Disusun Oleh:
Dimas Aji Pradipta
NIM A1H014020
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada,
jika ditumbuhkan di alam suatu medium tidak ada jasad renik yang dapat
berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling tahan
panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992). Adanya pertumbuhan mikroorganisme
menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak
sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora
bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikrobia akan
diluluhkan (Lay dan Hatowo, 1992).
Sterilisasi yang paling umum dilakukan dapat berupa: sterilisasi secara fisik
(pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama
senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat
temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat
bejana/ruang panas (oven dengan temperatur 170 0 1800 dan waktu yang
digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas). Sterilisasi secara
kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan
formalin). Sterilisasi secara makanik, digunakan untuk beberapa bahan yang
akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya
adalah dengan saringan/filter. Sitem kerja filter, seperti pada saringan adalah
melakukan seleksi terhadap pertikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah
mikroba) (Suriawiria, 2005).
Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoclave uap yang mulai
diangkat dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 121 0C selama 15 menit.
Adapun alasan digunakannya suhu 1210C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada
ketinggian permukaan laut. Autoclave merupakan alat yang essensial dalam setiap
laboratorium mikrobiologi, ruang sterilisasi di rumah-rumah sakit serta tempattempat lain yang memproduksi produk steril. Pada umumnya (tidak selalu)
autoclave dijalankan pada tekanan kira-kira 15-16 per (5 kg/cm2) pada suhu
1210C . Waktu yag diperlukan untuk sterilisasi bergantung pada sifat bahan yang
disterilkan, tipe wadah dan volume bahan. Misalnya 1000 buah tabung reaksi
yang masing-masing berisi 10 ml medium cair dapat disterilkan dalam waktu 1015 menit pada suhu 1210C, sedangkan jumlah medium yang sama bila
ditempatkan dalam wadah 10 wadah berukuran 1 liter akan membutuhkan 1 liter
akan membutuhkan waktu 20-30 menit pada suhu yang sama untuk menjamin
tercapainya sterilisasi. (Pelczar, 1986).
sifat-sifat
fisiologisnya
(metabolisme
dan
pertumbuhan)
serta
mematikan,
menyingkirkan,
dan
menghambat
pertumbuhan
mikroorganisme.
Cara yang digunakan untuk menghancurkan, menghambat pertumbuhan dan
menyingkirkan mikroorganisme berbeda-beda tergantung pada spesies yang
dihadapi. Selain itu lingkungan dan tempat mikroba ini pun berbeda-beda
misalnya dalam darah, makanan, air, sampah, riol, dan tanah. Hal tersebut juga
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan cara untuk
menghancurkan mikroorganisme yang digunakan tergantung pada pengetahuan,
keterampilan, dan tujuan dari yang melaksanakannya, karena tiap situasi yang
dihadapi merupakan kenyataan dasar yang dapat menuntun pada cara atau
prosedur yang harus dilakukan. Tujuan utama mematikan, menyingkirkan, atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme adalah sebagai berikut:
dalam
industri,
hasilnya
tergantung
pada
kemurnian
III.
METODOLOGI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Susu cair
Jus buah
Jar gelas dengan tutupnya
Autoclave
panci
Penetrometer
pH meter
Termometer
A. Prosedur Kerja
Tekstur
Rasa
4
2
3
3
3
2
3
4
2
3
Tekstur
Rasa
Ari
Emanuel
Arif
Widya
2
1
2
3
2
1
1
2
3
2
2
3
2
3
3
4
2
3
3
3
Keterangan :
a. Warna
1. Tidak cerah
2. Agak cerah
3. Cerah
4. Cerah sekali
b. Larutan
1. Tidak jernih
2. Agak jernih
3. Jernih
4. Jernih sekali
c. Aroma
1. Tidak kuat
2. Agak kuat
3. Kuat
4. Sangat kuat
d. Tekstur
1. Tidak lunak
2. Agak lunak
3. Lunak
4. Sangat lunak
e. Rasa
1. Tidak enak
2. Agak enak
3. Enak
4. Sangat enak
B. Pembahasan
Sterilisasi menurut literatur adalah membebaskan tiap benda atau substansi
dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam
usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat
oleh panas (kalor), gas-gas seperti formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton
oleh bermacam-macam larutan kimia, oleh sinar lembayung ultra atau sinar
jumlah mikroorganisme awal yang ada pada produk yang akan disterilkan.
Sehingga desain proses pemanasan bahan pangan dibagi menjadi:
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka
panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran
a. Pemanasan pemijaran (dengan api langsung), membakar alat pada api
secara langsung, contoh alat: jarum inokulum, pinset, batang L, dll. 100
% efektif namun terbatas penggunaanya.
b. Panas kering sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer,
tabung reaksi dll. Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam. Kesterilan
tergantung dengan waktu dan suhu yang digunakan, apabila waktu dan
suhu tidak sesuai dengan ketentuan maka sterilisasipun tidak akan bisa c.
c. Penyinaran dengan sinar UV: Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan
untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang
menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu
UV Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa
desinfektan antara lain alkohol.
3. Sterilisasi dengan Cara Kimia
Sterilisasi
biasanya
menggunakan
senyawa
Gambar 4. Pasteurisasi
Pasteurisasi tidak sama dengan sterilisasi. Digunakan untuk mengurangi
jumlah populasi bakteri pada cairan seperti susu dan untuk membunuh organism
yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Spora tidak hilang dengan
proses pateurisasi.
4. Sterilisasi dengan Filtrasi atau Penyaringan
Dalam preparasi media kultur membrane filter yang digunakan biasanya memiliki
ukuran pori 0.22 dan 0.45 . Udara juga dapat di filter untuk menghilangkan
mikroorganisme. Filter yang biasa digunakan adalah filter HEPA (High Efficiency
Particulate Air). Filter ini dapat menghilangkan hingga 99 % partikel termasuk
mikroorganisme yang memiliki diameter diatas 0.3 m.
5. Sterilisasi Panas
Adapun beberapa manfaat dari proses sterilisasi yang dilihat dari berbagai
sumber dan literatur antara lain:
a. Kondisi dimana sebagian besar mikroba telah mati dan masih terdapat
beberapa mikroba yang tetap hidup setelah pemanasan.
b. Kondisi
dalam
kemasan
(kaleng/
botol/
retort
pouch)
selama
pH
Vakum
Pengemasan hermetis
Mencegah pertumbuhan mikroorganisme pembusuk dan patogen
Pemanasan harus cukup. Jika tidak cukup mikroorganisme yang ada menjadi
biasanya
2. Perbedaan uji organoleptik pada percobaan ini tidak terlepas dari penilaian dari
panelis yang berbeda.
Hasil analisis variansi lama penyimpanan produk pasteurisasi memberikan
perubahan yang sangat nyata (P<0.01) terhadap berat jenis, artinya lama
penyimpanan dalam refrigerator sangat mempengaruhi berat jenis produk tersebut
Hal ini disebabkan karena semakin lama produk disimpan dalam refrigerator
maka kekentalannya semakin tinggi sehingga berat jenisnya semakin besar.
Heryansyah (2011). Hasil ini sesuai dengan Abubakar (2000) bahwa kandungan
air di dalam susu pasteurisasi mengalami penurunan dan kandungan bahan padat
semakin meningkat dengan semakin lama waktu penyimpanan sehingga berat
jenis dan kekentalannya meningkat.
Hasil analisis variansi lama penyimpanan produk pasteurisasi memberikan
perubahan yang nyata (P<0.05) terhadap viskositas, dalam jurnal yang diuji
adalah susu kambing, jadi dapat disimpulkan lama penyimpanan dalam
refrigerator mempengaruhi viskositas produk pasteurisasi, semakin lama disimpan
viskositas produk semakin meningkat
A. Kesimpulan