Paper Maglev PDF
Paper Maglev PDF
Abstrak
Pada makalah ini akan dibahas mengenai study karakteristik levitasi magnet pada dua rol tembaga yang
berputar sebagai pemodelan kereta maglev dengan metode numerik. Disini akan dibahas mengenai
bagaimanakah pengaruh kecepatan putaran motor, massa model kereta maglev, gap antara dua rol tembaga yang
digunakan serta diameter roll tembaga itu sendiri sebagai variabel bebas. Dengan metode numerik dilakukan
analisa agar didapatkan parameter yang optimal pada model kereta maglev ini. Didapatkan perbandingan antara
kecepatan putaran, massa beban, gap serta diameter rol yang disajikan dalam secara grafik dan dapat digunakan
sebagai referensi pemodelan kereta maglev. Dengan diketahuinya parameter yang sesuai, maka dapat digunakan
sebagai dasar dalam desain kereta maglev sebagai industri yang potensial pada sistem transportasi masa depan.
1. Pendahuluan
Di Indonesia, pertambahan jumlah kendaraan
berkisar antara 8 - 12% per-tahun, sedangkan
pertambahan panjang jalan berkisar antara 2 - 5%
per-tahun dengan rata-rata jaringan jalan di
Indonesia kurang dari 4% dari total luas wilayah
kota (Dirjen Perhubungan Darat, 1998). Hal ini
menimbulkan masalah tersendiri di bidang
transportasi dan lalu lintas, yaitu kemacetan. Oleh
karena itu, pemerintah dipacu untuk melakukan
perubahan sistem dan inovasi di bidang transportasi
darat seperti perubahan penggunaan kereta listrik
diganti menjadi penggunaan kereta cepat yang
menggunakan prinsisp levitasi magnet yang biasa
disebut kereta maglev.
Salah satu faktor yang penting dalam
merancang sistem transportasi ini adalah harus
memperhatikan kestabilan dari levitasi magnet itu
sendiri, karena tidak mungkin membuat suatu
levitasi magnet stabil hanya dengan menggunakan
magnet permanen saja sesuai dengan teori Earnshaw
yang menyatakan bahwa setidaknya ada satu arah
yang harus secara aktif stabil.
Berdasarkan Braunbeck levitasi yang stabil
dimungkinkan apabila material diamagnetik ada
pada sistem. Pada 1939 eksperimen yang dilakukan
berhasil membuat levitasi magnet stabil dengan
menggunakan material diamagnetik bismuth dan
karbon pirolitik. Kendall memperagakan eksperimen
pembanding dan mengajukan beberapa aplikasi
praktis yang bisa dilakukan. Yang pertama adalah
untuk melevitasikan material diamagnetik organik
pada medan magnet yang besar. Pada 2004
Lyuksyutov mempublikasikan hasil eksperimen dan
posisi pico- atau femto-droplets dan partikel dan tiga
(1)
(2)
Gambar 3 : Pemodelan vektor pada sistem levitasi magnet permanen di atas dua roll tembaga yang berputar
Berdasarkan pendekatan menurut levitron, maka dapat digunakan pemodelan matematika sebagai berikut,
dimana medan magnet pada bahan H diuraikan dalam fungsi dan z
2
6 + 7 + 5 + 55 8 3 4 3 9: ./
(0,.) = 4(5 +55 )0
3
(3)
dimana , 5 dan 55 adalah medan magnet vertikal yang merupakan turunan pertama dan kedua sepanjang
arah sumbu z secara berturut-turut pada posisi seimbang dimana H akan sejajar percepatan gravitasi g ./.
Energi potensial pada magnet yang melayang sebagai model kereta maglev ini adalah penjumlahan dari
energi interaksi antara dipol magnet dengan medan magnet itu sendiri ditambah dengan energi potensial gravitasi
yang dipengaruhi oleh gaya berat dari model kereta maglev ini.
( = 2; . (0,.) + *+
(4)
dimana pada energi potensial akibat interaksi momen dipol magnet dengan medan magnet pada persamaan di
atas muncul angka 2, hal ini dikarenakan ada dua roll tembaga, sehingga akan ada dua potensial magnetik akibat
dua rol tersebut.
Persamaan gerak untuk sistem tersebut sebagai berikut dimana < = 0 + . adalah
*<= = 2>(; . ) *+./
3. Keadaan Stasioner
Pada keadaan stasioner, model akan berada
pada titik simetri, dimana jarak r antara magnet
dengan pusat rol 1 dengan rol 2 akan sama sehingga
mensyaratkan 0(?) dan .(?) konstan. Dengan
(5)
(6)
(7)
400
L = *
M
*P
QH
Q?
= 2; K
200
(9)
(10)
100
(8)
600
HU
200
300
400
(11)
OS
TP
(12)
DAFTAR PUSTAKA
HU
5
4
3
2
1
0
0
100
200
300
400
4. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan
bahawa besarnya perbandingan antara diameter rol
tembaga dengan gap dan kecepatan putaran rol
tembaga akan sebanding dengan ketinggian levitasi
sampai pada frekuensi natural ketinggian levitasi
akan cenderung konstan. Hal sebaliknya terjadi pada
parameter massa magnet yang dilevitasikan, dengan
bertambahnya massa magnet, ketinggian levitasi
akan semakin kecil dengan medan magnet yang
sama.