Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENYULUHAN

HEPATITIS A PADA ANAK

Penyaji:
LUSIA AVENTINA TARIGAN
NIM. 110100243
Supervisor:
dr. Sri Sofyani, M.Ked (Ped), Sp.A(K)
dr. Lily Rahmawati, Sp.A
dr. Monalisa Elisabeth, M.Ked (Ped), Sp.A
dr. Ika Citra Dewi Tanjung, M.Ked (Ped), Sp.A
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN

2015PENDAHULUAN
Penyakit Hepatitis merupakan masalah kesehatan di Negara berkembang di dunia
termasuk di Indonesia, terutama Hepatitis A yang sering muncul dalam bentuk
Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sangat meresahkan masyarakat. WHO
memperkirakan di dunia setiap tahunnya ada sekitar 1,4 juta penderita Hepatitis A.
1,2

Di Amerika insidens Hepatitis A adalah 1 per 100.000 penduduk, dengan


estimasi 21.000 orang (Tahun 2009). Di Eropa insidens Hepatitis A adalah 3,9 per
100.000 penduduk. 2 Di Indonesia, menurut riskesdas tahun 2013, jumlah orang
yang didiagnosis hepatitis di layanan kesehatan berdasarkan gejala klinis
menunjukkan peningkatan 2 kali lipat apabila dibandingkan dengan tahun 2007.
Hal ini menjadi petunjuk awal bagi kita akan adanya potensial masalah di masa
yang akan dating apabila tidak dilakukan upaya-upaya serius.
Hepatitis A sering muncul dalam Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia.
Tahun 2010 tercatat 6 KLB dengan jumlah penderita 279 sedangkan tahun 2011
tercatat 9 KLB, jumlah penderita 550. Tahun 2012 sampai bulan Juni, telah terjadi
4 KLB dengan jumlah penderita 204.2
Infeksi Hepatitis A sering terjadi dalam bentuk Kejadian Luar biasa
(KLB) dan umumnya sumber penularan berasal dari air minum yang tercemar,
makanan yang tidak dimasak, makanan yang tercemar, dan sanitasi yang buruk.1,2
Anak-anak sangat berperan terhadap penularan hepatitis A ini, manifestasi
klinis pada anak-anak yang terinfeksi virus hepatitis A ini sangat bervariasi mulai
tanpa gejala klinis sampai hepatitis fulminan. Sebagian besar anak yang terinfeksi
virus hepatitis A ini adalah asimptomatik. 3 Proses penyembuhan penyakit ini
membutuhkan waktu sekitar beberapa minggu hingga beberapa bulan. Hal ini
dapat menimbulkan dampak sosioekonomi dalam masyarakat. 4
Hepatitis A memang seringkali tidak berbahaya, namun lamanya masa
penyembuhan dapat memberikan kerugian ekonomi dan sosial. Penyakit ini juga
tidak memiliki pengobatan spesifik yang dapat mengurangi lama penyakit,
sehingga dalam penatalaksanaan Hepatitis A, tindakan pencegahan adalah yang

paling diutamakan yaitu melalui peningkatan kebersihan lingkungan terutama


terhadap makanan dan minuman serta melakukan perilaku hidup bersih dan
sehat.1,2

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Istilah hepatitis dipakai untuk semua jenis peradangan pada sel-sel hati
yang bisa disebabkan karena infeksi (virus, bakteri, parasite), obat-obatan,
konsumsi akohol, lemak yang berlebih dan penyakit autoimun. Ada lima jenis
hepatitis virus yaitu hepatitis A, B, C, D ,dan E. Hepatitis A adalah hepatitis
yang disebabkan oleh infeksi Hepatitis A Virus.1
B. ETIOLOGI
Penyebab penyakit adalah virus Hepatitis A (VHA), termasuk famili
picornaviridae

berukuran 27 nanometer, genus hepatovirus yang dikenal

sebagai enterovirus 72, mempunyai 1 serotype dan 4 genotype, merupakan


RNA virus. Virus Hepatitis A bersifat termostabil, tahan asam dan tahan
terhadap empedu. Virus ini diketahui dapat bertahan hidup dalam suhu
ruangan selama lebih dari 1 bulan. Pejamu infeksi VHA hanya terbatas pada
manusia dan beberapa binatang primata. Virus dapat diperbanyak secara in
vitro dalam kultur sel primer monyet kecil atau secara invivo pada simpanse.2,5
VHA adalah salah satu virus RNA yang terkecil dan memiliki struktural
paling sederhana.Virus ini tidak memiliki envelope dan memiliki diameter 2732 nm. Analisa dengan mikroskop elektron menunjukkan partikel dengan
simetri ikosahedral meskipun tidak ada rincian struktural yang dapat dilihat .
C. PENULARAN
Virus Hepatitis A bersifat sangat menular. Penularan hampir selalu akibat
kontak orang ke orang melalui jalur fecal-oral.

Virus ini masuk kedalam

saluran pencernaan melalui makanan dan minuman yang tercemar tinja


penderita Hepatitis A. Virus kemudian masuk ke hati melalui peredaran darah
untuk selanjutnya menginvasi sel-sel hati (hepatosit), dan melakukan replikasi
di hepatosit. Jumlah virus yang tinggi dapat ditemukan dalam tinja penderita

sejak 3 hari sebelum muncul gejala hingga 1- 2 minggu setelah munculnya


gejala kuning pada penderita.
Ekskresi virus melalui tinja pernah dilaporkan mencapai 6 bulan pada
bayi dan anak. Sebagian besar kasus kemungkinan tidak menular lagi pada
minggu pertama setelah ikterus. Ekskresi kronis pada VHA tidak pernah
terlaporkan.
Infeksi Hepatitis A sering terjadi dalam bentuk Kejadian Luar biasa
(KLB) dengan pola common source, umumnya sumber penularan berasal dari
air minum yang tercemar, makanan yang tidak dimasak, makanan yang
tercemar, dan sanitasi yang buruk. Selain itu, walaupun bukan merupakan cara
penularan yang utama, penularan melalui transfusi atau penggunaan jarum
suntik bekas penderita dalam masa inkubasi juga pernah dilaporkan.2
D. FAKTOR RISIKO 2
Risiko tinggi terhadap Hepatitis A terdapat pada :
Orang yang mengunjungi atau tinggal di daerah endemis Hepatitis A
Tinggal di daerah dengan kondisi lingkungan yang buruk (penyediaan
air minum dan air bersih, pembuangan air limbah, pengelolaan sampah,
pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat).
Personal hygiene yang rendah antara lain: penerapan PHBS masih
kurang, cara mengolah makanan yang tidak memenuhi persyaratan
kesehatan
E. MANIFESTASI KLINIS 2,5,6
Manifestasi hepatitis A akut sangat bervariasi, mulai dari asimtomatis,
manifestasi ringan tidak khas, gejala khas, hingga gejala fulminan. Gejala
infeksi hepatitis A sering disertai gejala saluran cerna. Gejala muncul tiba-tiba,
dimulai dengan keluhan tidak khas, demam, kelelahan, anoreksia (tidak nafsu
makan) dan gangguan pencernaan (mual, muntah, kembung) dapat ditemukan
pada awal penyakit. Dalam waktu 1 minggu, beberapa penderita dapat
mengalami gejala kuning disertai gatal (ikterus), buang air kecil berwarna
seperti teh, dan tinja berwarna pucat. Penyakit ini biasanya berlangsung
selama 7-14 hari.
Secara umum manifestasi hepatitis A dapat dibagi dalam empat
stadium klinis : 4

a. masa inkubasi
Masa ini berlangsung 10 sampai 50 hari, dimana virus membelah aktif
namun penderita masih belum menunjukkan gejala klinis/ asimtomatik.
b. Stadium prodromal
Berlangsung selama beberapa hari sampai lebih dari satu minggu.
Ditandai adanya gejala berupa flu like syndrome seperti kehilangan nafsu
makan, lemah, nyeri perut, mual dan muntah, demam, diare.
c. Fase ikterik
Fase ikterik ini umumnya berlangsung dalam 10 hari setelah gejala
awal muncul. Terjadi saat bilirubin total melebihi 20 - 40 mg/l. Viremia
berhenti segera setelah hepatitis berkembang, namun feses masih bersifat
infeksius selama 1-2 minggu.
d. Fase konvalesen (penyembuhan)
Diawali dengan menghilangnya ikterus dan keluhan lain. Muncul
perasaan sudah lebih sehat dan kembalinya nafsu makan. Keadaan akut
biasanya akan membaik dalam 2-3 minggu.
Manifestasi klinis dari penyakit ini lebih dapat dijumpai pada anak
yang lebih tua dan dewasa. Infeksi pada anak berusia dibawah 5 tahun
umumnya tidak memberikan gejala yang jelas dan hanya 10% yang akan
memberikan gejala ikterus. Pada anak yang lebih tua dan dewasa, gejala yang
muncul biasanya lebih berat dan ikterus terjadi pada lebih dari 70% penderita.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada hepatitis akut, kadar enzim transaminase serum akan meningkat,
(alanine transaminase (ALT) > aspartate transaminase (AST) dan

kadang disertai peningkatan kadar bilirubin (terutama bila terjadi

kolestasis)
Pemeriksaan serologi, untuk menentukan jenis infeksi hepatitis dan
dapat menunjukkan perjalanan penyakit. Diagnosis rutin spesifik
hepatitis A akut dibuat dengan menemukan anti - HAV IgM dalam
serum pasien . 4,6

G. TATALAKSANA
Tidak ada terapi spesifik untuk hepatitis A akut, tatalaksana bersifat
suportif seperti istirahat dan asupan kalori yang cukup.3,6,7

H. KOMPLIKASI
Walaupun sebagian besar pasien mencapai pemulihan total, dua
komplikasi dapat terjadi : 6,8
1. Acute Liver Failure ( ALF )
Komplikasi ini jarang terjadi . Mereka yang berisiko untuk
komplikasi ini adalah orang dewasa dengan gangguan hati yang mendasari
atau mereka yang immunocompromised . Tingginya viremia mungkin
berhubungan dengan tingkat keparahan hepatitis . Di Amerika Serikat ,
HAV menyebabkan < 0,5 % kejadian ALF pada anak dan menjadi peyebab
kematian hingga 3 % pada populasi dewasa dengan ALF . Di daerah
endemik di dunia, HAV menjadi penyebab hingga 40 % dari semua kasus
ALF anak .
2. Sindrom kolestatik
HAV dapat

berkembang

menjadi

sindrom

kolestatik

berkepanjangan. Pruritus dan malabsorpsi lemak menjadi masalah utama


dan memerlukan terapi simptomatik dengan obat antipruritus dan vitamin
larut lemak . Pada sindrom ini tidak terjadi disfungsi sintetis hati dan
membaik tanpa gejala sisa.
I. PENCEGAHAN 1,2
Hepatitis A memang seringkali tidak berbahaya, namun lamanya masa
penyembuhan dapat memberikan kerugian ekonomi dan sosial. Penyakit ini
juga tidak memiliki pengobatan spesifik yang dapat mengurangi lama
penyakit, sehingga dalam penatalaksanaan Hepatitis A, tindakan pencegahan
adalah yang paling diutamakan. Pencegahan Hepatitis A dapat dilakukan baik
dengan pencegahan non- spesifik (perubahan perilaku) maupun dengan
pencegahan spesifik (imunisasi).
1. Pencegahan Non-Spesifik
Perubahan perilaku untuk mencegah Hepatitis A terutama dilakukan
dengan meningkatkan sanitasi. Petugas kesehatan bisa meningkatkan hal
ini dengan memberikan edukasi yang sesuai, antara lain:
a. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) secara benar pada 5 saat kritis, yaitu:
1. Sebelum makan
2. Sebelum mengolah dan menghidangkan makanan
3. Setelah buang air besar dan air kecil
4. Setelah mengganti popok bayi

5. Sebelum menyusui bayi


b. Pengolahan makanan yang benar, meliputi:
1.Menjaga kebersihan
Mencuci tangan sebelum memasak dan keluar dari toilet
Mencuci alat-alat masak dan alat-alat makan
Dapur harus dijaga agar bersih
2. Memisahkan bahan makanan matang dan mentah
Menggunakan alat yang berbeda untuk keperluan dapur dan
untuk makan
Menyimpan bahan makanan matang dan mentah di tempat yang
berbeda
3. Memasak makanan sampai matang
Memasak makanan pada suhu minimal 85 0C, terutama daging,
ayam, telur, dan makanan laut
Memanaskan makanan yang sudah matang dengan benar
4. Menyimpan makanan pada suhu aman
Jangan menyimpan makanan pada suhu ruangan terlalu lama
Memasukan makanan yang ingin disimpan ke dalam lemari
pendingin
Jangan menyimpan makanan terlalu lama di lemari pendingin
5. Menggunakan air bersih dan bahan makanan yang baik
Memilih bahan makanan yang segar (belum kadaluarsa) dan
menggunakan air yang bersih
Mencuci buah dan sayur dengan baik
6. Membuang tinja di jamban yang saniter
Menyediakan air bersih di jamban
Memastikan sistem pendistribusian air dan pengelolaan limbah
berjalan dengan baik
2. Pencegahan Spesifik (Imunisasi)
Pencegahan spesifik Hepatitis A dilakukan dengan imunisasi.
Proses ini bisa bersifat pasif maupun aktif. Imunisasi pasif dilakukan
dengan memberikan Imunoglobulin. Tindakan ini dapat memberikan
perlindungan segera tetapi bersifat sementara. Imunoglobulin diberikan
segera setelah kontak atau untuk pencegahan sebelum kontak dengan 1
dosis

secara

intra-muskular.

Efek

proteksi

dapat

dicapai

bila

Imunoglobulin diberikan dalam waktu 2 minggu setelah terpajan.


Imunisasi aktif, memberikan efektifitas yang tinggi pada
pencegahan Hepatitis A. Vaksin dibuat dari virus yang diinaktivasi
(inactivated vaccine). Vaksin ini relatif aman dan belum ada laporan

tentang efek samping dari vaksin kecuali nyeri ditempat suntikan. Vaksin
diberikan dalam 2 dosis dengan selang 6 12 bulan secara intra-muskular
didaerah deltoid atau lateral paha.
Ada beberapa orang yang harus mendapatkan vaksin hepatitis A
secara rutin : 9,10
Semua anak yang berusia dua tahun atau lebih
Anak dan remaja berusia 2-18 tahun yang tinggal di daerah dimana
program vaksinasi rutin dilakukan karena tingginya kejadian

penyakit
Penderita penyakit hati kronik
Orang yang menjalani terapi dengan faktor pembekuan
Orang yang bekerja dengan primata yang terinfeksi dengan HAV

atau orang yang bekerja di laboratorium riset hepatitis A


Keluarga yang berencana mengadopsi anak dari Negara tempat

hepatitis A umum dijumpai


Orang yang belum divaksinasi yang terpapar dengan virus hepatitis

A
Semua orang yang berusia lebih dari dua tahun yang ingin

terlindungi dari penyakit hepatitis A


Orang yang berkunjung ke Negara dimana hepatitis A umum
terjadi

KESIMPULAN
Hepatitis A merupakan peradangan pada sel-sel hati akibat infeksi virus
hepatitis A. Penyakit ini sering menyebabkan Kejadian Luar biasa (KLB) dan
umumnya sumber penularan berasal dari air minum yang tercemar, makanan yang
tidak dimasak, makanan yang tercemar, dan sanitasi yang buruk. Penyakit ini
bersifat sangat menular dan orang tua sangat berperan dalam penularan penyakit
ini. Proses penyembuhan penyakit ini membutuhkan waktu sekitar beberapa
minggu hingga beberapa bulan dan tidak ada pengobatan spesifik yang dapat
mengurangi lama penyakit, sehingga dalam penatalaksanaan Hepatitis A, tindakan
pencegahan adalah yang paling diutamakan yaitu melalui peningkatan kebersihan
lingkungan terutama terhadap makanan dan minuman serta melakukan perilaku
hidup bersih dan sehat.

DAFTAR PUSTAKA
1. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014. Situasi dan
Analisis Hepatitis. Jakarta : Infodatin.
2. Kementerian Kesehatan RI, 2012. Pedoman Pengendalian Hepatitis Virus.
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
3. Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2009. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta :
Badan Penerbit IDAI, 98-100.
4. WHO, 2007. Hepatitis A. World Health Organization.
5. Yazigi, N., Balistreri, W., 2007. Viral Hepatitis. Dalam : Kliegman, R.,
Behrman, R., Jenson, H., Stonton, B., 2007. Nelson Textbook of
Pediatrics. 18th ed. USA : Saunders Elsevier.
6. Liwang, F., Oswari, H., 2014. Hepatitis Virus. Dalam : Tanto, C., Liwang,
F., Hanifati, S., Pradipta, E., 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta :
Media Aesculapius.
7. WGO,

2003.

Management

of

Acute

Viral

Hepatitis.

World

Gastroenterology Organisation.
8. Taylor et al, 2006. Fulminant Hepatitis A Virus in the United States :
Incidence, Prognosis, and Outcomes. Hepatology; 1589-1597.
9. IDAI, 2014. Informasi Vaksin Untuk Orang Tua. Jakarta : Badan Penerbit
IDAI.
10. NSW Government, 2014. Hepatitis A-Indonesian. NSW Government.

ABSENSI PENYULUHAN
HEPATITIS A PADA ANAK
Nama Coass : Lusia Aventina Tarigan

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

NAMA

NIM

: 110100243

Tanggal

:
TANDA TANGAN

Anda mungkin juga menyukai