Anda di halaman 1dari 17

II.

1 Definisi
Kista adalah suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum diketahui. Kista adalah
suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan. Pada wanita organ yang paling
sering terjadi adalah kista ovarium.3,4

II. 2. Sifat kista


1. Kista Fisiologis
Sesuai siklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya berkembang,
dan gambaranya seperti kista. Biasanya kista tersebut berukuran dibawah 4 cm, dapat
dideteksi dengan menggunakan pemeriksaan USG, dan dalam 3 bulan akan hilang. Jadi,
kista yang bersifat fisiologis tidak perlu operasi, karena tidak berbahaya dan
tidakmenyebabkan keganasan, tetapi perlu diamati apakah kista tersebut mengalami
pembesaran atau tidak.3 ,5
Kista yang bersifat fisiologis ini dialami oleh orang di usia reproduksi karena
masih mengalami menstruasi. Biasanya kista fisiologis tidak menimbulkan nyeri pada
saat haid.5
2. Kista Patologis (Kanker Ovarium)
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker ovarium
merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian
yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya bersifat tanpa gejala dan tanpa
menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70% pasien datang
pada stadium lanjut, penyakit ini disebut juga sebagai silent killer. Angka kematian
penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti.

Pada kista patologis, pembesaran bisa terjadi relatif cepat, yang kadang tidak
disadari penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala seperti penyakit
umumnya. Itu sebabnya diagnosa agak sulit dilakukan. Gejala gejala seperti perut yang
agak membuncit serta bagian bawah perut yang terasa tidak enak biasanya baru dirasakan
saat ukuranya sudah cukup besar. Jika sudah demikian biasanya perlu dilakukan tindakan
pengangkatan melalui proses laparoskopi.4,5
Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat jinak dan
ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak menyebar. Meski jinak
kista ini dapat berubah menjadi ganas. Tetapi sampai saat ini, belum diketahui dengan
pasti penyebab perubahan sifat tersebut.4,5
Kista ganas yang mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat dan dinding sel
tebal dan tidak teratur. Tidak seperti kista fisiologis yang hanya berisi cairan, kista
abnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid dan dapat bersifat ganas. 6
II.3 Klasifikasi
Di antara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastic da nada yang bersifat nonneoplastik. Tentang tumor-tumor neoplastic belum ada klasifikasi yang dapat diterima oleh
semua pihak. Hal ini terjadi oleh karena klasifikasi berdasarkan histopatologi atau embriologi
belum dapat diberikan secara tuntas diduga karena adanya kemungkinan bahwa tumor-tumor
yang sama rupanya mempunyai asal yang berbeda. Maka atas pertimbangan praktis, tumor-tumor
neoplastic dibagi atas tumor jinak dan tumor ganas, dan selanjutnya tumor jinak dibagi dalam
tumor kistik dan tumor solid.
TUMOR NON-NEOPLASTIK
1. Tumor akibat radang
2. Tumor lain
Kista folikel
Kista korpus luteum
Kista lutein
Inklusi inklusi germinal
Kista endometrium
Kista Stein-Leventhal

TUMOR NEOPLASTIK JINAK


1. Kistik
Kistoma ovarii simpleks
Kistadenoma ovarii serosum
Kistadenoma ovarii musinosum
Kista endometroid
Kista dermoid
2. Solid
Fibroma, leoimeioma, fibroadenoma, papilloma, angioma, limfangoma
Tumor Brenner
Tumor sisa adrenal (maskulinovo-blastoma)
TUMOR OVARIUM NONNEOPLASTIK
TUMOR AKIBAT RADANG
Termasuk disini abses ovarial, abses tubo-ovarial, dan kista tubo-ovarial.
TUMOR LAIN
Kista Folikel
Gambaran Umum
Kista folikel merupakan kista yang paling sering ditemukan di ovarium dan biasanya berukuran
sedikit lebih besar (3 - 8 cm) dari folikel pra-ovulasi (2,5 cm). Kista ini terjadi karena kegagalan
proses ovulasi dan kemudian cairan intrafolikel tidak diabsorbsi kembali. Pada beberapa
keadaan, kegagalan ovulasi juga dapat terjadi secara artifisial di mana gonadotropin diberikan
secara berlebihan untuk menginduksi ovulasi. Kista ini tidak menimbulkan gejala yang spesifik.
Jarang sekali terjadi torsi, ruptur, atau perdarahan. Ada yang menghubungkan kista folikel
dengan gangguan menstruasi (perpanjangan interval antar menstruasi atau pemendekan siklus).
Kista folikel yang besar dapat dihubungkan dengan nyeri pelvik, dispareunia, dan kadangkadang perdarahan abnormal.
Gambaran Klinik
Penemuan kista folikel umumnya dilakukan melalui pemeriksaan USG transvaginal atau
pencitraan MRI. Diagnosis banding kista folikel adalah salfingitis, endometriosis, kista lutein,
dan kista neoplastik lainnya. Sebagian kista dapat mengaiami obliterasi dalam 60 hari tanpa
pengobatan. Pil kontrasepsi dapat digunakan untuk mengatur siklus dan atresi kista folikel.

Terapi
Tata laksana kista folikel dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan laparoskopi.
Kista Korpus Luteum
Kista luteum terjadi akibat pertumbuhan lanjut korpus luteum atau perdarahan yang mengisi
rongga yang terjadi setelah ovulasi. Terdapat 2 jenis kista lutein, yaitu kista granulosa dan kista
teka
Kista Granulosa
Kista granulosa merupakan pembesaran non-neoplastik ovarium. Setelah ovulasi, dinding sel
granulosa mengalami luteinisasi. Pada tahap terbentuknya vaskularisasi baru, darah terkumpul di
tengah rongga membentuk korpus hemoragikum. Resorbsi darah di ruangan ini menyebabkan
terbentuknya kista korpus luteum. Kista lutein yang persisten dapat menimbulkan nyeri lokal dan
tegang dinding perut yang juga disertai amenorea atau menstruasi terlambat yang menyerupai
gambaran kehamilan ektopik. Kista lutein juga dapat menyebabkan torsi ovarium sehingga
menimbulkan nyeri hebat atau perdarahan intraperitoneal yang membutuhkan tindakan
pembedahan segera untuk menyelamatkan penderita.
Kista Teka
Tidak banyak keluhan yang ditimbuikan oleh kista ini. Pada umumnya tidak diperlukan tindakan
bedah untuk menangani kista ini karena kista dapat menghilang secara spontan setelah evakuasi
mola, terapi korio karsinoma, dan penghentian stimulasi ovulasi dengan klomifen. Walaupun
demikian, apabila terjadi ruptur kista dan terjadi perdarahan ke dalam rongga peritoneum maka
diperlukan tindakan laparotomi segera untuk menyelamatkan penderita.
Gambaran Umum
Penyakit ovarium polikistik ditandai dengan pertumbuhan polikistik ovarium kedua ovarium,
amenorea sekunder atau oligomenorea, dan infertilitas. Sekitar 50% pasien mengalami
hirsutisme dan obesitas. Gangguan ini terjadi pada perempuan berusia 15 - 30 tahun. Banyak

kasus infertilitas terkait dengan sindroma ini. Tampaknya hal ini berhubungan dengan disfungsi
hipotalamus.
Gambaran Klinik
Walaupun mengalami pembesaran ovarium juga mengalami proses sklerotika yang menyebabkan
permukaannya berwarna putih tanpa identasi seperti mutiara sehingga disebut sebagai ovarium
kerang. Ditemukan banyak folikel berisi cairan di bawah dinding fibrosa korteks yang
mengalami penebalan. Teka interna terlihat kekuningan karena mengalami luteinisasi, sebagian
stroma juga mengalami hal yang sama.
Diagnosis penyakit ini dibuat berdasarkan anamnesis yang mengarah pada beberapa gejala di
atas dan pemeriksaan fisik terarah. Riwayat menarke dan haid yang normal kemudian berubah
menjadi episode amenorea yang semakin lama. Terjadi peningkatan Hormon Ketosteroid dan
LH tetapi tidak ditemukan fase lonjakan FH (LH swrge) yang akan menjelaskan mengapa tidak
terjadi ekskresi estrogen, FSH, dan ACTH masih dalam batas normal. Pemeriksaan yang dapat
diandalkan adalah USG dan laparoskopi.
Terapi
Klomifen sitrat 50 - 100 mg per hari untuk 5 - 7 hari per siklus. Beberapa praktisi juga
menambahkan hCG untuk memperkuat efek pengobatan. Walaupun reseksi baji (wedge) cukup
menjanjikan, hai tersebut jarang dilakukan karena dapat terjadi perlengketan periovarial. Karena
endometrium lebih banyak terpapar oleh estrogen, maka dianjurkan juga untuk memberikan
progesteron (LNG, desogestrel, CPA)
TUMOR OVARIUM NEOPLASTIK JINAK
TUMOR KISTIK
Epitelial tumor mencakup 60% - 80% dari keseluruhan neoplasma ovarium, termasuk di
dalamnya adalah kistadenoma serosum, kistadenoma musinosum, endometriosis, clear cell, sel
transitional (Brenner), dan epitel sel stroma.
Kistadenoma Ovarii Serosum

Gambaran Umum
Kistadenoma serosum mencakup sekitar 15 - 25% dari keseluruhan tumor jinak ovarium. Usia
penderita berkisar antara 20 - 50 tahun. Pada 12 50 kasus, kista ini terjadi pada kedua ovarium
(bilateral). Ukuran kista berkisar antara 5 - 15 cm dan ukuran ini lebih kecil dari rata-rata ukuran
kistadenoma musinosum. Kista berisi cairan serosa, jernih kekuningan. Proliferasi fokal pada
dinding kista menyebabkan proyeksi papilomatosa ke tengah kista yang dapat bertransformasi
menjadi kistadeno fibroma. Proyeksi papilomatosa ini harus diperhatikan secara saksama dalam
upaya untuk membedakannya dengan proliferasi atipik.
Gambaran Klinik
Kistadenoma serosum yang ditemukan pada usia 20 - 30 tahun digolongkan sebagai neoplasma
potensi rendah untuk transformasi ganas dan hal ini bertolak beiakang dengan penderita pada
usia peri atau pascamenopause yang memiliki potensi anaplastic yang tinggi. Seperti dengan
sebagian besar tumor epitelial ovarium, tidak dijumpai gejala klinik khusus yang dapat menjadi
petanda kistadenoma serosum. Pada sebagian besar kasus, tumor ini ditemukan secara kebetulan
saat dilakukan pemeriksaan rutin. Pada kondisi tertentu, penderita akan mengeluhkan rasa tidak
nyaman di dalam pelvis dan pembesaran perut.
Terapi
Pengobatan terpilih untuk kistadenoma serosum adalah tindakan pembedahan (eksisi) dengan
eksplorasi menyeluruh pada organ intrapelvik dan abdomen. Untuk itu, jenis insisi yang dipilih
adalah mediana karena dapat memberikan cukup akses untuk tindakan eksplorasi. Sebaiknya
dilakukan pemeriksaan PA selama operasi sebagai antisipasi terhadap kemungkinan adanya
keganasan.

Kistadenoma Ovarii Musinosum


Gambaran Umum
Kistadenoma ovarii musinosum mencakup 16 30 % dari total tumor jinak ovarium dan 85 % di
antaranya adalah jinak. Tumor ini bilateral pada 5 77 % kasus. Tumor ini pada umumnya
adalah multilokuler dan lokulus yang berisi cairan musinosum tampak berwarna kebiruan di

dalam kapsul yang dindingnya tegang. Dinding tumor tersusun dari epitel kolumner yang tinggi
dengan inti sel berwarna gelap terletak di bagian basal. Dinding kistadenoma musinosum ini,
pada 50 % kasus mirip dengan struktur epitel endoserviks dan 50% lagi mirip dengan struktur
epitel kolon di mana cairan musin di dalam lokulus kista mengandung sel-sel goblet. Perlu untuk
memilih sampel pemeriksaan PA dari beberapa tempat karena sebaran area-area dengan
gambaran jinak, potensial ganas, atau ganas adalah sangat variatif.
Gambaran Klinik
Tumor musin ini merupakan tumor dengan ukuran terbesar dari tumor dalam tubuh manusia.
lerdapat 15 laporan yang menyebutkan berat tumor di atas 70 kg. Sebagai konsekuensi, semakin
besar ukuran tumor di ovarium, semakin besar pula kemungkinan diagnosisnya adalah
kistadenoma ovarii musinosum. Tumor ini juga asimtomatik dan sebagian besar pasien hanya
merasakan pertambahan berat badan atau rasa penuh di perut. Pada kondisi tertentu, perempuan
pascamenopause dengan tumor ini dapat mengalami hiperplasia atau perdarahan pervaginam
karena stroma sel tumor mengalami proses luteinisasi sehingga dapat menghasilkan hormon
(terutama estrogen). Bila hal ini terjadi pada perempuan hamil, maka dapat terjadi pertumbuhan
rambut yang berlebihan (virilisasi) pada penderita Cairan musin dari kistoma ini dapat mengalir
ke kavum pelvik atau abdomen melalui stroma ovarium sehingga terjadi akumulasi cairan musin
intraperitoneal dan hal ini dikenal sebagai pseudomiksoma peritonii. Hal yang serupa, dapat pula
disebabkan oleh kistadenoma pada apendiks (appendiceal mwcinows cysadenoma).
Terapi
Apabila ternyata stroma kistadenoma ovarii musinosum mendiseminasi cairan musin ke rongga
peritoneum (ltseudomyxoma) dan hal ini ditemukan pada saat melakukan tindakan laparotomi,
maka sebaiknya dilakukan salpingo-ooforektomi unilateral. Untuk mengosongkan cairan musin
dari kavum peritoneum, encerkan terlebih dulu musin dengan larutan dextrose 5% - 1.0%
sebelum dilakukan pengisapan suction.
Kista Dermoid
Gambaran Umum

Kistadermoid merupakan tumor terbanyak (1,0% dari total tumor ovarium) yang berasal dari sel
germinativum. Tumor ini merupakan tumor jinak sel germinativum dan paling banyak diderita
oleh gadis yang berusia di bawah 20 tahun. Tumor sel germinal ini mencakup 60% kasus
dibandingkan 40 % yang berasal dari sel nongerminal untuk kelompok umur yang telah
disebutkan terdahulu.
Gambaran Klinik
Walaupun terdapat beberapa jaringan penyusun tumor, tetapi ektodermal merupakan komponen
utama, yang kemudian diikuti dengan mesodermal dan entodermal. Semakin lengkap unsur
penyusun, akan semakin solid konsistensi tumor ini. Kista dermoid jarang mencapai ukuran yang
besar, tetapi kadang-kadang bercampur dengan kistadenoma ovarii musinosum sehingga
diameternya akan semakin besar. Unsur penyusun tumor terdiri dari sel-sel yang telah matur
sehingga kista ini juga disebut sebagai teratoma matur. Kista dermoid mempunyai dinding
berwarna putih dan relatif tebal, berisi cairan kental dan berminyak karena dinding tumor
mengandung banyak kelenjar sebasea dan derivat ectodermal (sebagian besar adalah rambut).
Dalam ukuran kecil, kista dermoid tidak menimbulkan keluhan apa pun dan penemuan tumor
pada umumnya hanya melalui pemeriksaan ginekologi rutin. Rasa penuh dan berat di dalam
perut hanya dirasakan apabila ukuran tumor cukup besar. Komplikasi kista dermoid dapat berupa
torsi, ruptura, perdarahan, dan transformasi ganas.
Terapi
Laparotomi dan kistektomi
Tumor Jaringan Ikat Ovarium/Tumor Padat Ovarium
Fibroma
Gambaran Umum
Tumor dari jaringan ikat ovarium ini sangat terkenal terkait dengan kumpulan gejala yang
disebut dengan sindroma Meig's. Mekanisme sindroma ini belum diketahui secara pasti tetapi
sistem limfatik diafragma dianggap sebagai benang merah dari kesemua gejala yang ada,
termasuk dengan adanya timbunan cairan di rongga dada. Tidak seperti utamanya, tumor ini

tidak sepenuhnya berasal dari jaringan ikat karena juga terdapat unsur germinal, tekoma dan
transformasi ke arah ganas seperti tumor Brenner walaupun tanpa adartya metastase ke pleura.
Hidrotoraks dan asites selalu menyertai fibroma ovarium dalam sindroma Meig's.
Gambaran Klinik
Fibroma timbul secara bilateral pada 2 - 1,0% kasus dan ukuran rata-rata tumor ini adalah 6 cm.
Konsistensi tumor adalah kenyal, padat dengan permukaan yang halus dan rata. Asites dan
hidrotoraks merupakan paket dari sindroma Meig's dan tanpa kedua ini maka tumor yang berasal
dari jaringan lkat ovarium murni di ebut sebagai fibroma ovarii.
Terapi
Hampir semua tumor padat ovarium diindikasikan untuk diangkat, termasuk fibroma.
Pengangkatan tumor biasanya diikuti dengan menghilangnya hidrotoraks dan asites.

Tumor Brenner
Gambaran Umum
Robert Meyer merupakan pionir dalam mengenali tumor ini karena sebelum ini selalu
didiagnosis sebagai fibroma. Ternyata, tumor ini mempunyai karakteristik histopatologi yang
berbeda karena tersusun dari sarang sarang atau kolom epitel di dalam jaringan fibromatosa.
Distribusi sarang epitel di dalam stroma mengesankan gambaran ganas tetapi gambaran
homogen dan uniformal tanpa aktivitas anaplasia menunjukkan hal yang sebaliknya.
Karakteristik sarang-sarang epitel tersebut seringkali menunjukkan tendensi untuk mengalami
degenerasi kistik sentralis. Rongga-rongga yang terbentuk mempunyai massa sitoplasmik yang
menyerupai gambaran ovum di dalam folikel.
Gambaran Klinik
Tumor Brenner termasuk jarang ditemukan dan umumnya ditemukan pada perempuan usia lanjut
(50 tahun). Tidak ada gejala klinik khusus dari tumor ini dan seringkali ditemui secara tidak
sengaja pada saat operasi. Pernah ditemukan tumor Brenner seberat 10 kilogram (Averbach) dan

semula diduga sebagai fibroma. Hingga akhir millenium ini, tumor Brenner dianggap sebagai
tumor jinak (98%). Tumor ini mencakup 1% - 2% dari total tumor ovarium dan sekitar 95 %
terjadi unilateral. Idelson melaporkan transformasi ganas pada sekitar 50 kasus dan melihat
adanya hubungan kistadenokarsinoma musinosum dengan tumor ini. Roth mendeskripsikan
transformasi tersebut sebagai proliferasi tanpa invasi nyata pada stroma. Farrar melaporkan ada
7,57% kasus yang menunjukkan efek estrogenik (hyperplasia endometrium) dari tumor Brenner.
Ullery melaporkan sejumlah kasus tumor Brenner dengan efek virilisasi pada penderita.
Terapi
Eksisi.
Tumor Sel Stroma
Tumor Sel Granulosa
Tumor ini dikaitkan dengan adanya produksi hormon estrogen dan dapat menyebabkan
pubertas prekok pada gadis-gadis muda dan menyebabkan hiperplasia adenomatosa dan
perdarahan per vaginam pada perempuan pascamenopause. Karakteristik histopatologinya
berupa sel dengan inti berlekuk seperti biji kopi, disertai pertumbuhan stroma yang
mikrofolikuler, makrofolikuler, trabekuler, insuler, atau padat. Badan Call-Exner dikaitkan
dengan corak pertumbuhan mikrofolikuler dan rongga-rongga kecil yang berisi cairan eosinifilik.
Terdapat sejumlah sel teka dalam jumlah tertentu.
Tumor Sel Teka
Seperti halnya tumor granulosa, tekoma ovarii juga memproduksi estrogen. Tumor jinak ini
terdiri dari stroma yang mengandung sebaran sel lemak yang memberikan warna kekuningan
pada badan tumor saat dilakukan diseksi.
Tumor Sel Sertoli dan Leydig
Tumor ini memberikan gejala virilisasi pada penderita dan umumnya terjadi pada perempuan
berusia 20 - 27 tahun. Sebagian besar tumor tumbuh secara unilateral. Pada pemeriksaan
mikroskopik akan dijumpai sel Sertoli dan sel Leydig secara bersamaan. Di dalam jaringan
tumor, tekstur kedua sel ini sangat variatif.

Tumor Endometroid
Gambaran Umum
Yang paling menarik dan banyak menjadi bahan diskusi adalah keberadaan jaringan
yang mirip dengan endometrium di dalam rongga pelvik, termasuk yang bermanifestasi
pada ovariu. Tumor endometroid paling sering diiumpai pada ovarium, ligamentum sakro uterina
dan rotundum, septum rektovaginalis, tunika serosa (uteri,tuba,rektum, sigmoid dan kandung
kemih), umbilikus, parut laparotomi, sakus hernialis, apendiks, vagina, vulva, serviks, tuba, dan
kelenjar limfe. Tumor endometroid ini pertama kali dibahas oleh Sampson pada tahun 1921 dan
semenjak itu banyak ahli mencoba membahas tentang histogenesis lesi ini. Sekitar 30% - 50%
endometroid ovarii terjadi bilateral dan hanya 10% tumor endometroid timbul pada tempat yang
sama dengan endometriosis. Sekitar 30% penderita karsinoma endometroid
terjadi bersamaan dengan karsinoma endometrium.
Terdapat 4 teori terkait yang dianut hingga saat ini, yaitu regurgitasi darah haid (teori
Sampson), metaplasia selomik, diseminasi limfatik (teori Halban) dan hematogenik. Teori
implantasi dan metaplasia dianggap paling masuk akal walaupun tidak dapat menjelaskan
endometroid di tempar yang jauh (umbilikus, pleura, dan sebagainya). Walaupun teori limfatik
dan hematogenik dapat menjelaskan pertumbuhan endometroid di tempat jauh dari kavum uteri,
tetapi sangat sedikit kasus atau studi yang dapat mendukung teori ini.
Gambaran Klinik
Bentuk manifestasi endometroid di berbagai tempat di karum pelvik sangat bervariatif. Bentuk
yang paling sering ditemukan adalah penonjolan berwarna merah kehitaman,
terutama pada ovarium dan bagian belakang dinding uterus. Kebocoran akibat upaya
untuk melepaskan ovarium dari perlekatannya dari jaringan sekitar akan disertai oleh
keluarnya cairan kecokelatan (seperti karat). Apabila endometroid membentuk kista
pada ovarium maka permukaan dalam dinding akan memiliki gambaran seperti lapisan
endometrium di kavum uteri disertai dengan area-area yang berdarah. Walaupun terjadi
perlekatan dengan fimbria tuba yang disertai lapisan atau serar-serat fibrin, tetapi pada banyak
kasus hal tersebut tidak menimbulkan penyatuan juluran fimbria. Perdarahan atau bekuan darah
dari tumor dendometroid menjadi penyebab utama obstruksi dari bagian paling ujung tuba.
Penonjolan, perlekatan dan perdarahan adalah penampakan umum di semua lokasi lesi
endometroid di dalam kamm pelvik. Cavanagh menemukan hubungan usia (kurang dari 30

tahun) dengan progresivitas pertumbuhan endometroid (termasuk penyebarannya) di ovarium


dan kavum pelvik. Diagnosis ditegakkan dengan laparoskopik diagnostik
Terapi
Sangat tergantung dari usia dan fertilitas pasien karena tindakan ooforektomi adalah
pilihan yang cukup radikal untuk menyelesaikan kasus ini. Untuk penanganan infertilitas
dapat dicobakan eksisi endometroid tumor dan dikombinasikan dengan hormonal
atau menopause buatan secara temporer.
II. 4. Etiologi
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan hormon pada
hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu sendiri. Kista ovarium timbul dari folikel yang tidak
berfungsi selama siklus menstruasi.1
Faktor resiko terjadinya kista ovarium.3
a

Riwayat kista ovarium sebelumnya

Siklus menstruasi yang tidak teratur

Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas

Menstruasi dini

Tingkat kesuburan

II.5 Klinik Tumor Ovarium


Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium yang kecil.
Sebagian besar gejala dan tanda adalah akibat dari pertumbuhan, aktivitas endokrin, atau
komplikasi tumor-tumor tersebut.

Akibat pertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembenjolan perut. Tekanan
terhadap alat-alat disekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya di dalam perut.
Misalnya, sebuah kista dermoid yang tidak seberapa besar, tetapi terletak di depan uterus dapat
menekan kandung kemih dan dapat menimbulkan gangguan miksi, sedang suatu kista yang lebih
besar tetapi terletak bebas dirongga perut kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam

perut. Selain gangguan miksi, tekanan tumor dapat menyebabkan obstipasi, edema pada tungkai,.
Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak nafsu makan, rasa sesak dan lain-lain.
Akibat aktivitas hormonal
Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor itu sendiri
mengeluarkan hormone. Seperti pada tumor ganas, sebuah sel granulosa dapat menimbulkan
hipermenorea, dan arhenoblastoma dapat menyebabkan amenorea.
Akibat komplikasi
Perdarahan ke dalam kista biasanya terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur
menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang minimal.
Akan tetapi, kalau perdarahan terjadi bisa kemungkinan terjadi dalam jumlah banyak, akan
terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut mendadak.
Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih
akan tetapi yang belum terlalu membesar sehingga terbatas gerakannya. Kondisi yang
mempermudah terjadinya torsi adalah kehamilan karena pada kehamilan uterus yang membesar
dapat mengubah letak tumor, dank arena sesudah persalinan dapat terjadi perubahan mendadak
dalam rongga perut. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini
jarang bersifat total. Adanya putaran tangkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum
infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietale dan ini menimbulkan rasa sakit.
Infeksi pada tumor terjadi jika dekat pada tumor ada sumber kuman pathogen, seperti
apendisitis, diverticulitis, atau salpingitis akuta. Kista dermoid cenderung mengalami peradangan
disusul dengan pus.
Perubahan keganasan dapat terjadi pada beberapa kista jinak, seperti kistadenoma ovarii
serosum,kistadenoma ovarii musinosum, dan kista dermoid. Oleh sebab itu, setelah tumor-tumor
tersebut diangkat pada operasi, perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik yang seksama
terhadap kemungkinan perubahan keganasan.
II.6 Diagnosis
a

Anamnesa
Diagnosis dimulai dari anamnesis berdasarkan keluhan pasien. Banyak tumor

ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium yang kecil.
Adanya tumor bisa menyebabkan pembenjolan perut. Rasa sakit atau tidak nyaman pada
perut bagian bawah. Rasa sakit tersebut akan bertambah jika kista tersebut terpuntir atau
terjadi ruptur. Terdapat juga rasa penuh di perut. Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya
dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, gangguan miksi dan defekasi. Dapat terjadi
penekanan terhadapat kandung kemih sehingga menyebabkan frekuensi berkemih
menjadi sering. 8,9
Kista ovarium dapat menyebabkan obstipasi karena pergerakan usus terganggu
atau dapat juga terjadi penekanan dan menyebabkan defekasi yang sering. Pasien juga
mengeluhkan ketidaknyamanan dalam coitus, yaitu pada penetrasi yang dalam. Pada
tumor yang besar dapat terjadi tidak adanya nafsu makan dan rasa enak dan rasa sesak.
Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor tersebut
mengeluarkan hormon. Ireguleritas siklus menstruasi dan pendarahan vagina yang
abnormal dapat terjadi. Pada anak muda, dapat menimbulkan menarche lebih awal.
Polikistik ovari menimbulkan sindroma polistik ovari, terdiri dari hirsutism, inferilitas,
aligomenorrhea, obesitas dan acne. Pada keganasan, dapat ditemukan penurunan berat
badan yang drastis. 8,9
b

Pemeriksaan Fisik
Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita
premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah abnormal
jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadi sulit pada pasien yang
gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa umummnya rata. Serviks
dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Dapat juga teraba, massa lain, termasuk
fibroid dan nodul pada ligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan atau
endometriosis. Pada perkusi mungkin didapatkan ascites yang pasif.9

Pemeriksaan Penunjang
a) Laboratorium
Tidak ada tes laboratorium diagnostik untuk kista ovarium. Cancer antigen 125
(CA 125) adalah protein yang dihasilkan oleh membran sel ovarium normal dan
karsinoma ovarium. Level serum kurang dari 35 U/ml adalah kadar CA 125
ditemukan meningkat pada 85% pasien dengan karsinoma epitel ovarium.

Terkadang CA 125 ditemukan meningkat pada kasus jinak dan pada 6% pasien
sehat.
b) Laparoskopi
Mengetahui asal tumor dari ovarium atau tidak, dan menentukan sifat- sifat tumor.
c) Ultrasonografi
Menentukan letak dan batas tumor kistik atau solid, cairan dalam rongga
perut yang bebas dan tidak. USG adalah alat diagnostik imaging yang utama
untuk kista ovarium. Kista simpleks bentuknya unilokular, dindingnya tipis, satu
cavitas yang didalamnya tidak terdapat internal echo. Biasanya jenis kista seperti
ini tidak ganas, dan merupakan kista fungsioal, kista luteal atau mungkln juga
kistadenoma serosa atau kista inklusi.
Kista kompleks multilokular, dindingnya menebal terdapat papul ke dalam
lumen. Kista seperti ini biasanya maligna atau mungkin juga kista neoplasma
benigna. USG sulit membedakan kista ovarium dengan hidrosalfing, paraovarian
dan kista tuba. USG endovaginal dapat memberikan pemeriksaan morfologi yang
jelas dari struktur pelvis. Pemeriksaana ini tidak memerlukan kandung kemih
yang penuh. USG transabdominal lebih baik dari endovaginal untuk mengevaluasi
massa yang besar dan organ intrabdomen lain, seperti ginjal, hati dan ascites. Ini
memerlukan kandung kemih yang penuh.
d) MRI
MRI memberikan gambaran jaringan lunak lebih baik dari CT scan, dapat
memberikan gambaran massa ginekologik yang lebih baik. MRI ini biasanya
tidak diperlukan
e) CT Scan
Untuk mengidentifikasi kista ovarium dan massa pelvik, CT Scan kurang baik
bila dibanding dengan MRI. CT Scan dapat dipakai untuk mengidentifikasi organ
intra abdomen dan retroperitoneum dalam kasus keganasan ovarium.
f) Parasentesis
Pungsi pada asites berguna untuk menentukan sebab asites.
g) Tes kehamilan
Dan HCG negatif, kecuali bila terjadi kehamilan.

Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan bila ditemukan hal-hal berikut yaitu pada
anamnesa menunjukkan gejala seperti yang disebutkan diatas disertai pada pemeriksaan fisik:
1
2

Ditemukan tumor di rongga perut bagian depan dengan ukuran >5cm


Pada pemeriksaan dalam, letak tumor di parametrium kiri atau kanan atau mengisi
kavum douglasi

Konsistensi kistik, mobile, permukaan tumor umumnya


II. 9. Penatalaksanaan
Dapat dipakai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor
non neoplastik tidak. Tumor non neoplastik biasanya besarnya tidak melebihi 5 cm. Tidak jarang
tumor-tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang.14
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah pengangkatan
tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor. Tetapi jika
tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, disertai dengan
pengangkatan tuba. Seluruh jaringan hasil pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi anatomi
untuk diperiksa.14
Pasien dengan kista ovarium simpleks biasanya tidak membutuhkan terapi. Penelitian
menunjukkan bahwa pada wanita postmenopause, kista yang berukuran kurang dari 5 cm dan
kadar CA 125 dalam batas normal, aman untuk tidak dilakukan terapi, namun harus dimonitor
dengan pemeriksaan USG serial. Sedangkan untuk wanita premenopause, kista berukuran kurang
dari 8 cm dianggap aman untuk tidak dilakukan terapi.14, 15
Terapi bedah diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang lebih besar 10 cm
dan kista ovarium kompleks. Laparoskopi digunanan pada pasien dengan kista benigna, kista
fungsional atau simpleks yang memberikan keluhan. Laparotomi harus dikerjakan pada pasien
dengan resiko keganasan dan panda pasien dengan kista benigna yang tidak dapat diangkat
dengan laparaskopi. Eksisi kista dengan konservasi ovarium dikerjakan pada pasien yang
menginginkan ovarium tidak diangkat untuk fertilitas di masa mendatang.15
Pengangkatan ovarium sebelahnya harus dipertimbangkan pada wanita postmenopause,
perimenopause, dan wanita premenopasue yang lebih tua dari 35 tahun yang tidak menginginkan
anak lagi serta yang beresiko menyebabkan karsinoma ovarium. Diperlukan konsultasi dengan
ahli endokrin reproduksi dan infertilitas untuk endometrioma dan sindrom ovarium polikistik.

Konsultasi dengan onkologi ginekologi diperlukan untuk kista ovarium kompleks dengan serum
CA 125 lebih dari 35 U/ml dan pada pasien dengan riwayat karsinoma ovarium pada keluarga.14
Radioterapi hanya efektif untuk jenis tumor yang peka terhadap radiasi, disgerminoma
dan tumor sel granulosa. Kemoterapi menggunakan obat sitostatika seperti agents alkylating
(cyclophosphamide, chlorambucyl) dan antimetabolit (adriamycin). FoIlow up tumor ganas
sampai 1 tahun setelah penanganan setiap 2 bulan, kemudian 4 bulan selama 3 tahun setiap 6
bulan sampai 5 tahun dan seterusnya setiap tahun sekali.
II. 10. Prognosis
Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa
ovarium atau di ovarium kontralateral. Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas
berhubungan dengan stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini
sering ditemukan sudah dalam stadium akhir.1

Anda mungkin juga menyukai