Bradikardia
intraoperatif
Bradikardi
N = 126
(6,3%)
7111
137 19
13021
1449
14916
75123
7311
7510
7611
LATERAL 34%
DUDUK 66%
LATERAL
57%
DUDUK
43%
66 11
LATERAL
67%
DUDUK
33%
69 13
LATERAL
80%
DUDUK 20%
17.54.5 mg
18.51.5 mg
181.5 mg
18.52.5 mg
73 %
50%
0
67 %
50 %
0
Antimetik Intraoperatif
0
Opioid Intraoperatif
PHASE
N = 10 (5,2%)
74 11
Hipotensi
N = 15 (7,9%)
8.3%
37 %
30 %
46 %
25 %
73 %
80 %
80 %
83 %
Dikaitkan dengan 60 menit perbedaan panjang PACU dari standar deviasi 60 menit yang
telah ditentukan. Oleh karena itu diharapkan ukuran sampel 190 pasien menyediakan 90 persen
kekuatan untuk mendeteksi efek PHASE dan lama PACU yang tinggal ( alpha-kesalahan: 5
persen).
Analisis data dilakukan dengan menggunakan program statistik SPSS yang terdiri dari
( V12.0, SPSS Inc, Chicaco, III). Data demografis disajikan sebagai mean standar deviasi
untuk variabel yang berkelanjutan dan sebagai frekuensi dalam persentase untuk variabel diskrit
PHASE variabel dikotomis didefinisikan sebagai kombinasi denyut jantung < 45 bpm
dan tekanan darah arteri < 70 mmHg yang digunakan sebagai titik akhir primer. MannWhitney
U adalah uji yang digunakan untuk membandingkan panjang PACU tinggal pada pasien dengan
dan tanpa PHASE.
Tujuan penelitian adalah untuk :
Menentukan apakah PHASE dikaitkan dengan peningkatan panjang PACU tinggal.
Sebelum awal penelitian, peneliti melakukan tinjauan pustaka yang komprehensif. Peneliti juga
mengadakan fokus pada suatu grup dengan berpengalama ahli anastesi dan perawat PACU untuk
membahas penyebab potensial dari PHASE. Prioritasnya adalah peneliti mengidentifikasi 3
kategori variabel yang berpotensi terkait dengan PHASE :
1. Pasien yang terkait dengan faktor demografi dasar, status fisik komorbiditas, dan ASA
2. Faktor intraoperatif
3. Efek pengobatan di PACU
Analisis Chi square digunakan untuk menguji asosiasi antara tahap dan variabel kategori
sementara T dan tes Mann-Whitney U digunakan untuk membandingkan normal dan variable
berkelanjutan non terdistribusi normal masing- masing antara PHASE dan non PHASE yang
berkelompok.
Variable yang kita anggap sebagai prioritas menjadi potensi pra operasi, inter operatif dan
prediktor pasca operasi PHASE termasuk : jenis kelamin, usia, tinggi badan, berat badan, denyut
jantung pra operasi, pra operasi tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik pra operasi, pra
operasi kelainan EKG, gangguan konduksi pra operasi, penggunaan pra operasi beta bloker,
penggunaan anti hipertensi lain, pasien dalam posisi lateral, selama injeksi spinal bupivacain,
dosis bupivacain, negative keseimbangan cairan, penggunaan vasopressor OR, penggunaan
ephedrine di OR, penggunaan opiod intravena di OR, episode bradikardi di OR, PACU denyut
jantung jantung, tekanan darah sistolik PACU, tingkat toraks anastesi spinal PACU masuk,
penggunaan narkotika intravena PACU, long acting dosis opioid ( setara morfin : 1mg
hidromorpon sama dengan 6 mg morfin), dan administrasi IV dari antimetik di PACU. Analisis
regresi ganda bertahap mundur kemudian digunakan untuk menyelidiki faktor independen
dengan hubungan yang signifikan untuk PHASE besar dalam model multivariat. Variabel dengan
kontribusi dengan signifikan ( p < 0,05) dianggap sebagai faktor idependen terkait dengan akhir
primer.
Hasil dan kesimpulan
Analisis univariat
Intraoperatif
Tekanan darah awal univariat secara signifikan lebih tinggi pada pasien dengan hipotensi
berat bila dibandingkan dengan pasien tanpa peristiwa ( table 2). Proporsi secara signifikan lebih
tinggi dari pasien PHASE besar dibandingkan dengan pasien tanpa peristiwa hemodinamik
( 80% berbanding 20%, p<0,05) menerima anestesi spinal pada posisi lateral. Tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam hal dosis bupivacain digunakan dalam anastesi spinal dan
hubungan antara terjadinya bradikardi dan hipotensi intraoperatif dengan bradikardi berat dan
hipotensi pasca operasi (gambar 1).
Variabel saja pasca operasi diukur dalam PACU disajikan dalam tabel 3 selama periode
pengamatan di PACU, semua pasien memiliki saturasi oksigen >95% tanpa masker oksigen. 15
pasien disajikan dengan hipotensi berat (SBP 64.5 10.6 mmHg) dan 12 pasien dengan
bradikardia berat ( denyut jantung dari 40 5 bpm) (gambar 2). 10 pasien disajikan dengan
PHASE baik hipotensi berat dan bradikardia di PACU, titik ahir utama penelitian kami.
Tabel 3.
Tidak ada gejala
hemodinamik
N = 173 (91%)
Hipotensi
N = 15 (7,9%)
Bradikardi
N = 126
(6,3%)
PHASE
N = 10 (5,2%)
68 13
6512
6010
629.6
119 18
10026
11031
10329
Penyebaran cranial
anastesi spinal saat
PACU masuk
Intravena Narkotik saat
PACU
Dosis morfin ekivalen
(Mg)
(48%)
> L1 : 47
(22%)
> L1 : 8 (53%)
> L1 : 7 (58%)
> L1 : 5 (50%)
87%
100%
100%
1812 mg
1912 mg
2012 mg
360270
312312
350318
30494
30079
30782
50.2218.55
405
415
64.510.6
69.3116.27
628
L5-S4:6
(40%)
L5-S4: 4
(40%)
L5-S4: 3
(30%)
80%
Waktu menuju
penempatan tulang
belakang
210108
Gambar 1.
Pasien berturut-turut dinilai setelah anastesi spinal
42 Pasien dikecualikan
(kumpulan data lengkap)
15 Pasien dengan
hipotensi berat
12 Pasien dengan
bradikardi berat
Dengan demikian, kejadian peristiwa hemodinamik berat yang merugikan adalah 5,2 %.
Berarti waktu untuk terjadinya PHASE adalah 307 82 menit. Tingkat residu rata-rata anestesi
spinal di PACU masuk adalah L1, mmHg tanpa perbedaan antara pasien dengan dan tanpa
PHASE. Dalam analisis univariat, variabel-variabel berikut dikaitkan dengan diciptakannya
PHASE : tingkat thoracic anastesi spinal di PACU penerimaan ( p<0,0001), morfin dosis
ekivalen (p=0,006), jumlah cairan intraoperatif ( p=0,031), denyut jantung sebelum operasi
(p=0,046), pengobatan vasopressor intra operatif ( P=0,015), dan lateral dibandingkan dengan
posisi ( p=0,038) duduk.