Anda di halaman 1dari 10

JURNAL TUGAS AKHIR

STUDI KARAKTERISTIK PARAMETER KUAT GESER TANAH PASIR


DENGAN BAHAN STABILISASI PORTLAND COMPOSITE CEMENT
DAN POLYPROPYLENE FIBER

Oleh:

ANDI GHEBI WIM


D 111 08 307

JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011

STUDI KARAKTERISTIK PARAMETER KUAT GESER TANAH PASIR


DENGAN BAHAN STABILISASI PORTLAND COMPOSITE CEMENT
DAN POLYPROPYLENE FIBER
T. Harianto 1 , S. Hijraini2 and A. Ghebi 3

ABSTRACT: The trend of the sand stabilization using Portland Composite Cement (PCC) need to have some
emphasis, despite having very high shear strength, but tend to behave in a brittle and has low tensile strength. The
situation is less satisfactory because it expected to form high-powered ground but it still possess ductile behavior. To
reduce that impact hence sand stabilization with PCC by variations in levels of 6%, 8%, and 10%, and polypropylene
fiber of 0.2%, 0.4%, and 0.8% is carried out with cement sand through Direct Shear Test. The results indicate that the
sand which stabilize by combination of PCC cement and glass fiber produce shear strength which has parameters are.
higher cohesion and angle of internal shear compare to sample only using PCC or glass fiber. The highest value
obtained from the sand with cement PCC 10% and 0.8% glass fiber with a value of cohesion (c) of 0.7520 kg/cm2, the
internal shear angle of 43.11 hence produce the highest shear strength values of all the variations of the mixture that
is, at 1.5889 kg/cm2 on the 28th day of curing.
Key words : Direct Shear Test, Polypropylene Fiber, Portland Composite Cement, Sand Stabilitation, Shear
Strength.

PENDAHULUAN
Kondisi tanah disetiap tempat sangatlah
berbeda karena tanah secara alamiah
merupakan material yang rumit dan sangat
bervariasi. Sebagai material konstruksi yang
memegang peran penting sebagai dasar
pondasi, sehingga mutlak diperlukan tanah
yang memiliki kuat dukung tinggi dan
penurunan yang sekecil mungkin. Oleh karena
itu, diperlukan analisis kuat dukung tanah dan
perancangan seksama agar tidak terjadi
kegagalan struktur akibat runtuhnya tanah
dasar pondasi dan berakibat rusaknya struktur
bangunan diatasnya. Apabila tanah mengalami
pembebanan akibat beban yang bekerja pada
pondasi, maka akan mengakibatkan tegangan
geser. Apabila tegangan geser mencapai harga
batas maka massa tanah akan mengalami
deformasi dan cenderung akan runtuh.
Tegangan geser atau kuat geser tanah
merupakan suatu faktor yang sangat penting
dalam meninjau kestabilan suatu tanah. Kuat
geser ini terutama dipengaruhi dua parameter
kuat geser tanah, yaitu kohesi dan sudut geser
tanah. Kuat geser tanah ini penting dalam
menganalisa kestabilan suatu lereng serta
analisis daya dukung tanah dasar pondasi.
Apabila suatu tanah yang terdapat di
lapangan bersifat sangat lepas atau sangat
mudah tertekan dan apabila ia mempunyai
indeks konsistensi yang tidak sesuai,
permeabilitasnya yang terlalu tinggi, atau sifat

lain yang tidak sesuai untuk suatu proyek


pembangunan, maka tanah tersebut harus
distabilisasikan sehingga dapat memenuhi
syarat-syarat teknis yang diperlukan. Stabilisasi
tanah adalah suatu cara yang digunakan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat tanah dasar
sehingga diharapkan tanah dasar tersebut
mutunya dapat lebih baik dan dapat
meningkatkan kemampuan daya dukung tanah
dasar terhadap konstruksi yang akan dibangun
diatasnya.
Maraknya perbaikan tanah dengan
menggunakanbahankimia(chemicaladhitive)
seperti semen, kapur, abu terbang (fly ash)
disebabkanolehmudahnyamaterialkhususnya
PortlandCompositeCement (PCC)dipasaran
dan pelaksanaannya dilapangan relatif lebih
mudah. Namun,kuatgeseryangsangattinggi
ini menunjukkan bahwa tanah yang
distabilisasi dengan semen cenderung
berperilaku getas (brittle) dan memiliki kuat
tarik yang rendah. Keadaan ini kurang
memuaskan bila digunakan sebagai bahan
konstruksi yang lebih diinginkan berkekuatan
tinggi tetapi berperilaku ductile. Untuk
mengurangi dampak tersebut maka
penambahan rangka/tulangan sejenis bahan
fiber yaitu serat polypropylene untuk
meningkatkan kekuatan tariknya dan agar
bersifatlebihductile.
Berpatokan pada latar belakang tersebut,
makadipandangperluuntukmelakukanstudi
gunamengkajiparameterkuatgesertanahpasir
1

Jurnal Penelitian Teknik Sipil

dengan bahan stabilisasi Portland Composite


Cement (PCC) dengan tambahan serat fiber
(PolypropyleneFiber).
METODOLOGI
1. PengujianIndeksPropertisTanah
a) PengujianKadarAir(WaterContent)
b) PengujianBeratJenis(SpecificGravity)
c) Pengujian Analisa Saringan (Shieve
Analysis)
2. PengujianMekanisTanah
a) PengujianKompaksiProctorStandar
b) UjiGeserLangsung(DirectShearTest)
PembuatanBendaUji
Pembuatan benda uji dilakukan dengan
pencampuran pasir dengan bahan stabilisasi
semen PCC dan serat fiber. Untuk pengujian
GeserLangsung (DirectShearTest) bendauji
dibuat dengan menggunakan ring dengan
diameter6,4cmdantinggi2cm,sampeltanah
pasir disesuaikan dengan berat isi kering
maksimum dan kadar air optimum dari
campuran pasir dan bahan stabilisasi yang
digunakanmelaluipengujiankompaksiproctor
standardilaboratorium.
1. Tahappembuatanbendauji
Sampelpasir dioven selama 24 jam
dengan suhu 110C untuk mendapatkan
kondisi pasir kering oven. Untuk membuat
sampel dengan kepadatan yang didapatkan
melalu uji kompaksi campuran dan masing
masingvariasicampurandihitungberdasarkan
beratkeringtanahpasir.
2. Tahap pencampuran
a. Pasirkeringyangsudahditimbangberatnya
dicampur dengan bahan stabilisasi yaitu,
semenPCCdanseratfibersesuaidengan
variasiyangditentukandandiadukrata.
b. Setelahtercampurrata,airdimasukkandan
sampel kembali diaduk hingga tercampur
rata.
c. Untuk sampel yang menggunakan serat
fiber dicampur/diaduk dengan
menggunakan mixer selama 3 5 menit.
Untuk memastikan bahwa fiber telah
bercampurdanmenyebarmerata.

d. Sampel yang sudah tercampur rata ini


didiamkan selama kurang lebih 1 jam
dalam tempat yang tertutup agar
campurannyameratadankadarairsampel
terjaga.
3. Tahappencetakansampel
a. Campuran dengan berat yang telah
ditentukanberdasarkanhasilujipemadatan
dimasukkan setahap demi setahap dan
dilakukan pemadatan secara berlapis di
dalam ring dengan diameter 6.4 cm dan
tinggi2cm.
b. Sedangkan proses pemeraman
menggunakankantongplastikkedapudara,
dan suhu pemeraman 26o C (suhu ruang)
selama7hari,14haridan28hari.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HasilPemeriksaanKarakteristikFisikTanah
Penelitian di laboratorium meliputi
penelitian sampel tanah pasir yang akan
distabilisasi menggunakan semen, serat fiber,
dan gabungan keduanya. Pada tanah pasir
tersebut dilakukan uji awal untuk mendapatkan
parameter-parameter sifat dasar tanah.
Beberapa parameter yang menentukan
karakteristik tanah pasir antara lain analisis
ukuran butiran dan Spesific Gravity (GS)
dilihat dari Tabel 1. Berdasarkan parameter
tersebut, tanah dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa kelompok sehingga diperoleh
kesamaan persepsi tentang jenis tanah dan sifat
tanah.
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan Karakteristik
Tanah

Jenis
Pemeriksaan
1. Kadar air
tanah asli
2. Berat
Jenis
Spesifik
3. Gradasi
butiran
4. Klasifikasi
Tanah

Hasil pemeriksaan
7,298 %
2,657

Pasir
= 99,37 %
Lanau dan Lempung = 0,63 %
USCS
Pasir gradasi buruk,
pasir berkerikil, sedikit atau tidak

mengandung butiran halus


AASHTO
A-3 tanah pasir
halus, pasir bersih bergradasi
buruk.

Hasil Pemeriksaan Karakteristik Mekanis


Tanah

Tabel 3. Rekapitulasi Uji Geser Langsung hari ke-7

Hasil uji kompaksi proctor standar dari


masing-masing variasi campuran memberikan
nilai berat isi kering (dry) dan kadar air
optimum (WOpt) yang bervariasi pula. Kedua
nilai tersebut akan digunakan sebagai acuan
kepadatan dalam pembuatan benda uji. Variasi
nilai hasil pemadatan untuk setiap campuran
dapat dilihat dari Tabel 2.
Tabel2.RekapitulasiHasilUjiProctorStandar

Tabel 4. Rekapitulasi Uji Geser Langsung hari ke-14

Tabel 5. Rekapitulasi Uji Geser Langsung hari ke-28

Karakteristik Hasil Uji Geser Langsung


Pengujian
ini
dilakukan
untuk
mendapatkan nilai parameter kuat geser tanah
tanah yang telah dicampur dengan bahan
stabilisasi semen PCC dan serat fiber.
Komposisi campuran pengujian geser langsung
(Direct Shear Test) dengan variasi stabilisasi
semen dan serat fiber setelah mengalami masa
pemeraman (curing time) terlihat pada Tabel 3,
Tabel 4, dan Tabel 5 untuk masing-masing
waktu pemeraman.

Perbandingan nilai kuat geser (), kohesi


(c), dan sudut geser dalam (), pada pengujian
geser langsung dengan bahan campuran semen

Jurnal Penelitian Teknik Sipil

PCC dapat dilihat pada Gambar 1, Gambar 2,


dan Gambar 3.

Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Waktu Pemeraman


dengan Kuat Geser
Gambar 1. Grafik Hubungan Antara Kadar PCC dengan
Kuat Geser

Gambar 2. Grafik Hubungan Antara Kadar PCC dengan


Kohesi

Gambar 3. Grafik Hubungan Antara Kadar PCC dengan


Sudut Geser

Adanya peningkatan nilai kuat geser (),


Kohesi (c), dan sudut geser dalam () dengan
adanya penambahan variasi semen PCC. Nilai
kuat geser () tertinggi pada kadar campuran
semen PCC 10% dengan waktu pemeraman 28
hari yaitu, 1,3767 kg/cm2. Sementara untuk
parameter kuat gesernya yaitu, kohesi (c) dan
sudut geser dalam () juga diperoleh dari
campuran semen PCC 10% pada pemeraman
28 hari yaitu 0,6469 kg/cm2 dan 41,2670.
Peningkatan terjadi karena adanya reaksi kimia
antara semen PCC dan pasir sehingga
membentuk massa yang kuat dan keras.

Gambar 5. Grafik Hubungan Antara Waktu Pemeraman


dengan Kohesi

Gambar 6. Grafik Hubungan Antara Waktu Pemeraman


dengan Sudut Geser

Adanya peningkatan parameter kuat geser


tanah dengan lamanya waktu pemeraman
(curing time) , hal ini terlihat bahwa perubahan
pada tiap-tiap persentase kadar semen dan
lamanya waktu pemeraman (curing time)
seperti Gambar 4, Gambar 5, dan Gambar 6
memberi nilai kuat geser (), kohesi (c), dan
sudut geser dalam ()
yang cenderung
meningkat .
Parameter kuat geser terlihat megalami
peningkatan seiring dengan waktu pemeraman
(curing time) 7, 14, dan 28 hari. Kuat geser ()
maksimum berada pada kadar persentase
semen PCC 10% pada pemeraman 28 hari
yaitu, 1,3767 kg/cm2. Sementara untuk
4

parameter kuat gesernya yaitu, kohesi (c) dan


sudut geser dalam () juga diperoleh dari
campuran semen PCC 10% pada pemeraman
28 hari yaitu 0,6469 kg/cm2 dan 41,2670. Hal
ini disebabkan adanya tahapan reaksi
pengikatan antara campuran tanah semen
sehingga nilai parameter kuat gesernya
meningkat seiring dengan lamanya waktu
pemeraman.
Pada Gambar 7. terlihat bahwa kenaikan
nilai kuat geser untuk beberapa variasi
campuran serat meningkat seiring dengan
penambahan serat sampai kadar 0,4%
sedangkan pada kadar serat 0,8% juga
mengalami peningkatan sebesar 0,5529 kg/cm2,
namun peningkatannya sangat sedikit jika
dibandingkan dari variasi kadar fiber 0,4%
sebesar 0,5498 kg/cm2.

Gambar 7. Grafik Hubungan Antara Kadar Fiber dengan


Kuat Geser

Jika kuat geser ini dipecah berdasarkan


parameter-parameternya, maka akan tampak
grafik perubahan nilai kohesi (c), dan sudut
gesek dalam () seperti gambar di bawah ini.

butiran tanah sehingga menyebabkan adanya


gaya tarik menarik antara butiran tanah pasir
yang semula tidak memiliki nilai kohesi.

Gambar 9. Grafik Hubungan Antara Kadar Fiber dengan


Sudut Geser

Dari Gambar 9. dapat dilihat bahwa akibat


dari pencampuran serat fiber kedalam tanah
pasir yang dicampur secara acak, menciptakan
semacam elemen-elemen jaring dalam pasir.
Elemen-elemen
jaring
yang
terbentuk
membentuk ikatan dengan butir-butir pasir
sehingga dapat memperkuat tanah dalam
menahan gaya geser sampai penambahan kadar
serat sebesar 0.4% menghasilkan sudut geser
dalam () yaitu, 30,3276. Sementara
penambahan serat sampai kadar 0.8% justru
menurunkan sudut gesernya sampai 29,9790.
Hal ini disebabkan karena penambahan serat
fiber yang merupakan bahan fisis dengan
permukaan licin dalam jumlah tertentu justru
akan mengakibatkan menurunnya sudut geser
internal pasir.
Sedangkan untuk pasir yang dicampur
dengan semen PCC dan serat fiber memberikan
variasi parameter kuat geser yang berbeda-beda
untuk setiap kadar bahan stabilisasi. Berikut ini
adalah nilai kuat geser dari masing-masing
variasi pencampuran.

Gambar 8. Grafik Hubungan Antara Kadar Fiber dengan


Kohesi

Dari Gambar 8. dapat dilihat bahwa


penambahan serat meningkatkan nilai kohesi
pasir campuran. Peningkatan terbesar terjadi
pada penambahan serat dengan kadar 0.8%
yaitu sebesar 0.0162 kg/cm2. Terlihat bahwa
serat fiber berfungsi sebagai pengikat antar

Gambar 10. Grafik Hubungan Antara Kadar Fiber


dengan Kuat Geser Pasir dengan campuran PCC 6%

Jurnal Penelitian Teknik Sipil

Gambar 11. Grafik Hubungan Antara Kadar Fiber


dengan Kuat Geser Pasir dengan campuran PCC 8%

Gambar 14. Grafik Hubungan Antara Kadar Fiber


dengan Kohesi Pasir dengan campuran PCC 8%

Gambar 12. Grafik Hubungan Antara Kadar Fiber


dengan Kuat Geser Pasir dengan campuran PCC 10%

Dari gambar 10, Gambar 11, dan Gambar


12. terlihat bahwa terjadi peningkatan nilai kuat
geser pasir yang telah di campur dengan semen
PCC dan serat fiber. Peningkatan terjadi
seiring dengan penambahan semen PCC dan
untuk masing-masing variasi semen PCC yang
di campur dengan serat fiber dengan kadar
yang berbeda juga menunjukkan peningkatan
nilai kuat geser. Namun, peningkatan yang
signifikan terlihat pada penambahan serat
dengan kadar 0,2% dan 0,4%. Sedangkan pada
penambahan serat 0,8% tidak terjadi
peningkatan yang berarti pada nilai kuat
gesernya di bandingkan penambahan serat
0,4% bahkan nilainya cenderung mendekati
sama.
Parameter kuat geser yaitu, kohesi (c)
juga menunjukkan perubahan setelah pasir
dicampur dengan semen PCC dan fiber.
Perubahan dapat ditunjukkan pada Gambar 13,
Gambar 14, dan Gambar 15.

Gambar 15. Grafik Hubungan Antara Kadar Fiber


dengan Kohesi Pasir dengan campuran PCC 10%

Terlihat bahwa kohesi dari campuran


akan bertambah seiring dengan penambahan
kadar serat untuk masing-masing varisi kadar
semen. Peningkatan terbesar terlihat pada
campuran pasir dengan semen PCC 10% dan
serat fiber 0.8% yaitu sebesar 0.7520 kg/cm 2
dengan waktu pemeraman 28 hari.
Sudut geser internal pasir campuran semen
PCC dan fiber juga mengalami perubahan
seperti yang ditunjukkan dari Gambar 16,
Gambar 17, dan Gambar 18..

Gambar 16. Grafik Hubungan Antara Kadar Fiber


dengan Sudut Geser Pasir dengan campuran PCC 6%

Gambar 13. Grafik Hubungan Antara Kadar Fiber


dengan Kohesi Pasir dengan campuran PCC 6%

Gambar 17. Grafik Hubungan Antara Kadar Fiber


dengan Sudut Geser Pasir dengan campuran PCC 8%

Gambar 20. Grafik Hubungan Antara Waktu Pemeraman


dengan Kuat Geser Pasir dengan campuran PCC 8%

Gambar 18. Grafik Hubungan Antara Kadar Fiber


dengan Sudut Geser Pasir dengan campuran PCC 10%

Sudut
geser
internal
mengalami
peningkatan sampai dengan penambahan serat
fiber dengan kadar 0,4% untuk masing-masing
variasi kadar semen PCC. Sementara pada
penambahan serat 0,8% cenderung mengalami
penurunan pada kadar semen PCC 6%, 8%, dan
10%.
Gambar 19, Gambar 20, dan Gambar 21
menunjukkan perubahan nilai kuat geser pasir
yang telah di campur dengan semen PCC dan
serat fiber terhadap waktu pemeraman (curing
time). Nilai kuat geser menunjukkan
peningkatan pada waktu pemeran 7 hari, 14
hari dan 28 hari.

Gambar 19. Grafik Hubungan Antara Waktu Pemeraman


dengan Kuat Geser Pasir dengan campuran PCC 6%

Gambar 21. Grafik Hubungan Antara Waktu Pemeraman


dengan Kuat Geser Pasir dengan campuran PCC 10%

Kuat geser campuran pasir mengalami


peningkatan seiring dengan lamanya waktu
pemeraman untuk variasi campuran semen
PCC 6%, 8%, dan 10% serta masing-masing
variasi kadar serat fibernya. Kuat geser
maksimum didapatkan pada waktu pemeraman
28 hari untuk semua variasi campuran.
Nilai kohesi juga mengalami peningkatan
seiring dengan waktu pemeraman seperti yang
ditunjukkan Gambar 22, Gambar 23, dan
Gambar 24.

Gambar 22. Grafik Hubungan Antara Waktu Pemeraman


dengan Kohesi Pasir dengan campuran PCC 6%

Jurnal Penelitian Teknik Sipil

Gambar 23. Grafik Hubungan Antara Waktu Pemeraman


dengan Kohesi Pasir dengan campuran PCC 8%

Gambar 26. Grafik Hubungan Antara Waktu Pemeraman


dengan Sudut Geser Pasir dengan campuran PCC 8%

Gambar 24. Grafik Hubungan Antara Waktu Pemeraman


dengan Kohesi Pasir dengan campuran PCC 10%

Nilai kohesi meningkat selama waktu


curing bertambah. Peningkatan tertinggi
tertinggi pada waktu pemeraman hari ke 28
untuk setiap variasi campuran.
Gambar 24, Gambar 25, dan Gambar 27
menunjukkan pengaruh waktu pemeraman
sampel terhadap nilai sudut geser internal dari
masing-masing variasi campuran.

Gambar 25. Grafik Hubungan Antara Waktu Pemeraman


dengan Sudut Geser Pasir dengan campuran PCC 6%

Gambar 27. Grafik Hubungan Antara Waktu Pemeraman


dengan Sudut Geser Pasir dengan campuran PCC 10%

Peningkatan sudut geser internal tertinggi


juga di dapatkan dari waktu pemeraman selama
28 hari untuk variasi masing-masing campuran.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
data, dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Dari hasil pengujian geser langsung (Direct
Shear Test) menunjukkan terjadinya
peningkatan nilai parameter kuat geser
tanah pasir yang di stabilisasi dengan
semen PCC, serat fiber, dan campuran
keduanya. Nilai kuat geser tertinggi
campuran terdapat pada pasir yang
distabilisasi dengan campuran semen PCC
dan serat fiber jika di bandingkan dengan
campuran semen PCC atau serat fiber saja.
Campuran semen PCC saja menghasilkan
nilai kuat geser tertinggi pada kadar semen
PCC 10% yaitu, sebesar 1,3767 kg/cm2 dan
8

untuk
campuran
serat
fiber
saja
menghasilkan nilai kuat geser tertinggi
pada kadar fiber 0,8% yaitu, sebesar 0,5529
kg/cm2. Jika dibandingkan dengan variasi
gabungan semen PCC dan serat fiber
didapatkan nilai tertinggi pasir dengan
semen PCC 10% dan serat fiber 0,8%
dengan nilai kohesi (c) sebesar 0,7520
kg/cm2, nilai sudut geser internal sebesar
43,11 sehingga menghasilkan nilai kuat
geser tertinggi dari semua variasi campuran
yaitu, sebesar 1,5889 kg/cm2.
2. Waktu pemeraman (curing time) pada
pengujian geser langsung (Direct Shear
Test) menyebabkan terjadinya peningkatan
pada nilai kuat geser tanah pasir () serta
parameter yang dihasilkan yaitu, kohesi (c)
dan sudut geser internal (). Nilai kohesi
tertinggi didapatkan pada tanah pasir
stabilisasi semen 10% dan fiber 0.8%
dengan waktu pemeraman 28 hari yaitu
sebesar 0,7520 kg/cm2. Nilai sudut geser
internal tertinggi di dapatkan pada tanah
pasir stabilisasi semen 10% dan fiber 0.4%
yaitu sebesar 43,11. Sementara nilai kuat
geser tertinggi didapatkan pada tanah pasir
stabilisasi semen 10% dan fiber 0.8%
dengan waktu pemeraman 28 hari yaitu
sebesar 1,5889 kg/cm2.
Saran
1. Penelitian sebaiknya di lakukan dengan
komposisi kadar semen PCC dan serat
Polypropylene yang berbeda agar diperoleh
komposisi campuran yang menghasilkan
nilai parameter kuat geser yang lebih besar.
2. Penelitian dapat menggunakan jenis
pengujian lain untuk mendapatkan nilai
parameter kuat geser tanah pasir yang telah
di stabilisasi
DAFTAR PUSTAKA
Das, Braja M,.Endah, Noor. Dan Mochtar,
Indrasurya B. 1988. Mekanika Tanah
(Prinsip-Prinsip Rekayasa Goeteknik)Jilid I,. Erlangga, Jakarta.

Das, Braja M,.Endah, Noor. Dan Mochtar,


Indrasurya B. 1988. Mekanika Tanah
(Prinsip-Prinsip Rekayasa Goeteknik)Jilid II. Erlangga, Jakarta.
Departemen
Pekerjaan
Umum.
2007.
Perencanaan Stabilisasi Tanah dengan
Bahan
Serbuk
Pengikat
untuk
Konstruksi Jalan, Bandung.
Hardyatmo, Hary Crhistiady. 2000. Mekanika
Tanah 1 Edisi Kelima. UGM Press,
Yogyakarta.
Harianto, Tri,.Hayashi, S,.Du, Y.J. Dan
Suetsugu, D. 2008. Experimental
Investigation
on
Strength
and
Mechanical Behavior of Compacted
Soil-Fiber
Mixtures,
Journal
of
Geotechnical and Geoenvironmental
Engineering, Saga University.
Idrus, Ilham. 2011. Pengujian Parameter Kuat
Geser Tanah melalui Proses Stabilisasi
Tanah Pasir Menggunakan Clean Set
Cemen (CS-10). Jurnal Sains dan
Teknologi, Makassar.
Purniasari, Intan. 2008. Pengaruh Stabilisasi
Tanah Pasir dengan Menggunakan Aspal
SC60-70 terhadap Kuat Geser Tanah,
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Sarjono, Wiryawan P. Dan Wahjono Agt. 2008.
Pengaruh Penambahan Serat Ijuk Pada
Campuran
Semen-Pasir
dan
Kemungkinan Aplikasinya. Universitas
Atmajaya, Yogyakarta.
Sumartini, Waode. Dan Ikhsan, Muh. 2011.
Studi Karakterpistik Mekanik Lapisan
Penutup Akhir dengan Variasi Kadar
Semen
Pada
Sanitary
Landfill.
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Wibisono, Gunawan,. Saleh, Rusdi. Dan Satibi,
Syawal. 2006. Peningkatan Kekuatan
Tanah yang diperkuat Serat Sintesis,
Jurnal Sains dan Teknologi, Pekanbaru.
Widjadjakusma, Jack,. Nurindahsih. Dan
Viktor. 2010. Peningkatan Kekuatan
Tanah Lanau dengan Campuran Semen.
Jurnal Sains dan Teknologi. Universitas
Pelita Harapan, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai