Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

MESIN INDUSTRI PERTANIAN


PENGOLAHANTANAMAN TEBU DI PG REJO AGUNG BARU,
PT PABRIK GULARAJAWALI I, MADIUN, JAWA TIMUR

Disusun Oleh :
Nama : Amri Situmorang
NIM : 11/314047/TP/10041

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Agroindustri merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh
pemerintah ataupun masyarakat umum untuk meningkatkan pendapatan.
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pihak pihak yang akan
mendirikan suatu agroindustri seperti proses produksi. Proses produksi ini
meliputi beberapa kegiatan seperti proses pengadaan bahan baku, pengolahan,
sampai penyimpanan.
Kegiatan pengadaan bahan baku ini bisa dilakukan dengan cara
membeli kepada pihak lain atau dapat dilakukan dengan cara memproduksi
bahan baku tersebut secara mandiri. Dengan membeli bahan baku dari pihak
lain, bisa dikatakan biaya produksi yang dibutuhkan akan lebih tinggi
daripada memproduksi bahan baku secara mandiri.
Pengadaan bahan baku secara mandiri menuntut suatu perusahaan harus
mengerti tentang proses produksi bahan baku tersebut seperti proses
persiapan lahan, perawatan komoditas sampai panen. Dikarenakan jumlah
bahan baku yang dibutuhkan dalam jumlah banyak, maka proses produksi
harus dilakukan dalam skala besar. Oleh karena itu, dibutuhkan mesin-mesin
produksi pertanian dalam pengerjaan proses produksi ini seperti traktor,
mesin perawatan, mesin pemanen hingga pompa mekanis.
Oleh karena itu sebagai mahasiswa Teknik Pertanian, dibutuhkan suatu
pengetahuan tentang mesin mesin produksi yang ada di suatu pabrik atau
perkebunan agar dapat meningkatkan pemahaman tentang mesin mesin
produksi yang ada di pabrik atau perkebunan.
1.2 TUJUAN
1. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang mesin mesin produksi yang
ada di suatu pabrik atau perkebunan.
2. Memberikan pemahaman tentang kendala kendala yang terjadi ketika
proses produksi dilaksanakan.

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


PG Rejo Agung Baru ini dibangun pada tahun 1894 oleh NV Handel
MT. Kian Gwan, sebuah perusahaan yang didirikan oleh Oei Tjie Sien (18351900). Oei Tjien Sien merupakan salah satu imigran yang berasal dari Tongan, Distrik Chuanchou, Provinsi Fukien, Tiongkok. Tidak seperti kebanyakan
orang Tionghoa yang datang ke Nusantara pada abad 19, Tjie Sien lebih
berpendidikan. Ia sempat mengenyam pendidikan dasar China di masa
remajanya. Alasan inilah, ia kerap terlibat dalam pemberontakan di sana,
sehingga ia harus melarikan diri dari Tiongkok. Sekitar 1858, dia datang ke
Semarang, dan memulai jualan kecil-kecilan. Semarang merupakan tempat
yang cocok bagi orang Tionghoa yang ingin berdagang, karena ketika Tjie
Sien tiba, Semarang merupakan kota perdagangan yang besar di seluruh
Pulau Jawa.
Akhirnya, usaha kecil-kecilan yang telah dirintis oleh Tjie Sien menjadi
besar, dan ia menjadi pengusaha yang sukses. Kesuksesan ini menular ke
anak keduanya, Oei Tiong Ham, karena bagaimana pun juga Kian Gwan turut
membentuk dasar untuk karier bisnisnya di kemudian hari. Pada pertengahan
1890-an, ketika Oei Tiong Ham masih berada di pertengahan dua puluh, yang
beberapa tahun sebelum ayahnya meninggal, ia mulai membeli pabrik gula.
Kian Giam sendiri, akhirnya berubah menjadi Oei Tiong Ham Concern
setelah diambil alih kepemimpinannya. Oei Tiong Ham Concern menjadi
induk perusahaan dengan status kepemilikan 100 persen swasta, dan
sekaligus menjadi kerajaan bisnis Oei Tiong Ham yang berpusat di Semarang.
Tetapi bidang usahanya merambah kemana-mana terutama di Surabaya,
Madiun, Surakarta hingga Batavia.
Dialah, seperti orang Belanda bilang, sebagai satu-satunya De Groote
Suiker Baronnen atau Raja Gula Kenamaan. Oei Tiong Ham mempunyai 8
orang istri, dan anaknya berjumlah 26 orang.Setelah Indonesia merdeka,
terjadi perubahan yang mendasar di pelbagai segi kehidupan. Tak terkecuali
bidang ekonomi. Pada tahun 1961, seluruh perusahaan Oei Tiong Ham
Concern

dinasionalisasi

oleh

Pemerintah

Republik

Indonesia

(RI)

berdasarkan keputusan Pengadilan Ekonomi Semarang Nomor 32 Tahun 1961


tertanggal 10 Juli 1961, dan untuk selanjutnya operasional perusahaan tetap
berjalan di bawah pengawasan Menteri atau Jaksa Agung.
Pada 20 Juli 1963, pengelolaan seluruh aset perusahaan eks Oei Tiong
Ham Concern diserahterimakan dari Menteri/Jaksa Agung RI kepada Menteri
Urusan Pendapatan Pembiayaan dan Pengawasan (P3) yang sekarang
dinamakan Kementerian Keuangan.
Pada tahun 1964, Departemen Keuangan membentuk perusahaan
dengan nama PT. Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN)
Rajawali Nusantara Indonesia dengan status Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dengan tugas melanjutkan aktivitas usaha eks Oei Tiong Ham
Concern. Sehubungan hal tersebut, badan hokum PG Rejo Agung Baru
berubah menjadi NV PG Rejo Agung Baru, dan pada tahun 1974, PT. PPEN
Rajawali Nusantara Indonesia disesuaikan badan hukumnya menjadi
perusahaan perseroan dengan nama PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI)
serta ditetapkan bahwa seluruh saham PG Rejo Agung Baru menjadi milik
PT. RNI, sedangkan nama PG Rejo Agung Baru berubah menjadi PT. PG
Rejo Agung Baru.
Pada tahun 1996, seiring dengan perkembangan globalisasi dari AFTA
yang akan masuk dalan industri gula maka untuk mengantisipasi tersebut
pihak manajemen PT. RNI mengadakan serangkaian perubahan kebijakan,
seperti nama berubah menjadi PT. PG Rajawali I-Unit PG Rejo Agung Baru.
Semenjak 1998 sampai sekarang, kapasitas pabrik ditingkan menjadi
4.500 TCD (tahun 2008) dan sistem pemurnian dirubah menjadi sistem
sulfitasi, dan saat ini PG Rejo Agung Baru memiliki kapasitas giling sebesar
6.000 TCD.
PG Rejo Agung Baru sekarang menjadi salah satu perusahaan terbesar
di Kota Madiun yang bergerak di bidang industri pertanian. Pabrik ini, selain
berdiri di atas lahan yang lebih dari satu hektar ini, juga memiliki lahan
pertanian tebu di berbagai kecamatan se-Kabupaten Madiun.
Berdasarkan perjalanan sejarahnya, PG Rejo Agung Baru ini
merupakan salah satu bangunan cagar budaya (BCB) yang terdapat di Kota
Madiun yang harus dilindungi

2.2 Latar Belakang Perusahaan


PT. PG. Rajawali I pada awalnya merupakan penggabungan Pabrik
Gula Krebet Baru dan Pabrik Gula Rejo Agung Baru, yang merupakan anak
perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia. Penggabungan kedua PG
tersebut dilakukan di tahun 1995. Dalam menjalankan usahanya, PT PG
Rajawali I sebagai kantor pusat berkedudukan di jalan Undaan Kulon No.5759 Surabaya - Jawa Timur, sedangkan unit-unit dan anak perusahaan tersebar
di wilayah Jawa Timur. Sebagai perusahaan yang dinamis senantiasa
memproyeksikan adanya pertumbuhan. Agar dapat mencapai angka
pertumbuhan yang memadai produk-produk yang dihasilkan harus memiliki
daya saing. Untuk itu semua unit usaha telah melakukan berbagai upaya
meningkatkan efisiensi dan produktifitas dengan tetap mengutamakan
keunggulan kualitas produk yang dihasilkan serta peningkatan kualitas
pelayanan menuju kepada pelayanan yang menggembirakan pelanggan.
Upaya pemberdayaan unit-unit di lingkungan PT PG Rajawali I
diwujudkan dalam program jangka pendek dan jangka panjang (5 tahun),
yang meliputi :
1. Pemantapan Core business
2. Optimalisasi pemanfaatan asset dan pemanfaatan kapasitas idle
3. Peningkatan produktivitas dan efisiensi
4. Peningkatan kualitas produk
5. Implementasi/Inovasi teknologi baru
BAB III
PROSES PENGOLAHAN TANAMAN TEBU

Di PT. PG. Rejo Agung Baru Madiun terdapat delapan bagian atau urutan
yang berkaitan dengan proses produksi gula, yaitu:
3.1 Bagian Emplasment
Yaitu bagian halaman yang luas di sekitar pabrik yang di pakaiuntuk tempat
melakukan kegiatan yang ada di luar pabrik, meliput:
1. Pengangkut Tebu
Tebu yang sudah dipanen akan diangkut ke emplasment menggunakan lori atau
truk.

2. Penimbang Tebu
Tebu yang diangkut menggunakan truk atau lori harus ditimbang terlebih dahulu
sebelum digiling. Hal ini dilakukan untuk mengetahui berat tebu yang
biasanya berkisar antara 50-80 kwintal.
3. Penampung Tetes
Penampung tetes adalah tempat dimana untuk menampung tetestebu
sebelum ada yang membeli dan untuk menghindari adanya pencemaran
lingkungan atau polusi yang dapat mengganggu daerah sekitar pabrik.
4. Gudang Penyimpanan Gula
Tempat ini digunakan sebagai penampung produk gula yang dihasilkan pabrik
sebelum dipasarkan untuk menjaga kualitas gula agar tetap baik.
5. Gudang Ampas Tebu
Tempat dimana ampas tebu disimpan dan digunakan untuk bahan bakar ketel pada
waktu akan mulai giling atau dalam masa giling.
3.2 Bagian Gilingan
Gilingan di pabrik gula intinya berfungsi untuk memisahkan nira yang
masih terkandung dalam tebu dan ampasnya, pada prinsipnya proses gilingan ada
dua tahap, yaitu:
1. Tahap pengolahan tebu
Tebu ditimbang terlebih dahulu, kemudian diangkat lori/truk menuju bagian
penggilingan dan dalam keadaan hanya batang tebu. Kemudian tebu tersebut di
angkut dengan cane untuk dimasukan ke meja tebu yang selanjutnya
dibawa ke can emenuju mesin pemotong tebu (cane cutter ), pada cane
cutter terdapat 32 buah pisau dengan panjang 500 mm, lebar 200 mm, tebal
19 mm terbuat dari bahan plat kapal. Kecepatan penggerak motor
listrik dengan operasional amperenya maksimal 700A. Disini terjadi proses
pemotongan tebu untuk mendapatkan tebu yang pendek. Setelah tebu terpotong
pendek-pendek kemudian menuju unigrator. Unigrator bentuknya mirip
dengan cane cutter yang terdiridari as yang diberi banyak holder , tapi pada
holder tersebut tidak terpasang pisau-pisau melainkan hammer pemukul
yang berfungsi untuk memukul tebu menjadi serabut-serabut untuk
meringankan kinerja gilingan, unigrator terdiri dari 40 buah hammer, rpm
unigrator 630/ms, panjang 500 mm, lebar 100 mm, tebal 25 mm dan terbuat
dari bahan plat kapal.

2. Pemerahan nira (extrasion of juice)


Pemerahan nira dilakukan pada mesin gilingan, yang mana terdiri dari 3 buah roll.
Yang pertama dan kedua adalah roll muka dan roll belakang yang mempunyai
ketinggian dan arah putaran yang sama, sedangkan roll ketiga roll atas arahnya
berlawanan dengan roll muka dan belakang. Jarak roll belakang harus lebih kecil
dari roll atas dan roll di muka agar nira dapat mengalir kedepan, bila
mengalir ke belakang maka nira tebu akan terpisah oleh ampas yang
mengalami penekanan. Pada pabrik gula PT. PG. Rejo Agung Baru Madiun
ada dua line atau jalur gilingan yaitu gilingan timur dan gilingan barat.
a. Gilingan Barat
Gilingan barat digerakan oleh steam turbin dengan steam pressure 21 bar
atau 21 kg/cm yang meliputi unigrator dan unit gilingan untuk memerah
tebu. Cara yang dipakai yaitu melihat puteran turbin yang disesuaikan
dengan ketebalan ampas yang melalui gilingan. Pada line ini terdapat
terdapat tachometer, yaitu alat pengukur puteran yang berfungsi
mengontrol besarnya puteran steam turbin.Pada unigrator dipasang tacho
generator yang berukuran kecil yang berfungsi sebagai sensor puteran
pada unigrator. Bila tebu yang masuk melebihi kapasitas maka puteran
mesin turbin akan turun, sehingga tegangan listrik pada tacho
generator kecil yang kemudian memberi sensor pada speed control agar
mengurangi kecepatan cane carier.
b. Gilingan timur
Pada bagian gilingan ini digerakan oleh motor listrik 500kw yang
terdiri dari cane cutter unigrator dan 4buah gilingan.Unigrator digerakan
oleh turbin yang berkekuatan 700 hp.
3.3 Bagian Pemurnian
Bagian pemurnian ini bertujuan untuk memisahkan kotoran-kotoran yang
terkandung dalam nira mentah. Pada bagian pemurnian ini nira dari DS screen
akan masuk menuju bak bolougne nira.Untuk mengetahui jumlah nira tidak lagi
ditimbang tetapi diukur dengan magnetic flow meter, setelah itu nira dimasukan
pada juice heater I yang berfungsi untuk menaikkan temperatur nira menjadi
70o C-80o C, pada juice heater I nira akan dibawa menuju ke defikator I yang
berfungsi menaikan pH nira dibawah 7 menjadi pH normal.Setelah itu masuk

ke defikator II yang berfungsi menaikan pH 7 menjadi pH 9 dengan cara


menambahkan susu kapur dan selanjutnyaakan dimasukan ke sulfur tower
yang akan terjadi proses sulfitasi Iyaitu pencampuran nira dengan memberi
gas SO2 (belerang) sehingga didapatkan kadar pH 7.Setelah mengalami
prosessulfur tower lalu masuk ke flash tank akan terjadi proses pencampuran
nira dengan SO2 (susu kapur) lebih maksimal. Hasil dari flash tank dibawa
menujusingle trayuntuk mengendapkan kotoran dalam nira. Setelah nira bersih
akan dimasukan ke DSM Screenuntuk disaring dan hasilnya dimasukan keclear
juice tank yang nantinya dari clear juice tank akan dimasukan ke juice heater II
untuk mengulangi proses pemanasan sampai dengan suhu 110oC yang
bertujuan untuk membunuh bakteri. Kemudian nira dimasukan ke clarifier untuk
proses penyaringan nira. Dari clarifier didapatkan nira jernih dan endapan.
Nira jernih dimasukan ke evaporator, sedangkan endapan dibawa ke Vacuum Filter
dimanaakan terjadi proses pengepresan dan penyaringan yang menghasilkan
blotong.
3.4 Bagian Penguapan
Pada bagian ini nira encer mengalami proses penguapan secara bertahap. Pada bagian
ini terdapat empat tahap pemanasan yangberbeda pada posisi vakum atau
dibawah tekanan atmosfer untuk menghindari terjadi karamelisasi (gosong)
pada larutan gula pekat.Pada PT. PG. Rejo Agung Baru Madiun dibagian penguapan
menggunakan dua seri dengansystem quadrup leefek, sehingga jumlah penguapan ada
10 buah. Nira encer mengalami penguapan pada evaporator sehingga
kepekaaan nira menjadi 30-32 BE (break),kemudian keluar dari evaporator
nira dipompa menuju badan penguap I timur dan dan penguap II barat.
3.5 Bagian Masakan
Proses selanjutnya adalah nira akan masuk ke sulfitasi tahap II,dengan
menggunakan SO2, setalah dari sulfitasi tahap II akan masuk pertama kali
pada pan masakan A. Bibit gula dalam masakan A adalah gula hasil proses
masakan C, dengan ukuran sekitar 0,4 mm. Hasil panmasakan A adalah
Kristal gula A dan stroop A. Gula A akan langsung dimasukan ke palung
pendingin, dan terjadi proses penurun suhu. Kemudian dimasukan ke stasiun

puteran menghasilkan gula putih dan larutan klare. Gula putih akan
dikeringkan dan dikemas sebagai gula produk. Stroop A masih banyak
mengandung sukrosa yang belummenjadi kristal. Stroop A digunakan untuk bahan
pada proses masakan C. Pada proses masakan C adalah gula D dengan ukuran
Kristal 0,22 mm. Proses masakan berlangsung seperti masakan A,karena
kandungan sukrosa stroop A sudah menurun, maka proses pada masakan C
membutuhkan waktu lebih lama. Gula C diambil dengan cara sentrifugasi,
sedangkan stroop nya digunakan untuk bahan baku pada masakan D.Masakan
D menggunakan bahan baku campuran stroop C dan stroop A. Proses masak D
berlangsung jauh lebih lama disbanding masak A, karena tingkat kemurnian
sukrosa bahan yang digunakan rendah. Khusus untuk masakan D, setelah
turun dari bejana masak dilanjutkan dengan kristalisasi lanjut dengan
pendinginan di palung pendingin kurang lebih 24 jam. Setelah dipisahkan di
mesinsentrifugal, gula D dilebur kembali dan dicampur dengan nira kentaldan
stroop D atau lebih dikenal dengan tetes.
3.6 Bagian Puteran
Pada stasiun puteran terdapat dua jenis puteran yaitu puteran rendah dan
puteran tinggi A, dan puteran B, puteran C dan puteran D.Masing-masing
puteran berjumlah 3 unit yang dioperasikan secara otomatis. Pada puteran C
jumlahnya 3 unit dan dioperasikan secara otomatis dan bekerja secara terus
menerus.Puteran D dibagi menjadi 2 yaitu D1 dan D2. D1 bekerjasecara
manual. Bagian puteran ini berfungsi sebagai pemisah Kristal gula dengan
stroop, cara pemisahanya dengan prinsip gaya sentrifugal dimana stroopakan terpisah
sedangkan kristal gula akan berkumpul dipenyaringan.
Berikut adalah cara kerja masing-masing puteran:
a. Puteran A
Puteran A berfungsi untuk memisahkan Kristal dengan stroop lalu diputar
selama (kurang lebih) 3 menit kemudian keluar menuju talang goyang.
Sisanya menuju mixer lalu menuju puteran SHS untuk dicampur dan
disemprot air. Mascui termasuk ke tromol untuk proses pemutaran
(kurang lebih) 3 menit kemudian keluar menuju talang goyang dan sisanya
menuju mixer, setelah menuju puteran SHS untuk dicampur dan disemprot

dengan air. Kemudian menuju prosespemutaran dan disemprot lagi


menuju steam.
b. Puteran B
Prinsip kerjanya mirip dengan puteran A. Hasil gula puteran B dicampur
dengan gula dari puteran A. Campuran ini lalu diolah lagi puteran stroop
B ditampung dalam bak stroop B lalu dipompa untuk masuk puteran C.
c. Puteran C
Puteran C berjumlah 3 unit yang fungsinya untuk memisahkan gula C dari
stroop C. Puteran ini bekerja secara terus-menerus.Mascuite dari palung
pendingin masakan C dialirkan kescrew conveyor di atas mesin
puteran,mascuite dialirkan ke dalam puteran secara terus-menerus, di
dalamnya juga dialirkan air guna meringankan kerja dari puteran. Hasil
gula C lalu dipompa palung einword untuk bibit masakan Adan B.
Stroopnya dipakai untuk masakan D, Puteran C dilengkapi dengan alat
pengatur mascuite.
d. Puteran D
Pada bagian ini ada dua tingkatan yaitu D1 terdiri darienam unit dan D2
terdiri dari tiga unit. Puteran D ini bekerja secara manual. Mascuite dari
masakan D ini kemudian ditampung dalam bak pendingin, lalu dialirkan
lagi ke palung pendingin bernomor 20, 21, 22 dan 23. Untuk meringankan
sirkulasi kerja puteran maka ditambahkan air, hasil gula D1 dipompakan
ke puteran D2 dan tetes dipompakan ke D2, tetesan yang keluar dari
konveyor dan dipompakan ke peti peleburan.
e. Puteran SHS
Prinsip Kerja SHS secara discontinue (batch ) dengan jumlah 3 buah
berfungsi memisahkan campuran gula A dan B menjadi gula SHS yang
merupakan hasil produksi kerja puteran SHS sama dengan puteran A dan
B.
3.7 Talang Goyang
Bentuk konstruksi dari talang goyang yaitu dengan menggunakan kayu sebagai
penyangga:
a. Bucket Elevator

Yaitu alat yang berfungsi untuk mengangkut dan memasukkan gula dari
talang goyang ke zilo.
b. Zilo
Yaitu alat yang berfungsi untuk menampung gula produksi sebelum
dimasukkan kedalam karung penyimpanan.
Adapun fungsi talang goyang yaitu :
1.
2.
3.
4.

Distribusi atau membawa gula dari puteran SHS ke Bucket Elevator.


Penyaringan gula halus dan gumpalan.
Memisahkan atau menghancurkan gumpalan gula menjadi kristal.
Dengan bentuk yang dirancang beralur alur memanjang diharapkan kristal
gula segera mengering.

3.8 Bagian Packing (Pengepakan)


Bagian ini adalah proses terakhir dari pembuatan gula. Pada bagian ini gula yang
sudah di proses pada talang goyang akan diayak dan terbagi menjadi gula halus dan gula
yang masih menggumpal. Gula yang halus di kemas dalam plastik ukuran 1 kg
dan karung ukuran 50 kg. Setelah diisi gula 50 kg karung dijahit dan diangkut
menggunakan lori ke gudang penyimpanan gula PG. Rejo Agung Baru. Gula yang
masih menggumpal akan diproses ulang menjadi gula halus.

BAB IV
KESIMPULAN

a. PT PG Rajawali I, Pabrik Gula Rejo Agung Baru dibangun pada tahun 1894.
Berlokasi di Kel. Patihan, Kec. Manguharjo, kota Madiun, Jawa Timur dan
merupakan perusahaan penghasil Gula Kristal Putih.
b. Di PT. PG. Rejo Agung Baru Madiun terdapat delapan bagian atauurutan yang
berkaitan dengan proses produksi gula, yaitu bagian Emplasment (Penerimaan
Buah), bagian Gilingan, bagian Pemurnian, bagian Penguapan, bagian
Masakan, bagian Puteran, Talang Goyang, dan bagian Packing.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/119284242
http://pgrajawali1.co.id/index.php?
option=com_content&task=blogcategory&id=28&Itemid=82
http://kekunaan.blogspot.co.id/2014/02/pg-rejo-agung-baru.html

Anda mungkin juga menyukai