Penyakit yang satu ini adalah merupakan salah satu penyakit jantung yang
banyak menimbulkan kematian, bahkan seringkali menimbulkan kematian mendadak bila tidak
segera mendapatkan penanganan serta pengobatan yang tepat dan cepat. Infark miokard akut ini
atau disebut juga dengan AMI (akut miokard infark) adalah sebuah kondisi kematian pada
miokard (otot jantung) akibat dari aliran darah ke bagian otot jantung terhambat atau juga
terganggu. Infark miokard akut ini disebabkan adanya penyempitan atau pun sumbatan pembuluh
darah koroner. Dan pembuluh darah koroner ini adalah pembuluih darah yang memberikan
makan
serta
nutrisi
ke
otot
jantung
untuk
menjalankan
fungsinya.
ETIOLOGI
Pada umumnya etiologi dari infark miokard akut didasari oleh adanya aterosklerotik pembuluh
darah koroner. Nekrosis miokard akut hampir selalu terjadi akibat penyumbatan total arteri
koronaria oleh trombus yang terbentuk pada plak aterosklerosis yang tidak stabil, juga sering
mengikuti
ruptur
plak
pada
arteri
koroner
dengan
stenosis
ringan
50-60%
Kerusakan miokard terjadi dari endokardium ke epikardium, menjadi komplit dan irreversibel
dalam 3 4 jam. Secara morfologis, infark miokard akut ini dapat terjadi secara transmural
atau subendocardial. Akut Miokard Infark transmural mengenai seluruh bagian dari dinding
miokard dan juga terjadi pada daerah distribusi suatu arteri koroner. Sebaliknya pada kejadian
Akut Miokard Infark subendocardial nekrosis terjadi hanya pada bagian dalam dinding ventrikel
jantung.
Etiologi infark miokard akut ini pada dasarnya adalah terjadi bila suplay oksigen yang tidak
sesuai dengan kebutuhan tidak tertangani dengan baik sehingga hal tersebut bisa menyebabkan
kematian daripada sel-sel jantung tersebut. Jadi karena adanya hal yang menyebabkan gangguan
dalam oksigenasi jantung.Gangguan oksigenasi dapat terjadi karena beberapa faktor dan
diantaranya yaitu :
1.
Berkurangnya
daripada
suplay
oksigen
ke
miokard
itu
sendiri.
Pada orang normal meningkatnya kebutuhan oksigen mampu dikompensasi dengan baik
yaitu dengan meningkatkan denyut jantung untuk meningkatkan cardiac out put. Akan tetapi jika
orang tersebut telah mengidap penyakit jantung, maka mekanisme kompensasi ini justru pada
akhirnya makin memperberat kondisinya karena hal tersebut otomatis akan membuat kebutuhan
oksigen semakin meningkat, sedangkan dari suplai oksigen itu sendiri tidak bertambah.
Oleh karena itu segala aktivitas yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan oksigen akan
memicu terjadinya infark miokard ini. Aktifitas yang memicu terjadinya akut miokard infark
diantaranya yaitu aktifitas yang berlebihan, emosi, makan terlalu banyak dan lain-lain. Hipertropi
miokard ini bisa memicu terjadinya infark karena semakin banyak sel yang harus disuplay
oksigen, sedangkan asupan oksigen itu sendiri menurun akibat dari pemompaan yang tidak
efektif.
PATOFISIOLOGI
Dua jenis kelainan yang terjadi pada AMI adalah komplikasi hemodinamik dan aritmia. Segera
setelah terjadi akut miokard infark maka pada daerah miokard setempat tersebut akan
memperlihatkan penonjolan sistolik ( diskinesia ) dengan akibat penurunan ejection fraction
(EF), isi sekuncup ( stroke volume ) dan peningkatan volume akhir diastolik ventrikel kiri.
Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri tinggi dengan akibat tekanan atrium kiri juga naik.
Peningkatan tekanan atrium di atas 25 mmHg yang lama akan menyebabkan transudasi cairan ke
jaringan interstisium paru ( gagal jantung ).
Pemburukan hemodinamik ini bukan saja karena disebabkan oleh daerah infark, akan tetapi juga
daerah iskemik di sekitarnya itu. Miokard yang masih relatif baik akan mengadakan kompensasi,
khususnya dengan bantuan rangsangan adrenergik, untuk mempertahankan curah jantung, tetapi
dengan akibat peningkatan kebutuhan oksigen miokard. Kompensasi ini jelas tidak akan
memadai bila daerah yang bersangkutan juga mengalami iskemia atau bahkan fibrotik. Bila
infark kecil dan miokard yang harus berkompensasi masih normal, pemburukan hemodinamik
akan minimal.
Sebaliknya bila infark luas dan miokard yang harus berkompensasi sudah buruk akibat iskemia
atau infark lama, tekanan akhir diastolik ventrikel kiri akan naik dan gagal jantung terjadi.
Sebagai akibat Akut Miokard Infark sering terjadi perubahan bentuk serta ukuran ventrikel kiri
dan tebal jantung ventrikel baik yang terkena infark maupun yang non infark. Perubahan tersebut
menyebabkan remodeling ventrikel yang nantinya akan mempengaruhi fungsi ventrikel dan
timbulnya aritmia.
Bila infark miokard akut makin tenang fungsi jantung akan membaik walaupun tidak diobati. Hal
tersebut disebabkan karena daerah-daerah yang tadinya mengalami iskemik akan mengalami
perbaikan. Daerah-daerah yang alami diskinetik akibat akut miokard infark ini akan menjadi
akinetik, karena terbentuk jaringan parut yang kaku. Miokard yang sehat dapat pula mengalami
hipertrofi. Sebaliknya, perburukan hemodinamik akan terjadi bila iskemik terjadi secara
berkepanjangan atau infark ini semakin meluas. Terjadinya penyulit mekanis seperti rupture
septum ventrikel, regurgitasi mitral akut dan aneurisma ventrikel akan memperburuk faal
hemodinamik jantung.
Aritmia merupakan penyulit akut miokard infark tersering dan terjadi terutama pada menit-menit
atau jam-jam pertama setelah terjadinya serangan jantung. Hal tersebut disebabkan oleh karena
adanya perubahan-perubahan masa refrakter, daya hantar rangsangan dan kepekaan terhadap
rangsangan. Sistem saraf otonom juga berperan besar terhadap terjadinya aritmia ini. Pasien
infark miokard akut inferior umumnya mengalami peningkatan tonus parasimpatis dengan akibat
kecenderungan bradiaritmia meningkat, sedangkan peningkatan tonus simpatis pada infark
miokard akut inferior akan mempertinggi kecenderungan fibrilasi ventrikel dan perluasan dari
infark tersebut.
TANDA DAN GEJALA.
Keluhan yang khas ialah nyeri dada retrosternal, seperti diremas-remas, ditekan, ditusuk, panas
atau ditindih barang berat. Nyeri dada (angina pektoris) dapat menjalar ke lengan (umumnya
kiri), bahu, leher, rahang, bahkan ke punggung dan epigastrium. Angina pektoris berlangsung
lebih lama dan tak responsif dengan nitrogliserin. Kadang-kadang terutama pada pasien dengan
diabetes dan orang tua, tidak ditemukan nyeri sama sekali. Nyeri dapat disertai perasaan mual,
muntah,
sesak,
pusing,
keringat
dingin,
berdebar-debar
atau
terjadi
sinkope.
Pasien sering terlihat dan tampak ketakutan. Walaupun infark miokard akut ini dapat merupakan
manifestasi pertama penyakit jantung koroner namun bila anamnesis dilakukan teliti hal ini
sering sebenarnya sudah didahului keluhan-keluhan angina, perasaan tidak enak di dada atau
epigastrium.
Kelainan pada pemeriksaan fisik tidak ada yang spesifik dan dapat normal. Dapat ditemui Bunyi
Jantung yakni S2 yang pecah, paradoksal dan irama gallop. Adanya krepitasi basal menunjukkan
adanya bendungan paru-paru. Takikardia, kulit yang pucat, dingin dan hipotensi ditemukan pada
kasus yang relatif lebih berat, kadang-kadang ditemukan pulsasi diskinetik yang tampak atau
berada di dinding dada pada infark miokard akut inferior.
PEMERIKSAAN PENUNJANG.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dalam rangka menegakkan diagnosa infark miokard akut
ini diantaranya yaitu dengan :
1. EKG. Pada EKG 12 lead, jaringan iskemik tetapi masih berfungsi akan menghasilkan
perubahan gelombang T, menyebabkan inervasi saat aliran listrik diarahkan menjauh dari
jaringan iskemik, lebih serius lagi, jaringan iskemik akan mengubah segmen ST yang
menyebabkan depresi ST. Pada infark, miokard yang mati tidak mengkonduksi listrik dan
gagal untuk repolarisasi secara normal, hal tersebut akan mengakibatkan elevasi segmen
ST. Saat nekrosis terbentuk, dengan penyembuhan cincin iskemik disekitar area nekrotik,
gelombang Q terbentuk. Area nekrotik adalah jaringan parut yang tak aktif secara
elektrikal, tetapi zona nekrotik akan menggambarkan perubahan gelombang T saat
iskemik terjadi lagi. Pada awal infark miokard, elevasi ST disertai dengan gelombang T
tinggi. Selama berjam-jam atau berhari-hari berikutnya, gelombang T membalik. Sesuai
dengan umur infark miokard, gelombang Q menetap dan segmen ST kembali normal.