PENDAHULUAN
Daging merupakan bahan pangan yang penting dalam
memenuhi kebutuhan gizi. Selain mutu proteinnya tinggi, pada
daging terdapat pula kandungan asam amino esensial yang
lengkap dan seimbang. Daging juga mempunyai kelemahan yaitu
mudah rusak, karena merupakan medium yang cocok untuk
berkembangnya mikroorganisme. Ada banyak cara yang dapat dilakukan
untuk memperpanjang masa simpan daging ayam broiller, seperti pengolahan dan
pengawetan daging. Hal ini bertujuan selain untuk memperpanjang masa simpan,
juga untuk meningkatkan cita rasa yang sesuai dengan selera konsumen, serta
dapat mempertahankan nilai gizinya. Beberapa bentuk hasil pengolahan daging
diantaranya ialah sosis, kornet, dendeng, pindang, abon, bakso, nugget dll,
sedangkan beberapa cara pengawetan yang sering dilakukan ialah dengan cara
pembekuan, pelayuan, pengeringan, pengasinan, pengasapan dan pengalengan.
Daging asap adalah irisan daging yang diawetkan dengan
panas dan asap yang dihasilkan dari pembakaran kayu keras
yang banyak menghasilkan asap dan lambat terbakar. Asap
mengandung senyawa fenol dan formal dehida, masing-masing
bersifat
bakterisida
(membunuh
bakteri).
Kombinasi
kedua
pengasapan terlalu panas, asap tidak dapat masuk ke dalam makanan. Sewaktu
pengasapan dimulai, api yang dipakai tidak boleh terlalu besar (Farlys, 2011).
Produk-produk makanan yang diasap dapat awet karena asap
mengandung komponen antimikroba, asap mengandung antioksidan sehingga
dapat terhindar dari ketengikan dan sebagian asap membentuk kulit tipis sehingga
dapat terhindar dari kontaminasi ulang (Dwiari, 2008).
BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada saat praktikum adalah pisau
untuk membersihkan lemak dari daging sapi, baskom untuk
meletakkan sampel daging ayam dan daging sapi, timbangan
untuk menimbang rendemen, oven untuk tempat memanaskan
sampel, gantungan daging dari kawat, saringan untuk menyaring
air sampel, thermometer untuk mengecek suhu sampel. Bahan
utama yang digunakan pada saat praktikum adalah daging sapid
an daging ayam.
METODE PRAKTIKUM
Pembuatan Larutan Curing
Pembuatan
larutan
curing
diawali
dengan
air
yang
40
C.
suhu
162,80C
selama
30
menit.
Proses
terakhir
yakni
kemudian
melihat
perbandingan
daging
sebelum
dilakukan
dengan
menggunakan
kayu
keras
yang
air
dingin,
garam
yang
terdapat
pada
produk
Tekanan
osmosis
terjadi
karena
adanya
reaksi
Asin asap
Asin
dan
aftertaste
asap
Asap
Asap++++
Bagian luar
keras,bagia Asin,
n
aftertaste
dalamempu asap
k
Warna
Aroma
Tekstur
Cokelat
kehitaman
Khas
Keras
daging asap
Bagian
dalam
Daging
empuk ++
ayam
++, sedikit
matang dan
keras
dan
asap +++
bagian luar
keras
Bagian atas
Daging
keras
dan
matang dan bagian
asap ++
dalam
empuk
Asap ++
Empuk ++
kenyal dan
Cokelat
Pengamatan
Putih
6A
kekuningan
(Ayam dan
sedikit
)
cokelat
bagian luar
7A
(Sapi)
Asin asap
Kerasdanag
akkenyal
4A
(Ayam Kuning
)
keemasan
Kel/
Dagi
ng
5A
(Sapi)
Rasa
Cokelat tidak
merata (ada
yang
gelap
dan terang)
8A
Kuning
(Ayam kecokelatan
Rasa
Asin
Asin
++
dan
aftertaste
asap
Asin
Asin+++
asap +
dan bagian
dalam putih
serat
terlihat
jelas
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa konsentrasi asap cair tidak
mempengaruhi karakteristik daging asap yang dihasilkan. Karakteristik daging
asap memiliki warna putih/kuning kecoklatan pada bagian luar, berwarna putih
kekuningan pada bagian dalam, memiliki tekstur yang lunak, beraroma asap.
Kealotan daging asap disebabkan karena ketebalan pada daging, semakin tebal
daging maka semakin tidak alot.
Asap memiliki kemampuan untuk mengawetkan bahan makanan karena
Distilat asap atau asap cair tempurung mengandung lebih dari 400 komponen dan
memiliki fungsi sebagai penghambat perkembangan bakteri dan cukup aman
sebagai pengawet alami antara lain asam, fenolat, dan karbonil. Seperti yang
dilaporkan Darmadji dkk (1996) yang menyatakan bahwa pirolisis tempurung
kelapa dengan kandungan menghasilkan asap cair dengan kandungan senyawa
fenol sebesar 4,13%, karbonil 11,3% , dan asam 10,2%.
Asap cair mengandung berbagai senyawa yang terbentuk karena terjadinya
pirolisis tiga komponen kayu yaitu selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Lebih dari
400 senyawa kimia dalam asap telah berhasil diidentifikasi. Komponenkomponen tersebut ditemukan dalam jumlah yang bervariasi tergantung jenis
kayu, umur tanaman sumber kayu, dan kondisi pertumbuhan kayu seperti iklim
dan tanah. Komponen- komponen tersebut meliputi asam yang dapat
mempengaruhi citarasa, pH dan umur simpan produk asapan; karbonil yang
bereaksi dengan protein dan membentuk pewarnaan coklat dan fenol yang
merupakan pembentuk utama aroma dan menunjukkan aktivitas antioksidan.
Selain itu Fatimah (1998) menyatakan golongan- golongan senyawa penyusun
asap cair adalah air (11-92 %), fenol (0,2-2,9 %), asam (2,8-9,5 %), karbonil (2,64,0 %), dan tar (1-7 %). Komponen-komponen penyusun asap cair meliputi:
1. Senyawa-senyawa fenol. Senyawa fenol diduga berperan sebagai
antioksidan sehingga dapat memperpanjang masa simpan produk asapan.
Berdasarkan data pada tabel di atas diketahui bahwa pada uji parameter
warna daging sapi sebelum diasapi adalah berwarna merah pucat dan setelah
diasapi berwarna coklat dan warna daging ayam sebelum diasapi berwarna putih
pucat dan setelah diasapi berwarna coklat kekuningan. Perubahan warna daging
menjadi coklat disebabkan karena daging tersebut telah melakukan rekasi antara
senyawa
karbonil
asap
dengan
asama
amino
daging
saat
proses
tujuan
dilakukannya
pengasapan
daging
yaitu
untuk
yang
KESIMPULAN
Semakin tinggi konsentrasi larutan asap cair,maka semakin warna pada
daging asap menjadi kuning kecoklatan. Kealotan daging asap disebabkan karena
ketebalan pada daging, semakin tebal daging maka semakin tidak alot.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terimakasih diberikan kepada ALLAH SWT yang
telah memberikan nikmat sehat. Tak lupa ucapan terimakasih
untuk
dosen
dan
asisten
dosen
yang
telah
memberikan
LAMPIRAN