NIM
Makul
: Farhandika Akbar
: K2514031
: Korosi
PENGENDALIAN KOROSI
Proses korosi tidak dapat dicegah, karena reaksi korosi merupakan reaksi yang nilai
perubahan entalpi reaksinya negatif. Menurut termodinamika, reaksi semacam ini adalah
reaksi yang berlangsung secara spontan. Oleh sebab itu, proses terkorosinya logam oleh
lingkungannya adalah proses yang spontan dan tidak dapat dicegah terjadinya.
Proses korosi bisa dikendalikan sehingga kecepatan reaksinya tidak secepat jika tidak
dilakukan upaya penanggulangan. Usaha-usaha penanggulangan korosi dapat dibedakan ke
dalam tiga kategori, yaitu :`
A. Perencanaan / Desain
Usaha penanggulangan korosi sebaiknya sudah dilakukan sejak tahapan desain
proses. Ahli-ahli korosi sebaiknya ikut dilibatkan dalam desain proses dari sejak
pemilihan proses, penentuan kondisi-kondisi prosesnya, penentuan bahan-bahan
konstruksi, pemilihan lay-out, saat konstruksi sampai tahap start-upnya.
Konstruksi yang sesuai dapat menghindarkan sebagian besar kerusakan akibat
korosi. Komponen-komponen harus dirancang sedemikian sehingga tidak terdapat
tekukan yang dapat menampung air kondensasi. Dua jenis logam yang letaknya
berjauhan di dalam deretan tegangan, tidak boleh dihubungkan satu sama lain tanpa
adanya penyekat yang memadai di antaranya. Pemilihan bahan yang harus diperhatikan.
Biasanya penambahan elemen paduan memperbaiki sifat tahan korosi. Dengan
memadukan kromium sebanyak minimal 12%, baja menjadi nirkarat. Namun patut
diperhatikan pula bahwa pada setiap konstruksi ada perbandingan yang layak antara
harga bahan dan manfaat ekonomis konstruksi tersebut.
Di antara cara-cara penanggulangan korosi dari segi desain yang sering
digunakan adalah:
1. Isolasi alat dari lingkungan korosif
2. Mencegah hadir/terbentuknya elektrolit
B. Pembuatan
Bahan konstruksi harus dipilih yang tahan korosi. Apalagi jika lingkungannya
korosif. Ketahanan korosi masing-masing bahan tidak sama pada berbagai macam
lingkungan. Mungkin sesuatu bahan sangat tahan korosi dibanding bahan-bahan lain
pada lingkungan tertentu. Tetapi bahan yang sama mungkin adalah yang paling rawan
korosi pada lingkungan yang berbeda dibanding dengan bahan-bahan yang lain.
Beberapa contoh bahannya antara lain :
1. Baja karbon
Logam struktur sering digunakan dengan menggunakan baja karbon karena
baja karbon secara ekonomis relatif murah, banyak sekali variasi jenis baja karbon
dan dapat di kerjakan untuk permesinan, pengelasan dan dibentuk dalam berbagai
bentuk. Beberapa jenis baja karbon dapat terjadi korosi perapuhan hidrogen
(hydrogen embrittlement, korosi seragam, stress corrosion, korosi galvanik dan
sebagainya
2. Baja stainless
Umumnya sebagai alternatif pengganti baja karbon. Banyak jenis baja
stainless yaitu martensitic stainless steel, ferritic stainless steel, austenitic stainless
steel dan precipitation-hardening stainless steel. Umumnya austenitic stainless steel
(seri 300) dengan unsur pembentuk utama besi dan unsur krom 18% dan nikel 8%.
Jenis ini tahan terhadap korosi secara umumnya. Tapi kurang tahan terhadap korosi
sumuran, korosi celah dan korosi retak tegang pada beberapa lingkungan
3. Paduan aluminium
Paduan aluminium umumnya digunakan di bidang penerbangan, otomotif dan
sebagainya dikarenakan mempunyai ketahanan terhadap korosi atmosfer, sayangnya
sifat protektif dari lapisan film oksida aluminium yang membentuk paduan dapat
pecah secara lokal dan akan mengakibatkan kegagalan korosi pada lokasi pecahnya
lapisan protektif itu. Lapisan protektif atau lapisan pasif yang pecah akan
mengakibatkan jenis korosi batas butir (intergranular corrosion) sehingga selanjutnya
Paduan aluminium
Lingkungan
Larutan NaCl.H2O
Larutan NaCl
Air laut
Udara, uap air ``
Uap dan larutan Amonia
Amina
Paduan tembaga
Air,uap air
Paduan emas
Larutan FeCl3
Asam asetat-larutan garam
Larutan NaOH
Baja biasa
Larutan NaOH-Na2SiO2
Kalsium, ammonium, dan larutan sodium
nitrat
C. Perawatan
1. Perlakuan Lingkungan
Upaya perlakuan lingkungan ini sangat penting dalam penanggulangan korosi
di industri. Lingkungan yang korosif diupayakan menjadi tidak atau kurang korosif.
Ada dua macam cara perlakuan lingkungan yaitu:
a. Pengubahan media/elektrolit
Misalnya penurunan suhu, penurunan kecepatan alir, penghilangan
oksigen atau oksidator, pengubahan konsentrasi.
b. Penggunaan inhibitor
Suatu inhibitor kimia adalah suatu zat kimia yang dapat menghambat atau
memperlambat suatu reaksi kimia. Secara khusus, inhibitor korosi merupakan suatu zat
kimia yang bila ditambahkan kedalam suatu lingkungan tertentu, dapat menurunkan laju
penyerangan lingkungan itu terhadap suatu logam. Atau inhibitor dapat berarti senyawa
yang jika ditambahkan dalam jumlah kecil pada suatu sistem korosi dapat meminimalkan
laju korosi pada konsentrasi tertentu (Escalante, 1990 dan Uhlig, 2004).
Sejumlah inhibitor menghambat korosi melalui cara adsorpsi untuk membentuk suatu
lapisan tipis yang tidak nampak dengan ketebalan beberapa molekul saja, ada pula yang
karena pengaruh lingkungan membentuk endapan yang nampak dan melindungi logam
dari serangan yang mengkorosi logamnya dan menghasilkan produk yang membentuk
lapisan pasif, dan ada pula yang menghilangkan konstituen yang agresif.
Inhibitor dibagi atas 6 jenis, yaitu inhibitor yang memberikan pasivasi anodik, pasivasi
katodik, inhibitor ohmik, inhibitor organik, inhibitor pengendapan, dan inhibitor fasa
uap.
Sebagian besar, korosi menyerang benda yang bersifat logam. Proses korosi
logam berlangsung secara elektrokimia yang terjadi secara simultan pada daerah anoda
dan katoda yang membentuk rangkaian arus listrik tertutup. Korosi merupakan
pembebasan oksidatif yang terjadi pada suatu luas permukaan logam. (Atkins. 1999). Hal
inilah yang banyak dijadikan dasar utama pembahasan mengenai peran inhibitor korosi,
terutama korosi logam.
Inhibitor pada korosi logam ada dua jenis, yaitu anorganik dan organik. Fosfat,
kromat, dikromat, silikat, borat, tungstat, molibdat danarsenat adalah beberapa senyawa
anorganik yangdigunakan sebagai inhibitor pada korosi logam (Wiston, 2000). Inhibitor
organik adalah senyawaheterosiklik yang mengandung atom nitrogen, sulfuratau oksigen
yang mempunyai pasangan electron bebas (Stupnisek-Lisac dkk, 2002). Inhibitor korosi
logam yang paling efektif adalah senyawa-senyawa organik. Hal ini disebabkan karena
senyawa organik memiliki pasangan elektron bebas pada rantai karbonnya atau pada
sistem rantai aromatiknya yang dapat berikatan dengan muatanpositif logam, sehingga
terjadi adsorpsi antara permukaan logam dengan inhibitor. Adsorpsi ini akan membentuk
lapisan pelindung pada logam akibat adanya fisisorpsi atau akan membentuk khelat
pembatas yang tak larut akibat adanya kemisorpsi, yang menghindarkan logam kontak
langsung dengan media korosif (Free, 2004 danZhang dkk, 2004).
Suatu inhibitor kimia adalah suatu zat kimia yang dapat menghambat atau
memperlambat suatu reaksi kimia. Secara khusus, inhibitor korosi merupakan suatu zat
kimia yang bila ditambahkan kedalam suatu lingkungan tertentu, dapat menurunkan laju
penyerangan lingkungan itu terhadap suatu logam.
1) Pada prakteknya, jumlah yang di tambahkan adalah sedikit, baik secara kontinu
maupun
periodik
menurut
suatu
selang
waktu
tertentu.
Adapun
mekanisme
kerjanya
dapat
dibedakan
sebagai
berikut
:
Inhibitor teradsorpsi pada permukaan logam, dan membentuk suatu lapisan tipis
dengan ketebalan beberapa molekul inhibitor. Lapisan ini tidak dapat dilihat oleh
mata biasa, namun dapat menghambat penyerangan lingkungan terhadap logamnya.
2) Melalui pengaruh lingkungan (misal pH) menyebabkan inhibitor dapat mengendap
dan selanjutnya teradsopsi pada permukaan logam serta melidunginya terhadap
korosi. Endapan yang terjadi cukup banyak, sehingga lapisan yang terjadi dapat
teramati oleh mata.
3) Inhibitor lebih dulu mengkorosi logamnya, dan menghasilkan suatu zat kimia yang
kemudian melalui peristiwa adsorpsi dari produk korosi tersebut membentuk suatu
lapisan pasif pada permukaan logam.
4) Inhibitor menghilangkan kontituen yang agresif dari lingkungannya.
Berdasarkan sifat korosi logam secara elektrokimia, inhibitor dapat mempengaruhi
polarisasi anodik dan katodik. Bila suatu sel korosi dapat dianggap terdiri dari empat
komponen yaitu: anoda, katoda, elektrolit dan penghantar elektronik, maka inhibitor
korosi memberikan kemungkinan menaikkan polarisasi anodik, atau menaikkan
polasisasi katodik atau menaikkan tahanan listrik dari rangkaian melalui pembentukan
endapan tipis pada permukaan logam. Mekanisme ini dapat diamati melalui suatu
kurva polarisasi yang diperoleh secara eksperimentil.
Jenis
Baja karbon
~10
~1
~0,5
Timbal perak
Grafit
0,06-0,12
0,05
Lingkungan tanah
Resistivitas
Anoda
< 150
Al
< 500
Zn
> 500
Mg
<1500
Zn (dengan backfill)
Mg (-1,5 V)
<4000
Mg (-1,5 V)
(dengan backfill)
>4000
Mg (-1,7 V)
(dengan backfill)
Proteksi katodik sangat efektif untuk melindungi korosi eksternal pada pipa
saluran yang berada di bawah tanah atau dibawah air laut. Namun penggunaan metoda
ini dapat menimbulkan masalah baru yang harus dipertimbangkan, seperti arus sesat
(stray-current) yang justru dapat meningkatkan laju korosi pada logam lain di sekitar
logam yang dilindungi, melepuhnya permukaan logam (blistering), retak pada
struktur, rusaknya lapisan cat, dan apabila dilakukan pada alumunium maka dapat
merusak lapisan pasif. Proteksi anodik adalah metoda perlindungan logam terhadap
korosi dengan cara merubah potensial logam menjadi lebih positif. Metoda ini juga
digunakan untuk melindungi korosi internal pada tangki atau vessel, namun hanya
efektif jika logam dan lingkungan dapat membentuk lapisan pasif. Biaya instalasi,
maintenance, dan power yang cukup besar merupakan parameter yang harus
dipertimbangkan ketika memilih metoda ini.
TABEL PERBANDINGAN ANTARA ANODA KORBAN DAN ARUS TANDING
Anoda korban (sacrificial anode)
pemasangan
Jangkauan terbatas
Jangkauan jauh
merusak
3. Pelapisan
Metode pelapisan atau coating adalah suatu upaya mengendalikan korosi
dengan menerapkan suatu lapisan pada permukaan logam besi. Misalnya,dengan
pengecatan atau penyepuhan logam. Penyepuhan besi biasanya menggunakan
logam krom atau timah. Kedua logam ini dapat membentuk lapisan oksida yang
tahan terhadap lapisan film permukaan dari oksida logam hasil oksidasi yang
tahan terhadap korosi lebih lanjut. Logam seng juga digunakan untuk melapisi
besi (galvanisir),tetapi seng tidak membentuk lapisan oksida seperti pada krom
dan timah,melainkan berkarbon demi besi. Ada dua macam cara pelapisan, yaitu :
b. Pelapisan Organik