Bab V
Prakiraan Dampak
Penting
Prakiraan dampak besar akan dilakukan terhadap setiap jenis rencana kegiatan
Pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu terhadap setiap
komponen lingkungan hidup. Prakiraan besarnya dampak merupakan selisih
kualitas lingkungan antara saat kegiatan Pembangunan Sub Kawasan Industri
Perikanan Terpadu berlangsung terhadap rona lingkungan awal.
Besar Prakiraan Dampak = KLP - KLRLA
dimana :
KLP
:
:
:
:
:
Sangat jelek
Jelek
Sedang
Baik
Sangat baik
:
:
:
:
:
sangat besar
besar
sedang
kecil
tidak ada dampak
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V-1
1
2
3
4
5
=
=
=
=
=
tidak penting
kurang penting
cukup penting
penting
sangat penting
(0
(20
(40
(60
(80
19 %)
39 %)
59 %)
79 %)
100 %)
Kriteria jumlah manusia yang terkena dampak diberi bobot 3, dan hasilnya bila
P lebih besar atau sama dengan 3 maka kesimpulannya adalah P (besar =
penting). Selanjutnya evaluasi dampak besar dan penting berdasarkan pada
ketentuan sebagai berikut :
P > 3 dan besar prakiraan dampak > +2, maka prakiraan dampak
potensial adalah : positif, besar dan penting.
P > 3 dan besar prakiraan dampak > -2, maka prakiraan dampak
potensial adalah : negatif, besar dan penting.
P < 3 dan besar prakiraan dampak = +1, maka prakiraan dampak
potensial adalah : positif, kecil dan tidak penting.
P < 3 dan besar prakiraan dampak = -1, maka prakiraan dampak
potensial adalah : negatif, kecil dan tidak penting.
Berikut ini uraian prakiraan dampak dari setiap komponen kegiatan rencana
Pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu terhadap komponen
lingkungan.
5.1.1. TAHAP PRA KONSTRUKSI
1. Kegiatan survey/pengukuran
Perubahan proses sosial disosiatif
2.
Pengadaan lahan untuk lokasi sub kawasan industri perikanan
terpadu
Perubahan proses sosial disosiatif
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V-2
V-3
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V-4
V-5
V-6
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V-7
mutu kualitas udara ambien) dan dengan adanya kegiatan tersebut berubah
menjadi skala 2 (jelek).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Emisi gas buang yang dihasilkan dari alat berat dan kendaraan operasional
serta debu terutama dari jalan tidak beraspal yang dilaluinya berbahaya
bagi kesehatan terutama bagi penduduk yang bermukim di kanan kiri jalan,
sehingga penentuan kepentingan dampak dikatakan penting (P).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak terdapat di kanan kiri jalan utama dengan
jarak kurang lebih 2 km sehingga tidak berpengaruh penting. Oleh
karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan tidak
penting (TP).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Kegiatan mobilisasi peralatan berat dan material bangunan dll ini
berlangsung pada tahap konstruksi, dengan waktu kegiatan pelaksanaan
kurang lebih 12 bulan. Sehingga nilai kepentingannya masuk ke dalam
penting (P).
d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Penurunan kualitas udara akibat mobilisasi peralatan berat dll ini juga
berdampak terhadap habitat flora dan fauna yang ada di wilayah studi
terutama konsentrasi debu dan gas emisi. Dampak terhadap flora yaitu
tidak dapat berfotosintesa dengan baik, bagi fauna akan terkena penyakit
gangguan pernapasan. Oleh karenan penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak.
Dampak dari emisi gas buang yang keluar dari knalpot kendaraan berat
serta debu yang dihasilkan mempunyai sifat kumulatif terhadap makhluk
hidup (terutama unsur Pb, CO, N0 2 dan debu). Dengan demikian dampak
yang terjadi dikategorikan penting (P).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kualitas udara (debu dan emisi gas buang) ini dapat berbalik setelah selesai
kegiatan mobilisasi dll, sehingga dampaknya dinilai tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 dengan persentase kepentingan dampak adalah 75 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 4.
Peningkatan Kebisingan
Besaran dampak
Kegiatan mobilisasi peralatan selain berdampak pada kualitas udara juga
berdampak pada peningkatan kebisingan. Kebisingan diakibatkan karena deru
alat-alat berat dan lalu lalang antara lain : dumptruck untuk mengangkut
material bangunan yang antara lain berupa pasir, semen, kerikil, batu dan besi
beton yang dibutuhkan dalam jumlah banyak ke proyek dan pengangkutan
material ikut menyumbang terjadinya peningkatan kebisingan di sekitar lokasi.
Dari uraian di atas diperkirakan kualitas lingkungan akan mengalami
perubahan dimana pada saat belum ada kegiatan proyek (rona awal) kondisi
lingkungan berada pada skala 5 (sangat baik) (hasil pengukuran rata-rata
kebisingan di daerah sekitar proyek adalah 51 dBA) dan setelah ada kegiatan
diprakirakan skalanya menurun menjadi skala 3 (sedang).
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V-8
V-9
emisi gas buang kendaraan operasional dan alat-alat berat yang digunakan.
Disamping itu aktifitas tersebut akan meningkatkan konsentrasi debu di udara
bebas terutama pada saat musim kemarau
Dari uraian diatas diperkirakan kualitas lingkungan akan mengalami perubahan
dimana pada saat belum ada kegiatan proyek (rona awal) kondisi lingkungan
berada pada skala 5 (sangat baik) (hasil observasi yang jauh dibawah baku
mutu kualitas udara ambien) dan dengan adanya kegiatan tersebut berubah
menjadi skala 2 (jelek).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Emisi gas buang yang dihasilkan dari alat berat dan kendaraan operasional
serta debu terutama dari jalan tidak beraspal yang dilaluinya berbahaya
bagi kesehatan terutama bagi penduduk yang bermukim di kanan kiri jalan,
sehingga penentuan kepentingan dampak dikatakan penting (P).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak terdapat di kanan kiri jalan utama dengan
jarak kurang lebih 2 km sehingga tidak berpengaruh penting. Oleh
karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan tidak
penting (TP).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Kegiatan mobilisasi peralatan berat dan material bangunan dll ini
berlangsung pada tahap konstruksi, dengan waktu kegiatan pelaksanaan
kurang lebih 12 bulan. Sehingga nilai kepentingannya masuk ke dalam
penting (P).
d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Penurunan kualitas udara akibat mobilisasi peralatan berat dll ini juga
berdampak terhadap habitat flora dan fauna yang ada di wilayah studi
terutama konsentrasi debu dan gas emisi. Dampak terhadap flora yaitu
tidak dapat berfotosintesa dengan baik, bagi fauna akan terkena penyakit
gangguan pernapasan. Oleh karenan penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak.
Dampak dari emisi gas buang yang keluar dari knalpot kendaraan berat
serta debu yang dihasilkan mempunyai sifat kumulatif terhadap makhluk
hidup (terutama unsur Pb, CO, N0 2 dan debu). Dengan demikian dampak
yang terjadi dikategorikan penting (P).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kualitas udara (debu dan emisi gas buang) ini dapat berbalik setelah selesai
kegiatan mobilisasi dll, sehingga dampaknya dinilai tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 dengan persentase kepentingan dampak adalah 75 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 4.
Peningkatan Kebisingan
Besaran dampak
Kegiatan pembukaan lahan/pembersihan lahan tersebut selain berdampak
pada kualitas udara juga berdampak pada peningkatan kebisingan. Kebisingan
diakibatkan karena deru alat-alat berat dan lalu lalang antara lain : dumptruck
untuk mengangkut material bangunan yang antara lain berupa pasir, semen,
kerikil, batu dan besi beton yang dibutuhkan dalam jumlah banyak ke proyek
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V - 10
V - 11
b.
c.
d.
e.
f.
V - 12
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V - 13
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V - 14
Dampak dari emisi gas buang yang keluar dari knalpot kendaraan berat
serta debu yang dihasilkan mempunyai sifat kumulatif terhadap makhluk
hidup (terutama unsur Pb, CO, N0 2 dan debu). Dengan demikian dampak
yang terjadi dikategorikan penting (P).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kualitas udara (debu dan emisi gas buang) ini dapat berbalik setelah selesai
kegiatan mobilisasi dll, sehingga dampaknya dinilai tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 dengan persentase kepentingan dampak adalah 75 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 4.
Peningkatan Kebisingan
Besaran dampak
Kegiatan pematangan lahan tersebut selain berdampak pada kualitas udara
juga berdampak pada peningkatan kebisingan. Kebisingan diakibatkan karena
deru alat-alat berat dan lalu lalang antara lain : dumptruck untuk mengangkut
material bangunan yang antara lain berupa pasir, semen, kerikil, batu dan besi
beton yang dibutuhkan dalam jumlah banyak ke proyek dan pengangkutan
material akan ikut menyumbang terjadinya peningkatan kebisingan di sekitar
lokasi.
Dari uraian diatas diperkirakan kualitas lingkungan akan mengalami perubahan
dimana pada saat belum ada kegiatan proyek (rona awal) kondisi lingkungan
berada pada skala 5 (sangat baik) (hasil pengukuran rata-rata kebisingan di
daerah sekitar proyek adalah 51 dBA) dan setelah ada kegiatan diprakirakan
skalanya menurun menjadi skala 3 (sedang).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Peningkatan kebisingan pada kegiatan pematangan lahan di atas akan
menganggu organ pendengaran baik terhadap para pekerja proyek maupun
masyarakat sekitarnya. sehingga penentuan kepentingan dampak
dikatakan penting (P).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak diperkirakan hanya disekitar areal
kegiatan dan berlangsung hanya pada siang hari selama kegiatan proyek
karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan tidak
penting (TP).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Peningkatan kebisingan ini hanya bersifat temporer/sementara saja selama
kegiatan konstriksi berlangsung. Dengan demikian intensitas dampak
dianggap tidak penting (TP).
d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Peningkatan kebisisngan selain berdampak terhadap manusia juga juga
berdampak pada komponen lainnya terutama habitat fauna yang ada di
sekitarnya ikut terganggu juga oleh suara bising yang ditimbulkan dari
kegiatan tersebut. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak.
Peningkatan kebisisngan ini tidak bersifat kumulatif dan hanya bersifat
temporer saja sehingga dianggap dapat dikatagorikan tidak penting (TP).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V - 15
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V - 16
b.
c.
d.
e.
f.
V - 17
V - 18
b.
c.
d.
e.
f.
Emisi gas buang yang dihasilkan dari alat berat dan kendaraan operasional
serta debu terutama dari jalan tidak beraspal yang dilaluinya berbahaya
bagi kesehatan terutama bagi penduduk yang bermukim di kanan kiri jalan,
sehingga penentuan kepentingan dampak dikatakan penting (P).
Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak terdapat di kanan kiri jalan utama dengan
jarak kurang lebih 2 km sehingga tidak berpengaruh penting. Oleh
karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan tidak
penting (TP).
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Kegiatan mobilisasi peralatan berat dan material bangunan dll ini
berlangsung pada tahap konstruksi, dengan waktu kegiatan pelaksanaan
kurang lebih 12 bulan. Sehingga nilai kepentingannya masuk ke dalam
penting (P).
Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Penurunan kualitas udara akibat mobilisasi peralatan berat dll ini juga
berdampak terhadap habitat flora dan fauna yang ada di wilayah studi
terutama konsentrasi debu dan gas emisi. Dampak terhadap flora yaitu
tidak dapat berfotosintesa dengan baik, bagi fauna akan terkena penyakit
gangguan pernapasan. Oleh karenan penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
Sifat kumulatif dampak.
Dampak dari emisi gas buang yang keluar dari knalpot kendaraan berat
serta debu yang dihasilkan mempunyai sifat kumulatif terhadap makhluk
hidup (terutama unsur Pb, CO, N0 2 dan debu). Dengan demikian dampak
yang terjadi dikategorikan penting (P).
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kualitas udara (debu dan emisi gas buang) ini dapat berbalik setelah selesai
kegiatan mobilisasi dll, sehingga dampaknya dinilai tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 dengan persentase kepentingan dampak adalah 75 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 4.
Peningkatan Kebisingan
Besaran dampak
Kegiatan Pembangunan sarana dan prasarana tersebut selain berdampak pada
kualitas udara juga berdampak pada peningkatan kebisingan. Kebisingan
diakibatkan karena deru alat-alat berat dan lalu lalang antara lain : dumptruck
untuk mengangkut material bangunan yang antara lain berupa pasir, semen,
kerikil, batu dan besi beton yang dibutuhkan dalam jumlah banyak ke proyek
dan pengangkutan material akan ikut menyumbang terjadinya peningkatan
kebisingan di sekitar lokasi.
Dari uraian diatas diperkirakan kualitas lingkungan akan mengalami perubahan
dimana pada saat belum ada kegiatan proyek (rona awal) kondisi lingkungan
berada pada skala 5 (sangat baik) (hasil pengukuran rata-rata kebisingan di
daerah sekitar proyek adalah 51 dBA) dan setelah ada kegiatan diprakirakan
skalanya menurun menjadi skala 3 (sedang).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V - 19
b.
c.
d.
e.
f.
V - 20
d.
b.
c.
d.
e.
f.
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V - 21
V - 22
menambah kadar debu, NOx dan SOx dalam udara, sebagai dampak langsung
dan seterusnya akan menimbulkan beberapa penyakit. Pencemaran berasal
dari sistem pembakaran kendaraan bermotor seperti debu, NO x, SOx,
sedangkan bahan pencemar yang bukan berasal dari sistem pembakaran
kendaraan bermotor adalah terangkatnya debu jalan akibat lalu lalang
kendaraan. Dampak terhadap kualitas udara tersebut bersumber dari emisi
gas buang kendaraan operasional dan alat-alat berat yang digunakan.
Disamping itu aktifitas tersebut akan meningkatkan konsentrasi debu di udara
bebas terutama pada saat musim kemarau
Dari uraian diatas diperkirakan kualitas lingkungan akan mengalami perubahan
dimana pada saat belum ada kegiatan proyek (rona awal) kondisi lingkungan
berada pada skala 5 (sangat baik) (hasil observasi yang jauh dibawah baku
mutu kualitas udara ambien) dan dengan adanya kegiatan tersebut berubah
menjadi skala 2 (jelek).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Emisi gas buang yang dihasilkan dari alat berat dan kendaraan operasional
serta debu terutama dari jalan tidak beraspal yang dilaluinya berbahaya
bagi kesehatan terutama bagi penduduk yang bermukim di kanan kiri jalan,
sehingga penentuan kepentingan dampak dikatakan penting (P).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak terdapat di kanan kiri jalan utama dengan
jarak kurang lebih 2 km sehingga tidak berpengaruh penting. Oleh
karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan tidak
penting (TP).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Kegiatan mobilisasi peralatan berat dan material bangunan dll ini
berlangsung pada tahap konstruksi, dengan waktu kegiatan pelaksanaan
kurang lebih 12 bulan. Sehingga nilai kepentingannya masuk ke dalam
penting (P).
d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Penurunan kualitas udara akibat mobilisasi peralatan berat dll ini juga
berdampak terhadap habitat flora dan fauna yang ada di wilayah studi
terutama konsentrasi debu dan gas emisi. Dampak terhadap flora yaitu
tidak dapat berfotosintesa dengan baik, bagi fauna akan terkena penyakit
gangguan pernapasan. Oleh karenan penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak.
Dampak dari emisi gas buang yang keluar dari knalpot kendaraan berat
serta debu yang dihasilkan mempunyai sifat kumulatif terhadap makhluk
hidup (terutama unsur Pb, CO, N0 2 dan debu). Dengan demikian dampak
yang terjadi dikategorikan penting (P).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kualitas udara (debu dan emisi gas buang) ini dapat berbalik setelah selesai
kegiatan mobilisasi dll, sehingga dampaknya dinilai tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 dengan persentase kepentingan dampak adalah 75 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 4.
Peningkatan Kebisingan
Besaran dampak
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V - 23
Kegiatan penyediaan air bersih selain berdampak pada kualitas udara juga
berdampak pada peningkatan kebisingan. Kebisingan diakibatkan karena deru
alat-alat berat dan lalu lalang antara lain : dumptruck untuk mengangkut
material bangunan yang antara lain berupa pasir, semen, kerikil, batu dan besi
beton yang dibutuhkan dalam jumlah banyak ke proyek dan pengangkutan
material akan ikut menyumbang terjadinya peningkatan kebisingan di sekitar
lokasi.
Dari uraian diatas diperkirakan kualitas lingkungan akan mengalami perubahan
dimana pada saat belum ada kegiatan proyek (rona awal) kondisi lingkungan
berada pada skala 5 (sangat baik) (hasil pengukuran rata-rata kebisingan di
daerah sekitar proyek adalah 51 dBA) dan setelah ada kegiatan diprakirakan
skalanya menurun menjadi skala 3 (sedang).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Peningkatan kebisingan pada kegiatan tersebut di atas akan menganggu
organ pendengaran baik terhadap para pekerja proyek maupun masyarakat
sekitarnya. sehingga penentuan kepentingan dampak dikatakan penting
(P).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak diperkirakan hanya disekitar areal
kegiatan dan berlangsung hanya pada siang hari selama kegiatan proyek
karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan tidak
penting (TP).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Peningkatan kebisingan ini hanya bersifat temporer/sementara saja selama
kegiatan konstriksi berlangsung. Dengan demikian intensitas dampak
dianggap tidak penting (TP).
d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Peningkatan kebisisngan selain berdampak terhadap manusia juga juga
berdampak pada komponen lainnya terutama habitat fauna yang ada di
sekitarnya ikut terganggu juga oleh suara bising yang ditimbulkan dari
kegiatan tersebut. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak.
Peningkatan kebisisngan ini tidak bersifat kumulatif dan hanya bersifat
temporer saja sehingga dianggap dapat dikatagorikan tidak penting (TP).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak kebisingan ini terhadap manusia dan fauna di sekitar kegiatan
proyek ini bersifat dapat berbalik sehingga dampaknya dinilai tidak
penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 4 dengan persentase kepentingan dampak adalah 50 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 3.
Penurunan Debit Air Permukaan
Besaran dampak
Kegiatan penyediaan air bersih akan menimbulkan dampak pada aspek
Hidrologi. Kondisi lingkungan pada rona awal (sebelum ada kegiatan) berada
pada skala 2 (jelek). Setelah ada kegiatan tersebut di atas diprakirakan
terjadi penurunan debit air menjadi skala 2 (jelek). Penurunan ini disebabkan
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V - 24
karena penggunaan air yang dalam jumlah besar sehingga akan mengalami
penurunan debit mata air.
Tingkat kepentingan dampak
a.
b.
c.
d.
e.
f.
V - 25
7. Pembangunan dermaga
Penurunan Kualitas Udara
Besaran dampak
Pembangunan dermaga pada tahap konstruksi akan sangat berdampak
langsung pada kualitas udara (debu, NOx dan SOx) Kegiatan-kegiatan tersebut
akan menambah kadar debu, NOx dan SOx dalam udara, sebagai dampak
langsung dan seterusnya akan menimbulkan beberapa penyakit. Dampak lain
yang akan terjadi adalah meningkatnya kepadatan lalulintas bolak balik dari
lokasi proyek dan sekitarnya. Selain dari kendaraan penduduk juga akan dari
alat-alat berat yang akan digunakan antara lain dumptruck, bulldozer, shovelback hoe, shovel looder dan dredger. Pencemaran berasal dari sistem
pembakaran kendaraan bermotor seperti debu, NO x, SOx, sedangkan bahan
pencemar yang bukan berasal dari sistem pembakaran kendaraan bermotor
adalah terangkatnya debu jalan akibat lalu lalang kendaraan.
Dampak terhadap kualitas udara tersebut bersumber dari emisi gas buang
kendaraan operasional dan alat-alat berat yang digunakan. Disamping itu
aktifitas tersebut akan meningkatkan konsentrasi debu di udara bebas
terutama pada saat musim kemarau
Dari uraian diatas diperkirakan kualitas lingkungan akan mengalami perubahan
dimana pada saat belum ada kegiatan proyek (rona awal) kondisi lingkungan
berada pada skala 5 (sangat baik) (hasil observasi yang jauh dibawah baku
mutu kualitas udara ambien) dan dengan adanya kegiatan tersebut berubah
menjadi skala 2 (jelek).
Tingkat kepentingan dampak
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V - 26
V - 27
b.
c.
d.
e.
f.
V - 28
b.
c.
d.
e.
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V - 29
Karena penurunan debit air tanah tidak bersifat kumulatif maka penentuan
nilai kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak penting (TP).
f.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Penurunan debit air dapat berbalik setelah selesai kegiatan pembangunan
dermaga sampai berakhir sehingga dampaknya dinilai tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 7 persentase kepentingan dampak adalah 87,5 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 5.
Perubahan Bentuk Lahan, Tataguna Lahan
Besaran dampak
Kegiatan pembangunan dermaga tersebut di atas akan menimbulkan dampak
pada aspek Morfologi tanah. Kuantitas lingkungan pada rona awal (sebelum
ada kegiatan) berada pada skala 4 (baik). Setelah ada kegiatan tersebut di
atas diprakirakan terjadi perubahan menjadi skala 3 (sedang). Penurunan ini
disebabkan karena adanya penggunaan lahan dalam skala besar untuk
pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu.
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Pada kegiatan pembangunan dermaga diprakirakan bentang alam berubah
dan vegetasi menurun sehingga mempengaruhi infiltrasi air hujan ke dalam
tanah. Oleh karena itu penentuan kepentingan dampak terhadap jumlah
manusia dikatakan penting (P).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli
yaitu seluas Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu. Oleh karenanya
dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan penting (P).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Kegiatan pembangunan dermaga sampai konstruksi akan dilakukan selama
kurang lebih 12 bulan,
maka nilai kepentingannya masuk ke dalam
kategori penting (P).
d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Pembangunan dermaga diprakirakan berdampak terhadap kehidupan flora,
fauna, hidrologi di sekitar areal kegiatan. Oleh karena itu penentuan nilai
kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak penting (TP).
e. Sifat kumulatif dampak.
Pembangunan dermaga akan berdampak pada perubahan flora, fauna,
hidrologi,
dan
tidak
bersifat
kumulatif
maka
penentuan
nilai
kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak penting (TP).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Pembangunan dermaga berdampak pada morfologi lahan dan tidak dapat
berbalik setelah selesai kegiatan, sehingga dampaknya dinilai penting (P).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 persentase kepentingan dampak adalah 75 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 4.
8. Pembangunan fasilitas industri dan pelabuhan
Penurunan Kualitas Udara
Besaran dampak
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V - 30
V - 31
Peningkatan Kebisingan
Besaran dampak
Kegiatan pembangunan fasilitas industri dan pelabuhan selain berdampak
pada kualitas udara juga berdampak pada peningkatan kebisingan. Kebisingan
diakibatkan karena deru alat-alat berat dan lalu lalang antara lain : dumptruck
untuk mengangkut material bangunan yang antara lain berupa pasir, semen,
kerikil, batu dan besi beton yang dibutuhkan dalam jumlah banyak ke proyek
dan pengangkutan material akan ikut menyumbang terjadinya peningkatan
kebisingan di sekitar lokasi.
Dari uraian diatas diperkirakan kualitas lingkungan akan mengalami perubahan
dimana pada saat belum ada kegiatan proyek (rona awal) kondisi lingkungan
berada pada skala 5 (sangat baik) (hasil pengukuran rata-rata kebisingan di
daerah sekitar proyek adalah 51 dBA) dan setelah ada kegiatan diprakirakan
skalanya menurun menjadi skala 3 (sedang).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Peningkatan kebisingan pada kegiatan tersebut di atas akan menganggu
organ pendengaran baik terhadap para pekerja proyek maupun masyarakat
sekitarnya. sehingga penentuan kepentingan dampak dikatakan penting
(P).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak diperkirakan hanya disekitar areal
kegiatan dan berlangsung hanya pada siang hari selama kegiatan proyek
karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan tidak
penting (TP).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Peningkatan kebisingan ini hanya bersifat temporer/sementara saja selama
kegiatan konstriksi berlangsung. Dengan demikian intensitas dampak
dianggap tidak penting (TP).
d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Peningkatan kebisisngan selain berdampak terhadap manusia juga juga
berdampak pada komponen lainnya terutama habitat fauna yang ada di
sekitarnya ikut terganggu juga oleh suara bising yang ditimbulkan dari
kegiatan tersebut. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak.
Peningkatan kebisisngan ini tidak bersifat kumulatif dan hanya bersifat
temporer saja sehingga dianggap dapat dikatagorikan tidak penting (TP).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak kebisingan ini terhadap manusia dan fauna di sekitar kegiatan
proyek ini bersifat dapat berbalik sehingga dampaknya dinilai tidak
penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 4 dengan persentase kepentingan dampak adalah 50 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 3.
V - 32
Besaran dampak
Kegiatan pembangunan fasilitas industri akan menimbulkan dampak pada
aspek Hidrologi. Kondisi lingkungan pada rona awal (sebelum ada kegiatan)
berada pada skala 2 (jelek). Setelah ada kegiatan tersebut di atas
diprakirakan terjadi penurunan debit air menjadi skala 2 (jelek). Penurunan
ini disebabkan karena penggunaan air yang dalam jumlah besar sehingga akan
mengalami penurunan debit mata air.
Tingkat kepentingan dampak
a.
b.
c.
d.
e.
f.
V - 33
b.
c.
d.
e.
f.
V - 34
b.
c.
d.
e.
f.
9.
V - 35
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V - 36
V - 37
b.
c.
d.
e.
f.
V - 38
b.
c.
d.
e.
f.
V - 39
yang mempunyai skala 5 (sangat baik) dan akan meningkat menjadi Rp.
2.915.887,- per kapita dengan skala 5 (sangat baik).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Kegiatan rekruitmen untuk aktivitas Sub Kawasan Industri Perikanan
Terpadu merekrut tenaga kerja banyak, akan meningkatkan pendapatan
regional per kapita. Pendapatan regional yang awalnya adalah Rp.
2.291.951,- per kapita., karena merekrut orang sebanyak minimal 200
orang, sehingga penentuan kepentingan dampaknya dikatakan penting
(P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Kegiatan rekruitmen Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu akan
meningkatkan pendapatan penduduk yang tinggal dan bekerja di lokasi
studi secara langsung, juga seluruh masyarakat yang tinggal di desa
tersebut maupun juga orang yang tinggal di sekitar Desa Anakoli, maka
kegiatan ini berdampak sangat luas, sehingga penentuan kepentingan
dampaknya dikatakan penting (P).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Kegiatan rekruitmen ini untuk aktivitas industri perikanan selama minimal
10 tahun, sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan regional per
kapita cukup lama, sehingga penentuan kepentingan dampaknya dikatakan
penting (P).
d. Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
Kegiatan rekruitmen ini akan berdampak pada kesempatan kerja, peluang
berusaha, pendapatan masyrakat, pendapatan regional, kesehatan
masyarakat, ekonomi masyarakat dan merubah lingkungan sosial
masyarakat. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya termasuk ke
dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak
Kegiatan rekruitmen untuk aktivitas Sub Kawasan Industri Perikanan
Terpadu ini berdampak pada kesempatan kerja, peluang berusaha,
pendapatan masyarakat, pendapatan regional, kesehatan masyarakat, dan
keadaan sosial ekonomi masyarakat yang bersifat kumulatif, maka
kegiatan ini dikategorikan penting (P).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kegiatan rekruitmen untuk aktivitas Sub Kawasan Industri Perikanan
Terpadu menyebabkan peningkatan pendapatan regional dan lainnya yang
sifatnya dapat berbalik dan dapat fluktuasi bila industri sudah mengurangi
aktivitasnya. Karena sifatnya dapat berbalik maka penentuan kepentingan
dampak dimasukkan ke dalam kategori tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut, diperoleh jumlah P
sebanyak 7 dengan persentase kepentingan dampak adalah 87,5% dan
nilai kepentingannya adalah 5.
Peningkatan Mobilitas
Besaran dampak
Kegiatan rekruitmen tenaga untuk aktivitas Sub Kawasan Industri
Perikanan Terpadu memerlukan tenaga kerja cukup banyak, baik dari
masyarakat setempat maupun luar. Kebutuhan tenaga kerja pada tahap
operasi ini awalnya diprakirakan dari lokal 200 orang, sedangkan dari
luar akan diambil tenaga yang tidak tersedia di lokasi studi berhubung
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V - 40
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V - 41
b.
c.
d.
e.
f.
V - 42
Besaran dampak
Kegiatan operasional untuk berproduksi masing-masing industri akan
menimbulkan dampak pada aspek Hidrologi. Kondisi lingkungan pada rona
awal (sebelum ada kegiatan) berada pada skala 3 (sedang). Setelah ada
kegiatan tersebut di atas diprakirakan tidak terjadi penurunan debit air tanah
sehingga tidak akan terjadi perubahan skala 3 (sedang).
Tingkat kepentingan dampak
a.
b.
c.
d.
e.
f.
V - 43
a.
b.
c.
d.
e.
f.
dampak.
baku dan hasil produksi mempengaruhi
dan tingkat kecelakaan sehingga akan
yang berada di sekitar daerah tersebut.
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V - 44
b.
c.
d.
e.
f.
4. Operasi dermaga
Penurunan Debit Air Permukaan
Besaran dampak
Kegiatan-kegiatan tersebut di atas akan menimbulkan dampak pada aspek
Hidrologi. Kondisi lingkungan pada rona awal (sebelum ada kegiatan) berada
pada skala 2 (jelek). Setelah ada kegiatan tersebut di atas diprakirakan akan
terjadi penurunan debit air permukaan menjadi skala 2 (jelek).
Tingkat kepentingan dampak
a.
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V - 45
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V - 46
b.
c.
d.
e.
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V - 47
f.
b.
c.
d.
e.
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V - 48
f.
b.
c.
d.
e.
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V - 49
f.
V - 50
f.
V - 51
f.
Peningkatan Mobilitas
Besaran dampak
Operasional dermaga memerlukan tenaga kerja, walaupun relatif kecil
namun menyebabkan mobilitas yang tinggi akibat keluar masuk orang
dari luar. Keadaan semula di lokasi studi adalah sedikit mobilitas/migran
(7,1 %) dengan skala 5 (sangat baik), dengan adanya operasi dermaga,
maka banyak tenaga kerja yang keluar masuk lokasi studi, berarti ada
peningkatan migran/mobilitas ke wilayah yang bersangkutan sehingga
kualitas lingkungan berubah menjadi skala 3 (sedang).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Operasional dermaga yang membutuhkan tenaga kerja yang relatif kecil,
namun karena efek dari peningkatan mobilitas manusia cukup tinggi, maka
kriteria ini dinilai penting (P).
b. Luas wilayah persebaran dampak
Operasional dermaga dapat meningkatkan mobilitas di wilayah yang
bersangkutan maupun wilayah lain karena banyaknya orang datang,
sehingga penentuan kepentingan dampaknya dikatakan penting (P).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Mobilitas akan berlangsung selama operasional dermaga, sehingga cukup
sering dan lama, maka nilai kepentingannya adalah penting (P).
d. Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
Operasional dermaga dapat meningkatkan mobilitas, kesempatan kerja,
peluang berusaha, pendapatan masyarakat, pendapatan regional,
kesehatan masyarakat, ekonomi masyarakat dan merubah lingkungan
sosial masyarakat. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak
Operasi dermaga akan meningkatkan kesempatan kerja, mobilitas, peluang
berusaha yang akan berakibat masyarakat memperoleh pendapatan,
pendapatan akan dibelanjakan untuk kepentingan hidupnya. Karena
mempunyai pendapatan, maka dapat meningkatkan taraf hidup dan dapat
meningkatkan kesehatan, meningkatkan perekonomian dan menciptakan
nilai tambah (multiplier effek). Berdasarkan nilai kepentingannya, maka sifat
kumulatif dampak dari kegiatan ini dikategorikan penting (P).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V - 52
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA
V - 53