Anda di halaman 1dari 53

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

Bab V

Prakiraan Dampak
Penting
Prakiraan dampak besar akan dilakukan terhadap setiap jenis rencana kegiatan
Pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu terhadap setiap
komponen lingkungan hidup. Prakiraan besarnya dampak merupakan selisih
kualitas lingkungan antara saat kegiatan Pembangunan Sub Kawasan Industri
Perikanan Terpadu berlangsung terhadap rona lingkungan awal.
Besar Prakiraan Dampak = KLP - KLRLA
dimana :
KLP

: Skala kualitas lingkungan saat kegiatan berlangsung (saat proyek


berlangsung)

KLRLA : Skala kualitas lingkungan saat Rona Lingkungan Awal (mula-mula)


Kualitas lingkungan pada rona lingkungan awal (RLA) dan pada saat kegiatan
berlangsung (setiap tahap) akan ditampilkan dalam skala numerik (1 s.d. 5)
yaitu:
1
2
3
4
5

:
:
:
:
:

Sangat jelek
Jelek
Sedang
Baik
Sangat baik

Selisih nilai skala kondisi lingkungan di atas dipergunakan untuk menentukan


besaran dampak baik positif maupun negatif. Adapun skala besaran dampak
ditetapkan memiliki rentang sebagai berikut:
4
3
2
1
0

:
:
:
:
:

sangat besar
besar
sedang
kecil
tidak ada dampak

Prakiraan dampak penting berpedoman pada UU RI No. 23 Tahun 1997,


penjelasan Pasal 15 ayat (1) tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yaitu
berdasarkan pada 6 (enam) kriteria sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)

Jumlah manusia terkena dampak


Luas wilayah persebaran dampak
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Jumlah komponen lingkungan lain yang terkena dampak

STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V-1

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

5) Sifat kumulatif dampak


6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dengan menggabungkan tingkat kepentingan dampak dari setiap rencana
kegiatan di setiap tahap yang telah diuraikan terhadap keenam kriteria
penentu dampak penting di atas, akan diperoleh jumlah P (penting) dan
jumlah TP (tidak penting).
Dikonversikan ke skala 1 s/d 5 maka:
Skala
Skala
Skala
Skala
Skala

1
2
3
4
5

=
=
=
=
=

tidak penting
kurang penting
cukup penting
penting
sangat penting

(0
(20
(40
(60
(80

19 %)
39 %)
59 %)
79 %)
100 %)

Kriteria jumlah manusia yang terkena dampak diberi bobot 3, dan hasilnya bila
P lebih besar atau sama dengan 3 maka kesimpulannya adalah P (besar =
penting). Selanjutnya evaluasi dampak besar dan penting berdasarkan pada
ketentuan sebagai berikut :
P > 3 dan besar prakiraan dampak > +2, maka prakiraan dampak
potensial adalah : positif, besar dan penting.
P > 3 dan besar prakiraan dampak > -2, maka prakiraan dampak
potensial adalah : negatif, besar dan penting.
P < 3 dan besar prakiraan dampak = +1, maka prakiraan dampak
potensial adalah : positif, kecil dan tidak penting.
P < 3 dan besar prakiraan dampak = -1, maka prakiraan dampak
potensial adalah : negatif, kecil dan tidak penting.
Berikut ini uraian prakiraan dampak dari setiap komponen kegiatan rencana
Pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu terhadap komponen
lingkungan.
5.1.1. TAHAP PRA KONSTRUKSI
1. Kegiatan survey/pengukuran
Perubahan proses sosial disosiatif

2.
Pengadaan lahan untuk lokasi sub kawasan industri perikanan
terpadu
Perubahan proses sosial disosiatif

STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V-2

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

5.1.2. TAHAP KONSTRUKSI


1. Rekruitmen tenaga kerja untuk konstruksi
Peningkatan Kesempatan Kerja dan Berusaha
Besaran dampak
Kegiatan rencana pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu
memerlukan tenaga kerja untuk pelaksanaan konstruksi juga di prakirakan
akan menimbulkan dampak terhadap tersedianya lapangan kerja bagi
penduduk sekitar kegiatan. Pada tahap konstruksi ini kegiatan yang
membutuhkan tenaga kerja adalah pembukaan, pembersihan dan
pematangan lahan, pembangunan sarana prasarana, pembangunan
dermaga, pembangunan fasilitas industri dan pelabuhan. Kebutuhan
tenaga kerja pada tahap konstruksi ini diprakirakan 500 orang, dan dari
total tersebut, 60 orang dengan keahlian khusus, sisanya tenaga buruh,
tukang. Bila dikaitkan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat di
sekitar studi, rata-rata responden telah bekerja di sektor pertanian dan
sebagian sebagai nelayan (46,17 % mempunyai pekerjaan, 53,83 % belum
bekerja, 7,4 % menganggur, 75,85 % TPAK). Dengan demikian kesempatan
kerja untuk pelaksanaan konstruksi dapat mengambil masyarakat sekitar
meskipun tidak menutup kemungkinan dari yang lain/luar. Skala kualitas
lingkungan awal adalah skala 3 (sedang), dengan adanya rekruitmen
tenaga kerja tersebut maka berubah menjadi skala 5(sangat baik).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Kegiatan rekruitmen tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi Sub Kawasan
Industri Perikanan Terpadu yang membutuhkan 500 orang tenaga kerja,
akan memberi kesempatan kerja pada manusia. Rekruitmen ini memberi
kesempatan kerja bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi kegiatan.
Karena rekruitmen ini mengenai manusia, maka penentuan kepentingan
dampaknya dikatakan penting (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Rekruitmen ini memberi kesempatan kerja bagi penduduk yang tinggal
disekitar lokasi kegiatan
untuk bekerja sebagai tenaga konstruksi,
sehingga penentuan kepentingan dampaknya dikatakan penting (P).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Pelaksanaan rekruitmen tenaga kerja yang memberi kesempatan kerja
pada masyarakat ini berlangsung selama konstruksi, sehingga nilai
kepentingannya adalah tidak penting (TP).
d. Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
Rekruitmen tenaga kerja akan mempengaruhi kesempatan kerja, yang pada
akhirnya mempengaruhi pendapatan yang diterima masyarakat, dan ini
akan mengubah persepsi masyarakat. Selanjutnya dengan adanya
kesempatan kerja ini, penduduk memperoleh pendapatan, yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, meningkatkan kesehatan
masyarakat. Dengan demikian kegiatan rekruitmen tenaga kerja ini akan
mempengaruhi komponen yang lain, sehingga nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V-3

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

e. Sifat kumulatif dampak


Kegiatan rekruitmen tenaga kerja akan memberi kesempatan kerja,
kesempatan kerja akan berakibat masyarakat memperoleh pendapatan,
pendapatan akan dibelanjakan untuk kepentingan hidupnya. Karena
mempunyai pendapatan, maka dapat meningkatkan taraf hidup dan dapat
meningkatkan kesehatan. Berdasarkan nilai kepentingannya, maka sifat
kumulatif dampak dari kegiatan ini dikategorikan penting (P).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kegiatan rekruitmen tenaga kerja ini bisa berbalik/tidak permanen, karena
sifat kegiatan rekruitmen terhadap kesempatan kerja dapat berbalik, maka
nilai kepentingannya dimasukkan ke dalam kategori tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 dengan persentase kepentingan dampak adalah 75% dan nilai
kepentingannya adalah 4.
Peningkatan Peluang Berusaha
Besaran dampak
Pekerja yang direkrut untuk tenaga konstruksi sebanyak 500 orang tersebut
membutuhkan makan, minum dan kebutuhan hidup lainnya untuk
kelangsungan hidupnya, maka munculah aktifitas ekonomi yang berupa
warung-warung, kios-kios yang menyediakan makanan dan kebutuhan lainnya.
Dengan demikian, kegiatan konstruksi ini memberi peluang pada masyarakat
untuk menciptakan aktifitas ekonomi dalam rangka memenuhi kebutuhan para
pekerja. Bila diasumsikan 1 warung makan melayani 25 - 50 orang, maka
kemungkinan minimal akan muncul 5 warung makan/kios. Sehingga
pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu tersebut memberi
peluang pada masyarakat untuk menciptakan aktifitas ekonomi dalam rangka
memenuhi kebutuhan para pekerja, yang semula sekitar 3,2 % penduduk
sudah membuka usaha dengan skala 2 (jelek), diprakirakan menimbulkan
dampak positif terhadap peluang berusaha menjadi skala 4 (baik).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Kegiatan pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu merekrut
tenaga kerja sebanyak 500 orang dan dipekerjakan selama masa konstruksi
akan memberi peluang berusaha masyarakat di sekitarnya dengan
menciptakan aktivitas ekononomi, seperti warung-warung dll. Aktivitas
ekonomi ini timbul dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup pekerja,
dengan adanya aktivitas ini, maka penentuan kepentingan dampaknya
dikatakan penting (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Kegiatan pembangunan Kawasan Industri Perikanan Terpadu ini memberi
peluang berusaha bagi penduduk yang tinggal di sekitar lokasi kegiatan
untuk menciptakan aktivitas ekonomi berupa kios-kios, warung dll. maka
kegiatan pembangunan ini berdampak pada peluang berusaha masyarakat
setempat, sehingga penentuan kepentingan dampaknya dikatakan penting
(P).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Pelaksanaan kegiatan konstruksi tidak berlangsung lama, yaitu selama
masa konstruksi sehingga dampak yang lerjadi tidak penting (TP).
d. Banyaknya komponen lain yang terkena dampak

STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V-4

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

Kegiatan pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu akan


berdampak pada kesempatan kerja, peluang berusaha, pendapatan pekerja
dan merubah lingkungan sosial masyarakat. Oleh karena itu penentuan
nilai kepentingannya termasuk ke dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak
Kegiatan pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu akan
berdampak pada kesempatan kerja, peluang berusaha, pendapatan
masyarakat yang bersifat kumulatif, maka kegiatan ini dikategorikan
penting (P).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kegiatan pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu yang
menyebabkan kesempatan kerja dan peluang berusaha yang sifatnya dapat
berbalik. Karena sifatnya dapat berbalik maka penentuan kepentingan
dampak dimasukkan ke dalam kategori tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 dengan persentase kepentingan dampak adalah 75% dan nilai
kepentingannya adalah 4.
Peningkatan Pendapatan Masyarakat
Besaran dampak
Pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu merekrut tenaga kerja
sebanyak 500 orang untuk. Bila upah buruh Rp. 25.000,-/hari, maka total
pendapatan per bulan yang diterima pekerja adalah Rp. 25.000 x (88 % x 500)
x 26 hari. Hasil wawancara dengan responden sebagian besar penduduk
mempunyai pendapatan rata-rata Rp. 40.833,-/bulan/kapita. Bila ongkos
buruh per hari Rp. 25.000,- maka sebulan setiap orang Rp.650.000,-,
Dengan demikian kesempatan kerja ini akan menambah pendapatan
sebesar Rp. 650.000,- setiap bulan. Dengan adanya perekrutan tenaga
kerja untuk pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu terjadi
peningkatan pendapatan dari skala 2 (jelek) menjadi skala 4 (baik).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Kegiatan pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu merekrut
tenaga kerja sebanyak 500 orang akan meningkatkan pendapatan
masyarakat disekitarnya yang direkrut sebagai pekerja. Pendapatan
masyarakat awalnya rata-rata berkisar Rp. 40.833/kapita/bln, dengan
adanya aktivitas ini, maka pendapatan akan meningkat, sehingga
penentuan kepentingan dampaknya dikatakan penting (P).
b. Luas wilayah persebaran dampak
Kegiatan pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu akan
meningkatkan pendapatan penduduk yang tinggal di sekitar lokasi studi
secara langsung, juga seluruh masyarakat yang tinggal di desa tersebut,
maka kegiatan ini berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat
setempat, sehingga penentuan kepentingan dampaknya dikatakan penting
(P).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Pelaksanaan kegiatan selama masa konstruksi, sehingga penentuan
kepentingan dampaknya dikatakan tidak penting (TP).
d. Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
Kegiatan pembangunan ini akan berdampak pada kesempatan kerja,
peluang berusaha, pendapatan pekerja dan merubah lingkungan sosial
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V-5

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

masyarakat. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya termasuk ke


dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak
Kegiatan pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu
berdampak pada kesempatan kerja, peluang berusaha dan terhadap
pendapatan bersifat kumulatif, maka kegiatan ini dikategorikan penting
(P).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kegiatan pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu
menyebabkan peningkatan pendapatan yang sifatnya dapat berbalik.
Karena sifatnya dapat berbalik maka penentuan kepentingan dampak
dimasukkan ke dalam kategori tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 dengan persentase kepentingan dampak adalah 75% dan nilai
kepentingannya adalah 4.
Peningkatan Mobilitas
Besaran dampak
Kegiatan rencana pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu
memerlukan tenaga kerja untuk pelaksanaan konstruksi juga di prakirakan
akan menimbulkan dampak terhadap tersedianya lapangan kerja bagi
penduduk sekitar kegiatan. Kebutuhan tenaga kerja pada lahap konstruksi
ini diprakirakan 500 orang, dan dari total tersebut, 60 orang dengan
keahlian khusus dan 100 orang pembantu keahlian khusus, sisanya
tenaga buruh atau tukang. Bila dikaitkan dengan kondisi kualitas
sumberdaya manusia setempat, maka tenaga sejumlah ini perlu
didatangkan dari luar. Dengan demikian kondisi kualitas mobilitas
penduduk mula-mula adalah sedikit melakukan migran (7,1 %) dengan
skala 5 (sangat baik), dengan adanya rekruitmen tenaga kerja yang
kualitasnya tidak tersedia, berarti ada peningkatan migran ke wilayah
yang bersangkutan sehingga kualitas lingkungan berubah menurun
karena adanya mobilitas ke lokasi kegiatan dan turun menjadi skala
4(baik).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Kegiatan rekruitmen tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi Sub Kawasan
Industri Perikanan Terpadu yang membutuhkan 500 orang tenaga kerja,
akan menyebabkan peningkatan migran/mobilitas karena tidak tersedianya
kualifikasi tenaga di lokasi studi. Karena rekruitmen ini menyebabkan
mobilitas dan mengenai manusia, maka penentuan kepentingan
dampaknya dikatakan penting (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Rekruitmen ini memberi dampak pada orang untuk melakukan
mobilitas/migran bagi penduduk yang tinggal di luar lokasi kegiatan untuk
bekerja sebagai tenaga konstruksi, sehingga luas persebaran dampak
cukup luas dan tingkat kepentingan dampaknya dikatakan penting (P).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Pelaksanaan rekruitmen tenaga kerja yang memberi peluang orang untuk
melakukan migran/mobilitas berlangsung selama konstruksi, sehingga nilai
kepentingannya adalah tidak penting (TP).
d. Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V-6

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

Rekruitmen tenaga kerja akan mempengaruhi kesempatan kerja, mobilitas


bila tidak tersedia tenaga kerja di lokasi kegiatan, yang pada akhirnya
mempengaruhi pendapatan yang diterima masyarakat, dan ini akan
mengubah persepsi masyarakat. Selanjutnya dengan adanya mobilitas ini,
mengubah persepsi masyarakat, timbul perubahan proses sosial disosiatif
antara penduduk lokal dan pendatang. Dengan demikian kegiatan
rekruitmen tenaga kerja ini akan mempengaruhi komponen yang lain,
sehingga nilai kepentingannya termasuk ke dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak
Kegiatan rekruitmen tenaga kerja akan berdampak pada kesempatan kerja
dan mobilitas tenaga kerja. Mobilitas ini juga akan menyebabkan
perubahan proses sosial antara penduduk lokal dan pendatang.
Berdasarkan nilai kepentingannya, maka sifat kumulatif dampak dari
kegiatan ini dikategorikan penting (P).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kegiatan rekruitmen tenaga kerja ini bisa berbalik/tidak permanen, karena
sifat kegiatan rekruitmen tenaga kerja terhadap mobilitas dapat berbalik,
karena hanya bersifat sementara, maka nilai kepentingannya dimasukkan
ke dalam kategori tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 dengan persentase kepentingan dampak adalah 75% dan nilai
kepentingannya adalah 4.
2. Mobilisasi peralatan berat dan material bangunan
Penurunan Kualitas Udara
Besaran dampak
Kegiatan mobilisasi peralatan berat dan material bangunan pada tahap
konstruksi akan sangat berdampak langsung pada kualitas udara (debu, NO x
dan SOx) Kegiatan-kegiatan tersebut akan menambah kadar debu, NO x dan SOx
dalam udara, sebagai dampak langsung dan seterusnya akan menimbulkan
beberapa penyakit. Dampak lain yang akan terjadi adalah meningkatnya
kepadatan lalulintas bolak balik dari lokasi proyek dan sekitarnya. Selain dari
kendaraan penduduk juga akan berdampak pada jenis - jenis alat-alat berat
yang akan dimobilisasi antara lain dumptruck, bulldozer, shovel-back hoe,
shovel looder dan dredger. Penurunan kualitas udara akibat mobilisasi
peralatan dan material bangunan, dan ditambah dengan aktifitas kendaraan
sehari-hari diduga akan terjadi di sekitar proyek maupun jalur transportasi
menuju ke lokasi proyek. Pencemaran berasal dari sistem pembakaran
kendaraan bermotor seperti debu, NO x, SOx, sedangkan bahan pencemar yang
bukan berasal dari sistem pembakaran kendaraan bermotor adalah
terangkatnya debu jalan akibat lalu lalang kendaraan.
Dengan dimulainya kegiatan proyek yang diiringi dengan mobilisasi alat-alat
berat dalam kegiatan pada tahap konstruksi ini diprakirakan akan
menimbulkan dampak langsung terhadap penurunan kualitas udara. Dampak
terhadap kualitas udara tersebut bersumber dari emisi gas buang kendaraan
operasional dan alat-alat berat yang digunakan. Disamping itu aktifitas
tersebut akan meningkatkan konsentrasi debu di udara bebas terutama pada
saat musim kemarau
Dari uraian diatas diperkirakan kualitas lingkungan akan mengalami perubahan
dimana ada saat belum ada kegiatan proyek (rona awal) kondisi lingkungan
berada pada skala 5 (sangat baik) (hasil observasi yang jauh dibawah baku

STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V-7

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

mutu kualitas udara ambien) dan dengan adanya kegiatan tersebut berubah
menjadi skala 2 (jelek).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Emisi gas buang yang dihasilkan dari alat berat dan kendaraan operasional
serta debu terutama dari jalan tidak beraspal yang dilaluinya berbahaya
bagi kesehatan terutama bagi penduduk yang bermukim di kanan kiri jalan,
sehingga penentuan kepentingan dampak dikatakan penting (P).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak terdapat di kanan kiri jalan utama dengan
jarak kurang lebih 2 km sehingga tidak berpengaruh penting. Oleh
karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan tidak
penting (TP).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Kegiatan mobilisasi peralatan berat dan material bangunan dll ini
berlangsung pada tahap konstruksi, dengan waktu kegiatan pelaksanaan
kurang lebih 12 bulan. Sehingga nilai kepentingannya masuk ke dalam
penting (P).
d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Penurunan kualitas udara akibat mobilisasi peralatan berat dll ini juga
berdampak terhadap habitat flora dan fauna yang ada di wilayah studi
terutama konsentrasi debu dan gas emisi. Dampak terhadap flora yaitu
tidak dapat berfotosintesa dengan baik, bagi fauna akan terkena penyakit
gangguan pernapasan. Oleh karenan penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak.
Dampak dari emisi gas buang yang keluar dari knalpot kendaraan berat
serta debu yang dihasilkan mempunyai sifat kumulatif terhadap makhluk
hidup (terutama unsur Pb, CO, N0 2 dan debu). Dengan demikian dampak
yang terjadi dikategorikan penting (P).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kualitas udara (debu dan emisi gas buang) ini dapat berbalik setelah selesai
kegiatan mobilisasi dll, sehingga dampaknya dinilai tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 dengan persentase kepentingan dampak adalah 75 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 4.
Peningkatan Kebisingan
Besaran dampak
Kegiatan mobilisasi peralatan selain berdampak pada kualitas udara juga
berdampak pada peningkatan kebisingan. Kebisingan diakibatkan karena deru
alat-alat berat dan lalu lalang antara lain : dumptruck untuk mengangkut
material bangunan yang antara lain berupa pasir, semen, kerikil, batu dan besi
beton yang dibutuhkan dalam jumlah banyak ke proyek dan pengangkutan
material ikut menyumbang terjadinya peningkatan kebisingan di sekitar lokasi.
Dari uraian di atas diperkirakan kualitas lingkungan akan mengalami
perubahan dimana pada saat belum ada kegiatan proyek (rona awal) kondisi
lingkungan berada pada skala 5 (sangat baik) (hasil pengukuran rata-rata
kebisingan di daerah sekitar proyek adalah 51 dBA) dan setelah ada kegiatan
diprakirakan skalanya menurun menjadi skala 3 (sedang).

STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V-8

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

Tingkat kepentingan dampak


a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Peningkatan kebisingan pada kegiatan tersebut di atas akan menganggu
organ pendengaran baik terhadap para pekerja proyek maupun masyarakat
sekitarnya. sehingga penentuan kepentingan dampak dikatakan penting
(P).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak diperkirakan hanya disekitar areal
kegiatan dan berlangsung hanya pada siang hari selama kegiatan proyek
karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan tidak
penting (TP).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Peningkatan kebisingan ini hanya bersifat temporer/sementara saja selama
kegiatan konstriksi berlangsung. Dengan demikian intensitas dampak
dianggap tidak penting (TP).
d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Peningkatan kebisisngan selain berdampak terhadap manusia juga juga
berdampak pada komponen lainnya terutama habitat fauna yang ada di
sekitarnya ikut terganggu juga oleh suara bising yang ditimbulkan dari
kegiatan tersebut. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak.
Peningkatan kebisisngan ini tidak bersifat kumulatif dan hanya bersifat
temporer saja sehingga dianggap dapat dikatagorikan tidak penting (TP).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak kebisingan ini terhadap manusia dan fauna di sekitar kegiatan
proyek ini bersifat dapat berbalik sehingga dampaknya dinilai tidak
penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 4 dengan persentase kepentingan dampak adalah 50 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 3.

3. Pembukaan lahan/pembersihan lahan


Penurunan Kualitas Udara
Besaran dampak
Kegiatan pembukaan lahan/pembersihan lahan pada tahap konstruksi akan
sangat berdampak langsung pada kualitas udara (debu, NO x dan SOx)
Kegiatan-kegiatan tersebut akan menambah kadar debu, NO x dan SOx dalam
udara, sebagai dampak langsung dan seterusnya akan menimbulkan beberapa
penyakit. Dampak lain yang akan terjadi adalah meningkatnya kepadatan
lalulintas bolak balik dari lokasi proyek dan sekitarnya. Selain dari kendaraan
penduduk juga akan berdampak pada jenis - jenis alat-alat berat yang
digunakan antara lain dumptruck, bulldozer, shovel-back hoe, shovel looder
dan dredger. Penurunan kualitas udara akibat pembukaan lahan/pembersihan
lahan, dan ditambah dengan aktifitas kendaraan sehari-hari diduga akan
terjadi di sekitar proyek maupun jalur transportasi menuju ke lokasi proyek.
Pencemaran berasal dari sistem pembakaran kendaraan bermotor seperti
debu, NOx, SOx, sedangkan bahan pencemar yang bukan berasal dari sistem
pembakaran kendaraan bermotor adalah terangkatnya debu jalan akibat lalu
lalang kendaraan. Dampak terhadap kualitas udara tersebut bersumber dari
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V-9

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

emisi gas buang kendaraan operasional dan alat-alat berat yang digunakan.
Disamping itu aktifitas tersebut akan meningkatkan konsentrasi debu di udara
bebas terutama pada saat musim kemarau
Dari uraian diatas diperkirakan kualitas lingkungan akan mengalami perubahan
dimana pada saat belum ada kegiatan proyek (rona awal) kondisi lingkungan
berada pada skala 5 (sangat baik) (hasil observasi yang jauh dibawah baku
mutu kualitas udara ambien) dan dengan adanya kegiatan tersebut berubah
menjadi skala 2 (jelek).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Emisi gas buang yang dihasilkan dari alat berat dan kendaraan operasional
serta debu terutama dari jalan tidak beraspal yang dilaluinya berbahaya
bagi kesehatan terutama bagi penduduk yang bermukim di kanan kiri jalan,
sehingga penentuan kepentingan dampak dikatakan penting (P).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak terdapat di kanan kiri jalan utama dengan
jarak kurang lebih 2 km sehingga tidak berpengaruh penting. Oleh
karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan tidak
penting (TP).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Kegiatan mobilisasi peralatan berat dan material bangunan dll ini
berlangsung pada tahap konstruksi, dengan waktu kegiatan pelaksanaan
kurang lebih 12 bulan. Sehingga nilai kepentingannya masuk ke dalam
penting (P).
d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Penurunan kualitas udara akibat mobilisasi peralatan berat dll ini juga
berdampak terhadap habitat flora dan fauna yang ada di wilayah studi
terutama konsentrasi debu dan gas emisi. Dampak terhadap flora yaitu
tidak dapat berfotosintesa dengan baik, bagi fauna akan terkena penyakit
gangguan pernapasan. Oleh karenan penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak.
Dampak dari emisi gas buang yang keluar dari knalpot kendaraan berat
serta debu yang dihasilkan mempunyai sifat kumulatif terhadap makhluk
hidup (terutama unsur Pb, CO, N0 2 dan debu). Dengan demikian dampak
yang terjadi dikategorikan penting (P).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kualitas udara (debu dan emisi gas buang) ini dapat berbalik setelah selesai
kegiatan mobilisasi dll, sehingga dampaknya dinilai tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 dengan persentase kepentingan dampak adalah 75 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 4.
Peningkatan Kebisingan
Besaran dampak
Kegiatan pembukaan lahan/pembersihan lahan tersebut selain berdampak
pada kualitas udara juga berdampak pada peningkatan kebisingan. Kebisingan
diakibatkan karena deru alat-alat berat dan lalu lalang antara lain : dumptruck
untuk mengangkut material bangunan yang antara lain berupa pasir, semen,
kerikil, batu dan besi beton yang dibutuhkan dalam jumlah banyak ke proyek
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 10

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

dan pengangkutan material ikut menyumbang terjadinya peningkatan


kebisingan di sekitar lokasi.
Dari uraian diatas diperkirakan kualitas lingkungan akan mengalami perubahan
dimana pada saat belum ada kegiatan proyek (rona awal) kondisi lingkungan
berada pada skala 5 (sangat baik) (hasil pengukuran rata-rata kebisingan di
daerah sekitar proyek adalah 51 dBA) dan setelah ada kegiatan diprakirakan
skalanya menurun menjadi skala 3 (sedang).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Peningkatan kebisingan pada kegiatan tersebut di atas akan menganggu
organ pendengaran baik terhadap para pekerja proyek maupun masyarakat
sekitarnya. sehingga penentuan kepentingan dampak dikatakan penting
(P).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak diperkirakan hanya disekitar areal
kegiatan dan berlangsung hanya pada siang hari selama kegiatan proyek
karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan tidak
penting (TP).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Peningkatan kebisingan ini hanya bersifat temporer/sementara saja selama
kegiatan konstriksi berlangsung. Dengan demikian intensitas dampak
dianggap tidak penting (TP).
d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Peningkatan kebisisngan selain berdampak terhadap manusia juga juga
berdampak pada komponen lainnya terutama habitat fauna yang ada di
sekitarnya ikut terganggu juga oleh suara bising yang ditimbulkan dari
kegiatan tersebut. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak.
Peningkatan kebisisngan ini tidak bersifat kumulatif dan hanya bersifat
temporer saja sehingga dianggap dapat dikatagorikan tidak penting (TP).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak kebisingan ini terhadap manusia dan fauna di sekitar kegiatan
proyek ini bersifat dapat berbalik sehingga dampaknya dinilai tidak
penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 4 dengan persentase kepentingan dampak adalah 50 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 3.
Penurunan Debit Air Permukaan
Besaran dampak
Kegiatan pembukaan lahan/pembersihan lahan akan menimbulkan dampak
pada aspek Hidrologi. Kondisi lingkungan pada rona awal (sebelum ada
kegiatan) berada pada skala 2 (jelek). Setelah ada kegiatan tersebut di atas
diprakirakan terjadi sedikit penurunan debit air, sehingga menjadi skala 2
(jelek). Penurunan ini disebabkan karena penggunaan air yang dalam jumlah
besar sehingga akan mengalami penurunan debit air permukaan.
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 11

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

b.

c.

d.

e.
f.

Pada kegiatan pembukaan lahan/pembersihan lahan diprakirakan bentang


alam berubah dan vegetasi menurun sehingga mempengaruhi infiltrasi air
hujan ke dalam tanah. Oleh karena itu penentuan kepentingan dampak
terhadap jumlah manusia dikatakan penting (P).
Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli,
maka akan terjadi perubahan debit air permukaan yang berada di sekitar
kegiatan. Oleh karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan
penting (P).
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Kegiatan pembukaan lahan/jalan sampai konstruksi akan dilakukan selama
kurang lebih 12 bulan,
maka nilai kepentingannya masuk ke dalam
kategori penting (P).
Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Penurunan kuantitas air sungai akibat kegiatan pembukaan lahan/jalan dll
diprakirakan berdampak terhadap kehidupan flora dan fauna di sekitar
areal kegiatan proyek. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
Sifat kumulatif dampak.
Karena kuantitas air permukaan tidak bersifat kumulatif maka penentuan
nilai kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak penting (TP).
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kuantitas air sungai dapat berbalik setelah selesai kegiatan pembukaan
lahan/jalan sampai konstruksi berakhir sehingga dampaknya dinilai tidak
penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 persentase kepentingan dampak adalah 87,5 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 5.

Penurunan Debit Air Tanah


Besaran dampak
Kegiatan pembukaan lahan/pembersihan lahan akan menimbulkan dampak
pada aspek Hidrologi. Kondisi lingkungan pada rona awal (sebelum ada
kegiatan) berada pada skala 3 (sedang). Setelah ada kegiatan tersebut di
atas diprakirakan tidak terjadi penurunan kualitas air tanah dan skala tetap
menjadi skala 3 (sedang).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Pada kegiatan pembukaan lahan/pembersihan lahan diprakirakan bentang
alam berubah dan vegetasi menurun sehingga mempengaruhi infiltrasi air
hujan ke dalam tanah. Oleh karena itu penentuan kepentingan dampak
terhadap jumlah manusia dikatakan penting (P).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli,
maka akan terjadi perubahan debit air tanah yang berada di sekitar
kegiatan. Oleh karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan
penting (P).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Kegiatan pembukaan lahan/jalan sampai konstruksi akan dilakukan selama
kurang lebih 12 bulan,
maka nilai kepentingannya masuk ke dalam
kategori penting (P).
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 12

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.


Penurunan kuantitas air sungai akibat kegiatan pembukaan lahan/jalan dll
diprakirakan berdampak terhadap kehidupan flora dan fauna di sekitar
areal kegiatan proyek. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak.
Karena kuantitas air permukaan tidak bersifat kumulatif maka penentuan
nilai kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak penting (TP).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kuantitas air sungai dapat berbalik setelah selesai kegiatan pembukaan
lahan/jalan sampai konstruksi berakhir sehingga dampaknya dinilai tidak
penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 persentase kepentingan dampak adalah 87,5 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 5.

Perubahan Bentuk Lahan, Tataguna Lahan


Besaran dampak
Kegiatan pembukaan lahan/pembersihan lahan tersebut di atas akan
menimbulkan dampak pada aspek Morfologi tanah. Kuantitas lingkungan pada
rona awal (sebelum ada kegiatan) berada pada skala 4 (baik). Setelah ada
kegiatan tersebut di atas diprakirakan terjadi perubahan menjadi skala 3
(sedang). Penurunan ini disebabkan karena adanya penggunaan lahan dalam
skala besar untuk pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu.
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Pada kegiatan pembukaan lahan/pembersihan lahan diprakirakan bentang
alam, tataguna lahan berubah dan vegetasi menurun sehingga
mempengaruhi infiltrasi air hujan ke dalam tanah. Oleh karena itu
penentuan kepentingan dampak terhadap jumlah manusia dikatakan
penting (P).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli
yaitu seluas Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu. Oleh karenanya
dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan penting (P).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Kegiatan pembukaan lahan/jalan sampai konstruksi akan dilakukan selama
kurang lebih 12 bulan,
maka nilai kepentingannya masuk ke dalam
kategori penting (P).
d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Pembukaan lahan diprakirakan berdampak terhadap kehidupan flora, fauna,
hidrologi di sekitar areal kegiatan. Oleh karena itu penentuan nilai
kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak penting (TP).
e. Sifat kumulatif dampak.
Pembukaan lahan akan berdampak pada perubahan flora, fauna, hidrologi,
dan tidak bersifat kumulatif maka penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori tidak penting (TP).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 13

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

Pembukaan lahan berdampak pada morfologi lahan dan tidak dapat


berbalik setelah selesai kegiatan, sehingga dampaknya dinilai penting (P).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 persentase kepentingan dampak adalah 75 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 4.
4. Pematangan lahan
Penurunan Kualitas Udara
Besaran dampak
Pematangan lahan pada tahap konstruksi akan sangat berdampak langsung
pada kualitas udara (debu, NO x dan SOx) Kegiatan-kegiatan tersebut akan
menambah kadar debu, NOx dan SOx dalam udara, sebagai dampak langsung
dan seterusnya akan menimbulkan beberapa penyakit. Pencemaran berasal
dari sistem pembakaran kendaraan bermotor seperti debu, NO x, SOx,
sedangkan bahan pencemar yang bukan berasal dari sistem pembakaran
kendaraan bermotor adalah terangkatnya debu jalan akibat lalu lalang
kendaraan. Dampak terhadap kualitas udara tersebut bersumber dari emisi
gas buang kendaraan operasional dan alat-alat berat yang digunakan.
Disamping itu aktifitas tersebut akan meningkatkan konsentrasi debu di udara
bebas terutama pada saat musim kemarau
Dari uraian diatas diperkirakan kualitas lingkungan akan mengalami perubahan
dimana pada saat belum ada kegiatan proyek (rona awal) kondisi lingkungan
berada pada skala 5 (sangat baik) (hasil observasi yang jauh dibawah baku
mutu kualitas udara ambien) dan dengan adanya kegiatan tersebut berubah
menjadi skala 2 (jelek).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Emisi gas buang yang dihasilkan dari alat berat dan kendaraan operasional
serta debu terutama dari jalan tidak beraspal yang dilaluinya berbahaya
bagi kesehatan terutama bagi penduduk yang bermukim di kanan kiri jalan,
sehingga penentuan kepentingan dampak dikatakan penting (P).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak terdapat di kanan kiri jalan utama dengan
jarak kurang lebih 2 km sehingga tidak berpengaruh penting. Oleh
karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan tidak
penting (TP).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Kegiatan mobilisasi peralatan berat dan material bangunan dll ini
berlangsung pada tahap konstruksi, dengan waktu kegiatan pelaksanaan
kurang lebih 12 bulan. Sehingga nilai kepentingannya masuk ke dalam
penting (P).
d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Penurunan kualitas udara akibat mobilisasi peralatan berat dll ini juga
berdampak terhadap habitat flora dan fauna yang ada di wilayah studi
terutama konsentrasi debu dan gas emisi. Dampak terhadap flora yaitu
tidak dapat berfotosintesa dengan baik, bagi fauna akan terkena penyakit
gangguan pernapasan. Oleh karenan penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak.

STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 14

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

Dampak dari emisi gas buang yang keluar dari knalpot kendaraan berat
serta debu yang dihasilkan mempunyai sifat kumulatif terhadap makhluk
hidup (terutama unsur Pb, CO, N0 2 dan debu). Dengan demikian dampak
yang terjadi dikategorikan penting (P).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kualitas udara (debu dan emisi gas buang) ini dapat berbalik setelah selesai
kegiatan mobilisasi dll, sehingga dampaknya dinilai tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 dengan persentase kepentingan dampak adalah 75 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 4.
Peningkatan Kebisingan
Besaran dampak
Kegiatan pematangan lahan tersebut selain berdampak pada kualitas udara
juga berdampak pada peningkatan kebisingan. Kebisingan diakibatkan karena
deru alat-alat berat dan lalu lalang antara lain : dumptruck untuk mengangkut
material bangunan yang antara lain berupa pasir, semen, kerikil, batu dan besi
beton yang dibutuhkan dalam jumlah banyak ke proyek dan pengangkutan
material akan ikut menyumbang terjadinya peningkatan kebisingan di sekitar
lokasi.
Dari uraian diatas diperkirakan kualitas lingkungan akan mengalami perubahan
dimana pada saat belum ada kegiatan proyek (rona awal) kondisi lingkungan
berada pada skala 5 (sangat baik) (hasil pengukuran rata-rata kebisingan di
daerah sekitar proyek adalah 51 dBA) dan setelah ada kegiatan diprakirakan
skalanya menurun menjadi skala 3 (sedang).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Peningkatan kebisingan pada kegiatan pematangan lahan di atas akan
menganggu organ pendengaran baik terhadap para pekerja proyek maupun
masyarakat sekitarnya. sehingga penentuan kepentingan dampak
dikatakan penting (P).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak diperkirakan hanya disekitar areal
kegiatan dan berlangsung hanya pada siang hari selama kegiatan proyek
karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan tidak
penting (TP).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Peningkatan kebisingan ini hanya bersifat temporer/sementara saja selama
kegiatan konstriksi berlangsung. Dengan demikian intensitas dampak
dianggap tidak penting (TP).
d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Peningkatan kebisisngan selain berdampak terhadap manusia juga juga
berdampak pada komponen lainnya terutama habitat fauna yang ada di
sekitarnya ikut terganggu juga oleh suara bising yang ditimbulkan dari
kegiatan tersebut. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak.
Peningkatan kebisisngan ini tidak bersifat kumulatif dan hanya bersifat
temporer saja sehingga dianggap dapat dikatagorikan tidak penting (TP).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 15

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

Dampak kebisingan ini terhadap manusia dan fauna di sekitar kegiatan


proyek ini bersifat dapat berbalik sehingga dampaknya dinilai tidak
penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 4 dengan persentase kepentingan dampak adalah 50 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 3.
Penurunan Debit Air Permukaan
Besaran dampak
Kegiatan pematangan lahan akan menimbulkan dampak pada aspek Hidrologi.
Kondisi lingkungan pada rona awal (sebelum ada kegiatan) berada pada skala
3 (sedang). Setelah ada kegiatan tersebut di atas diprakirakan terjadi
penurunan debit air menjadi skala 2 (jelek). Penurunan ini disebabkan karena
penggunaan air yang dalam jumlah besar sehingga akan mengalami
penurunan debit mata air.
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Pada kegiatan pembukaan pematangan lahan diprakirakan akan
mempengaruhi jumlah manusia yang berada di daerah tersebut. Oleh
karena itu penentuan kepentingan dampak terhadap jumlah manusia
dikatakan penting (P).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli,i
maka akan terjadi perubahan bentuk lahan yang berada di sekitar kegiatan.
Oleh karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan penting
(P).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Kegiatan pematangan lahan sampai kegiatan konstruksi akan dilakukan
selama kurang lebih 12 bulan, maka nilai kepentingannya masuk ke dalam
kategori penting (P).
d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Kegiatan pematangan lahan akan berakibat pada kegiatan tersebut dll
diprakirakan berdampak terhadap kehidupan flora dan fauna di sekitar
areal kegiatan proyek. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak.
Karena kuantitas air sungai tidak bersifat kumulatif maka penentuan nilai
kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak penting (TP).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kuantitas air sungai dapat berbalik setelah selesai kegiatan pembukaan
lahan/jalan sampai konstruksi berakhir sehingga dampaknya dinilai tidak
penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 persentase kepentingan dampak adalah 87,5 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 5.
Penurunan Debit Air Tanah
Besaran dampak

STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 16

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

Kegiatan pematangan lahan akan menimbulkan dampak pada aspek Hidrologi.


Kondisi lingkungan pada rona awal (sebelum ada kegiatan) berada pada skala
3 (sedang). Setelah ada kegiatan tersebut di atas diprakirakan tidak terjadi
penurunan kuantitas air tanah dan skala tetap menjadi skala 3 (sedang).
Tingkat kepentingan dampak
a.

b.

c.

d.

e.
f.

Jumlah manusia yang terkena dampak.


Pada kegiatan pematangan lahan akan mempengaruhi penurunan debit air
tanah diprakirakan akan mempengaruhi jumlah manusia yang berada di
sekitar daerah tersebut. Oleh karena itu penentuan kepentingan dampak
terhadap jumlah manusia dikatakan penting (P).
Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli,i
maka akan terjadi perubahan bentuk lahan yang berada di sekitar kegiatan.
Oleh karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan penting
(P).
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Kegiatan pematangan lahan mempengaruhi terhadap debit air tanah
sampai kegiatan konstruksi akan dilakukan selama kurang lebih 12 bulan,
maka nilai kepentingannya masuk ke dalam kategori penting (P).
Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Kegiatan pematangan lahan berdampak pada debit air tanah yang akan
berakibat pada kehidupan makhluk hidup di sekitar areal kegiatan proyek.
Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya termasuk ke dalam
kategori penting (P).
Sifat kumulatif dampak.
Karena penurunan debit air tidak bersifat kumulatif maka penentuan nilai
kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak penting (TP).
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Penurunan debit air dapat berbalik setelah selesai kegiatan pematangan
lahan/jalan sampai konstruksi berakhir sehingga dampaknya dinilai tidak
penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 persentase kepentingan dampak adalah 87,5 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 5.

Perubahan Bentuk Lahan, Tataguna Lahan


Besaran dampak
Kegiatan pematangan lahan tersebut di atas akan menimbulkan dampak pada
aspek Morfologi tanah dan tataguna lahan. Kuantitas lingkungan pada rona
awal (sebelum ada kegiatan) berada pada skala 4 (baik). Setelah ada
kegiatan tersebut di atas diprakirakan terjadi perubahan menjadi skala 3
(sedang). Penurunan ini disebabkan karena adanya penggunaan lahan dalam
skala besar untuk pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu.
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Pada kegiatan pematangan lahan/jalan dll diprakirakan bentang alam
berubah dan vegetasi menurun sehingga mempengaruhi infiltrasi air hujan
ke dalam tanah. Oleh karena itu penentuan kepentingan dampak terhadap
jumlah manusia dikatakan penting (P).
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 17

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

b. Luas wilayah persebaran dampak.


Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli
yaitu seluas Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu. Oleh karenanya
dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan penting (P).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Kegiatan pematangan lahan/jalan sampai konstruksi akan dilakukan selama
kurang lebih 12 bulan,
maka nilai kepentingannya masuk ke dalam
kategori penting (P).
d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Pematangan lahan diprakirakan berdampak terhadap kehidupan flora,
fauna, hidrologi di sekitar areal kegiatan. Oleh karena itu penentuan nilai
kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak penting (TP).
e. Sifat kumulatif dampak.
Pematangan lahan akan berdampak pada perubahan flora, fauna, hidrologi,
dan tidak bersifat kumulatif maka penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori tidak penting (TP).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Pematangan lahan berdampak pada morfologi lahan dan tidak dapat
berbalik setelah selesai kegiatan, sehingga dampaknya dinilai penting (P).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 persentase kepentingan dampak adalah 75 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 4.
5. Pembangunan sarana dan prasarana
Penurunan Kualitas Udara
Besaran dampak
Pembangunan sarana prasarana pada tahap konstruksi akan sangat
berdampak langsung pada kualitas udara (debu, NO x dan SOx) Kegiatankegiatan tersebut akan menambah kadar debu, NO x dan SOx dalam udara,
sebagai dampak langsung dan seterusnya akan menimbulkan beberapa
penyakit. Dampak lain yang akan terjadi adalah meningkatnya kepadatan
lalulintas bolak balik dari lokasi proyek dan sekitarnya. Selain dari kendaraan
penduduk juga akan berdampak pada jenis - jenis alat-alat berat yang
digunakan antara lain dumptruck, bulldozer, shovel-back hoe, shovel looder
dan dredger. Penurunan kualitas udara akibat pembangunan sarana
prasarana, dan ditambah dengan aktifitas kendaraan sehari-hari diduga akan
terjadi di sekitar proyek maupun jalur transportasi menuju ke lokasi proyek.
Pencemaran berasal dari sistem pembakaran kendaraan bermotor seperti
debu, NOx, SOx, sedangkan bahan pencemar yang bukan berasal dari sistem
pembakaran kendaraan bermotor adalah terangkatnya debu jalan akibat lalu
lalang kendaraan. Dampak terhadap kualitas udara tersebut bersumber dari
emisi gas buang kendaraan operasional dan alat-alat berat yang digunakan.
Disamping itu aktifitas tersebut akan meningkatkan konsentrasi debu di udara
bebas terutama pada saat musim kemarau
Dari uraian diatas diperkirakan kualitas lingkungan akan mengalami perubahan
dimana pada saat belum ada kegiatan proyek (rona awal) kondisi lingkungan
berada pada skala 5 (sangat baik) (hasil observasi yang jauh dibawah baku
mutu kualitas udara ambien) dan dengan adanya kegiatan tersebut berubah
menjadi skala 2 (jelek).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 18

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

b.

c.

d.

e.

f.

Emisi gas buang yang dihasilkan dari alat berat dan kendaraan operasional
serta debu terutama dari jalan tidak beraspal yang dilaluinya berbahaya
bagi kesehatan terutama bagi penduduk yang bermukim di kanan kiri jalan,
sehingga penentuan kepentingan dampak dikatakan penting (P).
Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak terdapat di kanan kiri jalan utama dengan
jarak kurang lebih 2 km sehingga tidak berpengaruh penting. Oleh
karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan tidak
penting (TP).
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Kegiatan mobilisasi peralatan berat dan material bangunan dll ini
berlangsung pada tahap konstruksi, dengan waktu kegiatan pelaksanaan
kurang lebih 12 bulan. Sehingga nilai kepentingannya masuk ke dalam
penting (P).
Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Penurunan kualitas udara akibat mobilisasi peralatan berat dll ini juga
berdampak terhadap habitat flora dan fauna yang ada di wilayah studi
terutama konsentrasi debu dan gas emisi. Dampak terhadap flora yaitu
tidak dapat berfotosintesa dengan baik, bagi fauna akan terkena penyakit
gangguan pernapasan. Oleh karenan penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
Sifat kumulatif dampak.
Dampak dari emisi gas buang yang keluar dari knalpot kendaraan berat
serta debu yang dihasilkan mempunyai sifat kumulatif terhadap makhluk
hidup (terutama unsur Pb, CO, N0 2 dan debu). Dengan demikian dampak
yang terjadi dikategorikan penting (P).
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kualitas udara (debu dan emisi gas buang) ini dapat berbalik setelah selesai
kegiatan mobilisasi dll, sehingga dampaknya dinilai tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 dengan persentase kepentingan dampak adalah 75 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 4.

Peningkatan Kebisingan
Besaran dampak
Kegiatan Pembangunan sarana dan prasarana tersebut selain berdampak pada
kualitas udara juga berdampak pada peningkatan kebisingan. Kebisingan
diakibatkan karena deru alat-alat berat dan lalu lalang antara lain : dumptruck
untuk mengangkut material bangunan yang antara lain berupa pasir, semen,
kerikil, batu dan besi beton yang dibutuhkan dalam jumlah banyak ke proyek
dan pengangkutan material akan ikut menyumbang terjadinya peningkatan
kebisingan di sekitar lokasi.
Dari uraian diatas diperkirakan kualitas lingkungan akan mengalami perubahan
dimana pada saat belum ada kegiatan proyek (rona awal) kondisi lingkungan
berada pada skala 5 (sangat baik) (hasil pengukuran rata-rata kebisingan di
daerah sekitar proyek adalah 51 dBA) dan setelah ada kegiatan diprakirakan
skalanya menurun menjadi skala 3 (sedang).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.

STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 19

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

b.

c.

d.

e.
f.

Peningkatan kebisingan pada kegiatan pembangunan sarana prasarana


akan menganggu organ pendengaran baik terhadap para pekerja proyek
maupun masyarakat sekitarnya. sehingga penentuan kepentingan dampak
dikatakan penting (P).
Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak diperkirakan hanya disekitar areal
kegiatan dan berlangsung hanya pada siang hari selama kegiatan proyek
karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan tidak
penting (TP).
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Peningkatan kebisingan ini hanya bersifat temporer/sementara saja selama
kegiatan konstriksi berlangsung. Dengan demikian intensitas dampak
dianggap tidak penting (TP).
Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Peningkatan kebisisngan selain berdampak terhadap manusia juga juga
berdampak pada komponen lainnya terutama habitat fauna yang ada di
sekitarnya ikut terganggu juga oleh suara bising yang ditimbulkan dari
kegiatan tersebut. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
Sifat kumulatif dampak.
Peningkatan kebisisngan ini tidak bersifat kumulatif dan hanya bersifat
temporer saja sehingga dianggap dapat dikatagorikan tidak penting (TP).
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak kebisingan ini terhadap manusia dan fauna di sekitar kegiatan
proyek ini bersifat dapat berbalik sehingga dampaknya dinilai tidak
penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 4 dengan persentase kepentingan dampak adalah 50 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 3.

Penurunan Debit Air Permukaan


Besaran dampak
Kegiatan pematangan lahan akan menimbulkan dampak
pada aspek
kebisingan. Kondisi lingkungan pada rona awal (sebelum ada kegiatan) berada
pada skala 2 (jelek). Setelah ada kegiatan tersebut di atas diprakirakan tetap
menjadi skala 2 (jelek).
Tingkat kepentingan dampak
a.

Jumlah manusia yang terkena dampak.


Pada kegiatan pematangan lahan akan mempengaruhi tingkat kebisingan
diprakirakan akan mempengaruhi jumlah manusia yang berada di sekitar
daerah tersebut. Oleh karena itu penentuan kepentingan dampak terhadap
jumlah manusia dikatakan tidak penting (TP).
b.
Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli,i
maka tidak akan terjadi perubahan bentuk lahan yang dipengeruhi oleh
tingkat kebisingan yang berada di sekitar kegiatan. Oleh karenanya dalam
penentuan nilai kepentingan dikategorikan tidak penting (TP).
c.
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Kegiatan pematangan lahan mempengaruhi terhadap kebisingan sampai
kegiatan konstruksi selesai yang dilakukan selama kurang lebih 12 bulan,
maka nilai kepentingannya masuk ke dalam kategori penting (P).
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 20

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

d.

Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.


Kegiatan pematangan lahan berdampak pada kebisingan yang akan
berakibat pada kehidupan makhluk hidup di sekitar areal kegiatan proyek.
Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya termasuk ke dalam
kategori penting (P).
e.
Sifat kumulatif dampak.
Karena penurunan debit air permukaan tidak bersifat kumulatif maka
penentuan nilai kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak
penting (TP).
f.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Peningkatan kebisingan dapat berbalik setelah selesai kegiatan
pematangan lahan/jalan sampai konstruksi berakhir sehingga dampaknya
dinilai tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 2 persentase kepentingan dampak adalah 33,33 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 2.
Penurunan Debit Air Tanah
Besaran dampak
Kegiatan pematangan lahan tidak menimbulkan dampak pada aspek
kebisingan. Kondisi lingkungan pada rona awal (sebelum ada kegiatan) berada
pada skala 3 (sedang). Setelah ada kegiatan tersebut di atas diprakirakan
tidak akan terjadi perubahan menjadi skala 3 (sedang).
Tingkat kepentingan dampak
a.

b.

c.

d.

e.
f.

Jumlah manusia yang terkena dampak.


Pada kegiatan pematangan lahan akan mempengaruhi penurunan debit air
tanah diprakirakan akan mempengaruhi jumlah manusia yang berada di
sekitar daerah tersebut. Oleh karena itu penentuan kepentingan dampak
terhadap jumlah manusia dikatakan penting (P).
Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli,i
maka akan terjadi perubahan bentuk lahan yang berada di sekitar kegiatan.
Oleh karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan penting
(P).
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Kegiatan pematangan lahan mempengaruhi terhadap debit air tanah
sampai kegiatan konstruksi akan dilakukan selama kurang lebih 12 bulan,
maka nilai kepentingannya masuk ke dalam kategori penting (P).
Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Kegiatan pematangan lahan berdampak pada debit air tanah yang akan
berakibat pada kehidupan makhluk hidup di sekitar areal kegiatan proyek.
Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya termasuk ke dalam
kategori penting (P).
Sifat kumulatif dampak.
Karena penurunan debit air tidak bersifat kumulatif maka penentuan nilai
kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak penting (TP).
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Penurunan debit air dapat berbalik setelah selesai kegiatan pematangan
lahan/jalan sampai konstruksi berakhir sehingga dampaknya dinilai tidak
penting (TP).

STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 21

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P


sebanyak 6 persentase kepentingan dampak adalah 87,5 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 5.
Perubahan Bentuk Lahan, Tataguna Lahan
Besaran dampak
Kegiatan Pembangunan sarana prasarana tersebut di atas akan menimbulkan
dampak pada aspek Morfologi tanah dan tataguna lahan. Kuantitas lingkungan
pada rona awal (sebelum ada kegiatan) berada pada skala 4 (baik). Setelah
ada kegiatan tersebut di atas diprakirakan terjadi perubahan menjadi skala 3
(sedang). Penurunan ini disebabkan karena adanya penggunaan lahan dalam
skala besar untuk pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu.
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Pada kegiatan pembangunan sarana prasarana diprakirakan bentang alam
berubah dan vegetasi menurun sehingga mempengaruhi infiltrasi air hujan
ke dalam tanah. Oleh karena itu penentuan kepentingan dampak terhadap
jumlah manusia dikatakan penting (P).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli
yaitu seluas Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu. Oleh karenanya
dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan penting (P).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Kegiatan pembangunan sarana prasarana akan dilakukan selama kurang
lebih 12 bulan, maka nilai kepentingannya masuk ke dalam kategori
penting (P).
d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Pembangunan sarana prasarana diprakirakan berdampak terhadap
kehidupan flora, fauna, hidrologi di sekitar areal kegiatan. Oleh karena itu
penentuan nilai kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak
penting (TP).
e. Sifat kumulatif dampak.
Pembangunan sarana prasarana akan berdampak pada perubahan flora,
fauna, hidrologi, dan tidak bersifat kumulatif maka penentuan nilai
kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak penting (TP).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Pembangunan sarana prasarana akan berdampak pada morfologi lahan dan
tidak dapat berbalik setelah selesai kegiatan, sehingga dampaknya dinilai
penting (P).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 persentase kepentingan dampak adalah 75 % dan nilai
kepentingannya adalah skala
4.
6. Penyediaan air bersih
Penurunan Kualitas Udara
Besaran dampak
Penyediaan air bersih pada tahap konstruksi akan sangat berdampak langsung
pada kualitas udara (debu, NO x dan SOx) Kegiatan-kegiatan tersebut akan
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 22

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

menambah kadar debu, NOx dan SOx dalam udara, sebagai dampak langsung
dan seterusnya akan menimbulkan beberapa penyakit. Pencemaran berasal
dari sistem pembakaran kendaraan bermotor seperti debu, NO x, SOx,
sedangkan bahan pencemar yang bukan berasal dari sistem pembakaran
kendaraan bermotor adalah terangkatnya debu jalan akibat lalu lalang
kendaraan. Dampak terhadap kualitas udara tersebut bersumber dari emisi
gas buang kendaraan operasional dan alat-alat berat yang digunakan.
Disamping itu aktifitas tersebut akan meningkatkan konsentrasi debu di udara
bebas terutama pada saat musim kemarau
Dari uraian diatas diperkirakan kualitas lingkungan akan mengalami perubahan
dimana pada saat belum ada kegiatan proyek (rona awal) kondisi lingkungan
berada pada skala 5 (sangat baik) (hasil observasi yang jauh dibawah baku
mutu kualitas udara ambien) dan dengan adanya kegiatan tersebut berubah
menjadi skala 2 (jelek).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Emisi gas buang yang dihasilkan dari alat berat dan kendaraan operasional
serta debu terutama dari jalan tidak beraspal yang dilaluinya berbahaya
bagi kesehatan terutama bagi penduduk yang bermukim di kanan kiri jalan,
sehingga penentuan kepentingan dampak dikatakan penting (P).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak terdapat di kanan kiri jalan utama dengan
jarak kurang lebih 2 km sehingga tidak berpengaruh penting. Oleh
karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan tidak
penting (TP).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Kegiatan mobilisasi peralatan berat dan material bangunan dll ini
berlangsung pada tahap konstruksi, dengan waktu kegiatan pelaksanaan
kurang lebih 12 bulan. Sehingga nilai kepentingannya masuk ke dalam
penting (P).
d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Penurunan kualitas udara akibat mobilisasi peralatan berat dll ini juga
berdampak terhadap habitat flora dan fauna yang ada di wilayah studi
terutama konsentrasi debu dan gas emisi. Dampak terhadap flora yaitu
tidak dapat berfotosintesa dengan baik, bagi fauna akan terkena penyakit
gangguan pernapasan. Oleh karenan penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak.
Dampak dari emisi gas buang yang keluar dari knalpot kendaraan berat
serta debu yang dihasilkan mempunyai sifat kumulatif terhadap makhluk
hidup (terutama unsur Pb, CO, N0 2 dan debu). Dengan demikian dampak
yang terjadi dikategorikan penting (P).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kualitas udara (debu dan emisi gas buang) ini dapat berbalik setelah selesai
kegiatan mobilisasi dll, sehingga dampaknya dinilai tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 dengan persentase kepentingan dampak adalah 75 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 4.
Peningkatan Kebisingan
Besaran dampak

STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 23

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

Kegiatan penyediaan air bersih selain berdampak pada kualitas udara juga
berdampak pada peningkatan kebisingan. Kebisingan diakibatkan karena deru
alat-alat berat dan lalu lalang antara lain : dumptruck untuk mengangkut
material bangunan yang antara lain berupa pasir, semen, kerikil, batu dan besi
beton yang dibutuhkan dalam jumlah banyak ke proyek dan pengangkutan
material akan ikut menyumbang terjadinya peningkatan kebisingan di sekitar
lokasi.
Dari uraian diatas diperkirakan kualitas lingkungan akan mengalami perubahan
dimana pada saat belum ada kegiatan proyek (rona awal) kondisi lingkungan
berada pada skala 5 (sangat baik) (hasil pengukuran rata-rata kebisingan di
daerah sekitar proyek adalah 51 dBA) dan setelah ada kegiatan diprakirakan
skalanya menurun menjadi skala 3 (sedang).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Peningkatan kebisingan pada kegiatan tersebut di atas akan menganggu
organ pendengaran baik terhadap para pekerja proyek maupun masyarakat
sekitarnya. sehingga penentuan kepentingan dampak dikatakan penting
(P).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak diperkirakan hanya disekitar areal
kegiatan dan berlangsung hanya pada siang hari selama kegiatan proyek
karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan tidak
penting (TP).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Peningkatan kebisingan ini hanya bersifat temporer/sementara saja selama
kegiatan konstriksi berlangsung. Dengan demikian intensitas dampak
dianggap tidak penting (TP).
d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Peningkatan kebisisngan selain berdampak terhadap manusia juga juga
berdampak pada komponen lainnya terutama habitat fauna yang ada di
sekitarnya ikut terganggu juga oleh suara bising yang ditimbulkan dari
kegiatan tersebut. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak.
Peningkatan kebisisngan ini tidak bersifat kumulatif dan hanya bersifat
temporer saja sehingga dianggap dapat dikatagorikan tidak penting (TP).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak kebisingan ini terhadap manusia dan fauna di sekitar kegiatan
proyek ini bersifat dapat berbalik sehingga dampaknya dinilai tidak
penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 4 dengan persentase kepentingan dampak adalah 50 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 3.
Penurunan Debit Air Permukaan
Besaran dampak
Kegiatan penyediaan air bersih akan menimbulkan dampak pada aspek
Hidrologi. Kondisi lingkungan pada rona awal (sebelum ada kegiatan) berada
pada skala 2 (jelek). Setelah ada kegiatan tersebut di atas diprakirakan
terjadi penurunan debit air menjadi skala 2 (jelek). Penurunan ini disebabkan
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 24

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

karena penggunaan air yang dalam jumlah besar sehingga akan mengalami
penurunan debit mata air.
Tingkat kepentingan dampak
a.

b.

c.

d.

e.

f.

Jumlah manusia yang terkena dampak.


Pada kegiatan penyediaan air bersih akan mempengaruhi penurunan debit
air permukaan diprakirakan akan mempengaruhi jumlah manusia yang
berada di sekitar daerah tersebut. Oleh karena itu penentuan kepentingan
dampak terhadap jumlah manusia dikatakan penting (P).
Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli,i
maka akan terjadi penurunan debit air permukaan yang disebabkan oleh
dibutuhkannya air bersih sehingga akan terjadi penyediaan air bersih dalam
jumlah banyak untuk yang berada di sekitar daerah kegiatan. Oleh
karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan penting (P).
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Kegiatan penyediaan air bersih mempengaruhi terhadap debit air
permukaan sampai kegiatan konstruksi akan dilakukan selama kurang lebih
12 bulan, maka nilai kepentingannya masuk ke dalam kategori penting
(P).
Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Kegiatan penyediaan air bersih berdampak pada penurunan debit air
permukaan yang akan berakibat pada kehidupan makhluk hidup di sekitar
areal kegiatan proyek. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
Sifat kumulatif dampak.
Karena penurunan debit air permukaan tidak bersifat kumulatif maka
penentuan nilai kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak
penting (TP).
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Penurunan debit air dapat berbalik setelah selesai kegiatan pematangan
lahan/jalan sampai konstruksi berakhir sehingga dampaknya dinilai tidak
penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 persentase kepentingan dampak adalah 87,5 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 5.

Penurunan Debit Air Tanah


Besaran dampak
Kegiatan penyediaan air bersih akan menimbulkan dampak pada aspek
Hidrologi. Kondisi lingkungan pada rona awal (sebelum ada kegiatan) berada
pada skala 3 (sedang). Setelah ada kegiatan tersebut di atas diprakirakan
tidak terjadi penurunan kualitas air tanah menjadi skala 3 (sedang).
Tingkat kepentingan dampak
a.

Jumlah manusia yang terkena dampak.


Pada kegiatan penyediaan air bersih akan mempengaruhi penurunan debit
air tanah diprakirakan akan mempengaruhi jumlah manusia yang berada di
sekitar daerah tersebut. Oleh karena itu penentuan kepentingan dampak
terhadap jumlah manusia dikatakan penting (P).
b.
Luas wilayah persebaran dampak.
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 25

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli,i


maka akan terjadi penurunan debit air tanah yang disebabkan oleh
dibutuhkannya air bersih sehingga akan terjadi penyediaan air bersih dalam
jumlah banyak untuk yang berada di sekitar daerah kegiatan. Oleh
karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan penting (P).
c.
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Kegiatan penyediaan air bersih mempengaruhi terhadap debit air tanah
sampai kegiatan konstruksi akan dilakukan selama kurang lebih 12 bulan,
maka nilai kepentingannya masuk ke dalam kategori penting (P).
d.
Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Kegiatan penyediaan air bersih berdampak pada penurunan debit air tanah
yang akan berakibat pada kehidupan makhluk hidup di sekitar areal
kegiatan proyek. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya termasuk
ke dalam kategori penting (P).
e.
Sifat kumulatif dampak.
Karena penurunan debit air tanah tidak bersifat kumulatif maka penentuan
nilai kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak penting (TP).
f.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Penurunan debit air tanah dapat berbalik setelah selesai kegiatan
pematangan lahan/jalan sampai konstruksi berakhir sehingga dampaknya
dinilai tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 persentase kepentingan dampak adalah 87,5 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 5.

7. Pembangunan dermaga
Penurunan Kualitas Udara
Besaran dampak
Pembangunan dermaga pada tahap konstruksi akan sangat berdampak
langsung pada kualitas udara (debu, NOx dan SOx) Kegiatan-kegiatan tersebut
akan menambah kadar debu, NOx dan SOx dalam udara, sebagai dampak
langsung dan seterusnya akan menimbulkan beberapa penyakit. Dampak lain
yang akan terjadi adalah meningkatnya kepadatan lalulintas bolak balik dari
lokasi proyek dan sekitarnya. Selain dari kendaraan penduduk juga akan dari
alat-alat berat yang akan digunakan antara lain dumptruck, bulldozer, shovelback hoe, shovel looder dan dredger. Pencemaran berasal dari sistem
pembakaran kendaraan bermotor seperti debu, NO x, SOx, sedangkan bahan
pencemar yang bukan berasal dari sistem pembakaran kendaraan bermotor
adalah terangkatnya debu jalan akibat lalu lalang kendaraan.
Dampak terhadap kualitas udara tersebut bersumber dari emisi gas buang
kendaraan operasional dan alat-alat berat yang digunakan. Disamping itu
aktifitas tersebut akan meningkatkan konsentrasi debu di udara bebas
terutama pada saat musim kemarau
Dari uraian diatas diperkirakan kualitas lingkungan akan mengalami perubahan
dimana pada saat belum ada kegiatan proyek (rona awal) kondisi lingkungan
berada pada skala 5 (sangat baik) (hasil observasi yang jauh dibawah baku
mutu kualitas udara ambien) dan dengan adanya kegiatan tersebut berubah
menjadi skala 2 (jelek).
Tingkat kepentingan dampak
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 26

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

a. Jumlah manusia yang terkena dampak.


Emisi gas buang yang dihasilkan dari alat berat dan kendaraan operasional
serta debu terutama dari jalan tidak beraspal yang dilaluinya berbahaya
bagi kesehatan terutama bagi penduduk yang bermukim di kanan kiri jalan,
sehingga penentuan kepentingan dampak dikatakan penting (P).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak terdapat di kanan kiri jalan utama dengan
jarak kurang lebih 2 km sehingga tidak berpengaruh penting. Oleh
karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan tidak
penting (TP).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Kegiatan mobilisasi peralatan berat dan material bangunan dll ini
berlangsung pada tahap konstruksi, dengan waktu kegiatan pelaksanaan
kurang lebih 12 bulan. Sehingga nilai kepentingannya masuk ke dalam
penting (P).
d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Penurunan kualitas udara akibat mobilisasi peralatan berat dll ini juga
berdampak terhadap habitat flora dan fauna yang ada di wilayah studi
terutama konsentrasi debu dan gas emisi. Dampak terhadap flora yaitu
tidak dapat berfotosintesa dengan baik, bagi fauna akan terkena penyakit
gangguan pernapasan. Oleh karenan penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak.
Dampak dari emisi gas buang yang keluar dari knalpot kendaraan berat
serta debu yang dihasilkan mempunyai sifat kumulatif terhadap makhluk
hidup (terutama unsur Pb, CO, N0 2 dan debu). Dengan demikian dampak
yang terjadi dikategorikan penting (P).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kualitas udara (debu dan emisi gas buang) ini dapat berbalik setelah selesai
kegiatan mobilisasi dll, sehingga dampaknya dinilai tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 dengan persentase kepentingan dampak adalah 75 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 4.
Peningkatan Kebisingan
Besaran dampak
Kegiatan pembangunan dermaga tersebut selain berdampak pada kualitas
udara juga berdampak pada peningkatan kebisingan. Kebisingan diakibatkan
karena deru alat-alat berat dan lalu lalang antara lain : dumptruck untuk
mengangkut material bangunan yang antara lain berupa pasir, semen, kerikil,
batu dan besi beton yang dibutuhkan dalam jumlah banyak ke proyek dan
pengangkutan material akan ikut menyumbang terjadinya peningkatan
kebisingan di sekitar lokasi.
Dari uraian diatas diperkirakan kualitas lingkungan akan mengalami perubahan
dimana pada saat belum ada kegiatan proyek (rona awal) kondisi lingkungan
berada pada skala 5 (sangat baik) (hasil pengukuran rata-rata kebisingan di
daerah sekitar proyek adalah 51 dBA) dan setelah ada kegiatan diprakirakan
skalanya menurun menjadi skala 3 (sedang).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 27

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

b.

c.

d.

e.
f.

Peningkatan kebisingan pada kegiatan tersebut di atas akan menganggu


organ pendengaran baik terhadap para pekerja proyek maupun masyarakat
sekitarnya. sehingga penentuan kepentingan dampak dikatakan penting
(P).
Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak diperkirakan hanya disekitar areal
kegiatan dan berlangsung hanya pada siang hari selama kegiatan proyek
karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan tidak
penting (TP).
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Peningkatan kebisingan ini hanya bersifat temporer/sementara saja selama
kegiatan konstriksi berlangsung. Dengan demikian intensitas dampak
dianggap tidak penting (TP).
Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Peningkatan kebisisngan selain berdampak terhadap manusia juga juga
berdampak pada komponen lainnya terutama habitat fauna yang ada di
sekitarnya ikut terganggu juga oleh suara bising yang ditimbulkan dari
kegiatan tersebut. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
Sifat kumulatif dampak.
Peningkatan kebisisngan ini tidak bersifat kumulatif dan hanya bersifat
temporer saja sehingga dianggap dapat dikatagorikan tidak penting (TP).
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak kebisingan ini terhadap manusia dan fauna di sekitar kegiatan
proyek ini bersifat dapat berbalik sehingga dampaknya dinilai tidak
penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 4 dengan persentase kepentingan dampak adalah 50 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 3.

Penurunan Debit Air Permukaan


Besaran dampak
Kegiatan-kegiatan tersebut di atas akan menimbulkan dampak pada aspek
Hidrologi. Kondisi lingkungan pada rona awal (sebelum ada kegiatan) berada
pada skala 2 (jelek). Setelah ada kegiatan tersebut di atas diprakirakan
terjadi penurunan debit air menjadi skala 2 (jelek). Penurunan ini disebabkan
karena penggunaan air yang dalam jumlah besar sehingga akan mengalami
penurunan debit mata air.
Tingkat kepentingan dampak
a.

Jumlah manusia yang terkena dampak.


Pada kegiatan pembangunan dermaga akan mempengaruhi penurunan
debit air yang disebabkan oleh pengambilan air dalam jumlah banyak pada
saat pekerjaan konstruksi, diprakirakan akan mempengaruhi jumlah
manusia yang berada di sekitar daerah tersebut. Oleh karena itu penentuan
kepentingan dampak terhadap jumlah manusia dikatakan penting (P).
b.
Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli,i
maka akan terjadi penurunan debit air yang disebabkan oleh
dibutuhkannya air untuk pekerjaan pencampuran material pada saat
konstruksi sehingga akan terjadi penyediaan air dalam jumlah banyak
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 28

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

untuk yang berada di sekitar daerah kegiatan. Oleh karenanya dalam


penentuan nilai kepentingan dikategorikan penting (P).
c.
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Kegiatan pembangunan dermaga mempengaruhi terhadap debit air sampai
kegiatan konstruksi akan dilakukan selama kurang lebih 12 bulan, maka
nilai kepentingannya masuk ke dalam kategori penting (P).
d.
Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Kegiatan pembangunan dermaga berdampak pada penurunan debit air
yang akan berakibat pada kehidupan makhluk hidup di sekitar areal
kegiatan proyek. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya termasuk
ke dalam kategori penting (P).
e.
Sifat kumulatif dampak.
Karena penurunan debit air tidak bersifat kumulatif maka penentuan nilai
kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak penting (TP).
f.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Penurunan debit air dapat berbalik setelah selesai kegiatan pembangunan
dermaga sampai berakhir sehingga dampaknya dinilai tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 7 persentase kepentingan dampak adalah 87,5 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 5.
Penurunan Debit Air Tanah
Besaran dampak
Kegiatan-kegiatan tersebut di atas akan menimbulkan dampak pada aspek
Hidrologi. Kondisi lingkungan pada rona awal (sebelum ada kegiatan) berada
pada skala 3 (sedang). Setelah ada kegiatan tersebut di atas diprakirakan
akan terjadi penurunan debit air tanah menjadi skala 2 (jelek).
Tingkat kepentingan dampak
a.

b.

c.

d.

e.

Jumlah manusia yang terkena dampak.


Pada kegiatan pembangunan dermaga akan mempengaruhi penurunan
debit air tanah yang disebabkan oleh pengambilan air dalam jumlah banyak
pada saat pekerjaan konstruksi, diprakirakan akan mempengaruhi jumlah
manusia yang berada di sekitar daerah tersebut. Oleh karena itu penentuan
kepentingan dampak terhadap jumlah manusia dikatakan penting (P).
Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli,i
maka akan terjadi penurunan debit air tanah yang disebabkan oleh
dibutuhkannya air untuk pekerjaan pencampuran material pada saat
konstruksi sehingga akan terjadi penyediaan air dalam jumlah banyak
untuk yang berada di sekitar daerah kegiatan. Oleh karenanya dalam
penentuan nilai kepentingan dikategorikan penting (P).
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Kegiatan pembangunan dermaga mempengaruhi terhadap debit air sampai
kegiatan konstruksi akan dilakukan selama kurang lebih 12 bulan, maka
nilai kepentingannya masuk ke dalam kategori penting (P).
Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Kegiatan pembangunan dermaga berdampak pada penurunan debit air
tanah yang akan berakibat pada kehidupan makhluk hidup di sekitar areal
kegiatan proyek. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya termasuk
ke dalam kategori penting (P).
Sifat kumulatif dampak.

STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 29

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

Karena penurunan debit air tanah tidak bersifat kumulatif maka penentuan
nilai kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak penting (TP).
f.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Penurunan debit air dapat berbalik setelah selesai kegiatan pembangunan
dermaga sampai berakhir sehingga dampaknya dinilai tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 7 persentase kepentingan dampak adalah 87,5 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 5.
Perubahan Bentuk Lahan, Tataguna Lahan
Besaran dampak
Kegiatan pembangunan dermaga tersebut di atas akan menimbulkan dampak
pada aspek Morfologi tanah. Kuantitas lingkungan pada rona awal (sebelum
ada kegiatan) berada pada skala 4 (baik). Setelah ada kegiatan tersebut di
atas diprakirakan terjadi perubahan menjadi skala 3 (sedang). Penurunan ini
disebabkan karena adanya penggunaan lahan dalam skala besar untuk
pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu.
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Pada kegiatan pembangunan dermaga diprakirakan bentang alam berubah
dan vegetasi menurun sehingga mempengaruhi infiltrasi air hujan ke dalam
tanah. Oleh karena itu penentuan kepentingan dampak terhadap jumlah
manusia dikatakan penting (P).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli
yaitu seluas Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu. Oleh karenanya
dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan penting (P).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Kegiatan pembangunan dermaga sampai konstruksi akan dilakukan selama
kurang lebih 12 bulan,
maka nilai kepentingannya masuk ke dalam
kategori penting (P).
d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Pembangunan dermaga diprakirakan berdampak terhadap kehidupan flora,
fauna, hidrologi di sekitar areal kegiatan. Oleh karena itu penentuan nilai
kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak penting (TP).
e. Sifat kumulatif dampak.
Pembangunan dermaga akan berdampak pada perubahan flora, fauna,
hidrologi,
dan
tidak
bersifat
kumulatif
maka
penentuan
nilai
kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak penting (TP).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Pembangunan dermaga berdampak pada morfologi lahan dan tidak dapat
berbalik setelah selesai kegiatan, sehingga dampaknya dinilai penting (P).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 persentase kepentingan dampak adalah 75 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 4.
8. Pembangunan fasilitas industri dan pelabuhan
Penurunan Kualitas Udara
Besaran dampak

STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 30

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

Pembangunan fasilitas industri dan pelabuhan pada tahap konstruksi akan


sangat berdampak langsung pada kualitas udara (debu, NO x dan SOx)
Kegiatan-kegiatan tersebut akan menambah kadar debu, NO x dan SOx dalam
udara, sebagai dampak langsung dan seterusnya akan menimbulkan beberapa
penyakit. Dampak lain yang akan terjadi adalah meningkatnya kepadatan
lalulintas bolak balik dari lokasi proyek dan sekitarnya. Pencemaran berasal
dari sistem pembakaran kendaraan bermotor seperti debu, NO x, SOx,
sedangkan bahan pencemar yang bukan berasal dari sistem pembakaran
kendaraan bermotor adalah terangkatnya debu jalan akibat lalu lalang
kendaraan.
Dampak terhadap kualitas udara tersebut bersumber dari emisi gas buang
kendaraan operasional dan alat-alat berat yang digunakan. Disamping itu
aktifitas tersebut akan meningkatkan konsentrasi debu di udara bebas
terutama pada saat musim kemarau. Dari uraian diatas diperkirakan kualitas
lingkungan akan mengalami perubahan dimana pada saat belum ada kegiatan
proyek (rona awal) kondisi lingkungan berada pada skala 5 (sangat baik) (hasil
observasi yang jauh dibawah baku mutu kualitas udara ambien) dan dengan
adanya kegiatan tersebut berubah menjadi skala 2 (jelek).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Emisi gas buang yang dihasilkan dari alat berat dan kendaraan operasional
serta debu terutama dari jalan tidak beraspal yang dilaluinya berbahaya
bagi kesehatan terutama bagi penduduk yang bermukim di kanan kiri jalan,
sehingga penentuan kepentingan dampak dikatakan penting (P).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak terdapat di kanan kiri jalan utama dengan
jarak kurang lebih 2 km sehingga tidak berpengaruh penting. Oleh
karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan tidak
penting (TP).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Kegiatan mobilisasi peralatan berat dan material bangunan dll ini
berlangsung pada tahap konstruksi, dengan waktu kegiatan pelaksanaan
kurang lebih 12 bulan. Sehingga nilai kepentingannya masuk ke dalam
penting (P).
d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Penurunan kualitas udara akibat mobilisasi peralatan berat dll ini juga
berdampak terhadap habitat flora dan fauna yang ada di wilayah studi
terutama konsentrasi debu dan gas emisi. Dampak terhadap flora yaitu
tidak dapat berfotosintesa dengan baik, bagi fauna akan terkena penyakit
gangguan pernapasan. Oleh karenan penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak.
Dampak dari emisi gas buang yang keluar dari knalpot kendaraan berat
serta debu yang dihasilkan mempunyai sifat kumulatif terhadap makhluk
hidup (terutama unsur Pb, CO, N0 2 dan debu). Dengan demikian dampak
yang terjadi dikategorikan penting (P).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kualitas udara (debu dan emisi gas buang) ini dapat berbalik setelah selesai
kegiatan mobilisasi dll, sehingga dampaknya dinilai tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 dengan persentase kepentingan dampak adalah 75 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 4.
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 31

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

Peningkatan Kebisingan
Besaran dampak
Kegiatan pembangunan fasilitas industri dan pelabuhan selain berdampak
pada kualitas udara juga berdampak pada peningkatan kebisingan. Kebisingan
diakibatkan karena deru alat-alat berat dan lalu lalang antara lain : dumptruck
untuk mengangkut material bangunan yang antara lain berupa pasir, semen,
kerikil, batu dan besi beton yang dibutuhkan dalam jumlah banyak ke proyek
dan pengangkutan material akan ikut menyumbang terjadinya peningkatan
kebisingan di sekitar lokasi.
Dari uraian diatas diperkirakan kualitas lingkungan akan mengalami perubahan
dimana pada saat belum ada kegiatan proyek (rona awal) kondisi lingkungan
berada pada skala 5 (sangat baik) (hasil pengukuran rata-rata kebisingan di
daerah sekitar proyek adalah 51 dBA) dan setelah ada kegiatan diprakirakan
skalanya menurun menjadi skala 3 (sedang).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Peningkatan kebisingan pada kegiatan tersebut di atas akan menganggu
organ pendengaran baik terhadap para pekerja proyek maupun masyarakat
sekitarnya. sehingga penentuan kepentingan dampak dikatakan penting
(P).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak diperkirakan hanya disekitar areal
kegiatan dan berlangsung hanya pada siang hari selama kegiatan proyek
karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan tidak
penting (TP).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Peningkatan kebisingan ini hanya bersifat temporer/sementara saja selama
kegiatan konstriksi berlangsung. Dengan demikian intensitas dampak
dianggap tidak penting (TP).
d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Peningkatan kebisisngan selain berdampak terhadap manusia juga juga
berdampak pada komponen lainnya terutama habitat fauna yang ada di
sekitarnya ikut terganggu juga oleh suara bising yang ditimbulkan dari
kegiatan tersebut. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak.
Peningkatan kebisisngan ini tidak bersifat kumulatif dan hanya bersifat
temporer saja sehingga dianggap dapat dikatagorikan tidak penting (TP).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak kebisingan ini terhadap manusia dan fauna di sekitar kegiatan
proyek ini bersifat dapat berbalik sehingga dampaknya dinilai tidak
penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 4 dengan persentase kepentingan dampak adalah 50 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 3.

Penurunan Debit Air Permukaan


STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 32

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

Besaran dampak
Kegiatan pembangunan fasilitas industri akan menimbulkan dampak pada
aspek Hidrologi. Kondisi lingkungan pada rona awal (sebelum ada kegiatan)
berada pada skala 2 (jelek). Setelah ada kegiatan tersebut di atas
diprakirakan terjadi penurunan debit air menjadi skala 2 (jelek). Penurunan
ini disebabkan karena penggunaan air yang dalam jumlah besar sehingga akan
mengalami penurunan debit mata air.
Tingkat kepentingan dampak
a.

b.

c.

d.

e.
f.

Jumlah manusia yang terkena dampak.


Pada kegiatan pembangunan fasilitas industri dan pelabuhan akan
mempengaruhi penurunan debit air prmukaan yang disebabkan oleh
pengambilan air dalam jumlah banyak pada saat pekerjaan konstruksi,
diprakirakan akan mempengaruhi jumlah manusia yang berada di sekitar
daerah tersebut. Oleh karena itu penentuan kepentingan dampak terhadap
jumlah manusia dikatakan penting (P).
Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli,i
maka akan terjadi penurunan debit air yang disebabkan oleh
dibutuhkannya air untuk pekerjaan pencampuran material pada saat
konstruksi sehingga akan terjadi penyediaan air dalam jumlah banyak
untuk yang berada di sekitar daerah kegiatan. Oleh karenanya dalam
penentuan nilai kepentingan dikategorikan penting (P).
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Kegiatan pembangunan fasilitas indurtri dan pelabuhan mempengaruhi
terhadap debit air sampai kegiatan konstruksi akan dilakukan selama
kurang lebih 12 bulan,
maka nilai kepentingannya masuk ke dalam
kategori penting (P).
Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Kegiatan pembangunan fasilitas industri dan pelabuhan berdampak pada
penurunan debit air yang akan berakibat pada kehidupan makhluk hidup di
sekitar areal kegiatan proyek. Oleh karena itu penentuan nilai
kepentingannya termasuk ke dalam kategori penting (P).
Sifat kumulatif dampak.
Karena penurunan debit air tidak bersifat kumulatif maka penentuan nilai
kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak penting (TP).
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Penurunan debit air dapat berbalik setelah selesai kegiatan pembangunan
fasiitas industri dan pelabuhan sampai berakhir sehingga dampaknya dinilai
tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 7 persentase kepentingan dampak adalah 87,5 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 5.

Penurunan Debit Air Tanah


Besaran dampak
Kegiatan pembangunan fasilitas industri akan menimbulkan dampak pada
aspek Hidrologi. Kondisi lingkungan pada rona awal (sebelum ada kegiatan)
berada pada skala 3 (sedang). Setelah ada kegiatan tersebut di atas
diprakirakan tidak terjadi penurunan kualitas air tanah menjadi skala 2
(jelek).
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 33

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

Tingkat kepentingan dampak


a.

b.

c.

d.

e.
f.

Jumlah manusia yang terkena dampak.


Pada kegiatan pembangunan fasilitas industri dan pelabuhan akan
mempengaruhi penurunan debit air tanah yang disebabkan oleh
pengambilan air dalam jumlah banyak pada saat pekerjaan konstruksi,
diprakirakan akan mempengaruhi jumlah manusia yang berada di sekitar
daerah tersebut. Oleh karena itu penentuan kepentingan dampak terhadap
jumlah manusia dikatakan penting (P).
Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli,i
maka akan terjadi penurunan debit air tanah yang disebabkan oleh
dibutuhkannya air untuk pekerjaan pencampuran material pada saat
konstruksi sehingga akan terjadi penyediaan air dalam jumlah banyak
untuk yang berada di sekitar daerah kegiatan. Oleh karenanya dalam
penentuan nilai kepentingan dikategorikan penting (P).
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Kegiatan pembangunan fasilitas indurtri dan pelabuhan mempengaruhi
terhadap debit air sampai kegiatan konstruksi akan dilakukan selama
kurang lebih 12 bulan,
maka nilai kepentingannya masuk ke dalam
kategori penting (P).
Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Kegiatan pembangunan fasilitas industri dan pelabuhan berdampak pada
penurunan debit air tanah yang akan berakibat pada kehidupan makhluk
hidup di sekitar areal kegiatan proyek. Oleh karena itu penentuan nilai
kepentingannya termasuk ke dalam kategori penting (P).
Sifat kumulatif dampak.
Karena penurunan debit air tanah tidak bersifat kumulatif maka penentuan
nilai kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak penting (TP).
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Penurunan debit air dapat berbalik setelah selesai kegiatan pembangunan
fasiitas industri dan pelabuhan sampai berakhir sehingga dampaknya dinilai
tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 7 persentase kepentingan dampak adalah 87,5 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 5.

Perubahan Bentuk Lahan, Tataguna Lahan


Besaran dampak
Kegiatan pembangunan fasilitas industri dan pelabuhan tersebut di atas akan
menimbulkan dampak pada aspek Morfologi tanah. Kuantitas lingkungan pada
rona awal (sebelum ada kegiatan) berada pada skala 4 (baik). Setelah ada
kegiatan tersebut di atas diprakirakan terjadi perubahan menjadi skala 3
(sedang). Penurunan ini disebabkan karena adanya penggunaan lahan dalam
skala besar untuk pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu.
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Pada kegiatan pembangunan fasilitas industri dan pelabuhan dll
diprakirakan bentang alam berubah dan vegetasi menurun sehingga
mempengaruhi infiltrasi air hujan ke dalam tanah. Oleh karena itu
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 34

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

b.

c.
d.

e.

f.

9.

penentuan kepentingan dampak terhadap jumlah manusia dikatakan


penting (P).
Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli
yaitu seluas Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu. Oleh karenanya
dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan penting (P).
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
selama kurang lebih 12 bulan, maka nilai kepentingannya masuk ke dalam
kategori penting (P).
Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Pembangunan fasilitas industri dan pelabuhan diprakirakan berdampak
terhadap kehidupan flora, fauna, hidrologi di sekitar areal kegiatan. Oleh
karena itu penentuan nilai kepentingannya termasuk ke dalam kategori
tidak penting (TP).
Sifat kumulatif dampak.
Pembangunan fasilitas industri dan pelabuhan akan berdampak pada
perubahan flora, fauna, hidrologi, dan tidak bersifat kumulatif maka
penentuan nilai kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak
penting (TP).
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
pembangunan fasilitas industri dan pelabuhan berdampak pada morfologi
lahan dan tidak dapat berbalik setelah selesai kegiatan, sehingga
dampaknya dinilai penting (P).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 persentase kepentingan dampak adalah 75 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 4.
Pengkaplingan masing-masing industri

Perubahan Bentuk Lahan, Tataguna Lahan


Besaran dampak
Kegiatan pengkaplingan masing-masing industri
tersebut di atas akan
menimbulkan dampak pada aspek Morfologi tanah. Kuantitas lingkungan pada
rona awal (sebelum ada kegiatan) berada pada skala 4 (baik). Setelah ada
kegiatan tersebut di atas diprakirakan terjadi perubahan menjadi skala 3
(sedang). Penurunan ini disebabkan karena adanya penggunaan lahan dalam
skala besar untuk pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu.
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak.
Pada kegiatan pengkaplingan masing-masing industri
dll diprakirakan
bentang alam berubah dan vegetasi menurun sehingga mempengaruhi
infiltrasi air hujan ke dalam tanah. Oleh karena itu penentuan kepentingan
dampak terhadap jumlah manusia dikatakan penting (P).
b. Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli
yaitu seluas Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu. Oleh karenanya
dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan penting (P).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
selama kurang lebih 12 bulan, maka nilai kepentingannya masuk ke dalam
kategori penting (P).
d. Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Pengkaplingan masing-masing industri diprakirakan berdampak terhadap
kehidupan flora, fauna, hidrologi di sekitar areal kegiatan. Oleh karena itu
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 35

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

penentuan nilai kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak


penting (TP).
e. Sifat kumulatif dampak.
Pengkaplingan masing-masing industri akan berdampak pada perubahan
flora, fauna, hidrologi, dan tidak bersifat kumulatif maka penentuan nilai
kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak penting (TP).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Pengkaplingan masing-masing industri berdampak pada morfologi lahan
dan tidak dapat berbalik setelah selesai kegiatan, sehingga dampaknya
dinilai penting (P).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 persentase kepentingan dampak adalah 75 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 4.
5.1.3. TAHAP PASCA KONSTRUKSI/OPERASI
1. Rekruitmen tenaga kerja untuk masing-masing industri
Peningkatan Kesempatan Kerja dan Berusaha
Besaran dampak
Kegiatan rencana pembangunan Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu
memerlukan tenaga kerja untuk masing-masing industri. Sebelum
rekruitmen untuk masing-masing industri, juga dilakukan rekruitmen
untuk pekerjaan konstruksi. Setelah konstruksi selesai, maka masingmasing industri juga melakukan rekruitmen kembali untuk operasional
industrinya. Bila industri ini berlangsung paling tidak 10 tahun, maka
akan menimbulkan dampak terhadap peningkatan kesempatan kerja yang
cukup lama. Bila dikaitkan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat di
lokasi studi, rata-rata responden telah bekerja di sektor pertanian dan
sebagian sebagai nelayan (46,17 % mempunyai pekerjaan, 53,83 % belum
bekerja, 7,4 % menganggur, 75,85 % TPAK). Dengan demikian kesempatan
kerja untuk aktivitas industri dapat mengambil dari masyarakat di Desa
Anakoli, meskipun tidak menutup kemungkinan sebagian dari luar. Skala
kualitas lingkungan awal adalah skala 3 (sedang), dengan adanya
rekruitmen tenaga kerja untuk industri maka berubah menjadi skala
5(sangat baik).
Tingkat kepentingan dampak
a.

Jumlah manusia yang terkena dampak


Kegiatan rekruitmen tenaga kerja untuk aktivitas industri Sub Kawasan
Industri Perikanan Terpadu yang membutuhkan banyak tenaga kerja, akan
memberi kesempatan kerja pada manusia. Rekruitmen ini memberi
kesempatan kerja bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi kegiatan.
Karena rekruitmen ini mengenai manusia, maka penentuan kepentingan
dampaknya dikatakan penting (P).
b.
Luas wilayah persebaran dampak
Rekruitmen ini memberi kesempatan kerja bagi penduduk yang tinggal di
sekitar lokasi kegiatan untuk bekerja sebagai tenaga bagi industri
perikanan, sehingga penentuan kepentingan dampaknya dikatakan
penting (P).
c.
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 36

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

Pelaksanaan rekruitmen tenaga kerja untuk masing-masing industri yang


memberi kesempatan kerja pada masyarakat ini berlangsung selama
aktivitas industri yang diperkirakan minimal 10 tahun, sehingga nilai
kepentingannya adalah penting (P).
d.
Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
Rekruitmen tenaga kerja untuk industri perikanan akan mempengaruhi
kesempatan kerja, yang pada akhirnya mempengaruhi pendapatan yang
diterima masyarakat, dan ini akan mengubah persepsi masyarakat.
Selanjutnya dengan adanya kesempatan kerja ini, penduduk memperoleh
pendapatan, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
meningkatkan kesehatan masyarakat. Dengan demikian kegiatan
rekruitmen tenaga kerja ini akan mempengaruhi komponen yang lain,
sehingga nilai kepentingannya termasuk ke dalam kategori penting (P).
e.
Sifat kumulatif dampak
Kegiatan rekruitmen tenaga kerja akan memberi kesempatan kerja,
kesempatan kerja akan berakibat masyarakat memperoleh pendapatan,
pendapatan akan dibelanjakan untuk kepentingan hidupnya. Karena
mempunyai pendapatan, maka dapat meningkatkan taraf hidup dan dapat
meningkatkan kesehatan. Berdasarkan nilai kepentingannya, maka sifat
kumulatif dampak dari kegiatan ini dikategorikan penting (P).
f.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kegiatan rekruitmen tenaga kerja ini bisa berbalik/tidak permanen, karena
sifat kegiatan rekruitmen terhadap kesempatan kerja dapat berbalik, maka
nilai kepentingannya dimasukkan ke dalam kategori tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut, diperoleh jumlah P
sebanyak 7 dengan persentase kepentingan dampak adalah 87,5% dan
nilai kepentingannya adalah 5.
Peningkatan Peluang Berusaha
Besaran dampak
Pekerja yang direkrut untuk tenaga masing-masing industri tersebut
membutuhkan makan, minum dan kebutuhan hidup lainnya untuk
kelangsungan hidupnya, maka munculah aktifitas ekonomi yang berupa
warung-warung, kios-kios yang menyediakan makanan dan kebutuhan lainnya.
Dengan demikian, kegiatan rekruitmen tenaga untuk masing-masing industri
ini memberi peluang pada masyarakat untuk menciptakan aktifitas ekonomi
dalam rangka memenuhi kebutuhan para pekerja. Bila diasumsikan 1 warung
makan melayani 25 - 50 orang, maka kemungkinan minimal akan muncul 5
warung makan/kios. Sehingga aktivitas Sub Kawasan Industri Perikanan
Terpadu tersebut memberi peluang pada masyarakat untuk menciptakan
aktifitas ekonomi dalam rangka memenuhi kebutuhan para pekerja, yang
semula sekitar 3,2 % penduduk sudah membuka usaha dengan skala 2
(jelek), diprakirakan menimbulkan dampak positif terhadap peluang berusaha
menjadi skala 5 (sangat baik).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Kegiatan aktivitas Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu merekrut
tenaga kerja banyak dan dipekerjakan selama minimal 10 tahun akan
memberi peluang berusaha masyarakat di sekitarnya dengan menciptakan
aktivitas ekononomi, seperti warung-warung dll. Aktivitas ekonomi ini
timbul dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup pekerja, dengan adanya
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 37

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

b.

c.

d.

e.

f.

aktivitas ini, maka penentuan kepentingan dampaknya dikatakan penting


(P)
Luas wilayah persebaran dampak
Rekruitmen untuk aktivitas Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu ini
memberi peluang berusaha bagi penduduk yang tinggal di sekitar lokasi
kegiatan dan dapat memberi dampak di wilayah sekitarnya untuk
menciptakan aktivitas ekonomi berupa kios-kios, warung dll. maka kegiatan
ini berdampak pada peluang berusaha masyarakat setempat maupun luar,
sehingga penentuan kepentingan dampaknya dikatakan penting (P).
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Pelaksanaan kegiatan rekruitmen untuk aktivitas Sub Kawasan Industri
Perikanan Terpadu ini berlangsung lama, yaitu selama minimal 10 tahun
sehingga dampak yang lerjadi penting (P).
Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
Kegiatan rekruitmen tenaga kerja untuk aktivitas Sub Kawasan Industri
Perikanan Terpadu ini akan berdampak pada kesempatan kerja, peluang
berusaha, pendapatan pekerja dan merubah lingkungan sosial masyarakat.
Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya termasuk ke dalam
kategori penting (P).
Sifat kumulatif dampak
Kegiatan rekruitmen tenaga kerja untuk Sub Kawasan Industri Perikanan
Terpadu akan berdampak pada kesempatan kerja, peluang berusaha,
pendapatan masyarakat, pendapatan regional yang bersifat kumulatif,
maka kegiatan ini dikategorikan penting (P).
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kegiatan rekruitmen tenaga kerja untuk Sub Kawasan Industri Perikanan
Terpadu yang menyebabkan kesempatan kerja, peluang berusaha,
peningkatan pendapatan yang sifatnya dapat berbalik bila industri mulai
berkurang aktivitasnya. Karena sifatnya dapat berbalik maka penentuan
kepentingan dampak dimasukkan ke dalam kategori tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut, diperoleh jumlah P
sebanyak 7 dengan persentase kepentingan dampak adalah 87,5% dan
nilai kepentingannya adalah 5.

Peningkatan Pendapatan Masyarakat


Besaran dampak
Rekruitmen tenaga kerja untuk aktivitas Sub Kawasan Industri Perikanan
Terpadu merekrut tenaga kerja banyak. Bila upah tenaga lokal minimal per
bulan sebesar Rp. 650.000,-, dan masyarakat lokal yang direkrut pada tahap
awal adalah 200 orang, maka setiap orang sudah memperoleh penghasilan
sebesar Rp. 650.000,-/bulan. Padahal berdasarkan hasil wawancara dengan
masyarakat di lokasi studi sebagian besar penduduk mempunyai
pendapatan rata-rata Rp. 40.833,-/bulan/kapita atau Rp. 204.166,67,-/KK,
maka ada peningkatan pendapatan masyarakat yang cukup besar.
Dengan demikian rekruitmen ini akan menambah pendapatan sebesar Rp.
650.000,- dikurangi Rp. 40.833,-. Dengan adanya perekrutan tenaga kerja
untuk aktivitas Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu terjadi peningkatan
pendapatan dari skala 2 (jelek) menjadi skala 5 (baik).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 38

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

b.

c.

d.

e.

f.

Kegiatan rekruitmen untuk aktivitas Sub Kawasan Industri Perikanan


Terpadu merekrut tenaga kerja banyak, akan meningkatkan pendapatan
masyarakat disekitarnya yang direkrut sebagai pekerja. Pendapatan
masyarakat awalnya rata-rata berkisar Rp. 40.833/kapita/bln, dengan
adanya aktivitas ini, maka pendapatan masyarakat akan meningkat Rp.
650.000,- per tenaga kerja. Karena manusia yang direkrut cukup banyak
(pada tahap awal 200 orang), sehingga penentuan kepentingan
dampaknya dikatakan penting (P)
Luas wilayah persebaran dampak
Kegiatan rekruitmen Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu akan
meningkatkan pendapatan penduduk yang tinggal di lokasi studi secara
langsung, juga seluruh masyarakat yang tinggal di Desa tersebut maupun
juga orang yang tinggal di sekitar Desa Anakoli, maka kegiatan ini
berdampak sangat luas, sehingga penentuan kepentingan dampaknya
dikatakan penting (P).
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Kegiatan rekruitmen ini untuk aktivitas industri perikanan selama minimal
10 tahun, sehingga penentuan kepentingan dampaknya dikatakan penting
(P).
Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
Kegiatan rekruitmen ini akan berdampak pada kesempatan kerja, peluang
berusaha, pendapatan masyrakat, pendapatan regional, kesehatan
masyarakat, ekonomi masyarakat dan merubah lingkungan sosial
masyarakat. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya termasuk ke
dalam kategori penting (P).
Sifat kumulatif dampak
Kegiatan rekruitmen untuk aktivitas Sub Kawasan Industri Perikanan
Terpadu ini berdampak pada kesempatan kerja, peluang berusaha,
pendapatan masyarakat, pendapatan regional, kesehatan masyarakat, dan
keadaan sosial ekonomi masyarakat yang bersifat kumulatif, maka
kegiatan ini dikategorikan penting (P).
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kegiatan rekruitmen untuk aktivitas Sub Kawasan Industri Perikanan
Terpadu menyebabkan peningkatan pendapatan dan lainnya yang sifatnya
dapat berbalik bila industri sudah mengurangi aktivitasnya. Karena sifatnya
dapat berbalik maka penentuan kepentingan dampak dimasukkan ke dalam
kategori tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut, diperoleh jumlah P
sebanyak 7 dengan persentase kepentingan dampak adalah 87,5% dan
nilai kepentingannya adalah 5.

Peningkatan Pendapatan Regional


Besaran dampak
Rekruitmen tenaga kerja untuk aktivitas Sub Kawasan Industri Perikanan
Terpadu merekrut tenaga kerja banyak. Bila upah tenaga lokal minimal per
bulan sebesar Rp. 650.000,-, dan masyarakat lokal yang direkrut minimal pada
tahap awal adalah 200 orang, maka total pendapatan regional Rp.
650.000,-/bulan x 200 x 12 = Rp. 1.560. 000.000,-per tahun atau Rp.
2.915.887,- per kapita. Saat ini pendapatan regional per kapita adalah Rp.
2.291.951,- per kapita. berarti akan mengalami peningkatan. Dengan adanya
perekrutan tenaga kerja untuk aktivitas Sub Kawasan Industri Perikanan
Terpadu yang semula dengan pendapatan regional per kapita Rp. 2.291.951,STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 39

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

yang mempunyai skala 5 (sangat baik) dan akan meningkat menjadi Rp.
2.915.887,- per kapita dengan skala 5 (sangat baik).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Kegiatan rekruitmen untuk aktivitas Sub Kawasan Industri Perikanan
Terpadu merekrut tenaga kerja banyak, akan meningkatkan pendapatan
regional per kapita. Pendapatan regional yang awalnya adalah Rp.
2.291.951,- per kapita., karena merekrut orang sebanyak minimal 200
orang, sehingga penentuan kepentingan dampaknya dikatakan penting
(P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Kegiatan rekruitmen Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu akan
meningkatkan pendapatan penduduk yang tinggal dan bekerja di lokasi
studi secara langsung, juga seluruh masyarakat yang tinggal di desa
tersebut maupun juga orang yang tinggal di sekitar Desa Anakoli, maka
kegiatan ini berdampak sangat luas, sehingga penentuan kepentingan
dampaknya dikatakan penting (P).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Kegiatan rekruitmen ini untuk aktivitas industri perikanan selama minimal
10 tahun, sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan regional per
kapita cukup lama, sehingga penentuan kepentingan dampaknya dikatakan
penting (P).
d. Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
Kegiatan rekruitmen ini akan berdampak pada kesempatan kerja, peluang
berusaha, pendapatan masyrakat, pendapatan regional, kesehatan
masyarakat, ekonomi masyarakat dan merubah lingkungan sosial
masyarakat. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya termasuk ke
dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak
Kegiatan rekruitmen untuk aktivitas Sub Kawasan Industri Perikanan
Terpadu ini berdampak pada kesempatan kerja, peluang berusaha,
pendapatan masyarakat, pendapatan regional, kesehatan masyarakat, dan
keadaan sosial ekonomi masyarakat yang bersifat kumulatif, maka
kegiatan ini dikategorikan penting (P).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kegiatan rekruitmen untuk aktivitas Sub Kawasan Industri Perikanan
Terpadu menyebabkan peningkatan pendapatan regional dan lainnya yang
sifatnya dapat berbalik dan dapat fluktuasi bila industri sudah mengurangi
aktivitasnya. Karena sifatnya dapat berbalik maka penentuan kepentingan
dampak dimasukkan ke dalam kategori tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut, diperoleh jumlah P
sebanyak 7 dengan persentase kepentingan dampak adalah 87,5% dan
nilai kepentingannya adalah 5.
Peningkatan Mobilitas
Besaran dampak
Kegiatan rekruitmen tenaga untuk aktivitas Sub Kawasan Industri
Perikanan Terpadu memerlukan tenaga kerja cukup banyak, baik dari
masyarakat setempat maupun luar. Kebutuhan tenaga kerja pada tahap
operasi ini awalnya diprakirakan dari lokal 200 orang, sedangkan dari
luar akan diambil tenaga yang tidak tersedia di lokasi studi berhubung
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 40

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

kondisi kualitas sumberdaya manusia setempat yang sangat terbatas ,


maka tenaga sejumlah ini perlu didatangkan dari luar. Keadaan semula di
lokasi studi adalah sedikit mobilitas/migran (7,1 %) dengan skala 5
(sangat baik), dengan adanya rekruitmen tenaga kerja yang kualitasnya
tidak tersedia di tempat, berarti ada peningkatan migran/mobilitas ke
wilayah yang bersangkutan sehingga kualitas lingkungan berubah
menjadi skala 3 (sedang).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Kegiatan aktivitas Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu merekrut
tenaga kerja banyak dan dipekerjakan selama minimal 10 tahun akan
menyebabkan peningkatan migran/mobilitas karena tidak tersedianya
kualifikasi tenaga di lokasi studi. Karena rekruitmen ini menyebabkan
mobilitas dan mengenai manusia, maka penentuan kepentingan
dampaknya dikatakan penting (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Rekruitmen untuk aktivitas Sub Kawasan Industri Perikanan Terpadu ini
memberi dampak pada orang untuk melakukan mobilitas/migran bagi
penduduk yang tinggal di luar lokasi kegiatan untuk bekerja sebagai tenaga
kerja di industri tersebut, sehingga luas persebaran dampak cukup luas dan
tingkat kepentingan dampaknya dikatakan penting (P).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Pelaksanaan kegiatan rekruitmen untuk aktivitas Sub Kawasan Industri
Perikanan Terpadu ini berlangsung lama, yaitu selama minimal 10 tahun
sehingga dampak terhadap peningkatan mobilitas juga relatif lama,
sehingga nilai kepentingannya adalah penting (P).
d. Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
Kegiatan rekruitmen tenaga kerja untuk aktivitas Sub Kawasan Industri
Perikanan Terpadu ini akan berdampak pada kesempatan kerja, mobilitas
bila tidak tersedia tenaga kerja di lokasi kegiatan, yang pada akhirnya
mempengaruhi pendapatan yang diterima masyarakat, dan ini akan
mengubah persepsi masyarakat. Selanjutnya dengan adanya mobilitas ini,
mengubah persepsi masyarakat, timbul perubahan proses sosial disosiatif
antara penduduk lokal dan pendatang. Dengan demikian kegiatan
rekruitmen tenaga kerja ini akan mempengaruhi komponen yang lain,
sehingga nilai kepentingannya termasuk ke dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak
Kegiatan rekruitmen tenaga kerja untuk Sub Kawasan Industri Perikanan
Terpadu akan berdampak pada kesempatan kerja dan mobilitas tenaga
kerja. Mobilitas ini juga akan menyebabkan perubahan proses sosial antara
penduduk lokal dan pendatang. Berdasarkan nilai kepentingannya, maka
sifat kumulatif dampak dari kegiatan ini dikategorikan penting (P).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kegiatan rekruitmen tenaga kerja untuk Sub Kawasan Industri Perikanan
Terpadu yang menyebabkan kesempatan kerja, peluang berusaha,
peningkatan pendapatan yang sifatnya dapat berbalik bila industri mulai
berkurang aktivitasnya. Karena sifatnya dapat berbalik maka penentuan
kepentingan dampak dimasukkan ke dalam kategori tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut, diperoleh jumlah P
sebanyak 7 dengan persentase kepentingan dampak adalah 87,5% dan
nilai kepentingannya adalah 5.

STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 41

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

2. Operasional untuk berproduksi masing-masing industri

Penurunan Debit Air Permukaan


Besaran dampak
Kegiatan operasional untuk berproduksi masing-masing industri akan
menimbulkan dampak pada aspek Hidrologi. Kondisi lingkungan pada rona
awal (sebelum ada kegiatan) berada pada skala 2 (jelek). Setelah ada
kegiatan tersebut di atas diprakirakan tidak terjadi penurunan debit air
permukaan sehingga tidak akan terjadi perubahan skala 2 (jelek).
Tingkat kepentingan dampak
a.

b.

c.

d.

e.
f.

Jumlah manusia yang terkena dampak.


Pada kegiatan operasional untuk berproduksi masing-masing industri akan
sedikit mempengaruhi penurunan debit air permukaan yang disebabkan
oleh pengambilan air pada saat operasional masing-masing industri untuk
berproduksi, diprakirakan tidak akan mempengaruhi jumlah manusia yang
berada di sekitar daerah tersebut. Oleh karena itu penentuan kepentingan
dampak terhadap jumlah manusia dikatakan tidak penting (TP).
Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli,i
maka akan terjadi penurunan debit air yang disebabkan oleh
dibutuhkannya air untuk operasional masing-masing industri sehingga tidak
mempengaruhi wilayah sekitar. Oleh karenanya dalam penentuan nilai
kepentingan dikategorikan tidak penting (TP).
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Kegiatan pembangunan fasilitas indurtri dan pelabuhan mempengaruhi
terhadap debit air sampai kegiatan konstruksi akan dilakukan selama
kurang lebih 12 bulan,
maka nilai kepentingannya masuk ke dalam
kategori penting (P).
Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Kegiatan pembangunan fasilitas industri dan pelabuhan berdampak pada
penurunan debit air yang akan berakibat pada kehidupan makhluk hidup di
sekitar areal kegiatan industri. Oleh karena itu penentuan nilai
kepentingannya termasuk ke dalam kategori penting (P).
Sifat kumulatif dampak.
Karena penurunan debit air tidak bersifat kumulatif maka penentuan nilai
kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak penting (TP).
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Penurunan debit air dapat berbalik setelah selesai kegiatan pembangunan
fasiitas industri dan pelabuhan sampai berakhir sehingga dampaknya dinilai
tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 1 persentase kepentingan dampak adalah 16,67 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 1.

Penurunan Debit Air Tanah


STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 42

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

Besaran dampak
Kegiatan operasional untuk berproduksi masing-masing industri akan
menimbulkan dampak pada aspek Hidrologi. Kondisi lingkungan pada rona
awal (sebelum ada kegiatan) berada pada skala 3 (sedang). Setelah ada
kegiatan tersebut di atas diprakirakan tidak terjadi penurunan debit air tanah
sehingga tidak akan terjadi perubahan skala 3 (sedang).
Tingkat kepentingan dampak
a.

b.

c.

d.

e.
f.

Jumlah manusia yang terkena dampak.


Pada kegiatan operasional untuk berproduksi masing-masing industri akan
sedikit mempengaruhi penurunan debit air tanah yang disebabkan oleh
pengambilan air pada saat operasional masing-masing industri untuk
berproduksi, diprakirakan tidak akan mempengaruhi jumlah manusia yang
berada di sekitar daerah tersebut. Oleh karena itu penentuan kepentingan
dampak terhadap jumlah manusia dikatakan penting (P).
Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli,i
maka akan terjadi penurunan debit air tanah yang disebabkan oleh
dibutuhkannya air untuk operasional masing-masing industri sehingga tidak
mempengaruhi wilayah sekitar. Oleh karenanya dalam penentuan nilai
kepentingan dikategorikan tidak penting (TP).
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Kegiatan
operasional
untuk
berproduksi
masing-masing
industri
mempengaruhi terhadap debit air tanah selama operasional masing-masing
industri beroperasi, maka nilai kepentingannya masuk ke dalam kategori
tidak penting (TP).
Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Kegiatan operasional untuk berproduksi masing-masing industri berdampak
pada penurunan debit air tanah yang akan berakibat pada kehidupan
makhluk hidup di sekitar areal kegiatan industri. Oleh karena itu penentuan
nilai kepentingannya termasuk ke dalam kategori penting (P).
Sifat kumulatif dampak.
Karena penurunan debit air tidak bersifat kumulatif maka penentuan nilai
kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak penting (TP).
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Penurunan debit air dapat berbalik selama pengoperasian fasilitas industri
sehingga dampaknya dinilai tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 4 persentase kepentingan dampak adalah 66,67 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 3.

Peningkatan Kepadatan dan Kecelakaan Lalu Lintas


Besaran dampak
Kegiatan-kegiatan pada tahap pasca konstruksi adalah pengoperasian,
pemeliharaan akan berdampak pada masyarakat dan lingkungan sekitar.
Dengan berfungsinya bangunan akan berdampak pada peningkatan taraf
hidup masyarakat setempat. Kondisi lingkungan pada rona awal (sebelum ada
kegiatan) berada pada skala 3 (sedang), diprakirakan meningkat menjadi
skala 5 (sangat baik).
Tingkat kepentingan dampak
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 43

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

a.

b.

c.

d.

e.

f.

Jumlah manusia yang terkena dampak.


Pada kegiatan operasional untuk berproduksi masing-masing industri
sedikit mempengaruhi terhadap kapadatan lalu lintas dan tingkat
kecelakaan sehingga akan mempengaruhi jumlah manusia yang berada di
sekitar daerah tersebut. Oleh karena itu penentuan kepentingan dampak
terhadap jumlah manusia dikatakan penting (P).
Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli,i
maka akan terjadi perubahan dan tingkat kecelakaan pada tahap ini atau
pada saat pengoperasian bangunan industri,
sehingga akan
mempengaruhi wilayah sekitar. Oleh karenanya dalam penentuan nilai
kepentingan dikategorikan penting (P).
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Kegiatan
operasional
untuk
berproduksi
masing-masing
industri
mempengaruhi terhadap tingkat kecelakaan dan kepadatan lalu lintas
selama operasional masing-masing industri beroperasi,
maka nilai
kepentingannya masuk ke dalam kategori penting (P).
Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Kegiatan operasional untuk berproduksi masing-masing industri akan
berdampak pada tingkat kecelakaan dan kepadatan lalu lintas yang akan
berakibat pada kehidupan makhluk hidup di sekitar areal kegiatan industri.
Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya termasuk ke dalam
kategori penting (P).
Sifat kumulatif dampak.
Karena tingkat kecelakaan dan kepadatan lalu lintas tidak bersifat kumulatif
maka penentuan nilai kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak
penting (TP).
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Tingkat kecelakaan dan kepadatan lalu lintas dapat berbalik selama
pengoperasian fasilitas industri sehingga dampaknya dinilai tidak penting
(TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 persentase kepentingan dampak adalah 87,5 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 5.

3. Mobilitas bahan baku dan hasil produksi


Peningkatan Kepadatan dan Kecelakaan Lalu Lintas
Besaran dampak
Kegiatan-kegiatan pada tahap pasca konstruksi adalah pengoperasian,
pemeliharaan akan berdampak pada masyarakat dan lingkungan sekitar.
Dengan berfungsinya bangunan akan berdampak pada peningkatan taraf
hidup masyarakat setempat. Kondisi lingkungan pada rona awal (sebelum ada
kegiatan) berada pada skala 3 (sedang), diprakirakan meningkat menjadi
skala 5 (sangat baik).
Tingkat kepentingan dampak
a.

Jumlah manusia yang terkena


Pada kegiatan mobilitas bahan
terhadap kapadatan lalu lintas
mempengaruhi jumlah manusia

dampak.
baku dan hasil produksi mempengaruhi
dan tingkat kecelakaan sehingga akan
yang berada di sekitar daerah tersebut.

STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 44

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

b.

c.

d.

e.

f.

Oleh karena itu penentuan kepentingan dampak terhadap jumlah manusia


dikatakan penting (P).
Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak kegiatan mobilitas bahan baku dan hasil
produksi berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli,i maka akan terjadi
perubahan dan tingkat kecelakaan pada tahap ini atau pada saat
pengoperasian bangunan industri, sehingga akan mempengaruhi wilayah
sekitar. Oleh karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan
penting (P).
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Kegiatan operasional kegiatan mobilitas bahan baku dan hasil produksi
mempengaruhi terhadap tingkat kecelakaan dan kepadatan lalu lintas
selama operasional masing-masing industri beroperasi,
maka nilai
kepentingannya masuk ke dalam kategori penting (P).
Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Kegiatan kegiatan mobilitas bahan baku dan hasil produksi akan berdampak
pada tingkat kecelakaan dan kepadatan lalu lintas yang akan berakibat
pada kehidupan makhluk hidup di sekitar areal kegiatan industri. Oleh
karena itu penentuan nilai kepentingannya termasuk ke dalam kategori
penting (P).
Sifat kumulatif dampak.
Karena tingkat kecelakaan dan kepadatan lalu lintas tidak bersifat kumulatif
maka penentuan nilai kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak
penting (TP).
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Tingkat kecelakaan dan kepadatan lalu lintas dapat berbalik selama
kegiatan mobilitas bahan baku dan hasil produksi sehingga dampaknya
dinilai tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 persentase kepentingan dampak adalah 87,5 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 5.

4. Operasi dermaga
Penurunan Debit Air Permukaan
Besaran dampak
Kegiatan-kegiatan tersebut di atas akan menimbulkan dampak pada aspek
Hidrologi. Kondisi lingkungan pada rona awal (sebelum ada kegiatan) berada
pada skala 2 (jelek). Setelah ada kegiatan tersebut di atas diprakirakan akan
terjadi penurunan debit air permukaan menjadi skala 2 (jelek).
Tingkat kepentingan dampak
a.

Jumlah manusia yang terkena dampak.


Pada kegiatan pengoperasian dermaga akan mempengaruhi penurunan
debit air permukaan yang disebabkan oleh pengambilan air dalam jumlah
banyak untuk pengiasian air pada kapal-kapal yang masuk, diprakirakan
akan mempengaruhi jumlah manusia yang berada di sekitar daerah
tersebut. Oleh karena itu penentuan kepentingan dampak terhadap jumlah
manusia dikatakan penting (P).
b.
Luas wilayah persebaran dampak.

STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 45

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli,i


maka akan terjadi penurunan debit air permukaan yang disebabkan oleh
dibutuhkannya air untuk penyuplaian ke kapal-kapal sehingga akan terjadi
penyediaan air dalam jumlah banyak. Oleh karenanya dalam penentuan
nilai kepentingan dikategorikan penting (P).
c.
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Kegiatan pengoperasian dermaga mempengaruhi terhadap debit air
permukaan selama kegiatan bongkar muat kapal yang menyinggahai
pelabuhan tersebut, maka nilai kepentingannya masuk ke dalam kategori
penting (P).
d.
Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Kegiatan pengoperasian dermaga berdampak pada penurunan debit air
permukaan yang akan berakibat pada kehidupan makhluk hidup di sekitar
areal kegiatan proyek. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
e.
Sifat kumulatif dampak.
Karena penurunan debit air permukaan tidak bersifat kumulatif maka
penentuan nilai kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak
penting (TP).
f.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Penurunan debit air dapat berbalik setelah selesai kegiatan pembangunan
dermaga sampai berakhir sehingga dampaknya dinilai tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 persentase kepentingan dampak adalah 87,5 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 5.

Penurunan Debit Air Tanah


Besaran dampak
Kegiatan-kegiatan tersebut di atas akan menimbulkan dampak pada aspek
Hidrologi. Kondisi lingkungan pada rona awal (sebelum ada kegiatan) berada
pada skala 3 (sedang). Setelah ada kegiatan tersebut di atas diprakirakan
akan terjadi penurunan debit air tanah menjadi skala 2 (jelek).
Tingkat kepentingan dampak
a.

Jumlah manusia yang terkena dampak.


Pada kegiatan pengoperasian dermaga akan mempengaruhi penurunan
debit air tanah yang disebabkan oleh pengambilan air dalam jumlah banyak
untuk pengiasian air pada kapal-kapal yang masuk, diprakirakan akan
mempengaruhi jumlah manusia yang berada di sekitar daerah tersebut.
Oleh karena itu penentuan kepentingan dampak terhadap jumlah manusia
dikatakan penting (P).
b.
Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli,i
maka akan terjadi penurunan debit air tanah yang disebabkan oleh
dibutuhkannya air untuk penyuplaian ke kapal-kapal sehingga akan terjadi
penyediaan air dalam jumlah banyak. Oleh karenanya dalam penentuan
nilai kepentingan dikategorikan penting (P).
c.
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.

STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 46

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

Kegiatan pengoperasian dermaga mempengaruhi terhadap debit air selama


kegiatan bongkar muat kapal yang menyinggahai pelabuhan tersebut,
maka nilai kepentingannya masuk ke dalam kategori penting (P).
d.
Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Kegiatan pengoperasian dermaga berdampak pada penurunan debit air
tanah yang akan berakibat pada kehidupan makhluk hidup di sekitar areal
kegiatan proyek. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya termasuk
ke dalam kategori penting (P).
e.
Sifat kumulatif dampak.
Karena penurunan debit air tanah tidak bersifat kumulatif maka penentuan
nilai kepentingannya termasuk ke dalam kategori tidak penting (TP).
f.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Penurunan debit air dapat berbalik setelah selesai kegiatan pembangunan
dermaga sampai berakhir sehingga dampaknya dinilai tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 persentase kepentingan dampak adalah 87,5 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 5.
Peningkatan Kepadatan dan Kecelakaan Lalu Lintas
Besaran dampak
Kegiatan-kegiatan pada tahap pasca konstruksi adalah pengoperasian,
pemeliharaan akan berdampak pada masyarakat dan lingkungan sekitar.
Dengan berfungsinya bangunan akan berdampak pada peningkatan taraf
hidup masyarakat setempat. Kondisi lingkungan pada rona awal (sebelum ada
kegiatan) berada pada skala 3 (sedang), diprakirakan meningkat menjadi
skala 5 (sangat baik).

Tingkat kepentingan dampak


a.

b.

c.

d.

e.

Jumlah manusia yang terkena dampak.


Pada kegiatan pengoperasian dermaga akan mempengaruhi peningkatan
kepadatan dan kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh bongkar muat
barang di areal pelabuhan pada kapal-kapal yang masuk, diprakirakan akan
mempengaruhi jumlah manusia yang berada di sekitar daerah tersebut.
Oleh karena itu penentuan kepentingan dampak terhadap jumlah manusia
dikatakan penting (P).
Luas wilayah persebaran dampak.
Luas wilayah persebaran dampak berlangsung di Kotajogo Desa Anakoli,i
maka akan terjadi peningkatan kepadatan dan kecelakaan lalu lintas yang
disebabkan oleh dibutuhkannya bongkar muat kapal di dermaga. Oleh
karenanya dalam penentuan nilai kepentingan dikategorikan penting (P).
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Kegiatan pengoperasian dermaga mempengaruhi terhadap peningkatan
kepadatan dan kecelakaan lalu lintas selama kegiatan bongkar muat kapal
yang menyinggahai pelabuhan tersebut, maka nilai kepentingannya masuk
ke dalam kategori penting (P).
Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak.
Kegiatan pengoperasian dermaga berdampak pada peningkatan kepadatan
dan kecelakaan lalu lintas yang berdampak/berakibat pada kehidupan
makhluk hidup di sekitar areal pelabuhan. Oleh karena itu penentuan nilai
kepentingannya termasuk ke dalam kategori penting (P).
Sifat kumulatif dampak.

STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 47

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

f.

Karena peningkatan kepadatan dan kecelakaan lalu lintas tidak bersifat


kumulatif maka penentuan nilai kepentingannya termasuk ke dalam
kategori tidak penting (TP).
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Peningkatan kepadatan dan kecelakaan lalu lintas dapat berbalik setelah
selesai kegiatan bongkar muat barang di areal dermaga sampai berakhir,
sehingga dampaknya dinilai tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut di atas, diperoleh jumlah P
sebanyak 6 persentase kepentingan dampak adalah 87,5 % dan nilai
kepentingannya adalah skala 5.
Peningkatan Kesempatan Kerja
Besaran dampak

Dengan adanya pengoperasian dermaga secara langsung akan


membutuhkan tenaga kerja non skill, yaitu buruh-buruh dermaga/pelabuhan
untuk bongkar muat. Dampak ini akan menimbulkan peningkatan kesempatan
kerja. Peluang tenaga kerja ini diharapkan dapat diisi oleh masyarakat yang
berada di sekitar lokasi khususnya. Tenaga kerja non skill ini juga dapat sebagai
tenaga keamanan, tenaga kasar maupun jasa. Kebutuhan tenaga kerja ini
berdasarkan kepada persyaratan (keahlian) dan kebutuhan untuk penambahan
tenaga ini relatif kecil yaitu kurang lebih 50 orang untuk tenaga buruh. Bila
dikaitkan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat di lokasi studi, ratarata responden telah bekerja di sektor pertanian dan sebagian sebagai
nelayan (46,17 % mempunyai pekerjaan, 53,83 % belum bekerja, 7,4 %
menganggur, 75,85 % TPAK). Dengan demikian kesempatan kerja untuk
aktivitas dermaga dapat mengambil dari masyarakat di Desa Anakoli.
Skala kualitas lingkungan awal adalah skala 3 (sedang), dan meskipun
rekruitment tenaga secara legal relatif sangat sedikit namun akan
meningkatkan kualitas lingkungan menjadi skala 5 (sangat baik).
Tingkat kepentingan dampak
a.

b.

c.

d.

e.

Jumlah manusia yang terkena dampak


Operasional dermaga yang membutuhkan tenaga yang relatif kecil, namun
akan memberi kesempatan kerja pada manusia dan mempunyai efek
majemuk, maka penentuan kepentingan dampaknya dikatakan penting
(P).
Luas wilayah persebaran dampak
Operasional dermaga ini memberi kesempatan kerja bagi penduduk yang
tinggal di sekitar lokasi kegiatan dan orang diluar lokasi kegiatan untuk
bekerja sebagai tenaga buruh dermaga, sehingga penentuan kepentingan
dampaknya dikatakan penting (P).
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Operasional dermaga akan membutuhkan tenaga kerja untuk aktivitas
dermaga berlangsung selama dermaga beroperasi, sehingga nilai
kepentingannya adalah penting (P).
Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
Operasional dermaga akan mempengaruhi kesempatan kerja, yang pada
akhirnya mempengaruhi pendapatan yang diterima masyarakat,
peningkatan taraf hidup masyarakat, peningkatan kesehatan masyarakat,
sehingga komponen lingkungan yang kena cukup banyak, sehingga nilai
kepentingannya termasuk ke dalam kategori penting (P).
Sifat kumulatif dampak

STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 48

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

f.

Operasional dermaga akan memberi kesempatan kerja, yang akan


berakibat masyarakat memperoleh pendapatan, pendapatan akan
dibelanjakan untuk kepentingan hidupnya. Karena mempunyai pendapatan,
maka dapat meningkatkan taraf hidup dan dapat meningkatkan kesehatan.
Berdasarkan nilai kepentingannya, maka sifat kumulatif dampak dari
kegiatan ini dikategorikan penting (P).
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Operasional dermaga yang memberi kesempatan kerja ini bisa
berbalik/tidak permanen, karena sifat kegiatan operasi dermaga terhadap
kesempatan kerja dapat berbalik dan akan terjadi selama dermaga
beroperasi, maka nilai kepentingannya dimasukkan ke dalam kategori
tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut, diperoleh jumlah P
sebanyak 7 dengan persentase kepentingan dampak adalah 87,5% dan
nilai kepentingannya adalah 5.
Peningkatan Peluang Berusaha
Besaran dampak

Dengan adanya pengoperasian dermaga, akan berpotensi terbukanya


peluang berusaha, apalagi bila kapal-kapal sudah banyak merapat, tentu
sangat membutuhkan warung-warung makan, kios minuman, dll. Ditinjau
dari rona lingkungan awal, diketahui bahwa peluang berusaha masyarakat di
sekitar wilayah studi mempunyai skala lingkungan awal jelek (skala 2) dan
dengan beroperasinya dermaga akan meningkatkan kualitas lingkungan
menjadi skala 4 (baik).
Tingkat kepentingan dampak
a.

b.

c.
d.

e.

Jumlah manusia yang terkena dampak


Operasional dermaga yang membutuhkan tenaga kerja yang relatif kecil,
namun efek dari peluang kerja adalah sangat kompleks, maka kriteria ini
dinilai penting (P).
Luas wilayah persebaran dampak
Operasional dermaga memberi peluang kerja bagi penduduk yang tinggal
di sekitar lokasi kegiatan dan orang diluar lokasi kegiatan untuk bekerja
sebagai tenaga buruh dermaga, sehingga penentuan kepentingan
dampaknya dikatakan penting (P).
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Operasional dermaga memberi peluang kerja selama dermaga beroperasi,
sehingga nilai kepentingannya adalah penting (P).
Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
Operasional dermaga akan mempengaruhi kesempatan kerja, yang pada
akhirnya mempengaruhi pendapatan yang diterima masyarakat,
peningkatan taraf hidup masyarakat, peningkatan kesehatan masyarakat,
sehingga komponen lingkungan yang kena cukup banyak, sehingga nilai
kepentingannya termasuk ke dalam kategori penting (P).
Sifat kumulatif dampak
Operasi dermaga akan memberi kesempatan kerja, peluang berusaha yang
akan berakibat masyarakat memperoleh pendapatan, pendapatan akan
dibelanjakan untuk kepentingan hidupnya. Karena mempunyai pendapatan,
maka dapat meningkatkan taraf hidup dan dapat meningkatkan kesehatan.

STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 49

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

f.

Berdasarkan nilai kepentingannya, maka sifat kumulatif dampak dari


kegiatan ini dikategorikan penting (P).
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Operasional dermaga yang memberi peluang kerja ini bisa berbalik/tidak
permanen, karena sifat kegiatan akan terjadi selama dermaga beroperasi,
maka nilai kepentingannya dimasukkan ke dalam kategori tidak penting
(TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut, diperoleh jumlah P
sebanyak 7 dengan persentase kepentingan dampak adalah 87,5% dan
nilai kepentingannya adalah 5.
Peningkatan Pendapatan Masyarakat
Besaran dampak

Dengan adanya pengoperasian dermaga secara langsung akan


membutuhkan tenaga kerja non skill. Dampak ini akan menimbulkan dampak
tidak langsung berupa peningkatan pendapatan masyarakat. Kebutuhan tenaga
kerja dermaga ini diharapkan akan direkrut dari daerah sekitar lokasi kegiatan.
Akibat adanya aktivitas bongkar muat ini, pengangguran dapat dikurangi.
Ditinjau dari rona lingkungan awal, diketahui bahwa masyarakat di sekitar
wilayah studi mempunyai mata pencaharian pokok dengan tingkat pendapatan
rata-rata Rp. 40.833,-/bulan/kapita atau Rp. 204.166,67,-/KK, yang mempunyai
skala lingkungan awal jelek (skala 2), dengan beroperasinya dermaga maka
meningkatkan kualitas lingkungan menjadi baik (skala 4).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Operasional dermaga yang membutuhkan tenaga kerja yang relatif kecil,
namun karena efek dari peningkatan pendapatan masyarakat dapat
meningkatkan kesehatan dan lainnya, maka kriteria ini dinilai penting (P).
b. Luas wilayah persebaran dampak
Operasional dermaga dapat meningkatkan pendapatan bagi penduduk
yang tinggal di sekitar lokasi kegiatan dan orang di luar lokasi kegiatan
untuk bekerja sebagai tenaga buruh dermaga, sehingga penentuan
kepentingan dampaknya dikatakan penting (P).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Operasional dermaga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
berlangsung selama dermaga beroperasi, sehingga nilai kepentingannya
adalah penting (P).
d. Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
Operasional dermaga dapat meningkatkan kesempatan kerja, peluang
berusaha, pendapatan masyarakat, pendapatan regional, kesehatan
masyarakat, ekonomi masyarakat dan merubah lingkungan sosial
masyarakat. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya termasuk ke
dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak
Operasi dermaga akan memberi kesempatan kerja, peluang berusaha yang
akan berakibat masyarakat memperoleh pendapatan, pendapatan akan
dibelanjakan untuk kepentingan hidupnya. Karena mempunyai pendapatan,
maka dapat meningkatkan taraf hidup dan dapat meningkatkan kesehatan.
Berdasarkan nilai kepentingannya, maka sifat kumulatif dampak dari
kegiatan ini dikategorikan penting (P).
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 50

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

f.

Berbalik atau tidak berbaliknya dampak


Operasional dermaga yang memberi peluang menyebabkan peningkatan
pendapatan dan lainnya yang sifatnya dapat berbalik/tidak permanen,
karena sifat kegiatan akan terjadi selama dermaga beroperasi, maka nilai
kepentingannya dimasukkan ke dalam kategori tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut, diperoleh jumlah P
sebanyak 7 dengan persentase kepentingan dampak adalah 87,5% dan
nilai kepentingannya adalah 5.
Peningkatan Pendapatan Regional
Besarnya Dampak

Pengoperasian dermaga akan memberikan dampak terhadap peningkatan


ekonomi daerah. Hal ini dimungkinkan karena dengan operasi dermaga
akan terjadi peningkatan arus bongkar muat. Peningkatan perekonomian
daerah ditinjau terutama akan muncul gairah aktifitas masyarakat yang
berada di sekitar lokasi.
Dari hasil analisis responden diketahui salah satu harapan masyarakat sekitar
dermaga dapat meningkatakan perekonomian regional yang didukung dengan
arus transportasi laut yang lancar dan terjangkau oleh masyarakat. Selanjutnya
bila arus transportasi laut lancar, maka kegiatan perekonomian daerah ini juga
secara tidak langsung akan mendorong untuk berkembang. Skala kualitas
lingkungan untuk aspek pendapatan regional dapat dikatakan baik karena dari
nilai PDRB maupun pendapatan/kapita setiap tahunnya naik terus, skala
kualitas lingkungan awal adalah skala 5 (sangat baik), dan dengan adanya
pengopersian dermaga akan lebih meningkatkan perekonomian setempat
dengan skala kualitas lingkungan adalah skala 5 (sangat baik).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Operasional dermaga yang membutuhkan tenaga kerja yang relatif kecil,
namun karena efek dari peningkatan pendapatan regional dirasakan orang
banyak, maka kriteria ini dinilai penting (P).
b. Luas wilayah persebaran dampak
Operasional dermaga dapat meningkatkan pendapatan regional wilayah
yang bersangkutan, sehingga penentuan kepentingan dampaknya
dikatakan penting (P).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Operasional
dermaga
dapat
meningkatkan
pendapatan
regional
berlangsung selama dermaga beroperasi, sehingga nilai kepentingannya
adalah penting (P).
d. Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
Operasional dermaga dapat meningkatkan kesempatan kerja, peluang
berusaha, pendapatan masyarakat, pendapatan regional, kesehatan
masyarakat, ekonomi masyarakat dan merubah lingkungan sosial
masyarakat. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya termasuk ke
dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak
Operasi dermaga akan memberi kesempatan kerja, peluang berusaha yang
akan berakibat masyarakat memperoleh pendapatan, pendapatan akan
dibelanjakan untuk kepentingan hidupnya. Karena mempunyai pendapatan,
STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 51

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

f.

maka dapat meningkatkan taraf hidup dan dapat meningkatkan kesehatan,


meningkatkan perekonomian dan menciptakan nilai tambah (multiplier
effek). Berdasarkan nilai kepentingannya, maka sifat kumulatif dampak dari
kegiatan ini dikategorikan penting (P).
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Operasional dermaga yang menyebabkan peningkatan pendapatan regional
dan lainnya yang sifatnya dapat berbalik/tidak permanen, karena sifat
kegiatan akan terjadi selama dermaga beroperasi dan dapat berfluktuasi,
maka nilai kepentingannya dimasukkan ke dalam kategori tidak penting
(TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut, diperoleh jumlah P
sebanyak 7 dengan persentase kepentingan dampak adalah 87,5% dan
nilai kepentingannya adalah 5.

Peningkatan Mobilitas
Besaran dampak
Operasional dermaga memerlukan tenaga kerja, walaupun relatif kecil
namun menyebabkan mobilitas yang tinggi akibat keluar masuk orang
dari luar. Keadaan semula di lokasi studi adalah sedikit mobilitas/migran
(7,1 %) dengan skala 5 (sangat baik), dengan adanya operasi dermaga,
maka banyak tenaga kerja yang keluar masuk lokasi studi, berarti ada
peningkatan migran/mobilitas ke wilayah yang bersangkutan sehingga
kualitas lingkungan berubah menjadi skala 3 (sedang).
Tingkat kepentingan dampak
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Operasional dermaga yang membutuhkan tenaga kerja yang relatif kecil,
namun karena efek dari peningkatan mobilitas manusia cukup tinggi, maka
kriteria ini dinilai penting (P).
b. Luas wilayah persebaran dampak
Operasional dermaga dapat meningkatkan mobilitas di wilayah yang
bersangkutan maupun wilayah lain karena banyaknya orang datang,
sehingga penentuan kepentingan dampaknya dikatakan penting (P).
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Mobilitas akan berlangsung selama operasional dermaga, sehingga cukup
sering dan lama, maka nilai kepentingannya adalah penting (P).
d. Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
Operasional dermaga dapat meningkatkan mobilitas, kesempatan kerja,
peluang berusaha, pendapatan masyarakat, pendapatan regional,
kesehatan masyarakat, ekonomi masyarakat dan merubah lingkungan
sosial masyarakat. Oleh karena itu penentuan nilai kepentingannya
termasuk ke dalam kategori penting (P).
e. Sifat kumulatif dampak
Operasi dermaga akan meningkatkan kesempatan kerja, mobilitas, peluang
berusaha yang akan berakibat masyarakat memperoleh pendapatan,
pendapatan akan dibelanjakan untuk kepentingan hidupnya. Karena
mempunyai pendapatan, maka dapat meningkatkan taraf hidup dan dapat
meningkatkan kesehatan, meningkatkan perekonomian dan menciptakan
nilai tambah (multiplier effek). Berdasarkan nilai kepentingannya, maka sifat
kumulatif dampak dari kegiatan ini dikategorikan penting (P).
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 52

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

Operasional dermaga yang menyebabkan peningkatan mobilitas yang


sifatnya dapat berbalik/tidak permanen, karena sifat kegiatan akan terjadi
selama dermaga beroperasi, maka nilai kepentingannya dimasukkan ke
dalam kategori tidak penting (TP).
Berdasarkan 6 kriteria dampak penting tersebut, diperoleh jumlah P
sebanyak 7 dengan persentase kepentingan dampak adalah 87,5% dan
nilai kepentingannya adalah 5.

STUDI AMDAL SUB KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU KAPET MBAY DI KABUPATEN NGADA

V - 53

Anda mungkin juga menyukai