Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang harus diperhatikan dengan baik.
Kerusakan pada gigi dapat mengakibatkan gangguan dalam pengunyahan dan
menimbulkan rasa sakit. Kerusakan yang terjadi pada gigi jika dibiarkan dapat
menyebabkan gigi tanggal sebelum waktunya dan diikuti dengan adanya perubahan dari
fungsi gigi dan mulut (Sasmita, 2005).
Kehilangan gigi merupakan salah satu perubahan jaringan rongga mulut. Jika gigi
yang hilang tidak segera diganti dapat menimbulkan kesulitan bagi pasien sendiri, seperti
mengunyah makanan, adanya gigi yang supraerupsi, miring atau bergeser. Penggantian gigi
yang hilang dapat dilakukan dengan pembuatan gigi tiruan lepasan atau gigi tiruan cekat.
Gigi tiruan digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang dan mengembalikan estetika
serta kondisi fungsional pasien (Rahmayani, 2013).
Menurut Glossary of Prosthodontic gigi tiruan sebagian lepasan adalah gigi tiruan
yang menggantikan satu atau lebih gigi asli, tetapi tidak seluruh gigi asli dan/atau struktur
pendukungnya, didukung oleh gigi serta mukosa, yang dapat dilepas dari mulut dan
dipasangkan kembali oleh pasien sendiri. Sedangkan gigi tiruan penuh adalah gigi tiruan
lepasan yang menggantikan seluruh gigi geligi asli dan struktur pendukungnya baik di
maksila maupun mandibular (Loney, 2011).
Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) diindikasikan untuk menggantikan beberapa
gigi, area edentulous, dan untuk estetik yang lebih baik, tetapi dalam penggunaannya
seperti halnya protesa yang dipasang dalam rongga mulut, GTSL memiliki resiko merusak
kesehatan gigi dan jaringan penyangga. Hal ini dapat menimbulkan keluhan pada pasien.
Keluhan tersebut dapat berupa rasa sakit, tidak enak dipakai pada waktu makan maupun
bicara dan adanya penekanan klamer terus-menerus yang pada tingkat selanjutnya akan
menyebabkan kerusakan jaringan sampai dengan goyangnya gigi penyangga karena daya
resorbsi (Dulal, 2015).

Gigi tiruan penuh dapat dibuat pada salah satu rahang yang kehilangan seluruh gigi
asli, sedangkan rahang lainnya masih bergigi. Gigi tiruan ini disebut gigi tiruan penuh
tunggal atau single complete denture. Pertimbangan utama pembuatan GTP tunggal
adalah perlindungan terhadap jaringan yang masih ada, baik pada rahang yang sudah
kehilangan semua giginya, maupun pada rahang lawan yang masih ada gigi aslinya.
Kesulitan yang sering timbul adalah karena kestabilan gigi tiruan ini sulit diperoleh. Hal
ini disebabkan karena gigi asli tertanam di tulang rahang dengan posisi yang kadangkadang tidak beraturan, ekstrud, atau miring yang dapat menyulitkan pencapaian oklusi
dan artikulasi yang seimbang, selain itu penyusunan GTP tunggal harus mengikuti
lengkung oklusal gigi asli yang masih ada (Loney, 2011).
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa definisi dari Single denture?


Apa saja tujuan pembuatan Single denture?
Apa komponen Single denture?
Apa indikasi dan kontraindikasi Single denture?
Apa kelebihan dan kekurangan Single denture?
Bagaimana desain Gigi Tiruan Sebagian Lepasan dan Single denture berdasarkan kasus
yang telah ditentukan?

1.3 Tujuan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Menjelaskan definisi dari Single denture


Menjelaskan tujuan pembuatan Single denture
Menjelaskan komponen Single denture
Menjelaskan indikasi dan kontraindikasi Single denture
Menjelaskan kelebihan dan kekurangan Single denture
Menjelaskan desain Gigi Tiruan Sebagian Lepasan dan Single denture berdasarkan
kasus yang telah ditentukan

Sasmita, I. 2005. Gigi Tiruan Sebagian Anak. FKG UNPAD : Bandung, Indonesia.
Open Access

Dulal, Linda J., Enis F. Ahmedi, Zana D. Lila-Krasniqi and Kujtim Sh Shala1, 2015. Clinical
Evaluation of Removable Partial Dentures on the Periodontal. Health of Abutment Teeth: A
Retrospective Study.

Department of Prosthetic Dentistry, Faculty of Medicine, School of

Dentistry, Prishtina, Kosovo; MedUni Graz,Dental School, Graz, Austria.


Loney, Robert W. DMD, MS. 2011. Removable Partial Denture Manual. Canada: Dallhaouse
University.

Anda mungkin juga menyukai