Anda di halaman 1dari 23

Sistem Penyediaan Air Bersih

Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain: unit sumber baku, unit
pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan unit konsumsi.

1. Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang mana pada unit ini
sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air tanah, air permukaan, air hujan yang
jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan.
2. Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi kualitas air bersih atau
minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum
memenuhi syarat kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman bagi manusia.
3. Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang menentukan jumlah
produksi air bersih atau minum yang layak didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir dengan
sistem pengaliran gravitasi atau pompanisasi.
4. Unit produksi merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber air menjadi air bersih.
Teknologi pengolahan disesuaikan dengan sumber air yang ada.
Jenis Sumber Air dengan Proses Pengolahan

Jenis Sumber Proses Pengolahan :


a. Mata Air Pengolahan tidak lengkap
Filtrasi, pembubuhan desinfektan
b. Sumur Dangkal/Dalam Pengolahan tidak lengkap hanya pengolahan Fe, Mn, dan pembubuhan
desinfektan
Pengolahan lengkap
a. Sungai Pengolahan lengkap bila kekeruhannya tinggi > 50
b. Danau NTU(Nephelometric Turbidity Unit)
c. Pengolahan tidak lengkap, bila kekeruhan < 50 NTU
5. Unit transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi menuju ke beberapa tandon atau
reservoir melalui jaringan pipa.
6. Unit distribusi adalah merupakan jaringan pipa yang mengantarkan air bersih atau minum dari
tandon atau reservoir menuju ke rumah-rumah konsumen dengan tekanan air yang cukup sesuai
dengan yang diperlukan konsumen.
7. Unit konsumsi adalah merupakan instalasi pipa konsumen yang telah disediakan alat pengukur
jumlah air yang dikonsumsi pada setiap bulannya.

Berikut ini aliran penyediaan air untuk kebutuhan suatu wilayah :


Pemakaian air perkapita bervariasi tergantung kepada beberapa faktor, yaitu:
1. Tingkat kehidupan dan tingkat perekonomian masyarakat tersebut;
2. Tingkat pendidikan masyarakat; dan
3. Keadaan sistem penyediaan air.
Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk keperluan pokok manusia
(domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang memerlukan air (non domestik).

Sistem penyediaan air bersih dapat dibedakan menjadi:


1. Penyediaan air minum individual
Digunakan untuk penggunaan individu dan pelayanan yang terbatas. Sistemnya sederhana,
contohnya satu sumur untuk satu rumah tangga atau satu sumur atau sumber untuk beberapa rumah
tangga.
2. Penyediaan air minum komunitas atau perkotaan
Pelayanannya terbatas untuk suatu lingkungan atau kompleks perumahan atau industri tertentu.
Idealnya pelayanan menyeluruh berikut keperluan domestik, perkotaan dan industri.

Sistem kompleks terdiri dari tiga komponen utama:


a. Sistem sumber
Sistem pengambilan atau pengumpulan (collection works) saja atau penambahan dengan sistem
pengolahan (purification/treatment works).
b. Sistem transmisi
Sistem transmisi disebut juga sistem saluran pembawa atau transmission works atau transportation
works. Sistem transportasi untuk:
1) Air baku dari sistem pengumpulan sampai dengan bangunan pengolahan air minum, open channel,
pipe lines.
2) Air bersih dari sumber yang sudah memenuhi syarat kualitas (atau dari bangunan pengolahan air
minum) sampai reservoir distribusi, pipe lines untuk menghindarkan kontaminasi. Cara pengangkutan
dengan memanfaatkan gaya gravitasi dan pemompaan.

c. Sistem distribusi
1) Sistem reservoir (storage tank)
Dapat merupakan tangki pada permukaan tanah atau ground tank dan tangki di atas kaki atau
elevated tank. Fungsi reservoir, yaitu:

a) Penyimpanan (storage) untuk melayani fluktuasi pemakaian per jam, cadangan air untuk pemadam
kebakaran, pelayanan darurat, akibat putus sumber, transmisi atau kerusakan pada bangunan
pengolahan air.
b) Pemerataan aliran dan tekanan (equalizing), biasanya akibat variasi pemakaian di dalam daerah
distribusi.
c) Distributor, pusat atau sumber pelayanan dalam daerah distribusi.
2) Pipa distribusi (piping system)
Sistem yang mampu membagikan air pada konsumen dalam bentuk:
a) Sambungan langsung (house connection).
b) Kran-kran umum (public tap)

Menurut George Tchobanoglous (Teknik Sumber Daya Air, 1996:89) suatu sistem penyediaan air
yang menyediakan air yang dapat diminum dalam jumlah yang cukup merupakan hal penting bagi
suatu kota besar yang modern. Unsur-unsur yang membentuk suatu sistem penyediaan air yang
modern meliputi:
Sumber-sumber penyediaan.
Sarana-sarana penampungan.
Sarana-sarana penyaluran (ke pengolahan).
Sarana-sarana pengolahan.
Sarana-sarana penyaluran (dari pengolahan) tampungan sementara, dan
Sarana-sarana distribusi.

Masalah Utama Perencanaan Sarana Air Bersih


Unsur Fungsional Masalah Utama Dalam Perencanaan Sarana (Utama/Sekunder) Uraian. Sumber
penyediaan Jumlah/mutu Sumber-sumber air permukaan bagi penyediaan, misalnya sungai, danau,
waduk, atau sumber air tanah. Penampungan Jumlah/mutu Sarana yang dipergunakan untuk
menampung air permukaan biasanya terletak dekat atau pada sumber penyediaan. Penyaluran
Jumlah/mutu Sarana-sarana unutk menyalurkan air dari tampungan ke sarana pengolahan.
Pengolahan Jumlah/mutu Sarana-sarana yang dipergunakan untuk memperbaiki atau mengubah
mutu air.

Penyaluran dan penampungan Jumlah/mutu Sarana untuk menyalurkan air yang sudah diolah ke
sarana penampungan sementara serta ke satu atau beberapa titik distribusi. Distribusi Jumlah/mutu
Sarana-sarana yang dipergunakan untuk membagi air ke masing-masing pemakai yang terkait di
alam sistem.
E. Pengolahan air bersih

Konservasi air dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :


1. Meningkatkan pemanfaatan air permukaan dan air tanah
2. Meningkatkan efisiensi air irigasi
3. Meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah
(Lindsay, RK dan kawan-kawan, Teknik Sumber Daya Air jilid 2, Erlangga, Jakarta, 1995)

Pengolahan air memerlukan suatu proses yang berturut-turut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap pertama ialah penyusunan dan pengendapan pendahuluan dari air baku. Air baku yang
diambil dari sungai atau sumber lain mula-mula dimasukkan dalam suatu kolam besar dan dilakukan
proses pengendapan pendahuluan, sehingga material yang mengambang akan berkurang karena
turun ke dasar kolam, demikian juga dengan warna akan berkurang karena efek sinar matahari,
benda-benda yang dapat membusuk akan mengalami proses pembusukan dan melalui proses
oksidasi, kegiatan bakteri dan kandungan bakteri akan berkurang. Lamanya air baku dalam
pengendapan pendahuluan ini dapat mencapai 2-3 hari. Untuk menjaga agar kolam pengendapan
pendahuluan ini tetap berfungsi dengan baik maka pembersihan lumpur endapan harus dilakukan
secara berkala.

Penjernihan air derngan cara penyaringan


Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak,
mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin
banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri.
Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini. Cara-cara yang
disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya
anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit,
kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain.

Uraian Singkat
Penjernihan air minum secara sederhana ini merupakan penjernihan air dengan cara penyaringan.
Bahan penyaringan yang digunakan adalah pasir dan tempurung kelapa.

Bahan dan Alat


1. 2 (dua) drum ijuk
2. Pipa PVC dengan diameter inci
3. Kran air
4. Pasir

5. Kerikil
6. Potongan bata cat
7. Gergaji
8. Parang
9. Besi
10. Bor
11. Kuas
12. Ember
13. Cangkul

Pembuatan
1). Membuat pipa penyaringan lihat Gambar 1. :
a. Ambil 2 pipa PVC diameter 0,75 inci dengan panjang 35 cm.
b. Pipa PVC dilubangi teratur sepanjang 20 cm.
c. Bagian dari pipa yang dilubangi dibalut dengan ijuk kemudian ijuk diikat dengan tali plastik
d. Salah satu ujung pipa dibuat ulir.

2) Pemasangan pipa penyaring (lihat Gambar 2.) Pipa penyaring dipasang pada drum pengendapan
dan penyaringan dengan jarak 10 cm dari dasar drum.
3) Membuat drum pengendapan
a. Buat lubang dengan bor besi 10 cm dari dasar pada dinding drum untuk pipa penyaring.
b. Pasang pipa penyaring yang sudah dibalut pada soket yang sudah tersedia (lihat keterangan No.
2).
c. Pasang kran.
d. Buat lubang pada dasar drum dengan tutup.

4) Membuat drum penyaring


a. Buat lubang untuk pemasangan pipa penyaring dengan jarak 10 cm dari dasar drum.
b. Isi drum berturut-turut dengan krikil setebal 20 cm, ijuk 5 cm, arang 10 cm, ijuk 10 cm dan
potongan bata 10 cm.

5) Penyusunan drum endapan dan penyaringan (lihat Gambar 3)


a. Drum pengendapan dan penyaringan disusun bertingkat.
b. Kran-kran ditutup dan air diisikan ke dalam drum pengendapan.

c. Setelah 30 menit air dari drum pengendapan dialirkan ke dalam drum penyaringan.
d. Aliran air yang keluar dari drum penyaringan disesuaikan dengan masukan dari drum
pengendapan.
Gambar 2. Pemasangan Pipa Penyaring
Gambar 3. Cara Kerja Penyaring Air

Keuntungan
1. Air hasil penyaringan cukup bersih untuk keperluan rumah tangga.
2. Membuatnya cukup mudah dan sederhana pemeliharaannya.
3. Bahan-bahan yang digunakan mudah didapatkan di daerah pedesaan.

Kerugian
1) Pemeliharaan memerlukan ketelitian dan cukup memakan waktu seperti :
a. Drum pengendapan dan drum penyaring harus dibersihkan, jika aliran air yang keluar kurang
lancar. Ijuk, kerikil, potongan bata, pasir dicuci bersih, kemudian dijemur sampai kering.
b. Arang tempurung biasanya paling lama 3 bulan sekali harus diganti dengan yang baru.
c. Tidak bisa digunakan untuk menyaring air yang mengandung bahan-bahan kimia seperti air
buangan dari pabrik, karena cara ini hanya untuk menyaring air keruh, tapi bukan menyaring air yang
mengandung zat kimia tertentu.

2) Untuk keperluan air minum harus dimasak terlebih dahulu sampai mendidih.
2. Proses aerasi, ialah mengusahakan agar air tersebut mengalami kontak secara luas denga udara,
untuk megurangi dan menghilangkan rasa dan bau, serta gas seperti karbondioksida, metan, dan
hydrogen sulfida, menambah pH dengan mengurangi karbondioksida, mengurangi panas
(temperatur). Proses ini dilakukan kadang-kadang dengan cara mencurahkan air dari atas ke bawah
sehingga terjadi kontak dengan udara secara luas, atau dapat juga dengan meniupkan udara ke
dalam air melalui proses mekanis.

3. Proses pemurnian air (coagulation) ini dilakukan dalam suatu bak besar, dimana air yang telah
mengalami proses aerasi tadi dicampur dengan bahan-bahan yang dapat memurnikan air. Bahanbahan koloid, yang mengambang dapat dipisahkan dengan cara yaitu membuat bahan-bahan
tersebut menyatu satu sama lain dengan menambahkan material seperti alumunium soda (tawas),
yang dapat mengikat kandungan yang terapung itu dan deteksi kebocoran pada pipa air.

http://airbersih-amdk.blogspot.co.id/2011/04/sistem-penyediaan-air-bersih.html

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting
dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat, yakni mempunyai
peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit, khususnya yang
berhubungan dengan air, dan berperan dalam meningkatkan standar atau
taraf/kualitas hidup masyarakat.
Sampai saat ini, penyediaan air bersih untuk masyarakat diindonesia masih
dihadapkan pada beberpa permasalahan yang cukup kompleks dan sampai saat ini
belum dapat diatasi sepenuhnya. Salah satu masalah yang masih dihadapi sampai
saat ini yakni masih rendahnya tingkat pelayanan air bersih untuk masyarakat.
Di Negara kita ini masalah lainnya yang perlu di pikirkan adalah tentang samapah.
Sampah akan terus ada dan tidak akan berhenti diproduksi oleh kehidupan manusia,
jumlahnya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk, bisa dibayangkan
banyaknya sampah-sampah dikota besar yang berpenduduk padat. Permasalahan ini
akan timbul ketika sampah menumpuk dan tidak dapat dikelola dengan baik.
1.2.TUJUAN
1.
2.
3.

Agar masahiswa mengetahui tentang bagaimana penyediaan air bersih.


Agar mahasiswa menegtahui tentang bagaimana cara pembuangan sampah.
Agar mahasiswa mampu menganalisa bagaimana pengaruh penyediaan air
berih dan pembuangan sampah bagi kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENYEDIAAN AIR BERSIH


2.1.1 Pengertian air bersih

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan
kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan dapat diminum apabila dimasak.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, didapat beberapa
pengertian mengenai :
1.

2.

3.
4.

5.

6.

7.

8.

Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku
adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah
dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk
air minum.
Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.
Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk tinja
manusia dari lingkungan permukiman.
Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat,
bersih, dan produktif.
Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan
satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air
minum.
Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun,
memperluas dan/atau meningkatkan sistemfisik (teknik) dan non fisik
(kelembagaan, manajemen,keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam
kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada
masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan,
melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau,
dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum.
Penyelenggara pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut Penyelenggara
adalah badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan
usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan
pengembangan sistem penyediaan air minum.

2.1.2
Sumber Air Bersih
Berdasarkan petunjuk Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu perihal
Pedoman Perencanaan dan Desain Teknis Sektor Air Bersih, disebutkan bahwa
sumber air baku yang perlu diolah terlebih dahulu adalah:
1.

Mata air, Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya
sulit untuk diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa lama.
2.
Sumur dangkal (shallow wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya kurang dari 40 meter.
3.
Sumur dalam (deep wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya lebih dari 40 meter.
4.
Sungai, Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah
pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku yang
didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena kemungkinan untuk
tercemar polutan sangat besar.
5.
Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), Yaitu unit penampung air
dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun tampungan
dari air hujan.
Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum adalah
(Budi D. Sinulingga, Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal, 1999):
1.

Air hujan. Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami


pencemaran sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.
2.
Air permukaan tanah (surface water). Yaitu rawa, sungai, danau yang tidak
dapat diminum sebelum melalui pengolahan karena mudah tercemar.
3.
Air dalam tanah (ground water). Yang terdiri dari air sumur dangkal dan air
sumur dalam. Air sumur dangkal dianggap belum memenuhi syarat untuk
diminum karena mudah tercemar. Sumber air tanah ini dapat dengan mudah
dijumpai seperti yang terdapat pada sumur gali penduduk, sebagai hasil budidaya
manusia. Keterdapatan sumber air tanah ini sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti topografi, batuan, dan curah hujan yang jatuh di permukaan tanah.
Kedudukan muka air tanah mengikuti bentuk topografi, muka air tanah akan
dalam di daerah yang bertopografi tinggi dan dangkal di daerah yang
bertopografi rendah.
Di lain pihak sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan panjang adalah air
yang jauh lebih murni, dan pada umumnya dapat langsung diminum, namun
memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan kualitasnya. Keburukan
dari pemakaian sumur dalam ini adalah apabila diambil terlalu banyak akan

menimbulkan intrusi air asin dan air laut yang membuat sumber air jadi asin,
biasanya daerah-daerah sekitar pantai.
1.

Mata air (spring water). Sumber air untuk penyediaan air minum berdasarkan
kualitasnya dapat dibedakan atas:
A.
Sumber yang bebas dari pengotoran (pollution).
B.
Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah (natural purification).
C.
Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan
(artificial treatment).
2.1.3
Standar Kualitas Air Baku
Air bersifat universal dalam pengertian bahwa air mampu melarutkan zat-zat yang
alamiah dan buatan manusia. Untuk menggarap air alam, meningkatkan mutunya
sesuai tujuan, pertama kali harus diketahui dahulu kotoran dan kontaminan yang
terlarut di dalamnya. Pada umumnya kadar kotoran tersebut tidak begitu besar.
Dengan berlakunya baku mutu air untuk badan air, air limbah dan air bersih, maka
dapat dilakukan penilaian kualitas air untuk berbagai kebutuhan. Di Indonesia
ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada Peraturan Menteri
Kesehatan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 416 tahun 1990 tentang SyaratSyarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan
1990 Kriteria penentuan standar baku mutu air dibagi dalam tiga bagian yaitu:
1.
2.
3.

Persyaratan kualitas air untuk air minum.


Persyaratan kualitas air untuk air bersih.
Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah
beroperasi.
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas air
tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu:
1.

Syarat fisik, antara lain:


A.
Air harus bersih dan tidak keruh.
B.
Tidak berwarna
C.
Tidak berasa
D.
Tidak berbau
E.
Suhu antara 10 -25 C (sejuk)
F.
Syarat kimiawi, antara lain:
i.
Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun.
ii.
Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.
o

iii.
Cukup yodium.
iv.
pH air antara 6,5 9,2.
v.
Syarat bakteriologi, antara lain:
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan
bakteri patogen penyebab penyakit.
Pada umumnya kualitas air baku akan menentukan besar kecilnya investasi instalasi
penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek
kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air bersih.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas,
yaitu:
1.
Aman dan higienis.
2.
Baik dan layak minum.
3.
Tersedia dalam jumlah yang cukup.
4.
Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.
Mengenai parameter kualitas air baku, Depkes RI telah menerbitkan standar kualitas
air bersih tahun 1977 (Ryadi Slamet, 1984:122). Dalam peraturan tersebut standar
air bersih dapat dibedakan menjadi tiga kategori (Menkes No. 173/per/VII tanggal 3
Agustus 1977):
1.
2.

Kelas A. Air yang dipergunakan sebagai air baku untuk keperluan air minum.
Kelas B. Air yang dipergunakan untuk mandi umum, pertanian dan air yang
terlebih dahulu dimasak.
3.
Kelas C. Air yang dipergunakan untuk perikanan darat.
2.1.4
Sistem Penyediaan Air Bersih
Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain: unit
sumber air baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan
unit konsumsi.
1.

Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang
mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air tanah,
air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan.
2.
Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi
kualitas air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan
bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum memenuhi syarat kesehatan
akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman bagi manusia.

3.

Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang
menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang layak didistribusikan
ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem pengaliran gravitasi atau
pompanisasi. Unit produksi merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-jenis
sumber air menjadi air bersih. Teknologi pengolahan disesuaikan dengan sumber
air yang ada.
4.
Unit transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi menuju ke
beberapa tandon atau reservoir melalui jaringan pipa.
5.
Unit distribusi adalah merupakan jaringan pipa yang mengantarkan air bersih
atau minum dari tandon atau reservoir menuju ke rumah-rumah konsumen
dengan tekanan air yang cukup sesuai dengan yang diperlukan konsumen.
6.
Unit konsumsi adalah merupakan instalasi pipa konsumen yang telah
disediakan alat pengukur jumlah air yang dikonsumsi pada setiap bulannya.
2.1.5
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih
Semakin padat jumlah penduduk dan semakin tinggi tingkat kegiatan akan
menyebabkan semakin besarnya tingkat kebutuhan air. Variabel yang menentukan
besaran kebutuhan akan air bersih antara lain adalah sebagai berikut:
1.
Jumlah penduduk
2.
Jenis kegiatan
3.
Standar konsumsi air untuk individu
4.
Jumlah sambungan
Target pelayanan dapat merupakan potensi pasar atau mengacu pada kebijaksanaan
nasional. Asumsi-asumsi lain yang digunakan mengikuti kecenderungan data yang
ada di lapangan serta kriteria dan standar yang dikeluarkan oleh lembaga yang
berwenang, yaitu seperti:
1.
Cakupan pelayanan
2.
Jumlah pemakai untuk setiap jenis sambungan
3.
Jenis sambungan
4.
Tingkat kebutuhan konsumsi air
5.
Perbandingan SR/HU
6.
Kebutuhan Domestik dan Non Domestik
7.
Angka kebocoran
8.
Penanggulangan kebakaran
Perencanaan pengadaan sarana prasarana air bersih dilakukan dengan
memperhitungkan jumlah kebutuhan air yang diperlukan bagi daerah perencanaan.
Proyeksi kebutuhan air dihitung dengan menggunakan data proyeksi jumlah

penduduk, standar kebutuhan air bersih, cakupan pelayanan, koefisien kehilangan


air, dan faktor puncak yang diperhitungkan untuk keamanan hitungan perencanaan.
2.1.6
Satuan Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan air terbagi atas kebutuhan untuk:
1.
Rumah Tangga
2.
Non Rumah Tangga
Pemerintah Indonesia telah menyusun program pelayanan air bersih sesuai dengan
kategori daerah yang dikelompokkan berdasarkan jumlah penduduk.

2.1.7
Tahapan Perencanaan Air Bersih
Dalam pemenuhan kebutuhan prasarana air bersih, maka dilakukan tahapantahapan perencanaan berdasarkan 5 (lima) komponen utama yang terdiri dari:
1.
1. Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air dihitung berdasarkan kebutuhan untuk rumah tangga (domestik),
non domestik dan juga termasuk perhitungan atas kebocoran air. Analisis kebutuhan
air ini disesuaikan dengan hasil perhitungan proyeksi penduduk, prosentase
penduduk yang dilayani dan besarnya pemakaian air.
1.
2. Identifikasi Sumber Air Baku
Identifikasi air baku terutama dimaksudkan untuk mendapatkan informasi
mengenai:

Jarak dan beda tinggi sumber air terhadap daerah pelayanan

Debit andalan sumber air

Kualitas air baku dan jenis alokasi sumber air baku pada saat ini

1.
3. Pemeriksaan dan Penilaian Kualitas Air
Sistem pengolahan air yang dibangun harus dapat memproduksi air yang memenuhi
standar kualitas air bersih yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI.
1.
4. Pemilihan Alternatif Sistem
Sistem penyediaan air bersih yang dirancang merupakan sistem terpilih yang
diperoleh berdasarkan hasil pemilihan terhadap beberapa alternatif pilihan sistem.
Penentuan pilihan didasarkan pada penilaian berdasarkan aspek:

Teknis

Ekonomis

Lingkungan

1.
5. Perhitungan Kebocoran/Kehilangan Air
Kehilangan air yang disebabkan kebocoran teknis dan non teknis diperkirakan
sebesar 20% dari kebutuhan total.
1.

6. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih


Sistem Penyediaan Air Bersih terdiri dari:

Sistem Produksi meliputi Intake dan Instalasi Pengolahan Air

Sistem Distribusi meliputi Reservoir dan Pipa Induk

Sistem Pemanfaatan melalui Sambungan Rumah dan Hydrant Umum

Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem distribusi adalah:

Pola tata guna lahan

Kepadatan penduduk

Kondisi topografi kota

Rancangan induk kota.

2.2
PEMBUANGAN SAMPAH
2.1.1 Pengertian Sampah
Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang atau di buang dari suatu sumber
hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai nilai
ekonomi. Dalam Undang-Undang No.18 tentang Pengelolaan Sampah menyatakan
definisi sampah sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau dari proses alam
yang berbentuk padat. Permasalahan sampah merupakan permasalahan yang
krusial bahkan sampah dapat dikatakan sebagai masalah kultural karena berdampak
pada sisi kehidupan terutama dikota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung,
Makasar, Medan dan kota besar lainnya. Sampah akan terus ada dan tidak akan
berhenti diproduksi oleh kehidupan manusia, jumlahnya akan berbanding lurus
dengan jumlah penduduk, bisa dibayangkan banyaknya sampah-sampah dikota
besar yang berpenduduk padat. Permasalahan ini akan timbul ketika sampah
menumpuk dan tidak dapat dielola dengan baik. Sampah menjadi masalah penting
untuk penting untuk kota yang padat penduduknya hal tersebut disebabkan oleh
beberapa
faktor yaitu:
1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.

Volume sampah yang sangat besar sehingga melebihi kapasitas daya tampung
tempat pembuangan sampah akhir (TPA)
Lahan TPA semakin sempit karena tergeser penggunaan lain.
Teknologi pengelolaan sampah tidak optimal sehingga sampah lambat
membusuknya, hal ini menyebabkan percepatan peningkatan volume sampah
lebih besar dari pembusukannya oleh karena itu selalu diperlukan perluasan area
TPA baru
Sampah yang sudah layak menjadi kompos tidak dikeluarkan dari TPA karena
beberapa pertimbangan
Managemen pengelolaan sampah tidak efektif sehingga seringkali menjadi
penyebab distorsi dengan masyarakat setempat
Pengelolaan sampah disarakan tidak memberikan dampak positif terhadap
lingkungan 8.
Kurangnya dukungan kebijakan dari pemerintah dalam memanfatkan produk
sampingan sehingga tertumpuknya produk tersebut di lahan TPA.

Ratio timbunan sampah dikota besar umumnya dihasilkan tiap-tiap jiwa adalah 0.7
kg/kapita/hari termasuk kota medan. Kota yang memiliki jumlah penduduk tetap
mencapai 2.125.591 jiwa dan komutter yang diperkirakan mencapai 600.000 jiwa.
jika diestimasikan timbunan sampah yang mampu diproduksi adalah 6806 m3/hari
setara dengan 1701 ton/hari. Jumlah volume sampah di Kota Medan tergolong besar
sehingga perlu ada penanganan khusus, bila tidak cepat maka kota tersebut akan
terus ditimbun oleh tumpukan sampah dan berbarengan dengan efek negatif yang
ditimbulkan.
2.2.2
Penggolongan Sampah
Ada beberapa penggolongan sampah, penggolongan ini berdasarkan atas beberapa
kriteria yaitu: asal sampah, sifat dan jenisnya.
1.

Penggolongan sampah berdasarkan asalnya


A.
sampah hasil rumah tangga termasuk didalamya sampah rumah sakit,
hotel dan kantor
B.
sampah hasil kegiatan industry
C.
sampah hasil kegiatan pertanian meliputi perkebunan, perikanan dan
peternakan.
D.
sampah hasil kegiatan perdagangan misal sampah pasar, swalayan dan
toko
E.
sampah hasil kegiatan pembangunan
F.
sampah jalan raya.
G.
pengolongan sampah berdasarkan sifatnya
i.
sampah organik terdiri atas dedaunan, sisa makanan, kertas
sayur dan buah. Sampah organik merupakan sampah yang mengandung
senyawa organik dan tersusun oleh unsur karbon, hidrogen dan oksigen
serta sampah organik mudah terdegradasi oleh mikroba.
ii.
sampah anorganik terdiri atas kaleng, plastik, besi, kaca dan
bahan-bahan lainnya yang tidak tersusun oleh senyawa organik. Sampah
ini tidak dapat terdegradasi oleh mikroba sehingga sulit diuraikan.
2.2.3
Undang-Undang No.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
Dalam Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, jenis
sampah yang diatur adalah:
1.
Sampah Rumah Tangga
Yaitu sampah yang berbentuk padat yang berasal dari sisa kegiatan sehari-hari di
rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik dan dari proses alam yang

berasal dari lingkungan rumah tangga. Sampah ini bersumber dari rumah atau dari
komplek perumahan.
1.
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Yaitu sampah rumah tangga yang bersala bukan dari rumah tangga dan lingkungan
rumah tangga melainkan berasal dari sumber lain seperti pasar, pusat perdagangan,
kantor, sekolah, rumah sakit, rumah makan, hotel, terminal, pelabuhan, industri,
taman kota, dan lainnya.
1.
Sampah Spesifik
Yaitu sampah rumah tangga atau sampah sejenis rumah tangga yang karena sifat,
konsentrasi dan/atau jumlahnya memerlukan penanganan khusus, meliputi, sampah
yang mengandung B3 (bahan berbahaya dan beracun seperti batere bekas, bekas
toner, dan sebagainya), sampah yang mengandung limbah B3 (sampah medis),
sampah akibat bencana, puing bongkaran, sampah yang secara teknologi belum
dapat diolah, sampah yang timbul secara periode (sampah hasil kerja bakti).
Mekanisme pengelolaan sampah dalam UU N0.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah meliputi, kegiatankegiatan berikut:
1.
Pengurangan Sampah
Pengurangan sampah merupakan kegiatan untuk mengatasi timbulnya sampah sejak
dari produsen sampah (rumah tangga, pasar, dan lainnya), mengguna ulang sampah
dari sumbernya dan/atau di tempat pengolahan, dan daur ulang sampah di
sumbernya dan atau di tempat pengolahan. Pengurangan sampah akan diatur dalam
Peraturan Menteri tersendiri, kegiatan yang termasuk dalam pengurangan sampah
ini adalah:
1.
Menetapkan sasaran pengurangan sampah
2.
Mengembangkan Teknologi bersih dan label produk
3.
Menggunakan bahan produksi yang dapat di daur ulang atau diguna ulang
4.
Fasilitas kegiatan guna atau daur ulang
5.
Mengembangkan kesadaran program guna ulang atau daur ulang
6.
Penanganan Sampah
Merupakan rangkaian kegiatan penaganan sampah yang mencakup pemilahan
(pengelompokan dan pemisahan sampah menurut jenis dan sifatnya), pengumpulan
(memindahkan sampah dari sumber sampah ke TPS atau tempat pengolahan
sampah

terpadu), pengangkutan (kegiatan memindahkan sampah dari sumber, TPS atua


tempat pengolahan sampah terpadu, pengolahan hasil akhir (mengubah bentuk,
komposisi, karateristik dan jumlah sampah agar diproses lebih lanjut, dimanfaatkan
atau dikembalikan alam dan pemprosesan aktif kegiatan pengolahan sampah atau
residu hasil pengolahan sebelumnya agar dapat dikembalikan ke media lingkungan.
Dalam perencanaan pengelolaan sampah, Undang-Undang Pengelolaan Sampah
mengharapkan pemerintah kota/kabupaten dapat membentuk semacam forum
pengelolaan sampah skala kota/kabupaten atau provinsi. Forum ini beranggotakan
masyarakat secara umum, perguruan tinggi, tokoh masyarakat, organisasi
lingkungan/persampahan, pakar, badan usaha dan lainnya. Hal-hal yang dapat
difasilitasi forum adalah: memberikan usul, pertimbangan dan saran terhadap
kinerja pengelolaaan sampah, membantu merumuskan kebijakan pengelolaan
sampah, memberikan saran dan dapat dalam penyelesaian sengketa persampahan.
Sampai saat ini, belum ada kebijakan nasional mengenal persampahan itu sendiri
masih bersifat sosialisasi.
2.3

ARTIKEL

2.3.1
Artikel penyediaan air bersih
Standar Minimal Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi di Daerah
BencanaTuesday, 06 October 2009 10:44
Bencana selalu menimbulkan permasalahan. Salah satunya bidang kesehatan.
Timbulnya masalah ini berawal dari kurangnya air bersih yang berakibat pada
buruknya kebersihan diri dan sanitasi lingkungan. Akibatnya berbagai jenis penyakit
menular muncul.
Penanggulangan masalah kesehatan merupakan kegiatan yang harus segera
diberikan baik saat terjadi dan pasca bencana disertai pengungsian. Saat ini sudah
ada standar minimal dalam penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana dan
penganan pengungsi. Standar ini mengacu pada standar internasional. Kendati
begitu di lapangan, para pelaksana tetap diberi keleluasaan untuk melakukan
penyesuaian sesuai kondisi keadaan di lapangan.
Beberapa standar minimal yang harus dipenuhi dalam menangani korban bencana
khususnya di pengungsian dalam hal lingkungan adalah:
1.

A.

Pengadaan Air.

Dalam situasi bencana mungkin saja air untuk keperluan minumpun tidak cukup,
dan dalam hal ini pengadaan air yang layak dikunsumsi menjadi paling mendesak.
Namun biasanya problemaproblema kesehatan yang berkaitan dengan air muncul
akibat kurangnya persediaan dan akibat kondisi air yang sudah tercemar sampai
tingkat tertentu.
Tolok ukur kunci:
1.

Persediaan air harus cukup untuk memberi sedikitdikitnya 15 liter per


orang per hari
2.
Volume aliran air ditiap sumber sedikitnya 0,125 liter perdetik.
3.
Jarak pemukiman terjauh dari sumber air tidak lebih dari 500 meter
4.
1 (satu) kran air untuk 80 100 orang
5.
Kualitas air
Air di sumbersumber harus layak diminum dan cukup volumenya untuk keperluan
keperluan dasar (minum, memasak, menjaga kebersihan pribadi dan rumah tangga)
tanpa menyebabakan timbulnya risikorisiko besar terhadap kesehatan akibat
penyakitpenyakit maupun pencemaran kimiawi atu radiologis dari penggunaan
jangka pendek.
Tolok ukur kunci:
1.

2.
3.

4.
5.

Di sumber air yang tidak terdisinvektan (belum bebas kuman), kandungan


bakteri dari pencemaran kotoran manusia tidak lebih dari 10 coliform per 100
mili liter
Hasil penelitian kebersihan menunjukkan bahwa resiko pencemaran
semacam itu sangat rendah.
Untuk air yang disalurkan melalui pipapipa kepada penduduk yang
jumlahnya lebih dari 10.000 orang, atau bagi semua pasokan air pada waktu ada
resiko atau sudah ada kejadian perjangkitan penyakit diare, air harus
didisinfektan lebih dahulu sebelum digunakan sehingga mencapai standar yang
bias diterima (yakni residu klorin pada kran air 0,20,5 miligram perliter dan
kejenuhan dibawah 5 NTU)
Konduksi tidak lebih dari 2000 jS / cm dan airnya biasa diminum
Tidak terdapat dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan pengguna
air, akibat pencemaran kimiawi atau radiologis dari pemakaian jangka pendek,
atau dari pemakain air dari sumbernya dalam jangka waktu yang telah
direncanakan, menurut penelitian yang juga meliputi penelitian tentang kadar

endapan bahanbahan kimiawi yang digunakan untuk mengetes air itu sendiri.
Sedangkan menurut penilaian situasi nampak tidak ada peluang yang cukup
besar untuk terjadinya masalah kesehatan akibat konsumsi air itu.
6.
Prasarana dan Perlengkapan
Tolok ukur kunci:
1.

Setiap keluarga mempunyai dua alat pengambil air yang berkapasitas 1020
liter, dan tempat penyimpan air berkapasitas 20 liter. Alatalat ini sebaiknya
berbentuk wadah yang berleher sempit dan/bertutup
2.
Setiap orang mendapat sabun ukuran 250 gram per bulan.
3.
Bila kamar mandi umum harus disediakan, maka prasarana ini harus cukup
banyak untuk semua orang yang mandi secara teratur setiap hari pada jamjam
tertentu. Pisahkan petakpetak untuk perempuan dari yang untuk lakilaki.
Bila harus ada prasarana pencucian pakaian dan peralatan rumah tangga untuk
umum, satu bak air paling banyak dipakai oleh 100 orang.
2.3.2

Artikel pembuangan sampah

Wow, Tempat Pembuangan Sampah Jadi Obyek wisata.


Jumat, 15 Juni 2012, 22:44 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara,
mengembangkan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Puuwatu sebagai salah
satu objek wisata.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Kendari, Alamsyah
Lotunani, di Kendari, mengatakan, penetapan kawasan pengolahan menjadi objek
wisata guna menjawab stigma masyarakat kalau TPAS selama ini dianggap sebagai
tempat yang identik dengan bau, jorok dan kotor.
Ada konsep yang kami tawarkan di TPAS Puuwatu sehingga ditetapkan menjadi
objek wisata, salah satunya kita bisa melihat seluruh Kota Kendari dari atas puncak
yang ada di TPAS ini, ujarnya.
Ia mengatakan, di TPS Puuwatu tersebut sudah dibangun taman yang disebut
Taman Bougenville karena seluruh bunga yang ditanam di sana adalah bougenville.

Kita juga membuat dua unit vila yang bisa digunakan pengunjung yang ingin
bermalam di kawasan itu, untuk menyaksikan keindahan Kota Kendari dari atas
puncak jika malam hari, katanya.
Menurut dia, kawasan TPAS Puuwatu telah direvitalisasi bahkan proses penimbunan
dan penataan kawasan tersebut terus dilakukan agar TPAS kelihatan lebih bersih,
indah dan bisa dijadikan kawasan arena balap pencinta otomotif.
Medan di kawasan TPAS ini cukup menantang, sehingga selain tempat rekreasi, kita
juga membangun arena motor cross, mobil offroad, ujarnya.
Menurut dia, pengelolaan TPAS Puuwatu yang bisa berfungsi sebagai objek wisata
sudah diakui dari Kementerian lingkungan hidup saat berkunjung ke tempat itu.
Bahkan tempat itu menjadi salah satu penyumbang poin bagi Kota Kendari dalam
meraih tropi adipura yang ke empat kalinya secara berturut-turut dari tahun 2009,
2010, 2011 dan 2012, katanya.
2.3.3
1.

ANALISA

Pada hakikatnya penanggulangan bencana alam di Indonesia sudah sangat


baik terlebih untuk menaggulangi penyediaan air bersih yang sangat fital sebagai
kelangsungan hidup manusia.Bahakan BASARNAS juga memiliki criteria
tersendiri untuk pengadaan air bersih ketika terjadi bencana alam.Tetapi
terkadang dengan beranekaragaman tempat,situasi,kondisi, maka pelaksana di
beri keleluasaan untuk menyesuaikan sesuai lapangan.Sehingga tak hayal sering
kita dengar banyak penyediaan air bersih tak seperti setandart yang sudah
di tetapkan.walau dasarnya prinsip prinsip pada penyediaan air untuk
penanggulangan bencana tidak di tinggalkan.Apalagi diperparah dengan sumber
air bersih yang sulit di dapatkan ketika bencana alam tiba,ini adalah salah satu
factor hal yang dapat mempengaruhi kenapa di lapangan tidak sesuai dengan
criteria pengambilan sumber air ketika terjadi bencana alam.
2.
Yang sering kita lihat adalah TPAS yang penuh sampah dan baunya tidak
sedap tetapi tidak sama halnya dengan TPAS puuwatu di Kendari.Di tps ini tidak
ada pemandangan tumpukan sampah dan bau busuk melainkan di tempat ini di
jadikan salah satu tempat pariwisata yang terdapat taman bunga bugenvil dan
terdapat penginapan yang terkenal dengan keindahan panoramanya.Hal ini
membuktikan bahwa tidak semua pengelolaan pembuangan sampah di Indonesia

buruk,buktinya di TPAS puuwatu dapat membuktikan bahwa pengelolaan


pembungan sampah jika di perhatikan dengan seksama dan prosesnya di awasi
dengan ketat ,dan dapat dip roses dengan benar maka tak hayal indonesa bisa
menjadi Negara yang bersih dan angka kesehatanya meninggkat.
BAB III
PENUTUP
3.1

KESIMPULAN

Pada proses penyediaan air bersih dan pembuangan sampah di Indonesia sudah
memiliki aturan yang berlaku tetapi belum sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan
baik ketika dilapangan ,karena banyak factor yang dapat mempengaruhinya,baik
dari segi SDM nya,kesadaran pelaksana,situasi,dan Sumber dana yang ada .
Sehingga kita belum dapat menciptakan Indonesia yang siap untuk menaggulangi
terjadinya bencana alam yang cepat,tepat,dan benar.Dan kita belum dapat
menyiapkan Indonesia sebagai Negara yang mampu dalam proses pengelolaan
sampah dengan cara yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/user/Documents/komunitas/index.php.htm
file:///C:/Users/user/Documents/komunitas/m5o11z-wow-tempat-pembuangansampah-jadi-obyek-wisataartike.htm
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16528-2208100660-Chapter2.pdf
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/rekayasa_lingkungan/bab2_sistem_p
enyedian_air_bersih.pdf

Anda mungkin juga menyukai