Patin PDF
Patin PDF
RINGKASAN
ERDITA HASIAN SIANIPAR. C34050024. Pengaruh Pengemasan Atmosfer
Termodifikasi pada Fillet Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) dalam
Penyimpanan Suhu Ruang dan Suhu Dingin. Dibimbing oleh BUSTAMI
IBRAHIM dan DADI SUKARSA.
Peningkatan jumlah produksi ikan patin dan tingkat konsumsi masyarakat
terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan
sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar dengan daya
awet lebih lama, tanpa bahan pengawet sehingga tidak berbahaya dan tentunya
dalam bentuk yang mudah dikonsumsi, misalnya dalam bentuk fillet. Salah satu
bentuk inovasi pengemasan ini adalah Modified Atmosphere Packaging (MAP).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh
pengkomposisian gas CO2 dan N2 terhadap aspek mikrobiologi, kimiawi dan
sensori fillet ikan patin (Pangasius hypopthalmus) dalam MAP dengan
penyimpanan pada suhu 5oC dan suhu ruang serta melihat komposisi gas mana
yang paling optimum mempertahankan daya awet fillet ikan patin.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Desember 2009.
Laboratorium yang digunakan antara lain Laboratorium Teknologi Pengolahan
Pangan Hasil Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi
Pertanian; Laboratorium Nutrisi Ikan, Departemen Budidaya Perairan,
Laboratorium Karakteristik dan Bahan Baku Hasil Perairan, Laboratorium
Mikrobiologi Hasil Perairan, Laboratorium Biokimia Hasil Perairan, Departemen
Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain
ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) berukuran satu kg/ekor, gas CO2 dan N2.
Perlakuan komposisi gas pada fillet ikan Patin adalah 40% CO2+60% N2,
60% CO2+40% N2, 80% CO2+20% N2,, kemasan vakum, dan udara biasa sebagai
kontrol. Fillet disimpan selama 20 jam dalam suhu ruang, pengamatan dilakukan
pada jam ke-0, 5, 10, 15 dan 20. Sedangkan untuk penyimpanan suhu dingin, fillet
disimpan selama 16 hari dengan pengamatan pada hari ke-0, 4, 8, 12 dan 16.
Analisis yang dilakukan antara lain analisis proksimat, nilai pH, Total Volatile
Base nitrogen (TVBN), Total Plate Count (TPC), Thiobarbituric Acid (TBA) dan
uji organoleptik.
Kemasan yang terbaik pada penyimpanan suhu ruang adalah fillet ikan
dengan komposisi gas 60% CO2/40% N2 bertahan rata-rata sampai dengan jam ke15 atau menambah masa simpan 1-4 jam dibandingkan dengan udara biasa dengan
nilai rata-rata pH pada akhir masa simpan 6,02; nilai TVBN sebesar 19,22; nilai
TPC sebesar 5,8 x 107 CFU/g; kisaran nilai organoleptik sebesar 3,5-4,6.
Sedangkan pada suhu dingin adalah fillet dengan komposisi gas 80% CO2/20% N2
bertahan rata-rata sampai dengan hari ke-10 menambah masa simpan 3-7 hari
dengan nilai rata-rata pH pada akhir masa simpan 6,30; nilai TVBN sebesar
17,47; nilai TPC sebesar 5,75 x 108 CFU/g; kisaran nilai organoleptik sebesar 23,8. Komposisi gas memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada uji
organoleptik untuk penyimpanan pada suhu dingin.
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan
pada Departemen Teknologi Hasil Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
Oleh
ERDITA HASIAN SIANIPAR
C34050024
Menyetujui
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Departemen
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah Bapa atas kasih dan
anugrah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
Pengaruh Pengemasan Atmosfer Termodifikasi pada Fillet Ikan Patin
(Pangasius hypopthalmus) dalam Penyimpanan Suhu Ruang dan Suhu
Dingin dengan baik.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini, yaitu kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Bustami Ibrahim, M.Sc dan Bapak Ir. Dadi R. Sukarsa selaku
dosen pembimbing, yang telah menyisihkan waktu, tenaga, memberikan
arahan dan masukan kepada penulis.
2. Ibu Ir. Hj. Komariah Tampubolon, MS selaku dosen penguji, yang telah
memberikan banyak saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini.
3. Bapak Ir. Joko Poernomo, B.Sc selaku dosen pembimbing akademik, atas
segala bimbingan, nasehat, dukungan dan pengarahan yang diberikan.
4. Bapak Dr. Ir. Agoes M Jacoeb, Dipl. Biol, selaku komisi pendidikan, atas
segala bantuan dan pengarahan yang diberikan.
5. Bapak Dr. Ir. Ruddy Suwandi, MS. M.Phill, selaku Ketua Departemen
Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
6. Seluruh Dosen Teknologi Hasil Perairan (THP) yang mengabdikan hidup
untuk tetap setia membimbing mahasiswa mengenal dunia perikanan.
7. Papa (dr. Salmon R. Sianipar) dan Mama (Mientje N. Simanjuntak) yang
selalu setia dalam segala hal, memberikan semangat, memanjatkan doa dan
memberikan kasih sayang selalu. Kaka (Rebeka Sianipar) dan Ito (Romon
Sianipar), terima kasih banyak atas dukungannya (dan omelannya).
8. Ibu Emma, Mas Saeful, Lala, Pak Sugi (TIN), Pak Sulyaden (TEP) dan Pak
Wasjan (BDP) atas setiap bantuannya selama penelitian di laboratorium.
9. Seluruh Staf TU THP (Mas Mail, Pak Ade, Pak Tatang, dan juga Umi) atas
bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Semua teman-teman THP Angkatan 42 (tidak terkecuali), terima kasih buat
kebersamaan yang kita semua alami yang membuat kita bertumbuh semakin
dewasa, terima kasih buat tawa, canda, nasehat, share yang pernah kita semua
jalani. Terutama buat Junide Mastuty Hutapea sebagai teman seperjuangan
dalam penelitian, terima kasih kalau kita boleh jadi teman yang saling
mendukung dan membangun.
11. Kakak kelas THP 40 dan 41, terima kasih atas persahabatan dan
kebersamaannya dan juga untuk THP 43 atas keceriaannya.
12. Nupay (Goldie) dan Inggie (Hinggie Binggie) yang menjadi temen
seperjuangan dari TPB, temen makan bareng, jalan bareng dan berbagi mimpi.
13. Youth of Nations Ministry, terima kasih telah menjadi rumah, tempat belajar
dan bertumbuh, menerima penulis apa adanya, menjadi tempat untuk memberi
dan menerima. Terima kasih banyak buat Bang Dar, Mas Tera, Mas Elles, Ka
Sher, Ka Azis, Mb Ida, Ka Agustinus, Ka Agus Bali, Ka Prawira, Mb Titis,
Ka Bagus, Nupay, Margie, Verjun, Deslie, Idacute, Niko, Data, Buyung,
Lenny, Febrong, Gledek, Sanfitob, Seriul, Iluy, Cit2, Amer Greeny,
Fankezton, Ronce, Bacin (Mellisa), Nova, Lisa, Sandro, Zeny, Nge, Susi
Similikiti, Ira, Rifal, Pipit, Hadasa, Dumas, Nael, Dara, Dedew dan buat
semua Anak 46 yang tidak bisa disebut satu persatu. Fast Breakers dan
GKKD-ers, terima kasih telah menjadi komunitas yang membangun dan
selalu mendukung penulis untuk hidup dalam panggilan.
14. Anak-anak kostan GP (Dita, Vyta, Echa, Putri, Herlince)
15. Semua pihak yang telah memberi masukan dan bantuan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, hingga tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih ada
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak sangat diharapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang memerlukan.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Rantau pada tanggal 12 Agustus 1987
sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, Ayah dr. Salmon
Sianipar dan Ibu Mientje Simanjuntak. Pendidikan penulis
secara formal dimulai di TK Swasta Kristen Immanuel
Medan (1992-1994), lalu melanjutkan ke SD Swasta
Kristen Immanuel Medan (1994-1999), SMP Swasta
Kristen Immanuel Medan (1999-2002) kemudian ke SMA
RK Swasta St. Thomas 1 Medan (2002-2005). Pada tahun yang sama, penulis
diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Penerimaan
Mahasiswa Baru (SPMB). Pada tahun 2006 penulis diterima di Mayor Teknologi
Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam beberapa kepanitiaan.
Kegiatan kepanitiaan yang pernah diikuti diantaranya Sarana Temu Akrab Insan
THP (SANITASI) 2008. Penulis juga menjadi asisten mata kuliah Avertebrata Air
tahun 2007/2008, Teknologi Produk Tradisional Hasil Perairan (TPTHP) tahun
2008/2009. Penulis pernah mengikuti berbagai seminar dan pelatihan. Selain itu
penulis juga aktif dalam YoNM (Youth of Nations Ministry).
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, penulis melakukan penelitian yang berjudul
Pengaruh Pengemasan Atmosfer Termodifikasi pada Fillet Ikan Patin
(Pangasius hypopthalmus) dalam Penyimpanan Suhu Ruang dan Suhu
Dingin dibawah bimbingan Dr. Ir. Bustami Ibrahim, M.Sc dan Ir. Dadi Sukarsa.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii
1. PENDAHULUAN ...................................................................................
5
5
5
5
6
17
17
20
20
20
21
22
25
26
29
32
35
37
37
39
41
44
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
9. Data nilai TBA (mg MDA/kg) fillet ikan patin pada penyimpanan
suhu dingin ......................................................................................... 63
9a Analisis ragam TBA fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin . 64
9b Uji lanjut Duncan pengaruh interaksi gas dan masa simpan
terhadap TBA fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin............ 64
10. Data nilai organoleptik warna fillet ikan patin pada penyimpanan
suhu ruang .......................................................................................... 65
10a Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai
organoleptik warna fillet ikan patin pada penyimpanan suhu ruang ..... 66
11. Data nilai organoleptik warna fillet ikan patin pada penyimpanan
suhu dingin ...................................................................................... 67
11a Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai
organoleptik warna fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin .... 68
12. Data nilai organoleptik penampakan fillet ikan patin pada
penyimpanan suhu ruang .................................................................... 70
12a Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai
organoleptik penampakan fillet ikan patin pada penyimpanan
suhu ruang .......................................................................................... 72
13. Data nilai organoleptik penampakan fillet ikan patin pada penyimpanan
suhu dingin ......................................................................................... 73
13a Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai
organoleptik penampakan fillet ikan patin pada penyimpanan
suhu dingin ......................................................................................... 75
14. Data nilai organoleptik bau fillet ikan patin pada penyimpanan
suhu ruang .......................................................................................... 76
14a Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai
organoleptik bau fillet ikan patin pada penyimpanan
suhu ruang .......................................................................................... 78
15. Data nilai organoleptik bau fillet ikan patin pada penyimpanan
suhu dingin ......................................................................................... 79
15a Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai
organoleptik bau fillet ikan patin pada penyimpanan
suhu dingin ......................................................................................... 81
16. Data nilai organoleptik tekstur fillet ikan patin pada penyimpanan
suhu ruang .......................................................................................... 83
16a Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai
organoleptik tekstur fillet ikan patin pada penyimpanan
suhu ruang .......................................................................................... 82
17. Data nilai organoleptik tekstur fillet ikan patin pada penyimpanan
suhu dingin ......................................................................................... 85
17a Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai
organoleptik tekstur fillet ikan patin pada penyimpanan
suhu dingin ........................................................................................ 87
18. Foto Fillet Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) yang dikemas
dalam kemasan atmosfer termodifikasi .............................................. 88
19. Foto Pengerjaan Pengemasan Atmosfer Termodifikasi Fillet
Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) ............................................... 89
20. Foto Cosmotector XP-314 ................................................................ 89
21. Foto Flowmeter ................................................................................ 90
21. Foto Pompa Vakum ........................................................................... 90
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
16
26
28
29
30
33
34
35
10. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik warna fillet ikan patin
selama penyimpanan suhu ruang..................................
37
11. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik warna fillet ikan patin
selama penyimpanan suhu dingin.
38
12. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik penampakan fillet ikan patin
selama penyimpanan suhu ruang. . 40
13. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik penampakan fillet ikan patin
selama penyimpanan suhu dingin ......................................................
41
14. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik bau fillet ikan patin
selama penyimpanan suhu ruang .......................................................
41
15. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik bau fillet ikan patin
selama penyimpanan suhu dingin ......................................................
42
16. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik tekstur fillet ikan patin
selama penyimpanan suhu ruang .......................................................
43
17. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik tekstur fillet ikan patin
selama penyimpanan suhu dingin ......................................................
44
45
46
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikan patin (Pangasius hypopthalmus) merupakan salah satu potensi
perikanan yang saat ini menjadi primadona karena permintaannya yang
meningkat. Persentase kenaikan produksi ikan patin di Indonesia cukup pesat,
pada tahun 2004-2007 sebesar 22,86% sedangkan persentase kenaikan produksi
ikan patin tahun 2007-2008 adalah 38,52% dari 37.878 ton pada tahun 2007
meningkat menjadi 52.470 ton tahun 2008 (DKP 2009). Peningkatan ini cukup
siginifikan terkait erat dengan perkembangan tren pasar di masyarakat. Konsumsi
ikan tahun 2008 sebesar 29,98 kg per kapita per tahun, meningkat dari tahun 2007
yang mencapai 25 kg, sedangkan pada tahun 2004 hanya 22,58 kg (DKP 2009).
Ikan sangat rentan terhadap kerusakan akibat pertumbuhan mikroba paska
kematian dan kinerja biokimia yang terdapat dalam tubuh ikan. Hal ini disebabkan
karena daging ikan merupakan substrat yang baik bagi pertumbuhan mikroba.
Daging ikan menyediakan sumber zat makanan makromolekul dan mikromolekul
yang secara langsung dapat digunakan mikroba (Hadiwiyoto 1993). Efek dari
aktivitas mikroba pada protein ikan adalah off-flavor dan off-odor (Reddy et al.
1994). Glikogen dalam tubuh ikan diubah menjadi asam laktat akibat bekerjanya
autolisis (Hadiwiyoto 1993). Secara komersial, hal ini menjadi suatu tantangan
bagi transportasi dan pemasaran ikan (Regenstein 2006).
Belakangan ini telah berkembang suatu tren permintaan terhadap produk
makanan yang didinginkan dengan umur simpan yang lebih panjang. Konsumen
lebih memilih produk yang segar, mudah untuk dikonsumsi dan tidak
menggunakan bahan tambahan pangan. Hal ini telah mendorong pertumbuhan
teknologi alternatif untuk pengemasan bahan pangan, distribusi dan penyimpanan,
yaitu modified atmosphere packaging (MAP), yang menghasilkan produk yang
mempunyai umur simpan yang lebih panjang dan kualitas yang lebih baik
(Sivertsvik et al. 2002).
Modified
Atmosphere
Packaging
(MAP)
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah
1)
2)
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus)
Klasifikasi ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) menurut Saanin (1984)
adalah sebagai berikut :
Filum
: Chordata
Kelas
: Pisces
Ordo
: Ostariophysi
Famili
: Pangasidae
Genus
: Pangasius
Spesies
: Pangasius hypopthalmus
Ikan patin (Pangasius hypopthalmus) memiliki badan memanjang
Jumlah (%)
(a)
(b)
(c)
Air
82,22
81,31
80,14
Protein
14,53
16,05
12,65
Lemak
1,09
1,09
1,11
Abu
0,74
1,10
1,03
berlangsung pada tubuh ikan. Kerusakan biokimiawi ini sering kali disebut
autolisis, artinya kerusakan yang disebabkan oleh dirinya sendiri (Hadiwiyoto
1993). Autolisis tidak dapat dihentikan walaupun dalam suhu yang sangat rendah.
Biasanya proses autolisis akan selalu diikuti dengan meningkatnya jumlah bakteri.
Pasalnya semua hasil penguraian enzim selama proses autolisis merupakan media
yang sangat cocok untuk pertumbuhan bakteri dan mikroba lainnya (Junianto
2003).
Pada waktu ikan masih hidup, enzim-enzim aktif bekerja dalam
metabolisme komponen-komponen organik seperti metabolisme protein dan
komponen-komponennya, metabolisme lemak, metabolisme karbohidrat dan
lainnya, yang kesemuanya merupakan rangkaian reaksi yang terjadi dalam
kehidupan. Enzim-enzim ini lebih bersifat membentuk, mengadakan sintesa, dan
membangun. Namun, segera setelah pemasokan oksigen pada darah berhenti
maka enzim-enzim tersebut kehilangan salah satu bahan untuk menjalankan
perannya.
Sehingga
enzim
tersebut
kemudian
membongkar
senyawa
Belakangan ini, MAP juga sering disebut juga sebagai protective atmosphere
packaging (pengemasan atmosfer terlindungi) atau apabila digunakan pada label,
Packaged in a protective atmosphere (dikemasan dalam atmosfer yang
terlindungi). Pengemasan vakum secara umum tidak termasuk MAP karena
atmosfernya tidak digunakan tetapi hanya dikeluarkan dari kemasan (Sivertsvik et
al. 2002).
Kelebihan MAP yang paling menonjol adalah dapat mencapai umur
simpan yang lebih lama, tetapi MAP juga mempunyai beberapa kelebihan dan
kekurangan yang disajikan pada Tabel 3. Efektivitas MAP dalam memperpanjang
umur simpan tergantung pada beberapa faktor, yaitu jenis makanan, kualitas dari
bahan makanan (raw material), komposisi gas, suhu penyimpanan, higiene selama
penanganan dan pengemasan, rasio antara volume gas dan produk, permeabilitas
dari kemasan.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Kekurangan
Penambahan biaya
Membutuhkan pengontrolan suhu
Formulasi gas yang berbeda untuk
setiap jenis produk
Menggunakan peralatan yang spesial
dan adanya latihan
Memerlukan keamanan pangan
Memperbesar volume kemasanmempengaruhi biaya transport dan
memperbesar tempat untuk display
Kerugian apabila kemasan telah
terbuka atau rusak
Penyerapan CO2 ke dalam makanan
dapat menyebabkan kemasan pecah.
Sumber : Farber (1991); Davies (1995); Sivertsvik (1995) dalam Sivertsvik et al. (2002)
pada penurunan mutu dalam warna, rasa dan aroma dari makanan (Smith et al.
1987 dalam Soccol 2003).
Sebenarnya, O2 diperkenalkan dalam pengemasan atmosfer dari beberapa
jenis produk adalah untuk mengurangi resiko dari pertumbuhan bakteri patogen,
tetapi saat ini proses ini telah diragukan (ACMSF 1992 dalam Sivertsvik et al.
2002).
dan komposisi gas 75% CO2: 25% N2 mencapai 38-40 hari, lalu umur simpan
untuk fillet channel catfish pada suhu penyimpanan 0-2oC dan komposisi gas 80%
CO2: 20% udara mencapai 28 hari.
Menurut Pandazi et al. (2008), umur simpan dari Xiphias gladius
(Mediteranian swordfish) yang telah didinginkan dan disimpan dalam suhu 4 oC
dengan komposisi gas 40%:30%:30%(CO2:N2:O2) bila dibandingkan dengan
kemasan dalam udara ataupun vakum memiliki kualitas organoleptik terbaik dan
mempunyai umur simpan sampai dengan 12 hari. Penelitian yang dilakukan Erkan
(2007) terhadap chub mackarel dalam kemasan vakum dan atmosfer termodifikasi
menunjukkan bahwa pengemasan atmosfer termodifikasi mempunyai umur
simpan yang lebih lama 2 hari terhadap vakum yaitu 12 hari. Pengemasan
atmosfer termodifikasi yang dilakukan pada chub mackarel ini menggunakan
komposisi gas 5%:70%:25% (O2:CO2:N2) pada suhu 4oC. Menurut Syarief
(1990), penyimpanan ikan dengan 100% CO2 menaikkan kecepatan dan jumlah
produksi drip, sehingga pentingnya menurunkan tingkat CO2 di bawah 60%.
pengemas. Tidak seperti kaca, logam atau keramik, bahan pengemas plastik secara
relatif dapat ditembus (permeabel) oleh molekul kecil seperti gas (CO 2, O2, atau
jenis gas lainnya), uap air, bahan organik, dan cairan (Hernandez & Giacin 1998).
Penyimpanan sistem MAP memerlukan bahan kemasan yang spesifik
untuk menjaga agar komposisi udara dalam kemasan yang telah diatur pada
awalnya tidak banyak mengalami perubahan selama penyimpanan. Untuk maksud
ini hendaknya digunakan bahan kemasan yang mempunyai permeabilitas rendah
(high barrier film). Nilai pemeabilitas beberapa kemasan terhadap laju
perembesan beberapa jenis gas dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Permeabilitas Beberapa Film Plastik Kemasan
Jenis Film
Polypropilene (PP)
Low Density Poly Ethylene
(LDPE)
Medium Density Poly Ethylene
(MDPE)
High Density Poly Ethylene
(HDPE)
CO2
Permeabilitas
H2
N2
O2
500-800
1700
40-48
150-240
2700
1950
180
500
1000-2500
1950
85-315
250-535
580
42
185
3. METODOLOGI
Analisis
Proksimat
Penyiangan
(Pemotongan kepala + Pembersihan perut)
Pemfilletan
Penyimpanan
Suhu ruang
Suhu 5oC
3.4. Metode
3.4.1 Analisis proksimat
Analisis proksimat merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk
mengetahui komposisi kimia yang ada pada suatu bahan. Analisis proksimat
meliputi analisis kadar air, abu, protein, dan lemak.
100%
Keterangan :
A = Berat cawan kosong (gram)
B = Berat cawan dengan daging ikan patin (gram)
C = Berat cawan dengan daging ikan patin setelah dikeringkan (gram)
100%
Keterangan :
A = Berat cawan abu porselen kosong (gram)
B = Berat cawan abu porselen dengan fillet ikan patin (gram)
C = Berat cawan abu porselen dengan fillet ikan patin
setelah dikeringkan (gram)
diberi asam borat. Destilasi dilakukan sampai volume larutan dalam erlenmeyer
yang berisi asam borat mencapai 200 ml.
(3) Tahap titrasi
Titrasi dilakukan dengan menggunakan HCl 0,1 N sampai warna larutan
pada erlenmeyer berubah warna menjadi pink.
Perhitungan kadar protein pada fillet ikan patin:
% =
0,1 14 100%
% = %
3 2
100%
1
Keterangan :
W1 = Berat sampel fillet ikan patin (gram)
W2 = Berat labu lemak tanpa lemak (gram)
W3 = Berat labu lemak dengan lemak (gram)
( )
100
80
3.5.
acak lengkap dengan percobaan dua faktor dan dua kali ulangan. Faktor yang
pertama adalah komposisi gas yang dimasukkan ke dalam kemasan plastik fillet
ikan, terdiri dari 5 taraf, yaitu 40%CO2 + 60% N2 (A1); 60% CO2 + 40% N2 (A2);
80% CO2 + 20% N2 (A3); vakum (A4), dan udara biasa (sebagai kontrol) (A5).
Faktor yang kedua adalah masa simpan yang terdiri dari masa simpan untuk suhu
50C yaitu hari ke-0 (B1), 4 (B2), 8 (B3), 12 (B4), 16 (B5) dan untuk suhu ruang
yaitu jam ke-0 (B1), 5 (B2), 10 (B3), 15 (B4), 20 (B5). Setelah diketahui bahwa
perlakuan memberikan pengaruh terhadap hasil TPC, TVB,TBA dan pH, maka
dilakukan uji Lanjut Duncan.
Model rancangan acak lengkap atau RAL, dengan percobaan dua faktor
adalah sebagai berikut:
Yijk = + i + j + ()ij + ijk
Yijk
= faktor pengamatan pada faktor ke-A taraf ke-i, faktor ke- B taraf
ke-j dan ulangan ke-K.
(, i, j)
= komponen additif dari rataan, pengaruh utama faktor A taraf kei dan pengaruh utama faktor B taraf ke-j.
()ij
ijk
= 1,2,3,4,5
= 1,2,3,4,5
Data hasil pengamatan diolah dengan analisis ragam (Analysis of
Variance). Bila hasil dari analisis ragam memperlihatkan pengaruh nyata atau
sangat nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan Duncans Multiple Test Range
(DMRT), sehingga diketahui perlakuan yang memberikan hasil berbeda dengan
perlakuan yang lain.
Data hasil uji organoleptik diolah menggunakan Metode Kruskal Wallis.
Uji Kruskal Wallis dilakukan pada warna, penampakan, bau dan tekstur. Apabila
memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap uji organoleptik maka akan
diolah lebih lanjut menggunakan Uji Multiple Comparison.
( + )
=
( + )
= 1
1 ( + 1)
Keterangan :
n
= jumlah data
ni
Ri
= H terkoreksi
Keterangan :
Ri
Rj
= banyaknya ulangan
4.1.
protein, lemak dan abu. Komposisi kimia daging ikan daging ikan patin yang
digunakan pada penelitian ini tertera pada Tabel 5.
Tabel 5. Proksimat daging ikan patin (Pangasius hypopthalmus) segar
Komposisi Kimia
Air
Abu
Protein
Lemak
Nilai (%)
75,26 3,15
1,18 0,00
13,50 0,51
1,58 0,02
4.2.
kesegaran dan kualitas dari ikan selama penanganan dan penyimpanan, dengan
penampakan, bau, rasa dan tekstur menjadi atribut yang utama dalam kesegaran
(Koutsoumanis et al. 2002 dalam Hernndez et al. 2009). Diketahui bahwa
analisis mikrobiologi, biokimia dan sensori ini tidak selalu menunjukkan korelasi
baik sehingga penting untuk menggunakan tiga jenis analisis ini bersama dalam
menentukan kesegaran dari ikan tertentu dengan lebih akurat (Paleologos et al.
2004 dalam Hernndez et al. 2009).
6,4
6,3
efgh efgh
efgh
efgh efgh
defg
6,2
Nilai pH
fgh
efgh
cdef
6,1
cd
efgh
efgh
fgh
gh
cdefcd
cde
6
5,9
b b
b b
5,8
a
5,7
5,6
5,5
0
10
Lama Penyimpanan (Jam)
15
20
Keterangan :
40%CO2 + 60% N2
60%CO2 + 40% N2
80%CO2 + 20% N2
Vakum
Udara Biasa
Huruf a-h adalah hasil uji Duncan lanjut terhadap interaksi komposisi gas dalam kemasan dengan masa simpan
6,20 yaitu saat terjadi kekejangan (rigor mortis) pada ikan. Setelah ikan mati,
sirkulasi darah terhenti dan suplai oksigen berkurang sehingga yang terjadi adalah
metabolisme anaerob yang menyebabkan pemecahan glikogen menjadi glukosa
dan produk turunannya. Penguraian glukosa melelui proses glikolisis akan
menghasilkan ATP dan asam laktat. Akumulasi asam laktat inilah yang dapat
menyebabkan terjadinya penurunan pH daging ikan. Selain itu, rendahnya nilai
kisaran pH yang mencapai minimum 5,60 atau dibawah 5,80 juga dapat
disebabkan oleh larutnya gas CO2 pada air dan lemak pada fillet yang
menghasilkan asam karbonat (H2CO3) (Sebranek & Houser 2006; Coyne 1933
dalam Sivertsvik et al. 2002). Reaksi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
CO2 + H20
H2CO3
6,8
6,7
6,6
Nilai pH
6,5
6,4
defg
de
cde cde
cde cde cde
6,3
6,2
b b b
6,1
cdef
de
bc
hi
hij
ghi
defg defg
fgh
defg
cde
cd
a a
6
5,9
5,8
0
8
Lama Penyimpanan (Hari)
12
16
Keterangan :
40%CO2 + 60% N2
60%CO2 + 40% N2
80%CO2 + 20% N2
Vakum
Udara Biasa
Huruf a-j adalah hasil uji Duncan lanjut terhadap interaksi komposisi gas dalam kemasan dengan masa simpan
bc
10
15
20
25
20
15
10
5
0
0
Keterangan :
40%CO2 + 60% N2
60%CO2 + 40% N2
80%CO2 + 20% N2
Vakum
Udara Biasa
Huruf a, b dan c adalah hasil uji lanjut Duncan terhadap perlakuan masa simpan
Gambar 5. Diagram batang nilai rata-rata TVBN pada penyimpanan suhu ruang
Berdasarkan hasil yang dapat dilihat dari Gambar 5, nilai TVBN selama
penyimpanan suhu ruang berkisar antara 9,90-23,30 mgN/100g, dengan nilai
TVBN rata-rata terendah pada akhir masa simpan yaitu fillet ikan patin dengan
kemasan penambahan 40%CO2/60%N2 sebesar 18,93 mgN/100g dan nilai ratarata tertinggi pada kemasan udara biasa yaitu 23,30 mgN/100g. Hasil analisis
ragam menunjukkan bahwa perlakuan masa simpan memberikan pengaruh yang
nyata (p<0,05) terhadap nilai TVBN ikan patin sehingga dilakukan uji lanjut
Duncan, sedangkan perlakuan komposisi gas dan interaksi diantara gas dengan
masa simpan tidak memberikan pengaruh yang nyata pada nilai TVBN patin pada
penyimpanan suhu ruang (Lampiran 5).
Hasil analisis TVBN menunjukkan bahwa selama pengamatan telah terjadi
proses kebusukan dari fillet ikan patin yang dapat dilihat dari peningkatan nilai
TVBN selama penyimpanan. Akan tetapi pada Gambar 5 terlihat bahwa nilai
TVBN pada seluruh perlakuan sampai jam ke-20 belum melebihi batas
penerimaan. Hal ini dikemukakan juga oleh Masniyol et al. (2008). Perbedaan
nilai TVBN yang kecil berhubungan dengan kandungan nitrogen non protein pada
ikan yang tergantung dari tipe pemberian pakan pada ikan, waktu pada saat
ditangkap, ukuran ikan, faktor lingkungan yang berbeda dan juga kualitas
mikrobiologis pada jaringan ikan (Ozogul et al. 2004 dalam Mendes et al. 2008).
Untuk nilai TVBN ikan patin pada penyimpanan suhu dingin dapat dilihat
pada Gambar 6 dibawah ini.
40
p
c
35
o
30
n
bc
25
ab
10
abc
a bc
ab
bc
abc
abc
ab
bc
bc
20
15
c
abc
ab
8
Lama Penyimpanan (Hari)
12
16
abc
ab
a
5
0
0
Keterangan :
40%CO2 + 60% N2
60%CO2 + 40% N2
80%CO2 + 20% N2
Vakum
Udara Biasa
(a) Huruf a, b dan c adalah uji lanjut terhadap perlakuan komposisi gas ; (b) Huruf m, n, o dan p adalah uji lanjut terhadap
perlakuan masa simpan
Gambar 6. Diagram batang nilai rata-rata TVBN pada penyimpanan suhu dingin
Berdasarkan hasil yang dapat dilihat dari Gambar 6, nilai TVBN selama
penyimpanan suhu dingin berkisar antara 9,90-32,32 mgN/100g, dengan nilai
TVBN rata-rata terendah pada akhir masa simpan yaitu kemasan dengan
penambahan 80%CO2/20%N2 sebesar 17,47 mgN/100g dan nilai rata-rata
tertinggi pada fillet ikan dengan kemasan udara biasa yaitu 32,32 mgN/100g.
Menurut Zaitsev et al. (1969) dalam Nurjanah et al. (2004) juga menurut Pantazi
et al. (2008), batas nilai TVBN ikan air tawar yang masih dapat diterima berkisar
antara 18-25 mgN/100g. Maka, apabila dilihat untuk akhir masa simpan, ikan
patin dengan kemasan 40%CO2/60%N2, 80%CO2/20%N2 dan dengan kemasan
vakum masih dapat diterima.
Rendahnya nilai rata-rata TVB pada penambahan 80%CO2/20%N2 dapat
dikatakan bahwa fillet ikan patin tersebut memiliki kualitas terbaik secara kimiawi
dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Rendahnya nilai TVBN dapat
disebabkan oleh tingginya kandungan CO2 pada kemasan yang bersifat
bakteriostatik dan menghambat jumlah bakteri yang menguraikan senyawasenyawa yang terdapat pada daging ikan (Erkan et al. 2007). Hal ini juga
dikemukakan oleh Oberlender et al. (1983) dalam Pantazi et al. (2008). Fraser &
Sumar (1998) dalam zogul et al. (2003) menyatakan bahwa katabolisme bakteri
pada asam amino di otot ikan menghasilkan akumulasi amonia dan senyawa
volatil lainnya.
Hasil uji TVBN tidak selalu konsisten. Sebab nilai TVBN diperoleh dari
hanyutnya amina volatil dari ikan yang disimpan. Keragaman TVBN berasal dari
variasi biologis dari ikan (Ilyas 1983). Hal inilah yang dapat menyebabkan adanya
nilai rata-rata TVBN yang fluktuatif yang dapat dilihat di Gambar 11. Dalam
kemasan vakum, nilai TVBN pada hari ke-8 sebesar 22,71 mg N/100 g lalu
menurun pada hari ke-12 menjadi 20,97 mg N/100 g dan akhirnya pada hari ke-16
nilai TVBN sebesar 23,30 mg N/100 g.
Pada uji kimiawi, penetapan TVBN sudah meluas digunakan. Ia
berkorelasi cukup baik dengan perubahan sensori selama penurunan mutu atau
pembusukan (Ilyas 1983). Namun, Banks et al. (1980) dalam Siverstvik et al.
(2002) menyatakan bahwa adanya peningkatan yang lambat pada ikan yang
disimpan dengan CO2, bahkan ketika uji sensori telah menyatakan kebusukan
mengindikasikan pola pembusukan yang berbeda pada ikan yang disimpan dengan
CO2 dengan ikan yang disimpan biasa dalam suhu rendah. Kadar TVBN
meningkat secara lambat selama penyimpanan dingin pada kebanyakan air tawar,
disebabkan juga karena rendah atau tiadanya kandungan TMAO pada ikan air
tawar (Ilyas 1983).
Analisis ragam menunjukkan bahwa adanya perbedaan nyata (p<0,05)
antara patin yang disimpan dalam udara biasa, vakum dan MAP. Perlakuan masa
simpan juga memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap nilai TVBN ikan patin
sehingga dilakukan uji lanjut Duncan (Lampiran 6).
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0
10
15
20
40%CO2 + 60% N2
Vakum
60%CO2 + 40% N2
80%CO2 + 20% N2
Udara Biasa
Nilai
log
TPC
tertinggi
pada
kemasan
dengan
penambahan
60%CO2/40%N2 sebesar 7,76 tidak berbeda jauh dengan kemasan dengan udara
biasa sebesar 7,72 atau 5,2 x 107 CFU/g, sedangkan nilai log TPC terendah pada
kemasan dengan penambahan 80%CO2/20%N2. Batas maksimum bakteri menurut
SNI 01-2729.1-2006 yaitu sebesar 5 x 105 CFU/g atau dengan nilai log sebesar
5,70, menunjukkan bahwa fillet patin dengan masa simpan paling lama pada
kemasan dengan penambahan 40%CO2/60%N2 dan 80%CO2/20%N2 dengan nilai
TPC 1,8 x 104 dan 4,2 x 104 CFU/g sampai pada jam ke-15.
CO2 dapat mencegah pertumbuhan bakteri. Walaupun efek dari CO2 pada
pertumbuhan bakteri kompleks, namun ada empat mekanisme CO 2 pada
mikroorganisme yang dapat diidentifikasi (Farber 1991; Dixon & Kell 1989;
Daniels et al. 1985; Parkin & Brown 1982 dalam Sivertsvik et al. 2002) yaitu
mengubah fungsi membran sel termasuk efek pada pemasukan nutrien dan
penyerapan, menghambat langsung pada enzim atau menurunkan reaksi enzim,
menembus membran bakteri yang menuju pada perubahan pH intraseluler, dan
adanya perubahan langsung pada sifat fisika-kimia dari protein. Dengan semakin
tingginya konsentrasi CO2 yang diberikan maka efek yang dihasilkan semakin
besar (Reddy et al. 1994). Analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi antara
masa simpan dan perbedaan komposisi gas adanya memberikan pengaruh yang
berbeda nyata (p<0,05) terhadap nilai log TPC fillet ikan Patin sehingga
dilakukan uji lanjut Duncan (Lampiran 7).
Untuk nilai log TPC pada penyimpanan suhu dingin, disajikan oleh
Gambar 8 di bawah ini.
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0
8
Lama Penyimpanan (Hari)
12
Keterangan :
40%CO2 + 60% N2
Vakum
60%CO2 + 40% N2
Udara Biasa
16
80%CO2 + 20% N2
et al. (2001) dalam Sebranek & Houser (2006) mencatat bahwa efek antimikrobial
dari CO2 lebih besar pada suhu di bawah 10 oC dibandingkan pada 15 oC atas di
atasnya.
Di dalam kemasan, N2 yang ditambahkan merupakan gas yang
mempunyai efek tidak langsung pada umur simpan dari ikan. Hal ini karena ketika
N2 digunakan untuk menggantikan O2 maka atmosfer pada kemasan tidak
mengizinkan adanya pertumbukan mikroorganisme aerobik. Dan karena
mikroorganisme aerobik merupakan organisme dengan pertumbuhan paling cepat
secara normal yang ada pada daging segar, maka mencegah pertumbuhannya akan
memperpanjang umur simpan (Sebranek & Houser 2006).
Analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi antara masa simpan dan
perbedaan komposisi gas adanya memberikan pengaruh yang berbeda nyata
(p<0,05) terhadap nilai log TPC fillet ikan Patin pada suhu dingin sehingga
dilakukan uji lanjut Duncan (Lampiran 8).
0,140
0,120
g
0,100
0,080
f
ef
0,060
ef
cdef
cdef cde
cdef
0,040
0,020
ef
def
cdef
cdef
cde
abc
a a a a a
ab ab
ab
ab
0,000
0
8
Lama Penyimpanan
(Hari)
12
16
Keterangan:
40%CO2 + 60% N2
60%CO2 + 40% N2
80%CO2 + 20% N2
Vakum
Udara Biasa
Huruf a-h adalah hasil uji Duncan lanjut terhadap interaksi komposisi gas dalam kemasan dengan masa simpan
Gambar 9. Diagram batang nilai rata-rata TBA pada penyimpanan suhu dingin
Berdasarkan Gambar 9, dapat dilihat adanya kecenderungan fluktuasi pada
nilai TBA pada setiap perlakuan kemasan. Nilai TBA berkisar antara 0,0059
sampai dengan 0,1251 mg malonaldehid/kg. Nilai yang berfluktuasi ini
dikemukan oleh Pantazi et al. (2008) dalam penelitiannya pada Mediterranean
swordfish. Erkan et al. (2007) juga menyatakan adanya nilai TBA yang
berfluktuasi pada chub mackerel. Nilai TBA tertinggi terdapat pada fillet ikan
dengan kemasan penambahan 40%CO2/60%N2 pada masa simpan hari ke-8
dengan nilai rata-rata 0,1251 mg malonaldehid/kg. Setelah hari ke-8 terjadi
penurunan nilai TBA pada fillet kemasan 40%CO2/60%N2 ini. Fluktuasi nilai ini
juga terjadi pada semua perlakuan kecuali fillet ikan patin dengan penambahan
80%CO2/20%N2. Kesemua nilai TBA fillet patin masih di bawah 3 mg
malonaldehid/kg yang merupakan standar yang dikemukan oleh Lannelongue et
al. (1982) dalam Pantazi et al. (2008). Hal ini juga berarti bahwa lipid pada
jaringan ikan segar yang disimpan dalam suhu dingin cenderung mengalami
oksidasi lebih kecil (Stansby 1963 dalam Pantazi et al. 2008).
Oksidasi lipid pada ikan bergantung pada beberapa faktor (spesies ikan,
suhu penyimpanan, komposisi lemak, dan lain-lain). Sehubungan dengan
kandungan lemak, ketengikan karena oksidasi dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, seperti proses fillet. Karena fillet mempunyai area permukaan yang lebih
luas untuk kontak dengan oksigen, fillet ini lebih mudah untuk teroksidasi
daripada ikan utuh (Hernndez et al. 2009). Hal ini menjadi salah satu parameter
yang dapat dijadikan indikator untuk mengetahui kesegaran fillet ikan patin.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan komposisi gas,
perlakuan masa simpan dan interaksi antara komposisi gas dan masa simpan
memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada nilai TBA (p<0,05) pada
penyimpanan suhu dingin dan untuk itu dilakukan uji Lanjut Duncan
(Lampiran9).
4.2.5 Organoleptik
4.2.5.1 Warna
Warna merupakan faktor yang kritis dalam menentukan umur simpan
dimana produk juga harus dapat memberikan warna yang menarik untuk pasar
(Sebranek & Houser 2006). Berikut ini adalah nilai organoleptik warna pada
penyimpanan suhu ruang yang ditampilkan oleh Gambar 10.
10
9
Nilai organoleptik
Keterangan :
40%CO2+60%N2
60%CO2+40%N2
80%CO2+20%N2
Vakum
Udara Biasa
1
0
0
10
15
20
Gambar 10. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik warna fillet ikan patin
selama penyimpanan suhu ruang
Berdasarkan nilai dari Gambar 10, dapat dilihat seiring lama penyimpanan
nilai organoleptik warna menurun untuk semua perlakuan. Sebelum pengemasan,
fillet ikan patin rata-rata berwarna kuning muda dengan sedikit berwarna merah.
Setelah beberapa jam, terjadi perubahan warna pada ikan dimana fillet ikan patin
dengan udara biasa dan vakum berubah semakin pudar sedangkan fillet patin
dengan MAP cenderung lebih merah. Nilai rata-rata akhir dari organoleptik warna
berkisar antara 1,3-3,7, terlihat secara keseluruhan warna daging di semua
perlakuan pudar dan cenderung berwarna kuning pekat karena adanya lendir yang
menutupi fillet ikan. Pada akhir masa simpan nilai organoleptik warna terbaik
pada fillet ikan pada kemasan penambahan 40%CO2/60%N2 yaitu rata-rata
sebesar 3,7. Konsentrasi gas CO2 yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
diskolorisasi pada daging ikan (Sikorski & Sun Pan 1994), hal ini dapat
mempengaruhi penilaian panelis pada uji organoleptik warna dari fillet ikan.
Sivertsvik et al. (2002) juga menyatakan bahwa warna dari daging ikan dan
kulitnya dapat berubah karena tingginya konsentrasi CO2 pada kemasan. Warna
yang terbentuk pada ikan karena adanya penambahan CO2 tergantung pada suhu
penyimpanan, sifat dari ikan, luasnya permukaan ikan yang terpapar CO 2
(Sikorski & Sun Pan 1994).
Hasil uji Kruskall-Wallis menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan
komposisi gas tidak memberikan pengaruh pada nilai organoleptik warna fillet
ikan patin, dapat dilihat dari penilaian panelis yang tidak terlalu berbeda jauh yang
terdapat pada grafik di Gambar 10. Namun, perlakuan masa simpan memberikan
pengaruh yang berbeda nyata (p<0,05). Uji lanjut Multiple Comparison
menunjukkan bahwa nilai organoleptik warna pada jam ke-0 berbeda nyata
dengan jam ke-5, 10, 15 dan 20 (Lampiran 10).
10
9
Nilai Organoleptik
Keterangan :
40%CO2+60%N2
60%CO2+40%N2
5
4
80%CO2+20%N2
Vakum
Udara Biasa
1
0
0
8
12
Lama Penyimpanan (Hari)
16
Gambar 11. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik warna fillet ikan patin
selama penyimpanan suhu dingin
4.2.5.2 Penampakan
Kesegaran adalah hal yang paling penting dalam mengevaluasi kualitas
dari ikan. Hilangnya kesegaran mengubah parameter sensori yang mempunyai
efek langsung pada penerimaan produk oleh konsumen. Perubahan sensori yang
pertama yang timbul pada penyimpanan ikan berhubungan dengan penampakan
dan tekstur (Huss 1995 dalam Hernndez et al. 2009). Berikut ini adalah grafik
nilai rata-rata organoleptik penampakan pada penyimpanan suhu ruang.
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Nilai organoleptik
Keterangan :
40%CO2+60%N2
60%CO2+40%N2
80%CO2+20%N2
Vakum
Udara Biasa
10
15
Lama Penyimpanan (Jam)
20
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Nilai Organoleptik
Keterangan :
40%CO2+60%N2
60%CO2+40%N2
80%CO2+20%N2
Vakum
Udara Biasa
8
12
Lama Penyimpanan (Hari)
16
menunjukkan bahwa nilai organoleptik warna pada hari ke-0 berbeda nyata
dengan hari ke-4, 8, 12 dan 16 (Lampiran 13).
4.2.5.3 Bau
Berikut ini pada Gambar 11 ditampilkan hasil nilai rata-rata organoleptik
bau fillet ikan patin pada penyimpanan suhu ruang.
10
9
Nilai organoleptik
Keterangan :
40%CO2+60%N2
60%CO2+40%N2
80%CO2+20%N2
4
3
Vakum
Udara Biasa
1
0
0
10
15
Lama Penyimpanan (Jam)
20
Gambar 14. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik bau fillet ikan patin
selama penyimpanan suhu ruang
Berdasarkan hasil pada Gambar 14, ada penurunan pada nilai organoleptik
bau. Kisaran nilai rata-rata akhir dari nilai bau adalah 3,1-4,6 dengan ciri-ciri bau
ammonia mulai tercium atau juga mempunyai ciri-ciri bau asam asetat, bau
rumput atau bau sabun. Nilai organoleptik bau terbaik pada akhir masa simpan
adalah fillet ikan patin dengan penambahan 60%CO2/40%N2 dan kemasan vakum
sedangkan nilai organoleptik terendah terdapat pada fillet ikan dengan udara
biasa. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya aktivitas mikroorganisme yang
menguraikan
protein
ikan
yang
menghasilkan
senyawa-senyawa
yang
10
9
Nilai Organoleptik
8
7
Keterangan :
40%CO2+60%N2
60%CO2+40%N2
80%CO2+20%N2
Vakum
Udara Biasa
1
0
0
12
16
Gambar 15. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik bau fillet ikan patin
selama penyimpanan suhu dingin
Adanya off-odour yang muncul seiring dengan bertambahnya hari
penyimpanan disebabkan karena proses enzimatik dan kegiatan bakteri yang
menguraikan protein,
lemak, karbohidrat
(Hadiwiyoto 1993, Torrieri et al. 2006). Hal ini juga dikemukakan Lannelongue et
al. (1982); Reddy et al. (1992) dalam Reddy et al. (1994). Bau tengik yang tidak
sedap disebabkan oleh pembentukan senyawa-senyawa hasil pemecahan
hidroperoksida. Selain itu dengan adanya air, lipid dapat terhidrolisis menjadi
gliserol dan asam lemak bebas. Hidrolisis dapat memacu oksidasi dan asam lemak
bebas yang terbentuk dapat menyebabkan soapy flavor, yaitu bau yang
menyerupai sabun (FAO 1995). Penelitian Hernndez et al. (2009) pada fillet
Argyrosomus regius yang disimpan pada suhu dingin juga menunjukkan bahwa
dengan seiring bertambahnya penyimpanan, bau segar pada fillet ikan akan
berkurang dan pada penyimpanan hari ke-11, bau segar pada fillet telah hilang.
Hasil uji Kruskall-Wallis menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan
komposisi gas dan masa simpan memberikan pengaruh pada nilai organoleptik
bau fillet ikan patin (p<0,05). Uji lanjut Multiple Comparison menunjukkan
bahwa nilai organoleptik warna pada hari ke-0 berbeda nyata dengan hari ke-4, 8,
12 dan 16 (Lampiran 15).
4.2.5.4 Tekstur
Kualitas sensori dari makanan hasil laut ditentukan terutama oleh bau dan
tekstur (Sawyer et al. 1988 dalam Sikorski & Sun Pan 1994), kedua atribut ini
mempunyai dampak yang berbeda pada keseluruhan pemilihan sensori ikan dari
berbeda spesies. Berikut ini adalah Gambar 16 yang memperlihatkan grafik
penurunan nilai rata-rata organoleptik tekstur pada kemasan MAP, vakum dan
udara biasa.
10
9
Nilai organoleptik
Keterangan :
40%CO2+60%N2
6
5
60%CO2+40%N2
80%CO2+20%N2
Vakum
Udara Biasa
1
0
0
10
15
20
Gambar 16. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik tekstur fillet ikan patin
selama penyimpanan suhu ruang
Berdasarkan hasil pada Gambar 16, nilai organoleptik tekstur menurun
pada masa penyimpanan. Kisaran nilai rata-rata akhir dari nilai tekstur adalah 3,14 dengan ciri-ciri daging yang lunak dan apabila ditekan bekas jari lama hilang.
Torrier et al. (2006) juga menyatakan bahwa adanya perubahan tekstur fillet ikan
dari elastis menjadi lembek seiring dengan masa penyimpanan. Nilai organoleptik
tekstur terbaik pada akhir masa simpan adalah fillet ikan patin dengan
penambahan 60%CO2/40%N2 sedangkan untuk nilai organoleptik terendah untuk
tekstur pada penambahan 40%CO2/60%N2. Reddy et al. (1992) dalam Regenstein
(2006) menyatakan bahwa beberapa efek negatif dari terlalu tingginya CO 2 dalam
kemasan adalah menurunkan water holding capacity dan adanya perubahan warna
dan tekstur yang terjadi pada produk.
Hasil uji Kruskall-Wallis menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan
komposisi gas tidak memberikan pengaruh pada nilai organoleptik tekstur fillet
ikan patin, sedangkan masa simpan memberikan pengaruh yang berbeda nyata
(p<0,05). Uji lanjut Multiple Comparison menunjukkan bahwa nilai organoleptik
tekstur pada jam ke-0 berbeda nyata dengan jam ke-5, 10, 15 dan 20 (Lampiran
16).
Gambar 17 di bawah ini memperlihatkan nilai organoleptik tekstur fillet
patin pada penyimpanan suhu dingin.
10
9
Nilai Organoleptik
Keterangan :
40%CO2+60%N2
60%CO2+40%N2
5
4
80%CO2+20%N2
Vakum
Udara Biasa
1
0
0
8
12
Lama Penyimpanan (Hari)
16
Gambar 17. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik tekstur fillet ikan patin
selama penyimpanan suhu dingin
Hasil Gambar 17 menunjukkan bahwa selama penyimpanan suhu dingin,
fillet ikan patin mengalami penurunan pada parameter tekstur. Pada akhir masa
simpan, kisaran nilai organoleptik tekstur adalah 1-2,5 dimana nilai organoleptik
tertinggi adalah pada fillet dengan 80%CO2/20%N2 sedangkan yang paling rendah
dengan nilai 1 pada penambahan 40%CO2/60%N2, vakum dan udara biasa. Pada
hari ke-16, hampir semua ikan mengalami telah kebusukan sehingga tekstur dari
ikan telah lembek dan cenderung banyak lendir, sehingga penilaian panelis sangat
rendah.
Hasil uji Kruskall-Wallis menunjukkan bahwa baik perlakuan perbedaan
komposisi gas dan masa simpan memberikan pengaruh pada nilai organoleptik
tekstur fillet ikan patin (p<0,05). Uji lanjut Multiple Comparison menunjukkan
bahwa nilai organoleptik warna pada hari ke-0 berbeda nyata dengan hari ke-4, 8,
12 dan 16 (Lampiran 17).
20
6.3
6.2
18
10
8
6.1
16
pH
TVB
6
14
5.9
5
Log TPC
6.0
5.8
12
4
5.7
10
5.6
8
5.5
2
0
10
15
20
25
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
pH
TVB
Log TPC
Organoleptik
Organolpetik
Organoleptik
Organoleptik
Warna
Penampakan
Bau
Tekstur
Gambar 18. Hubungan antara parameter kesegaran fillet ikan Patin pada
penyimpanan suhu ruang
Gambar 18 menunjukkan keterkaitan antara setiap parameter pada fillet
yang disimpan dalam kemasan atmosfer termodifikasi dengan komposisi
60%CO2/40%N2. Seiring dengan semakin tingginya nilai TVB dan TPC, maka
nilai organoleptik untuk semua parameter akan turun. Kisaran nilai organoleptik
pada akhir masa simpan adalah antara 4 sampai dengan 6 untuk warna,
penampakan, bau dan tekstur.
Organoleptik
0.5
6.5
18
0.4
6.4
16
10
10
9
8
0.2
6.2
12
0.1
6.1
10
7
6
Log TPC
14
TVB
6.3
pH
TBA
0.3
Organoleptik
4
2
3
0.0
6.0
8
0
10
12
14
16
18
Gambar 19. Hubungan antara parameter kesegaran fillet ikan Patin pada
penyimpanan suhu dingin
Gambar 19 menunjukkan keterkaitan antara setiap parameter pada fillet
yang disimpan dalam kemasan atmosfer termodifikasi dengan komposisi
80%CO2/20%N2. Seiring dengan semakin tingginya nilai TVB dan TPC, maka
nilai organoleptik untuk semua parameter akan turun. Sedangkan nilai pH dan
TBA berfluktuasi selama masa penyimpanan. Kisaran nilai organoleptik pada
akhir masa simpan adalah antara 2 sampai dengan 4 untuk warna, penampakan,
bau dan tekstur.
5. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Fillet ikan patin mengalami kemunduran mutu selama penyimpanan yang
diindikasikan dengan naiknya nilai Total Volatile Base-Nitrogen (TVBN), Total
Plate Count (TPC) dan juga turunnya nilai organoleptik untuk semua parameter.
Pengemasan dengan menggunakan metode Modified Atmosphere Packaging
(MAP) pada suhu 5oC dan suhu ruang dapat memperpanjang umur simpan dari
fillet ikan patin dibandingkan dengan fillet patin dengan kemasan udara biasa.
Fillet ikan dengan penambahan CO2 dan N2 pada penyimpanan suhu ruang dapat
bertahan rata-rata sampai dengan jam ke-15 atau menambah masa simpan 1-4 jam
dibandingkan dengan udara biasa sedangkan pada penyimpanan suhu dingin dapat
bertahan rata-rata sampai dengan hari ke-10 menambah masa simpan 3-7 hari.
Berdasarkan parameter organoleptik dan juga mikrobiologis dapat dilihat bahwa
fillet ikan patin terbaik pada penyimpanan suhu ruang adalah kemasan dengan
penambahan 60%CO2/40%N2 sedangkan untuk penyimpanan suhu dingin adalah
kemasan dengan penambahan 80%CO2/20%N2. Perbedaan suhu penyimpanan
mempengaruhi umur simpan dari fillet ikan patin dan juga dapat dilihat dengan
parameter penampakan, tekstur dan bau pada penyimpanan suhu dingin.
5.2 Saran
Perlunya
ada
modifikasi
alat
pengemas
atmosfer
termodifikasi
(kualitasnya perlu ditingkatkan), penggunaan tray untuk wadah selain dari PP,
mencari pengukuran asam lemak volatil pada ikan dengan metode lain untuk
mendapatkan nilai yang lebih akurat, perlu dilakukannya TPC anaerob untuk
melihat jenis bakteri yang tumbuh pada fillet ikan patin dengan kemasan Modified
Atmosphere Packaging (MAP) dan penerapan MAP pada ikan dengan spesies
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Association of Official Analitical Chemistry (AOAC). 1995. Official Methods of
analysis Association of Analitical Chemistry.Washington DC.
Baygar T, Erkan N, Mol S, Ozden O. 2008. Determination of the shelf-life of
Trout raw meatball that packed under modified atmosphere. Pakistan
Journal of Nutrition (3): 412-417.
Castro P, Padrn JCP, Cansino MJC, Velazquez ES, De Larriva RM. 2006. Total
volatile base nitrogen and its use to assess freshness in European sea
bass stored in ice. Food Control (17):245-248.
Chatib MR. 1994. Penggunaan sistem penyimpanan atmosfir termodifikasi untuk
mempertahankan daya awet ikan kakap merah (Lutjanus spp.) segar
[Tesis]. Bogor: Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Departemen Kelautan dan Perikanan [DKP]. 2009. Catfish Day menobatkan
Patin dan Lele Menjadi Unggulan. http://www.dkp.com [24 Agustus
2009].
Erkan N, zden , Inuur M. 2007. The Effects of Modified Atmosphere and
Vacum Packaging on Quality of Chub Mackerel. International Journal
of Food Science and Technology (42):1297-1304
Eskin NAM, Henderson HM, Townsend RJ. 1971. Biochemistry of Foods. New
York: Academic Press.
[FAO] Food and Agriculture Organization. 1995. Quality and Quality Changes in
Fresh Fish. Hush HH (Ed.). Rome: FAO Fisheries Technical Paper
No.331(75): 0-65.
Fardiaz S. 1987. Penuntun Praktek Mikrobiologi Pangan. Bogor: Lembaga
Sumberdaya Informasi, Institut Pertanian Bogor.
Ferinaldy. 2008. Produksi Perikanan Budidaya menurut Komoditas Utama (20052009). Majalah Referensi. http://ferinaldy.wordpress.com [7 Mei 2009].
Gaman PM, Sherrington KB. 1990. The Science of Food: An Introduction to Food
Science, Nutrition and Microbiology, 3rd ed. New York: Pergamon Press.
Globefish. 2009. Pangasius Market Report-September 2009. FAO Globefish.
http://www.globefish.com [20 Januari 2010].
Griffin RC, Sacharow S, Brody AL. 1985. Principles of Food Packaging, Second
Edition. New York: Van Nostrand Reinhold Company.
LAMPIRAN
Perlakuan
Warna
Penampakan
Bau
Warna
= 10
= 7
= 5
= 1
Penampakan
= 10
= 7
= 5
= 1
Bau
= 10
= 9
= 8
= 7
= 6
= 5
= 4
= 3
= 2
= 1
Tekstur
= 10
= 7
= 4
= 1
Tekstur
Lampiran 2. Rekapitulasi data kadar air, abu, protein, lemak, dan pH dari Patin
Parameter Analisis
Kadar air (%)
Kadar abu (%)
Kadar protein (%)
Kadar lemak (%)
pH
Ulangan 1
73,09
1,18
13,87
1,57
6,25
Ulangan 2
77,49
1,18
13,14
1,60
6,13
Lampiran 3. Data nilai pH fillet ikan patin pada penyimpanan suhu ruang
Gas
Ulangan
40% CO2
1
+ 60% N2
2
Mean St. Dev
60% CO2
1
+ 40% N2
2
Mean St. Dev
80% CO2
1
+ 20% N2
2
Mean St. Dev
1
Vakum
2
Mean St. Dev
Udara
1
Biasa
2
Mean St. Dev
Masa Simpan
Jam 10
Jam 15
5,78
6,06
5,77
6,06
Jam 0
6,25
6,13
Jam 5
5,79
5,78
Jam 20
6,12
6,02
6,19 0,08
5,79 0,01
5,78 0,01
6,06 0,00
6,07 0,07
6,25
6,13
5,58
5,61
5,75
5,76
6,20
6,10
6,06
5,98
6,19 0,08
5,60 0,02
5,76 0,01
6,15 0,07
6,02 0,06
6,25
6,13
5,98
6,03
6,08
6,08
6,37
6,32
6,19
6,21
6,19 0,08
6,01 0,04
6,08 0,00
6,35 0,04
6,20 0,01
6,25
6,13
5,77
5,76
5,99
5,94
6,18
6,12
6,14
6,21
6,19 0,08
5,77 0,01
5,97 0,04
6,15 0,04
6,18 0,05
6,25
6,13
5,74
5,83
6,10
6,10
6,30
6,13
6,24
6,24
6,19 0,08
5,79 0,06
6,10 0,00
6,22 0,12
6.24 0,00
Lampiran 3a. Analisis ragam pH fillet ikan patin pada penyimpanan suhu ruang
Dependent Variable:pH
Source
df
Mean Square
Sig.
24
.076
24.812
.000
1828.552
1828.552
5.972E5
.000
.332
.083
27.138
.000
1.282
.320
104.668
.000
GAS * masa_simpan
.209
16
.013
4.267
.001
Error
.077
25
.003
Total
1830.452
50
1.900
49
Corrected Model
Intercept
GAS
masa_simpan
Corrected Total
1.823
Lampiran 3b. Uji lanjut Duncan pengaruh interaksi gas dan masa simpan terhadap
pH fillet ikan patin pada penyimpanan suhu ruang
Ph
Duncan
Subset
Interaksi
A2*B2
A2*B3
5.7550
A4*B2
5.7650
A1*B3
5.7750
A1*B2
5.7850
A5*B2
5.7850
A4*B3
5.9650
A3*B2
6.0050
6.0050
A2*B5
6.0200
6.0200
A1*B4
6.0600
6.0600
6.0600
A1*B5
6.0700
6.0700
6.0700
6.0700
A3*B3
6.0800
6.0800
6.0800
6.0800
A5*B3
6.1000
6.1000
6.1000
6.1000
A2*B4
6.1500
6.1500
6.1500
6.1500
A4*B4
6.1500
6.1500
6.1500
6.1500
A4*B5
6.1750
6.1750
6.1750
6.1750
A1*B1
6.1900
6.1900
6.1900
6.1900
A2*B1
6.1900
6.1900
6.1900
6.1900
A3*B1
6.1900
6.1900
6.1900
6.1900
A4*B1
6.1900
6.1900
6.1900
6.1900
A5*B1
6.1900
6.1900
6.1900
6.1900
A3*B5
6.2000
6.2000
6.2000
A5*B4
6.2150
6.2150
A5*B5
A3*B4
Sig.
5.5950
6.2400
6.2400
6.3450
1.000
.633
.077
.142
.056
.056
Keterangan : A1
A2
A3
A4
A5
B1 = Jam ke-0
B2 = Jam ke-5
B3 = Jam ke-10
B4 = Jam ke-15
B5 = Jam ke-20
.088
.176
.069
Lampiran 4. Data nilai pH fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin
Gas
Ulangan
40% CO2
1
+ 60% N2
2
Mean St. Dev
60% CO2
1
+ 40% N2
2
Mean St. Dev
80% CO2
1
+ 20% N2
2
Mean St. Dev
1
Vakum
2
Mean St. Dev
Udara
1
Biasa
2
Mean St. Dev
Masa Simpan
Hari 8
Hari 12
6,25
6,35
6,25
6,27
Hari 0
6,25
6,13
Hari 4
5,92
5,93
Hari 16
6,30
6,29
6,19 0,08
5,93 0,01
6,25 0,00
6,31 0,01
6,30 0,01
6,25
6,13
6,18
6,19
6,26
6,25
5,97
5,89
6,33
5,36
6,19 0,08
6,19 0,01
6,26 0,01
5,93 0,06
6,35 0,02
6,25
6,13
6,08
6,05
6,18
6,17
6,41
6,38
6,30
6,29
6,19 0,08
6,07 0,02
6,18 0,01
6,40 0,02
6,30 0,01
6,25
6,13
6,07
6,08
6,45
6,39
6,18
6,21
6,14
6,13
6,19 0,08
6,08 0,01
6,42 0,04
6,20 0,01
6,14 0,01
6,25
6,13
6,07
6,08
6,51
6,47
6,26
6,22
6,38
6,40
6,19 0,08
6,08 0,01
6,49 0,03
6,24 0,03
6.39 0,01
Lampiran 4a. Analisis ragam pH fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin
Dependent Variable:pH
Source
df
Mean Square
Sig.
24
.039
19.960
.000
1931.808
1931.808
1.001E6
.000
GAS
.057
.014
7.335
.000
masa_simpan
.397
.099
51.374
.000
GAS * masa_simpan
.471
16
.029
15.263
.000
Error
.048
25
.002
Total
1932.781
50
.973
49
Corrected Model
Intercept
Corrected Total
.925
Lampiran 4b. Uji lanjut Duncan pengaruh interaksi gas dan masa simpan terhadap
pH fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin
pH
Duncan
Subset
Interaksi
A1*B2
2 5.9250
A2*B2
2 5.9300
A3*B2
2
6.0650
A4*B2
2
6.0750
A5*B2
2
6.0750
A4*B3
2
6.1350 6.1350
A3*B3
2
6.1750 6.1750
A2*B3
2
6.1850 6.1850
A1*B1
2
6.1900 6.1900
A2*B1
2
6.1900 6.1900
A3*B1
2
6.1900 6.1900
A4*B1
2
6.1900 6.1900
A5*B1
2
6.1900 6.1900
A4*B4
2
6.1950 6.1950
A5*B3
2
6.2400 6.2400
A1*B3
2
6.2500
A2*B4
2
6.2550
A1*B5
2
A3*B5
2
A1*B4
2
A2*B5
2
A5*B4
2
A3*B4
2
A4*B5
2
A5*B5
2
Sig.
.910
.157
.050
.132
The error term is Mean Square(Error) = .002.
Keterangan : A1
A2
A3
A4
A5
6.1900
6.1900
6.1900
6.1900
6.1900
6.1950
6.2400
6.2500
6.2550
6.2950
6.2950
.051
6.2400
6.2500
6.2550
6.2950
6.2950
6.3100
.172
6.2500
6.2550
6.2950
6.2950
6.3100
6.3450
.066
6.2950
6.2950
6.3100
6.3450
6.3900
6.3950
.054
B1 = Hari ke-0
B2 = Hari ke-5
B3 = Hari ke-10
B4 = Hari ke-15
B5 = Hari ke-20
10
6.3450
6.3900
6.3950 6.3950
6.4200 6.4200
6.4900
.130
.050
Lampiran 5. Data nilai TVBN (mg N/100g) fillet ikan patin pada penyimpanan
suhu ruang
Gas
Ulangan
1
2
Mean St. Dev
60% CO2
1
+ 40% N2
2
Mean St. Dev
80% CO2
1
+ 20% N2
2
Mean St. Dev
1
Vakum
2
Mean St. Dev
1
Udara
Biasa
2
Mean St. Dev
40% CO2
+ 60% N2
Masa Simpan
Jam 10
Jam 15
17,47
20,96
17,47
17,47
Jam 0
15,14
4,66
Jam 5
16,31
15,72
Jam 20
18,05
w19,80
9,90 7,41
16,02 0,41
17,47 0,00
19,22 2,47
18,93 1,23
15,14
4,66
16,89
12,23
17,47
17,47
18,05
20,97
18,05
20,38
9,90 7,41
14,56 3,29
17,47 0,00
19,51 2,05
19,22 1,64
15,14
4,66
11,65
14,56
14,56
14,56
18,64
15,14
20,97
19,80
9,90 7,41
13,10 2,06
14,56 0,00
16,89 2,47
20,38 0,82
15,14
4,66
15,72
15,72
17,47
17,47
19,80
16,89
21,55
23,88
9,90 7,41
15,72 0,00
17,47 0,00
18,35 2,05
22,71 1,65
15,14
4,66
13,98
15,14
20,38
20,38
20,38
19,80
20,97
25,63
9,90 7,41
15,56 0,58
20,38 0,00
20,09 0,41
23,30 3,29
Lampiran 5a. Analisis ragam TVBN fillet ikan patin pada penyimpanan suhu
ruang
Dependent Variable:TVB
Type III Sum of
Squares
Source
df
a
Corrected Model
810.122
Intercept
13408.931
GAS
38.664
masa_simpan
721.115
GAS * masa_simpan
50.342
Error
329.918
Total
14548.971
Corrected Total
1140.040
a. R Squared = .711 (Adjusted R Squared = .433)
Mean Square
24
1
4
4
16
25
50
49
33.755
13408.931
9.666
180.279
3.146
13.197
F
2.558
1.016E3
.732
13.661
.238
Sig.
.012
.000
.578
.000
.998
Lampiran 5b. Uji lanjut Duncan pengaruh masa simpan terhadap TVBN fillet
ikan patin pada penyimpanan suhu ruang
Duncan
Subset
masa_simpan
JAM 0
10
JAM 5
10
14.7920
JAM 10
10
17.4702
JAM 15
10
JAM 20
10
Sig.
9.9000
17.4702
18.8106
20.9080
1.000
.112
.055
Lampiran 6. Data nilai TVBN (mg N/100g) fillet ikan patin pada penyimpanan
suhu dingin
Gas
Ulangan
40% CO2
1
+ 60% N2
2
60% CO2
1
+ 40% N2
2
Mean St. Dev
80% CO2
1
+ 20% N2
2
Mean St. Dev
1
Vakum
2
Mean St. Dev
Udara
1
Biasa
2
Mean St. Dev
Hari 0
15,14
4,66
Hari 4
12,23
12,81
Masa Simpan
Hari 8
14,56
12,81
Hari 12
14,56
15,72
Hari 16
22,13
26,79
9,90 7,41
12,52 0,41
13,69 1,24
15,14 0,82
24,46 3,30
15,14
4,66
14,56
13,40
15,14
15,72
18,64
20,38
24,46
27,37
9,90 7,41
13,98 0,82
15,43 0,41
19,51 1,23
25,92 2,06
15,14
4,66
12,81
9,90
13,98
14,56
18,64
15,14
16,89
18,05
9,90 7,41
11,36 2,06
14,27 0,41
16,89 2,47
17,47 0,82
15,14
4,66
15,72
16,31
22,13
23,30
22,13
19,80
25,63
20,97
9,90 7,41
16,02 0,41
22,71 0,82
20,97 1,65
23,30 3,29
15,14
4,66
13,98
11,65
17,47
18,05
20,57
25,63
31,35
32,20
9,90 7,41
12,81 1,65
17,76 0,41
23,30 3,29
32,32 1,23
9,90
13,34
16,77
19,16
24,69
Rata-rata Total
Rata-rata
Total
15,14
16,95
13,98
18,58
19,22
Lampiran 6a. Analisis ragam TVBN fillet ikan patin pada penyimpanan suhu
dingin
Dependent Variable:TVB
Type III Sum of
Squares
Source
df
a
Corrected Model
1719.033
Intercept
14066.328
GAS
197.581
masa_simpan
1274.840
GAS * masa_simpan
246.612
Error
335.306
Total
16120.667
Corrected Total
2054.340
a. R Squared = .837 (Adjusted R Squared = .680)
Mean Square
24
1
4
4
16
25
50
49
71.626
14066.328
49.395
318.710
15.413
13.412
F
5.340
1.049E3
3.683
23.763
1.149
Sig.
.000
.000
.017
.000
.368
Lampiran 6b. Uji lanjut Duncan pengaruh gas dan masa simpan terhadap TVBN
fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin
TVB
Duncan
Subset
GAS
80%
40%
60%
VAKUM
BIASA
Sig.
Duncan
1
10
10
10
10
10
13.9770
15.1410
16.9478
.098
15.1410
16.9478
18.5782
.057
16.9478
18.5782
19.2200
.202
Subset
masa_simpan
H-0
10
9.9000
H-4
10
13.3370
H-8
10
16.7720
H-12
10
19.1614
H-16
10
Sig.
1.000
1.000
.157
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 13.412.
24.6936
1.000
Lampiran 7. Data nilai TPC (CFU/g) fillet ikan patin pada penyimpanan suhu
ruang
Gas
Jam 0
9 x 102
9 x 102
9 x 102
9 x 102
9 x 102
Jam 5
2,5 x 104
2,1 x 104
6 x 103
3,7 x 104
5,5 x 103
Masa Simpan
Jam 10
1,1 x 105
1 x 106
2,5 x 103
8,5 x 104
2,65 x 106
Jam 15
1,8 x 104
9,5 x 106
4,2 x 104
4,6 x 107
6,5 x 106
Jam 20
2,05 x 106
5,8 x 107
5 x 105
1,6 x 107
5,2 x 107
Lampiran 7a. Analisis ragam TPC fillet ikan patin pada penyimpanan suhu ruang
Dependent Variable:TPC
Type III Sum of
Squares
Source
df
a
Corrected Model
143.696
Intercept
1181.738
Gas
16.777
Masa_simpan
95.755
Gas * Masa_simpan
31.164
Error
5.569
Total
1331.004
Corrected Total
149.265
a. R Squared = .963 (Adjusted R Squared = .927)
Mean Square
24
1
4
4
16
25
50
49
5.987
1181.738
4.194
23.939
1.948
.223
Sig.
26.878
5.305E3
18.828
107.464
8.744
.000
.000
.000
.000
.000
Lampiran 7b. Uji lanjut Duncan pengaruh interaksi gas dan masa simpan terhadap
TPC fillet ikan patin pada penyimpanan suhu ruang
Duncan
Subset
interaksi
1
6
11
16
21
13
7
2
12
22
17
14
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2.820650E0
2.820650E0
2.820650E0
2.820650E0
2.820650E0
3.301050E0
3.303700E0
3.389050E0
3.520695E0
3.690100E0 3.690100E0
4.562350E0 4.562350E0
4.623200E0 4.623200E0
9
2
4.662700E0
4
2
4.707450E0
18
2
3
2
15
2
10
2
5
2
24
2
23
2
20
2
19
2
25
2
8
2
Sig.
.127
.063
The error term is Mean Square(Error) = .223.
Keterangan : A1
A2
A3
A4
A5
4.662700E0
4.707450E0
4.891500E0
5.041400E0
4.891500E0
5.041400E0
5.795500E0 5.795500E0
5.889100E0 5.889100E0
6.280500E0
6.671150E0
6.858000E0
.380
.063
6.280500E0
6.671150E0
6.858000E0
7.171200E0
.053
.095
6.671150E0
6.858000E0
7.171200E0
7.662800E0
7.699650E0
7.714650E0
.061
B1 = Hari ke-0
B2 = Hari ke-5
B3 = Hari ke-10
B4 = Hari ke-15
B5 = Hari ke-20
Lampiran 8. Data nilai TPC (CFU/g) fillet ikan patin pada penyimpanan suhu
dingin
Gas
40% CO2, 60% N2
60% CO2, 40% N2
80% CO2, 20% N2
Vakum
Udara Biasa
Jam 0
9 x 102
9 x 102
9 x 102
9 x 102
9 x 102
Jam 5
1,55 x 106
3,85 x 103
3,55 x 103
1,55 x 107
3,1 x 105
Masa Simpan
Jam 10
1,08 x 107
2,75 x 105
2,5 x 104
7,85 x 107
3,01 x 108
Jam 15
1,1 x 107
4,25 x 107
3,25 x 107
1,03 x 108
4,25 x 108
Jam 20
8,5 x 109
8,25 x 108
5,75 x 108
4,25 x 108
9,05 x 108
Lampiran 8a. Analisis ragam TPC fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin
Dependent Variable:Log TPC
Source
df
a
Corrected Model
268.481
Intercept
2090.405
GAS
19.771
masa_simpan
226.027
GAS * masa_simpan
22.683
Error
1.731
Total
2360.617
Corrected Total
270.213
a. R Squared = .994 (Adjusted R Squared = .987)
Mean Square
24
1
4
4
16
25
50
49
11.187
2090.405
4.943
56.507
1.418
.069
F
161.519
3.018E4
71.366
815.871
20.470
Sig.
.000
.000
.000
.000
.000
Lampiran 8b. Uji lanjut Duncan pengaruh interaksi gas dan masa simpan terhadap
TPC fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin
Duncan
Subset
interaksi
1
6
11
16
21
13
12
7
8
22
3
4
2
17
14
9
18
23
24
15
20
10
25
19
5
Sig.
The error
N
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2.820650E0
2.820650E0
2.820650E0
2.820650E0
2.820650E0
4.301050E0
4.521450E0
4.585350E0
5.287800E0
6.491300E0
7.028550E0 7.028550E0
7.041300E0 7.041300E0
7.148300E0
7.148300E0
7.510550E0 7.510550E0
7.628050E0 7.628050E0
7.890900E0
7.923795E0
8.626900E0
8.756800E0
8.847650E0
8.916000E0
8.955450E0
9.009500E0
1.000
.318
term is Mean Square(Error) = .069.
Keterangan : A1
A2
A3
A4
A5
1.000
.058
.053
.163
.211
9.925700E0
1.000
B1 = Hari ke-0
B2 = Hari ke-5
B3 = Hari ke-10
B4 = Hari ke-15
B5 = Hari ke-20
Lampiran 9. Data nilai TBA (mg MDA/kg) fillet ikan patin pada penyimpanan
suhu dingin
Gas
Ulangan
40% CO2
1
+ 60% N2
2
Mean St. Dev
60% CO2
1
+ 40% N2
2
Mean St. Dev
80% CO2
1
+ 20% N2
2
Mean St. Dev
1
Vakum
2
Hari 0
0,0023
0,0117
Hari 4
0,0608
0,0632
Masa Simpan
Hari 8
0,1310
0,1193
Hari 12
0,0468
0,0515
Hari 16
0,0094
0,0117
0,007 0,0066
0,062 0,0017
0,125 0,0083
0,049 0,0033
0,011 0,0017
0,0023
0,0117
0,0234
0,0679
0,0538
0,0655
0,0655
0,0515
0,0094
0,0164
0,007 0,0066
0,046 0,0314
0,06 0,0083
0,059 0,0099
0,013 0,0050
0,0023
0,0117
0,0234
0,0023
0,0374
0,0445
0,0491
0,0351
0,0866
0,0959
0,007 0,0066
0,013 0,0149
0,041 0,0050
0,042 0,0099
0,091 0,0066
0,0023
0,0117
0,0070
0,0140
0,0515
0,0374
0,0234
0,0281
0,0421
0,0421
0,007 0,0066
0,011 0,0050
0,044 0,0099
0,026 0,0033
0,0421 0,000
0,0023
0,0117
0,0515
0,0702
0,0445
0,0328
0,0304
0,0304
0,0047
0,0070
0,007 0,0066
0,061 0,0132
0,039 0,0083
0,0304 0,000
0,006 0,0017
Lampiran 9a. Analisis ragam TBA fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin
Dependent Variable:TBA
Type III Sum of
Squares
Source
Df
Mean Square
Sig.
24
.002
19.808
.000
Intercept
.065
.065
726.038
.000
GAS
.004
.001
10.622
.000
masa_simpan
.015
.004
42.957
.000
GAS * masa_simpan
.024
16
.001
16.317
.000
Error
.002
25
9.013E-5
Total
.111
50
Corrected Total
.045
49
Corrected Model
.043
Lampiran 9b. Uji lanjut Duncan pengaruh interaksi gas dan masa simpan terhadap
TBA fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin
/Duncan
Subset
interaksi
A5*B5
2 .00585
A1*B1
2 .00702
A2*B1
2 .00702
A3*B1
2 .00702
A4*B1
2 .00702
A5*B1
2 .00702
A1*B5
2 .01053 .01053
A4*B2
2 .01053 .01053
A2*B5
2 .01287 .01287
A3*B2
2 .01287 .01287
A4*B4
2 .02574 .02574 .02574
A5*B4
2
.03042 .03042 .03042
A5*B3
2
.03861 .03861
A3*B3
2
.04095 .04095
A4*B5
2
.04212 .04212
A3*B4
2
.04212 .04212
A4*B3
2
.04446 .04446
A2*B2
2
.04563 .04563
A1*B4
2
.04914
A2*B4
2
A2*B3
2
A5*B2
2
A1*B2
2
A3*B5
2
A1*B3
2
Sig.
.085
.075
.081
.099
The error term is Mean Square(Error) = 9.01E-005.
.03861
.04095
.04212
.04212
.04446
.04563
.04914
.05850
.05967
.06084
.04095
.04212
.04212
.04446
.04563
.04914
.05850
.05967
.06084
.06201
.09126
.055
.068
1.000
B1 = Hari ke-0
.12519
1.000
A2
A3
A4
A5
B2 = Hari ke-5
B3 = Hari ke-10
B4 = Hari ke-15
B5 = Hari ke-20
Lampiran 10. Data nilai organoleptik warna fillet ikan patin pada penyimpanan
suhu ruang
Gas
Vakum
Panelis
Jam 5
10
Masa Simpan
Jam 10
Jam 15
7
5
Jam 0
10
Jam 20
5
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
Udara Biasa
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
Lampiran 10a. Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai
organoleptik warna fillet ikan patin pada penyimpanan suhu ruang
Kruskal-Wallis Test
Ranks
Warna
Gas
14
154.93
66
110.17
78
121.01
10
77
114.95
Total
masa_simpan
Mean Rank
235
14
214.96
66
160.08
78
135.79
10
77
46.28
Total
235
a,b
Test Statistics
Gas
Chi-Square
5.537
Df
3
Asymp. Sig.
.136
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Warna
masa_simpan
151.132
3
.000
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Warna
(I)
(J)
masa_simpan masa_simpan
LSD
jam0
jam5
jam10
jam15
jam20
Mean Difference
(I-J)
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
1.960
.314
.000
1.34
2.58
jam10
3.260
.314
.000
2.64
3.88
jam15
4.560
.314
.000
3.94
5.18
jam20
5.743
.347
.000
5.06
6.43
jam0
-1.960
.314
.000
-2.58
-1.34
jam10
1.300
.314
.000
.68
1.92
jam15
2.600
.314
.000
1.98
3.22
jam20
3.783
.347
.000
3.10
4.47
jam0
-3.260
.314
.000
-3.88
-2.64
jam5
-1.300
.314
.000
-1.92
-.68
1.92
jam5
jam15
1.300
.314
.000
.68
jam20
2.483
.347
.000
1.80
3.17
jam0
-4.560
.314
.000
-5.18
-3.94
jam5
-2.600
.314
.000
-3.22
-1.98
jam10
-1.300
.314
.000
-1.92
-.68
jam20
1.183
.347
.001
.50
1.87
jam0
-5.743
.347
.000
-6.43
-5.06
.347
.000
-4.47
-3.10
.347
.000
-3.17
-1.80
.347
.001
-1.87
-.50
jam5
-3.783
jam10
-2.483
jam15
-1.183
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Lampiran 11. Data nilai organoleptik warna fillet ikan patin pada penyimpanan
suhu dingin
Gas
Panelis
Masa Simpan
Hari 8
Hari 12
7
7
Hari 0
10
Hari 4
10
Hari 16
5
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
Vakum
Udara Biasa
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
Lampiran 11a. Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai
organoleptik warna fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin
Kruskal-Wallis Test
a,b
Test Statistics
Gas
masa_simpan
Chi-Square
6.688
Df
3
Asymp. Sig.
.083
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: warna
146.942
3
.000
Ranks
Warna
Mean Rank
Gas
55
135.09
71
107.41
52
108.96
10
57
122.95
Total
masa_simpan
235
55
179.55
71
139.55
52
116.37
10
57
33.26
Total
235
Multiple Comparisons
Dependent Variable:warna
(I)
(J)
masa_si masa_si Mean Difference (Impan
mpan
J)
LSD
H-0
H-4
H-8
H-12
H-16
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
4.160
.375
.000
3.42
4.90
H-8
4.680
.375
.000
3.94
5.42
H-12
4.857
.413
.000
4.04
5.67
H-16
7.880
.375
.000
7.14
8.62
H-0
-4.160
.375
.000
-4.90
-3.42
H-8
.520
.375
.167
-.22
1.26
H-12
.697
.413
.093
-.12
1.51
H-16
3.720
.375
.000
2.98
4.46
H-0
-4.680
.375
.000
-5.42
-3.94
H-4
-.520
.375
.167
-1.26
.22
H-12
.177
.413
.668
-.64
.99
H-16
3.200
.375
.000
2.46
3.94
H-0
-4.857
.413
.000
-5.67
-4.04
H-4
-.697
.413
.093
-1.51
.12
H-8
-.177
.413
.668
-.99
.64
.413
.000
2.21
3.84
.375
.000
-8.62
-7.14
.375
.000
-4.46
-2.98
.375
.000
-3.94
-2.46
.413
.000
-3.84
-2.21
H-4
H-16
3.023
H-0
-7.880
H-4
-3.720
H-8
-3.200
H-12
-3.023
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Lampiran 12. Data nilai organoleptik penampakan fillet ikan patin pada
penyimpanan suhu ruang
Gas
Panelis
1
Jam 0
10
Jam 5
10
10
10
10
10
10
Masa Simpan
Jam 10
7
Jam 15
7
Jam 20
5
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
Vakum
Udara Biasa
Lampiran 12a. Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai
organoleptik penampakan fillet ikan patin pada penyimpanan suhu
ruang
Kruskal-Wallis Test
Ranks
penampakan
Gas
16
141.50
37
112.92
102
118.92
10
80
114.48
Total
masa_simpan
Mean Rank
235
16
203.78
37
169.62
102
139.74
10
80
49.25
Total
235
a,b
Test Statistics
Gas
Chi-Square
masa_simpan
2.450
Df
Asymp. Sig.
145.123
.484
.000
Multiple Comparisons
Dependent Variable:penampakan
(I)
(J)
masa_simpan masa_simpan Mean Difference (I-J)
LSD jam0
jam5
jam10
jam15
jam20
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
jam5
1.92000
.32823
.000
1.2733
2.5667
jam10
2.76000
.32823
.000
2.1133
3.4067
jam15
4.00000
.32823
.000
3.3533
4.6467
jam20
5.74286
.36169
.000
5.0302
6.4555
.32823
.000
-2.5667
-1.2733
.32823
.011
.1933
1.4867
jam0
-1.92000
jam10
.84000
jam15
2.08000
.32823
.000
1.4333
2.7267
jam20
3.82286
.36169
.000
3.1102
4.5355
.32823
.000
-3.4067
-2.1133
.32823
.011
-1.4867
-.1933
jam0
-2.76000
jam5
-.84000
jam15
1.24000
.32823
.000
.5933
1.8867
jam20
2.98286
.36169
.000
2.2702
3.6955
.32823
.000
-4.6467
-3.3533
.32823
.000
-2.7267
-1.4333
.32823
.000
-1.8867
-.5933
.36169
.000
1.0302
2.4555
.36169
.000
-6.4555
-5.0302
.36169
.000
-4.5355
-3.1102
.36169
.000
-3.6955
-2.2702
.36169
.000
-2.4555
-1.0302
jam0
-4.00000
jam5
-2.08000
jam10
-1.24000
jam20
1.74286
jam0
-5.74286
jam5
-3.82286
jam10
-2.98286
jam15
-1.74286
Multiple Comparisons
Dependent Variable:penampakan
(I)
(J)
masa_simpan masa_simpan Mean Difference (I-J)
LSD jam0
jam10
jam15
jam20
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
1.92000
.32823
.000
1.2733
2.5667
jam10
2.76000
.32823
.000
2.1133
3.4067
jam15
4.00000
.32823
.000
3.3533
4.6467
jam20
5.74286
.36169
.000
5.0302
6.4555
jam0
-1.92000
.32823
.000
-2.5667
-1.2733
jam5
jam5
jam10
.84000
.32823
.011
.1933
1.4867
jam15
2.08000
.32823
.000
1.4333
2.7267
jam20
3.82286
.36169
.000
3.1102
4.5355
jam0
-2.76000
.32823
.000
-3.4067
-2.1133
jam5
-.84000
.32823
.011
-1.4867
-.1933
1.8867
jam15
1.24000
.32823
.000
.5933
jam20
2.98286
.36169
.000
2.2702
3.6955
jam0
-4.00000
.32823
.000
-4.6467
-3.3533
jam5
-2.08000
.32823
.000
-2.7267
-1.4333
jam10
-1.24000
.32823
.000
-1.8867
-.5933
jam20
1.74286
.36169
.000
1.0302
2.4555
jam0
-5.74286
.36169
.000
-6.4555
-5.0302
.36169
.000
-4.5355
-3.1102
.36169
.000
-3.6955
-2.2702
.36169
.000
-2.4555
-1.0302
jam5
-3.82286
jam10
-2.98286
jam15
-1.74286
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Lampiran 13. Data nilai organoleptik penampakan fillet ikan patin pada
penyimpanan suhu dingin
Gas
Panelis
Masa Simpan
Hari 8
Hari 12
7
7
Hari 0
10
Hari 4
10
Hari 16
5
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
Vakum
Udara Biasa
Lampiran 13a. Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai
organoleptik penampakan fillet ikan patin pada penyimpanan
suhu dingin
Kruskal-Wallis Test
Ranks
penampakan
Gas
59
137.92
48
103.31
61
107.21
10
67
120.81
Total
masa_simpan
Mean Rank
235
59
184.31
48
141.91
61
117.92
10
67
42.55
Total
235
a,b
Test Statistics
gas
masa_simpan
Chi-Square
9.326
Df
3
Asymp. Sig.
.025
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: penampakan
150.906
3
.000
Multiple Comparisons
Dependent Variable:penampakan
LSD
Mean
Difference (I-J)
(I) gas
(J) gas
40%
60%
.128
.688
.853
-1.23
80%
-1.000
.688
.147
-2.35
.35
.553
.688
.422
-.80
1.91
Vakum
Udara Biasa
60%
Lower Bound
Upper Bound
1.48
.936
.688
.175
-.42
2.29
-.128
.688
.853
-1.48
1.23
80%
-1.128
.688
.102
-2.48
.23
.426
.688
.537
-.93
1.78
Udara Biasa
.809
.688
.241
-.55
2.16
40%
1.000
.688
.147
-.35
2.35
60%
1.128
.688
.102
-.23
2.48
Vakum
1.553
.688
.025
.20
2.91
1.936
.688
.005
.58
3.29
40%
-.553
.688
.422
-1.91
.80
60%
-.426
.688
.537
-1.78
.93
80%
-1.553
.688
.025
-2.91
-.20
Udara Biasa
Vakum
Sig.
40%
Vakum
80%
Std. Error
Udara Biasa
.383
.688
.578
-.97
1.74
40%
-.936
.688
.175
-2.29
.42
60%
-.809
.688
.241
-2.16
.55
80%
-1.936
.688
.005
-3.29
-.58
Vakum
-.383
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
.688
.578
-1.74
.97
Udara Biasa
Multiple Comparisons
Dependent Variable:penampakan
(I)
(J)
masa_si masa_si Mean Difference (Impan
mpan
J)
LSD
H-0
H-4
H-8
H-12
H-16
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
3.080
.402
.000
2.29
3.87
H-8
4.600
.402
.000
3.81
5.39
H-12
4.686
.443
.000
3.81
5.56
H-16
8.120
.402
.000
7.33
8.91
H-0
-3.080
.402
.000
-3.87
-2.29
H-8
1.520
.402
.000
.73
2.31
H-12
1.606
.443
.000
.73
2.48
H-16
5.040
.402
.000
4.25
5.83
H-0
-4.600
.402
.000
-5.39
-3.81
H-4
-1.520
.402
.000
-2.31
-.73
H-12
.086
.443
.847
-.79
.96
H-16
3.520
.402
.000
2.73
4.31
H-0
-4.686
.443
.000
-5.56
-3.81
H-4
-1.606
.443
.000
-2.48
-.73
H-8
-.086
.443
.847
-.96
.79
.443
.000
2.56
4.31
.402
.000
-8.91
-7.33
.402
.000
-5.83
-4.25
.402
.000
-4.31
-2.73
.443
.000
-4.31
-2.56
H-4
H-16
3.434
H-0
-8.120
H-4
-5.040
H-8
-3.520
H-12
-3.434
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Lampiran 14. Data nilai organoleptik bau fillet ikan patin pada penyimpanan suhu
ruang
Gas
Panelis
Masa Simpan
Jam 10
Jam 15
7
7
Jam 0
10
Jam 5
10
Jam 20
3
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
Vakum
Udara Biasa
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
Lampiran 14a. Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai
organoleptik bau fillet ikan patin pada penyimpanan suhu ruang
Kruskal-Wallis Test
Ranks
bau
Gas
N
2
141.50
12
133.67
94.50
13
114.38
19
132.84
33
122.27
40
110.95
28
126.39
10
80
113.30
Total
masa_simpan
Mean Rank
235
146.75
12
200.29
178.94
13
183.58
19
185.89
33
159.44
40
130.12
28
112.20
10
80
50.94
Total
235
a,b
Test Statistics
Gas
Chi-Square
4.317
Df
8
Asymp. Sig.
.827
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: bau
masa_simpan
153.417
8
.000
Multiple Comparisons
Dependent Variable:bau
(I)
(J)
masa_sim masa_sim Mean Difference (Ipan
pan
J)
LSD
jam0
jam5
jam10
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
jam5
1.06000
.28762
.000
.4933
1.6267
jam10
2.02000
.28762
.000
1.4533
2.5867
jam15
3.80000
.28762
.000
3.2333
4.3667
jam20
4.34286
.31695
.000
3.7184
4.9673
jam0
-1.06000
.28762
.000
-1.6267
-.4933
jam10
.96000
.28762
.001
.3933
1.5267
jam15
2.74000
.28762
.000
2.1733
3.3067
jam20
3.28286
.31695
.000
2.6584
3.9073
jam0
-2.02000
.28762
.000
-2.5867
-1.4533
jam5
-.96000
.28762
.001
-1.5267
-.3933
.28762
.000
1.2133
2.3467
jam15
1.78000
jam20
jam15
2.32286
.31695
.000
1.6984
2.9473
.28762
.000
-4.3667
-3.2333
.28762
.000
-3.3067
-2.1733
jam0
-3.80000
jam5
-2.74000
jam10
-1.78000
.28762
.000
-2.3467
-1.2133
jam20
.54286
.31695
.088
-.0816
1.1673
.31695
.000
-4.9673
-3.7184
.31695
.000
-3.9073
-2.6584
.31695
.000
-2.9473
-1.6984
jam15
-.54286
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
.31695
.088
-1.1673
.0816
jam20
jam0
-4.34286
jam5
-3.28286
jam10
-2.32286
Lampiran 15. Data nilai organoleptik bau fillet ikan patin pada penyimpanan suhu
dingin
Gas
Panelis
Hari 4
10
Masa Simpan
Hari 8
Hari 12
7
7
Hari 0
10
Hari 16
5
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
Vakum
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
Udara Biasa
Lampiran 15a. Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai
organoleptik bau fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin
Kruskal-Wallis Test
Ranks
bau
gas
N
43
124.56
13
132.46
10
155.60
22
139.36
13
74.62
22
122.27
22
83.82
32
100.38
176.75
10
50
118.00
Total
masa_simpan
Mean Rank
235
43
205.56
13
200.69
10
115.50
22
106.64
13
118.77
22
135.05
22
118.23
32
112.06
100.50
10
50
25.50
Total
235
a,b
Test Statistics
gas
Chi-Square
26.342
df
9
Asymp. Sig.
.002
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: bau
masa_simpan
194.030
9
.000
Multiple Comparisons
Dependent Variable:bau
LSD
Mean
Difference (IJ)
(I) gas
(J) gas
40%
60%
-.319
.671
.635
-1.64
1.00
80%
-.745
.671
.268
-2.07
.58
Vakum
.106
.671
.874
-1.22
1.43
Udara Biasa
.723
.671
.282
-.60
2.05
40%
.319
.671
.635
-1.00
1.64
80%
-.426
.671
.526
-1.75
.90
60%
Vakum
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
.426
.671
.526
-.90
1.75
1.043
.671
.122
-.28
2.36
40%
.745
.671
.268
-.58
2.07
60%
.426
.671
.526
-.90
1.75
.851
.671
.206
-.47
2.17
.671
.030
.15
2.79
40%
-.106
.671
.874
-1.43
1.22
60%
-.426
.671
.526
-1.75
.90
80%
-.851
.671
.206
-2.17
.47
.617
.671
.359
-.70
1.94
40%
-.723
.671
.282
-2.05
.60
60%
-1.043
.671
.122
-2.36
.28
80%
-1.468
.671
.030
-2.79
-.15
Vakum
-.617
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
.671
.359
-1.94
.70
Udara Biasa
80%
Vakum
Udara Biasa
Vakum
1.468
Udara Biasa
Udara Biasa
Multiple Comparisons
Dependent Variable:bau
(I)
(J)
masa_si masa_si Mean Difference (Impan
mpan
J)
LSD
H-0
H-4
H-8
H-12
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
H-4
3.720
.305
.000
3.12
4.32
H-8
4.160
.305
.000
3.56
4.76
H-12
4.286
.336
.000
3.62
4.95
H-16
8.800
.305
.000
8.20
9.40
H-0
-3.720
.305
.000
-4.32
-3.12
H-8
.440
.305
.151
-.16
1.04
H-12
.566
.336
.094
-.10
1.23
H-16
5.080
.305
.000
4.48
5.68
H-0
-4.160
.305
.000
-4.76
-3.56
H-4
-.440
.305
.151
-1.04
.16
H-12
.126
.336
.709
-.54
.79
H-16
4.640
.305
.000
4.04
5.24
H-0
-4.286
.336
.000
-4.95
-3.62
H-4
-.566
.336
.094
-1.23
.10
-.126
.336
.709
-.79
.54
.336
.000
3.85
5.18
.305
.000
-9.40
-8.20
.305
.000
-5.68
-4.48
.305
.000
-5.24
-4.04
.336
.000
-5.18
-3.85
H-8
H-16
H-16
4.514
H-0
-8.800
H-4
-5.080
H-8
-4.640
H-12
-4.514
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Lampiran 16. Data nilai organoleptik tekstur fillet ikan patin pada penyimpanan
suhu ruang
Gas
Vakum
Udara Biasa
Panelis
Masa Simpan
Jam 10
Jam 15
10
4
Jam 0
10
Jam 5
7
Jam 20
1
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
6
7
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
Lampiran 16a. Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai
organoleptik tekstur fillet ikan patin pada penyimpanan suhu ruang
Kruskal-Wallis Test
Ranks
tekstur
Gas
N
23
140.48
58
124.48
86.67
64
113.59
10
81
113.94
Total
masa_simpan
Mean Rank
235
23
195.17
58
143.60
218.00
64
140.38
10
81
48.96
Total
235
a,b
Test Statistics
Gas
Chi-Square
5.741
df
4
Asymp. Sig.
.219
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: tekstur
masa_simpan
154.275
4
.000
Multiple Comparisons
Dependent Variable:tekstur
(I)
(J)
masa_sim masa_sim Mean Difference (Ipan
pan
J)
LSD
jam0
jam5
jam10
jam15
jam20
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
jam5
2.16000
.40293
.000
1.3661
2.9539
jam10
3.84000
.40293
.000
3.0461
4.6339
jam15
5.82000
.40293
.000
5.0261
6.6139
jam20
5.74286
.44400
.000
4.8680
6.6177
jam0
-2.16000
.40293
.000
-2.9539
-1.3661
jam10
1.68000
.40293
.000
.8861
2.4739
jam15
3.66000
.40293
.000
2.8661
4.4539
jam20
3.58286
.44400
.000
2.7080
4.4577
jam0
-3.84000
.40293
.000
-4.6339
-3.0461
jam5
-1.68000
.40293
.000
-2.4739
-.8861
2.7739
jam15
1.98000
.40293
.000
1.1861
jam20
1.90286
.44400
.000
1.0280
2.7777
jam0
-5.82000
.40293
.000
-6.6139
-5.0261
jam5
-3.66000
.40293
.000
-4.4539
-2.8661
jam10
-1.98000
.40293
.000
-2.7739
-1.1861
jam20
-.07714
.44400
.862
-.9520
.7977
.44400
.000
-6.6177
-4.8680
.44400
.000
-4.4577
-2.7080
.44400
.000
-2.7777
-1.0280
.44400
.862
-.7977
.9520
jam0
-5.74286
jam5
-3.58286
jam10
-1.90286
jam15
.07714
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Lampiran 17. Data nilai organoleptik tekstur fillet ikan patin pada penyimpanan
suhu dingin
Gas
Panelis
Masa Simpan
Hari 8
Hari 12
7
7
Hari 0
10
Hari 4
10
Hari 16
5
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
Vakum
Udara Biasa
Lampiran 17a. Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai
organoleptik tekstur fillet ikan patin pada penyimpanan suhu
dingin
Kruskal-Wallis Test
Ranks
Tekstur
gas
64
133.42
86
108.16
29
100.17
10
56
124.71
Total
masa_simpan
Mean Rank
235
64
179.25
86
132.48
29
108.17
10
56
30.86
Total
235
a,b
Test Statistics
gas
masa_simpan
Chi-Square
7.953
df
3
Asymp. Sig.
.047
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: tekstur
154.950
3
.000
Multiple Comparisons
Dependent Variable:tekstur
LSD
(I) gas
(J) gas
40%
60%
80%
Upper Bound
.064
.695
.927
-1.30
1.43
1.000
-1.37
1.37
.695
.783
-1.56
1.18
.638
.695
.359
-.73
2.01
40%
-.064
.695
.927
-1.43
1.30
80%
-.064
.695
.927
-1.43
1.30
Vakum
-.255
.695
.714
-1.62
1.11
Udara Biasa
.574
.695
.409
-.79
1.94
40%
.000
.695
1.000
-1.37
1.37
.064
.695
.927
-1.30
1.43
-.191
.695
.783
-1.56
1.18
Udara Biasa
.638
.695
.359
-.73
2.01
40%
.191
.695
.783
-1.18
1.56
60%
.255
.695
.714
-1.11
1.62
80%
.191
.695
.783
-1.18
1.56
Udara Biasa
.830
.695
.233
-.54
2.20
40%
-.638
.695
.359
-2.01
.73
60%
-.574
.695
.409
-1.94
.79
80%
-.638
.695
.359
-2.01
.73
Vakum
-.830
.695
.233
-2.20
.54
Vakum
Udara Biasa
Lower Bound
.695
60%
Vakum
.000
Udara Biasa
80%
Std.
Error
-.191
Vakum
60%
Mean
Difference (I-J)
Multiple Comparisons
Dependent Variable:tekstur
(I)
(J)
masa_si masa_si Mean Difference (Impan
mpan
J)
LSD
H-0
H-4
H-8
H-12
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
H-4
4.680
.334
.000
4.02
5.34
H-8
6.360
.334
.000
5.70
7.02
H-12
5.743
.368
.000
5.02
6.47
H-16
8.520
.334
.000
7.86
9.18
H-0
-4.680
.334
.000
-5.34
-4.02
H-8
1.680
.334
.000
1.02
2.34
H-12
1.063
.368
.004
.34
1.79
H-16
3.840
.334
.000
3.18
4.50
H-0
-6.360
.334
.000
-7.02
-5.70
H-4
-1.680
.334
.000
-2.34
-1.02
H-12
-.617
.368
.094
-1.34
.11
H-16
2.160
.334
.000
1.50
2.82
H-0
-5.743
.368
.000
-6.47
-5.02
H-4
-1.063
.368
.004
-1.79
-.34
H-8
.617
.368
.094
-.11
1.34
.368
.000
2.05
3.50
.334
.000
-9.18
-7.86
.334
.000
-4.50
-3.18
.334
.000
-2.82
-1.50
.368
.000
-3.50
-2.05
H-16
H-16
2.777
H-0
-8.520
H-4
-3.840
H-8
-2.160
H-12
-2.777
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Lampiran 18. Foto Fillet Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) yang dikemas
dalam kemasan atmosfer termodifikasi