Lapkas Hipotiroid
Lapkas Hipotiroid
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Agama
No. RM
Tanggal pemeriksaan
: An.HH
: 8 bulan
: Laki-laki
: semper
: Islam
: 527292
:
bayi yang lain. Terlihat tidak lincah, ibu pasien mengatakan sering menjulur-julurkan
lidahnya, BAB sulit, biasanya BAB sampai 2x sehari. Bayi masih mau minum. Jika menangis
suaranya serak, seperti lemas.
Riwayat pengobatan
Riwayat Kehamilan : ibunya mengatakan tidak pernah sakit selama kehamilan , Tidak
mengkonsumsi obat selama kehamilan, tidah pernah Terapi radiasi, control rutin sesuai
jadwal (+)
Riwayat Alergi : pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan, minuman,
ataupun obat-obatan.
: Komposmentis
Kesadaran
: E4 V5 M6
Tanda Vital
Frekuensi nadi
Frekuensi napas
: 36 x/menit
1
Temperatur
Antropometri
Berat badan
: 7,3 kg
Panjang Badan
: 60 cm
Lingkar kepala
: 39
Status Gizi
: BB/U
TB/U
BB/TB :
Kepala
Rambut
Wajah
Mata
: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil
isokor 2mm/2mm, mata cekung (-/-)
Mulut
: lidah besar (+), lidah kotor (-), sariawan (-), faring hiperemis (-), mukosa
bibir basah, pembesaran tonsil (-/-), gusi berdarah (-)
Leher
Pembesaran Kelenjar
Thoraks
Inspeksi
bentuk dan gerak dinding dada simetris dekstra dan sinistra, retraksi (-/-),
iktus cordis tidak tampak
Palpasi
gerakan dinding dada dekstra = sinistra, iktus cordis teraba pada ICS V
mid clavicula line sinistra
Perkusi
Auskultasi
vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), bunyi jantung 1 dan 2 reguler ,
murmur (-)
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
timpani
Auskultasi
Ekstremitas
akral hangat (+), oedem (-), capillary refill test < 2 detik, sianosis (-),
pembesaran KGB aksiler (-/-), pembesaran KGB inguinal (-/-), hipotoni
(+)
Kulit
Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada (-)
Rencana pemeriksaan penunjang
- pemeriksaan fungsi tiroid T4 dan TSH
- pemeriksaan hematologi rutin
Diagnosis Kerja:
Hipotiroid kongenital
Penatalaksanaan
Pemantauan
-
HIPOTIROID
Hipotiroidisme merupakan suatu penyakit akibat kekurangan produksi hormon tiroid atau
adanya defek pada reseptornya. Kelainan tersebut dapat ditemukan sejak lahir yang sering dikenal
sebagai hipotiroid kongenital, namun bila tampak gejala-gejala setelah periode fungsi tiroid yang
tampaknya normal maka kelainan ini merupakan kelainan yang didapat yang biasanya akibat
defek kongenital karena manifestasi defisiensinya terlambat.
Hipotiroid merupakan penyakit yang ditemukan dengan perbandingan 1 : 5000 dari
kelahiran hidup dan biasanya ditemukan 80 90 % pada bayi dengan usia < 3 bulan, lebih sering
mengenai perempuan dengan perbandingan antara perempuan dan laki-laki 2 : 1.
Primer
Origin
Description
Kelenjar
tiroid
Kelenjar
Pituitari
Tersier
Hipotalam
us
Hipotiroid adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada salah satu tingkat dari
aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid-end organ, dengan akibat terjadinya defisiensi hormon tiroid,
ataupun gangguan respon jaringan terhadap hormon tiroid.
Menurut onsetnya, hipotiroid pada anak dibedakan menjadi 2 :7
1. Hipotiroid kongenital.
2. Hipotiroid dapatan.
I.
PATOFISIOLOGI 7
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada
respon jaringan terhadap hormon tiroid.
Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :
6
HIPOTIROID KONGENITAL
Penyebab hipotiroid kongenital dapat sporadis/ familial, gondok atau non gondok. Pada
banyak kasus, defisiensi hormon tiroid berat, dan gejala-gejala berkembang pada umur
beberapa minggu awal. Pada kasus lain, tingkat defisiensi yang lebih rendah terjadi dan
manifestasi dapat terlambat selama beberapa bulan atau beberapa tahun. 4
Angka kejadian di beberapa negara sangat bervariasi dengan kisaran antara 4000-6000
kelahiran hidup. Hipotiroid kongenital merupakan salah satu penyebab retardasi mental dan
kegagalan pertumbuhan yang dapat dihindari bila ditemukan dan diobati sebelum usia 1 bulan.
Oleh karena itu banyak negara maju melakukan screening saat kelahiran. 8
II.1. ETIOLOGI 4
A. Disgenesis Tiroid
Defek perkembangan (disgenesis tiroid) merupakan 90% dari bayi yang
terdeteksi hipotiroidisme. Pada sekitar sepertiga bayi tidak ditemukan adanya sisa
jaringan tiroid (aplasia), sedangkan duapertiga lainnya jaringan tiroid yang tidak
sempurna ditemukan pada lokasi ektopik, dari dasar lidah (tiroid lidah) sampai
posisi normalnya di leher.
Kebanyakan bayi dengan hipotiroidisme kongenital pada saat lahir tidak
bergejala walaupun ada agenesis total kelenjar tiroid. Situasi ini dianggap berasal
dari perpindahan transplasenta sejumlah sedang tiroksin ibu (T 4) yang memberikan
kadar janin 25-50% normal pada saat lahir. Kadar T 4 serum yang rendah ini dan
secara bersamaan kadar TSH meningkat memungkinkan pendeteksian neonatus
dengan hipotiroid.
Jaringan tiroid ektopik (lidah, bawah lidah, subhioid)dapat memberikan
jumlah hormon tiroid yang cukup selama bertahun-tahun atau dapat gagal pada
masa anak-anak. Anak yang terkena biasanya datang karena tumbuh massa pada
dasar lidah atau pada linea mediana leher, biasanya setinggi hioid. Kadang-kadang
disertai dengan kista duktus tiroglossus. Pengambilan secara bedah jaringan tiroid
7
pengatur protein. Keadaan ketidaktanggapan TSH murni yang telah dideteksi, yaitu
kadar T4 serum rendah, kadar TSH serum dengan radioimmunoassay dan bioassay
meningkat, dan tidak ada respon terhadap pemberian TSH eksogen.
G. Ketidaktanggapan Hormon Tiroid
Semakin bertambah jumlah penderita yang ditemukan yang menderita
resistensi terhadap kerja endogen dan eksogen T4 dan T3. Kebanyakan penderita
menderita gondok, dan kadar T4, T3, T4 bebas, dan T3 bebas meningkat.
Ketidaktanggapan ini dapat bervariasi di antara jaringan. Mungkin ada tanda klinis
hipotiroidisme
yang
tidak
terlihat,
termasuk
retardasi
mental,
retardasi
Berat badan lahir > 3500 gram; masa kehamilan > 40 minggu.
Hernia umbilikalis.
Makroglosi.
Riwayat BAB pertama > 20 jam setelah lahir dan sembelit (< 1 kali/hari).
Letargi.
- Penampilan fisik sekilas seperti sindrom Down, namun pada sindrom Down bayi
lebih aktif.
-
Hipotonia
Tidur yang berlebihan, sedikit menangis, tidak selera makan, biasanya lamban.
Diagnosis dan pengobatan dini penting untuk mencegah mental yang permanen pada
penderita.
Gejala pada anak besar :7
-
Kulit kering.
Miksedema.
Struma pada ibu. Apakah ibu diberi KI, PTU waktu hamil?
Perkembangan anak.
B. Gejala klinis :
10
Dicurigai adanya hipotiroid bila skor Apgar hipotiroid kongenital > 5; tetapi
tidak adanya gejala atau tanda yang tampak, tidak menyingkirkan kemungkinan
hipotiroid kongenital.
Skore
Hernia umbilicalis
Makroglosi
Hipotoni
Konstipasi
Total
15
C. Laboratorium :
o
Name
Thyroid
Normal Value
Stimulating
Hormone (TSH)
0.3 5.0U/mL or
0.3 5.0 mU/L
Results
in
Results
in
Hypothyroidism
Hyperthyroidism
High
Low
11
Total
T4
5 11g/dL or
Immunoassay
64 142 nmol/L
Free T4 Index
6.5 12.5
Total
T3
95 190 ng/dL or
Immunoassay
Free T3 Index
20 63
Low
High
Low
High
Normal or Low
High
Normal or Low
High
D. Radiologis :
tursika yang membesar dan bulat, dan mungkin terlihat adanya erosi dan
penipisan.
II.4. DIAGNOSIS BANDING 7
Mongolisme
Sering disertai hipotiroid kongenital, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan
faal tiroid secara rutin. Pada mongolisme terdapat: epikantus (+), makroglosi (+),
miksedema (-), retardasi motorik dan mental serta adanya kariotyping dan trisomi 21.
Infeksi kongenital
Intestinal obstruction
Ikterus fisiologis
Miopatik kongenital
0-3 bulan
10-15
3-6 bulan
8-10
6-12 bulan
6-8
1-5 tahun
5-6
2-12 tahun
4-5
> 12 tahun
2-3
Kadar T4 dipertahankan di atas pertengahan nilai normal.
3. Bila fasilitas untuk mengukur faal tiroid tidak ada, dapat dilakukan therapeutic trial
sampai usia 3 tahun dimulai dengan dosis rendah dalam 2-3 minggu; bila ada
perbaikan klinis, dosis dapat ditingkatkan bertahap atau dengan dosis pemberian + 100
13
g/m2/hari. Penyesuaian dosis tiroksin berdasarkan respon klinik dari uji fungsi tiroid
T3, T4, dan TSH yang dapat berbeda tergantung dari etiologi hipotiroid.
4. Penundaan atau keterlambatan pengobatan akan meningkatkan risiko komplikasi
5. Monitoring pengobatan harus dilakukan setiap bulan pada tahun pertama dan
selanjutnya setiap 2-3 bulan
6. Pemantauan tumbuh kembang yang optimal namun hindari overtreatment
7. Kasus transien hipotiroid kongenital boleh tidak diobati, namun jika penurunan T 4 dan
peningkatan TSH menetap harus segera diobati.
II.6. PEMANTAUAN 7,8
A. Terapi
perkembangan motorik dan bahasa serta kemampuan akademis untuk yang sudah
bersekolah. Umur tulang dipantau tiap tahun. Karena levothyroxine identik dengan
thyroxine yang dihasilkan badan, efek samping jarang ditemukan. Namun bila
dosis terlalu kecil atau terlalu besar akan terjadi efek samping seperti tertulis di
tabel berikut.6
Gejala dosis kurang atau berlebih dari Levothyroxine
Dosis
Dosis berlebih
kurang
Lemas
kedinginan
Kram otot
B. Tumbuh Kembang
Hipotiroid kongenital sangat mengganggu tumbuh kembanganak apabila
tidak terdiagnosis secara dini ataupun bila pengobatan dilakukan tidak benar.
Apabila hipotiroid diobati dini dengan dosis adekuat, proses pertumbuhan linier
pada sebagian besar kasus mengalami kejar tumbuh yang optimal sehingga
mencapai tinggi badan normal. Pengobatan yang dilakukan setelah usia 3 bulan
akan mengakibatkan taraf IQ subnormal atau lebih rendah.
II.7. PROGNOSIS 1,2
Dengan adanya program skrining neonatus untuk mendeteksi hipotiroidisme
kongenital, prognosis untuk bayi yang terkena telah baik secara dramatis. Diagnosis awal
dan pengobatan yang cukup sejak umur minggu-minggu pertama memungkinkan
15
pertumbuhan linier yang normal dan intelegensianya setingkat dengan saudara kandung
yang tidak terkena.
retardasi mental
hipotonia muskuler
ataxia
Dengan pengobatan dini retardasi mental dapat dihindari. Lebih dini pengobatan
prognosis akan lebih baik. Bahkan dengan pengobatan komplikasi disfungsi psikomotor
seperti gangguan belajar masih dapat dijumpai.
Tiroiditis
limfositik
merupakan
penyebab
paling
lazim
terjadinya
hipotiroidisme didapat. Meskipun secara khas ditemukan pada remaja, keadaan ini
terjadi seawal pada usia 2 tahun. Penyakit ini merupakan suatu penyakit autoimun
yang ditandai secara histologis infiltrasi tiroid dengan limfosit.
Setiap bentuk autoimun tiroiditis secara tipikal dimulai dengan sel T dan B:
Sel T dan B menginfiltrasi kelenjar tiroid dalam jumlah yang setara. Kedua sel ini berperan
dalam respon primer terhadap infeksi. Sel T mengidentifikasi molekul invasive (cth: virus)
dan membantu sel B untuk memproduksi antibodi.
Pada kasus autoimunitas, sel T mengira molekul badan kita sebagai molekul invasive.
Sehingga sel B memproduksi antibodi yang disebut autoantibody.
Antibodi kemudian menyerang protein tiroid yang disebut thyroid peroxidase yang
menyebabkan kehancuran dari sel tiroid.
Ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa sel T dan B menhancurkan sel tiroid,
antara lain:
16
Salah satu teori mengatakan selama infeksi sel T menginduksi sel B untuk mengeluarkan
antibodi guna melawan invasi virus. Namun tanpa diduga, sel T juga menginduksi sel B untuk
menghancurkan protein tiroid yang serupa.
Faktor genetic paling berperan pada autoimun tiroiditis. Sebagai contoh, pasien dengan
hashimotos tiroiditis memiliki gen yang disebut fas Gen, yang berinteraksi dengan sel tiroid
dan merangsang proses yang disebut apoptosis, yang memulai terjadinya kehancuran sel.
Pada beberapa wanita, autoimunitas terjadi ketika sedang mengandung. Dalam hal ini sel fetal
terakumulasi di kelenjar tiroid ibu, merangsang respon imun.
Pada hashimotos tiroiditis antibodi memblok reseptor pada sel tiroid yang mengikat TSH.
Efek ini lebih menjelaskan perburukan dari kelainan ini, tapi tidak menjelaskan sebab awal
terjadinya kehancuran sel tiroid..
B. Tiroidektomi Subtotal
Tiroidektomi subtotal pada tirotoksikosis atau kanker dapat menyebabkan
hipotiroidisme, sama seperti halnya dengan pengambilan jaringan tiroid ektopik
misalnya tiroid lidah, tiroid subhioid media, atau jaringan tiroid pada kista duktus
tiroglossus merupakan satu-satunya sumber hormon tiroid, dan pemotongan
menyebabkan terjadinya hipotiroidisme.
C. Sistinosis Nefropati
Anak dengan keadaan seperti ini ditandai dengan penyimpanan sistin
intralisosom dalam jaringan tubuh, mengalami gangguan fungsi tiroid.
Hipotiroidisme dapat jelas, tetapi bentuk yang terkompensasi lebih lazim, dan
penilaian berkala kadar TSH terindikasi. Pada usia 13 tahun, duapertiga penderita
ini memerlukan penggantian tiroksin.
D. Infiltrasi Histiosit
17
18
Pemeriksaan diagnostik dan pengobatan adalah sama seperti yang diuraikan pada
hipotiroidisme kongenital. Pengukuran antibodi antiroglobulin dan antiperoksidase
(dahulu antimikrosom) dapat mengarah pada tiroiditis autoimun sebagai penyebab.
Selama tahun pertama pengobatan, penjelekkan tugas sekolah, kebiasaan tidur yang
buruk, kegelisahan, waktu perhatian yang pendek, dan masalah-masalah perilaku dapat
terjadi, tetapi hal ini sementara.
III.4. KOMPLIKASI 7
Kondisi Emergensi
Koma myxedema, merupakan komplikasi yang mengancam jiwa bila hipotiroid
tidak diobati. Gejalanya antara lain meliputi penurunan suhu tubuh yang drastis
(hypothermi), delirium, penurunan fungsi paru, perlambatan denyut jantung,
konstipasi, retensi urin, kejang, stupor dan akhirrnya koma. Jarang terjadi,
tetapi lebih sering ditemukan pada pasien yang mendapat paparan stresss yang
berat, seperti infeksi, operasi, atau cuaca yang terlalu dingin. Obat-obatan
tertentu ( seperti sedative, penghilang nyeri, amiodarone, narkotik dan litium)
dapat meningkatkan resiko.Tingkat mortalitas tinggi (30-60%) terutama pada
orang tua dan penderita hipoternia persisten atau kelainan jantung.
Suppurative Thyroiditis. Biasanya diawali dengan infeksi saluaran nafas atas.
Gejala meliputi demam, nyeri leher, rash, dan kesulitan mengunyah dan
berbicara.
Efek hipotiroid pada anak dan balita
Anak yang dilahirkan dari ibu yang tidak mendapat pengobatan. Anak ini
memiliki resiko cacat mental termasuk gangguan konsentrasi dan verbal.
Efek hipotiroid selama masa balita. Walaupun sementara, pada kasus yang
berat dapat menyebabkan gangguan perkembangan neurologist dan mental.
Bayi yang dilahirkan dengan hipotiroid congenital. Harus segera mendapat
pengobatan untuk mencegah retardasi mental, pertumbuhan yang terhambat,
dan perkembanagan abnormal lainnya ( sindrom yang disebut kretinisme).
Sudah diperkirakan bahwa anak yang tidak diobati akan mengalami penurunan
IQ tiga hingga lima poin per bulan selama tahun pertama. Tetapi walau
19
bagaimanapun, bahakn dengan terapi awal, gangguan ringan dalam hal memori,
perhatian, dan perkembangan mental dapat tetap ada hingga dewasa.
Efek yang terjadi bila onset hipotiroid > 2 tahun. Ancaman mental retardasi
berkurang namun pertumbuhan fisik menjadi lebih pelan dan pertumbuhan gigi
jadi terlambat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Digeorge, A. Hipotiroidisme. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Vol 3. Jakarta : EGC.
2000
2. Guyton, A. Hormon Metabolik Tiroid. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta :
EGC. 1997
3. Rose, S. R. Update Newborn Screening and Therapy for Congenital Hypothyroidism. Off. J
of AAP. Pediatrics. 2006
4. Bettendorf M. Thyroid disorders in children from birth to adolescence. Eur J Nucl Med. 2002
5. Ogilvy-Stuart AL. Neonatal thyroid disorders. Arch Dis Child Fetal Neonatal. 2008
6. Faizi M. Hipotiroid .www.pediatrik.com. 2009. diakses tanggal 23 Februari 2012
7. Raven, P. Anatomi Manusia. Atlas Anatomi, Jakarta : Djambatan, 2005
8. Postellon,
D.Congenital.
Hypothyroidism.Emedicinearticle.www.emedicine.com.
2010
20