LAPORAN KASUS
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap
: An. Chandra
Umur
: 2 tahun
II.
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Demak, Semarang
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
ANAMNESIS
Tanggal: 30 November 2016
Keluhan Utama
Jam: 21.00
Sesak Napas
Pasien mengaku tidak terdapat bintik-bintik merah pada kulit dan tidak
mengalami perdarahan di hidung dan gusi. Pasien tidak merasa menggigil.
Riwayat kejang juga disangkal oleh pasien. Batuk disertai darah, keringat malam
hari disangkal oleh pasien. Nafsu makan pasien mulai turun. Keluhan mual,
muntah, nyeri menelan disangkal oleh pasien. Buang air kecil terakhir pasien 2
jam sebelum pasien datang ke IGD RS Bhayangkara dan tidak ada nyeri saat
kencing. Buang air besar terakhir 1 hari yang lalu dan tidak ada keluhan diare
maupun nyeri perut.
: (+)
Riwayat hipertensi
: disangkal
: disangkal
Riwayat typhoid
: disangkal
Riwayat DBD
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat operasi
: disangkal
: disangkal
: (+)
Riwayat hipertensi
: (+)
: disangkal
Riwayat typhoid
: disangkal
Riwayat DBD
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat Perinatal
Ibu pasien rajin memeriksakan kandungannya secara teratur ke bidan 1 kali setiap
bulan sampai usia kehamilan 8 bulan, selanjutnya 2 kali setiap bulan sampai
persalinan. Obat-obat yang diminum selama kehamilan tidak ingat, namun
diresepkan oleh dokter.
Ibu G2P1A0 usia kehamilan 39 minggu, lahir normal dibantu oleh dokter dan
bidan, anak lahir langsung menangis, berat badan lahir 3000 gram, panjang badan
lahir 49 cm.
Kesan: Kehamilan dan persalinan normal, bayi aterm
Riwayat Imunisasi
Vaksin
BCG
Hepatitis B
Usia (bulan)
0
DPT
Polio
Campak
+
+
+
+
+
+
+
+
Kesan
Riwayat
: 1,5 bulan
: 5 bulan
: 8 bulan
: 7 bulan
: 12 bulan
: 13 bulan
III.
PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal: 30 November 2016 Jam: 21.00
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
Kesadaran
: compos mentis
GCS
: 15
Tanda vital
Frekuensi nadi
: 140x/menit
Frekuensi napas
: 50x/menit
Suhu tubuh
: 38,1o C
Tinggi badan
: tidak diukur
Berat badan
: 12 kg
Pemeriksaan Sistem
Kepala
Mata
Palpebra
Kedudukan bola mata
Konjungtiva
: edema (-)/(-)
: simetris
: anemis (-)/(-), injeksi konjungtiva
.(-)/(-), perdarahan subkonjungtiva (-)/(-)
: ikterik (-)/(-)
: jernih (+)/(+)
: berwarna coklat, sinekia (-)/(-)
: isokor, bulat, 3mm/ 3mm
: jernih (+)/(+)
Sklera
Kornea
Iris
Pupil
Lensa
Telinga
Bentuk daun telinga
Nyeri tekan tragus
Nyeri tarik daun telinga
Nyeri tekan mastoid
Liang telinga
Sekret
Hidung
Bentuk luar
Rongga hidung luar
Mulut
Tenggorokan
Lidah
Uvula
Faring hiperemis
Tonsil
Arcus faring
Leher
Trakea di tengah
KGB servikal tidak teraba membesar
Paru-paru
Inspeksi
Palpasi
..retraksi (+)
: krepitasi (-), stem fremitus kanan kiri
Perkusi
..sama kuat
: sonor, batas paru hepar ICS 6 MLC
Auskultasi
...dextra
:..vesikuler
(+)/(+),
rhonki
...wheezing (+)/(+)
Jantung
Inspeksi
(+)/(+),
Palpasi
Perkusi
-
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
IV.
membesar,
nyeri
Perkusi
Auskultasi
..epigastrium (-)
: timpani
: bising usus 12x/menit
Genitalia
Ekstremitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan lab tanggal 30 November 2016
Nama Pemeriksaan
Hematologi
Hematokrit
MCV
MCH
MCHC
RDW
MPV
PDW
Hemoglobin
Eritrosit
Trombosit
Leukosit
Kesan
Hasil
Angka Normal
Satuan
37,0
80,1
26,6
33,2
13,8
8,1
9,1
12,3
4,62
255,000
12,700
37 43
80 97
26.5 - 33.5
31.5 - 35.0
10.0 - 15.0
6.5 - 11.0
10.0 - 18.0
11.5 - 16.5
4.0 - 5.0
150,000 - 450,000
4,000 - 11,000
%
m3
pg
g/dl
%
m3
%
g/dl
juta/mm3
/mm3
/mm3
: Terdapat Leukositosis
tekan
RESUME
Telah diperiksa pada tanggal 30 November 2016 pukul 21.00 WIB seorang anak lakilaki berusia 2 tahun dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari sebelum masuk rumah
sakit yang dirasakan sepanjang hari dan semakin memberat sejak 1 hari terakhir.
Sesak napas disertai dengan napas berbunyi ngik-ngik. Batuk juga dialami oleh pasien
kurang lebih 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Batuk dirasakan terus-menerus
sepanjang hari dan membuat pasien menjadi semakin sesak napas setelah batuk.
Batuk bersifat berlendir namun lendir susah dikeluarkan. Demam juga dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pada saat demam, teraba demam tinggi namun
tidak diukur dengan thermometer. Demam turun setelah diberikan obat penurun panas
dan timbul lagi beberapa jam kemudian ketika tidak diberi obat penurun panas. Nafsu
makan pasien mulai turun.
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran
compos mentis, GCS 15, nadi 140x/menit, frekuensi napas 50x/menit dan suhu
38,1oC. Pemeriksaan sistem didapatkan retraksi, rhonki pada kedua lapang paru dan
DIAGNOSA KERJA
Bronkopneumonia dengan komponen Asma
VII.
DIAGNOSA BANDING
Diagnosa banding sesak napas:
o Bronchiolitis
o Asma
o Bronkopneumonia
o Bronkopneumonia dengan komponen Asma
o TB paru
VIII. TATALAKSANA
Medikamentosa
o Infus KN3B 1100cc/24jam / 50cc/jam / 12tpm
o Injeksi Amoksisilin 50-100mg/KgBB = 3 x 300 mg
o Aminofilin 4 mg/kgBB/kali = 48mg/kali diberikan 3x sehari = 144 mg/hari
o Injeksi dexa 3 x 1/2 ampul
o Paracetamol syrup 4 x 1 cth
o Nebulizer 2 x 3/4
Non medikamentosa
o Tirah baring
o Fisioterapi
o Kompres apabila demam
Perjalanan penyakit
Tanggal
Jam
1-12-2016
07.00
2-12-2016
07.00
3-12-2016
07.00
Keluhan
Baik/CM
Baik/CM
Baik/CM
140x
40x
36,5
Rhonki (+)/(+)
Wheezing (+)/(+)
Bronkopneumonia +
Asma
O2 sungkup 5 liter per
menit
110x
40x
36,6
90x
26x
36,7
Rhonki (+)/(+)
(-)
Bronkopneumonia +
Asma
O2 sungkup 5 liter
per menit
Bronkopneumonia +
Asma
Cefotaxim syrup 2x
3/4 cth
Inj. ceftriaxon
2x500mg
Inj. ceftriaxon
2x500mg
KU/
Kesadara
n
TTV:
HR
RR
T
PF
Diagnosis
Terapi
Aminofilin
12mg/kgBB/ hari
Aminofilin
12mg/kgBB/ hari
Fisioterapi
Fisioterapi
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal
30-12-2016
Acc Pulang
Hari keHematokrit
MCV
MCH
MCHC
RDW
MPV
PDW
Hemoglobin
Eritrosit
Trombosit
Leukosit
IX.
X.
1
37.0
80.1
26.6
33.2
13.8
8.1
9.1
12.3
4.62
255000
12700
EDUKASI
Menjelaskan tentang tanda-tanda gawat pada anak yaitu kulit teraba dingin dan
menjadi gelisah
Minum obat secara teratur dan habiskan antibiotik
Menjelaskan penyebab asma dan pencegahan dengan cara menghindari agen
alergi
Menjelaskan obat-obat yang harus dimiliki untuk pertolongan pertama asma di
rumah
Menjaga higienis lingkungan dan tempat tinggal
Makan makanan yang bergizi cukup
PROGNOSIS
ad vitam
ad functional
ad sanationam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
10
XI.
PEMBAHASAN
Dari umur, jenis kelamin dan suku bangsa penderita secara epidemiologi sesuai
11
WHO mengajukan pedoman diagnosa dan tata laksana yang lebih sederhana.
Berdasarkan pedoman tersebut bronkopneumonia dibedakan berdasarkan :
Bronkopneumonia sangat berat : Bila terjadi sianosis sentral dan anak tidak sanggup
minum, maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.
Bronkopneumonia berat : Bila dijumpai adanya retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup
minum, maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.
Bronkopneumonia : Bila tidak ada retraksi tetapi dijumpai pernafasan yang cepat :
> 60 x/menit pada anak usia < 2 bulan
...> 50 x/menit pada anak usia 2 bulan 1 tahun
> 40 x/menit pada anak usia 1 - 5 tahun.
Bukan bronkopenumonia :
Hanya batuk tanpa adanya tanda dan gejala seperti diatas, tidak perlu dirawat dan tidak
perlu diberi antibiotika.
Sesuai dengan kepustakaan diatas, penderita ini didiagnosis dengan bronkopneumonia
berat karena dijumpai adanya panas, batuk, sesak, retraksi, tanpa sianosis, sehingga
diindikasikan untuk dirawat di rumah sakit
Penegakan diagnosis asma didasarkan pada anamnesis, tanda-tanda klinik dan
pemeriksaan tambahan.
1. Pemeriksaan anamnesis keluhan episodik batuk kronik berulang, mengi, sesak dada,
kesulitan bernafas,
2. Faktor pencetus (inciter) dapat berupa iritan (debu), pendinginan saluran nafas, alergen dan
emosi, sedangkan perangsang (inducer) berupa kimia, infeksi dan alergen.
3. Pemeriksaan fisik sesak nafas (dyspnea), mengi, nafas cuping hidung pada saat inspirasi
(anak), bicara terputus putus, agitasi, hiperinflasi toraks, lebih suka posisi duduk. Tandatanda lain sianosis, ngantuk, susah bicara, takikardia dan hiperinflasi torak.
4. Pemeriksaan uji fungsi paru sebelum dan sesudah pemberian metakolin atau bronkodilator
sebelum dan sesudah olahraga dapat membantu menegakkan diagnosis asma.
Pedoman pelayanan medik dalam konsensus nasional membagi asma anak menjadi
tiga tingkatan berdasarkan kriteria derajat klinis asma pada anak.
Parameter klinis
Asma episodik
Asma episodik
12
Asma persisten
jarang
(asma ringan)
sering
(asma sedang)
(asma berat)
Sering
< 1 minggu
> 1 minggu
Hampir sepanjang
tahun, tidak ada
remisi
Biasanya ringan
Biasanya sedang
Biasanya berat
Tanpa gejala
Tidak terganggu
Sering terganggu
Sangat terganggu
Normal
Mungkin
Terganggu
Tidak pernah
Normal
Tidak perlu
Perlu
Perlu
Konsensus International III juga membagi derajat penyakit asma anak berdasarkan keadaan
klinis adalah sebagai berikut :
1. Asma episodik jarang
Golongan ini merupakan 7075% dari populasi asma anak. Biasanya terdapat
pada anak umur 36 tahun. Serangan umumnya dicetuskan oleh infeksi virus saluran
napas atas. Banyaknya serangan 34 kali dalam satu tahun. Lamanya serangan paling
lama hanya beberapa hari saja dan jarang merupakan serangan yang berat. Gejalagejala yang timbul lebih menonjol pada malam hari. Mengi dapat berlangsung sekitar
34 hari dan batuknya dapat berlangsung 1014 hari. Waktu remisinya berminguminggu sampai berbulan-bulan. Manifestasi alergi lainnya misalnya eksim jarang
didapatkan. Tumbuh kembang anak biasanya baik. Di luar serangan tidak ditemukan
kelainan lain.
2. Asma episodik sering
Golongan ini merupakan 20% dari populasi asma anak. Pada dua pertiga
golongan ini serangan pertama terjadi pada umur sebelum 3 tahun. Pada permulaan,
serangan berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan atas. Pada umur 56 tahun
dapat
terjadi
serangan
tanpa
infeksi
yang
jelas.
Biasanya
orang
tua
13
tahun. Pada golongan lanjut kadang-kadang sukar dibedakan dengan golongan asma
kronik atau persisten. Umumnya gejala paling buruk terjadi pada malam hari dengan
batuk dan mengi yang dapat mengganggu tidur. Pemeriksaan fisik di luar serangan
tergantung pada frekuensi serangan. Jika waktu serangan lebih dari 12 minggu,
biasanya tidak ditemukan kelainan fisik. Hay fever dan eksim dapat ditemukan pada
golongan ini. Pada golongan ini jarang ditemukan gangguan pertumbuhan.
3. Asma kronik atau persisten
Pada 25% anak serangan pertama terjadi sebelum umur 6 bulan, 75% sebelum
umur 3 tahun. Pada 50% anak terdapat mengi yang lama pada 2 tahun pertama dan
pada 50% sisanya serangan episodik. Pada umur 56 tahun akan lebih jelas terjadinya
obstruksi saluran napas yang persisten dan hampir selalu terdapat mengi setiap hari.
Dari waktu ke waktu terjadi serangan yang berat dan memerlukan perawatan di rumah
sakit. Obstruksi jalan napas mencapai puncaknya pada umur 814 tahun.
Penderita ini juga didiagnosis dengan asma bronkial karena sesuai dengan
kepustakaan didapatkan penderita sesak dan batuk, penderita juga memiliki riwayat penyakit
keluarga asma bronkial, pada pemeriksaan fisik paru ada bunyi wheezing.
Menurut kepustakaan penatalaksaan pada bronkopneumonia berat adalah istirahat di
tempat tidur, posisi semi fowler atau setengah duduk, pemberian oksigen, kompres dingin
atau pemberian antipiretik, nebulisasi dengan 2 agonis dan NaCl untuk memperbaiki
mucocilliary clearance, dan pemberian medikamentosa berupa antibiotika intravena.
Penatalaksanaan asma serangan berat adalah pemberian oksigen 2-4 l/m, posisi
setengah duduk, dan medikamentosa.
14