Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG
Perawat memandang individu sebagai suatu keseluruhan yang utuh
atau suatu individu yang holistik, bukan merupakan golongan dari bagianbagian dan proses-proses (Kozier & Erb, 1995). Dimana dalam teori ini
organisme yang hidup dipandang sebagai hasil interaksi dan kesatuan dari
keseluruhan bukan sekedar jumlah dari bagian-bagiannya. Gangguan
terhadap suatu bagian merupakan gangguan bagi keseluruhan sistem.
Ketika mengaplikasikan pada manusia dan kesehatan, konsep ini
menekankan kenyataan bahwa perawat harus menjaga identitas diri dari
keseluruhan individu dan harus berusaha memahami hubungan dari
bagian-bagian individu di bawah keseluruhan bagian-bagiannya secara
bersamaan (Krieger, 1981 dalam Kozier & Erb, 1995).
Individu sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual sebagai
satukesatuan yang utuh memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi
terhadap perubahan diri dan lingkungan sehingga individu selalu
berinteraksi terhadap perubahan yang terjadi pada diri dan lingkungannya.
Untuk mampu beradaptasi setiap individu akan berespons terhadap
kebutuhan fisiologis, keamanan dan kenyamanan, cinta mencintai, harga
diri dan aktualisasi diri, dan individu selalu berada dalam rentang sehatsakit yang berhubungan dengan koping yang efektif dalam memelihara
prose adaptasi (Roy, 1980 dalam Hidayat, 2004). Perawat juga harus
mengingat interaksi dan hubungan individu dengan lingkungan luar dan
yang lain berkaitan dengan individu dan sistem. Sebagai contoh seorang
perawat membantu klien dengan fraktur ekstremitas bawah yang dirawat
selama masa rawatan dalam beradaptasi terhadap diri dan lingkungan
sekitarnya. Dalam hal ini, kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep
diri yang positif, serta kebutuhan akan kemampuan melakukan peran dan
fungsi secara optimal dalam memelihara integritas diri (Kozier & Er.
1995).

Pelayanan komprehensif merupakan pelayanan klien


secara total dan pelayanan kesehatan holistik berkembang
bagi

konsep

holisme.

Kesehatan

holistik

melibatkan

individu secara total, keseluruhan status kehidupannya dan


kualitas hidupnya dalam berespons terhadap perubahan
yang terjadi pada diri dan lingkungannya (Smith, 1984
dalam Kozier & Erb, 1995). Sehingga perawat dapat
memberikan pelayanan secara tepat dan efektif untuk
membantu klien dalam beradaptasi terhadap perubahan
yang terjadi disekitarnnya.
Agar respons adaptasi klien dengan fraktur ekstremitas bawah
selama masa perawatan menghasilkan perilaku respons adaptif dan
berfungsi secara optimal, maka klien harus mampu berespons secara
positif terhadap beberapa stressor dan beradaptasi terhadap permintaan
atau perubahan. Adaptasi membutuhkan respons aktif dari klien yang
bersangkutan (Potter & Perry,1993).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetaui Respons Adaptasi Klien Dengan Fraktur Ekstremitas
Bawah Selama Masa Rawatan.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui perilaku respon adaftif secara optimal pada klien
dengan fraktur ekstrimitas bawah selama rawatan.
C. MANFAAT
1. Pasien
a. Mencegah terjadinya respon maladaptif pada klien dengan fraktur
ekstrimitas bawah selama rawatan.
2. Instansi
a. Rumah Sakit RSUD Sukoharjo
Sebagai referensi bagi Instansi terkait (RSUD Sukoharjo) dalam
menghadapi respons adaptasi klien dengan fraktur ekstremitas
bawah selama masa rawatan

b. Institusi Pendidikan.
Sebagai referensi bagi Universitas maupun peneliti yang akan
melakukan penelitian yang berhubungan dengan respons adaptasi
klien dengan fraktur ekstremitas bawah selama masa rawatan
c. Penulis/ Mahasiswa
1. Sebagai wahana bagi penulis untuk mengembangkan dan
mengaitkan pengetahuan serta ketrampilan penulis dalam
pemberian asuhan keperawatan pada pasien fraktur ekstrimitas
bawah
2. Disusun sebagai salah satu tugas dalam program pendidikan
profesi ners stase keperawatan medikal bedah.

BAB II
ANALISIS JURNAL

A. PROBLEM
Individu sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual sebagai
satukesatuan yang utuh memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi
terhadap perubahan diri dan lingkungan sehingga individu selalu
berinteraksi

terhadap

perubahan

yang

terjadi

pada

diri

dan

lingkungannya. Untuk mampu beradaptasi setiap individu akan


berespons terhadap kebutuhan fisiologis, keamanan dan kenyamanan,
cinta mencintai, harga diri dan aktualisasi diri, dan individu selalu
berada dalam rentang sehat-sakit yang berhubungan dengan koping
yang efektif dalam memelihara prose adaptasi (Roy, 1980 dalam
Hidayat, 2004).
Perawat juga harus mengingat interaksi dan hubungan individu
dengan lingkungan luar dan yang lain berkaitan dengan individu dan
sistem. Sebagai contoh seorang perawat membantu klien dengan
fraktur ekstremitas bawah yang dirawat selama masa rawatan dalam
beradaptasi terhadap diri dan lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini,
kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep diri yang positif, serta
kebutuhan akan kemampuan melakukan peran dan fungsi secara
optimal dalam memelihara integritas diri (Kozier & Er. 1995).
B. INTERVENTION
Populasi pada penelitan ini adalah klien dengan fraktur
esktremitas bawah selama masa perawatan di RSUP H. Adam Malik
Medan dan RSU Dr. Pirngadi Medan. Penentuan jumlah sampel
dilakukan

dengan

menggunakan

total

sampling

yaitu

pengambilan sampel dari seluruh jumlah populasi yang


ada

sesuai

ditentukan

dengan
terlebih

kriteria
dahulu.

sampel

yang

telah

Kriteria

yang

telah

ditentukan untuk subjek penelitian yaitu klien laki-laki


atau perempuan, usia 17-60 tahun, mengalami fraktur
ekstremitas bawah, dapat baca, telah dirawat minimal

1minggu dan bersedia menjadi sampel. Desain yang


digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi eksplorasi.
Kriteria penelitian masih umum, tidak spesifik pada kriteria
insklusif yang lebih yang mengambil sample pada umur 17 sampai 70
tahun, umur merupakan salah satu fakor yang mempengaruhi proses
kematangan untuk berfikir, faktor ekonomi juga dapat berpengaruh
untuk respon seseorang. Untuk jenis fraktur seharusnya juga lebih
diperjelas, jenis fraktur mengingat begitu banyak jenis fraktur. desain
penelitian yang menggunakan deskripsi ekplorasi, merupakan suatu
penelitian yang membuktikan suatu teori dengan suatu masalah yang
terjadi, tanpa mencari faktor mana yang paling mempengaruhi suatu
masalah yang sedang terjadi.
C. COMPARISON
Berdasarkan hasil penelitian pada umumnya respons klien
dengan fraktur ekstremitas bawah selama masa perawatan adalah
adaptif bahkan untk respons adaptsi peran 12 responden adalah 100%
adaptif, untuk respons adaptasi fungsi fisiologis 7 responden (58,3%)
adaptif, respons adaptasi konsep diri 11 responden (91,7%) adaptif dan
respons adaptasi interdependensi 11 responden (91,7%) adaptif. Secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa respons adaptasi klien dengan
fraktur ekstremitas bawah selama masa rawatan adalah 100%
menghasilkan respons adaptif.

D. OUTCOME
Hasil penelitian ini menunjukkan respons adaptasi terhadap
fungsi fisiologis, mayoritas (83,3%) responden tidak dapat melakukan
aktivitas apapun selama dirawat, hasil penelitian ini sesuai dengan
pendapat Pakpahan (1996) bahwa klien fraktur dengan pemasangan
gips atau traksi lebih cenderung immobilisasi di tempat tidur dan
mengurangi aktivitas yang dapat menyebabkan terjadinya pergerakan
pada daerah yang patah, hal ini sehubungan dengan proses

penggabungan tulang (consolidasi) yang terjadi secara terusmenerus


selama 6-12 minggu. Menurut Potter & Perry (1992) bahwa
immobilisasi dan kurangnya aktivitas pada klien dapat mempengaruhi
sistem sirkulasi darah, hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa
(66,7%) responden merasa sering kebas pada kaki yang patah. Potter &
Perry (1992) menyatakan bahwa secara fisiologis sistem tubuh akan
berespons terhadap stimulus-stimulus yang mempengaruhi terjadinya
stres dan klien dengan immobilitas yang lama cenderung

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 12 responden menunjukkan
bahwa respons adaptasi klien dengan fraktur ekstremitas bawah selama
masa rawatan di RSUP H. Adam Malik Medan dan RSU Dr. Pirngadi
Medan, seluruh responden (100%) respons yang adaptif dan tidak ada
responden yang memiliki repon yang maladaptif, sehingga klien dengan
fraktur ekstremitas bawah dapat beradaptasi secara adaptif terhadap
perubahan yang terjadi pada diri dan lingkungan disekitarnya. Hal ini
dapat dilihat dari konsep diri yang dimiliki klien fraktur serta masa
perawatan yang rata-rata lebih dari satu minggu mempengaruhi klien
untuk lebih mampu beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada diri dan lingkungan sekitarnya.
B. SARAN
Pada jurnal dengan Judul Respons Adaptasi Klien Dengan Fraktur
Ekstremitas Bawah Selama Masa Rawatan Informasi yang didapat dari
penelitian dapat disampaikan kepada bidang pelayanan keperawatan
RSUD Sukoharjo kemudian di sampaikan kepada tenaga kesehatan lain
yang bekerja di RSUD Sukoharjo dan namun belum dapat diterapkan
dalam proses asuhan keperawatan, karena metode penelitian bukan
menggunakan penelitian berupa eksperimen namun hanya penelitian
yang menggunakan metode penelitian deskripsi eksplorasi, yang hanya
membuktikan suatu pernyataan dari suatu masalah yang ada.

Anda mungkin juga menyukai