Makalah Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Makalah Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pendidikan Kewarganegaraan
yang dibina oleh Bapak Gatot Isnani
Oleh
Rizqiana Yogi Cahyaningtyas (32)
085735153073
KATA PENGANTAR
saran
yang
konstruktif
yang
telah
diberikan,
penulis
patut
Gatot
Isnani
selaku
dosen
matakuliah
Pendidikan
i1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI..
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang. 1
1.2. Rumusan Masalah.... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Hak Asasi Manusia. 3
2.2. Pasal Pasal Lama yang
Mengatur tentang Hak Asasi Manusia.. 3
2.3. Pasal Pasal Baru yang Mengatur
tentang Hak Asasi Manusia... 5
2.4. Pelaksanaan Hak Asasi Manusia Sebelum
dan Sesudah Diamandemennya UUD 1945.. 8
DAFTAR RUJUKAN.. 15
ii 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hasil amandemen UUD 1945 telah mengubah sistem ketatanegaraan
Indonesia salah satunya adalah mengenai jaminan hak asasi manusia yang
semakin meluas. Dari kualitas jaminan hak-haknya, UUD 1945 mengatur jauh
lebih lengkap dibandingkan sebelum amandemen (Wiratraman, 2007:1). Terdapat
tambahan bab baru yang khusus membahas tentang jaminan hak asasi manusia
yaitu BAB XA. Tidak hanya pada bab baru, jaminan terhadap hak asasi manusia
juga dicantumkan di luar bab XA tersebut. Hal ini membuktikan keseriusan
pemerintah dalam mewujudkan cita cita bangsa Indonesia yang terdapat pada
pembukaan UUD 1945 alinea keempat.
Meluasnya jaminan hak asasi manusia dalam pasal pasal UUD 1945 tentu
berpengaruh besar terhadap sistem ketatanegaraan republik Indonesia terutama
berkaitan
tentang
hubungan
antara
pemerintah
dan
rakyat.
Sebelum
diamandemennya UUD 1945 yaitu pada masa orde baru dan orde lama, konsepsi
jaminan hak asasi manusia justru hampir tidak diimplementasikan. Kita tentu
dapat melihat banyaknya pelanggaran hak asasi manusia yang disebabkan oleh
kesewenang wenangan pemerintah yang cenderung otoriter dan membatasi hak
hak warga negaranya.
Walaupun demikian, menguatnya hak asasi manusia secara tekstual, tidak
serta merta memberikan jawaban tuntas atas masalah hak asasi manusia secara
implementasinya. Perluasan kepada hak asasi manusia dalam UUD 1945 pasca
amandemen tentu tidak dapat sepenuhnya menjunjung kepentingan warga negara
Indonesia. Terbukti dengan masih adanya pelanggaran hak asasi manusia di
Indonesia dan belum meratanya kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sejarah menunjukkan bahwa penegakan hak asasi manusia lebih berhasil ketika
datang rezim baru menggantikan rezim lama tetapi mustahil untuk mengatakan
bahwa pergantian rezim di negeri ini berhasil mendudukkan seratus persen rezim
baru yang terbebas dari rezim Soeharto (Lubis, 2006 : 9).
Namun terlepas dari itu, tentu saja penerapan dan pelaksanaan sebuah
undang-undang dasar akan sangat dipengaruhi oleh situasi perkembangan zaman,
11
2.
Apa saja pasal pasal lama yang mengatur tentang hak asasi
manusia?
3.
Apa saja pasal pasal baru yang mengatur tentang hak asasi manusia?
4.
25
BAB II
PEMBAHASAN
Akan tetapi konstitusi tidak cukup hanya dilihat sebagai hukum dasar sebab
konstitusi juga merupakan hasil mediasi dari berbagai kekuatan dan kepentingan.
Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa konstitusi juga dapat dimanipulasi
terutama oleh mereka yang memiliki kekuasaan.
Hal ini pernah dialami konstitusi Indonesia. Sebelum Undang-Undang
Dasar 1945 diamandemen terdapat 6 pasal yang secara eksplisit berurusan dengan
hak asasi manusia, antara lain hak bekerja, berkumpul dan menyatakan pendapat,
berorganisasi, serta hak memeluk agama menurut keyakinan masing-masing
(Panduan Bantuan Hukum di Indonesia : Pedoman Anda Memami dan
Menyelesaikan Masalah Hukum, 2007 : 313). Rumusan hak yang dijamin di
dalam UUD 1945 sebelum amandemen begitu singkat sehingga dapat memberi
kuasa kepada rezim yang berkuasa untuk membuat peraturan berdasarkan
kepentingannya. Akibatnya hak-hak asasi manusia yang dijamin di dalamnya
dapat dengan mudah dikesampingkan bahkan dilanggar.
Tabel 2.1. Pasal Pasal Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945 Sebelum
Amandemen
No.
Pasal
Isi Pasal
1.
Pasal 27 ayat (1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
2.
Pasal 27 ayat (2) Tiap tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
3.
Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan undang undang.
4.
Pasal 29 ayat (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
5.
Pasal 30 ayat (1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pembelaan negara.
6.
Pasal 31 ayat (1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
7.
Pasal 32
Pemerintah memajukan kebudayaan nasional
Indonesia.
8.
Pasal 33 ayat (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan.
9.
Pasal 33 ayat (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara
dan yang menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara.
10. Pasal 33 ayat (3) Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
47
11.
Pasal 34
dan hak
kesejahteraan, yang oleh karena itu tidak boleh diabaikan atau dirampas oleh
siapapun. Selanjutnya manusia juga mempunyai hak dan tanggung jawab yang
timbul sebagai akibat perkembangan kehidupannya dalam masyarakat.
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1948 telah mengeluarkan Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights). Oleh
karena itu bangsa Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa
mempunyai tanggung jawab untuk menghormati ketentuan yang tercantum dalam
deklarasi tersebut.
Memasukkan hak-hak asasi manusia ke dalam pasal-pasal konstitusi
merupakan salah satu ciri konstitusi modern. Setidaknya, dari 120an
konstitusi di dunia, ada lebih dari 80 persen diantaranya yang telah
memasukkan pasal-pasal hak asasi manusia, utamanya pasal-pasal
dalam DUHAM. Perkembangan ini sesungguhnya merupakan
konsekuensi tata pergaulan bangsa-bangsa sebagai bagian dari
komunitas internasional, utamanya melalui organ Perserikatan
Bangsa-Bangsa. Sejak dideklarasikannya sejumlah hak-hak asasi
manusia dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia atau biasa
disebut DUHAM 1948 (Universal Declaration of Human Rights),
yang kemudian diikuti oleh sejumlah kovenan maupun konvensi
internasional tentang hak asasi manusia, maka secara bertahap
diadopsi oleh negara-negara sebagai bentuk pengakuan rezim normatif
internasional yang dikonstruksi untuk menata hubungan internasional
(Wiratraman, 2007:3).
DUHAM 1948 kemudian banyak diadopsi dalam Konstitusi RIS maupun
UUD Sementara 1950, dimana konstitusi-konstitusi tersebut merupakan konstitusi
yang paling berhasil memasukkan hak asasi manusia hampir keseluruhan pasalpasal hak asasi manusia yang diatur dalam DUHAM (Poerbopranoto, 1953 : 92).
51
berkomunikasi dan
memperoleh
informasi
Hak atas rasa aman
dan bebas dari
ancaman
Bebas dari
penyiksaan
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Hak anak
27 ayat (2)
18.
31
19.
Pemenuhan
kebutuhan dasar
dan pendidikan
Hak untuk
memajukan dirinya
secara kolektif
20.
33 ayat (3)
21.
Hak memperoleh
suaka politik
Hak untuk tidak
diperbudak
Hak untuk diakui
sebagai pribadi di
hadapan hukum
Hak untuk tidak
dituntut atas dasar
hukum yang
berlaku surut
Hak untuk tidak
diperlakukan
diskriminatif
Hak untuk memiliki 18B ayat (2)
keturunan
32 ayat (1)
34 ayat (1)
Pengakuan
hukum dan hak
adat tradisional
Hak atas
pekerjaan dan
penghidupan
yang layak
Hak atas
pendidikan
Kebebasan
masyarakat dalam
memelihara dan
mengembangkan
nilai-nilai budaya
Hak atas akses
sumber daya
alam untuk
kesejahteraan
rakyat
Hak untuk
mendapat
pemeliharaan
bagi fakir miskin
71
22.
34 ayat (2)
34 ayat (3)
dan anak-anak
terlantar
Hak atas jaminan
sosial
Hak atas
pelayanan
91
sementara
kemiskinan
rakyat
terus
meningkat.
Terjadinya
1013
politik dan pemerintahan menjadi terbuka. DPR dan MPR mulai berfungsi dengan
baik sebagai aspirasi rakyat untuk memperoleh hak-hak mereka.
Kebebasan berekspresi dalam masyarakat mulai terangkat kembali. Hal ini
terlihat dari munculnya partai-partai politik dari berbagai golongan dan ideologi.
Masyarakat bisa menyampaikan kritik secara terbuka kepada pemerintah. Mereka
bisa dengan bebas dan aktif mendiskusikan isu isu kritis, termasuk urgennya
mereformasi
UUD
1945.
Kebebasan
berpendapat
dan
berekspresi
ini
11 1
lembaga demokrasi dan hak asasi manusia ialah bukti kontribusi masyarakat sipil
dalam mewujudkan demokrasi (Pramudya, 2004 : 54).
1215
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1.
2.
3.
13 1
3.1. Saran
Peraturan tentang pelaksanaan dan jaminan hak asasi manusia memang
penting untuk terus menerus dikoreksi, tidak saja secara konsepsional dan
pengaturannya, tetapi tantangannya adalah bagaimana Indonesia mampu
mengimplementasikan penerapan pelaksanaan peraturan tentang hak asasi
manusia yang sesuai dengan UUD 1945 di tengah situasi yang menyuguhkan
politik hak asasi manusia yang mistifikatif. Dalam situasi demikian, konstitusi
Indonesia perlu terus menerus didorong untuk secara berani dan tegas menjamin
serta melindungi hak-hak asasi manusia yang telah memiliki landasan hukum
tertinggi sebagai hak-hak konstitusional. Dengan begitu, pembatasan kekuasaan
secara sewenang-wenang akan terkelola.
1417
DAFTAR RUJUKAN
15 1