Anda di halaman 1dari 11

GAYA GAYA GEOLOGI

A.

Gaya Geologi
Gaya geologi merupakan seluruh aktivitas yang terjadi di muka bumi baik

berasal dari dalam bumi (endogen) maupun yang berasal dari luar bumi
(eksogen). Gaya yang terjadi mempengaruhi perubahan muka bumi baik bersifat
membangun (konstruktif) maupun yang bersifat merusak (destruktif). Gaya-gaya
tersebut dapat berasal dari dalam bumi (endogen) atau berasal dari luar bumi
(eksogen). Gaya geologi juga dibedakan atas luas areal yang dikenai gaya itu
dan kecepatan gaya itu bekerja. Gaya tersebut antara lain :
1. Orogenesa atau pembentukan pegunungan, yaitu gaya geologi yang
2.

bekerja di areal yang relatif sempit dengan relatif cepat.


Epirogenesa atau pengangkatan, penurunan benua, yang bekerja didaerah
yang luas dan relatif lambat.

Teori Tektonik Lempeng berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua (continental


drift) yang dikemukakan Alfred Wegener tahun 1912 dan dikembangkan lagi
dalam bukunya The Origin of Continents and Oceans terbitan tahun 1915. Ia
mengemukakan bahwa benua-benua yang sekarang ada dulu adalah satu
bentang muka yang bergerak menjauh sehingga melepaskan benua-benua
tersebut dari inti bumi seperti bongkahan es dari granit yang bermassa jenis
rendah yang mengambang di atas lautan basal yanglebih padat. Namun, tanpa
adanya bukti terperinci dan perhitungan gaya-gaya yang dilibatkan, teori ini
dipinggirkan. Mungkin saja bumi memiliki kerak yang padat dan inti yang cair,
tetapi tampaknya tetap saja tidak mungkin bahwa bagian-bagian kerak tersebut
dapat bergerak gerak. Di kemudian hari, dibuktikanlah teori yang dikemukakan
geolog Inggris Arthur Holmes tahun 1920 bahwa tautan bagian-bagian kerak ini
kemungkinan ada di bawah laut. Terbukti juga teorinya bahwa arus konveksi di
dalam mantel bumi adalah kekuatan penggeraknya.

B.

Gaya Endogen
Gaya Endogen (Endogene Forces) adalah gaya yang berasal dari dalam

bumi gaya dan bekerja pada kulit bumi yang berlangsung sangat lambat namun
kekuatannya sangat hebat. Gaya ini mengakibatkan perubahan muka bumi
melalui proses orogenesa, vulkanisma dan tektonika.

Tenaga endogen dapat membentuk relief di permukaan bumi. Tenaga


endogen yang mengarah secara vertikal akan memberikan suatu besaran yang
mengangkat ke atas ke atas berupa kubah atau toonjolan ke atas dan bahkan
bisa memberikan suatu pegunungan. Dan yang mengarah secara horizontal
bisa memberikan

patahan, lipatan, serta rekahan. Meletusnya gunung api

(vulkanisme) dan gempa bumi (tektonisme) merupakan contoh kegiatan gaya


endogen. Tenaga endogen dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :
1.

Tektonisme
Tektonisme merupakan perubahan serta penggantian posisi lapisan kulit

bumi dengan arah vertikal maupun secara arah horizontal yang diakibatkan oleh
adanya tenaga endogen.
Bisa juga didefinisikan sebagai perubahan posisi bumi dalam skala besar,
meliputi lipatan, patahan dan tektonik lempeng. Pada bagian litosfer yang terluar
merupakan lapisan kerak bumi yang sangatlah tipis. Lapisan kerak bumi terdiri
dari dua lapisan yang menyusunnya, yaitu kerak benua dengan ketebalan kurang
lebih 40 km dan kerak dasar samudra dengan ketebalan kurang lebih 10 km.
Sesuai

kecepatan

gerak

dan

luas

daerah

menyinggung,

tektonisme

diklasifikasikan menjadi dua macam tenaga yang membangun dan tidak


merusak, yaitu :
a)

Gerak epirogenesa, merupakan suatu pergerakan yang bergeser kulit atau


permukaan

bumi yang berlangsung dalam waktu yang lama dan

berkelanjutan, gerakkannya sangat


menyeluruh. Gerakan ini bisa
b)

lambat dan meliputi daerah yang

sebagai gerak pembuat benua. Gerak

epirogenesa bisa dijadikan patokan sebagai perubahan garis pantai.


Gerak orogenesa, adalah suatu gerakan pergeseran lapisan kulit bumi
dengan arah secara vertikal maupun secara horizontal dengan geraknya
relatif cepat dibandingkan dengan gerak epirogenesa dengan wilayah yang
tidak terlalu besar. Gerak orogenesa dapat mengakibatkan tanah yang
bergesar dan mengakibatkan runtuh. Gerak ini bisa disebut sebagai gerak
yang membentuk pegunungan, lipatan, serta patahan. Waktu gerak
orogenesa relatif

secara singkat dan dalam daerah yang lebih sempit.

Gerak orogenesa dengan kekuataan yang besar dapat mengakibatkna


2.

terbentuknya pegunungan, vulkanisme, patahan, retakan, serta lipatan.


Vulkanisme

Vulkanisme adalah proses penerobosan magma atau keluarnya magma


dari dalam perut bumi menuju ke permukaan bumi yang dipengaruhi oleh
temperatur dan tekanan gas yang tinggi sehingga terbentuk tubuh gunungapi.
Magma yang keluar dari bentuk letusan atau biasa disebut erupsi gunung api.
Erupsi magma akan membentuk lapisan timbunan yang akan bertambah
semakin tingginya gunung. Magma bisa didefinisikan sebagai batuan cair pijar di
dalam kulit bumi yang terdiri atas mineral dan gas yang larut di dalamnya dengan
temperatur tinggi yang sangat lah panas dan mempunyai sifat untuk mengalir.
Kegiatan intrusi magma ataupun proses magma sebelum menggapai ke
permukaan bumi akan menghasilkan hal-hal sebagai berikut :

Gambar 1
Intrusi Magma

C.

Struktur Geologi
Struktur Geologi merupakan bentuk bentuk geometri yang terdapat pada

kulit bumi yang terbentuk oleh pengaruh gaya gaya endogen, baik berupa
tekanan maupun tarikan sehingga menghasilkan perubahan pada permukaan
bumi. Adapun struktur Geologi yang terbebtuk antara lain :
1.

Kekar (Joint) adalah rekahan/patahan pada lapisan batuan yang terjadi

akibat pengaruh gaya-gaya endogen baik tekanan maupun tarikan, tanpa


mengalami perpindahan tempat.Jenis jenis kekar antara lain :

Kekar Gerus (Shear Joint) adalah Kekar pada batuan yang terjadi akibat
tekanan

Kekar Tarik (Tension Joint) adalah Kekar pada batuan yang terjadi akibat
tarikan

Gambar 2
Kekar

2.

Sesar (Faults) adalah rekahan/patahan pada lapisan batuan yang terjadi

akibat pengaruh gaya-gaya endogen baik tekanan maupun tarikan dan


mengalami perpindahan tempat/dislokasi/pergeseran. Jenis jenis sesar antara
lain :
Sesar Normal / Turun (Normal / Gravity Fault)
Sesar Naik (Reverse / Thrust Fault)
Sesar Mendatar / Geser (Horizontal / Strike-Slip Fault)
Sembul (Horst)
Terban (Graben)

Gambar 3
Jenis jenis sesar

3.

Lipatan (Folds) adalah struktur lapisan batuan sedimen berbentuk lipatan/

gelombang/ lengkungan yang terbentuk akibat gaya endogen berupa tekanan.


Jenis jenis lipatan antara lain :

Lipatan Tegak/Setangkup (Upright Fold / Symmetrical Fold)

Lipatan Tidak Setangkup (Asymmetrical Fold)

Lipatan Miring / Menggantung (Inclined Fold / Overturned Fold)

Lipatan Rebah (Recumbent Fold)

Antiklin (Anticline)

Sinklin (Syncline)

Gambar 4
Jenis jenis lipatan

Bagian permukaan bumi yang menjulang tinggi (>300 m) yang biasanya


berbentuk kerucut terpancung dengan lubang kawah di puncaknya, terbentuk
akibat munculnya magma ke permukaan bumi.

D.

Gaya Eksogen
Gaya eksogen adalah gaya yang bekerja pada kulit bumi yang berasal dari

luar sebagai akibat adanya aktivitas atmosfera, hidrosfera, dan biosfera. Gaya
eksogen tersebut antara lain :
1.

Gaya Angin (Wind Forces)


Gaya

yang

bekerja

dan

berpengaruh

terhadap

permukaan

bumi

berpengaruh

terhadap

permukaan

bumi

terhadap

permukaan

bumi

disebabkan oleh tenaga angin.


2.

Gaya Air (Water Forces)


Gaya

yang

bekerja

dan

disebabkan oleh tenaga air.


3.

Gaya Es/Salju (Ice/Snow Forces)


Gaya

yang

bekerja

dan

berpengaruh

disebabkan oleh tenaga es/salju.


4.

Erosi (Erosion)
Proses pengikisan permukaan bumi oleh tenaga luar seperti air, es, dan

angin yang membentuk arus/gelombang kuat sehingga mampu menggerus,


mengangkat dan memindahkan sebagian tanah/batuan.
5.

Abrasi (Abration)

Proses pengikisan permukaan batuan oleh angin yang mengandung dan


mengangkut hancuran bahan seperti pasir dengan tenaga yang sangat kuat.
6.

Exarasi (Exaration)
Proses pengikisan permukaan batuan oleh es/gletser yang mengangkut

hancuran batuan dengan tenaga dan kecepatan yang sangat besar. Proses ini
disebut juga pembajakan glasial.
7.

Denudasi (Denudation)
Proses perataan pegunungan karena pengaruh pelapukan, erosi dan

transportasi (pengangkutan).

E.

Proses Terjadinya Subduksi


Bukti

pertama

bahwa

lempeng-lempeng

itu

memang

mengalami

pergerakan didapatkan dari penemuan perbedaan arah medan magnet dalam


batuan-batuan yang berbeda usianya. Penemuan ini dinyatakan pertama kali
pada sebuah simposium di Tasmania tahun 1956. Mula-mula, penemuan ini
dimasukkan ke dalam teori ekspansi bumi, namun selanjutnya justru lebih
mengarah ke pengembangan teori tektonik lempeng yang menjelaskan
pemekaran (spreading) sebagai konsekuensi pergerakan vertical (upwelling)
batuan, tetapi menghindarkan keharusan adanya bumi yang ukurannya terus
membesar atau berekspansi (expanding earth) dengan memasukkan zona
subduksi/hunjaman (subduction zone), dan sesar translasi (translation fault).

Prinsip-prinsip Utama:
Bagian

luar

interior

bumi

dibagi

menjadi

litosfer

dan

astenosfer

berdasarkan perbedaan mekanis dan cara terjadinya perpindahan panas.


Litosfer lebih dingin dan kaku, sedangkan astenosfer lebih panas dan secara
mekanik lemah. Selain itu, litosfer kehilangan panasnya melalui proses konduksi,
sedangkan astenosfer juga memindahkan panas melalui konveksi dan memiliki
gradien suhu yang hampir adiabatik. Pembagian ini sangat berbeda dengan
pembagian bumi secara kimia menjadi inti, mantel, dan kerak. Litosfer sendiri
mencakup kerak dan juga sebagian dari mantel. Suatu bagian mantel bisa saja
menjadi bagian dari litosfer atau astenosfer pada waktu yang berbeda,
tergantung dari suhu, tekanan, dan kekuatan gesernya. Prinsip kunci tektonik
lempeng adalah bahwa litosfer terpisah menjadi lempeng-lempeng tektonik yang
berbeda-beda. Lempeng ini bergerak menumpang di atas astenosfer yang

mempunyai viskoelastisitas sehingga bersifat seperti fluida.


Lempeng- lempeng ini tebalnya sekitar 100 km dan terdiri atas mantel
litosferik yang di atasnya dilapisi dengan hamparan salah satu dari dua jenis
material kerak. Yang pertama adalah kerak samudera atau yang sering disebut
dengan sima, gabungan dari silikon dan magnesium. Jenis yang kedua yaitu
kerak benua yang sering disebut sial, gabungan dari silikon dan aluminium.
Kedua jenis kerak ini berbeda dari segi ketebalan di mana kerak benua memiliki
ketebalan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kerak samudera.
Ketebalan kerak benua mencapai 30-50 km sedangkan kerak samudera hanya
5-10 km. Dua lempeng akan bertemu di sepanjang batas lempeng (plate
boundary), yaitu daerah di mana aktivitas geologis umumnya terjadi seperti
gempa bumi dan pembentukan kenampakan topografis seperti gunung, gunung
berapi, dan palung samudera. Kebanyakan gunung berapi yang aktif di dunia
berada di atas batas lempeng, seperti Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire) di
Lempeng Pasifik yang paling aktif dan dikenal luas. Teori tektonika Lempeng
(bahasa Inggris: Plate Tectonics) adalah teori dalam bidang geologi yang
dikembangkan

untuk

memberi

penjelasan

terhadap

adanya

bukti-bukti

pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi.

Gambar 5
Proses Subduksi

Anggapan lama pernah ada pada abad-abad yang lampau bahwa bumi adalah
sesuatu

yang

rigid

atau

kaku

sementara

benua-benua

berada

pada

kedudukannya yang tetap tidak berpindah-pindah. Setelah ditemukannya benua


Amerika dan dilakukan pemetaan pantai di Amerika dan Eropa ternyata terdapat
kesesuaian morfologi dari pantai-pantai yang dipisahkan oleh Samudera Atlantik.
Hal ini menjadi titik tolak dari konsep-konsep yang menerangkan bahwa benua-

benua tidak tetap akan tetapi selalu bergerak. Konsep-konsep ini dibagi menjadi
tiga menurut perkembangannya yaitu :
1.

Konsep yang menerangkan bahwa terpisahnya benua disebabkan oleh


peristiwa yang katastrofik dalam sejarah bumi. Konsep ini dikemukakan
oleh Owen dan Snider pada tahun 1857.

2.

Konsep apungan benua atau continental drift yang mengemukakan bahwa


benua-benua

bergerak

secara

lambat

melalui

dasar

samudera,

dikemukakan oleh Alfred Wegener (1912). Akan tetapi teori ini tidak bisa
menerangkan adanya dua sabuk gunung api di bumi.
3.

Konsep paling mutakhir yang dianut oleh para ilmuwan sekarang yaitu
Teori Tektonik Lempeng. Teori ini lahir pada tahun 1960+. Tektonik
Lempeng ini dipicu oleh adanya Pemekaran Tengah Samudera (Sea Floor
Spreading) dan bermula di Pematang Tengah Samudera (Mid Oceanic
Ridge : MOR) yang diajukan oleh Hess (1962).

Terpecah-pecahnya benua ini menghasilkan dua sabuk gunung api yaitu Sirkum
Pasifik

dan

Sirkum

Mediteranean

yang

keduanya

melewati

Indonesia.

Mekanisme penyebab terpecahnya benua ini bisa diterangkan oleh Teori Tektonik
Lempeng sebagai berikut :
1.

Penyebab dari pergerakan benua-benua dimulai oleh adanya arus


konveksi (convection current) dari mantle (lapisan di bawah kulit bumi yang
berupa lelehan). Arah arus ini tidak teratur, bisa dibayangkan seperti
pergerakan udara/awan atau pergerakan dari air yang direbus. Terjadinya
arus konveksi terutama disebabkan oleh aktivitas radioaktif yang
menimbulkan panas.

2.

Dalam kondisi tertentu dua arah arus yang saling bertemu bisa
menghasilkan arus interferensi yang arahnya ke atas. Arus interferensi ini
akan menembus kulit bumi yang berada di atasnya. Magma yang
menembus ke atas karena adanya arus konveksi ini akan membentuk
gugusan pegunungan yang sangat panjang dan bercabang-cabang di
bawah permukaan laut yang dapat diikuti sepanjang samudera-samudera
yang saling berhubungan di muka bumi. Lajur pegunungan yang berbentuk
linear ini disebut dengan MOR (Mid Oceanic Ridge atau Pematang Tengah
Samudera) dan merupakan tempat keluarnya material dari mantle ke dasar
samudera. MOR mempunyai ketinggian melebihi 3000 m dari dasar laut

dan lebarnya lebih dari 2000 km, atau melebihi ukuran Pegunungan Alpen.
Batuan dasar samudera yang baru terbentuk itu lalu menyebar ke arah
kedua sisi dari MOR karena desakan dari magma mantle yang terusmenerus dan juga hanyut oleh arus mantle. Lambat laun kerak samudera
yang terbentuk di pematang itu akan bergerak terus menjauh dari daerah
poros pematang dan mengarungi samudera. Gejala ini disebut dengan
Pemekaran Lantai Samudera (Sea Floor Spreading).
3.

Keberadaan busur kepulauan dan juga busur gunung api serta palung
Samudera yang memanjang di tepi-tepi benua merupakan fenomena yang
dapat dijelaskan oleh Teori Tektonik Lempeng yaitu dengan adanya proses
penunjaman (subduksi). Oleh karena peristiwa Sea Floor Spreading maka
kerak samudera akan bertemu dengan kerak benua sehingga kerak
samudera yang mempunyai densitas lebih besar akan menunjam ke arah
bawah kerak benua.

Gambar 6
Konsep tektonik lempeng

KESIMPULAN

Dalam pembentukan bumi dipengaruhi oleh adanya tenaga geologi, tenaga


geologi ini dapat diklasifikasikan menjadi dua macam berasal dari asalnya yaitu
tenaga yang berasal dari dalam bumi disebut tenaga endogen sedangkan tenaga
yang berasal dari luar bumi disebut tenaga eksogen, dimana kedua tanaga
tersebut sifatnya saling berlawanan. Tenaga endogen

mempunyai sifat

membangun sedangkan tenaga eksogen bersifat merusak.


Tenaga endogen merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi yang
bersifat membangun tidak merusak. Tenaga endogen dapat membentuk relief di
permukaan bumi. Tenaga endogen yang mengarah secara vertikal akan
memberikan suatu tonjolan ke atas berupa kubah ataupun tonjolan dan bahkan
bisa memberikan suatu pegunungan.
Tenaga eksogen bisa didefinisikan sebagai tenaga yang berasal dari luar
bumi yang bersifat merusak permukaan bumi, seperti contohnya air, sinar
matahari, angin, organisme baik hewan maupun tumbuhan, Gaya eksogen bisa
juga dikatakan sebagai gaya yang bekerja pada permukaan bumi yang berasal
dari luar sebagai akibat adanya aktivitas diatasnya. Gaya ini dapat memberikan
efek sebagai perusakan ataupun pengubahan muka bumi melalui proses
pelapukan, tanah longsor, erosi, dan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Andra.2012.GayaGayaGeologi.http://geologyandmining.blogspot.com/2012/0
4/gaya-gaya-geologi.html.( Diakses tanggal 29 April 2014 ) online.
Doni.TeoriLempengTektonik.http://wong168.wordpress.com/2012/04/25/teorilempeng-tektonik.html.( Diakses 29 April 2014 ) online.

Anda mungkin juga menyukai