Anda di halaman 1dari 16

RPP

(RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN)


Nama Sekolah

: SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI

Mata Pelajaran

: Kimia

Kelas/Semester

: X/1(ganjil)

Materi Pokok

: Ikatan Kimia

Alokasi Waktu: 135 menit (3x45 menit)

A Kompetensi Inti
1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2 Menghayati dan mengamalkanperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab dan peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsive dan pro-aktif dan
menunjukkkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta menempatkan
3

diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.


Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan

factual,

konseptual,

prosedural, berdasarkan ingin tahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,


seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusian, kebangsaan,
kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkanpengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik berdasarkan
4

bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.


Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan diri yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B Kompetensi Dasar
1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai
hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2.1. Menunjukkan partikel ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif,
terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab,

kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan


percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
3.2. Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan
koordinasi, dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisika senyawa yang
terbentuk.
4.2. Menyajikan hasil diskusi kelompok tentang kestabilan unsur, struktur Lewis, ikatan
ion dan ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, senyawa kovalen polar dan non
polar, ikatan logam dan sifat-sifat senyawa

C Indikator
1 Mengagungkan kebesaran Tuhan YME
2 Menyadari bahwa ketentuan yang ditetapkan oleh Tuhan YME adalah yang
3
4

terbaik untuk semua ciptaan-Nya


Rasa ingin tahu
Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan okted) dan

5
6

elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis).


Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion.
Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan

7
8
9

rangkap tiga.
Menjelaskan tentang kestabilan unsur serta struktur lewis dari suatu atom.
Mempresentasikan proses pembentukan ikatan ion.
Menyajikan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan
rangkap tiga.

D Tujuan Pembelajaran
1 Menumbuhkan kesadaran diri akan Tuhan YME
2 Menumbuhkan kesadaran akan ketetapan Tuhan YME merupakan ketetapan yang
terbaik untuk kehidupan umat manusia melalui kegiatan mengamati dan kegiatan
3

latihan individu yang imajinatif


Mengembangkan perilaku ingin tahu, teliti, tekun/ulet dan saling menghargai

pendapat melalui kegiatan diskusi, tanya jawab dan penugasan.


Siswa dapat menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan

5
6

okted) dan elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis).


Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion.
Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap
dua, dan rangkap tiga.

Siswa dapat menjelaskan tentang kestabilan unsur serta struktur lewis dari suatu

8
9

atom.
Siswa dapat mempresentasikan proses pembentukan ikatan ion.
Siswa dapat menyajikan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua,
dan rangkap tiga.

E Materi Ajar

A. LAMBANG LEWIS DAN ATURAN OKTET


Struktur Lewis adalah diagram yang menunjukkan ikatan-ikatan antar atom dalam
suatu molekul. Struktur Lewis digunakan untuk menggambarkan ikatan kovalen dan ikatan
kovalen koordinasi. Struktur Lewis dikembangkan oleh Gilbert N. Lewis, yang menyatakan
bahwa atom-atom bergabung untuk mencapai konfigurasi elektron yang lebih stabil.
Untuk menyusun struktur Lewis dari suatu atom atau unsur, dapat dengan cara
menuliskan simbol titik pada sekeliling atom. Setiap titik mewakili satu elektron yang
terdapat pada kulit valensi atom tersebut. Elektron yang terlibat dalam ikatan ini hanya
elektron-elektron yang terdapat pada kulit terluar dan jumlah total elektron yang terlibat
dalam pembentukan ikatan ini tidak mengalami perubahan (merupakan jumlah total elektron
valensi dari atom-atom yang berikatan).
Pada umumnya, jumlah elektron pada kulit valensi sama dengan golongan dari suatu
atom. Oleh karena itu, jumlah titik pada simbol Lewis sama dengan golongan dari atom
tersebut. Namun untuk logam transisi, lantanida, dan aktinida yang mempunyai kulit dalam
yang tidak terisi penuh, titik Lewis dari unsur-unsur tersebut tidak dapat dituliskan secara
sederhana.Lewis mengemukakan bahwa Jumlah elektron terluar dari dua atom

yang

berikatan, akan berubahsedemikian rupa sehingga susunan elektron kedua atom tersebut sam
dengan susunan elektron gas mulia.
Lewis juga menyatakan bahwa unsur-unsur selain gas mulia dapat membentuk
molekul, dimana konfigurasi elektron dari masing-masing atom dalam molekul yang
dibentuknya menyerupai konfigurasi elektron gas mulia. Gagasan tersebut kemudian
berkembang menjadi suatu teori sebagai berikut :
a) Elektron pada kulit terluar mempunyai peran besar dalam pembentukan ikatan
kimia.

b) Ikatan yang terbentuk dapat disebabkan perpindahan satu atau lebih elektron dari
suatu atom ke atom lain.
c) Ikatan yang terbentuk dapat juga disebabkan pemakaian bersama pasangan elektron
di antara atom-atom yang berkaitan.
d) Perpindahan atau pemakaian bersama elektron berlangsung sedemikian rupa
sehingga setiap atom yang terlibat mempunyai konfigurasi elektron serupa atom gas
mulia.
Contoh Lambang Lewis

Cara penulisan lambang lewis


Penulisan struktur lewis mengikuti tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tulislah kerangka struktur dari senyawa bersangkutan, yang teridiri dari lambang kimia
atom-atom yang terlibat dan menempatkan atom-atom yang berikatan secara berdekatan satu
sama lain. Tahap ini cukup mudah dikerjakan untuk senyawa yang sederhana, tetapi untuk
senyawa yang lebih rumit harus ada informasi yang sudah diketahui atau dengan membuat
kerangka yang paling mungkin. Secara umum, atom dengan keelektronegatifan terkecil
menempati posisi di tengah (pusat). Hidrogen dan fluorin biasanya menempati posisi ujung
pada struktur lewis.
2. Hitunglah jumlah total elektron valensi dari semua atom yang terlibat. Untuk anion
poliatomik, tambahkan juga perlu muatan negatifnya ke dalam jumlah elektron valensi.
(misalnya, untuk ion CO32- kita tambahkan 2 elektron karena muatan 2- menunjukan bahwa
terdapat dua elektron tambahan daripada yang diberikan oleh atom netral). Untuk kation
poliatomik jumlah elektron valensi dikurangi jumlah muatan positifnya. (misalnya, untuk
kation NH4+ jumlah elektron valensi dikurangi satu karena muatan 1+ menandakan lepasnya
satu elektron dari atom netral).

3. Gambarlah ikatan kovalen tunggal antara atom pusat dengan semua atom di sekitarnya.
Lengkapi oktet dari semua atom yang terikat pada atom pusat. (ingat bahwa kulit valensi
atom hidrogen maksimum ditempati hanya oleh dua elektron.) elektron dari atom pusat atau
atom sekitar harus dituliskan sebagai pasangan elektron bebas jika elektron tersebut tidak
terlibat dalam pembentukaan ikatan. Jumlah total elektron yang digunakan untuk ikatan
adalah jumlah yang telah dihitung pada tahap 2 di atas.
4. Jika aturan oktet belum tercapai pada atom pusat, gunakan pasangan elektron bebas dari
atom-atom di sekitarnya untuk menambahkan ikatan rangkap dua atau rangkap tiga di antara
atom pusat dan atom di sekitarnya sampai aturan terpenuhi
3

Pengecualian dan Kegagalan Aturan Oktet


Unsur-unsur golongan VIIIA didalam tabel periodik, yaitu unsur gas mulia. Unsurunsur tersebut sulit bereaksi dengan unsur yang lain danterdapat sebagai unsur yang bebas
dialam(sebagai gas monoatomik), yaitu gas yang tersusun hanya dari satu atom saja. Hal itu
disebabkan karna susunannya stabil. Susunan elektron atom gas mulia terdiri atas 8 elektron
valensi yang disebut oktet, kecuali He yang hanya mempunyai 2 elektron valensi yang
disebut duplet. Suatu atom dapat mencapai kestabilan konfigurasi elektron atom gas mulia
dengan cara melepaskan elektron, menerima/menangkap elektron, dan menggunakan
pasangan elektron secara bersama-sama. Walaupun aturan oktet banyak membantu dalam
meramalkan rumus kimia senyawa biner sederhana, akan tetapi aturan itu ternyata banyak
dilanggar dan gagal dalam meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur-unsur transisi dan
postransisi. Pengecualian aturan oktet dapat dibagi dalam tiga kelompok sebagai berikut.
1

Senyawa

yang

tidak

mencapai

aturan

oktet.

Senyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi kurang dari 4 termasuk
dalam kelompok ini. Hal ini menyebabkan setelah semua elektron valensinya
dipasangkan tetap belum mencapai oktet. Contohnya adalah BeCl2, BCl3, dan
AlBr3.

2. Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil.


Contohnya adalah NO2, yang mempunyai elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17.
Kemungkinan rumus Lewis untuk NO2 sebagai berikut.

3.Senyawa

yang

melampaui

aturan

oktet.

Ini terjadi pada unsur-unsur periode 3 atau lebih yang dapat menampung lebih dari 8
elektron pada kulit terluarnya (ingat, kulit M dapat menampung hingga 18 elektron).
Beberapa

contoh

adalah PCl5,

SF6,

ClF3,

IF7,

dan

SbCl5.

Perhatikan rumus Lewis dari PCl5, SF6, dan ClF3 berikut ini.

Kegagalan Aturan Oktet


Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi maupun
postransisi. Unsur postransisi adalah unsur logam setelah unsur transisi, misalnya Ga, Sn, dan
Bi. Sn mempunyai 4 elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat
oksidasi +2. Begitu juga Bi yang mempunyai 5 elektron valensi, tetapi senyawanya lebih
banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan +3. Pada umumnya, unsur transisi maupun unsur
postransisi tidak memenuhi aturan oktet.

B. IKATAN ION
Ikatan ion adalah ikatan kimia yang terbentuk karena adanya gaya tarik-menarik
elektrostatis antara ion positif dengan ion negative membentuk senyawa ion. Ikatan ion ini
merupakan ikatan yang cenderung melepaskan elektron dan menerima elektron. Pada
umumnya ikatan ion terbentuk dari atom unsur logam (melepaskan elektron) dan atom unsur
nonlogam (menerima elektron)
Pembentukan senyawa ion :
1. Terjadi akibat terjadinya serah terima elektron

2. Terjadi antara ion positif dan ion negatif


3. Terjadi antara unsur logam dan nonlogam
4. Terjadi antara unsur yang memiliki energi ionisasi dengan unsur afinitas elektron yang
besar
Atom unsur logam cenderung melepas elektron membentuk ion positif, dan atom
unsur nonlogam cenderung menangkap elektron membentuk ion negatif. Contoh : NaCl,
MgO, CaF2, Li2O, AlF3

Lambang titik elektron Lewis terdiri atas lambang unsur dan titik-titik yang setiap
titiknya menggambarkan satu elektron valensi dari atom-atom unsur. Titik-titik elektron
adalah elektron terluarnya.

Contoh-contoh lambang titik elektron lewis


Untuk membedakan asal elektron valensi penggunaan tanda (O) boleh diganti dengan
tanda (x), tetapi pada dasarnya elektron mempunyai lambang titik Lewis yang mirip.
Lambang titik Lewis untuk logam transisi, lantanida, dan aktinida tidak dapat dituliskan
secara sederhana, karena mempunyai kulit dalam yang tidak terisi penuh. Contoh penggunaan
lambang titik Lewis dalam ikatan ion sebagai berikut.

Contoh: Pembentukan NaCl

Senyawa yang mempunyai ikatan ion antara lain :


a)

Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan halogen (VIIA)

Contoh : NaF, KI, CsF

b)

Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan oksigen (VIA)

Contoh : Na2S, Rb2S,Na2O


c)

Golongan alkali tanah (IIA) dengan golongan oksigen (VIA)

Contoh : CaO, BaO, MgS

Sifat umum senyawa ionik :


1)

Titik didih dan titik lelehnya tinggi

2)

Keras, tetapi mudah patah

3)

Penghantar panas yang baik

4)

Lelehan maupun larutannya dapat menghantarkan listrik (elektrolit)

5)

Larut dalam air

6)

Tidak larut dalam pelarut/senyawa organik (misal : alkohol, eter, benzene)

C. IKATAN KOVALEN
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk karena memiliki elektron yang digunakan
bersama. Biasanya ikatan kovalen terjadi antara unsur sesama nonlogam.
Contoh

Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut pasangan elektron ikatan (PEI) dan
pasangan elektron valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut
pasangan elektron bebas (PEB). Ikatan kovalen umumnya terjadi antara atom-atom unsur
nonlogam, bisa sejenis (contoh: H2, N2, O2, Cl2, F2, Br2). Senyawa yang hanya mengandung
ikatan kovalen disebut senyawa kovalen.
Berdasarkan lambang titik Lewis dapat dibuat struktur Lewis atau rumus Lewis.
Struktur Lewis adalah penggambaran ikatan kovalen yang menggunakan lambang titik Lewis
di mana PEI dinyatakan dengan satu garis atau sepasang titik yang diletakkan di antara kedua
atom dan PEB dinyatakan dengan titik-titik pada masing-masing atom.

Macam-macam ikatan kovalen:


1. Berdasarkan jumlah PEI-nya ikatan kovalen dibagi 3:

a. Ikatan kovalen tunggal


Ikatan kovalen tunggal yaitu ikatan kovalen yang memiliki 1 pasang PEI.

b. Ikatan kovalen rangkap dua


Ikatan kovalen rangkap 2 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 2 pasang PEI.

c. Ikatan kovalen rangkap tiga


Ikatan kovalen rangkap 3 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 3 pasang PEI.

Sifat-sifat fisis senyawa kovalen:


1. pada suhu kamar berwujud gas, cair (Br2), dan ada yang padat (I2);
2. padatannya lunak dan tidak rapuh;
3. mempunyai titik didih dan titik leleh rendah;
4. larut dalam pelarut organik tapi tidak larut dalam air;
5. umumnya tidak menghantarkan listrik.

F Langkah-Langkah Pembelajaran

SINTAKS MODEL

KEGIATAN GURU

1. Orientasi

KEGIATAN SISWA

Pendahuluan ( Fase Orientasi)

Guru

memberikan Siswa

salam pembuka

salam dari guru

Guru mempersilahkan Salah


salah

menjawab

satu

satu

siswa memimpin doa

memimpin doa
Guru
memeriksa Siswa
kehadiran siswa

tertib

hanya
ketika

dan

berbicara
dirinya

absen
menanyakan Siswa

Guru

siswa

di

menjawab

kepada siswa kesiapan pertanyaan guru dan


dan

kenyamanan menyatakan

untuk belajar

dirinya

belajar
meletakan Siswa

Guru

bahwa

siap

untuk

tertib

dan

media, alat serta buku hanya


yang

diperlukan

di memperhatikan

atas mejanya
Guru
melakukan Salah
apersepsi

dengan menjawab
dua atau
sebuah
buk
kan

memberikan
pertanyaan
kemarin

satu

kita

siswa
delapan

sudah

mempelajari

tentang

konfigurasi

elektron,

Berapakah

jumlah

elektron valensi yang


dibutuhkan oleh suatu
unsur untuk mencapai
kestabilan?
Bagaimanakah

cara

atom tersebut untuk


melengkapi

elektron

valensinya

menjadi

dua

atau

delapan?

Guru menyampaikan Siswa mendengarkan


tujuan

pembelajaran dan tertib.

ALOKASI
WAKTU
20 Menit

G Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Saintifik
Metode
: Diskusi informasi, tanya jawab dan penugasan
Model
: inkuiri
H Sumber Belajar
Media
: Alat tulis, papan tulis, LCD proyektor (infocus), internet
Sumber
: Buku kimia kelas X, dan sumber lain yang relevan
I

Penilaian Hasil Pembelajaran


Jenis Tagihan : Tugas Individu
Alat Ukur
: Tes Tulis
Bentuk
: Ganda
Penilaian Kognitif

Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang pada huruf A, B, C, D.
1.

Nomor atom unsur A, B, C, D, dan E berturut-turut 6, 8, 9, 16, 19. Pasangan unsur yang

dapat membentuk ikatan ion adalah


a. A dan D
d. D dan C
b. C dan E
e. A dan B
c. B dan E
Pembahasan

ikatan ion adalah ikatan yang terjadi antara logam (golongan IA, IIA) dengan nnon-logam
(golongan

VIA,

Konfigurasi

elektron

Konfigurasi

elektron

Konfigurasi

elektron

Konfigurasi

elektron

16

VIIA)

2,4

golongan

IVA

2,6

golongan

VIA

2,7

golongan

VIIA

2,8,6

golongan

VIA

Konfigurasi elektron 19E = 2,8,8,1 : golongan IA


Jawaban

2. Unsur 9Y berikatan bengan unsur 19K membentuk suatu senyawa. Rumus molekul dan
jenis ikatan yang terbentuk secara berurutan adalah
a. KY Ionik
d. K2Y Ionik
b. KY Kovalen
e. K2Y Kovalen
c. KY2 Kovalen
Pembahasan
Y

:
2,7

(golongan

VIIA)

non-logam

19

2,8,8,1

(golongan

IA)

logam

Unsur K dan Y membentuk ikatan ionik dengan rumus molekul KY


Jawaban

3. Suatu senyawa mempuyai sifat:


Larut dalam air
Lelehannya dapat menghantarkan listrik
Terionisasi sempurna dalam air
Jenis ikatan dalam senyawa tersebut adalah ikatan
a.
b.
c.
d.
e.

Kovalen polar
Kovalen non-polar
Hidrogen
Ion
Logam

Jawaban : D

4.

Zat-zat dibawah ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:


Zat

Titik didih

Tinggi

Rendah

Daya hantar listrik


Larutan

Cairan

Menghantarka

Menghantarka

n
Tidak

Menghantarka
n

menghantarka

n
Berdasarkan data tersebut, maka jenis ikatan yang terjadi pada zat P dan Q berturut-turut
adalah
a. Ion dan kovalen
b. Kovalen polar dan kovalen non-polar
c. Kovalen polar dan ion
d. Kovalen non-polar dan ion
e. Ion dan hidrogen polar
Pembahasan:
Ion:
-

bentuk

Kovalen

larutan

dan
titik

cairan

dapat
didih

menghantarkan

listrik
tinggi
non-polar:

- bentuk larutan dapat menghantarkan listrik, bentuk cairan tidak dapat menghantarkan listrik.
- titik didih rendah
Jawaban : A
5. Unsur 11X23 berikatan dengan unsur 8O16 membentuk suatu senyawa. Rumus kimia dan jenis
ikatan pada senyawa yang terbentuk adalah
a. XO ionik
d. XO Kovalen
b. X2O ionik
e. X2O Kovalen
c. XO2 ionik
Pembahasan:
X

2,8,1

2,4

11
6

(golongan

IA)

(golongan

IVA)

memebentuk ikatan ionik dengan rumus molekul X2O


Jawaban : B
Penilaian afektif
Aspek Yang Dinilai
No.

Nama

Kerapian

Berpikir

Tanya

Bertanya/

Kritis

Jawab

Menanggapi

Nilai Afektif :
1
= Rendah
2
= Sedang
3
= Baik
4
= Baik Sekali

(A)
(B)
(C)
(D)

Nilai afektifnya

Jumlah

Nilai

Angka

Huruf

NP
100
NT

Keterangan:
NP: Nilai Perolehan
NT: Nilai Total (20)
Keterangan Skor:
4
= Baik Sekali
3
= Baik
2
= Sedang
1
= Rendah

Kriteria Nilai:
A
= 80-100
B
= 70-79
C
= 60-69
D
= <60

: Baik Sekali
: Baik
: Cukup
: Kurang

Jambi,11 November 2016

Mengetahui
Kepala Sekolah

Guru Mata Pelajaran Kimia

Anda mungkin juga menyukai