Kegawatdaruratan
Acute Coronary Syndrome
Oleh:
dr. Luana Junia Bunarli
Pendamping:
dr. Irma
Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Mintohardjo
Jakarta
2015
Portofolio No. 7
Nama Peserta: dr. Luana Junia Bunarli
Nama Wahana: RSAL dr.Mintohardjo
Topik: hipoksia berat
Tanggal Presentasi:
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi: laki laki, tn. D, 54 tahun, nyeri dada sebelah kiri sejak 2 jam SMRS seperti ditusuk
Tujuan: mengatasi penyakit kegawatdaruratan pada pasien
Bahan bahasan:
Tinjauan Pustaka
Cara membahas:
Diskusi
Data pasien:
Riset
Kasus
Nama: tn. D
Audit
Pos
2. Riwayat Pengobatan:
Pasien belum pernah berobat untuk keluhan saat ini.
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
(-)
4. Riwayat keluarga:
Tidak diketahui
Subjektif: Laki-laki, tn. D, 54 tahun, pasien datang dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri sejak 2 jam SMR
pengan, mual dan muntah. Nyeri dada muncul tiba tiba saat pasien sedang istirahat. Pasien mengaku baru per
Objektif: Keadaan umum tampak sakit berat, kesadaran compos mentis, GCS 15 E4M6V5
1. Pemeriksaan Fisik:
Tanda-tanda vital
Nadi
: 100x/menit
TD
: 120/70 mmHg
Pernapasan : 28 x/menit
Suhu
: 36,3 0C (axilla)
SpO2
: 100%
Status Internus
Kepala
: normocephale.
Rambut : rambut hitam bercamput putih, terdistribusi tidak merata.
Mata
: bentuk normal, simetris, RCL +/+, RCTL +/+
Hidung
: discharge (-/-) , nafas cuping hidung (-/-)
Telinga
: discharge (-/-)
Mulut
: bibir kering (-), bibir sianosis (-)
Leher
: simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)
Thorax
Jantung
: dalam batan normal
Paru-paru
: SN ves +/+, rh -/-, wheezing -/Abdomen
: dalam batas normal
Genitalia
: Laki-laki, fimosis (-)
Anorektal
: Dalam batas normal
Ekstremitas
Superior
Inferior
Akral dingin
-/-/Akral sianosis
-/-/Edema
-/-/-
O2 4 lpm, EKG
IVFD RL 8 tpm
Pasang urine kateter
Clopidogrel 300mg, Aspilet 160mg
Injeksi morfin 2,5mg
Injeksi ondancentron 1 amp
Injeksi ranitidine 1 amp
Rawat ICCU
Injeksi streptokinase 2.4 juta IU
Cek DR, CK, CK-MB, troponin I, GDS, ureum, creatinin, elektrolit, rontgen thorax
Konsul Sp.JP
PEMBAHASAN
SINDROMA KORONER AKUT
Definisi
Merupakan spektrum manifestasi akut dan berat yang merupakan keadaan kegawatdaruratan dari
koroner akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dan aliran darah
(Kumar, 2007).
Infark Miokard Dengan Elevasi ST (STEMI)
Infark miokardium menunjukan terbentuknya suatu daerah nekrosis miokardium akibat iskemia
total. MI akut yang dikenal sebagai serangan jantung, merupakan penyebab tunggal tersering
kematian diindustri dan merupakan salah satu diagnosis rawat inap tersering di negara maju
(Kumar, 2007).
Epidemiologi STEMI
Infark miokard akut merupakan salah satu diagnosis rawat inap tersering di negara maju. Laju
mortalitas awal (30 hari) pada IMA adalah 30% dengan lebih dari separuh kematian terjadi
sebelum pasien mencapai rumah sakit. Angka kejadian NSTEMI lebih sering di bandingkan
dengan STEMI (Bassand, 2007).
Patofisiologi STEMI
STEMI umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak setelah oklusi
trombus pada plak arterosklerosik yang sudah ada sebelumnya. Stenosis arteri koroner berat
yang berkembang secara lambat biasanya tidak memicu STEMI karena berkembangnya banyak
kolateral sepanjang waktu. STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada
lokasi injury vaskular, dimana injury ini di cetuskan oleh faktor-faktor seperti
merokok,hipertensi dan akumulasi lipid. Pada sebagian besar kasus, infark terjadi jika plak
arterosklerosis mengalami fisur, ruptur atau ulserasi dan jika kondisi lokal atau sistemik memicu
trombogenesis, sehingga terjadi trombus mural pada lokasi ruptur yang mengakibatkan oklusi
arteri koroner. Penelitian histologis menunjukkan plak koroner cenderung mengalami ruptur jika
mempunyai fibrous cap yang tipis dan inti kaya lipid (lipid rich core). Pada STEMI gambaran
patologis klasik terdiri dari fibrin rich red trombus, yang dipercaya menjadi dasar sehingga
STEMI memberikan respon terhadap terapi trombolitik. Selanjutnya pada lokasi ruptur plak,
berbagai agonis (kolagen, ADP, efinefrin, serotonin) memicu aktivasi trombosit, yang
selanjutnya akan memproduksi dan melepaskan tromboxan A2 (vasokontriktor lokal yang
poten). Selain aktivasi trombosit memicu perubahan konformasi reseptor glikoprotein IIb/IIIa.
Setelah mengalami konversi fungsinya, reseptor mempunyai afinitas tinggi terhadap sekuen
asam amino pada protein adhesi yang larut (integrin) seperti faktor von Willebrand (vWF) dan
fibrinogen, dimana keduanya adalah molekul multivalen yang dapat mengikat 2 platelet yang
berbeda secara simultan, menghasilkan ikatan silang platelets dan agregasi. Kaskade koagulasi di
aktivasi oleh pajanan tissue factor pada sel endotel yang rusak. Faktor VII dan X di aktivasi,