Anda di halaman 1dari 13

PENYAKIT BATU GINJAL

TUGAS GIZI KESEHATAN MASYARAKAT

PENYAKIT BATU GINJAL


PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG
Batu ginjal merupakan salah satu gangguan eliminasi urine. Batu ginjal ini telah menjadi
masalah perkemihan yang cukup serius di Indonesia. Angka kejadian batu ginjal di Indonesia
tahun 2002 berdasarkan data yang dikumpulkan dari rumah sakit di seluruh Indonesia adalah
sebesar 37.636 kasus baru, dengan jumlah kunjungan sebesar 58.959 orang, sedangkan jumlah
pasien yang dirawat adalah sebesar 19.018 orang, dengan jumlah kematian adalah sebesar 378
orang. Data-data tersebut membuktikan bahwa batu ginjal merupakan masalah kesehatan yang
harus mendapat perhatian khusus bagi semua individu terutama perawat sebagai salah satu dari
tim kesehatan. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa keperawatan seharusnya memiliki
pengetahuan yang cukup tentang batu ginjal yang mencakup definisi, patogenesis, timbulnya
tanda dan gejala, serta asuhan keperawatan yang sesuai pada klien yang mengalami batu ginjal.
Dengan pengetahuan tersebut, diharapkan ketika nantinya menjadi perawat, mahasiswa
keperawatan dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut pada klien sehingga dapat mengurangi
masalah umum batu ginjal di Indonesia maupun di dunia.

B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud dengan batu ginjal?
Apa saja jenis-jenis batu ginjal?
Apa saja faktor-faktor penyebab batu ginjal?
Bagaimana patogenesis batu ginjal?
Apa saja tanda dan gejala penyakit batu ginjal?
Bagaimana diagnosa penyakit batu ginjal?
Bagaimana pencegahanpenyakit batu ginjal?

C.
1.
2.

TUJUAN
Mengetahui apa itu penyakit batu ginjal
Mengetahui jenis-jenis batu ginjal

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Mengetahui faktor-faktor penyebab batu ginjal


Mengetahui patogenesis batu ginjal
Mengetahui tanda dan gejala penyakit batu ginjal
Mengetahui diagnosa penyakit batu ginjal
Mengetahui pengobatan penyakit batu ginjal
Mengetahui pencegahan penyakit batu ginjal
Mengetahui prevalensi penyakit batu ginjal di Indonesia
Mengetahui hubungan gizi dengan penyakit batu ginjal

BAB II
PEMBAHASAN
I.

PENGERTIAN
Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebihbatu di dalam pelvus atau

calyces ginjal atau di saluran kemih. Batu ginjal didalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah
masa keras seperti batu yang terbentuk disepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri,
perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk didalam ginjal (batu

ginjal) maupun didalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini
disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitilis).
II.

JENIS-JENIS BATU GINJAL


Batu ginjal mempunyai banyak jenis dan nama dan kandungan zat penyusunnya yang

berbeda-beda. Ada empat jenis utama dari batu ginjal yang masing-masing cenderung memiliki
penyebab yang berbeda, diataranya :
a.

Batu kalsium
Sekitar 75 sampai 85 persen dari batu ginjal adalah kalsium. Batu ini biasanya kombinasi dari
kalsium dan oksalat, timbul jika kandungan zat itu terlalu banyak didalam urin, selain itu jumlah
berlebihan vitamin D, menyebabkan tubuh terlalu banyak menyerap kalsium.
Kalsium oksalat adalah yang paling banyak menyebabkan batu saluran kemih (70-75%), batu
terdiri dari kalsium oksalat, laki-laki 2 kali lebih sering daripada wanita. Angka kejadian
tertinggi usia 30-50 tahun. Batu kalsium oksalat terjadi karena proses multifaktor, kongenital dan
gangguan metabolik sering sebagai faktor penyebab. . Batu ini kadang-kadang di jumpai dalam
bentuk murni atau juga bisa dalam bentuk campuran, misalnya dengan batu kalsium oksalat, batu
kalsium fosfat atau campuran dari kedua unsur tersebut.

Terbentuknya batu tersebut

diperkirakan terkait dengan kadar kalsium yang tinggi di dalam urine atau darah dan akibat dari
a.

dehidrasi. Batu kalsium oksalat terbagi menjadi dua tipe, yaitu:


Whewellite (Ca Ox Monohidrate), berbentuk padat, warna cokat/

hitam dengan konsentrasi

b.

asam oksalat yang tinggi pada air kemih.


Kombinasi kalsium dan magnesium menjadi weddllite (Ca Ox

Dihidrat): batu berwarna

kuning, mudah hancur daripada whewellite.


b. Batu asam urat
Batu ini terbentuk dari asam uric, produk sampingandari metabolism protein.
Lebih dari 15% batu saluran kemih dengan komposisi asam urat. Pasien biasanya berusia 60
tahun. Pada pasien berusia lebih muda biasanya juga menderita kegemukan. Laki-laki lebih
sering daripada wanita. Batu asam urat dibentuk hanya oleh asam urat. Diet menjadi risiko
penting terjadinya batu tersebut. Diet dengan tinggi protein dan purin serta minuman beralkohol
meningkatkan ekskresi asam urat sehingga pH air kemih menjadi rendah. Batu asam urat ini
adalah tipe batu yang dapat dipecah dengan obat-obatan. Sebanyak 90% akan berhasil dengan
terapi kemolisis. Analisis darah dan air kemih pada batu asam urat: asam urat >380 mol/dl (6,4
c.

mg/100 ml), pH air kemih 5,832.


Batu struvite

Mayoritas ditemukan pada wanita, batu struvite biasamya diakibatkan infeksi saluran kencing
kronis, disebabkan bakteri. Batu ini jika membesarakan menyebabkan kerusakan serius pada
ginjal.
Batu struvit disebut juga batu infeksi, karena terbentuknya batu ini disebabkan oleh adanya
infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan kuman pemecah urea (urea
splitter)yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi bersuasana basa
melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Kuman yang termasuk pemecah urea antara lain
Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas, dan Staphiloccocus. Ditemukan
sekitar 15-20% pada penderita BSK. Infeksi saluran kemih terjadi karena tingginya konsentrasi
ammonium dan pH air kemih >7. Pada batu struvit volume air kemih yang banyak sangat penting
untuk membilas bakteri dan menurunkan supersaturasi dari fosfat.
d. Batu cysteine
Batu ini mewakili sekitar 1 persen dari batu ginjal. Ditemukan pada orang dengan kelainan
genetic, sehingga ginjal kelebihan jumlah asam amino.
Batu Cystine terjadi pada saat kehamilan, disebabkan karena gangguan ginjal. Frekuensi
kejadian 1-2%. Disebabkan faktor keturunan dan pH urine yang asam. Selain karena urine yang
sangat jenuh, pembentukan batu dapat juga terjadi pada individu yang memiliki riwayat batu
sebelumnya atau pada individu yang statis karena imobilitas. Memerlukan pengobatan seumur
hidup, diet mungkin menyebabkan pembentukan batu, pengenceran air kemih yang rendah dan
asupan protein hewani yang tinggi menaikkan ekskresi sistin dalam air kemih.
e. Batu kalsium fosfat
Dua macam batu kalsium fosfat terjadi tergantung suasana pH air kemih. Karbonat apatite
(dahllite) terbentuk pada pH>6,8 dengan konsentrasi kalsium yang tinggi dan sitrat rendah.
Seperti pada batu kalsium oksalat, batu kalsium fosfat juga merupakan batu campuran. Terjadi
pada suasana air kemih yang alkali atau terinfeksi. Terjadi bersama dengan struvit. Brushite
(kalsium hydrogen fosfat) terbentuk pada pH air kemih 6,5-6,8 dengan konsentrasi kalsium dan
fosfat yang tinggi. Batu ini mempunyai sifat keras dan sulit dipecah dengan lithotripsy, cepat
terbentuk dengan angka kekambuhan yang tinggi.
III.

FAKTOR PENYEBAB TERBENTUKNYA BATU GINJAL


Batu (kalkulus) ginjal adalah batu yang terdapat di mana saja di saluran kemih. Batu yang

paling sering dijumpai tersusun dari kristal-kristal kalsium. Terdapat sejumlah tipe batu ginjal
dan ukurannya dapat berkisar dari kecil hingga sebesar batu staghorn (batu menyerupai tanduk

rusa) yang dapat merusak system kolektivus. Biasanya batu ginjal terdiri atas garam kalsium
(oksalat dan fosfat) atau magnesium fosfat dan asam urat.
Penyebab batu ginjal adalah idiopatik. Akan tetapi, terdapat factor predisposisi seperti jenis
makanan yang dikonsumsi, Infeksi Saluran Kemih (ISK), volume air yang diminum, kelainan
metabolisme, usia, jenis kelamin,genetik, aktivitas, konsumsi vitamin dan obat-obatan tertentu,
dan berat badan. Batu ginjal biasanya terdiri dari kalsium oksalat.
Terbentuknya batu ginjal sangat erat kaitannya dengan peningkatan pH urine (pada batu
kalsium bikarbonat), atau sebaliknya penurunan pH urine (pada batu asam urat). Segala sesuatu
yang menyebabkan terhambatnya aliran urine dan menyebabkan statis urine (tidak ada
pergerakan pada urine) di bagian mana saja di saluran kemih, meningkatkan pembentukan batu
karena dapat menyebabkan pengendapan zatorganik dan mineral.
a. Faktor intrinsik
1) Umur
Penyakit batu ginjal umumnya terjadi pada mereka yang berusia antara 30-60 tahun.
Penyebab pastinya belum diketahui, kemungkinan disebabkan karena adanya perbedaan faktor
sosial ekonomi, budaya, dan diet.
2) Jenis kelamin
Penyakit ini lebih sering diderita oleh kaum pria daripada wanita, dengan perbandingan
3:1. Hal ini disebabkan oleh anatomis saluran kemih pada pria lebih panjang daripada wanita,
didalam urin pria kadar kalsium lebih tinggi sedangkan pada wanita kadar sitrat lebih tinggi,
hormone testosterone pada pria dapat meningkatkan produksi eksalat endogen di hati, dan
hormone esterogen pada wanita dapat mencegah agregasi garam kalsium.
3) Genetik
Terdapat orang orang tertentu yang memiliki kelainan atau gangguan ginjal sejak dilahirkan,
meskipun kondisi ini jarang ditemui. Penderita kelainan ini, sejak usia anak-anak sudah memiliki
kecenderungan yang mudah mengendapkan garam dan memudahkan terbentuknya batu. Oleh
karena fungsi ginjalnya yang tidak normal, maka proses pengeluaran urine pun mengalami
ganggguan karena urinenya banyak mengandung zat kapur, sehingga mudah mengendapkan
batu.
b. Faktor ekstrinsik
1) Jumlah air yang diminum
Kurangnya asupan cairan dalam tubuh akan memicu terjadinya batu ginjal. Selain itu
banyaknya mengonsumsi air yang mengandung kadar kalsium tinggi akan memicu terjadinya

batu ginjal. Kurang mengkonsumsi air putih menyebabkan system metabolism tubuh tidak
berjalan dengan optimal. Ginjal memerlukan cairan dalam jumlah yang cukup banyak untuk
menguraikan zat-zat terurai dalam tubuh. Setidaknya minumlah 2 liter air dalam sehari agar
volume urine bertambah dan mengurangi konsentrasi mineral dan garam.
2) Iklim dan temperature
Iklim panas dan temperatur yang tinggi akan memicu terjadinya batu ginjal hal ini
disebabkan karena paparan sinar ultraviolet tinggi yang akan memicu terjadinya dehidrasi dan
peningkatan vitamin D3 yang memicu peningkatan ekskresi kalsium dan oksalat. Selain itu,
Temperatur yang tinggi akan meningkatkan jumlah keringat dan meningkatkan konsentrasi air
kemih. Konsentrasi air kemih yang meningkat dapat menyebabkan pembentukan kristal air
kemih.
3) Aktivitas
Faktor pekerjaan dan olah raga dapat mempengaruhi terbentuknya batu ginjal. Risiko
penyakit ini bertambah tinggi pada orang dengan aktivitas yang jarang berolahraga atau tidak
banyak bergerak, serta pada orang yang pekerjaannya terlalu banyak duduk. Hal ini dikarenakan
aktivitas yang kurang aktif menyebabkan kurang lancarnya peredaran darah maupun urine,
sehingga mudah terbentuk batu ginjal. Selain itu, pola hidup yang aktif dapat membantu
pembentukan kalsium menjadi tulang. Sebaliknya, gaya hidup yang kurang bergerak dapat
mendorong kalsium beredar dalam darah dan berisiko menjadi Kristal kalsium.
4) Berat badan
Risiko penyakit batu ginjal juga lebih tinggi pada orang dengan berat badan berlebih
(obesitas) karena pada orang dengan berat badan berlebih dapat menyebabkan kelainan
metabolism sehingga mudah mengendapkan garam-garam kalsium.
5) Diet
Diet yang mengandung banyak purin, oksalat, dan kalsium akan memicu terjadinya batu
ginjal. Protein yang tinggi terutama protein hewani dapat menurunkan kadar sitrat air kemih,
akibatnya kadar asam urat dalam darah akan naik.
6) Geografi
Pada beberapa daerah kasus batu ginjal cukup tinggi dibandingkan daerah lain sehingga
dikenal dengan sabuk batu ( stone belt ). Biasanya daerah ini berada di dataran tinggi atau daerah
pegunungan. Hal ini terjadi karena air yang dikonsumsi mengandung mineral seperti phosphor,
kalsium, magnesium, dan sebagainya.
7) Kebiasaan menahan BAK (Buang Air Kecil)

Kebiasaan menahan BAK akan menimbulkan statis urin yang dapat berakibat timbulnya
Infeksi Saluran Kemih (ISK). ISK yang disebabkan oleh kuman dapat menyebabkan
terbentuknya jenis batu struvit.
8) Makanan dan minuman
Sebagian besar penyakit batu ginjal disebabkan oleh makanan dan minuman. Terutama pada
makanan dan minuman yang tinggi kadar kalsium oksalat dan fosfat yang mudah mengkristal
dalam ginjal, juga pada makanan yang banyak mengandung asam urat. Selain itu, mengkonsumsi
makanan yang tinggi kadar garam mengakibatkan tingginya kadar garam dalam urine yang
menyebabkan mudahnya terbentuk batu ginjal.
Untuk mencegah terbentuknya batu ginjal, sebaiknya kurangi makanan yang mengandung
garam, serta makanan dengan kadar oksalat tinggi, seperti kacang-kacangan, bayam, ubi, cabai,
tahu dan tempe, buncis, kentang, jeruk, anggur dan stroberi. Makanan yang mengandung kalsium
tinggi sepertikol, lobak, brokoli, sarden dan keju jika dikonsumsi berlebihan juga dapat
mempermudah terbentuknya batu ginjal. Makanan dengan kadar purin yang tinggi juga
sebaiknya dihindari, seperti pada ikan laut, hati goreng, usus goreng, ikan sarden dan jeroan yang
dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.
Selain itu, sebaiknya juga tidak mengkonsumsi susu dan produk berkalsium tinggi secara
berlebihan. Kelebihan kadar kalsium akan diekskresikan melalui urine sehingga meningkatkan
resiko terbentuknya batu ginjal.
9) Infeksi Saluran Kemih (ISK)
ISK dapat terjadi pada ureter, kandung kemih, maupun uretra. Penyebab utama ISK
adalah bakteri E.coli yang hidup pada kotoran dan usus besar. ISK banyak menyerang wanita
karena vagina lebih rentan terhadap pertumbuhan bakteri dibanding pria. Infeksi ini akan
meningkatkan terbentuknya zat organik. Kemudian, zat ini dikelilingi mineral yang mengendap.
Pengendapan mineral akibat infeksi ini akan meningkatkan alkalinitas urine dan menyebabkan
pengendapan kalsium fosfat dan magnesium ammonium fosfat.
10) Vitamin dan obat-obatan
Pembentukan batu ginjal juga dapat disebabkan oleh konsumsi vitamin C dan D serta
suplemen yang mengandung kalsium secara berlebihan. Hal ini dikarenakan vitamin C dan D
yang dikonsumsi berlebihan dapat mempermudah pengkristalan kalsium oksalat. Mengkonsumsi
3 atau 4 gram vitamin C dan 400 IU vitamin D setiap hari sudah cukup memenuhi kebutuhan

tubuh. Obat-obatan antasida yang dikonsumsi dalam jangka panjang juga berkontribusi terhadap
terbentuknya batu ginjal.
Sebaliknya, komsumsi vitamin A adalah penting karena vitamin A yang dikonsumsi
dalam kadar yang tepat dapat mencegah terbentuknya batu ginjal serta menyehatkan fungsi
system urine. Selain vitamin A, vitamin B6 dan magnesium juga baik dikonsumsi untuk
mengurangi kadar kalsium dalam urine.
IV.

PATOFISIOLOGI
Mekanisme terbentuknya batu pada saluran kemih atau dikenal dengan urolitiasis belum
diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor predisposisi dan teori tentang terjadinya batu

antara lain :
a. Teori pembentukan inti. Teori ini mengatakan bahwa pembentukan batu berasal dari kristal
atau benda asing yang berada dalam urin yang pekat. Teori ini ditentang oleh beberapa argumen,
dimana dikatakan bahwa batu tidak selalu terbentuk pada pasien dengan hiperekresi atau mereka
dengan resiko dehidrasi. Tambahan, banyak penderita batu dimana koleksi urin 24 jam secara
komplit normal. Teori inti matrik : Pembentukan batu saluran kemih membutuhkan adanya
substansi organic sebagai pembentuk inti. Substansi organic terutama muko protein A
mukopolisakarida yang akan mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi pembentuk batu.
b. Teori supersaturasi :peningkatan dan kejenuhan substansi pembentukan batu dalam urin seperti
sistin, xastin, asam urat, kalsium oksalat mempermudah terbentuknya batu. Kejenuhan ini juga
sangat dipengaruhi oleh pH dan kekuatan ion.
c. Teori presipitasi-kristalisasi :Perubahan pH urin akan mempengaruhi solubilitas substansi
dalam urin. Di dalam urin yang asam akan mengendap sistin, xastin, asam urat, sedang didalam
urin yang basa akan mengendap garam-garam fosfat.
d. Teori berkurangnya faktor penghambat :Mengatakan bahwa tidak adanya atau berkurangnya
substansi penghambat pembentukan batu seperti fosfopeptida, pirofosfat, polifosfat, asam
mukopolisakarida dalam urin akan mempermudah pembentukan batu urin. Teori ini tidaklah
benar secara absolut karena banyak orang yang kekurangan zat penghambat tak pernah
menderita batu, dan sebalinya mereka yang memiliki faktor pengahmbat berlimopah membentuk
batu.
e. Teori lain adalah : Berkurangnya volume urin : Kekurangan cairan akan menyebabkan
peningkatan kosentrasi zat terlarut (missal; kalsium, natrium, oksalat dan protein) yang mana ini
dapat menimbulkan pembentukan kristal diurin).

V.

TANDA DAN GEJALA


a. Nyeri
Nyeri

disebabkan karena

batu menyumbat saluran kemih, setelah itu obstruksi

berkembang yang menghasilkan peningkatan tekanan hidrostatik dan pembesaran pelvis ginjal
dan proksimal ureter.
b. Mual dan muntah
Nyeri sangat parah akibat batu ginjal bisa menyebabkan rasa mual bahkan muntah. Bila
nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan diseluruh area kostovertebratal juga bisa
menyebabkan mual dan muntah. Serta adanya obstruksi saluran kemih bagian atas (ginjal dan
ureter) dapat menyebabkan mual yang disertai muntah.
c. Hematuria
Adanya gesekan antara batu ginjal dengan saluran kemih yang dilewati akan menyebabkan
darah ikut keluar bersama urin atau sering disebut dengan hematuria.
d. Sering berkemih
Saluran kemih yang teriritasi membuat penderita merasa ingin berkemih lebih sering dari
biasanya.
e. Demam dan mengigil
Kondisi ini terjadi karena adanya infeksi di saluran kemih yang disebabkan oleh iritasi batu
ginjal.
VI.

DIAGNOSA
Batu yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara tidak sengaja pada
pemeriksaan analisa air kemih rutin (urinalisis). Batu yang menyebabkan nyeri biasanya
didiagnosis berdasarkan gejala kolik renalis, disertai dengan adanya nyeri tekan di punggung dan
diselangkangan atau nyeri di daerah kemaluan tanpa penyebab yang jelas.
Ansalisa air kemih mikroskopik bisa menunjukan adanya darah, nanah atau batu kristal
yang kecil. Biasanya tidak perlu dilakukan pemeriksaan lainya, kecuali jika nyeri menetap lebih
dari beberapa jam atau diagnosisnya belum pasti. Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu
menegakan diagnosis adalah pengumpulan air kemih 24 jam dan pengambilan contoh darah
untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat dan bahan lainya yang bisa menyebabkan
terjadinya batu. Rontgen perut bisa menunjukan adanya batu kalsium dan batu struvit.

Pemeriksaan laina yang mungkin perlu dilakukan adalah urografi intravena dan urografi
retrograde.
VII.

PENGOBATAN
Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu

pengeluaran batu. Jika batu telah keluar, maka tidak perlu lagi dilakukan pengobatan segera.
Nyeri akibat kolik bisa dikurangi dengan obat pereda nyeri.
Sedangkan batu di dalam ginjal atau bagian ureter paling atas yang berukuran 1 cm atau
kurang seringkali bisa dipecahkan oleh extraxcorporeal shock wave lithotripsy (ESWL). ESWL
adalah terapi yang menggunakan gelombang kejut (shock wave),yang ditembakkan dari luar
tubuh kearah batu ginjal sampai batu ginjal tersebut hancur dan ukuran serpihanya cukup kecil
hingga dapat dikeluarkan secara natural melaluai urin. Terapi ini dikatakan sebagai terapi noninvasive, karena tidak memerlukan pembedahan atau memasukan alat kedalam tubuh pasien .
Tingkat keberhasilan terapi ESWL antara 60-90%. Tingkat keberhasilanya sangat ditentukan
diantaranya oleh besar, jenis serta lokasi dari batu ginjal tersebut.
Terkadang sebuah batu diangkat melalui suatu sayatan kecil di kulit (Percutaneous
Nephrolithotomy atau PNL) atau dengan memasukan alat melalui saluran kemih (Uteroscopy
URS). Terapi PNL dan URS dikatakan sebagai terapi minimal- invasive karena memerlukan
sedikit pembedahan dengan memasukan alat kedalam tubuh untuk menghancurkan dan
mengeluarkan batu ginjal. Dalam terapi PNL,guid wire dimasukan melalui kulit dekat pinggang
kemudian dengan membuang lubang kecil menembus masuk ke dalam ginjal sampai
menemukan posisi batu ginjal Sejenis tabung kecil kemudian dimasukan sepanjang guid wive
untuk membuat tunnel, dimana nantinya lewat tunnel ini dimasukkan instrumen kecil untuk
menghancurkan batu ginjal dan mengeluarkan serpihanya. Sedangkan URS prinsip kerjanya
mirip dengan PNL, namun dalam URS digunakan alat yang ditanamkan ureteroscopes, dimana
alat ini dimasukan melalui urethra (saluran kencing), kemudian melalui bladder (kandung kemih)
dan ureter (saluran kemih), sampai menemui posisi batu ginjal. Dan sebagai pilihan terakhir
adalah operasi terbuka.
Dari beberapa terapi di atas, ESWL merupakan terapi pilihan pertama untuk kasus umum
penanganan batu gnjal dikarenakan keamanan, keefektifan serta kefleksibelannya terhadap posisi
batu ginjal. Dari segi keamanan dan kenyamanan, pasien yang diterapi dengan ESWL pada

umumnya tidak memerlukan obat bius atau penahan sakit saat terapi dilakukan, dan sudah dapat
melakukan aktifitas seperti biasa dalam satu atau dua hari setelah terapi.
Terapi PNL hanya efektif untuk penanganan batu ginjal yang masih berada dalam ginjal
atau yang berada pada ureter bagian atas. Sedangkan terapi URS efektif pada batu ginjal yang
berada pada ureter bagian bawah atau pada kandung kemih.

Terapi PNL dan URS

memerlukan waktu pemulihan sekitar satu sampai dua minggu, dan waktu pemulihan yang lebih
panjang dibutuhkan lagi bagi pasien yang menjalani operasi terbuka, yaitu sekitar 6 minggu.
Walaupun ESWL telah terbukti keandalanya, namun masih menyisakan beberapa
tantangan. Diantaranya adalah rendahnya tingkat keberhasilan ESWL (denganm satu kali
tindakan) pada pasien yang memiliki batu ginjal dengan diameter lebih dari dua sentimeter, dan
pada batu yang berjenis selain itu masih didapatinya laporan terrjadinya injury pada ginjal akibat
terapi ini.
VIII.

PENCEGAHAN
Adapun beberapa cara untuk mencegah terbentukna batu ginjal, yaitu:

a.

Mengurangi minuman yang berkalsium tinggi atau minuman bervitamin C tinggi.


Pengkonsumsian yang terlalu sering akan mengakibatkan infeksi pada ginjal dan mengakbatkan

batu ginjal.
b. Mengurangi makanan dan minuman bersuplemen.
c. Mengurangi makanan yang bisa menyebabkan asam urat seperti jeroan sapi,kambing dan lain
sebagainya.Makanan ini banyak mengandung enzim yang bisa menimbulkan endapan pada
ginjal.
d. Hindari diet ketat. Pada umumnya orang yang menjalani diet ketat supaya langsing. Masalahnya
e.
f.
g.
h.
i.

diet ketat seperti itu bisa menimbulkan kristal pada ginjal.


Perbanyak minum air putih minimal 2 liter per hari.
Hindari menahan kencing terlalu lama.
Berolahraga secara teratur.
Mengurangi konsumsi vitamin D secara berlebihan.
Hindari makanan dengan kadar oksalat (kacang-kacangan, bayam, ubi, cabe,dll) , natrium
,kalsium (kol, lobak, brokoli, sarden,dan keju) yang tinggi dan protein hewan dengan purin
tinggi (ikan laut, usus goreng, hati goreng, emping melinjo), karena dapat memicu terbentuknya
batu ginjal /kandung kemih.

IX.

PREVALENSI

Penyakit batu ginjal merupakan masalah kesehatan yang cukup serius, baik di Indonesia
maupun di dunia. Batu ginjal adalah suatu keadaan dimana terdapat satu atau lebih batu di ginjal
maupun di saluran kemih. Batu ginjal banyak diderita oleh laki-laki dengan angka kejadian 3-4
kali lebih banyak dibanding pada wanita. Rentang umur penderita penyakit ini adalah 30-60
tahun. Biasana laki-laki akan mengalami batu ginjal pada umur 40 tahun dan meningkat drastis
saat usia 70 tahun, sedangkan pada wanita pada usia 50 tahun.
Angka kejadian batu ginjal di Indonesia pada 2002 adalah 37.636 kasus baru dengan
julah kunjungan 58.959 orang. Sedangkan jumlah pasien yang dirawat 19.018 orang, dengan
jumlah kematian378 orang. Batu ginjal dapat terus menetap dan perlahan-lahan membesar di
dalam ginjal sehingga menyebabkan permanen pada gunjal.
Prevalensi penyakit batu ginjal 13% pada laki-laki dewasa dan 7% pada perempuan
dewasa. Di Amerika prevalensi batu ginjal bervariasi tergantung ras, jenis kelamin dan lokasi
geografis.Batu ginjal atau kandung kemih ini banyak diderita pada penduduk Afrika dan Asia,
termasuk Indonesia dibandingkan dengan penduduk Amerika dan Eropa.
Beban ekonomi akibat penyakit ini sangat besar. Di USA tahun 2000 biaya total untuk
pengobatan penyakit ini 2,1 milyar dolar, meliputi 971 juta dolar untuk pasien rawat inap, 607
juta dolar untuk pasien rawat jalan dan kunjungan praktek dokter serta 490 juta doar untuk untuk
pelayanan gawat darurat. Angka- anka tersebut menggambarkan kenaikan sebesar 50% bila
dibandingkan dengan tahun 1994. Sayangnya di Indonesia belum ada data mengenai beban biaya
kesehatan untuk batu ginjal dan saluran kemih.
X.

HUBUNGAN GICI DENGAN BATU GINJAL


Sebagian besar penyakit batu ginjal disebabkan oleh makanan dan minuman. Terutama

pada makanan dan minuman yang tinggi kadar kalsium oksalat dan fosfat yang mudah
mengkristal dalam ginjal, juga pada makanan yang banyak mengandung asam urat. Selain itu,
mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar garam mengakibatkan tingginya kadar garam dalam
urine yang menyebabkan mudahnya terbentuk batu ginjal.
Untuk mencegah terbentuknya batu ginjal, sebaiknya kurangi makanan yang
mengandung garam, serta makanan dengan kadar oksalat tinggi, seperti kacang-kacangan,
bayam, ubi, cabai, tahu dan tempe, buncis, kentang, jeruk, anggur dan stroberi. Makanan yang
mengandung kalsium tinggi seperti kol, lobak, brokoli, sarden dan keju jika dikonsumsi

berlebihan juga dapat mempermudah terbentuknya batu ginjal. Makanan dengan kadar purin
yang tinggi juga sebaiknya dihindari, seperti pada ikan laut, hati goreng, usus goreng, ikan
sarden dan jeroan yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.
Selain itu, sebaiknya juga tidak mengkonsumsi susu dan produk berkalsium tinggi secara
berlebihan. Kelebihan kadar kalsium akan diekskresikan melalui urine sehingga meningkatkan
resiko terbentuknya batu ginjal.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges at al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3. Jakarta: EGC.


Kuncoro,

Sri

dan Soenanto,

Hardi.

(2005). Hancurkan Batu Ginjal dengan Ramuan

Herbal. Jakarta: Niaga Swadaya.


Nursalam. (2006). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem perkemihan.
Jakarta: Salemba Medika.
Suddart & Brunner. (2000). Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: Buku Penerbit Kedokteran
EGC.
Tucker, Susan M, dkk. (1998). Standar Perawatan Pasien Proses Keperawatan, Diagnosis, dan
Evaluasi Edisi V. Jakarta: Buku Penerbit Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai