM KUANTAN
BPDAS INDRAGIRI ROKAN
BPDAS KEPRI
BPDAS BATANGHARI
BPDAS MUSI
BPDAS BATURUSA CERUCUK
BPDAS KETAHUN
BPDAS WAY SEPUTIH
SEKAMPUNG
BPDAS CITARUM CILIWUNG
BPDAS CIMANUK CITANDUY
BPDAS PEMALI JRATUN
BPDAS SERAYU OPAK PROGO
BPDAS SOLO
BPDAS BRANTAS
BPDAS SAMPEAN
BPDAS UNDA ANYAR
BPDAS DODOKAN MOYOSARI
BPDAS BENAIN NOELMINA
BPDAS KAPUAS
BPDAS KAHAYAN
BPDAS BARITO
BPDAS MAHAKAM BERAU
BPDAS TONDANO
BPDAS BONE BOLANGO
BPDAS PALU POSO
BPDAS LARIANG MAMASA
BPDAS SADDANG
BPDAS JENEBERANG WALLANAE
BPDAS SAMPARA
BPDAS WAEHAPU BATUMERAH
BPDAS AKE MALAMO
BPDAS REMU RANSIKI
BPDAS MEMBERAMO
TOTAL

Lahan kritis berkurang seluas 5,5 juta hektar melalui


rehabilitasi didalam KPH dan DAS (Ha)

Jumlah (Ha)

2015
38,636
22,727
45,455
11,364
90,909
22,727
45,455
45,455
15,909
27,273
68,182

2016
38,636
22,727
45,455
11,364
90,909
22,727
45,455
45,455
15,909
27,273
68,182

2017
38,636
22,727
45,455
11,364
90,909
22,727
45,455
45,455
15,909
27,273
68,182

2018
38,636
22,727
45,455
11,364
90,909
22,727
45,455
45,455
15,909
27,273
68,182

2019
15,455
9,091
18,182
4,545
36,364
9,091
18,182
18,182
6,364
10,909
27,273

170,000
100,000
200,000
50,000
400,000
100,000
200,000
200,000
70,000
120,000
300,000

17,045
22,727
11,364
20,455
5,682
11,364
5,682
4,545
11,364
34,091
68,182
113,636
45,455
68,182
12,500
15,909
34,091
22,727
17,045
34,091
56,818
45,455
11,364
22,727
103,409
1,250,000

17,045
22,727
11,364
20,455
5,682
11,364
5,682
4,545
11,364
34,091
68,182
113,636
45,455
68,182
12,500
15,909
34,091
22,727
17,045
34,091
56,818
45,455
11,364
22,727
103,409
1,250,000

17,045
22,727
11,364
20,455
5,682
11,364
5,682
4,545
11,364
34,091
68,182
113,636
45,455
68,182
12,500
15,909
34,091
22,727
17,045
34,091
56,818
45,455
11,364
22,727
103,409
1,250,000

17,045
22,727
11,364
20,455
5,682
11,364
5,682
4,545
11,364
34,091
68,182
113,636
45,455
68,182
12,500
15,909
34,091
22,727
17,045
34,091
56,818
45,455
11,364
22,727
103,409
1,250,000

6,818
9,091
4,545
8,182
2,273
4,545
2,273
1,818
4,545
13,636
27,273
45,455
18,182
27,273
5,000
6,364
13,636
9,091
6,818
13,636
22,727
18,182
4,545
9,091
41,364
500,000

75,000
100,000
50,000
90,000
25,000
50,000
25,000
20,000
50,000
150,000
300,000
500,000
200,000
300,000
55,000
70,000
150,000
100,000
75,000
150,000
250,000
200,000
50,000
100,000
455,000
5,500,000

Lampiran 13 :

RENCANA OPERASIONALISASI KPHL TAHUN 2015-2019

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

UNIT PELAKSANA TEKNIS


BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS

KRUENG ACEH
WAMPU SEI ULAR
ASAHAN BARUMUN
AGAM KUANTAN
INDRAGIRI ROKAN
KEPRI
BATANGHARI
MUSI
BATURUSA CERUCUK
KETAHUN
WAY SEPUTIH SEKAMPUNG
CITARUM CILIWUNG
CIMANUK CITANDUY
PEMALI JRATUN
SERAYU OPAK PROGO
SOLO
BRANTAS
SAMPEAN
UNDA ANYAR
DODOKAN MOYOSARI
BENAIN NOELMINA
KAPUAS
KAHAYAN
BARITO
MAHAKAM BERAU
TONDANO
BONE BOLANGO
PALU POSO
LARIANG MAMASA
SADDANG
JENEBERANG WALLANAE
SAMPARA
WAEHAPU BATUMERAH
AKE MALAMO
REMU RANSIKI
MEMBERAMO
TOTAL

Jumlah KPHL yang beroperasi sebanyak 182


KPHL sampai dengan tahun 2019 (Unit)
2015
1
2
1
3
1
2
1
1
4
3
4
3
1
1
1
1
1
4
1
2
1
1
40

2016
2
6
1
4
1
4
4
1
7
1
1
2
1
1
5
41

2017
1
1
1
3
1
2
1
1
3
1
2
1
1
1
2
2
1
1
2
2
1
2
7
40

2018
2
2
1
1
2
2
2
1
1
2
1
1
2
2
2
1
1
3
1
1
2
6
39

2019
1
1
1
1
1
1
2
2
2
3
2
6
23

Jumlah
(Unit)
6
4
10
2
8
2
3
10
2
5
10
3
11
13
5
3
4
3
4
4
5
8
5
2
10
5
5
6
25
183

Lampiran 14:

RENCANA PEMBUATAN TANAMAN HUTAN KOTA TAHUN 2015-2019


NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

UNIT PELAKSANA TEKNIS


BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS

KRUENG ACEH
WAMPU SEI ULAR
ASAHAN BARUMUN
AGAM KUANTAN
INDRAGIRI ROKAN
KEPRI
BATANGHARI
MUSI
BATURUSA CERUCUK
KETAHUN
WAY SEPUTIH SEKAMPUNG
CITARUM CILIWUNG
CIMANUK CITANDUY
PEMALI JRATUN
SERAYU OPAK PROGO
SOLO
BRANTAS
SAMPEAN
UNDA ANYAR
DODOKAN MOYOSARI
BENAIN NOELMINA
KAPUAS
KAHAYAN
BARITO
MAHAKAM BERAU
TONDANO
BONE BOLANGO
PALU POSO
LARIANG MAMASA
SADDANG
JENEBERANG WALLANAE
SAMPARA
WAEHAPU BATUMERAH
AKE MALAMO
REMU RANSIKI
MEMBERAMO
JUMLAH

Luas Hutan Kota dan pemeliharaannya seluas


5.000 Ha
2015
100
50
50
50
30
50
50
25
25
50
50
50
50
50
100
20
50
50
50
50
1,000

2016
75
50
50
30
50
50
20
50
25
25
50
25
30
50
50
50
50
50
50
20
50
50
50
1,000

2017
75
50
50
30
50
50
20
50
25
25
50
25
30
50
50
50
50
50
50
20
50
50
50
1,000

2018
75
50
50
30
50
50
20
50
25
25
50
25
30
50
50
50
50
50
50
20
50
50
50
1,000

2019
75
50
50
30
50
50
20
50
25
25
50
25
30
50
50
50
50
50
50
20
50
50
50
1,000

Jumlah
(Ha)
400
250
250
50
150
200
50
50
200
80
200
100
125
200
125
120
250
50
250
250
250
300
200
100
250
250
250
50
5,000

Lampiran 15:

RENCANA INTERNALISASI RPDAST KEDALAM RTRWP TAHUN 2015-2019


NO

UNIT PELAKSANA TEKNIS

1
2

BPDAS KRUENG ACEH


BPDAS WAMPU SEI ULAR

BPDAS ASAHAN BARUMUN

BPDAS AGAM KUANTAN

5
6

BPDAS INDRAGIRI ROKAN


BPDAS KEPRI

BPDAS BATANGHARI

8
9

BPDAS MUSI
BPDAS BATURUSA CERUCUK

Jumlah RPDAST yang diinternalisasi kedalam RTRW sebanyak 108 RPDAST


2015
2016
2017
2018
2019
DAS
Jumlah
DAS
Jumlah
DAS
Jumlah
DAS
Jumlah
DAS
Jumlah
DAS Krueng
1 AS Peurelak Tamia
1 DAS Peusangan
1 DAS Jambu Aye
1
DAS Padang
1 DAS Deli; DAS
2
DAS Wampu
1 DAS Sei Ular;
2
Besitang
DAS Lepan
DAS Asahan
Toba
DAS Antokan

DAS Siak
DAS
Duriankang
DAS
Batanghari
DAS Musi
DAS Ajang
Mabat
DAS Ketahun

1
1

DAS Batang
Gadis
DAS Pasaman,
DAS Gasan
Gadang
DAS Rokan

1
-

4
2

1
2

DAS Harau;
DAS Tarusan

1
-

DAS Kampar
DAS Sei Jang

1
1

1
1
1

DAS Mancang

DAS Bengkulu

DAS Tulang
Bawang
DAS Citarum

10

BPDAS KETAHUN

11

BPDAS WAY SEPUTIH SEKAMPUNG

12

BPDAS CITARUM CILIWUNG

DAS
Sekampung
DAS Ciliwung

13

BPDAS CIMANUK CITANDUY

DAS Cimanuk

DAS Citanduy

14

BPDAS PEMALI JRATUN

DAS Serang

DAS Garang;
DAS Bodri; DAS
Tuntang

15

BPDAS SERAYU OPAK PROGO

DAS Serayu

16

BPDAS SOLO

DAS Solo

DAS Cisadane

4
6

DAS Mujoi/
Nias

Jumlah

DAS Indragiri

DAS Manna
Padang Guci
DAS Cisadea

DAS Pemali ;
DAS Juwana;
DAS Gangsa;
DAS Kupang;
DAS Luk Ulo

DAS Cacaban;
DAS Comal;
DAS Wawar
Medono; DAS
Babakan

13

DAS Progo

DAS
Bogowonto;
DAS Serang;
DAS Bribin

NO

UNIT PELAKSANA TEKNIS

17

BPDAS BRANTAS

18

BPDAS SAMPEAN

19

BPDAS UNDA ANYAR

20

Jumlah RPDAST yang diinternalisasi kedalam RTRW sebanyak 108 RPDAST


2015
2016
2017
2018
2019
DAS
Jumlah
DAS
Jumlah
DAS
Jumlah
DAS
Jumlah
DAS
Jumlah
DAS Brantas
1
1

BPDAS DODOKAN MOYOSARI

DAS
Sampean
DAS Tukad
Unda
DAS Moyo

21

BPDAS BENAIN NOELMINA

DAS Benain

22
23

BPDAS KAPUAS
BPDAS KAHAYAN

DAS Kapuas
DAS Kahayan

1
1

24
25

BPDAS BARITO
BPDAS MAHAKAM BERAU

1
1

26

BPDAS TONDANO

DAS Barito
DAS
Mahakam
DAS Tondano

27

BPDAS BONE BOLANGO

DAS Limboto
Bone Bolango

28
29

BPDAS PALU POSO


BPDAS LARIANG MAMASA

1
1

DAS Palu
DAS Mapili

1
1

30

BPDAS SADDANG

DAS Poso
DAS BudongBudong
DAS Saddang

DAS Latuppa

1 DAS Rongkong

31

BPDAS JENEBERANG WALLANAE

1 DAS Jeneberang

32

BPDAS SAMPARA

33

BPDAS WAEHAPU BATUMERAH

34
35
36

BPDAS AKE MALAMO


BPDAS REMU RANSIKI
BPDAS MEMBERAMO

DAS Bila
Wallanae
DAS
Konaweha
DAS Wae
Hatu Merah
DAS Oba
DAS Remu
DAS
Memberamo

TOTAL

1
1

DAS Deluang

DAS Blingkang
Anyar
DAS Mangkung

DAS Noelmina/
Benueke

DAS
Kapuas/Barito

DAS Dumoga

DAS Sambas

DAS Batulicin

1
-

DAS Sangihe

DAS
Paguyaman

DAS Wae Apu

1
1
1

DAS Akelamo
DAS Arui
DAS Tami

1
1
1

36

28

DAS Lasolo

1
-

1
-

DAS Kao
DAS Prafi
DAS Baliem/
Eilenden;

1
1
1
23

DAS
Bedadung
DAS Palung

DAS Mentaya

DAS Mandar

DAS Laea
Wanggu
DAS Wae
Manumbai
DAS Sentani

Jumlah
1

2
3

2
1

2
3

3
3
4

21

108

Lampiran 16:

RENCANA PENYUSUNAN RPDAS LINTAS NEGARA TAHUN 2015-2019


NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

UNIT PELAKSANA TEKNIS


BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS

KRUENG ACEH
WAMPU SEI ULAR
ASAHAN BARUMUN
AGAM KUANTAN
INDRAGIRI ROKAN
KEPRI
BATANGHARI
MUSI
BATURUSA CERUCUK
KETAHUN
WAY SEPUTIH SEKAMPUNG
CITARUM CILIWUNG
CIMANUK CITANDUY
PEMALI JRATUN
SERAYU OPAK PROGO
SOLO
BRANTAS
SAMPEAN
UNDA ANYAR
DODOKAN MOYOSARI
BENAIN NOELMINA
KAPUAS
KAHAYAN
BARITO
MAHAKAM BERAU
TONDANO
BONE BOLANGO
PALU POSO
LARIANG MAMASA
SADDANG
JENEBERANG WALLANAE
SAMPARA
WAEHAPU BATUMERAH
AKE MALAMO
REMU RANSIKI
MEMBERAMO
TOTAL

Jumlah DAS Lintas Negara yang memiliki


MoU/status sebanyak 19 DAS Lintas Negara
2015
3
-

2016
4
4

2017
3
1
4

2018
4
4

2019
4
4

Jumlah
(DAS)
10
9
19

Lampiran 17:

RENCANA PEMULIHAN DAS PRIORITAS TAHUN 2015-2019

NO

UNIT PELAKSANA TEKNIS

Jumlah DAS Prioritas yang dipulihkan


kesehatannya melalui pembangunan embung,
dam pengendali, dan dam penahan skala kecil
Jumlah
dan menengah didaerah hulu sebanyak 15
(DAS)
DAS Prioritas sampai dengan tahun 2019

2015
KRUENG ACEH
WAMPU SEI ULAR
ASAHAN BARUMUN
AGAM KUANTAN
INDRAGIRI ROKAN
KEPRI
BATANGHARI
MUSI
BATURUSA CERUCUK
KETAHUN
WAY SEPUTIH SEKAMPUNG
CITARUM CILIWUNG
3
CIMANUK CITANDUY
PEMALI JRATUN
SERAYU OPAK PROGO
1
SOLO
1
BRANTAS
1
SAMPEAN
UNDA ANYAR
DODOKAN MOYOSARI
BENAIN NOELMINA
KAPUAS
KAHAYAN
BARITO
MAHAKAM BERAU
TONDANO
BONE BOLANGO
1
PALU POSO
LARIANG MAMASA
SADDANG
1
JENEBERANG WALLANAE
SAMPARA
WAEHAPU BATUMERAH
AKE MALAMO
REMU RANSIKI
MEMBERAMO
TOTAL
8
Keterangan: Penanganan dilakukan secara berkelanjutan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS

2016
1
-

2017
1
1
1
1
4

2018
-

2019
-

1
1
-

1
3
1
1
1
1
1
1
1
1

15

Lampiran 18:

RENCANA PENINGKATAN MATA AIR DAS PRIORITAS 2015-2019

NO

UNIT PELAKSANA TEKNIS

Jumlah DAS Prioritas yang meningkat jumlah


mataairnya melalui konservasi sumberdayaair
secara vegetatif, pembangunan embung, dam
Jumlah
pengendali, dam penahan, dan gully plug
(DAS)
didaerah hulu DAS serta sumur resapan
sebanyak 15 DAS Prioritas sampai dengan
tahun 2019

2015
2016
BPDAS KRUENG ACEH
BPDAS WAMPU SEI ULAR
BPDAS ASAHAN BARUMUN
BPDAS AGAM KUANTAN
BPDAS INDRAGIRI ROKAN
BPDAS KEPRI
BPDAS BATANGHARI
BPDAS MUSI
BPDAS BATURUSA CERUCUK
BPDAS KETAHUN
BPDAS WAY SEPUTIH
SEKAMPUNG
12 BPDAS CITARUM CILIWUNG
3
13 BPDAS CIMANUK CITANDUY
14 BPDAS PEMALI JRATUN
15 BPDAS SERAYU OPAK PROGO
1
16 BPDAS SOLO
1
17 BPDAS BRANTAS
1
18 BPDAS SAMPEAN
19 BPDAS UNDA ANYAR
20 BPDAS DODOKAN MOYOSARI
21 BPDAS BENAIN NOELMINA
22 BPDAS KAPUAS
1
23 BPDAS KAHAYAN
24 BPDAS BARITO
25 BPDAS MAHAKAM BERAU
26 BPDAS TONDANO
27 BPDAS BONE BOLANGO
1
28 BPDAS PALU POSO
29 BPDAS LARIANG MAMASA
30 BPDAS SADDANG
1
31 BPDAS JENEBERANG WALLANAE
32 BPDAS SAMPARA
33 BPDAS WAEHAPU BATUMERAH
34 BPDAS AKE MALAMO
35 BPDAS REMU RANSIKI
36 BPDAS MEMBERAMO
TOTAL
8
1
Keterangan: Penanganan dilakukan secara berkelanjutan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

2017
1
1
1
-

2018
-

2019
-

1
1
3

1
1
1

1
1

1
1
1

15

Lampiran 19:

RENCANA PENYUSUNAN DATA DAN INFORMASI DAS PRIORITAS


TAHUN 2015-2019

NO

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

UNIT PELAKSANA TEKNIS

BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS
BPDAS

KRUENG ACEH
WAMPU SEI ULAR
ASAHAN BARUMUN
AGAM KUANTAN
INDRAGIRI ROKAN
KEPRI
BATANGHARI
MUSI
BATURUSA CERUCUK
KETAHUN
WAY SEPUTIH SEKAMPUNG
CITARUM CILIWUNG
CIMANUK CITANDUY
PEMALI JRATUN
SERAYU OPAK PROGO
SOLO
BRANTAS
SAMPEAN
UNDA ANYAR
DODOKAN MOYOSARI
BENAIN NOELMINA
KAPUAS
KAHAYAN
BARITO
MAHAKAM BERAU
TONDANO
BONE BOLANGO
PALU POSO
LARIANG MAMASA
SADDANG
JENEBERANG WALLANAE
SAMPARA
WAEHAPU BATUMERAH
AKE MALAMO
REMU RANSIKI
MEMBERAMO
TOTAL

Jumlah DAS prioritas yang memiliki Data dan


Informasi penurunan Q max/Q min, kadar
BOD, dan peningkatan tutupan lahan di 15
DAS Prioritas selama 5 tahun
2015
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
15

2016
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
15

2017
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
15

2018
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
15

2019
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
15

Lampiran 20:

RENCANA PEMBANGUNAN KEBUN BENIH SEMAI/KEBUN BENIH KLOM DAN AREAL SUMBERDAYA GENETIK TAHUN 2015-2019

NO

UNIT PELAKSANA TEKNIS

BPTH SUMATERA

BPTH JAWA DAN MADURA

BPTH BALI DAN NUSRA

BPTH KALIMANTAN

BPTH SULAWESI

BPTH MALUKU DAN PAPUA


TOTAL

Luas sumber benih berkualitas yang terbangun melalui kebun benih semai/kebun benih klon dan areal
Sumberdaya genetik seluas 490 Ha
KBS/KBK
ASDG
KBS/KBK
ASDG
KBS/KBK
ASDG
KBS/KBK
ASDG
KBS/KBK
ASDG
KBS/KBK
ASDG

2015
(Unit)
(Ha)
4
20
4
20
4
20
1
5
3
15
3
15
2
10
1
5
4
20
3
15
3
15
2
10
34
170

2016
(Unit)
(Ha)
3
15
3
15
2
10
2
10
1
5
1
5
2
10
2
10
16
80

2017
(Unit)
(Ha)
3
15
3
15
2
10
2
10
1
5
1
5
2
10
2
10
16
80

2018
(Unit)
(Ha)
3
15
3
15
2
10
2
10
1
5
1
5
2
10
2
10
16
80

2019
(Unit)
(Ha)
15
3
15
3
0
0
10
2
10
2
5
1
5
1
5
1
5
1
5
1
5
1
16
80

Jumlah
(Ha)
80
80
20
5
55
55
30
25
55
50
20
15
490

Lampiran 21:

RENCANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BIBIT DARI PERSEMAIAN PERMANEN DAN SUMBER LAINNYA TAHUN 2015-2019

NO

UNIT PELAKSANA TEKNIS

Jumlah bibit berkualitas yang disediakan dan distribusikan dari 50 unit persemaian permanen & sumber lainnya sebanyak 187,5
juta bibit secara kumulatif sampai tahun 2019
Unit

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42

BPDAS KRUENG ACEH


BPDAS WAMPU SEI ULAR
BPDAS ASAHAN BARUMUN
BPDAS AGAM KUANTAN
BPDAS INDRAGIRI ROKAN
BPDAS KEPRI
BPDAS BATANGHARI
BPDAS MUSI
BPDAS BATURUSA CERUCUK
BPDAS KETAHUN
BPDAS WAY SEPUTIH SEKAMPUNG
BPDAS CITARUM CILIWUNG
BPDAS CIMANUK CITANDUY
BPDAS PEMALI JRATUN
BPDAS SERAYU OPAK PROGO
BPDAS SOLO
BPDAS BRANTAS
BPDAS SAMPEAN
BPDAS UNDA ANYAR
BPDAS DODOKAN MOYOSARI
BPDAS BENAIN NOELMINA
BPDAS KAPUAS
BPDAS KAHAYAN
BPDAS BARITO
BPDAS MAHAKAM BERAU
BPDAS TONDANO
BPDAS BONE BOLANGO
BPDAS PALU POSO
BPDAS LARIANG MAMASA
BPDAS SADDANG
BPDAS JENEBERANG WALLANAE
BPDAS SAMPARA
BPDAS WAEHAPU BATUMERAH
BPDAS AKE MALAMO
BPDAS REMU RANSIKI
BPDAS MEMBERAMO
BPTH SUMATERA
BPTH JAWA DAN MADURA
BPTH BALI DAN NUSRA
BPTH KALIMANTAN
BPTH SULAWESI
BPTH MALUKU DAN PAPUA
JUMLAH

1
1
2
2
1
2
2
2
2
1
1
1
1
2
4
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
4
1
3
2
1
50

2015
Produksi (Btg)
750,000
500,000
1,500,000
1,250,000
750,000
800,000
3,500,000
800,000
1,500,000
1,500,000
1,000,000
1,500,000
1,000,000
1,500,000
2,100,000
1,000,000
500,000
500,000
1,750,000
750,000
500,000
500,000
500,000
750,000
500,000
1,750,000
3,500,000
1,000,000
2,000,000
1,750,000
300,000
37,500,000

Unit
1
1
2
2
1
2
2
2
2
1
1
1
1
2
4
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
4
1
3
2
1
50

2016
Produksi (Btg)
750,000
500,000
1,500,000
1,250,000
750,000
800,000
3,500,000
800,000
1,500,000
1,500,000
1,000,000
1,500,000
1,000,000
1,500,000
2,100,000
1,000,000
500,000
500,000
1,750,000
750,000
500,000
500,000
500,000
750,000
500,000
1,750,000
3,500,000
1,000,000
2,000,000
1,750,000
300,000
37,500,000

Unit
1
1
2
2
1
2
2
2
2
1
1
1
1
2
4
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
4
1
3
2
1
50

2017
Produksi (Btg)
750,000
500,000
1,500,000
1,250,000
750,000
800,000
3,500,000
800,000
1,500,000
1,500,000
1,000,000
1,500,000
1,000,000
1,500,000
2,100,000
1,000,000
500,000
500,000
1,750,000
750,000
500,000
500,000
500,000
750,000
500,000
1,750,000
3,500,000
1,000,000
2,000,000
1,750,000
300,000
37,500,000

Unit
1
1
2
2
1
2
2
2
2
1
1
1
1
2
4
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
4
1
3
2
1
50

2018
Produksi (Btg)
750,000
500,000
1,500,000
1,250,000
750,000
800,000
3,500,000
800,000
1,500,000
1,500,000
1,000,000
1,500,000
1,000,000
1,500,000
2,100,000
1,000,000
500,000
500,000
1,750,000
750,000
500,000
500,000
500,000
750,000
500,000
1,750,000
3,500,000
1,000,000
2,000,000
1,750,000
300,000
37,500,000

Unit
1
1
2
2
1
2
2
2
2
1
1
1
1
2
4
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
4
1
3
2
1
50

2019
Produksi (Btg)
750,000
500,000
1,500,000
1,250,000
750,000
800,000
3,500,000
800,000
1,500,000
1,500,000
1,000,000
1,500,000
1,000,000
1,500,000
2,100,000
1,000,000
500,000
500,000
1,750,000
750,000
500,000
500,000
500,000
750,000
500,000
1,750,000
3,500,000
1,000,000
2,000,000
1,750,000
300,000
37,500,000

Jumlah
Produksi (Btg)
3,750,000
2,500,000
7,500,000
6,250,000
3,750,000
4,000,000
17,500,000
4,000,000
7,500,000
7,500,000
5,000,000
7,500,000
5,000,000
7,500,000
10,500,000
5,000,000
2,500,000
2,500,000
8,750,000
3,750,000
2,500,000
2,500,000
2,500,000
3,750,000
2,500,000
8,750,000
17,500,000
5,000,000
10,000,000
8,750,000
1,500,000
187,500,000

Lampiran 22:

RENCANA PENGELOLAAN SUMBER BENIH TAHUN 2015-2019


NO

UNIT PELAKSANA TEKNIS

BPTH SUMATERA

BPTH JAWA DAN MADURA

BPTH BALI DAN NUSRA

BPTH KALIMANTAN

Luas areal pengelolaan sumber benih sepanjang tahun sampai


dengan tahun 2019 seluas 10.500 Ha
2015
3,369

2016
3,369

2017
3,369

2018
3,369

2019
3,369

4,235

4,235

4,235

4,235

4,235

878

878

878

878

878

3,442

3,442

3,442

3,442

3,442

BPTH SULAWESI

1,883

1,883

1,883

1,883

1,883

BPTH MALUKU DAN PAPUA

1,035

1,035

1,035

1,035

1,035

14,843

14,843

14,843

14,843

14,843

TOTAL

Lampiran 23:
RENCANA PENYUSUNAN DATA DAN INFORMASI PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE TAHUN
2015-2019

NO

UNIT PELAKSANA TEKNIS

Jumlah wilayah kerja yang memiliki ketersediaan data


dan informasi pengelolaan hutan mangrove didalam
kawasan hutan sebanyak 2 wilayah kerja sepanjang
tahun selama 5 tahun
2015

1
2

BPHM WILAYAH I
BPHM WILAYAH II
JUMLAH

2016

2017

2018

2019

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

Lampiran 24:

RENCANA PENGEMBANGAN KELOMPOK KERJA MANGROVE DAERAH TAHUN 2015-2019

NO

UNIT PELAKSANA TEKNIS

Jumlah Provinsi yang mengaktifkan kelompok kerja


mangrove daerah sebanyak 31 Provinsi
2015

1
2

BPHM WILAYAH I
BPHM WILAYAH II
JUMLAH

2016

2017

2018

2019

17
14

17
14

17
14

17
14

17
14

31

31

31

31

31

Lampiran 25:

NO

1
2

RENCANA PENGEMBANGAN MODEL PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE


TAHUN 2015-2019

UNIT PELAKSANA TEKNIS

BPHM WILAYAH I
BPHM WILAYAH II
JUMLAH

Jumlah wilayah kerja yang memiliki model pengelolaan


hutan mangrove didalam kawasan hutan sebanyak 2
wilayah kerja sepanjang tahun selama 5 tahun (Wilayah
Kerja)
2015
2016
2017
2018
2019
1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

Lampiran 26:
RENCANA PENGEMBANGAN PRODUKSI HHBK SUTERA ALAM TAHUN 2015-2019

NO

UNIT PELAKSANA TEKNIS

BPA SULAWESI
JUMLAH

Prosentase produksi HHBK sutera alam dari Hutan


Lindung meningkat sampai dengan 15% dari tahun 2014
(%)
2015
2016
2017
2018
2019
3

12

15

12

15

Anda mungkin juga menyukai