Anda di halaman 1dari 16

TUGAS INDIVIDU

MANAJEMEN FARMASI
OBAT-OBAT LIFE SAVING

Oleh :
Jayanti Pratiwi
(1301042)
S1-VIIA

Dosen : Erniza Pratiwi, M.Farm, Apt

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU


PROGRAM STUDI S-1
PEKANBARU
2016

OBAT-OBAT LIFE SAVING


Obat life saving merupakan obat yang mempunyai fungsi menyelamatkan
hidup pasien dan pemberiannya harus segera karena bila terlambat sedikit saja
maka dapat menyebabkan kematian. Dengan kata lain obat-obat life saving
digunakan untuk keadaan gawat darurat. Berikut ini merupakan contoh obat yang
tergolong life saving:
1

Heparin injeksi
Indikasi :
Profilaksis dan terapi pada disorder tromboembolik.
Kontraindikasi :
Hipersensitifitas terhadap heparin atau komponen lain dalam sediaan. Semua
gangguan perdarahan atau risiko perdarahan : gangguan koagulasi, hemofilia,
trombositopenia, penyakit hati berat, ulkus peptikum, perdarahan intrakranial,
aneurisma serebral, karsinoma visceral, abortus, retinopati perdarahan

hemoroid, tuberculosis aktif, endokarditis.


Efek samping :
Sakit dada, vasospasmus, syok hemoragi,

demam,

sakit

kepala,

kedinginan,urtikaria, alopesia, dysesthesia pedis, purpura, ekzema, nekrosis


kutan, plak erithemathosus, hiperkalemia, hiperlipidemia, mual, muntah,
konstipasi, hemorage, ditemukan darah pada urin, epistaksis, hemoragi
adrenal, hemoragi retriperitonial, trombositopenia, peningkatan enzim SGOT,
SGPT, ulserasi, nekrosis kutan yang disebabkan oleh injeksi sub kutan,
neuropati

perifer,

osteoporosis,

konjungtivitis,

hemoptisis,

hemoragi

pulmonari, asma, artritis, rinitis, bronkospasma, reaksi alergi, reaksi

anafilaktik.
Interaksi Obat :
Risiko pendarahan berhubungan dengan heparin dapat ditingkatkan dengan
antikoagulan

oral

(warfarin),

trombolitik,

dekstran

dan

obat

yang

mempengaruhi fungsi platelet (misalnya aspirin, obat antiinflamasi non


steroid, dipiridamo, tiklopidin, klopidogrel, antagonis IIb/IIIa.Namun heparin

masih digunakan bersamaan dengan terapi trombolitik atau pada awal terapi
dengan warfarin untuk memastikan efek antikoagulan dan melindungi
kemungkinan hiperkoagulasi transien. Nitrogliserin iv mungkin menurunkan

efek antikoagulan heparin.


Cara penggunaan :
Untuk terapi tromboembolism vena : dosis yang diberikan melalui i.v : 5000 10000 unit diikuti dengan infus i.v kontinyu, 1000-2000 unit/jam atau injeksi
sub kutan 15000 unit setiap 12 jam.
Untuk profilaksis tromboembolism vena post operasi : 5000 unit, diberikan
secara sub kutan, 2 jam sebelum operasi, kemudian setiap 8-12 jam selama 7
hari sampai pasien keluar dari rumah sakit.
Dosis yang sama diberikan untuk mencegah tromboembolism pada wanita
hamil pada wanita dengan riwayat trombosis vena atau embolism paru-paru,
dosis mungkin ditingkatkan menjadi 10000 unit setiap 12 jam setelah
trimester ke tiga.
Untuk penanganan angina tidak stabil atau embolism arterial periferm heparin
diberikan melalui infus i.v kontinyu dengan dosis yang sama dengan dosis
rekomendasi untuk terapi tromboembolism.
Dosis untuk pencegahan oklusi arteri koroner setelah terapi infark miokardiak
adalah 5000 unit diberikan secara i.v diikuti 1000 unit/jam; dosis 12500 unit,
sub kutan setiap 12 jam selama 10 hari untuk mencegah terjadinya trombosis.

2 Diazepam injeksi
Indkasi : Pemakaian jangka pendek pada ansietas atau insomnia, gangguan
kecemasan, tambahan pada putus alkohol akut, status epileptikus, kejang

demam, spasme otot, tremor, delirium.


Kontraindikasi :
- Penderia hipersensitif
- Bayi dibawah 6 bulan
- Wanita hamil dan menyusui
- Depress pernapasan
- Glaucoma sudut sempit

- Gangguan pulmoner akut


- Keadaan Phobia
Perhatian :
- Jangan mengemudikan kendaraan bermotor atau menjalankan mesin
-

selama minum obat ini.


Ansietas atau ketegangan karena stress kehidupan sehari-hari biasanya

tidak memerlukan pengobatan dengan ansiolitik.


Keefektifan dalam pengobatan jangka lama (lebih dari 4 bulan) belum

diuji secara klinis sistematik.


Penggunaan jangka lama dapat menyebabkan ketergantungan pada obat
Pada penderita lemah dan lanjut usia dianjurkan dengan dosis efektif

terkecil.
Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan pulmoner kronik,

penderita fungsi hati dan ginjal kronik.


Hentikan pengobatan jika terjadi reaksi-reaksi paradoksikal seperti

keadaan hiper eksitasi akut. ansietas. halusinasi dan gangguan tidur.


Efek samping :
- Efek samping yang sering terjadi, seperti : pusing, mengantuk
- Efek samping yang jarang terjadi, seperti : Depresi, Impaired Cognition
- Efek samping yang jarang sekali terjadi,seperti : reaksi alergi, amnesia,
anemia, angioedema, behavioral disorders, blood dyscrasias, blurred
vision, kehilangan keseimbangan, constipation, coordination changes,
diarrhea, disease of liver, drug dependence, dysuria, extrapyramidal
disease, false Sense of well-being, fatigue, general weakness, headache
disorder, hypotension, Increased bronchial secretions, leukopenia, libido
changes, muscle spasm, muscle weakness, nausea, neutropenia disorder,
polydipsia, pruritus of skin, seizure disorder, sialorrhea, skin rash, sleep
automatism, tachyarrhythmia, trombositopenia, tremors, visual changes,

vomiting, xerostomia.
Cara penggunaan :
Diberikan sebelum atau sesudah makan.

1. Nitrogliserin injeksi
Indikasi :

o Pengobatan angina pektoris bentuk injeksi IV digunakan untuk gagal


jantung kongestif (terutama bila disebabkan infark miokard akut)
o hipertensi pulmoner
o emergensi hipertensi selama operasi (terutama selama pembedahan

jantung)
Kontra Indikasi :
Hipersensitif

terhadap

nitrat

,hipotensi

kondisi

dan

hipovolemia,hipertrofik kardiomiopati, stenosis aorta,tamponade jantung


,perikarditis konstriktif, stenosis mitral, paru beracun edema, trauma kepala,
pendarahan otak ,penyakit serebrovaskular,anemia

Efek samping :
o Kardiovaskuler:

Hipotensi,

hipotensi

postural,

pallor,

kolaps

kardiovaskuler, takikardi, syok, kemerahan, edema perifer.


o SSP: sakit kepala (paling sering), pusing (karena perubahan tekanan
darah), tidak bisa tidur.
o Gastrointestinal: Mual, muntah, diare. Genitourinari: inkontinensia
urin.
o Hematologi: Methemoglobinemia (jarang, bila overdosis).
o Neuromuskuler dan skelet: Lemah/letih.
o Mata: Pandangan kabur. Insiden hipotensi dan efek yang tidak
diharapkan akan meningkat bila digunakan bersama sildenafil. Efek
samping injeksi spesifik: berikut (terutama jika diberikan terlalu
cepat) meliputi hipotensi berat, diaforesis, ketakutan, gelisah, otot
berkedut, retrosternal ketidaknyamanan, palpitasi, nyeri perut;
pemakaian berkepanjangan dikaitkan dengan methaemoglobinaemia
o Nitrat dapat memperberat angina yang disebabkan kardiomiopati
hipertropik
o Pengaruh Terhadap Kehamilan: Nitrogliserin diklasifikasikan dalam
kategori C pada kehamilan.
o Pengaruh Terhadap Ibu Menyusui:

Tidak

diketahui

apakah

nitrogliserin atau metabolitnya diekskresikan dalam ASI.

Cara penggunaan :
o Dewasa: Awal, 5 mcg/menit infus IV., tingkatkan sebanyak 5
mcg/menit IV, setiap 3-5 menit sampai 20 mcg/menit sampai didapat
respon klinis jika tidak ada respon pada 20 mcg/menit,tingkatkan
dosis sebesar 10 mcg/menit setiap 3-5 menit sampai 200 mcg/menit.
Dosis umum adalah 1-3 mcg/kg/menit, maksimum 5 mcg/kg/menit.

RL
Komposisi:
Setiap 1000 ml larutan mengandung 6,0 g Natrium Klorida, 0,2 g Kalsium

Klorida dihidrat, 0,3 g Kalium dan 3,1 g Sodium Laktat


Cara Kerja Obat :
Keunggulan terpenting dari Ringer Laktat adalah komposisi elektrolit dan
konsentrasinya sangat serupa dengan yang dikandung di dalam cairan
ekstraseluler. Namun merupakan kation utama dari plasma darah dan
menentukan tekanan osmotik. Klorida merupakan anion utama di plasma
darah. Kalium merupakan kation terpenting di intraseluler dan berfungsi
untuk konduksi saraf dan otot. Elektrolit-elektrolit ini dibutuhkan untuk
menggantikan kehilangan cairan pada dehidrasi, syok hipovolemik termasuk

syok perdarahan.
Indikasi :
fluid and electrolyte replenisher, penambahan volume darah (secara
temporer), systemic alkalizer damn secara spesifik digunakan pada keadaan

asidosis yang disertai dehidrasi.


Posologi :
Takaran pemakaian disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi penderita

secara individual.
4 Propanolol injeksi
Indikasi : Hipertensi, pencegahan perdarahan varises pada hipertensi portal,
angina, aritmia, krisis tiroroksikosis, pembesaran jantung, takikardi akibat
cemas.

Kontraindikasi : Asma, gagal jantung yang tidak terkontrol, angina Prinzmetal, hipotensi, blok AV jantung derajat 2-3, syok kardiogenik, asidosis

metabolik.
Perhatian :
- Berkontraindikasi dengan bradycardia, sebelumnya ada tingkatan AV
-

block yang tinggi, sindrom sakit sinus dan kegagalan LV yang tak stabil.
Gunakan dengan hati-hati pada pasien bronchopasma, asma, atau
penyakit sumbatan pernapasan. Gunakan dengan hati-hati dengan
tingkatan block pertama, depresi, pasien dengan PVD, dan pasien yang

menggunakan insulin.
Beta-blocker mungkin menutupi gejala hipertiroid & hipoglikemia dan

mungkin memperburuk psoriasis.


Pasien jangka panjang sebaiknya tidak berhenti dengan tiba-tiba, harus

berhenti secara bertahap selama 1-2 minggu.


Efek samping :
- Jantung: bradikradi, gagal jantung kongestif, penurunan sirkulasi perifer,
hipotensi, sakit dada, kontraksi miokardial, raynauds syndrom,

menseterik trombosis, syncope.


SSP: depresi mental, amnesia, halusinasi, dizziness, insomia, vertigo,

psikosis, hypersomnolence dan fatique.


Dermatologi: alopesia, dermatitis, hiperkeratosis, pruritis, urtikaria,

sindrom stevens-johnson, fuxil epiderma necrolysis.


Gastrointestinal: diare, muntah, mual, konstipasi dan anoreksia.
Genitourinaria: Impoten, proteinuria, oligouria, interstitial nephritis,

peyroies disease.
Hematologi: agraniulositosis trombositopenia, trombositopenia purpura.
Neuromuskular: rasa lemah, carpal tunnel syndrome, paresthesis,

arthropathy.
Mata: Konjugasi hyperemis, penurunan produki air mata,penurunan

penglihatan.
Pernapasan: mengik, faringitis, bronkospamus, udem pulmonary,

laryngospasmus.
Cara penggunaan :
Dosis:

o Hipertensi, per oral


- Dosis awal 80 mg, 2 x sehari, dinaikkan sesuai kebutuhan. Dosis
-

rumatan 160-320 mg sehari.


Pencegahan perdarahan varises pada hipertensi portal, per oral
Dosis awal 40 mg, 2 x sehari, dinaikkan menjadi 80 mg, 2 x sehari,

maksimal 160 mg 2 x sehari.


- Angina, per oral
- Dosis awal 40 mg, 2-3 x sehari, rumatan 120-240 mg sehari.
o Aritmia, tiroroksikosis, pembesaran jantung, takikardi akibat cemas, per
oral
- 10-40 mg 3-4 x sehari.
- Aritmia dan krisis tiroroksikosis
- Injeksi intravena 1 mg dalam 1 menit. Bila perlu diulang dengan
jarak 2 menit, dosis maksimal 10 mg (5 mg jika dalam anesthesia).
5

Atropin
Atropin adalah senyawa alam terdiri dari amine antimuscarinic tersier. Atropin

adalah antagonis reseptor kolinergik yang diisolasi dari Atropa belladona L, Datura
stramonium L dan tanaman lain keluarga Solanaceae.

Golongan/Kelas Terapi :
Obat kardiovaskuler
Indikasi :
Meringankan gejala gangguan pada gastrointestinal yang ditandai dengan
spasme otot polos (antispasmodic); mydriasis dan cyclopedia pada mata;
premedikasi untuk mengeringkan sekret bronchus dan saliva yang bertambah
pada intubasi dan anestesia inhalasi;

mengembalikan bradikardi yang

berlebihan; bersama dengan neostigmin untuk mengembalikan penghambatan


non-depolarising neuromuscular, antidote untuk keracunan organophosphor ;

cardiopulmonary resucitation.
Kontraindikasi :
Antimuscarinic kontraindikasi pada angle-closure glaucoma ( glaukoma sudut
sempit), myasthenia gravis ( tetapi dapat digunakan untuk menurunkan efek
samping muskarinik dari antikolinesterase), paralytic ileus, pyloric stenosis,
pembesaran prostat.

Efek samping :
Efek samping antimuscarinik termasuk kontipasi, transient (sementara)
bradycardia ( diikuti dengan takikardi, palpitasi, dan aritmia), penurunan
sekret bronkial, retensi urin, dilatasi pupil dengan kehilangan akomodasi ,
fotophobia, mulut kering; kulit kering dan kemerahan. Efek samping yang
terjadi kadang-kadang : kebingungan (biasanya pada usia lanjut) , mual,

muntah dan pusing.


Monitoring Penggunaan Obat :
Denyut jantung, tekanan darah, pulsa, status mental; pemberian secara
intravena diperlukan monitor jantung

6 Nifedipin kapsul
Indikasi : Pengobatan dan pencegahan insufisiensi koroner (terutama angina

pektoris setelah infark jantung) dan sebagai terapi tambahan pada hipertensi.
Kontraindikasi :
- Hipersensitivitas terhadap nifedipine.
- Karena pengalaman yang terbatas, pemberian nifedipine pada wanita
hamil hanya dilakukan dengan pertimbangan yang hati-hati.
Efek samping :
- Dose dependent disebabkan oleh dilatasi vaskular seperti: sakit
kepala atau perasaan tertekan di kepala, flushing, pusing, gangguan
lambung, mual, lemas, palpitasi, hipotensi, hipertensi ortostatik,
edema tungkai, tremor, kram pada tungkai, kongesti nasal, takikardia,
-

tinitus, reaksi dermatologi.


Sangat jarang terjadi, dilaporkan pada pemakaian nifedipine jangka
panjang terjadi hiperplasia gusi dan segera kembali ketika

pemakaian nifedipine dihentikan.


Efek samping berat yang memerlukan penghentian pengobatan relatif

jarang terjadi.
Interaksi obat :
- Penggunaan nifedipine bersamaan dengan betha-bloker mempotensi
efek antihipertensi nifedipine.

Penggunaan nifedipine bersamaan dengan betha-bloker pada pasien


dengan insufisiensi jantung, terapi harus dimulai dengan dosis kecil

dan pasien harus dimonitor dengan sangat hati-hati.


Penggunaan nifedipine bersamaan dengansimetidin
ranitidin)

meningkatkan

konsentrasi

plasma

(tidak

pada

dan

efek

antihipertensi nifedipine.
Cara penggunaan :
- Pemberian nifedipine secara oral akan diabsorbsi dengan baik, 92 98% terikat oleh protein plasma dan diekskresi dalam bentuk
-

metabolit tidak aktif melalui urin.


Nifedipine dalam dosis tunggal diekskresi sebesar 80% dalam waktu

24 jam.
Insufisiensi ginjal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
farmakokinetik nifedipine.

Dosis:
-

Dosis tunggal: 5 - 10 mg.


Dosis rata-rata: 5 - 10 mg, 3 kali sehari.
Interval di antara 2 dosis pemberian tidak kurang dari 2 jam.

7 Ipatropium bromida
Indikasi :
Untuk membantu mengatasi gejala bronkospasme reversible yang

berkaitan dengan asma,bronchitis kronik, dan emfisema.


Kontraindikasi :
Hipersensitif terhadap ipratropium. Hipersensitif terhadap soya
lecithin (aerosol).Efek samping Mulut kering, mual, konstipasi, sakit kepala,

takikardi, fibrilasi atrial.


Interaksi Obat
:
Antimuskarinik : harus diperhatikan bila digunakan bersamaan karena
berpotensi untuk terjadinya interaksi. Kombinasi albuterol dan inhaler
ipratropium harus diperhatikan bila digunakan bersamaan dengan obat
golongan beta adrenergik yang lain karena meningkatkan risiko

Efek samping
:
pada kardiovaskular.
Interaksi obat lain :
o Dengan alkaloid belladonna : meningkatkan efekantikolinergik;
dengan Cisaprid : menghilangkan / menurunkan efikasi Cisaprid.
o Dengan Makanan :Beberapa bentuk sediaan mengandung soya
lecithin. Jangan diberikan pada pasien yang alergi terhadapsoya
lecithin / kedelai / kacang. Betelnut kemungkinan dapat menurunkan

efek antikolinergik.
Cara penggunaan :
o Inhaler : 20-40 mcg, 3-4 kali sehari; Anak s/d 6 th : 20 mcg 3 kali
sehari; 6 -12 th : 20-40 mcg 3 kali sehari.
o Inhalation solution : 250 - 500 mcg, 3-4 kali sehari; Anak s/d 6 th :
125-250 mcg, dapat diulang tiap 4-6 jam, dosis maksimum sehari 1
mg; 6-12 th : 250 mcg, dapat diulang sampai dosis maksimum sehari 1

mg.
Epinefrin
Komposisi : Epinephrine img/mL
Farmakologi : Epinephrine termasuk direct acting sympatomimetic agent,
bekerja langsung pada reseptor dan adrenergik pada jaringan yang
dipersarafi saraf simpatetik, kecuali kelenjar keringat dan arteri pada
wajah. Efek adrenergik merupakan hasil perangsangan siklik AMP
melalui aktivasi enzim adenil siklase sedang efe adrenergik merupakan
hasil inhibisi adenil siklase. Epinephrine merupakan aktivator reseptor
yang sangta poten. Epinephrine merangsang jantung untuk meningkatkan
output, menaikan tekanan darah sistolik, menurunkan diastonik,
merelaksasi spasme bronkus dan memobilisasi glikogen hati, dengan

akibat hiperglikemia dan kemungkinan glikosuria.


Indikasi : Pengobatan darurat pada reaksi anafilaktik akut yang berat
akibat gigitan serangga, obat-obatan dan alergen lain. Dapat juga
digunakan untuk pengobatan simpatomimetik respiratory distress akibat
spasme bronkus.

10

Kontra Indikasi :
- Hipersensitif terhadap simpatomimetik amines
- Partus : Epinephrine dapat memperlambat stadium 2 dengan
menghambat kontraksi spontan/yang didinduksi oksitosin pada
-

uterus wanita hamil.


Epinephrine tidak boleh disuntikan pada jari tangan, jari kaki,

telingan, hidung atau genitalia.


Peringatan dan Perhatian :
- Penyuntingan sebaiknya secar subkutan. Dapat pula diberikan
secara intramuskuler tetapi tidak pada bokong. Pada keadaan
darurat, dapat disuntikan secara intravena perlahan dengan
-

pengenceran 1:10.000
Hati-hati pada penderita lanjut usia, penyakit kardiovaskuler,
penyakit insufisiensi serebrovaskuler, diabeter melitus, hipertensi,

penyakit paru kronik, angina pektoris atau hipertiroid.


Hindari pemakaian pada wanita hamil kecuali bila manfaat

terhadap janin melebihi resiko.


- Epinephrine diekrsi melalui ASI.
Efek samping :
- Perasaan takut, khawatir, gelisah, tegang, nyeri kepala berdenyut,
-

tremor dan palpitasi.


Perdarahanserebrovaskuler atau lainnya dan hemiplegi, terutama

pada penderita usia lanjut.


Penyuntikan ulang dapat menyebabkan nekrosis akibat konstriksi

vaskuler pada tempat penyuntikan.


Penggunaan jangka panjang/overdosis dapat mengakibatkan

asidosis metanolik hebat.


- Dosis tinggi dapat mengakibatkan aritmia ventrikuler.
Interaksi obat :
- Epinephrine
tidak
boleh
diberikan
bersama

dengan

simpatomimetik lain karena efek adiktif dan toksisitas yang


menigkat.

11

Efek epinephrine dapat terpotensiasi oleh antidepresan trisiklik,


beberapa antihistamin dan hormon tiroid, terutama pada irama dan

denyut jantung.
Halothane dan anastetik lain seperti: siklopropane dan miokardium
lebih peka terhadap epinephrine, dengan akibat aritmia termasuk

kontraksi ventrikuler prematur, takikardia atau fibrilasi.


Dengan propanolol dapat mengakibatkan hipotensi berat, diikukti

dengan bradikardia refleks, akibat stimulasi reseptor adrenergik.


Resiko aritmia jantung menigkat bila epinephrine diberikan pada
penderita yang mendapat pengobatan digoxin atau quinidine

Phenobarbital/Luminal
Hipnotik-sedatif merupakan golongan obat depresan susunan saraf
pusat (SSP) yang relatif, mulai dari yang ringan yaitu menyebabkan tenang
atau kantuk, menidurkan, hingga yang berat yaitu hilangnya kesadaran,
keadaan anastesi, koma dan mati, tergantung dosis. Pada dosis terapi obat
sedatif menekan aktivitas, menurunkan respon terhadap perangsangan emosi
dan menenangkan. Obat hipnotik menyebabkan kantuk dan mempermudah
tidur serta mempertahankan tidur yang menyerupai tidur fisiolgis.
Phenobarbital berefek sebagai sedatifa namun karena sifatnya yang
sangat sukar larut dalam air maka dipilih Phenobarbital Na yang sangat
mudah larut dalam air (air sebagai pelarut). Memiliki masa kerja 10-16 jam,
dimana 90% dari dosis diekskresikan menjadi p-hidroksi. Aktivitasnya lebih
kuat dari barbital. (Diktat Kimia Medisinal 3).
Phenobarbital merupakan obat golongan hipnotika-sedatif, sehingga
dapat menimbulkan efek depresi pada susunan saraf pusat. Dengan diberikan
dalam bentuk injeksi, maka efeknya akan lebih cepat tercapai karena langsung
masuk ke dalam aliran darah dan langsung mencapai reseptor. Phenobarbital
dibuat dalam sediaan injeksi dalam vial yang diberikan secara parenteral.
Pada umumnya pemberian secara parenteral dilakukan bila dinginkan
kerja obat yang cepat seperti pada keadaan gawat, bila pasien tidak dapat
diajak kerjasama dengan baik selama pengobatan, tidak sadar atau tidak tahan

12

menerima pengobatan melalui oral atau bila obat ini sendiri tidak efektif
dengan cara pemberian oral.
Indikasi : Insomnia nevosa, epilepsi, migren.
Kontraindikasi : Disfungsi ginjal atau hati, gangguan metabolisme

porfirin.
Perhatian :
- Pemakaian jangka lama : ketergantungan fisik dan mental.
- Usia lanjut.
- Hentikan pengobatan secara bertahap
Efek samping : Alergi, mengantuk.
Cara penggunaan : Dosis Hipnotik/sedatif (dosis diberikan 3 kali sehari) :
-

dewasa : 15-50 mg.

anak berusia 1 tahun : 15-20 mg.

anak berusia 7-12 bulan : 10 mg.

anak berusia 3-7 bulan : 7,5 mg.

anak berusia 0-3 bulan : 5 mg.


Anti kejang pada :

dewasa : 3 kali sehari 30-150 mg.

anak berusia 5 tahun : 100 mg.

anak berusia 1-5 tahun : 30-100 mg.

anak berusia 6-12 bulan : 20 mg.

anak berusia 0-6 bulan : 5 mg.

10 Metil Prednisolon Na Suksinat

13

Kortisol dan analog sintetiknya dapat mencegah atau menekan


timbulnya gejala inflamasi akibat radiasi, infeksi, zat kimia, mekanik dan
alergen.
Gejala ini umumnya berupa : kemerahan, rasa sakit dan panas, serta
pembengkakan di daerah radang. Secara mikroskopik obat ini kecuali
menghambat fenomena inflamasi dini udem, deposit fibrin, dilatasi kapiler,
migrasi leukosit ke tempat radang dan aktifitas fagositis juga dapat
mengambat manifestasi inflamasi yang telah lanjut (proliferasi kapiler dan
fibriblast, pengumpulan kalogen dan pembentukan sikatriks).
Penggunaan klinik kortikosteroid sebagai antiinflamasi merupakan
terapi paliatif, dalam hal ini penyebab penyakit tetap ada hanya gejalanya
yang dihambat. Sebenarnya hal inilah yang menyebabkan obat ini dapat
digunakan untuk berbagai penyakit, bahkan sering disebut life saving drug,
tetapi juga mungkin menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan. Karena gejala
antiinflamsi ini sering digunakan sebagai dasar evaluasi terapi inflamasi,
maka pada penggunaan glukokortikoid kadang-kadang terjadi masking effect,
dari luar nampaknya penyakit sudah sembuh tetapi infeksi didalam masih
terus menjalar.
Metil prednisolon Na suksinat merupakan golongan kortikosteroid sebagai
antiinflamsi

yang

dapat

diberikan

secara

parenteral

(IV,

IM,

intrasinovial,intralesi). Metil prednisolon Na suksinat ini merupakan sinonim


dari deksametason yang mempunyai efek antiinflamasi paling besar. (Clarkes
hal. 518)
Indikasi : Untuk memperbaiki kekurangan akibat insuffisiensi sekresi
korteks adrenal akibat gangguan fungsi atau struktur adrenal sendiri
(insuffisiensi primer) atau hipofisis (insuffinsiensi sekunder, untuk
asma bronkial, alergi, penyakit mata, penyakit kulit, penyakit hepar,

gangguan hematologik lain dan syok).


Kontraindikasi : Diabetes mellitus, tukak peptik, infeksi berat,
hipertensi atau gangguan kardiovaskuler lainnya patut diperhatikan.

14

Efek Samping : penggunan terus menerus dengan dosis yang besar


atau penghentian pengobatan tiba-tiba menyebabkan demam, mialgia
dan malaise dan juga terjadi komplikasi yang menimbulkan
pendarahan atau preforasi osteoporosis, miopati dan muka rembulan
(full moon face).

15

Anda mungkin juga menyukai