Anda di halaman 1dari 28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN MEDIS
1. Pengertian Nifas
a. Definisi
Masa nifas disebut sebagai masa post partum atau
puerperium adalah masa sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar
lepas dari rahim, sampai 6 minggu berikutnya, disertai pulihnya
kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang
mengalami perubahan (Prawiroharjo, 2006 ).
Masa nifas (Puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Massa nifas berlangsung selama kkira-kira 6
minggu, wanita yang melalui puerperium desebut dengan
puerpurna, puerperium (nifas) berlangsung selama 6 minggu atau
42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat-alat kandungan pada keadaan yang normal (Ambarwati, 2010)
Menurut Manuaba (2010), nifas sampai 48 hari merupakan
puerpurium berlangsung selama 6 minggu sampai 48 hari
merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat
kandungan dalam keadaan normal.
b. Periode Nifas
7

Periode nifas menurut Prawiroharjo (2006), meliputi :


1) Puerperium Dini / Early Puerperium
Kepulihan dimana Ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalanjalan. Ibu dalam keadaan bersih dan boleh bekerja (setelah 40
hari).
2) Puerperium Intermedial
Kepulihan yang menyeluruh alat-alat genital yang lamanya 6-8
minggu
3) Remote Puerperium
Waktu yang diperlukan pulih dan sehat sempurna, terumata bila
selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi,
bisa berminggu-minggu,bulanan, tahunan
c. Fisiologi Nifas
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas menurut
Manuaba (2010), adalah :
Involusi merupakan perubahan sebagai proses kembalinya
alat kandungan dan alat jalan lahir setelah bayi dilahirkan
hingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil.
a) Involusio Rahim
Setelah bayi lahir, TFU 3 jari dibawah pusat. Setelah 6
minggu dicapai lagi ukuran normal. Involusi disebabkan
oleh outolisis (Sulistyawati, 2009).

TFU dan berat uterus menurut masa involusi

Involnvolusi ini terjadi Karen amasing-masing sel-sel menjadi lebih kecil karena
cytoplasmanya yang berlebihan dibuang.
Involusio disebabkan oleh proses outolysis, pada zat
protein dinding rahim dipecah, di absorbs kemudian
dibuang dengan air kencing, sebagai buktinya kadar
nitrogen dalam air kencing sangat tinggi, Pelepasan
plasenta dari selaput janin dan dinding rahim terjadi pada
stratum spongiosum bagian atas . setelah 3 hari tampak
lapisan atas dan stratum spongiosum yang tinggal menjadi
nekrosis, sedangkan lapisan bawahnya yang berhubungan
dengan lapisan otot terpelihara dengan baik.
Bagian yang nekrosis dikeluarkan dengan lochea,
sedangkan

lapisan

yang

tetap

sehat

menghasilkan

endometrium yang baru. Epitel yang baru terjadi dengan


piliferasi sel-sel kelenjar, sedangkan stroma yang baru
dibentuk dari jaringan ikat dari kelenjar-kelenjar epitelisasi
siap dalam 10 hari, kecuali pada tempat plasenta dimana
epitelisasi memakan waktu dalam 3 minggu.
b) Involusi Tempat Plasenta

10

Bekas

implantasi

plasenta

merupakan

tempat

dengan permukaan kasar, tidak rata, dan kira-kira sebesar


telapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir
minggu kedua hanyasebesar 3-4 cm dan terahir nifas 1-2
cm. luka bekas plasenta tidak meninggalkan luka parut
waktu sembuh.
c) Perubahan Pembuluh darah rahim
Setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran
darah yang banyak maka arteri harus mengecil lagi dalam
masa nifas.
d) Cervik
Cervik agak menganga, seperti corong berwarna
merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang
terdapat perlukaan kecil setelah bayi lahir. Setelah 2 jam
dapat dilalui 2-3 jari. Setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1
jari.
e) Ligamen-ligamen
Ligament fasia dan diafragma pelvis berlangsung
menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus
jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligament
rotundun menjadi kendor, setelah melahirkan biasanya
wanita Indonesia melakukan berkusuk atau berurut,

11

pada saat dikusuk tekanan intra-abdomen bertambah tinggi,


karena setelah melhirkan ligament,fasia dan jaringan fasia
menjadi kendor jika dilakukan kusuk/urut, banyak wanita
mengeluh kandungannya turun atau terbalik. Untuk
memulihkan kembali sebaiknya dengan menggunakan
latihan-latihan gimnastik pasca persalinan.
2. ASI Eksklusif
a. Pengertian ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberikan asi saja sampai
usia 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula,
jeruk, madu, teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan
padat seperti pisang, bubur susu, biscuit,bubur nasi dan nasi tim,
setelah 6 bulan baru diberikan makanan pendaping ASI (MPASI).
ASI dapat diberikan sampai usia 2 tahun atau lebih (Ambarwati,
2010).
b. Manfaat Pemberian ASI
1) Bagi Bayi
a) Dapat membantu memulihkan kehidupan dengan baik, bayi
yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan
yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode
perinatal baik dan mengurangi kemungkinan obesitas

12

b) Mengandung anti bodi


Mekanisme pembentukan antibody pada bayi adalah:
apabila ibu mendapat infeksi maka tubuh ibu akan
membentuk antibody dan akan disalurkan melalui jaringan
limposit. Antibody di payudara disebut mammae associated
immunokompetent lymphoid tissue (MALT),
c)

Asi mengandung komposisi yang tepat


Yaitu dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi
yaitu terdiri dariproporsi yang seimbang dan cukup
kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6
bulan pertama.
d) Mengurangi kejadian karies dentis
Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu
formula yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi
disbanding yang mendapat ASI, karena kebiasaan menyusui
dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur
menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu formula
dan menyebabkan asam yang terbentuk akan dirusak gigi,
e) Member rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya
ikatan antara ibu dan bayi,

13

Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan


bayi, kontak kulit ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan
perkembangan perkembangan psikomotor maupun social
yang lebih baik
f) Terhindar dari alergi
Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna, pada
pemberian susu formula akan merangsang aktivitas system
ini dan dapat menimbulkan alergi sedangkan ASI tidak
menimbulkan efek ini
g) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi
Lemak pada ASI merupakan lemak tak jenuh yang
mengandung omega 3 untuk pematangan sel-sel otak
sehingga jaringan yang mendapatkan ASI akan tumbuh
optimal dan terbebas dari rangsangan kejang sehingga bayi
menjadi lebih cerdas dan terhindar dari sel-sel syaraf otak.
h) Membantu

pertumbuhan

rahang

dan

merangsang

pertumbuhan gigi karena gerakan menghisap mulut bayi


pada payudara.
2) Bagi Ibu
a) Aspek kontrasepsi

14

Hisapan mulut bayi pada susu merangsang ujung syaraf


sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan
prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur menekan
produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.
b) Aspek Kesehatan Ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya
oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu
involusio uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca
persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan
pasca persalinan menguragi prevalensi anemia defsiensi
besi. Mencegah kanker bagi ibu yang menyusui secara
eksklusif
c) Aspek penurunan berat badan
Ibu yang menyusui secara eksklusif lebih cepat kembali ke
berat badan semula seperti sebelum hamil
d) Aspek psikologis
Ibu yang menyusui akan merasa bangga dan diperlukan
rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
3) Bagi Keluarga
a) Aspek Ekonomi

15

ASI tidak perlu dibeli, penghematan juga disebabkan


karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga
mengurangi biaya pengobatan
b) Aspek Psikologi
Kebahagiaan keluarga bertambah karena kelahiran bayi
lebih jarangsehingga suasana kejiwaan ibu lebih baik dan
dapt mendekatkan bayi dengan keluarga
c) Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis karena dapat diberikan kapan saja
dan dimana saja.
4) Bagi Negara
a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
Karena faktor protektif dan nutrisi yang sesuai dalam ASI
menjamin status gizi bayi serta kesakitam dan kematian
bayi akan menurun
b) Menghemat devisa Negara
ASI dapat di anggap sebagai kekayaan nasional
c) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
Subsidi untuk rumah sakit akan berkurang karena rawat
gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi
d) Meningkatkan kualitas generasi penerus

16

Anak yang mendapat ASI akan tumbuh dan berkembang


secara optimal,sehingga generasi penerus bangsa akan
terjamin.
c. Cara Memperbanyak ASI
Jumlah ASI dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1) Makanan
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan
oleh ibu apabila makanan ibu secara teratur dan cukup
mengandung gizi yang diperlukan akan mempengaruhi produksi
ASI, untuk membentuk jumlah ASI yang cukup makanan ibu
harus mengandung kalori, lemak, protein dan mineral, ibu
dianjurkan minum 8-12 gelas/hari
2) Ketenangan jiwa dan pikiran
Ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya
diri

dan

berbagai

bentuk

ketegangan

emosional

akan

menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi produksi


ASI, untuk memproduksi ASI harus dalam keadaan tenang
3) Penggunaan alat kontrasepsi
Pada ibu yang menyusui harus memperhatika alat kontrasepsi
yang digunakan karena dapat mempengaruhi produksi ASI
4) Perawatan payudara

17

Dengan merangsang buah dada akan mempengaruhi hypopise


untuk mengeluarkan hormon progesteron dan esterogen lebih
banyak lagi dan hormone oxytocin
5) Anatomis buah dada
Bila jumlah lobus dalam buah dada berkurang maka lobulus pun
berkurang, maka produksi ASI pun akan berkurang.
6) Fisiologi
Terbentuknya ASI dipengaruhi oleh hormon terutama prolaktin
ini merupakan hormone laktogenik yang menentukan pengadaan
dan mempertahankan sekresi air susu
7) Faktor istirahat
Bila kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam
menjalankan fungsinya dengan demikian pembentukan dan
pengeluaaran ASI berkurang
8) Faktor isapan anak
Bila ibu menyusui anak segera jarang dan berlangsung sebentar
maka hisapan anak berkurang denngan demikian pengeluaran
ASI berkurang
9) Faktor obat-obatan

18

Obat-obatan yang mengandung hormone akan mempengaruhi


hormone prolaktin dan hormone oksitosin yang berfungsi dalam
pembentukan ASI dan pengeluaran ASI
d. Tanda bayi cukup ASI
1) Jumlah buang air kecilnya dalam sehari paling sedikit 6x
2) Warna seni biasanya tidak berwarna kuning pucat
3) Bayi sering BAB berwarna kekuningn berbiji
4) Bayi keliatannya puas sewaktu-waktu merasa lapar bangun dan
tidur dengan cukup
5) Bayi paling sedikit menyusu 10x dalam 24 jam
6) Payudara ibu terasa lembut ketika selesai menyusui
7) Ibu dapat merasakan geli karrena aliran ASI setiap kali bayi
mulai menyusu
8) Ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi
menelan ASI
9) Bayi bertambah berat badan
3. Cara Merawat Payudara

19

Perawatan Payudara pada Masa Nifas Menurut Depkes, RI


(2010) adalah : Dengan tangan yang sudah dilicinkan dengan minyak
lakukan pengurutan 3 macam cara :
a. Tempatkan kedua telapak tangan diantara ke 2 payudara kemudian
urut keatas, terus kesamping, kebawah dan melintang hingga
tangan menyangga payudara, kemudian lepaskan tangan dari
payudara.
b. Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan
saling dirapatkan, kemudian sisi kelingking tangan kanan mengurut
payudara dari pangkal ke arah puting, demikian pula payudara
kanan.
c. Telapak tangan menopang payudara pada cara ke 2 kemudian jari
tangan kanan dikepalkan kemudian buku-buku jari tangan kanan
mengurut dari pangkal ke arah puting.
4. Cara Menyusui yang benar
Cara menyusui dengan sikap duduk menurut Ambarwati (2010)
1) Duduk dengan posisi santai dan tegak dengan menggunakan
kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung
ibu sandaran di kursi.
2) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit dan di oleskan pada
putting susu dan areola sekitarnya.

20

3) Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, dan bayi


ditidurkan di atas pangkuan ibu dengan cara
a)

Bayi dipegang dengan satu lengan,kepala bayi

diletakkan pada lengan kepala bayi tidak boleh tertengadah


atau bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
b)

Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu

dan yang satu didepan


c)

Perut bayi menempel pada dada ibu kepala bayi

menghadap ke payudara ibu


d)

Telinga bayi terletak pada satu garis lurus

e)

Ibu menatap bayi dengan kasih saying

4) Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan


ibu jari menekan payudara bagian atas areola
5) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara
menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut
bayi.
6) Setelah bayi

membuka mulut dengan cepat mulut bayi

didekatkan pada payudara ibu dengan putting serta areola


dimasukkan pada mulut bayi

21

5. Bendungan ASI
a. Definisi
Bendungan ASI adalah sumbatan pada saluran ASI atau
sumbatan yang terjadi pada kelenjar payudara yang tidak
dikosongkan secara sempurna (Sulistyawati, 2009).
Pada hari-hari pertama (sekitar 2-4 jam), payudara sering
terasa penuh dan nyeri disebabkan bertambahnya aliran darah ke
payudara bersamaan dengan ASI mulai produksi dalam jumlah
banyak (Ambarwati,2010)
Pembendungan ASI menurut Pritchar (2010) adalah
pembendungan air susu karena penyempitan duktus lakteferi atau
oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau
karena kelainan pada puting susu
Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan
progesterone turun dalam 2-3 hari. Dengan demikian, factor dari
hipotalamus yang menghalangi keluarnya prolaktin waktu hamil
sangat dipengaruhi oleh estrogen yang tidak dikeluarkan lagi dan
terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis. Pada permulaan nifas,
apabila bayi belum menyusu dengan baik, atau kemudian kelenjartidak dikosongkan dengan sempurna, makam akan terjadi
pembendungan air susu (Sulistyawati, 2009).

22

b. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadi bendungan payudara menurut ambarwati
(2010) yaitu :
1) Posisi mulut bayi dan putting susu Ibu salah
2) Produksi ASi berlebih
3) Terlambat menyusui
4) Pengeluaran ASI yang jarang
5) Waktu menyusui yang terbatas
Sedangkan menurut prawirohardjo (2006) yaitu :
1) Kelainan putting susu ibu, misalnya : putting susu datar, putting
susu terbenam dan cekung.
2) Teknik menyusui yang digunakan ibu kurang tepat
3) Kelainan pada bayi, misalnya bayi dengan labiopalatokisis
c. Patofisiologi
1) Payudara penuh karena berisi ASI merupakan suatu yang
fisiologis. Payudara tersebut dapat pulih kembali dengan cara
mengeluarkan ASI tersebut. Proses pengeluaran ini diperlukan
reflek yang dapat menyebababkan kontraksi sel-sel miopitelial
yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjar-pkelenjar
tersebut. Dimana reflek ini bisa timbul jika bayi menyusu,

23

apabila ASI tidak dikeluarkan maka akan menjadi bendungan


(Prawiroharjo, 2006).
2) Pada bendungan ASI, payudara terisi penuh dengan ASI.
Pengeluaran ASI terhalang oleh penyempitan duktuli laktiferi
karena terjadi pembesaran pada vena limfe, sehingga
menyebabkan mamae panas, nyeri, putting susu menjadi datar
dan hal ini menyukarkan bayi untuk menyusu (Prawiroharjo,
2006).
d. Tanda dan gejala
Menurut sulistyawati (2009), ada beberapa tanda dan gejala
dari bendungan payudara yaitu :
1) Payudara bengkak, panas, dan keras
2) Nyeri bila ditekan
3) Terjadi peningkatan suhu tubuh yang berkisar 380C-390C
e. Penatalaksanaan
Menurut Yeyeh dan Yulianti (2010) penatalaksanaan pada
bendungan ASI meliputi :
1) Keluarkan ASI secara manual/ASI tetap diberikan pada bayi
2) Keluarkan ASI sedikit sebelum menyusui
3) Menyangga payudara dengan BH yang menyongkong

24

4) Kompres dengan air dingin dan hangat secara bergantian


payudara kiri dan kanan
5) Berika analgetik 60 mg per oral
Sedangkan menurut Manuaba (2010) ada beberapa cara yang
dilakukan untuk meringankan bendungan payudara tersebut :
1) Bila ibu menyusui
a) Susukan bayi sesering mungkin
b) Kedua payudara disusukan
c) Kompres hangat pada payudara sebelum disusukan
d) Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan
menyusui
e) Sangga payudara
f) Kompres dingin pada payudara diantara waktu menyusui
g) Bila diperlukan berikan paracetamol 500 mg per oral setiap
4 jam
h) Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi
hasilnya
2) Bila ibu tidak menyusui
a) Sangga payudara
b) Kompres dingin pada

payudara

untuk

mengurangi

pembengkakan dan rasa sakit


c) Bila diperlukan berikan paracetamol 500 mg per oral setiap
4 jam
d) Jangan pijat atau memakai kompres hangat pada payudara
B. Tinjauan Asuhan Kebidanan Varney
Menurut Hellen Varney (2007), terdiri dari tujuh langkah untuk
bisa mengevaluasi efektifitas dari rencana pengasuhan, diperlukan
pengumpulan data, mengevaluasinya, lalu membuat rencana asuhan, proses

25

itu berulang-ulang setiap kali melakukan pemeriksaan klien. Tujuh langkah


manajemen kebidanan terdiri dari :
a. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar
Menurut Manuaba (2008), Pengumpulan data adalah melakukan
pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk
mengevaluasi keadaan ibu. Pada tahap ini semua data dasar dan
informasi yang akurat dan lengkap tentang klien dikumpulkan.
Diagnosa kebidanan adalah diagnosis ditegakkan bidan dalam lingkup
praktik kebidanan dan dirumuskan secara spesifik. Pengkajian yang
dilakukan meliputi:
1) Data Subjektif pasien
a) Identitas pasien dan suami
(1) Nama yaitu nama lengkap pasien dan suami. Hal ini
bertujuan

untuk

memudahkan

memanggil

klien

dan

menghindari kesalahan ataupun kekeliruan dengan klien


lainnya.
(2) Umur yaitu usia pasien pada saat melakukan kunjungan di
hitung dari lahir. Hal tersebut bertujuan Untuk mengetahui
apakah klien masih dalam usia reproduksi atau tidak, serta
dapat mengetahui apakah usia pasien pada kategori kelompok
resiko tinggi atau tidak.
(3) Agama sangat perlu dilakukan agar jika klien memerlukan
bimbingan atau dorongan mental serta spiritual sesuai dengan
agama atau kepercayaan yang dianutnya.

26

(4) Pendidikan merupakan suatu upaya peningkatan sumber daya


manusia

dalam

meningkatkan

pengetahuan

sehingga

diharapkan tingkat pendidikan yang tinggi akan meningkat


pula wawasan pengetahuannya. Hal tersebut bertujuan untuk
memudahkan

petugas

memperoleh

keterangan

atau

memberikan informasi mengenai satu hal, maka dapat dengan


menggunakan cara yang tepat sesuai dengan tingkat
pendidikan klien.
(5) Pekerjaan adalah hal yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang

kehidupannya

dan

kehidupan

keluarga.

Dimaksudkan untuk mengetahui taraf hidup dan tingkat


sosial ekonomi, agar pesan/anjuran yang disampaikan sesuai
dengan penerimaan klien.
(6) Suku /bangsa perlu untuk diketahui , hal tersebut bertujuan
untuk mengetahui kabiasanaan atau adat istiadat yang di
anut oleh suku/ bngsa tertentu teruma tengtang kehamilan
sehingga dapat memberikan anjuran sesuai dengan adat
istiadat yang di percaya.
(7) Alamat bertujuan untuk mengetahui situasi lingkungan
tempat tinggal ibu serta dapat digunakan sewatu wktu bila
terjadi keadaan yang memerlukan kunjungan rumah.
(8) Nomor telepon bertujuan untuk mengetahui atau memantau
keadaan klien, tanpa melakukan kunjungan secara langsung.
b) Alasan kunjungan yaitu alasan klien melakukan kunjungan pada
pelayanan kesehatan

27

c) Keluhan utama yaitu perasaan yang paling utama atau yang


dominan dirasakan oleh klien. Pada masalah bendungan ASI,
keluhan utama yang dirasakan ibu yaitu payudara yang penuh
terasa panas, berat dan keras,pengeluaran air susu terhalang, kulit
payudara

lebih mengkilat, ibu merasa demam dan payudara

terasa nyeri
d) Riwayat obstetrik yaitu menanyakan ibu pernah hamil berapa
kali dan melahirkan berapa kali, umur kehamilan pada saat
persalinan,

jenis

persalinan,penolong

persalinan,

tempat

persalinan,komplikasi selama persalinan, jenis kelamin bayi serta


berat badan lahir dan apakah bayinya diberi asi atau tidak serta
adakah komplikasi pada masa nifas atau tidak
e) Pola pemenuhan kebutuhan sehari hari postpartum
(1) Pola Nutrisi
Pola makan dan minum sehari-hari selama masa nifas yang
meliputi frekunensi makan atau minum dalam sehari, jenis
makanan atau minuman yang dikonsumsi, porsi makan atau
minum, makanan atau minuman yang menjadi pantangan
bagi ibu, serta keluhan. Hal ini dapat menunjukkan status gizi
pasien.
2) Data obyektif pasien
Yaitu data yang diperoleh melalui pemeriksaan secara langsung.
Pemeriksaan dilakukan yaitu
a) Pemeriksaan umum yaitu pemerikasaan terhadap keadaan
umum pasien yang meliputi keadaan umum, kesadaran, status
emosional, tanda tanda vital, berat badan dan tinggi badan.

28

b) Pemeriksaan fisik yaitu pemeriksaan yang dilakukan di mulai


dari kepala sampai pada kaki. Pada masalah bendungan ASI,
hasil pemeriksaan yang dapat mendukung penegakan diagnosa
yaitu pada pemeriksaan payudara, payudara simetris, puting
susu menonjol, bengkak saat di palpasi, keras, panas, dan ibu
merasakan nyeri saat di palpasi, pengeluaran asi sedikit
b. Langkah II : Intepretasi Data : Untuk mengidentifikasi diagnosa atau
masalah.
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau
masalah berdasarkan intepretasi yang akurat atas data-data yang telah
dikumpulkan, kemudian diintepretasikan sehingga dapat merumuskan
diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah
keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti
diagnosa tetapi membutuhkan penanganan. Masalah juga sering
menyertai diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik
kebidanan dan memenuhi standar nomenkaltur diagnosa kebidanan
(Varney, 2009). Pada kasus bendungan ASI diagnosa ditegakan dari dari
data dasar subjektif yaitu dari keluahan utama ibu, riwayat persalinan,
paritas dan data dasar objektif yaitu pemeriksaan pada payudara.
c. Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan
mengantisipasi penanganannya.
Mengidentifikasi masalah potensial dan diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah didefinisikan langkah

29

ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan


bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosa
atau masalah potensial itu menajdi benar-benar terjadi penting sekali
dalam melakukan asuhan yang umum, perlu mengkaji ulang apakah
diagnosa atau masalah potensial yang diidentifikasi sudah tepat
(Varney, 2009). Pada kasus bendungan masalah potensial yang
ditegakan yaitu mastitis karena payudara tidak disusukan secara
adekuat, putting susu lecet sehingga mudah masuk kuman (Yeyeh dan
Yuliati, 2010)
d. Langkah IV : Menempatkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk
melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
berdasarkan kondisi klien.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain esuai dengan kondisi klien.dalam kondisi tertentu
seorang wanita mungkin juga akan memerlukan konsultasi atau
kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain, dalam hal ini bidan
harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan
kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam
penatalaksanaan asuhan klien hal itu menunjukkan bahwa bidan dalam
melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah kebutuhan
yang dihadapi kliennya, setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu
dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa atau masalah potensial pada

30

step sebelumnya. Tindakan segera untuk bendungan ASI ini yaitu


menganjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya, mengopres pyudara
kanan maupun kiri dengan menggunakan air dingin dan hangat (Yeyeh
dan Yuliati, 2010)
e. Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
pelaksanaan masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi sehingga informasi data yang tidak lengkap dapat
dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apaapa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap
masalah yang terkait tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi
terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan apakah
dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien bila
ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi kultural
atau masalah psikologis (Varney, 2009). Pada kasus bendungan ASI
perencanaan yang diberikan yaitu KIE tentang bendungan ASI,
memberitahu ibu tehnik menyusui yang benar.
f. Langkah VI : Pelaksanaan
Rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah di uraikan pada
langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini
bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau
anggota kesehatan lainnya. Penatalaksanaan yang efisien akan

31

menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan


klien (Varney, 2009).
g. Langkah VII : Mengevaluasi
Dilakukan evaluasi keefektifan dan asuhan yang sudah di berikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi
didalam diagnosa dan masalah. Asuhan ini merupakan suatu kegiatan
yang berkesinambungan sehingga melalui penatalaksanaan dilakukan
identifikasi mengapa proses penatalaksanaan tidak efektif serta
melakukan penyesuaian perencanaan asuhan tersebut (Varney, 2009).

D. Aspek Hukum
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui
dibidang kesehatan untuk jenis tertentu yang memerlukan kewenangan
melakukan upaya kesehatan (Depkes, 2007). Adapun peraturan perundangundangan terkait dengan kasus ibu hamil adalah sebagai berikut :
1. Kewenangan bidan berdasarkan menteri kesehatan (Permenkes) NO
1464/MENKES/PER/X/2010
a. Pasal 2 ayat 1 bidan dapat menjalankan praktik mandiri dan bekerja
difasilitas pelayanan kesehatan

32

b. Pasal 9 bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk


memberikan pelayanan yang meliputi :
1) Pelayanan kesehatan ibu
2) Pelayanan kesehatan anak
3) Pelayanan

kesehatan

reproduksi

perempuan

dan

keluarga

berencana.
c. Kewenangan yang dimaksud pada pasal 9 pelayanan kesehatan ibu
adalah :
1) Ruang lingkup
a) Pelayanan konseling pada pra hamil
b) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
c) Pelayanan persalinan normal
d) Pelayanan ibu nifas normal
e) Pelayanan ibu menyusui
f) Pelayanan pada masa dua kehamilan
2) Kewenangan
a) Episiotomy

33

b) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II


c) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan rujukan
d) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
e) Pemberian Vitanin A dosis tinggi pada ibu nifas
f) Fasilitas atau bimbingan inisiasi menyusui dini (IMD) dan
promosi air susu ibu (ASI) eksklusif
g) Pemberian uteritonika pada manajemen aktif kala III dan post
partum
h) Penyuluhan dan konseling
i) Bimbingan pada kelompok ibu hamil
j) Pemberian surat keterangan kematian
k) Pemberian surat keterangan cuti bersalin
2. Undang- undang kesehatan NO. 36 tahun 2009 BAB VII kesehatan ibu,
bayi anak remaja, lanjut usia dan penyandang cacat
Bagian kesatu Kesehatan Ibu dan Anak
a. Pasal 126

34

1) Upaya kesehatan ibu harus ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu


sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat serta berkualitas
serta mengurangi angka kematian ibu
2) Upaya kesehatan ibu sebagai mana dimaksud pada ayat (1)
meliputi upaya preventif, kuratif dan rehabilitatif.
3) Pemerintah menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas, alat dan obat
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu secara aman,
bermutu dan terjangkau
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan kesehatan ibu di atur
dalam ketentuan pemerintah.
b. Pasal 128
1) Setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan
selama 6 bulan, kecualim atas indikasi medis
2) Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi
secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus
3) Penyediaan fasilitas khusus sebagai mana dimaksud pada ayat 2
diadakan ditempat kerja dan diadakan ditempat umum

Anda mungkin juga menyukai