Anda di halaman 1dari 14

Makalah Humaniora Tentang

Persepsi Sosiologi Dalam Memahami Isu Kesehatan


D
I

S
U
S
U
N
OLEH:
1. FIRRA APRILYA
2. INTAN NURUL ILMA
3. NURUL SANIA
4. RATIH SARTIKA
5. RIKA OKTAVIANI
6. SHERIN SAUSAN WULANDARI
7. SITI HALIMAH
8. TENTYA INDAH MASFUFA

POLITEKNIK KESEHATAN RIAU


D IV KEBIDANAN
TA 2016/2017
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Persepsi
Sosiologi Dalam Memahami Isu Kesehatan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibuk Yan Sartika,SST,M.Keb selaku Dosen
mata

kuliah

Humaniora

yang

telah

memberikan

tugas

ini

kepada

kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai persepsi masyarakat mengenai isu kesehatan yang berada di
lingkungan masyarakat. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada

sesuatu

yang

sempurna

tanpa

saran

yang

membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.

Pekanbaru, 06 September 2016

Penyusun
i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang banyak membawa
perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun
tatanan sosial termasuk dalam bidang kesehatan yang sering dihadapkan dalam suatu hal
yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang
bermukim dalam suatu tempat tertentu.
Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting dalam mencapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat
merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami
suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan budaya bisa memberikan
dampak positif maupun negatif.
Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat hubungannya, sebagai salah satu
contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan
tertentu sesuai dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan
dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang
tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya
mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka mengerti tentang proses terjadinya
suatu penyakit dan bagaimana meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya
dengan kesehatan.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana konsep dasar sosiologi kesehatan?
b. Bagaimana hubungan sosiologi dengan konsep sehat dan sakit?
c. Bagaimana peran sosiologi dalam kesehatan?

d. Bagaimana persepsi masyarakat tentang konsep sehat dan sakit?


e. Sebutkan contoh sosiologi kesehatan sebagai ilmu?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
a.
b.
c.
d.
e.

Untuk mengetahui konsep dasar sosiologi kesehatan


Untuk mengetahui hubungan sosiologi dengan konsep sehat dan sakit
Untuk mengetahui peran sosiologi dalam kesehatan
Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang konsep sehat dan sakit
Untuk mengetahui contoh sosiologi kesehatan sebagai ilmu

2
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PENGERTIAN SOSIOLOGI KESEHATAN

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari jaringan hubungan antara


manusia dalam bermasyarakat. Sedangkan secara luas sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan tentang masyarakat dimana sosiologi mempelajari masyarakat sebagai
kompleks kekuatan,hubungan,jaringan interaksi serta sebagai kompleks piata
Sosiologi kesehatan dan penyakit ialah cabang ilmu yang mempelajari tentang
interaksi antara masyarakat dan kesehatan. Objektif dari topic ini adalah untuk melihat
bagaimana kehidupan social memiliki dampak terhadap tingkat kesakitan dan tingkat
kematian,serta sebaliknya.
Sosiologi kesehatan dan penyakit mencakup patologi sosiologis (sebab penyakit dan
keadaan sakit),alas an mencari jenis bantuan medis tertentu,dan kepatuhan atau ketidak
patuhan pasien dengan persyaratan medis
3.2 HUBUNGAN SOSIOLOGI DENGAN KONSEP SEHAT DAN SAKIT
Sosiologi kesehatan dan penyakit mempelajari interaksi antara masyarakat dan kesehatan.
Objektif dari topik ini adalah untuk melihat bagaimana kehidupan sosial memiliki dampak
terhadap morbiditas dan tingkat kematian, dan sebaliknya. Aspek sosiologi ini berbeda dari
sosiologi medis karena cabang sosiologi ini mempelajari kesehatan dan keadaan sakit
berkaitan dengan institusi sosial seperti keluarga, pekerjaan, dan sekolah. Sosiologi medis
terbatas pada hubungan pasien-praktisi dan peran pakar kesehatan dalam masyarakat.
Sosiologi kesehatan dan penyakit mencakup patologi sosiologis (sebab penyakit dan keadaan
sakit), alasan mencari jenis bantuan medis tertentu, dan kepatuhan atau ketidakpatuhan
pasien dengan persyaratan medis.
3
Kajian-kajian mengenai ilmu sosiologi kesehatan dapat berupa masalah-masalah yang
dialami objek sosiologi, baik itu masyarakat, society ataupun komunitas. Agar dapat
memahami dan menganalisa masalah-masalah tersebut maka diperlukan berbagai pendekatan
baik itu pendekatan emik yang hanya berdasarkan pada sudut pandang si pelaku ataupun
menggunakan pendekatan etik yang berdasarkan pandangan serta pendapat dari para ahli
kemudian membandingkannya dengan kebudayaan dari daerah lain.

Menurut para ahli, seperti Kendall dan Reader, sosiologi mengenai bidang medis mengulas
masalah yang menjadi perhatian sosiologi profesi dan sosiologi organisasi. Sedangkan
menurut Straus, sosiologi dalam bidang medis merupakan penelitian dan pengajaran bersama
yang sering melibatkan pengintegrasian konsep, teknik dan personalia dari berbagai disiplin,
dalam mana sosiologi digunakan sebagai pelengkap bidang medis. Dalam perkembangan
selanjutnya perhatian sosiologi medis meluas ke berbagai masalah kesehatan di luar bidang
medis. Dengan demikian, berkembanglah bidang sosiologi kesehatan.
Para ahli pun membedakan antara sosiologi mengenai kesehatan dan sosiologi dalam
kesehatan. Menurut Wilson sosiologi mengenai kesehatan adalah pengamatan dan analisis
dengan mengambil jarak, yang terutama dimotivasi oleh suatu masalah sosiologi, sedangkan
sosiologi dalam kesehatan adalah penelitian dan pengajaran yang lebih bercirikan keintiman,
terapan dan kebersamaan yang terutama didorong oleh adanya masalah kesehatan. Menurut
Wolinsky orientasi para ahli sosiologi kesehatan lebih tertuju pada masalah kesehatan, bukan
pada masalah sosiologi sehingga sosiologi kesehatan cenderung miskin teori. Twaddle
merinci tujuh dimensi yang membedakan sosiologi kesehatan dengan sosiologi medis.
Menurutnya terjadinya pergeseran-pergeseran dalam ketujuh dimensi tersebut mengakibatkan
bergesernya sosiologi medis menjadi sosiologi kesehatan. Namun, sosiologi kesehatan
merupakan bidang yang muda hingga kini bidang sosiologi medis masih tetap dominan.
4
Agar dapat memahami bagaimana sistem sosial yang berkembang di masyarakat, maka
perlu pemahaman mengenai apa yang dipakai acuan oleh masyarakat dalan bertindak dan
bertingkah laku baik itu kepercayaan, nilai, norma, ataupun kelompok acuan dalam
masyarakat itu sendiri. Karena acuan tersebut tidak dalam bentuk tertulis maka sifatnya
adalah dinamis dalam artian norma, ataupun nilai tersebut dapat berubah sewaktu-waktu,
yang tentunya juga mempengaruhi kebudayaan serta perilaku individu/kelompok masyarakat.
Perubahan tersebut dapat terjadi kerena pengaruh dari budaya luar yang ketika bertemu
dengan kebudayaan daerah mengalami berbagai bentuk proses apakah itu difusi, akulturasi,
asimilasi, maupun konformitas.
Gangguan kesehatan dapat datang dari lingkungan sosial. Manusia sering hidup
dalam lingkungan sosial yang membuat mereka marah, frustrasi atau cemas, dan perasaanperasaan demikian dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan. House, Landis dan

Umberson mengemukakan hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan antara


hubungan sosial dan kesehatan. Antara lain dikemukakan pada arti penting social support
bagi kesehatan. Ancaman lingkungan terhadap kesehatan ditanggapi warga masyarakat
dengan berbagai ragam reaksi. Ada yang bermigrasi ke kawasan lain. Ada pula warga
masyarakat yang berupaya menanggulanginya. Kesadaran ataupun kecurigaan warga
masyarakat bahwa lingkungan fisik mereka menyebabkan penyakit kemudian sering diikuti
dengan berbagai bentuk tindakan terhadap mereka yang dianggap bertanggung jawab.
Wolinsky menjelaskan bahwa bagi dokter simtom dan tanda penyakit merupakan
bukti gangguan biologis pada tubuh manusia yang memerlukan penanganan medis. Dari
sudut pandang medis, kesehatan ialah ketiadaan simtom dan tanda penyakit. Wolinsky
selanjutnya mengemukakan beberapa keberatan terhadap definisi kesehatan menurut
kalangan medis ini. Definisi medis ini lebih sempit daripada definisi WHO, yang mencakup
baik kesejahteraan fisik, mental maupun sosial dan tidak semata-mata terbatas pada ketiadaan
penyakit ataupun kelesuan. Namun, menurut Mechanic definisi WHO ini sulit
dioperasionalisasikan untuk membedakan orang sehat dan orang sakit. Konsep kesehatan
dengan cakupan luas kita jumpai pula dalam pandangan Blum. Blum mengemukakan bahwa
kesehatan manusia terdiri atas tiga unsur, yaitu kesehatan somatik, kesehatan psikis, dan
kesehatan sosial.
5
Definisi yang menyerupai definisi WHO kita jumpai dalam UU No. 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan. Menurut definisi Parson seseorang dianggap sehat manakala ia
mempunyai kapasitas optimum untuk melaksanakan peran dan tugas yang telah dipelajarinya
melalui proses sosialisasi, lepas dari soal apakah secara ilmu kesehatan ia sehat atau tidak.
Jadi, kesehatan sosiologis seseorang bersifat relatif karena tergantung pada peran yang
dijalankannya dalam masyarakat.
Menurut Parson pula, kesehatan sosiologis seseorang bersifat relatif karena
tergantung pada peran yang dijalankannya dalam masyarakat. Ternyata definisi kesehatan
yang mirip dengan ketiga macam definisi tersebut di atas serupa kita jumpai pula di kalangan
masyarakat. Menurut hasil penelitian di Inggris di kalangan masyarakat awam pun dijumpai
definisi negatif, definisi fungsional, dan definisi positif. Parson memandang masalah
kesehatan dari sudut pandang kesinambungan sistem sosial. Dari sudut pandang ini tingkat
kesehatan terlalu rendah atau tingkat penyakit terlalu tinggi mengganggu berfungsinya sistem

sosial karena gangguan kesehatan menghalangi kemampuan anggota masyarakat untuk dapat
melaksanakan peran sosialnya. Selain mengganggu berfungsinya manusia sebagai suatu
sistem biologis, penyakit pun mengganggu penyesuaian pribadi dan sosial seseorang.
Masyarakat berkepentingan terhadap pengendalian mortalitas dan morbiditas.
Menurut Parson ini disebabkan karena :
1.
Penyakit mengganggu berfungsinya seseorang sebagai anggota masyarakat.
2.
Penyakit, apalagi kematian dini, merugikan kepentingan masyarakat yang telah
mengeluarkan biaya besar bagi kelahiran, pengasuhan dan sosialisasi anggota masyarakat.
Tipologi Sehat dan Perilaku Sakit Wolinsky, yaitu
1.
Ada orang yang secara medis dia sakit, tapi secara sosial dia sehat.
2.
Ada orang yang secara medis dia sehat, dan secara sosial dia juga sehat.
3.
Ada orang yang secara medis dia sehat, tapi secara sosial dia sakit.
4.
Ada orang yang secara medis dia sakit dan secara sosial dia juga sakit.

6
3.3 PERAN SOSIOLOGI DALAM KESEHATAN
Peran utama sosiologi dalam kesehatan adalah mendemonstrasikan dan
memfokuskan perhatian pada pangaruh penting kondisi cultural, socio structural dan
kekuatan kelembagaan berkaitan dengan health, healing dan illness. Selanjutnya sosiolog
kesehatan perlu me maintain spirit kebebasan dan bersikap kritis.
Sosiologi sebagai konsultan kebijakan. Sosiologi memiliki kemampuan untuk menganalisis
fakta sosial, dinamika sosial, dan kecenderungan proses, serta perubahan sosial. Dalam skala
panjang, sosiologi memiliki kemampuan untuk meramalkan pengaruh dari sebuah kebijakan
terhadap kehidupan sosial. Tujuan penerapan sosiologi dalam bidang kedokteran dan
kesehatan adalah untuk menambah kemampuan para dokter dalam melakukan penilaian
klinis secara lebih rasional, menambah kemampuan untuk mengatasi persoalan persoalan
yang dialami dalam praktik, mampu memahami dan menghargai perilaku pasien, kolega serta
organisasi, dan menambah kemampuan dan keyakinan dokter dalam menangani kebutuhan
sosial dan emosional pasien.
Fauzi Muzaham menjelaskan manfaat sosiologi bagi kesehatan yaitu :
1.
Mempelajari cara orang meminta pertolongan medis atau dokter (help-seeking).
2.
Memberikan analisis mengenai hubungan dokter-pasien.
3.
Mengatur latar belakang sosial-ekonomi masyarakat dalam pemanfaatan layanan
kesehatan.
4.
Menganalisis faktor faktor sosial dalam hubungannya dengan etiologi penyakit.

5.

Sakit, cacat fisik, dan sejenisnya adalah sebuah fakta sosial sebagaimana masalah sosial

lainnya yang membutuhkan analisis sosiologis.

7
Peran sosiologi pada bidang kesehatan, yaitu :
a. Sosiology in Medicine
Sosiolog yang bekerjasama secara langsung dengan dokter dan staf kesehatan lainnya di dalam
mempelajari faktor sosial yang relevan dengan terjadinya gangguan kesehatan ataupun sosiolog
berusaha berhubungan langsung dengan perawatan pasien atau untuk memecahkan problem
kesehatan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena sosial dapat menjadi faktor
penentu atau mempengaruhi orang-orang untuk menangani penyakit atau mempengaruhi
kesehatan mereka ataupun tingkah laku lain saaat sedang sait maupun setelah sakit.
b. Sosiology of Medicine
Berhubungan dengan organisasi, nilai, kepercayaan terhadap praktek kedokteran sebagai bentuk
dari perilaku manusia yang berada dalam lingkup pelayanan kesehatan, misalnya bentuk
pelayanan kesehatan, sumberdaya manusia untuk membangun kesehatan dan pelatihan bagi
petugas kesehatan.
c. Sosiology for Kesehatan
Berhubungan dengan strategi metodologi yang yang dikembangkan sosiologi untuk kepentingan
bidang pelayanan kesehatan. Misalnya teknik skala pengukuran Thurstone, Likert, Guttman yang
membantu mengenali atau mengukur skala sikap. Peran ini juga meliputi peosedur matematis
multivariate serta analisis faktor dan analisis jaringan yang biasa digunakan para sosiolog dalam
mengumpulkan data atau menjelaskan hasil penelitian.
d. Sociology From Medicine

Menganalisa lingkungan kedokteran dari perspektif social. Misalnya bagaimana pola pendidikan,
perilaku, gaya hidup, para dokter, atau sosialisasi mahasiswa kedokteran selama mengikuti
pendidikan kedokteran.
e. Sociology at Medicine
Merupakan bagian yang lebih banyak mengamati orientasi politik dan ideology yang
berhubungan dengan kesehatan. Misalnya bagaimana suatu struktur pengobatan cara barat akan
mempengaruhi perubahan pola pengobatan sekaligus merubah pola interaksi masyarakat.
f. Sociology Around Medicine
Menunjukkan bagaimana sosiologi menjadi bagian atau berinteraksi dengan ilmu lain seperti
antropologi, ekonomi, etnologi, filosofi hukum maupun bahasa.
8
3.4 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KONSEP SEHAT DAN SAKIT
Pandangan orang tentang criteria tubuh sehat atau sakit,sifatnya tidaklah selalu
objektif. Perbadaan persepsi antara masyarakat dan petugas kesehatan inilah yang sering
menimbulkan masalah dalam melaksanakan program kesehatan.kadang-kadang orang tidak pergi
berobat atau menggunakan sarana kesehatan yang tersedia sebab dia tidak merasa mengidap
penyakit atau jika si individu merasa bahwa penyakitnya itu di sebabkan oleh makhluk
halus,maka dia akan memilih untuk berobat kepada orang pandai yang dianggap mampu
mengusir makhluk halus tersebut dari tubuhnya sehingga penyakitnya itu akan hilang. Secara
ilmiah, penyakit disease itu diartikan sebagai gangguan fungsi fisiologis dari suatu organisme
sebagai akibat dari infeksi atau tekanan dari lingkungan. Jadi penyakit itu bersifat objektif.
Petugas kesehatan umumnya mendeteksi kebutuhan masyarakat akan upaya
kesehatan (healthcare) pada tahap yang lebih awal,yaitu ketika orangnya masi sehat.
Sebaliknya,masyarakat baru merasa membutuhkan upaya kesehatan jika mereka telah berada
dalam tahap sakit yang parah. Di Negara seperti Indonesia masi h banyak penderita yang pergi
berobat ke dukun atau ahli pengobatan tradisional lainnya dengan demikian makin paralah
keadaan penderita lalu akhirnya meminta pertolongan kepada seorang dokter. Mereka mengira
bahwa kematian itu disebabkan oleh dokter-dokter di rumah sakit,tanpa memahami keadaan
yang sebenarnya,dimana pasien yang dikirim ke rumah sakit itu kebanyakan adalah yang

keadaannya sudah sangat parah sehingga biasanya tidak tertolong lagi. Oleh sebeb itu, petugas
kesehatan perlu menyelidiki persepsi masyarakat setempat tentnag sehat dan sakit.

9
3.5 CONTOH SOSIOLOGI KESEHATAN SEBAGAI ILMU
1.

Orang China percaya bahwa dua prinsip dasar dunia, Kekuatan Yin dan Yang, mengatur dunia
dan memberikan kekuatan pada manusia. Berbagai bagian tubuh dikaitkan dengan prinsip Yin

2.

dan Yang.
Pengobatan, jamu-jamuan, dan obat-obatan tradisional bertujuan untuk menyeimbangkan

3.
4.

kekuatan Yin dan Yang.


Orang Jepang lebih suka menggunakan komunikasi non verbal, mereka menghargai kesunyian
Dalam berkomunikasi dengan orang Jepang, perawat sebaiknya menghindari kontak mata
secara langsung, karena ekspresi emosi, tertawa atau tersenyum mungkin menunjukkan sikap

5.

marah atau sedih.


Orang Asia melibatkan berbagai sumber perawatan kesehatan, termasuk Kedokteran Barat.
Berbagai jenis pengobatan orang Asia antara lain jamu-jamuan/herbal, akupungtur, akupresur,

6.

pengerokan, pencubitan, penyedotan darah/kop.


Bagi orang-orang Spanyol, Kuba, Amerika Tengah dan Selatan, Meksiko, Pulau Karibia,
mereka memandang kesehatan yg bagus adalah sebagai hasil keberuntungan / nasib kesehatan
hadiah dari Tuhan atas perilaku mereka yg baik.
Gangguan kesehatan berarti hukuman dari Tuhan atas dosa-dosanya.

10

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Konsep sehat dilihat dari segi sosial, berarti kemampuan untuk membuat dan
mempertahankan hubungan dengan orang lain. Sosiologi umum orang sehat adalah orang yang
seimbang nutrisi, aktivitas, emosi, dan lingkungan, juga sehat secara sosial. Sedangkan orang
sakit yaitu keadaan dimana tidak terdapat keseimbangan eksistensi manusia sehingga muncul
ketidak lancaran dalam menjalankan fungsinya sebagai manusia. Jadi, orang sakit pasti
memerlukan pertolongan orang lain, sedangkan orang sehat adalah orang yang mampu
memberikan bantuan pada orang lain. Menurut penjelasan tersebut maka jelas bahwa seorang
perawat kesehatan perlu memperhatikan pasien secara baik, yaitu dengan cara melakukan
pendekatan kemanusiaan pada seorang pasien. Proses penyembuhan atau promosi kesehatan bisa
dilakukan dengan menggunakan terapi makanan (nutrisi), emosi, dan sosial. Dukungan dari
keluarga juga dapat memberikan motivasi tinggi bagi pasien untuk meraih kesembuhan.
Dengan terbangunnya individu-individu yang sehat akan mendukung terciptanya
masyarakat yang sehat. Ciri dari sifat masyarakat yang sakit menurut perspektif sosiologi yaitu
narsisme, individualitas tinggi, dan hilangnya rasionalitas mereka. Sedangkan ciri masyarakat
sehat adalah adanya keterbukaan, daya cipta tinggi, rasional, dan adaptasi yang baik pada
lingkungan. Sedangkan ciri masyarakat sehat menurut WHO dari ukuran kuantitatif yaitu angka
harapan hidup, kematian bayi, mortalitas, kematian ibu dan anak, serta angka kelahiran menurun.
Dari sisi pelayanan, rasio tenaga kesehatan antara lain penduduk, distribusi tenaga kesehatan,
dan sarana kebutuhan.

11
Agar dapat memahami bagaimana sistem sosial yang berkembang di masyarakat, maka
perlu pemahaman mengenai apa yang dipakai acuan oleh masyarakat dalam bertindak dan
bertingkah laku baik itu kepercayaan, nilai, norma, ataupun kelompok acuan dalam masyarakat
itu sendiri. Karena acuan tersebut tidak dalam bentuk tertulis maka sifatnya adalah dinamis
dalam artian norma, ataupun nilai tersebut dapat berubah sewaktu-waktu, yang tentunya juga
mempengaruhi kebudayaan serta perilaku individu/kelompok masyarakat. Perubahan tersebut
dapat terjadi karena pengaruh dari budaya luar yang ketika bertemu dengan kebudayaan daerah
mengalami berbagai bentuk proses apakah itu difusi, akulturasi, asimilasi, maupun konformitas.
B. SARAN
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan untuk terbuka dan percaya dengan pemberi pelayanan kesehatan. Sehingga
masyarakat dapat merubah perilakunya yang untuk mencegah sakit dari pada mengobati dan
tidak terlalu mengkaitkan sosial budaya dengan penyakit karena biar bagaimanapun, bila salah
satu anggota keluarga terdapat gejala penyakit sebaiknya dibawa ke puskesmas atau pelayanan
kesehatan yang lainnya.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan untuk tetap memperhatikan kesehatan masyarakat supaya negara kita terhindar
dari berbagai macam penyakit. Dari pihak tenaga kesehatan juga diharapkan memberikan
penyuluhan kepada masyarakat awam mengenai promosi kesehatan secara komprehensif.
Bagi seorang bidan atau tenaga kesehatan diharapkan mampu mengembangkan sikap
verstehen yaitu kemampuan untuk menyelami apa yang dirasakan oleh pasien atau masyarakat
itu sendiri.
Dengan terbangunnya individu-individu yang sehat akan mendukung
terciptanya masyarakat yang sehat. Ciri dari sifat masyarakat yang sakit menurut
perspektif sosiologi yaitu narsisme, individualitas tinggi, dan hilangnya rasionalitas

mereka. Sedangkan ciri masyarakat sehat adalah adanya keterbukaan, daya cipta
tinggi, rasional, dan adaptasi yang baik pada lingkungan. Sedangkan ciri
masyarakat sehat menurut WHO dari ukuran kuantitatif yaitu angka harapan hidup,
kematian bayi, mortalitas, kematian ibu dan anak, serta angka kelahiran menurun.
Dari sisi pelayanan, rasio tenaga kesehatan antara lain penduduk, distribusi tenaga
kesehatan, dan sarana kebutuhan.
12

Anda mungkin juga menyukai