BAB III-IV Fix
BAB III-IV Fix
BAB II
PENYAJIAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama
: Ny. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia
: 53 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Alamat
: Jl. Purnama II, Gang Purnama Indah
Pasien masuk melalui IGD dan dirawat di ICU sejak tanggal 11 Oktober 2016.
B. ANAMNESIS
1) Keluhan Utama
Penurunan kesadaran
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien merupakan rujukan dari RSUD Sultan Syarif Mohammad
Alkadrie. Pasien datang dengan penurunan kesadaran sejak 5 jam sebelum
masuk RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadrie. Penurunan kesadaran
terjadi secara mendadak. Menurut keluarga, pasien tidak bangun ketika di
panggil saat masih berbaring di tempat tidur di rumah pada pagi hari.
Kemudian keluarga membawa pasien ke RSUD Sultan Syarif Mohammad
Alkadrie untuk mendapatkan penanganan secepatnya. Di RSUD Sultan Syarif
Mohammad Alkadrie, pasien sempat dipasang infuse dan diguyur. Kemudian
pasien di rujuk ke RSP. UNTAN untuk mendapatkan penanganan selanjutnya.
Saat tiba di Rumah sakit UNTAN, kondisi pasien masih lemah dan membuka
mata bila dipanggil.
7 hari SMRS, keluarga pasien mengatakan pasien muntah darah 1
kali yang diawali dengan batuk kemudian keluar darah dari mulut dan sekitar
hidung. 2 hari SMRS, pasien mengeluhkan adanya BAB hitam lembek
sebanyak 1 kali. Keluarga pasien juga mengatakan bahwa pasien mengalami
demam selama 1 minggu yang lalu SMRS. Keluhan badan lemas sudah
dialami oleh pasien 1 bulan namun pasien waktu itu masih dapat
beraktivitas dengan baik hingga selama 7 hari SMRS pasien tidak banyak
beraktivitas lagi karena kaki dirasakan lemah dan pasien lebih banyak
berbaring.
Keluhan penurunan kesadaran sebelumnya belum pernah di alami
pasien. Kejang sebelum penurunan kesadaran disangkal, jatuh sebelum
penurunan kesadaran disangkal. Tidak ada keluhan muntah dan mual.
Keringat dingin tidak ada dan badan dirasakan lemas. Keluarga mengatakan
bahwa pasien mengalami penurunan nafsu makan.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
1. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien mempunyai riwayat kencing
manis sejak 2 tahun yang lalu namun pasien jarang kontrol dan minum
2.
3.
4.
5.
6.
obat.
Riwayat darah tinggi disangkal
Riwayat sakit jantung disangkal
Riwayat batuk-batuk lama disangkal
Riwayat trauma disangkal
Riwayat kejang disangkal
dalam
: fremitus taktil kanan = kiri
: sonor pada seluruh lapang paru
: suara napas dasar: vesikuler, rhonki (-/-) ,
wheezing (-/-), stridor inspirasi (-/-)
: iktus kordis tidak tampak
: iktus kordis teraba 1 jari pada SIC V linea midclavicula
sinistra
: batas jantung normal
: bunyi jantung I dan II tunggal, reguler, murmur (-)
gallop (-) S3
: perut datar, venektasi (-) caput medusa (-)
: BU 4 kali/menit, bruit (-)
: distensi (-), supel, NT epigastrium (+), hepar dan lien
sulit diraba undulasi (+)
: timpani di seluruh kuadran abdominal, kecuali di
daerah pekak hati,
Punggung
Inspeksi
Perkusi
: Nyeri Ketok CVA (-)
Alat Kelamin & Anus: tidak diperiksa
Anggota Gerak
: oedem tungkai bawah (+/-), sianosis (-/-), tremor (-/-),
clubbing finger (-/-), akral dingin (-/-)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 11 Oktober 2016 (RSUD Sultan
Syarif Mohammad Alkadrie)
WBC
: 15,4 K/ul (H)
RBC
: 5,14 M/ul
HGB
: 13,7 g/dl
HT
: 41 %
MCV
: 79,8 fl
MCHC : 33,4 ng
PLT
: 249 K/ul
Ureum : 87,4 mg/dl (H)
Kreatinin : 2,21 mg/dl (H)
Asam Urat: 8,04 mg/dl (H)
SGOT
: 58,2 U/L
SGPT
: 34 U/L
GDS awal : 581 mg/dl, 445 mg/dl, 385 mg/dl
Hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap pada tanggal 11 Oktober 2016
(RSP UNTAN pukul 16.16)
WBC
: 12,9 K/ul (H)
RBC
: 3,72 M/ul (L)
HGB
: 10,6 g/dl (L)
HT
: 29,9 %
MCV
: 80,4 fl
MCHC : 35,5 ng
PLT
: 152 K/ul
GDS
: 361 mg/dl (H)
Hasil pemeriksaan laboratorium urinalisa pada tanggal 11 Oktober 2016 (RSP
UNTAN pukul 16.16)
Glukosa :(+++) 500 mg/dl
Bilirubin : Keton
: (+)10 mg/dl
Blood
: (++)0,2 ery/Ul
Protein, urobilinogen, nitrit, leucocytes: negatif
E. DIAGNOSIS
F.
Ketoacidosis diabetic
Chronic Kidney Diseases (CKD stage IV dengan GFR 20,91 ml/menit/1,73m3)
TATA LAKSANA
Non medikamentosa
1) Tirah baring
2) O2 4 liter/menit
3) Diet lunak, rendah garam, restriksi cairan
4) Pemasangan kateter Foley 16
5) Pemasangan akses IV
6) Pro ICU
7) Cek GDS/jam
Medikamentosa
1) IVFD NaCl 0.9% guyur 1000 cc, lanjut 20 tpm
2) Inj. Novorapid drip 8 iu/jam
Target gula darah 200 mg/dl
3) Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr
4) NaBic 25 meq/hari
5) Po. Prorenal 3x2 tab
6) Po. Asam folat 3x1 tab
7) Injeksi Meticobalamin 2x1 gr
FOLLOW UP ICU
Tanggal Subjective
11/10/16 Mual (+)
Muntah(-)
Badan
lemas
Objective
Kes: compos mentis
TD: 147/91mmHg
HR: 121 x/m, reguler
RR: 51x/m
T: 38,1C
SpO2: 98% O2 4 lpm
Assessment
Dx:
KAD, CKD stage IV
Terapi:
- IVFD RL 20 tpm
- Inj. Novorapid drip 8
iu/jam (target
GDS<200)
Plan
Rontgen
thorax PA
Kepala: normocephali
Mata: CA(-/-), SI(-/-)
Mulut: mukosa bibir
kering, stomatitis (+)
Pulmo: ves/ves, rh(-/-),
wh(-/-)
Cor: S1S2 reg, m(-), g(-)
Abd: flat, BU(+) N,
supel, NT(-), H/L tidak
teraba
Ekstremitas: AH (+/+),
oedem tungkai bawah
(+/+), CRT<2
Kes: compos mentis
TD: 106/74mmHg
HR: 132x/m, reguler
RR: 30x/m
T: 36,3C
- SpO2: 98% O2 4 lpm
Kepala: normocephali
Kulit: petechiae (+)
wajah, lengan kanan,
kaki kanan
Mata: CA(-/-), SI(-/-)
Mulut: mukosa bibir
kering, stomatitis (+)
Pulmo: ves/ves, rh(-/-),
wh(-/-)
Cor: S1S2 reg, m(-), g(-)
Abd: flat, BU(+) N,
supel, NT(+) epi, H/L
tidak teraba
Eks: AH (+/+), oedem
tungkai bawah (+/+),
CRT<2
Ro. Thorax
PA: Kesan
Pneumonia
kiri dan
Bronko
pneumonia
kanan
14.00
16.00
12.30
Dopamin 10 mcg/kgBB/j
Target TDS>100 mmHg
Dx:
KAD, CKD stage IV,
DVT, Pneumonia kiri,
Bronkopneumonia kanan
Terapi:
- IVFD RL 20 tpm
- Injeksi Meropenem
2x1g H-2
- O2 4 lpm
- Po. Simarc 1x1 tab
- Arixtra 1x0,5 cc sc
- Inj. Pantoprazole
1x40mg
- Po. CPG 1x75mg
- NaBic 25 meq/hari
(STOP)
- Po. Prorenal 3x2 tab
- Po. Asam folat 3x1 tab
- In. Meticobalamin 2x1 g
- Novorapid 3x20 iu sc
- Lantus 1x20 iu malam
GDS:
- 170 (06.30)
- 192 (11.00)
Dopamin 10 mcg/kgBB/j
Target TDS>100 mmHg
Loading NaCl 1L
16.00
20.00
SpO2: 98%
Kes: compos mentis
TD: 124/57mmHg
HR: 130x/m, reguler
RR: 36x/m
T: 36C
SpO2: 98%
Kes: compos mentis
TD: 114/69mmHg
HR: 122x/m, reguler
RR: 38x/m cepat
dangkal
T: 37,2C
SpO2: 98% O2 4 lpm
Kes: compos mentis
TD: 110/79mmHg
HR: 130x/m, reguler
RR: 38x/m
T: 36,6C
SpO2: 98%
Kepala: normocephali
Kulit: petechiae (+)
wajah, lengan kanan,
kaki kanan
Mata: CA(-/-), SI(-/-)
Mulut: mukosa bibir
kering, stomatitis (+)
Pulmo: ves/ves,
crackels(-/+), wh(-/-)
Cor: S1S2 reg, m(-), g(-)
Abd: flat, BU(+) N,
supel, NT(+) epi, H/L
tidak teraba
Punggung: luka
dekubitus a/r gluteus
dengan ekskoriasi,
hiperemis, erosi
Eks: AD bawah (+/+),
oedem tungkai bawah
(+/-), CRT<2
Dx:
KAD, CKD stage IV,
DVT, Pneumonia kiri,
Bronkopneumonia kanan
Terapi:
- IVFD NaCl 0.9% 30
tpm
- O2 4 lpm
- Injeksi Meropenem
2x1g H-3
- Po. Simarc 1x1 tab
- Arixtra 1x0,5 cc sc
- Inj. Pantoprazole
1x40mg
- Po. CPG 1x75mg
- Po. Prorenal 3x2 tab
- Po. Asam folat 3x1 tab
- In. Meticobalamin 2x1 g
- Novorapid 3x20 iu sc
- Lantus 1x20 iu malam
- Drip dopamin 10 mEq
GDS:
- 101 (06.00)
Cek DL:
WBC:7,2
RBC:4,69
HGB:13,2
HT:38,6%
MCV:82,4
MCHC:34,1
PLT:181
Ur:51,1
Cr:1,4
10
12.45
GDS: 10 mg/dl
Titrasi maks. Dopamine
(max 20 mcg)
Bolus D40% 2 flacon iv
13.00
13.45
16.30
Dopamine 12
meq/kgBB/menit titrasi
Pasang sonde
Diet 1800 kalori/hari
Novorapid dan levemir
tunda
Dx:
KAD, CKD stage IV,
DVT, Pneumonia kiri,
Bronkopneumonia kanan
Terapi:
- IVFD NaCL 0.9% 30
tpm
- O2 10 lpm NRM
- Injeksi Meropenem
2x1g H-4
- Po. Simarc 1x1 tab
- Arixtra 1x0,5 cc sc
- Inj. Pantoprazole
1x40mg
- Po. CPG 1x75mg
- Po. Prorenal 3x2 tab
- Po. Asam folat 3x1 tab
GDP: 143
GD2PP:160
11
Dx:
KAD, CKD stage IV,
DVT, Pneumonia kiri,
Bronkopneumonia kanan
Terapi:
- IVFD NaCL 0.9% 30
tpm
- O2 10 lpm NRM
- Injeksi Meropenem
2x1g H-5
- Po. Simarc 1x1 tab
- Arixtra 1x0,5 cc sc
- Inj. Pantoprazole
1x40mg
- Po. CPG 1x75mg
- Po. Prorenal 3x2 tab
- Po. Asam folat 3x1 tab
- Inj. Meticobalamin 2x1g
- Novorapid 3x20 iu sc
TUNDA
- Lantus 1x20 iu malam
TUNDA
- Drip dopamin 12 mEq
GDS:
- 122 (06.00)
Inj. Insulin diberikan
kembali bila pasien bisa
makan
Menolak dipasang
NGT
Dx:
Kepala: normocephali
Kulit: petechiae (+)
wajah, lengan kanan,
kaki kanan
Mata: CA(-/-), SI(-/-)
Mulut: mukosa bibir
kering, stomatitis (+)
Pulmo: ves/ves,
crackels(-/+), wh(-/-)
Cor: S1S2 reg, m(-), g(-)
Abd: flat, BU(+) N,
supel, NT(+) epi, H/L
tidak teraba
Punggung: luka
dekubitus a/r gluteus
dengan ekskoriasi,
hiperemis, erosi
Eks: AD (+/+), oedem
tungkai bawah (+/-),
CRT<2
12
Muntah(-)
Badan
lemas
Nafsu
Makan(-)
Batuk
berdahak
kental
putih
BAB(-)
TD: 128/87mmHg
HR: 130x/m, reg, isi
lemah
RR: 32x/m cepat
dangkal
T: 36C
SpO2: 98%
Kepala: normocephali
Kulit: petechiae (+)
wajah, lengan kanan,
kaki kanan
Mata: CA(-/-), SI(-/-)
Mulut: mukosa bibir
kering, stomatitis (+)
Pulmo: ves/ves,
crackels(-/+), wh(-/-)
Cor: S1S2 reg, m(-), g(-)
Abd: flat, BU(+) N,
supel, NT(+) epi, H/L
tidak teraba
Punggung: luka
dekubitus a/r gluteus
dengan ekskoriasi,
hiperemis, erosi
Eks: AH (+/+), oedem
tungkai bawah (+/-),
CRT<2
13
BAB(-)
Kepala: normocephali
Kulit: petechiae (+)
wajah, lengan kanan,
kaki kanan
Mata: CA(-/-), SI(-/-)
Mulut: mukosa bibir
kering, stomatitis (+)
Pulmo: ves/ves,
crackels(-/+), wh(-/-)
Cor: S1S2 reg, m(-), g(-)
Abd: flat, BU(+) N,
supel, NT(+) epi, H/L
tidak teraba
Punggung: luka
dekubitus a/r gluteus
dengan ekskoriasi,
hiperemis, erosi
Eks: AD (+/+), oedem
tungkai bawah (+/-),
CRT<2
- O2 10 lpm NRM
- Injeksi Meropenem
2x1g H-7
- Po. Simarc 1x1 tab
- Inj. Pantoprazole
1x40mg
- Po. CPG 1x75mg
- Po. Prorenal 3x2 tab
- Po. Asam folat 3x1 tab
- Inj. Meticobalamin 2x1g
- Novorapid 3x20 iu sc
- Sebelum pemberian
Novorapid, D40% 2 flc
via syringe pump 50cc/j
- Lantus 1x20 iu malam
TUNDA
- Dobutamin 10
mEq/kgBB/menit
- Inj. Antrain 3x1 g k/p
GDS:
- 228 (06.00)
18.55
Kes: E3V3M6
TD: 74/43mmHg
HR: 143x/m, reg, isi
lemah
RR: 38x/m cepat
dangkal
T: 37C
SpO2: 97%
01.20
Kes: E3V3M6: 12
TD: 60/36mmHg
HR: 140x/m, reg
RR: 36x/m cepat
dangkal
T: 36,2C
SpO2: 96%
Kes: E3V2M4: 9
TD: 87/53mmHg
HR: 134x/m, reg, isi
lemah
Dx:
KAD, CKD stage IV,
DVT, Pneumonia kiri,
Bronkopneumonia kanan,
14
RR: 22x/m
T: 35.2C
SpO2: 98%
Kepala: normocephali
Kulit: petechiae (+)
wajah, lengan kanan,
kaki kanan
Mata: CA(-/-), SI(-/-)
Mulut: mukosa bibir
kering, stomatitis (+)
Pulmo: ves/ves,
crackels(-/+), wh(-/-)
Cor: S1S2 reg, m(-), g(-)
Abd: flat, BU(+) N,
supel, NT(-), H/L tidak
teraba
Punggung: luka
dekubitus a/r gluteus
dengan ekskoriasi,
hiperemis, erosi
Eks: AD (+/+), oedem
tungkai atas (+/+)
oedem tungkai bawah
(+/+), CRT<2
Syok Septik
Terapi:
- IVFD NaCl0.9%:
Aminofluid: D5%=
2:1:1 30 tpm
- O2 10 lpm NRM
- Injeksi Meropenem
2x1g H-8
- Po. Simarc 1x1 tab
- Inj. Pantoprazole
1x40mg
- Po. CPG 1x75mg
- Po. Prorenal 3x2 tab
- Po. Asam folat 3x1 tab
- Inj. Meticobalamin 2x1g
- Novorapid 3x20 iu sc
- Sebelum pemberian
Novorapid, D40% 2 flc
via syringe pump 50cc/j
- Lantus 1x20 iu malam
TUNDA
- Dobutamin 25
mEq/kgBB/menit
- Dopamine 10 mEq
mEq/kgBB/menit
- Inj. Antrain 3x1 g k/p
GDS:
- 206 (06.00)
Keluarga minta pulang
(16.30)
15
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
A. Ketoasidosis diabetikum
Ketoasidosis Diabetik (KAD) adalah kelainan metabolik yang ditandai
dengan ketonemia, hiperglikemia, dan asidosis. KAD dan Hiperosmolar
Hyperglycemia State (HHS) adalah 2 komplikasi akut metabolik diabetes
mellitus.9,10,11Ketoasidosis merupakan akibat dari kekurangan atau inefektitas
insulin yang terjadi bersamaan dengan peningkatan hormon kontraregulator.
Terdapat sekitar 20% pasien KAD yang baru diketahui menderita DM untuk
pertama kalinya. Pada pasien KAD yang sudah diketahui DM sebelumnya,
80% dapat dikenali adanya faktor pencetus, sementara 20% lainnya tidak
diketahui faktor pencetusnya. Faktor pencetus tersering dari KAD adalah
infeksi, dan diperkirakan sebagai pencetus lebih dari 50% kasus KAD.12
Pada infeksi akan terjadi peningkatan sekresi kortisol dan glukagon
sehingga terjadi peningkatan kadar gula darah yang bermakna. Faktor lainnya
adalah cerebrovascular accident, alcohol abuse, pankreatitis, infark jantung,
trauma, pheochromocytoma, obat, DM tipe 1 yang baru diketahui dan
diskontinuitas (kepatuhan) atau terapiinsulin inadekuat.9,12 Kepatuhan akan
pemakaian insulin dipengaruhi oleh umur, etnis dan faktor komorbid
penderita. Faktor lain yang juga diketahui sebagai pencetus KAD adalah
trauma, kehamilan, pembedahan, dan stres psikologis.13-16
Infeksi yang diketahui paling sering mencetuskan KAD adalah infeksi
saluran kemih dan pneumonia. Pneumonia atau penyakit paru lainnya dapat
mempengaruhi oksigenasi dan mencetuskan gagal napas, sehingga harus
selalu diperhatikan sebagai keadaan yang serius dan akan menurunkan
kompensasi respiratorik dari asidosis metabolik.Infeksi lain dapat berupa
infeksi ringan seperti skin lesionatau infeksi tenggorokan.13,14
16
kekurangan
cairan
yang
terjadi
dipengaruhi
oleh
durasi
17
terjadinya
hiperkloremia
yang
umumnya
terjadi
pada
18
19
20
21
DVT bertujuan
untuk
menghentikan
bertambahnya
non-farmakologis
terutama
ditujukan
untuk
22
(Glumerular
Filtration
Rate)
normal
adalah
100-120
23
ini, kadar urea darah meningkat dan nefron yang masih berfungsi (yang
tersisa) akan mengalami hipertofi.27
Faktor risiko terjadinya GGK/CKD salah satunya adalah diabetes
mellitus tipe 2. Penderita diabetes tipe 2 lebih sedikit yang berkembang
menjadi gagal ginjal kronik. Diabetes melitus menyerang struktur dan fungsi
ginjal dalam berbagai bentuk. Nefropati diabetika adalah istilah yang
mencakup semua lesi yang terjadi di ginjal pada diabetes melitus.23-27
D. Syok sepsis
Sepsis derajat berat dan syok sepsis terjadi pada 2-3% pasien rawat inap dan
10-15% atau lebih pada pasien ICU, serta 25% pasien dengan sepsis derajat
berat mengalami syok septik. SIRS (Systemic Inflammatory Response
Syndrome) adalah respons klinis terhadap rangsangan (insult) spesifik dan
nonspesifik. Dikatakan SIRS apabila terdapat 2 atau lebih dari 4 variabel
berikut:28
1. Suhu lebih dari 38oC atau kurang dari 36oC.
2. Denyut jantung lebih dari 90 x/menit.
3. Frekuensi napas lebih dari 20 x/menit atau tekanan parsial karbon dioksida
(PaCO2) kurang dari 32 mmHg.
4. Leukosit >12.000/L atau <4.000/L atau >10% bentuk imatur.
E. Terapi pada kasus
1. Terapi insulin
Pemakaian insulin akan menurunkan kadar hormon glukagon, sehingga
menekan produksi benda keton di hati, pelepasan asam lemak bebas dari
jaringan lemak, pelepasan asam amino dari jaringan otot dan meningkatkan
utilisasi glukosa oleh jaringan. Cara ini dianjurkan karena lebih mudah
mengontrol dosis insulin, menurunkan kadar glukosa darah lebih lambat, efek
24
menstimulasi
reseptor
beta-1,
menyebabkan
peningkatan
25