Anda di halaman 1dari 14

LEARNING OBJECTIVE

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Diagnosis banding dari kanker tulang ?


Mengapa nyeri dirasakan pada malam hari ?
Diagnosis dari scenario 3 ?
Anatomi dan fisiologi dari tulang ?
Bagaimana proses penyebaran tumor ?
Prognosis dari kanker tulang ?
Jenis jenis dan ciri ciri tumor? (tumor sekunduer)
Komplikasi dari osteosarcoma ?

1. Diagnosis banding dari kanker tulang ?


Jawaban
Beberapa kelainan yang menimbulkan bentukan massa pada tulang sering
sulit dibedakan dengan osteosarkoma, baik secara klinis maupun dengan pemeriksaan
pencitraan. Adapun kelainan-kelainan tersebut adalah:
1. Ewings sarcoma
a.Definisi : Sarkoma Ewing adalah tumor ganas yang berasal dari sum-sum tulang
dengan frekuensi sebanyak lima persen dari seluruh tumor ganas tulang, terutama
ditemukan pada umur sepuluh sampai dua puluh tahun dan lebih. Tumor ini terutama
terdapat pada daerah diafisis dan metafisis tulang panjang seperti femur, tibia,
humerus, dan fibula atau pada tulang pipih seperti pada pelvis dan skapula.
b. Gejala Klinis :Gejala utama berupa nyeri dan pembengkakan pada daerah tumor
dan terdapat gejala umum lainnya kaheksia, nyeri tekan pada tumor dan peninggian laju
endap darah. Tumor biasanya sangat ganas, berkembang secara cepat dan penderita
meninggal dalam tiga sampai delapan belas bulan pertama (95% meninggal pada
tahun pertama).
c. Pemeriksan Radiologis : Terlihat destruksi tulang terutama pada daerah lesi
terutama pada diafisis disertai dengan pembentukan tulang baru sepanjang diafisis
tulang panjang berbentuk fusiform di luar lesi yang merupakan suatu tanda khas yang
disebut onion skin appearance. Tumor dapat meluas sampai ke jaringan lunak dengan

garis-garis ossifkasi yang berjalan radier disertai denganreaksi periosteal. Tulang


yang memberikan gambaran yang disebut sun ray appearance serta terdapat terdapat
Codmans triangle sehingga tumor dapatdisalahinterpretasikan sebagai osteogenik
sarkoma. Pemeriksaan radiologislain yang dapat dilakukan adalah scanning radio
isotope dimana daerah lesi akan memperlihatkan peninggian aktivitas

Ewing Sarkoma. Tampak gambaran fraktur patologik


2.Osteomyelitis
a. Definisi :Osteomielitis adalah infeksi jaringan tulang dan dapat timbul akut
ataukronik. Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik maupun
manifestasi lokal yang berjalan dengan cepat. Pada anak-anak infeksi tulang
seringkali tulang seringkali timbul sebagai komplikasi dari infeksi dari tempat-tempat
lain seperti infeksi faring (faringitis), telinga otitis media), dan kulit (impetigo).
Bakterinya

(Staphylococcus

Aureus,Streptococcus,

Haemiphillus

Influenzae),

berpindah melalui aliran darah menuju metafisis tulang di dekat lempeng


pertumbuhan tempat darah mengalir ke dalam sinusoid masuk kedalam darah.
b. Gejala Klinis : Pada penderita osteomiletis dapat ditemukan infeksi bakterial pada
kulit dan saluran napas bagian atas. Gejala lain dapat berupa nyeri yang konstan pada
daerah infeksi, nyeri tekan dan terdapat gangguan fungsi anggota gerak yang

bersangkutan. Gejala-gejala umum timbul akibat bakterimia dan septikimia berupa


panas tinggi, malaise serta nafsu makan yang berkurang.
c. Pemeriksaan Radiologis :
Pemeriksaan foto polos dalam sepuluh hari pertama tidak ditemukankelainan
radiologik yang berarti dan mungkin hanya ditemukanpembengkakan jaringan lunak.
terlihat setelah sepuluh hari (dua minggu) berupa rare faksi tulangyang bersifat difus
pada daerah metafisis dan pembentukan tulang barudi bawah periosteum yang
terangkat.

Tampak osteopeni yang luaspada bagian atas kaput humerus.


3.Osteoblastoma.
a. Definisi :Osteoblastoma merupakan tumor primer yang jarang ditemukan
padatulang dan dikategorikan sebagai tumor tulang jinak.
b. Gejala klinis : Gejala nyeri yang ditemukan lebih ringan dibanding osteoid
osteoma danlebih jarang terjadi. Kelainan ini merupakan 2,5% dari seluruh tumor
jinak tulang
c. Pemeriksaan Radiologis : Terlihat adanya osteolotik dengan batas-batas yang
jelas serta adanya bintik-bintik kalsifikasi. Diameter lesi bervariasi bisa sampai
beberapa cm.

Osteoblastoma. Tampak lesiradiolusens/ radiopak.

4.Tumor Sel Raksasa pada Tulang(Giant cell tumor)


a. Definisi :Tumor sel raksasa pada tulong juga dikenal sebagai osteoklastoma
adalahsuatu neoplasma yang mengandung sejumlah besar sel raksasa
miriposteoklas bercampur dengan sel mononukleus.
b. Gejala kliinis : umor sel raksasa biasanya menyebabkan nyeri lokal yang
karenaletaknya berdekatan dengan sendi sehingga mungkin dapat dikira artritis.
c. Pemeriksaan Radiologis :Pada foto radiologi akan terlihat radiolusens, lesi kistik
yang

eksentrik pada

ujung-ujung

tulang

yang

dibatasi

oleh

tulang

subkondral.Korteks tulang terlihat.

Tampak fotol CV L3 lateral yang menunjukkan lesi litik pada vertebra yang
dikenal dengan giant cell tumor
Sumber :
Rasjad C. Tumor tulang dan sejenisnya. Dalam: Pengantar ilmu bedah
ortopedi.Makassar: Bintang Lamumpatue; 2003; 279-99
4

Strauss LG. Ewing sarcoma imaging [online] , [cited on 15 September 2016].


Availablefrom : http://www.emedicine.medscape.com 17.
King RW. Osteomyelitis in emergency medicine [online] , [cited on 15
September 2016].Availeble from : http://www.emedicine.medscape.com
2. Mengapa nyeri dirasakan pada malam hari ?
Gejala yang paling menonjol dari kanker tulang adalah nyeri. Nyeri timbul
karena banyaknya beraktivitas dan lebih buruk terjadi pada malam hari ketika
otot-otot sedang berisitirahat.
Sumber : Rasjad C. Tumor tulang dan sejenisnya. Dalam: Pengantar ilmu bedah
ortopedi.Makassar: Bintang Lamumpatue; 2003; 279-99
3. Diagnosis dari scenario 3 ?
Berdasarkan keluhan pasien, riwayat penyakit dan hasil pemeriksaan
penunjang,

diagnosis

yang

tepat

untuk

kasus

tersebut

adalah

OSTEOSARKOMA.
Osteosarkoma disebut juga osteogenik sarkoma adalah suatu neoplasma ganas
yang berasal dari sel primitif ( poorly differentiated cells) di daerah metafise
tulang panjang pada anak-anak. Osteogenik sarkoma terutama ditemukan pada
umur 10-20 tahun dan lebih sering pada pria daripada wanita. Osteosarkoma
biasanya

terdapat

pada

metafisis

tulang

panjang

di

mana

lempeng

pertumbuhannya (epiphyseal growth plate) yang sangat aktif yaitu pada distal
femur, proksimal tibia dan fibula, proksimal humerus dan pelvis.
Temuan klinis osteosarkoma terbanyak adalah nyeri,

baik

akibat

pembengkakan jaringan lunak karena penarikan periosteum maupun oleh karena


patah tulang. Keluhan kedua terbanyak adalah pembengkakan akibat adanya
massa jaringan lunak. Gejala sistemik dapat berupa penurunan berat badan,
pucat, demam, dan anoreksia.
Pembentukan tulang baru periosteum yang menunjukkan adanya suatu bangunan
yang berbentuk segitiga, pengangkatan kortek tulang,dengan pembentukan
codmans triangle dan gambaran sunburst dan disertai dengangambaran massa

jaringan lunak, merupakan gambaran yang sering dijumpai pada pemeriksaan


radiologic.
Sumber : Rasjad C. Tumor tulang dan sejenisnya. Dalam: Pengantar ilmu
bedah ortopedi.Makassar: Bintang Lamumpatue; 2003; 279-99
4. Anatomi dan fisiologi dari tulang ?
a.

Anatomi Tulang
Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada intra-seluler. Tulang berasal dari

embrionic hyaline cartilage yang mana melalui proses Osteogenesis menjadi


tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut Osteoblast. Proses
mengerasnya tulang akibat penimbunan garam kalsium. Ada 206 tulang dalam tubuh
manusia,Tulang

dapat

diklasifikasikan

dalam

lima

kelompok

berdasarkan

bentuknya :
1).

Tulang panjang (Femur, Humerus) terdiri dari batang tebal panjang yang

disebut diafisis dan dua ujung yang disebut epifisis. Di sebelah proksimal dari
epifisis terdapat metafisis. Di antara epifisis dan metafisis terdapat daerah tulang
rawan yang tumbuh, yang disebut lempeng epifisis atau lempeng pertumbuhan.
Tulang panjang tumbuh karena akumulasi tulang rawan di lempeng epifisis. Tulang
rawan digantikan oleh sel-sel tulang yang dihasilkan oleh osteoblas, dan tulang
memanjang. Batang dibentuk oleh jaringan tulang yang padat. Epifisis dibentuk dari
spongi bone (cancellous atau trabecular). Pada akhir tahun-tahun remaja tulang rawan
habis, lempeng epifisis berfusi, dan tulang berhenti tumbuh. Hormon pertumbuhan,
estrogen, dan testosteron merangsang pertumbuhan tulang panjang. Estrogen,
bersama dengan testosteron, merangsang fusi lempeng epifisis. Batang suatu tulang
panjang memiliki rongga yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis berisi
sumsum tulang.
2).

Tulang pendek (carpals) bentuknya tidak teratur dan inti dari cancellous

(spongy) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.

3).

Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri atas dua lapisan tulang padat dengan

lapisan luar adalah tulang concellous.


4).

Tulang yang tidak beraturan (vertebrata) sama seperti dengan tulang pendek.

5).

Tulang sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak di sekitar tulang yang

berdekatan dengan persediaan dan didukung oleh tendon dan jaringan fasial, misalnya
patella (kap lutut).
Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit mineral. Sel-selnya
terdiri atas tiga jenis dasar-osteoblas, osteosit dan osteoklas. Osteoblas berfungsi
dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan matriks tulang. Matriks
tersusun atas 98% kolagen dan 2% subtansi dasar (glukosaminoglikan, asam
polisakarida) dan proteoglikan). Matriks merupakan kerangka dimana garam-garam
mineral anorganik ditimbun. Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam
pemeliharaan fungsi tulang dan terletak dalam osteon (unit matriks tulang ).
Osteoklas adalah sel multinuclear ( berinti banyak) yang berperan dalam
penghancuran, resorpsi dan remosdeling tulang.
Osteon merupakan unik fungsional mikroskopis tulang dewasa. Ditengah
osteon terdapat kapiler. Dikelilingi kapiler tersebut merupakan matriks tulang yang
dinamakan lamella. Didalam lamella terdapat osteosit, yang memperoleh nutrisi
melalui prosesus yang berlanjut kedalam kanalikuli yang halus (kanal yang
menghubungkan dengan pembuluh darah yang terletak sejauh kurang dari 0,1 mm).
Tulang diselimuti dibagian oleh membran fibrous padat dinamakan periosteum.
Periosteum memberi nutrisi ke tulang dan memungkinkannya tumbuh, selain sebagai
tempat perlekatan tendon dan ligamen. Periosteum mengandung saraf, pembuluh
darah, dan limfatik. Lapisan yang paling dekat dengan tulang mengandung
osteoblast, yang merupakan sel pembentuk tulang.
Endosteum adalah membran vaskuler tipis yang menutupi rongga sumsum
tulang panjang dan rongga-rongga dalam tulang kanselus. Osteoklast , yang
melarutkan tulang untuk memelihara rongga sumsum, terletak dekat endosteum dan
dalam lacuna Howship (cekungan pada permukaan tulang).
7

Struktur tulang dewasa terdiri dari 30 % bahan organik (hidup) dan 70


% endapan garam. Bahan organik disebut matriks, dan terdiri dari lebih dari 90 %
serat kolagen dan kurang dari 10 % proteoglikan (protein plus sakarida). Deposit
garam terutama adalah kalsium dan fosfat, dengan sedikit natrium, kalium
karbonat, dan ion magnesium. Garam-garam menutupi matriks dan berikatan
dengan serat kolagen melalui proteoglikan. Adanya bahan organik menyebabkan
tulang memiliki kekuatan tensif (resistensi terhadap tarikan yang meregangkan).
Sedangkan garam-garam menyebabkan tulang memiliki kekuatan kompresi
(kemampuan menahan tekanan).
Pembentukan tulang berlangsung secara terus menerus dan dapat berupa
pemanjangan dan penebalan tulang. Kecepatan pembentukan tulang berubah selama
hidup. Pembentukan tulang ditentukan oleh rangsangn hormon, faktor makanan,
dan jumlah stres yang dibebankan pada suatu tulang, dan terjadi akibat aktivitas selsel pembentuk tulang yaitu osteoblas.
Osteoblas dijumpai dipermukaan luar dan dalam tulang. Osteoblas berespon
terhadap berbagai sinyal kimiawi untuk menghasilkan matriks tulang. Sewaktu
pertama kali dibentuk, matriks tulang disebut osteoid. Dalam beberapa hari garamgaram kalsium mulai mengendap pada osteoid dan mengeras selama beberapa
minggu atau bulan berikutnya. Sebagian osteoblast tetap menjadi bagian dari osteoid,
dan disebut osteosit atau sel tulang sejati. Seiring dengan terbentuknya tulang,

osteosit dimatriks membentuk tonjolan-tonjolan yang menghubungkan osteosit satu


dengan osteosit lainnya membentuk suatu sistem saluran mikroskopik di tulang.
Kalsium adalah salah satu komponen yang berperan terhadap tulang,
sebagian ion kalsium di tulang tidak mengalarni kristalisasi. Garam nonkristal ini
dianggap sebagai kalsium yang dapat dipertukarkan, yaitu dapat dipindahkan dengan
cepat antara tulang, cairan interstisium, dan darah.
Sedangkan penguraian tulang disebut absorpsi, terjadi secara bersamaan
dengan pembentukan tulang. Penyerapan tulang terjadi karena aktivitas sel-sel yang
disebut osteoklas. Osteoklas adalah sel fagositik multinukleus besar yang berasal
dari sel-sel mirip-monosit yang terdapat di tulang. Osteoklas tampaknya
mengeluarkan berbagai asam dan enzim yang mencerna tulang dan memudahkan
fagositosis. Osteoklas biasanya terdapat pada hanya sebagian kecil dari potongan
tulang, dan memfagosit tulang sedikit demi sedikit. Setelah selesai di suatu daerah,
osteoklas menghilang dan muncul osteoblas. 0steoblas mulai mengisi daerah yang
kosong tersebut dengan tulang baru. Proses ini memungkinkan tulang tua yang telah
melemah diganti dengan tulang baru yang lebih kuat.
Keseimbangan antara aktivitas osteoblas dan osteoklas menyebabkan tulang
terus menerus diperbarui atau mengalami remodeling. Pada anak dan remaja,
aktivitas osteoblas melebihi aktivitas osteoklas, sehingga kerangka menjadi lebih
panjang dan menebal. Aktivitas osteoblas juga melebihi aktivitas osteoklas pada
tulang yang pulih dari fraktur. Pada orang dewasa muda, aktivitas osteoblas dan
osteoklas biasanya setara, sehingga jumlah total massa tulang konstan. Pada usia
pertengahan, aktivitas osteoklas melebihi aktivitas osteoblas dan kepadatan tulang
mulai berkurang. Aktivitas osteoklas juga meningkat pada tulang-tulang yang
mengalami imobilisasi. Pada usia dekade ketujuh atau kedelapan, dominansi aktivitas
osteoklas dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh sehingga mudah patah. Aktivitas
osteoblas dan osteoklas dikontrol oleh beberapa faktor fisik dan hormon.
Faktor-faktor yang mengontrol Aktivitas osteoblas dirangsang oleh olah raga
dan stres beban akibat arus listrik yang terbentuk sewaktu stres mengenai tulang.
9

Fraktur tulang secara drastis merangsang aktivitas osteoblas, tetapi mekanisme


pastinya belum jelas. Estrogen, testosteron, dan hormon perturnbuhan adalah
promotor kuat bagi aktivitas osteoblas dan pertumbuhan tulang. Pertumbuhan tulang
dipercepat semasa pubertas akibat melonjaknya kadar hormon-hormon tersebut.
Estrogen dan testosteron akhirnya menyebabkan tulang-tulang panjang berhenti
tumbuh dengan merangsang penutupan lempeng epifisis (ujung pertumbuhan tulang).
Sewaktu kadar estrogen turun pada masa menopaus, aktivitas osteoblas berkurang.
Defisiensi hormon pertumbuhan juga mengganggu pertumbuhan tulang.
Vitamin D dalam jumlah kecil merangsang kalsifikasi tulang secara
langsung dengan bekerja pada osteoblas dan secara tidak langsung dengan
merangsang penyerapan kalsium di usus. Hal ini meningkatkan konsentrasi kalsium
darah, yang mendorong kalsifikasi tulang. Namun, vitamin D dalam jumlah besar
meningkatkan kadar kalsium serum dengan meningkatkan penguraian tulang. Dengan
demikian, vitamin D dalam jumlah besar tanpa diimbangi kalsium yang adekuat
dalam makanan akan menyebabkan absorpsi tulang.
Adapun faktor-faktor yang mengontrol aktivitas osteoklas terutama dikontrol
oleh hormon paratiroid. Hormon paratiroid dilepaskan oleh kelenjar paratiroid yang
terletak tepat di belakang kelenjar tiroid. Pelepasan hormon paratiroid meningkat
sebagai respons terhadap penurunan kadar kalsium serum. Hormon paratiroid
meningkatkan aktivitas osteoklas dan merangsang pemecahan tulang untuk
membebaskan kalsium ke dalam darah. Peningkatan kalsium serum bekerja secara
umpan balik negatif untuk menurunkan pengeluaran hormon paratiroid lebih lanjut.
Estrogen tampaknya mengurangi efek hormon paratiroid pada osteoklas.
Efek lain Hormon paratiroid adalah meningkatkan kalsium serum
dengan menurunkan sekresi kalsium oleh ginjal. Hormon paratiroid meningkatkan
ekskresi ion fosfat oleh ginjal sehingga menurunkan kadar fosfat darah. Pengaktifan
vitamin D di ginjal bergantung pada hormon paratiroid. Sedangkan kalsitonin adalah
suatu hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar tiroid sebagai respons terhadap
peningkatan kadar kalsium serum. Kalsitonin memiliki sedikit efek menghambat
10

aktivitas dan pernbentukan osteoklas. Efek-efek ini meningkatkan kalsifikasi tulang


sehingga menurunkan kadar kalsium serum.
b.

Fisiologi Tulang

Fungsi tulang adalah sebagai berikut :


1).

Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.

2).

Melindungi organ tubuh (misalnya jantung, otak, dan paru-paru) dan jaringan

lunak.
3).

Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan

pergerakan).
4).

Membentuk sel-sel darah merah didalam sum-sum tulang belakang (hema

topoiesis).
5).

Menyimpan garam mineral, misalnya kalsium, fosfor.

Sumber : Eder. Human skeletal anatomy. Dalam : laboratory atlas of anatomy and
physiologythird edition. The McGraw-Hill Companies; 2001; 64
5. Bagaimana proses penyebaran tumor ?
Limfogen
Sel-sel kanker dapat menginvasi prmbuluh limfe dan ikut masuk ke dalam aliran
pembuluh limfe dan tumbuh di situ sebagai anak sebar.
Hematogen
Sel-sel kanker menginvasi pembuluh darah (angioinvasi) dan ikut aliran darah ke
organ-organ yang letaknya jauh dan tumbuh di situ berupa nodus atau tumor
sekunder.
Transluminal
Sel kanker dapat lepas dari tumor induknya dan ikut aliran makanan, urine, atau
aliran lainnya ke arah distal dan pada satu tempat tersangkut dan tumbuh di bagian
distal menjadi anak sebar.
11

Transcelomik
Misalnya pada kanker lambung, setelah menginvasi serosa, sel kanker dapat lepas
dari lambung dan menyebar melalui rongga peritoneum. Pada suatu tempat, sel
kanker itu tersangkut dan tumbuh menjadi anak-anak sebar, misalnya di ovarium
atau rongga pelvis misalnya.
Iatrogen
Sel-sel kanker dapat lepas dari tumor induknya karena manipulasi, seperti karena
dipijat, dioperasi, atau karena trauma, lalu menyebar lokal atau masuk ke aliran
limfe atau darah dan ikut aliran limfe atau darah kemudian menimbulkan anak
sebar lokal pada lokasi tersebut, regional di kelenjar limfe yang berdekatan atau di
organ-organ yang letaknya jauh.
Sumber : Price SA, Wilson LM. Tumor sistem muskuloskeletal. Dalam : Patofisiologi
konsepklinis proses-proses penyakit edisi 6. Jakarta: EGC; 2005; 1374-9.

6. Prognosis dari kanker tulang ?


Kanker tulang yang belum menyebar ke organ tubuh lainnya atau yang masih
terlokalisasi, lebih mudah ditangani ketimbang kanker tulang yang sudah
menyebar atau bermetastasis. Faktor inilah yang nantinya akan berpengaruh pada
peluang penderita untuk sembuh.
Menurut penelitian, seseorang yang terdiagnosis menderita osteosarcoma
terlokalisasi diperkirakan masih memiliki peluang hidup sebesar 60 persen
selama setidaknya 5 tahun ke depan, dibandingkan mereka yang terdiagnosis
menderita osteosarcoma metastasis yang hanya berpeluang 10 persen.
Sedangkan untuk kasus kanker tulang Ewings sarcoma yang telah
terdiagnosis, penderita kondisi terlokalisasinya diperkirakan masih memiliki
peluang hidup sebesar 70 persen setidaknya selama 5 tahun ke depan
dibandingkan penderita kondisi metastasis yang hanya memiliki peluang 30
persen. Sama seperti osteosarcoma terlokalisasi, sebagian besar penderita
Ewings sarcoma terlokalisasi juga berhasil sembuh dari penyakitnya.
12

Selain tingkat penyebaran, seberapa parah jaringan sel yang terkena kanker
juga bisa berdampak pada kesempatan penderita untuk sembuh. Menurut
penelitian, rasio peluang hidup penderita kanker tulang chondrosarcoma stadium
rendah dengan penderita stadium tinggi selama setidaknya 5 tahun ke depan
adalah 80 persen banding 30 persen.
Faktor penting yang mempengaruhi prognosis kanker tulang khususnya
osteosarkoma

adalah

tingkat

penyakitnya.

Kurang

lebih

15%

pasien

osteosarkoma ditemukan dengan metastasis pada paru-paru pada saat


didiagnosis. Selanjutnya pasien ini memiliki prognosis yang buruk dengan masa
survival sebesar 20%. Pasien tanpa metastase paru-paru (contoh : metastase ke
tulang) memiliki prognosis yang lebih buruk. Pasien dengan skip metastases juga
memiliki prognosis yangsama buruknya dengan pasien dengan metastase yang
jauh. Pasien yang memiliki hasil histopatologi baik dari kemoterapi neoadjuvant
(>95% sel tumor mati atau nekrosis) memiliki prognosis yang lebih baik.
Sumber : Rasjad C. Tumor tulang dan sejenisnya. Dalam: Pengantar ilmu bedah
ortopedi.Makassar: Bintang Lamumpatue; 2003; 279-99
Strauss LG. Ewing sarcoma imaging [online] , [cited on 15 September 2016].
Availablefrom : http://www.emedicine.medscape.com 17.
7. Jenis jenis dan ciri ciri tumor? (tumor sekunder)
Klasifikasi tumor tulang, yaitu primer dan sekunder (metastatik). Tumor
primer tulang dibagi menjadi tumor jinak (benigna) dan tumor ganas (maligna).
Tumor dapat bersifat jinak atau ganas. Tumor ganas tulang dapat bersifat primer
yang berasal dari unsur-unsur tulang sendiri atau sekunder dari metastasis
(infiltrasi) tumor-tumor ganas organ lain ke dalam tulang.
Tumor sekunder tulang adalah tumor yang berasal dari organ lain yang
menyebar ke tulang.
Contoh: tumor/kanker paru yang menyebar ke tulang, dimana sel-sel tumornya
menyerupai sel paru dan bukan merupakan sel tulang.

Yang termasuk dalam kategori tumor tulang sekunder adalah:


13

Tumor Metastatik.
Tumor yang berasal dari hasil penyebaran tissue neoplasma yang

berdekatan.

Tumor yang merupakan hasil transformasi membahayakan dari

luka atau tumor jinak yang sudah ada sebelumnya.


Sumber : Price SA, Wilson LM. Tumor sistem muskuloskeletal. Dalam :
Patofisiologi konsepklinis proses-proses penyakit edisi 6. Jakarta: EGC; 2005; 1374-9

8. Komplikasi dari osteosarcoma ?


1. Akibat langsung
: Patah tulang
2.
Akibat tidak langsung : Penurunan berat badan, anemia, penurunan
kekebalan tubuh.
3.
Akibat pengobatan

: Gangguan saraf tepi, penurunan kadar sel darah,

kebotakan pada kemoterapi.


Sumber : Isaacs DM. Osteosarcoma. Orthopedic Surgery Rotation; 2003; 1-9.

14

Anda mungkin juga menyukai

  • Jurus Mabuk Belajar THT
    Jurus Mabuk Belajar THT
    Dokumen40 halaman
    Jurus Mabuk Belajar THT
    Muhammad Hasbul
    100% (1)
  • Buset (Penyakit Kulit Kelamin) PDF
    Buset (Penyakit Kulit Kelamin) PDF
    Dokumen28 halaman
    Buset (Penyakit Kulit Kelamin) PDF
    Yudy Hardiyansah
    100% (2)
  • Pemba Has An
    Pemba Has An
    Dokumen2 halaman
    Pemba Has An
    Trisnawanta Asih Pasambo
    Belum ada peringkat
  • Ygwehjruyt
    Ygwehjruyt
    Dokumen3 halaman
    Ygwehjruyt
    Trisnawanta Asih Pasambo
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus
    Laporan Kasus
    Dokumen14 halaman
    Laporan Kasus
    Trisnawanta Asih Pasambo
    Belum ada peringkat
  • Pemba Has An
    Pemba Has An
    Dokumen2 halaman
    Pemba Has An
    Trisnawanta Asih Pasambo
    Belum ada peringkat
  • Hernia
    Hernia
    Dokumen1 halaman
    Hernia
    Trisnawanta Asih Pasambo
    Belum ada peringkat
  • Far Mako
    Far Mako
    Dokumen5 halaman
    Far Mako
    Trisnawanta Asih Pasambo
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Trisnawanta Asih Pasambo
    Belum ada peringkat
  • BAB II Baru
    BAB II Baru
    Dokumen16 halaman
    BAB II Baru
    Trisnawanta Asih Pasambo
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Trisnawanta Asih Pasambo
    Belum ada peringkat
  • Deskripsi
    Deskripsi
    Dokumen1 halaman
    Deskripsi
    Trisnawanta Asih Pasambo
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Friedrich Kurniawan Moja
    Belum ada peringkat
  • Kunjungan Pra Anestesi
    Kunjungan Pra Anestesi
    Dokumen14 halaman
    Kunjungan Pra Anestesi
    Trisnawanta Asih Pasambo
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Friedrich Kurniawan Moja
    Belum ada peringkat
  • Tugas Erwin
    Tugas Erwin
    Dokumen13 halaman
    Tugas Erwin
    Trisnawanta Asih Pasambo
    Belum ada peringkat
  • Kategori Prognosis dalam Pengobatan
    Kategori Prognosis dalam Pengobatan
    Dokumen1 halaman
    Kategori Prognosis dalam Pengobatan
    Trisnawanta Asih Pasambo
    Belum ada peringkat
  • Prognosis
    Prognosis
    Dokumen1 halaman
    Prognosis
    Trisnawanta Asih Pasambo
    Belum ada peringkat
  • Miasis Nasal
    Miasis Nasal
    Dokumen24 halaman
    Miasis Nasal
    Trisnawanta Asih Pasambo
    Belum ada peringkat
  • Epidural Anestesia
    Epidural Anestesia
    Dokumen17 halaman
    Epidural Anestesia
    Trisnawanta Asih Pasambo
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen5 halaman
    Daftar Pustaka
    Trisnawanta Asih Pasambo
    Belum ada peringkat
  • Hernia
    Hernia
    Dokumen1 halaman
    Hernia
    Trisnawanta Asih Pasambo
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen1 halaman
    Penda Hulu An
    Trisnawanta Asih Pasambo
    Belum ada peringkat
  • Panduan Daftar Wisuda
    Panduan Daftar Wisuda
    Dokumen4 halaman
    Panduan Daftar Wisuda
    Trisnawanta Asih Pasambo
    Belum ada peringkat
  • SOAL SEMINAR OPTIMAPREP
    SOAL SEMINAR OPTIMAPREP
    Dokumen61 halaman
    SOAL SEMINAR OPTIMAPREP
    Muammar Rizki
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka Kti
    Daftar Pustaka Kti
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka Kti
    Trisnawanta Asih Pasambo
    Belum ada peringkat
  • Refka HT Kamonji
    Refka HT Kamonji
    Dokumen29 halaman
    Refka HT Kamonji
    Trisnawanta Asih Pasambo
    Belum ada peringkat
  • ALGORITMA Miasis Nasal
    ALGORITMA Miasis Nasal
    Dokumen1 halaman
    ALGORITMA Miasis Nasal
    Trisnawanta Asih Pasambo
    Belum ada peringkat
  • Print
    Print
    Dokumen1 halaman
    Print
    Trisnawanta Asih Pasambo
    Belum ada peringkat