Bab 3 Tambahan
Bab 3 Tambahan
KEJANG
3.1.1
Definisi
Kejang adalah manifestasi klinis khas yang berlangsung secara intermitten
dapat berupa gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik, sensorik, dan atau
otonom yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik yang berlebihan di neuron
otak.1,2
3.1.2
Kriteria kejang
Diagnosis kejang ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
penunjang, sangat penting membedakan apakah serangan yang terjadi adalah kejang
atau serangan yang menyerupai kejang. Perbedaan diantara keduanya adalah pada
tabel 1 berikut:
Tabel 1. Perbedaan anatara kejang dan serangan yang menyerupai kejang.
3.1.3
Klasifikasi kejang
Setelah diyakini bahwa serangan ini adalah kejang, selanjutnya perlu
ditentukan jenis kejang. Saat ini klasifikasi kejang yang umum digunakan adalah
Klasifikasi kejang
I. Kejang Partial
Manifestasi
- Kejang dengan kesadaran utuh
- Dimulai pada korteks serebrum
- Gejala tergantung pd lokasi dikorteks motorik/sensorik
Dapat
mencakup
otomatisme
atau
gerakan
aromatic
II. Kejang
Umum/
Generalisata
KejangAbsens/pettit mal
Kejang Mioklonik
Kejang
MioklonikLanjutan
Kejang Tonik-Klonik
Tonik
a.
Klonik
Kejang Atonik
b.
Fleksi lengan
c.
Ekstensi tungkai
d.
e.
f.
dan torso.
Hilangnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan
kelopak mata turun, kepala menunduk atau jatuh ke tanah.
Etiologi kejang
Langkah selanjutnya, setelah diyakini bahwa serangan saat ini adalah kejang
3. Dewasa muda
4. Dewasa lanjut
Pada bayi-bayi kecil seringkali gejala meningitis tidak jelas, sehingga pungsi
lumbal harus dilakukan pada bayi berumur kurang dari 6 bulan dan dianjurkan untuk
yang berumur kurang dari 18 bulan. Berdasarkan penelitian, cairan serebrospinal yang
abnormal umumnya diperoleh pada anak dengan kejang demam yang:
- Memiliki tanda peradangan selaput otak (contoh: kaku kuduk)
- Mengalami komplex partial seizure
- Kunjungan ke dokter dalam 48 jam sebelumnya (sudah sakit dalam 48 jam
sebelumnya)
- Kejang saat tiba di IGD
- Keadaan post ictal (pasca kejang) yang berkelanjutan. Mengantuk hingga sekitar 1
jam setelah kejang demam adalah normal.
- Kejang pertama setelah usia 3 tahun.
Pada anak dengan usia lebih dari 18 bulan, pungsi lumbal dilakukan jika
tampak tanda peradangan selaput otak, atau ada riwayat yang menimbulkan
kecurigaan infeksi sistem saraf pusat. Pada anak dengan kejang demam yang telah
menerima terapi antibiotik sebelumnya, gejala meningitis dapat tertutupi, karena itu
pada kasus seperti itu lumbal pungsi sangat dianjurkan untuk dilakukan.8,9
Pada bayi kecil, klinis meningitis tidak jelas, maka tindakan pungsi lumbal
dikerjakan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Bayi < 12 bulan
: diharuskan.
: dianjurkan.
meningitis.
Bila secara klinis yakin bukan meningitis, maka tidak perlu dilakukan pungsi
lumbal.8,9
elektroensefalografi
(EEG)
tidak
dapat
memprediksi