Anda di halaman 1dari 3

A.

Gejala klinis kanker serviks


Menurut Dalimartha (2004), gejala kanker serviks pada kondisi pra-kanker
ditandai dengan Fluor albus (keputihan) merupakan gejala yang sering ditemukan
getah yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan
nekrosis jaringan. Dalam hal demikian, pertumbuhan tumor menjadi ulseratif.
Perdarahan yang dialami segera setelah bersenggama (disebut sebagai perdarahan
kontak) merupakan gejala karsinoma serviks (75 -80%).
Pada tahap awal, terjadinya kanker serviks tidak ada gejala-gejala khusus.
Biasanya timbul gejala berupa ketidak teraturannya siklus haid, amenorhea,
hipermenorhea, dan penyaluran sekret vagina yang sering atau perdarahan
intermenstrual, post koitus serta latihan berat. Perdarahan yang khas terjadi pada
penyakit ini yaitu darah yang keluar berbentuk mukoid. Nyeri dirasakan dapat
menjalar ke ekstermitas bagian bawah dari daerah lumbal.
Pada tahap lanjut, gejala yang mungkin dan biasa timbul lebih bervariasi, sekret
dari vagina berwarna kuning, berbau dan terjadinya iritasi vagina serta mukosa
vulva. Perdarahan pervagina akan makin sering terjadi dan nyeri makin progresif.
Menurut Baird (1991) tidak ada tanda-tanda khusus yang terjadi pada klien kanker
serviks. Perdarahan setelah koitus atau pemeriksaan dalam (vaginal toussea)
merupakan gejala yang sering terjadi. Karakteristik darah yang keluar berwarna
merah terang dapat bervariasi dari yang cair sampai menggumpal.
Gejala lebih lanjut meliputi nyeri yang menjalar sampai kaki, hematuria dan
gagal ginjal dapat terjadi karena obstruksi ureter. Perdarahan rektum dapat terjadi
karena penyebaran sel kanker yang juga merupakan gejala penyakit lanjut. Pada
pemeriksaan Pap Smear ditemukannya sel-sel abnormal di bagian bawah serviks
yang dapat dideteksi melalui, atau yang baru-baru ini disosialisasikan yaitu dengan
Inspeksi Visual dengan Asam Asetat. Sering kali kanker serviks tidak menimbulkan
gejala. Namun bila sudah berkembang menjadi kanker serviks, barulah muncul
gejala-gejala seperti pendarahan serta keputihan pada vagina yang tidak normal, sakit
saat buang air kecil dan rasa sakit saat berhubungan seksual (Wiknjosastro, 1997).

B. Klasifikasi kanker serviks


Stadium kanker serviks menurut FIGO (Federation of Gynecology and
Obsetrics) 2000.
Stadium 0
Stadium I

Karsinoma in situ, karsinoma intraepithelial


Karsinoma masih terbatas di serviks (penyebaran ke

Stadium Ia

korpus uteri diabaikan)


Invasi kanker ke stroma hanya dapat dikenali secara
mikroskopik, lesi yang dapat dilihat secara langsung
walau

dengan

invasi

yang

sangat

superfisial

dikelompokkan sebagai stadium Ib.


Kedalaman invasi stroma tidak lebih dari 5 mm dan
Stadium Ia1

lebarnya tidak lebih dari 7 mm


Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih dari 3

Stadium Ia2

mm dan lebar tidak lebih dari 7 mm


Invasi ke stroma dengan kedalaman lebih dari 3 mm tapi

Stadium Ib

kurang dari 5 mm dan lebar tidak lebih dari 7 mm


Lesi terbatas di serviks atau secara mikroskopis lebih

Stadium Ib1
Stadium Ib2
Stadium II

dari Ia
Besar lesi secara klinis tidak lebih dari 4 cm
Besar lesi secara klinis lebih dari 4 cm
Telah melibatkan vagina, tetapi belum melibatkan

Stadium IIa
Stadium IIb

parametrium
Lesi telah meluas ke sepertiga proksimal vagina
Infiltrasi ke parametrium, tetapi belum mencapai dinding

Stadium III

panggul
Telah melibatkan 1/3 bawah vagina atau adanya
perluasan sampai dinding panggul. Kasus dengan
hidronefrosis atau gangguan fungsi ginjal dimasukkan
dalam stadium ini, kecuali kelainan ginjal dapat

Stadium IIIa

dibuktikan oleh sebab lain.


Keterlibatan 1/3 bawah vagina dan infiltrasi parametrium

Stadium IIIb

belum mencapai dinding panggul


Perluasan sampai dinding panggul atau adanya

Stadium IV
Stadium IVa

hidronefrosis atau gangguan fungsi ginjal


Perluasan ke luar organ reproduksi
Keterlibatan mukosa kandung kemih atau mukosa

Stadium IVb

rektum
Metastase jauh atau telah keluar dari rongga panggul

Sumber :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26069/4/Chapter%20II.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-arifatulul-5137-2-bab2.pdf

Anda mungkin juga menyukai