PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
PERCOBAAN 10
ANTI EMETIKA
Disusun Oleh:
Nama
1.
Bahiyah Romziyah
(PO.71.39.0.14.001)
(PO.71.39.0.14.003)
3.
Dhia Larissa
(PO.71.39.0.14.005)
4.
Eprilita Runiati
(PO.71.39.0.14.007)
Tanggal Praktikum
3 Juni 2016
Dosen Pembimbing
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
2016
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
PERCOBAAN 9
ANTI EMETIKA
Nama
: 1.
Bahiyah Romziyah
(PO.71.39.0.14.001)
(PO.71.39.0.14.003)
3.
Dhia Larissa
(PO.71.39.0.14.005)
4.
Eprilita Runiati
(PO.71.39.0.14.007)
Kelas
Reguler II A
Kelompok
Ganjil
Sub Kelompok
I.
II.
III.
Teori
Anti emetika adalah obat-obat yang digunakan untuk mengurangi
Atau menghilangkan perasaan mual dan muntah. Karena muntah hanya
suatu gejala, maka yang penting dalam pengobatan adalah mencari
penyebabnya. Muntah dapat disebabkan antara lain:
biasanya
diminum
satu
jam
sebelum
kemoterapi
sebaiknya
mengurangi
konsumsi
alkoholnya
saat
Obat jenis ini digunakan pada mual karena kemoterapi atau muntah
pada anak. Indikasi dari obat ini adalah mencegah mual pasca operasi.
2. Golongan Antagonis Dopamin
Golongan obat ini di otak dan digunakan untuk mengobati rasa mual dan
muntah karena penyakit kanker, sakit akibat radiasi, obat golongan opiat,
obat sitotoksik dan anstesi umum. Selain dopamin, ada juga obat yang
disebut Metoclopramide yang juga bekerja pada salura pencernaan sebagai
prokinetik namun kurang berguna pada rasa ingin muntah karena
sitotoksik dan anastesi umum.
3. Golongan Antihistamines
Golongan antihistamin ini juga disebut golongan antagonis reseptor H 1
histamin. Obat ini efektif untuk beberapa kondisi seperti mabuk perjalanan
dan rasa mual di pagi hari pada ibu hamil.
a. Dimenhydramine selain sebagai anti emetik juga mengatasi vertigo.
b. Pyrathiazine
c. Promethazine pada penderita penyakit jantung atau kegagalan
fungsi hati perlu pengawasan yang ketat sewaktu minum obat ini atau
bila tidak perlu, dianjurkan untuk tidak meminum obat ini. Selain itu
anak-anak juga dianjurkan tidak meminum obat ini karena dapat
menyebabkan Sindron Reye dan dapat menyebabkan konvulsi,
halusinasi bahkan kematian pada anak. Obat ini juga menyebabkan
kantuk dan tidak dianjurkan pada BUMIL dan Ibu Menyusui.
d. Betahistine
Betahistin dihidroklorida adalah obat yang sangat mirip senyawa
histamin alami. Betahistine bekerja secara langsung berikatan dengan
reseptor histamin yang terletak pada dinding aliran darah, termasuk
didalam telinga. Dengan mengaktifkan reseptor ini dapat menyebabkan
vasokontraksi. Dengan peningkatan sirkulasi darah, mengurangi
tekanan di telinga. Betahistine fungsi utamanya sebagai obat penyakit
Meniere.
Obat ini membantu menghilangkan tekanan didalam telingan dan
mengurangi frekuensi dan keparahan serangan mual dan pusing.
Betahistine juga mengurangi bunyi mendenging di telinga (tinitus) dan
membantu fungsi pendengaran menjadi normal.
D. Deskripsi Obat
Pemerian dimenhidrinat
Dimenhidrinat berupa serbuk hablur putih dan tidak berbau
Kelarutan dimenhidrinat.
Dimenhidrinat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan
dalam kloroform, agak sukar larut dalam eter.
Golongan/Kelas terapi
Nama Dagang
- Dramasine
- Dramamine/Antimo
Indikasi
Nausea, vomiting, dan/atau vertigo yang berhubungan dengan motion
sickness; profilaksis motion sickness. Unlabelled use: Pengobatan
simptomatik penyakit Meniere dan gangguan vestibular lainnya.
Farmakologi
Absorpsi:baik setelah pemberian oral maupun parenteral. Efek
antiemetik tercapai dalam 15-30 menit setelah dosis oral dan dalam 2030 menit setelah dosis IM. Lama kerja obat 3-6 jam. Obat mungkin
didistribusi luas ke dalam jaringan tubuh, melewati plasenta,
dimetabolisme oleh hati, dan dieliminasi melalui urin. Sejumlah kecil
obat didistribusikan ke dalam ASI. Dimenhidrinat mempunyai efek
depresi sistem saraf pusat, antikolinergik, antiemetik, antihistamin, dan
anestesi lokal.
Stabilitas Penyimpanan
Sediaan disimpan pada suhu kamar, pembekuan larutan oral dan injeksi
harus dihindari. Tablet harus disimpan dalam wadah yang tertutup baik,
dan larutan oral harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat.
Dosis
Secara Oral
atas):50-100 mg tiap 4-6 jam, tidak lebih dari 400 mg dalam 24 jam,
atau seperti petunjuk dokter. Anak usia 6 s.d <12 tahun:25-50 mg tiap
6-8 jam, tidak lebih dari 150 mg dalam 24 jam, atau seperti petunjuk
dokter. Anak usia 2 s.d.<6 tahun:12,5-25 mg tiap 6 -8 jam, tidak lebih
: Oral:25-50 mg
Efek Samping
Umum:mengantuk, sakit kepala, pandangan kabur, telinga berdenging,
mulut dan saluran pernapasan kering, inkoordinasi, palpitasi, pusing,
hipotensi, anoreksia, konstipasi, diare, frekuensi urin, dan disuria. Rasa
sakit dapat terjadi pada tempat injeksi.
Interaksi
-
Dengan Makanan
:-
Pengaruh Dimenhidrinat
-
Terhadap Kehamilan
: Tidak diketahui.
Terhadap Anak-Anak
terjadi.
-
:-
Parameter Monitoring
Parameter pendengaran.
Bentuk Sediaan
Tablet 50 mg, 100 mg.
Peringatan
Obat dapat mengganggu kemampuan melakukan aktivitas yang
membutuhkan kewaspadaan mental atau koordinasi fisik (seperti
mengoperasikan mesin atau mengemudi). Obat harus digunakan dengan
hati-hati pada pasien dengan gangguan kejang. Efek antikolinergik obat
harus dipertimbangkan bila diberikan pada kondisi pasien yang dapat
diperburuk oleh obat-obat antikolinergik (seperti: glaucoma sudut
tertutup, pembesaran kelenjar prostat). Obat harus diberikan dengan
hati-hati pada pasien yang menerima obat-obat ototoksik.
Informasi Pasien
Sediaan oral diminum 30 menit sebelum terpapar gerakan (motion).
Pasien sebaiknya tidak menggunakan obat ini bila alergi terhadap
dimenhidrinat, difenhidramin, 8-kloroteofilin, atau benzil alkohol. Obat
ini seharusnya tidak diberikan kepada infant berusia di bawah 1 bulan.
Obat ini dapat menyebabkan pusing atau mengantuk. Hindari
mengemudi, menggunakan mesin atau melakukan aktivitas berbahaya
yang
butuh
kewaspadaan/kesadaran.
Mekanisme Aksi
Menghambat stimulasi vestibular, mula-mula bekerja pada sistem
otolith, dan pada dosis yang lebih besar bekerja pada kanal
semisirkular; menghambat asetilkolin.
IV.
V.
Cara kerja :
1. Hewan coba masing-masing ditimbang .
2. Dibagi kedalam 3 kelompok dan masing-masing terdiri atas 6.
3. Tiap kodok diberi makan cacing tanah 3 jam sebelum Percobaan.
(Buat 15 Menit).
4. Suspensikan Sampel tablet antimo diberi dosis Oral 10-1000 mg/kg
Berat badan.
5. Kelompok Kontrol hanya diberi antimo solution.
Hasil
Pembuatan Obat
1. Cupri Sulfat
= 500 mg + air ad 25 cc
2. Antimo
= 250 mg + air ad 25 cc
Dosis Pemberian :
1. Cupri Sulfat
15 mg
500 25
x
25 x
X =
25 x25
= 0,75500
ml
2. Dimenhidrinat =
5 mg
250
25
5
x
X =
5 x25
X = 0,5500
ml.
Keterangan
Kodok 2
VII.
Meni
t
Efek
Menit
Efek
09.10
Diberi makan
09.10
Diberi makan
09.25
(+) CuSO4
09.35
(+) CuSO4
09.26
(+) Antimo
09.50
Mual
09.58
Muntah
10.00
Muntah
Pembahasan
Pada praktikum kali ini , praktikan melakuka efek efek anti
emetika pada kodok. Sebelumnya kodok diberi makan berupa
cacing. Seteleh diberi makan cacing tanah, kodok 1 di berikan kupri
sulfat saja dan dimenhidrinat sedangkan pada kodok 2 diberikan
kupri sulfat tanpa diberi
dimenhidrinat.
Kodok 2 memuntahkan
diberi
dimenhdrinat
tetap
muntah
setelah
31
menit
VIII. Kesimpulan
Dimenhidrinat
adalah
golongan
obat
antiemetika
golongan
tidak dapat bertahan lama selain itu dosis untuk kupri sulfat adalah
30 mg tiap kodok. Efek emetika dari kupri sulfat
lebih kuat
DAFTAR PUSTAKA
http://mail-chaozkhakycostikcomunity.blogspot.co.id/2015/08/pengertianobat-anti-emetika-farmasi.html
http://hawiyah.blogspot.co.id/2012/06/farmakologi.html
http://gerimissenjahari.blogspot.co.id/2010/12/dimenhidrinat-obat-antimabuk.html
LAMPIRAN
A. Foto jalannya percobaan
B. Laporan Awal