13 19 Dadang September 2014
13 19 Dadang September 2014
DUKUNGAN KELUARGA
Dadang Kusbiantoro
.......
. ..ABSTRAK ....... . ..
Pijat bayi menjadi penyelesaian masalah dari setiap ibu yang mempunyai bayi. Pijat bayi
merupakan stimulus touch. Melalui pijat bayi akan terjadi komunikasi yang nyaman dan aman
antara ibu dan buah hati. Tujuan penelitian ini Mengetahui hubungan pengetahuan ibu dan
dukungan keluarga dengan perilaku pijat bayi usia 0-12 bulan di Posyandu Desa Made Lamongan
tahun 2013. Desain penelitian analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional, sampel
sejumlah 46 responden diambil secara simple random sampling. Data diambil menggunakan
kuesioner tertutup kemudian dianalisis dengan uji Spearman Rank dengan taraf signifikasi p 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar (69,6%) ibu berpengetahuan kurang, hampir setengah
(45,7%) ibu mendapat dukungan kurang dari keluarga, dan sebagian besar (65,2%) perilaku ibu
kurang baik dalam melaksanakan pijat bayi. Dari uji Spearman Rank diperoleh ada hubungan
antara pengetahuan dengan perilaku pijat bayi dengan nilai nilai p = 0,007. Ada hubungan antara
dukungan keluarga dengan perilaku pijat bayi dengan nilai p = 0,043. Melihat hasil penelitian ini
maka perlu adanya peningkatan pengetahuan dan dukungan keluarga dan keterlibatan tenaga
kesehatan dalam melaksanakan pijat bayi.
Keyword : Pijat Bayi, Pengetahuan, Dukungan Keluarga
PENDAHULUAN. .
.
Salah satu sentuhan yang kini
dikenal memberikan banyak manfaat adalah
pijat bayi. Pijat bayi disebut juga terapi
sentuh. Dikatakan terapi sentuh karena
melalui pijat bayi akan terjadi komunikasi
yang nyaman dan aman antara ibu dan buah
hatinya. Sentuhan kepada bayi dengan
memberikan pijatan-pijatan ringan segera
setelah kelahiran merupakan suatu kontak
tubuh kelanjutan yang diperlukan bayi untuk
mempertahankan rasa aman dan nyaman
(Ria Riksani, 2012)
Pijat bayi tradisional masih sering
dijumpai
didaerah-daerah,
biasanya
dilakukan oleh dukun bayi. Banyak diantara
ibu, ayah atau anggota keluarga lain belum
mengetahui manfaat dari pijat bayi. Mereka
beranggapan bahwa pijat bayi hanya
dilakukan
sebagai
terapi
untuk
menyembuhkan penyakit.
Pada kenyataannya, pijatan yang
dilakukan ibu, ayah, atau anggota keluarga
lain merupakan pijatan terbaik karena
terbukti dapat menghasilkan perubahan
SURYA
METODE PENELITIAN.
HASIL .PENELITIAN
1. Data Umum
1) Karakteristik Responden
(1) Distribusi umur ibu
Tabel 1. Distribusi frekuensi umur ibu di
Posyandu desa Made kecamatan
Lamongan tahun 2013
No.
Umur
1.
21-30 tahun
2.
31-40 tahun
Jumlah
Frekuensi
30
16
46
Prosentase
65,2
34,8
100%
Pekerjaan
Tidak bekerja
Wiraswasta
PNS
Jumlah
Frekuensi
28
14
4
46
Prosentase
60,9
30,4
8,7
100%
Pendidikan
SD
SLTP
SLTA
PT
Jumlah
Frekuensi
2
4
25
15
46
Prosentase
4,3
8,7
54,3
32,6
100
Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah
Frekuensi
2
12
32
46
%
4,3
26,1
69,6
100
Frekuensi
6
19
21
46
%
13,0
41,3
45,7
100
Perilaku
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah
Frekuensi
7
9
30
46
%
15,2
19,6
65,2
100
Dukungan
keluarga
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah
Baik
1
(16,7%)
2
(10,5%)
4
(19,0%)
7
(15,2%)
4).
No
1
2
Cukup
Kurang
Jumlah
Baik
0
(0%)
0
(0%)
7
(21,9%)
7
(15,2%)
6
(100%)
19
(100)
21
(100%)
46
(100%)
Perilaku
Cukup Kurang
0
2
(0%)
(100%)
1
11
(8,3%) (91,7%)
8
17
(25,0%) (53,1%)
9
30
(19,6%) (65,2%)
Total
P = 0,043
Penge
tahuan
Baik
Perilaku
Cukup Kurang
1
4
(16,7%) (66,7%)
2
15
(10,5%) (78,9%)
6
11
(28,6%) (52,4%)
9
30
(19,6%) (65,2%)
Total
2
(100%)
12
(100)
32
(100%)
46
(100%)
P = 0,007
Dukungan
keluarga
adalah
komunikasi verbal dan non verbal, saran,
bantuan, yang nyata atau tingkah laku yang
diberikan oleh orang-orang yang akrab
dengan sebyek di dalam lingkungan
sosialnya atau berupa kehadiran dan hal-hal
yang dapat memberikan keuntungan
emosional atau berpengaruh pada tingkah
laku penerimanya. Dalam hal ini orang yang
merasa memperoleh dukungan secara
emosional merasa lega karena diperhatikan,
mendapat
saran
atau
kesan
yang
menyenangkan pada dirinya (Walker, Peter,
2011).
Dukungan keluarga sangat penting
dan dibutuhkan bagi ibu guna mendukung
peningkatan
keinginan
ibu
untuk
melaksanakan pijat bayi. Pada dasarnya
pelaksanaan pijat bayi oleh ibu memang
perlu mendapat perhatian yang baik dan
lebih besar dari orang-orang yang peduli dan
mampu membina ibu untuk menjadi ibu
yang bisa melaksanakan atau melakukan
pijat bayi. Keluarga sebagai orang terdekat
dengan ibu tentu merupakan support sistem
yang paling berharga (Yazid Subakti, Deri
Rizky A, 2009).
3.
Perilaku Ibu
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui
bahwa sebagian besar (65,2%) perilaku ibu
kurang dan sebagian kecil (15,2%) perilaku
ibu baik dalam melaksanakan pijat bayi.
Dari fakta diatas sebagian besar perilaku ibu
kurang dalam melaksanakan pijat bayi, hal
ini bisa di pengaruhi oleh faktor pendidikan
ibu yang sebagian besar ibu berpendidikan
SLTA/SMA sehingga ibu masih sedikit sulit
mencerna atau menerima informasi dan pada
akhirnya makin berkurang pula perilaku
dalam melaksanakan pijat bayi. Selain itu
faktor umur sangatlah berpengaruh bagi
seseorang dalam melakukan atau bersikap
terhadap
sesuatu
termasuk
dalam
melaksanakan pijat bayi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu
berumur 21-30 tahun. Ibu yang berada
dalam umur tersebut tergolong umur yang
sudah matang sehingga mudah untuk
memperoleh informasi.
1. Kesimpulan
1) Sebagian besar ibu di posyandu desa
Made Lamongan memiliki pengetahuan
kurang tentang pijat bayi
2) Hampir setengah ibu di posyandu desa
Made Lamongan mendapat dukungan
kurang dari keluarga
3) Sebagian besar ibu di posyandu desa
Made Lamongan memiliki perilaku
kurang dalam melakukan pijat bayi
4) Terdapat hubungan antara pengetahuan
ibu dengan perilaku ibu dalam
melaksanakan pijat bayi di posyandu
desa Made Lamongan
5) Terdapat hubungan antara dukungan
keluarga dengan perilaku pijat bayi di
posyandu desa Made Lamongan
2. Saran
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan referensi untuk memberikan
informasi kepada ibu tentang pijat bayi
melalui berbagai metode pendidikan
.DAFTAR PUSTAKA
. .