Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Amphibia merupakan perintis vertebrata daratan. Paru-paru dan tulang anggota tubuh,
yang mereka warisi dari moyang krosopterigia, memberikan sarana untuk lokomosi dan bernapas
di udara. Atrium kedua dalam jantung memungkinkan darah yang mengandung oksigen langsung
kembali ke dalamnya untuk dipompa ke seluruh badan dengan tekanan yang penuh. Sementara
percampuran darah yang mengandung oksigen dengan darah yang kurang mengandung oksigen
terjadi dalam vertikel tunggal, jantung yang beruang tiga itu agaknya memberikan penigkatan
yang berarti dalam efesiensi peredaran dan dengan demikian meningkatkan kemampuan untuk
mengatasi lingkungan daratan yang keras dan lebih banyak berubah-ubah.[1]
Amphibia hidup didekat air dan paling berlimpah di habitat lembab seperti rawa dan
hutan hujan tropis sebagian besar amfibia sangat bergantung pada kulitnya yang lembab untuk
melakukan pertukaran gas dengan lingkungannya.[2]

B. Tujuan
Mengamati struktur morfologi dan anatomi katak sawah (Rana cancarivora).

[1]Kimball, J,W. Biologi edisi kelima jilid 3. (Jakarta: Erlangga). h. 931.


[2]Campbell.Neil A. Biologi edisi kelima jilid 2. (Jakarta: Erlangga). h. 260.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Amphibia adalah vertebrata yang secara tipikal dapat hidup baik dalam air tawar (tak ada
yang di air laut) dan di darat. Sebagian besar mengalami metamorfosis dari berudu (akuatis dan
bernapas dengan insang) ke dewasa (ampfibius dan bernapas dengan paru-paru),namun
beberapa jenis amfhibia tetap mempunyai insang selama hidupnya. Jenis-jenis yang sekarang
ada tidak mempunyai sisik luar, kulit biasanya tipis dan basah.[1]
Amphibi merupakan perintis vertebrata daratan. Paru-paru dan tulang anggota tubuh,
yang mereka warisi dari moyang krosopterigia, memberikan sarana untuk lokomosi dan bernapas
di udara. Atrium kedua dalam jantung memungkinkan darah yang mengandung oksigen langsung
kembali ke dalamnya untuk dipompa ke seluruh badan dengan tekanan yang penuh. Sementara
percampuran darah yang mengandung oksigen dengan darah yang kurang mengandung oksigen
terjadi dalam vertikel tunggal, jantung yang beruang tiga itu agaknya memberikan peningkatan
yang berarti dalam efisiensi peredaran dan dengan demikian meningkatkan kemampuan untuk
mengatasi lingkungan daratan yang keras dan lebih banyak berubah-ubah.[2]
Ada 3 bangsa dalam kelas amphibian, yaitu Ordo Caudata (Urodela), adalah amphibia
yang pada bentuk dewasa mempunyai ekor. Tubuhnya berbentuk seperti bengkarung (kadal).
Beberapa jenis yang dewasa tetap mempunyai insang, sedang jenis-jenis lain insangnya hilang,
Ordo Salienta (Anura), pandai melompat, pada hewan dewasa tidak ada ekor. Hewan dewasa
bernapas dengan paru-paru. Kaki dan skeleton sabuk tumbuh baik. Fertilisasi eksternal. Ordo
Apoda (Gymnophiana), tengkorak kompak, banyak vertebrae, rusuk panjang, kulit lunak dan

menghasilkan cairan yang merangsang. Antara mata dan hidung ada tentakel yang dapat
ditonjolkan keluar.[3]
Dalam mempelajari ciri-ciri amphibian, dibedakan atas kepala, badan dan anggota gerak.
Kepala berbentuk segitiga , dengan moncong yang tumpul, celah mulut lebar, bentuknya lebih
kurang seperti bulan sabit. Rahang bawah tidak bergerigi, rahang atas bergerigi atau tidak. Pada
umumnya vomer bergigi, kedudukan vomer terhadap nares posterior sangat penting untuk
diidentifikasi. Di dalam mulut terdapat lidah yang melekat pada dasar bawah bagian anterior.
Lubang hidung satu pasang terletak dekat ujung moncong mata besar dan mata atas yang tebal
berdaging dan kelopak mata bawah yang lebih tipis. Di sebelah ventro caudal mata terdapat
selaput pendengar yang lebar dan jelas dapat pula tertutup kulit sehingga bentuknya tidak jelas
yang disebut membran tympanum.[4]
Pada badan bufo, badannya bulat, pada rana lebih langsing, pada bufo punggung hampir
rata, tanpa penonjolan, pada rana ada penonjolan pada tempat pesendian antara columna
vetebralis dengan gelang panggul. Pada ujung posterior terdapat lubang kloaka. Untuk anggota
gerak tungkai depan lebih pendek, dibedakan atas humerus, radio, ulna, karpus dan dilengkapi
dengan 4 buah jari. tungkai belakang lebih panjang. Diantara jari-jari pada umumnya terdapat
selaput tipis yang ukuran lebarnya tergantung dari jenisnya. Pada sisi ventral jari-jari kadangkadang dilengkapi dengan tuberculum suarticulare. Pada metatarsa luaratutau tuberculum
metatarsal dalam.[5]
Kodok dan katak mengawali hidupnya sebagai telur yang diletakkan induknya di air, di
sarang busa, atau di tempat-tempat basah lainnya. Beberapa jenis kodok pegunungan menyimpan
telurnya di antara lumut-lumut yang basah di pepohonan. Sementara jenis kodok hutan yang lain
menitipkan telurnya di punggung kodok jantan yang lembab, yang akan selalu menjaga dan

membawanya hingga menetas bahkan hingga menjadi kodok kecil. Sekali bertelur katak bisa
menghasilkan 5000-20000 telur, tergantung dari kualitas induk dan berlangsung sebanyak tiga
kali dalam setahun. Telur-telur kodok dan katak menetas menjadi berudu atau kecebong yang
bertubuh mirip ikan gendut, bernafas dengan insang dan selama beberapa lama hidup di air.
Perlahan-lahan akan tumbuh kaki belakang, yang kemudian diikuti dengan tumbuhnya kaki
depan, menghilangnya ekor dan bergantinya insang dengan paru-paru. Setelah masanya, berudu
ini akan melompat ke darat sebagai kodok atau katak kecil. Kodok dan katak kawin pada waktuwaktu tertentu, misalnya pada saat bulan mati atau pada ketika menjelang hujan. Pada saat itu
kodok-kodok jantan akan berbunyi-bunyi untuk memanggil betinanya, dari tepian atau tengah
perairan. Beberapa jenisnya, seperti kodok tegalan (Fejervarya limnocharis) dan kintel lekat
alias belentung (Kaloula baleata), kerap membentuk grup nyanyi, di mana beberapa hewan
jantan berkumpul berdekatan dan berbunyi bersahut-sahutan. Suara keras kodok dihasilkan oleh
kantung suara yang terletak di sekitar lehernya, yang akan menggembung besar manakala
digunakan.[6]
Banyak amphibia memperlihatkan prilaku sosial yang kompleks dan beraneka ragam,
khususnya selama musim kawin. Katak umumnya merupakan makhluk yang diam, tetapi banyak
spesies mengeluarkan suara-suaru untuk memanggil pasangan kawin selama musim kawin.
Jantan bias bersuara keras untuk mempertahankan daerah kawin atau menarik betina.[7]
Keadaan kulit pada amphibian dapat kasar berbintil-bintil dan kering, dapat pula licin dan
lembab. Tidak dijumpai adanya sisik, kadang-kadang kulit membentuk lipatan-lipatan tertentu
baik pada badan atau pada tungkai. Warna kulit Rana ditentukan oleh adanya kronmathophora
pada kelenjar kulit. Kromathophora yang mengandung pigmen hitam dan cokelat disebut
melanophora sedangkan lipophora mengandung pigmen merah, kuning dan orange.[8]

Amphibia merupakan tetrapoda atau vetebrata darat yang paling rendah. Amphibia.
Tidak diragukan lagi berasal dari satu nenek moyang dengan ikan; mungkin hal itu terjadi pada
zaman devon. Transisi dari air ke darat tampak pada, modifikasi tubuh untuk berjalan di darat,
disamping masih memiliki kemampuan berenang di air, tumbuhnya kaki, sebagai pengganti
beberapa pasang sirip, merubah kulit hingga memungkinkan menghadapi suasana udara,
pengganti insang oleh paru-paru.[9]
Adapun berbicara mengenai hukum mengonsumsi hewan ambibi dalam hal ini katak
menurut hukum islam adalah haram , hal ini dapat ditelaah melalui salah satu dari hadits Nabi
saw sebagai berikut:


- -
. - :Artinya
Ada seorang tabib menanyakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai katak,
apakah boleh dijadikan obat. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang untuk
membunuh katak. (HR. Abu Daud no. 5269 dan Ahmad 3/453. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shahih).[10]
Al Khottobi rahimahullah mengatakan, Dalil ini menunjukkan bahwa katak itu
diharamkan untuk dimakan. Katak termasuk hewan yang tidak masuk dalam hewan air yang
dihalalkan.

[1]Mukayat Djarubito Brotowidjoyo. Zoologi Dasar. (Jakarta: Erlangga). h. 195.


[2]Kimball, J.W. Biologi Edisi 5 Jilid 3. (Jakarta: Erlangga). h. 931.
[3]Ibid.
[4]Tim Dosen. Penuntun Praktikum Taksonomi Vertebrata. ( Makassar : UIN Press

). h.

17.

[5]Schaums. Tss Biologi Ed. 2.(Jakarta: Erlangga).h. 243.


[6] Kodok dan katak. http://wikipedia.com. (Tanggal 14 Desember 2011).
[7]Campbell.Neil A. Biologi edisi kelima jilid 2. (Jakarta: Erlangga). h, 262.
[8]Tim Dosen. op. cit.
[9]Maskoeri Jasin.Zoologi Vertebrata.(Jakarta:Sinar Wijaya).h. 74.
[10] Mylanz Blog. http://milanti.wordpress.com/tag/hadits-riwayat-abu-daud/

(Tanggal

14 Desember 2011).

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat seksi, jarum pentul, loupe,
dan papan seksi.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah katak sawah (Rana
cancaricvora).
B. Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
Hari/tanggal
: Senin 28 November 2011
Waktu
: Pukul 13.00 15.00 WITA
Tempat
: Laboratorium Zoologi lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa

1.
a.
1.
2.
3.
b.

C. Prosedur Kerja
Pengamatan bentuk luar
Membius hewan dengan eter, sebagai berikut
Mengambil segulung kapas, membasahi dengan eter sampai basah seluruhnya.
Memasukkan kapas basah tersebut ke dalam botol pembius
Memasukkan katak dalam botol pembius sampai katak tersebut lemas dan mati.
Meletakkan katak yang sudah mati itu, di atas papan seksi pada perutnya dan mengamati bagian

1.
a.
b.
c.
d.
2.

demi bagian.
Kepala, disini terdapat :
Mata yang mempunyai pelupuk, selaput kejap dan biji mata
Membran timpani, kiri dan kanan
Celah mulut yang lebar
Lubang hidung luar.
Leher, sangat pendek. Katak tidak bisa menoleh karena tidak ada sendi antara tulang kepala dan

tulang leher.
3. Badan, meraba dengan ujung telunjuk bagian yang keras dan lembut, untuk mengetahui bagian
a.
1.
2.
3.
4.
b.
1.
2.
3.
4.
c.
d.

yang bertulang. Pada bagian badan terdapat dua pasang kaki.


Kaki depan, terdiri atas bagian-bagian :
Lengan atas
Lengan bawah
Telapak
Jari-jari tidak berselaput
Kaki belakang, terdiri atas bagian-bagian :
Paha
Betis/tungkai
Telapak yang menyatu (pes)
Jari-jari yang bersselaput
Pada pertemuan pangkal paha agak kepunggung terdapat kloaka.
Mengamati seluruh permukaan kulit katak dengan loupe dan meraba dengan ujung jari

e. Membuat gambar dengan pandangan dari punggung dan tunjukkan semua bagian-bagian yang
disebutkan di atas.
2. Mengamati bentuk luarnya , yang terdiri dari :
a. Melentangkan hewan coba(katak) di atas papan seksi.
b. Merentangkan kaki-kakinya dan menusuk telapak kaki dengan jarum pentul untuk menahan agar
tidak goyang atau tidak bergerak.
c. Menjepit kulit pertengahan perut dengan pinset secara melintang. Menggunting lipatan kulit
yang terjepit sehingga terjadi sobekan.
d. Memasukkan ujung gunting yang tumpul dalam sobekan kulit tersebut, gunting kulit kearah ekor
sampai tertumbuk pada bagian dada.
e. Melanjutkan pula pengguntingan kulit kearah ekor sampai tertumbuk pangkal paha.
f. Mempelajari perlekatan kulit pada otot/daging. Tidak semua permukaan kulit melekat langsung
pada daging. Hanya bagian-bagian tertentu kulit meleakt pada otot, yang disebut septum. Dengan
semikian terjadi kantong-kantong antara kulit dengan otot yang di sebut saccus (kantong).
Meletakkan kembali hewan tersebut pada punggungnya.
g. Merentangkan kaki-kakinya dan pasak kembali dengan jarum pentul agar tidak mudah goyang.
h. Membuat torehan pada pertengahan otot perut secara membujur, sampai tembus (hati-hati jangan
sampai melukai isi perut).
i. Memasukkan ujung gunting yang tumpul ke dalam celah yang terbentuk , dan guntinglah otot
perut arah kepala sampai pada tulang dada. Melanjutkan irisan ini kearah ekor sampai pangkal
j.

paha.
Masih dengan menggunakan gunting, membuat irisan ke samping dan tahan dengan jarum

k.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

pentul.
Dengan terbukanya rongga badan ini, maka akan kelihatan alat-alat sebagai berikut :
Jantung berada dalam pericardium (mungki masih berdenyut).
Hati, merah cokelat terdiri dari dua lobus besar.
Lambung, berwarna keputih-putihan di sebelah kiri hati
Usus, jelas-jelas berkelok-kelok
Kantong kencing, berupa gelembung bening.
Pada preparat betina dewasa jelas Nampak ovarium/indung telur yang hampir menutupiseluruh

rongga perut.
7. Paru-paru Nampak terjepit di sebelah kanan hati dan disebelah kiri lambung.
l. Jangan dulu membongkar susunan alat-alat yang kelihatan tersebut.
m. Membuat gambar sederhana alat-alat yang nampak tersebut.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Morfologi
Katak sawah (Rana cancarivora)

1.
2.
3.
4.
5.
2.

Keterangan gambar :
Cavum Oris
Pina dorsalis I
Pina lateralis
Pina dorsalis II
Pina caudalis
Anatomi

7. Pina analis
8. Pina pelvicus
9. Pina pectoralis
10. Gill silt
11. Cavum oris

Katak sawah (Rana cancarivora)

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Keterangan gambar :
Vesus
Spiracle
Pina Pectoralis
Pina Pelvic
Clasper
Pina caudalis

a. Sistem Sirkulasi
Keterangan gambar :
1. Ren
2. Ureter
3. Cloaka

b. Sistem Pernapasan
Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
5.

Aorta
Arteri
Attrium
Ventrikel
Vena

c. Sistem Pencernaan
Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.

Vilamen insang
Insang
Efferent branchialis
Cill rakers

d. Sistem Reproduksi
Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.

Testis
Vas efferensia
Vas Defferens
Anus

2. Anatomi
a. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan dimulai dari mulut, dari mulut makanan melalui faring, kemudian
esophagus menghasilkan sekresi alkali mendorong makanan masuk ke lambung, di lambung
makanan di cerna dan diproses dengan enzim. Lambung juga menghasilkan asam klorida untuk
mengasamkan makanankemudian makanan masuk ke dalam usus melalui pyloris, kemudian sarisari makanan masuk ke hati yang besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus, yang kemudian
ditampung dalam kantung empedu kemudian menuju ke rectum kemudian dikeluarkan melalui
kloaka.
b. Sistem Pernafasan
Sistem ini terdiri atas paru-paru dari kulit serta rongga kulit. Oksigen yang berasal dari
udara larut dalam cairan permukaan respirasi atau alat dengan jalan difusi masuk ke pembuluh
darah. Paru-paru katak terdiri atas dua saku elastis yang berisi lipatan membentuk kamar-kamar
kecil yang masing-masing diliputi oleh pembuluh kapiler. Dari paru-paru kemudian disalurkan
c.

ke trakea dan menuju ke bronkiolus kemudian menuju alveolus.


Sistem Reproduksi
Sistem genitalis masculinus yang berupa sepasang testis berbentuk oval berwarna
keputihputihan, terletak di sebelah anterior dari dari ren; diikat oleh alat penggantungnya yang
kita sebut mesorchium yang terjadi dari lipatan peritoneum. Di sebelah cranial testis melekatlah
corpus adiposum suatu zat lemak berwarna kekunin kuningan, sedang di sebelah median

dataran testis terdapat saluransaluran halus yang disebut vasa efferentia yang bermuara pada
saluran kencing, kemudian menuju kloaka.
Sistem genitalis feminus yang terdiri atas sepasang ovarium diletakkan dengan bagian
dorsal coelom oleh alat penggantung yang disebut mesovarium , yang terjadi dari lipatan
peritoneum. Pada hewan yang telah dewasa kadangkadang terdapat ova yang berwarna hitam
dan putih berbentuk bintikbintik. Pada ovarium juga terdapat corpus adiposum yang berwarna
kekuningkuningan. Ova yang telah masak menembus dinding ovarium untuk masuk ke dalam
oviduk, selanjutnya ovum menuju ke kloaka pada suatu papillae.
d. Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi terdiri atas aorta kiri, kemudian ke serambi kiri menuju pada pembuluh
nadi dan kemudian menuju ke bilik dan kembali lagi pada serambi kanan selanjutnya menuju
aorta kanan. Pada umumnya diduga bahwa valvea spiralis dan truncus arteriousus memasukkan
darah dan darah yang beroksigen (sebelah kanan) ke archus pulmocunatneus dan darah yang
beroksigen (sebelah kiri) masuk ke archus sistimaticus dan arteri coratis.
3. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Katak sawah (Rana cancarivora) adalah sebagai berikut :
Kingdom
:
Animalia
Filum
:
Chordata
Ordo
:
Squaliformes
Famili
:
Charcaridae
Class
:
Chondrichthyes
Genus
:
Charcarias
Spesies
:
Rana carcarivora

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa struktur
morfologinya terdiri dari mulut (rima oris), mata (organum visus), hidung (nares eksterna), jarijari (digity), paha (femur),betis (cruz) kloaka. adapun struktur anatomi dari katak, terdiri atas
kerongkongan (oesophagus), empedu (vesica felea), hati (hepar), lambung (ventriculum), usus
halus (intestinum tenue), usus besar (intestinum erassum), rectum, kloaka, aorta kiri, serambi
kiri, pembulu nadi, bilik, serambi kanan, aorta kanan, larink, parink, trakea, bronkus, bronkiolus,
alveolus, oviduk, tuba valopi, ginjal, ovarium, sel telur, testis, ureter, kantong kemih.
B. Saran
Setelah selesai melakukan praktikum, saran yang diajukan adalah ketika membius katak
sebaiknya sangat berhati-hati karena bahan pembius (eter) yang digunakan uapnya cukup
berbahaya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Kodok dan katak. http file://kelasamphibi.html.( Tanggal 27 Oktober 2011 ).
Campbell.Neil A. Biologi edisi kelima jilid 2. Jakarta: Erlangga.1999.
Jasin, Maskoeri. Zoologi Vertebrata. Jakarta: Sinar Wijaya. 1992.
Kimball, J,W. Biologi edisi kelima jilid 3. Jakarta: Erlangga. 1999.
Mukayat, Djarubito. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga. 1989.
Tim Dosen. Penuntun Praktikum Taksonomi Vertebrata. Makassar : Universitas Islam Negeri. 2011.
Schaums. Tss Biologi Ed. 2. Erlangga.: Jakarta.1989.

Anda mungkin juga menyukai