STROKE
A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Stroke atau Cerebral Vaskuler Accident (CVA) adalah gangguan dalam
sirkulasi intraserebral yang berkaitan vascular insufficiency, thrombosis, emboli,
atau perdarahan (Widagdo, 2008).
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya
suplai darah ke bagian otak. Sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskular
selama beberapa tahun (Smeltzert & Bare, 2002).
Stroke merupakan suatu ganguan neurologik fokal yang dapat timbul
sekunder dari suatu proses patologi pada pembuluh darah serebral, misalnya
trombosis, embolus, ruptura dinding pembuluh atau penyakit vaskuler dasar,
misalnya aterosklerosis, arteritis, trauma, aneurisme dan kelainan perkembangan
(Price & Wilson, 1995).
Definisi WHO: stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang
cepat akibat gangguan fungsi serebral, baik lokal maupun menyeluruh (global),
yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa
adanya penyebab lain yang jelas selain gangguan vaskuler (Hendro Susilo, 2000).
Dari beberapa pendapat tentang stroke diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengertian stroke adalah gangguan sirkulasi serebral yang
disebabkan oleh sumbatan atau penyempitan pembuluh darah karena emboli,
thrombosis, atau perdarahan serebral sehinga terjadi penurunan aliran darah ke
otak yang timbulnya secara mendadak.
2. Klasifikasi
Klasifikasi stroke dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Berdasarkan keadaan patologis
1) Stroke iskemia (Non Haemorhagic Stroke)
Dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosis serebri, biasanya terjadi
saat setelah lama beristrahat, baru bangun tidur atau dipagi hari. Tidak
terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia
1
otak.
Peningkatan
TIK
yang
terjadi
cepat,
dapat
(nyeri
kepala,
penurunan
kesadaran)
maupun
fokal
Stroke Nonhemoragik
Sub-akut kurang
Stroke Hemoragik
Sangat akut/mendadak
Mendadak
Bangun pagi/istrahat
+ 50% TIA
+/Kadang sedikit
+/Hari ke-4
Tanda adanya aterosklerosis
diretina, koroner, perifer.
Emboli pada kelainan katub,
fibrasi, bising karotis
+
Angiografi
Oklusi, stenosis
CT scan
Oftalmoskop
Fenomena silang
Silver wire art
+
Kemungkinan pergeseran
glandula pineal
Aneurisma, AVM, massa
intrahemisfer/vasospasme
Massa intrakranial
densitas bertambah
(massa hiperdensi)
Perdarahan retina atau
korpus vitreum
Normal
Jernih
< 250/mm3
Meningkat
Merah
>1000 mm3
Oklusi
Di tengah
Ada pergeseran
Bergeser dari bagian
tengah
Koma/kesadaran menurun
Kaku kuduk
Tanda kernig
Edema pupil
Perdarahan retina
Bradikardi
Penyakit lain
Lumbal pungsi
Tekanan
Warna
Eritrosit
Arteriografi
EEG
Saat aktivitas
+++
+
+
+++
+++
++
+
+
+
Sejak awal
Hampir selalu hipertensi,
aterosklerosis, penyakit
jantung hemolisis
3. Etiologi
Kondisi penyebab stroke adalah: (Smeltzert & Bare, 2002)
a. Thrombus
Arteriosklerosis serebral dan pelambatan sirkulasi serebral adalah penyebab
utama trombosis serebral yang penyebab paling umum dari stroke. Tandatanda thrombosis serebral bervariasi, sakit kepala adalah awitan yang tidak
umum. Secara umum thrombosis serebral tidak terjadi dengan tiba-tiba dan
kehilangan bicara sementara, hemiplegia atau parasthesia pada setengah
tubuh dapat mendahului awitan paralysis berat pada beberapa jam atau hari.
b. Emboli
Abnormalitas patologik pada jantung kiri, seperti endokarditis inefektif.
Penyakit jantung rheumatic dan infark miokard, serta infeksi pulmonal adalah
tempat-tempat asal emboli. Embolus biasanya menyumbat arteri serebral
tengah atau cabangcabangnya, yang merusak sirkulasi serebral. Awitan
hemiparesis atau hemiplegia tiba-tiba dengan atau tanpa afasia atau
kehilangan kesadaran pada pasien dengan penyakit jantung atau pulmonal
adalah karakteristik dari embolisme.
c. Iskemia serebral
Iskemia serebral (insufisiensi suplai darah ke otak) terutama karena konstriksi
ateroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak. Manifestasi yang paling
umum adalah SIS (serangan iskemik sementara)
d. Perdarahan
1)
2)
3)
4)
5)
dan tungkai.
6) Abulia (ketidakmampuan
melakukan
kegiatan,
pergerakan
yang
4) Nistagmus horisotal
5) Sindroma horners ipsilateral
6) Tanda-tanda serebellar (ataksia dan vertigo)
f. Sindrom arteri serebral inferior anterior
1) tuli dan tinnitus
2) Paralisis wajah
3) Hilangnya sensasi pada wajah
4) Syndrome horners
5) Tanda-tanda serebellar (ataksia dan nistagmus) sisi kontralateral
6) Gangguan sensasi nyeri dan temperature pada tubuh dan tungkai
7) Nistagmus horizontal.
7. Komplikasi
a. Hipoksia serebral
b. Penurunan aliran darah serebral
c. Embolisme serebral.
8. Perbandingan Stroke Hemisferik Kiri dan Kanan
Stroke Hemisferik Kiri
Paralisis tubuh kanan
Defisit persepsi-khusus
Peningkatan distraktibilitas
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Angiografi serebral
spesifik, seperti perdarahan atau obstruksi arteri, adanya titik oklusi atau
rupture
9
10. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis pada klien dengan stroke meliputi:
a. Non pembedahan
1) Terapi antikoagulan. Kontraindikasi pemberian terapi antikoagulan pada
koagulan pada klien dengan riwayat ulkus, uremia dan kegagalan hepar.
Sodium heparin diberikan secara subkutan atau melalui iv drips.
2) Phenytonin (dilantin) dapat digunakan untuk mencegah kejang.
3) Enteris-coated, misanya aspirin dapat digunakan lebih dulu untuk
menghancurkan trombotik dan embolik.
4) Epsilon-aminocaproic (amicar) dapat digunakan untuk stabilkan bekuan
diatas anurisme yang rupture.
10
B. KONSEP KEPERAWATAN
Data yang dikumpulkan akan bergantung pada letak, keparahan, dan durasi patologi:
1. Aktivitas/Istirahat
Gejala : Merasa kesulitan untuk melakukan aktifitas karena kelemahan,
kehilangan sensasi atau paralysis (hemiplegia).
Merasa mudah lelah, susah untuk beristirahat (nyeri/kejang otot)
Tanda : Gangguan tonus otot (flaksid, spastis); paralitik (hemiplegia), dan
terjadi kelemahan umum.
Gangguan penglihatan.
Gangguan tingkat kesadaran.
2. Sirkulasi
Gejala:
Tanda:
Tanda:
Emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih dan gembira.
4. Eliminasi
Gejala:
5. Makanan/Cairan
Gejala:
Tanda :
6. Neurosensori
Gejala :
12
7. Nyeri/Kenyamanan
Gejala:
Tanda : Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot / fasia
8. Pernapasan
Gejala :
Tanda :
9. Keamanan
13
Tanda :
11. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Adanya riwayat hipertensi pada keluarga, stroke, pemakaian
kontrasepsi oral, kecanduan alcohol.
Pertimbangan : DRG menunjukkan rerata lama dirawat : 7,3 hari
PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Meningkatkan perfusi dan oksigenasi serebral yang adekuat.
2. Meminimalkan komplikasi dan ketidakmampuan yang bersifat permanen.
3. Membantu pasien untuk menemukan kemandiriannya dalam melakukan aktifitas
sehari-hari.
4. Memberikan
informasi
tentang
proses
tindakan/rehabilitasi.
14
penyakit/prognosis
dan kebutuhan
TUJUAN PEMULANGAN
1. Fungsi
serebral
membaik/meningkat,
penurunan
fungsi
neurologis
dapat
diminimalkan
2. Komplikasi dapat dicegah atau diminimalkan
3. Proses dan prognosis penyakit serta pengobatannya dapat dipahami.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan yang mungkin timbul :
1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan interupsi aliran darah;
gangguan oklusif, hemoragi; vasospasme serebral, edema serebral.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan keterlibatan neuromuscular:
kelemahan, parastesia; flaksid/paralysis hipotonik (awal) ; paralysis spastis
3. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan sirkulasi
serebral; kerusakan neuromuscular, kehilangan tonus/kontrol otot fasial/oral;
kelemahan/kelelahan umum
4. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan resepsi sensori,
transmisi, integrasi (trauma neurologist atau deficit), stress psikologis
(penyempitan lapang perceptual yang disebabkan oleh ansietas).
5. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan neuromuscular,
penurunan kekuatan dan ketahanan, kehilangan control/koordinasi otot.
Kerusakan perceptual/kognitif. Nyeri/ketidaknyamanan. depresi
15
terhadap
kerusakan
menelan
berhubungan
dengan
kerusakan
neuromuscular/perceptual
8. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pengobatan berhubungan dengan
kurang pemajanan, keterbatasan kognitif, kesalahan interpretasi informasi,
kurang mengingat, tidak mengenal sumber-sumber informasi.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan serebral
Tujuan : Klien akan memperlihatkan perfusi jaringan yang adekuat
Intervensi:
a. Tentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan keadaan/penyebab khusus
selama koma/penurunana perfusi serebral dan potensial terjadinya
peningkatan TIK
R/ : Mempengaruhi penetapan intervensi
b. Pantau/catat status neurologist sesering mungkin dan bandingkan dengan
keadaan normalnya/standar
R/ : Mengetahui kecenderungan tingkat kesadaran dan potensial
peningkatan TIK dan mengetahui lokasi, luas dan kemajuan/resolusi
peningkatan kerusakan SSP
c. Pantau tanda-tanda vital
16
17
lingkungan
yang
sederhana,
pindahkan
perabot
yang
membahayakan
R/ : membatasi jumlah stimulasi penglihatan yang mungkin dapat
menimbulkan
kebingungan
terhadap
interpretasi
lingkungan,
21
Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan
R/: meningkatkan perasaan makna diri
luasnya
gangguan
persepsi
dan
hubungkan
dengan
derajat
membantu
dalam
ketidakmampuannya
R/:
penentuan
factor
faktor
secara
individu
dukungan
terhadap
perilaku/usaha
seperti
meningkatkan
24
h. Pertahankan masukan dan haluaran dengan akurat, catat jumlah kalori yang
masuk
R/: jika usaha menelan tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan cairan
dan makanan harus dicarikan metode alternative untuk makan
i. Kolaborasi pemberian cairan melalui IV atau makanan melalui selang
R/: mungkin diperlukan untuk memberikan cairan pengganti dan juga
makanan jika pasien tidak mampu untuk memasukkan segala sesuatu dalam
mulut
8. Kurang pengetahuan
Tujuan: klien mengungkapkan pemahaman tentang kondisi/prognosis dan
aturan teaupetik.
Intervensi:
a. Evaluasi tipe / derajat dari gangguan persepsi sensori
R/: Defisit mempengaruhi pilihan metode pengajaran dan isi / kompleksitas
instruksi
b. Diakusiakan keadaan patologis yang khusus dan kekuatan pada individu
R/: membantu dalam membangun harapan yag relistis dan meningkatkan
pemahman terhadap keadaan dan kebutuhan saat ini.
c. Tinjau ulang ketrbatasan saat ini dan diskusikan rencana/kemungkinan
melakukan aktivitas
R/: Meningkatkan pemahaman, memberikan harapan pada masa dating dan
menimbulkan harapan dar keterbatasa hidup secara normal
25
26
DAFTAR PUSTAKA
Bickley. 2008. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates. EGC: Jakarta.
Doenges, Moorhouse & Geissler. 1999. Rencana asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. EGC: Jakarta.
Guyton & Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi kedokteran. Edisi 11. EGC: Jakarta.
Harsono. 2007. Kapita Selekta Neurologi. Edisi 6. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.
Lumbantobing. 2008. Neurologi Klinik, Pemeriksaan Fisik dan Mental. FKUI: Jakarta.
Mardjono & Sidarta. 2006. Neurologi Klinik Dasar. Dian Rakyat: Jakarta.
27
Muttaqin, Arif. 2008. Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
persarafan. Salemba Medika. Jakarta.
Price & Wilson. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis ProsesProses Penyakit. Buku 2. Edisi
4. EGC: Jakarta.
Sutedjo. 2009. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
Edisi Revisi. Amara Books Puri Arsita A6: Yogyakarta.
Silbernagl & Lang. 2007. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. EGC: Jakarta.
Smeltzer & Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume 3. Edisi 8. EGC:
Jakarta.
28